Tugas 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDIDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2020



MAKALAH RUMAH ADAT ACEH



NAMA



: EKA UMI OKTAVIANI



NIM



: 20144800020



MATA KULIAH



: KEBUDAYAAN DAN ILMU FOKLOR



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Aceh atau lazimnya disebut Rumoh Aceh merupakan rumah adat Aceh yang berada di Provinsi Aceh atau yang dahulu disebut Nanggroe Aceh Darussalam. Ibukotanya berada di Banda Aceh. Provinsi ini merupakan salah satu daerah istimewa karena diberlakukannya syariat islam dalam keseharian masyarakatnya. Letaknya di ujung paling barat di pulau Sumatera dan Negara Indonesia. Provinsi ini hanya berbatasan dengan satu daratan yaitu dengan Provinsi Sumatera Utara di sebelah selatan, sedangkan sisanya berbatasan dengan laut yaitu Selat Malaka di sebelah utara dan timur dan Samudra Hindia di sebelah barat. Denah Rumoh Aceh biasa menghadap ke Timur dan ke Barat, sehingga letak nya persis membujur dari Timur ke Barat. Hal ini disebabkan oleh faktor geografis dimana angin di daerah Aceh. Biasanya bertiup dari Timur ke Barat atau sebaliknya. Bahkan angin yang paling kencang di daerah Aceh disebut angen barat ( angin barat ). Jadi penempatan posisi rumah yang demikian. Sangat mendukung bagi keamanan rumah dari hempasan angin kencang ( angin barat ). Selain itu, penempatan rumah yang demikian sangat membantu untuk menentukan arah akibat shalat yang tepat dalam rumah. Rumoh Aceh biasanya didirikan diatas tiang-tiang setinggi 2 sampai dengan 2,5 meter dari atas tanah. Hal ini juga merupakan tidak terlepas dari faktor geografis yangs angat berhubungan dengan keamanan, diman sebahagian besar daerah Aceh terletak di bagian pesisir ujung sebelah Timur pulau Sumatra yang merupakan wilayah yang sangat rawan banjir, kecuali di daerah Aceh Tengah dan Tenggara. Di samping itu, dulunya daerah Aceh merupakan daerah hutan yang banyak dihuni oleh binatang buas. Jadi Konstruksi bangunan yang demikian sangat membantu untuk menjaga keselamatan penghuninya dari banjir dan binatang buas. Disamping itu, ada hal yang ganjil dalam arsitektur Rumoh Aceh dimana rumahnya besar, tetapi pintu dan jendelanya kecil-kecil. Hal ini banyak dipengaruhi oleh etika (akhlak) pergaulan yang telah mengakar dalam masyarakat Aceh. Sifat orang Aceh dari luar ;kelihatannya sangat tertutup sehingga banyak anggapan yang menyatakan orang aceh sangat kejam. Bahkan sifat tertutupnya itu, rakyat Aceh sangat ditakuti oleh Belanda pada masa penjajahan, padahal sebenarnya rakyat Aceh sangat terbuka dan peramah. Untuk mendirikan Rumoh Aceh tidaklah semudah mendirikan bangunan-bangunan lainnya, sebab dalam pendirian Rumoh Aceh terdapat ketentuan-ketentuan khususnya yang harus dilaksanakan sesuai menurut adat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat setempat yang dinamakan dengan “Upacara Adat”. Upacara Adat dalam mendirikan Rumoh Aceh ada tiga tahap, pertama upacara Adat yang dilaksanakan pada saat pengambilan bahan dari hutan, kedua upacara Adat ketika hendak mendirikan rumah, dan yang ketiga upacara setelah bangunan selesai atau saat hendak menempati rumah baru. Masing-masing dari ketiga upacara adat tersebut memiliki makna dan tujuan tersendiri.



B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dari makalah Arsitektur Indonesia ini adalah : 1. 2. 3. 4.



Bagaimana perkembangan rumah tradisional di daerah Aceh? Bagaimana arsitektur masa kini bangunan tradisional di Aceh? Bagaimana perkembangan rumah tradisional di daerah Sumatra Barat? Bagaimana arsitektur masa kini bangunan tradisional di Sumatra Barat?



C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan dari makalah Arsitektur Indonesia ini adalah :    



Untuk mengetahui bagaimana perkembangan rumah tradisonal di Aceh Untuk mengetahui arsitektur masa kini yang mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada bangunan Tradisonal Aceh Untuk mengetahui bagaimana perkembangan rumah tradisonal di Sumatra Barat Untuk mengetahui arsitektur masa kini yang mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada bangunan Tradisonal Sumatra Barat



D. MANFAAT PENULISAN  Adapun manfaat dalam penulisan makalah Arsitektur Indonesia ini adalah :  Mahasiswa mengerti dan memahami perkembangan arsitektur rumah tradisional daerah Aceh dan Sumatra Barat.  Mahasiswa memahami bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada arsitektur tradisonal Aceh dan Sumatra Barat hingga ke masa kini.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Rumoh Aceh Rumah tempat tinggal orang Aceh tersebut dengan Rumoh Aceh, dengan letak bangunannya membujur dari arah timur ke barat. Rumoh Aceh dibangun di atas sejumlah tiang-tiang bundar yang jumlahnya tiang itu antara 20-24 buah. Dengan diameter 30 cm, yang tinggi bangunan sampai batas lantai lebih kurang 2,5-3,0 meter. Bagian bawah lantai merupakan kolong terbuka karena tidak diberi dinding. bagian alas merupakan bagian ruang rumah. yang terbagi kepada tiga ruangan yaitu: scrambi depan (seuramoe keue). serambi tengah (tungai atau rumoh inoeng). dan serambi bclakang (seuramoe likoet). Atap Rumoh Aceh adalah atap yang berabung (tampoeng) satu yang memanjang dan samping kiri ke samping kanan. scdangkan cucuran atapnya berada di bagian depan dan bagian belakang rumah. (Hadjat, 1981:1). B. Arsitektur Rumoh Aceh Adat istiadat atau kebiasaan suatu masyarakat selalu dipengaruhi olch situasi dan kondis geografi serta religi dimana masyarakat itu tinggal. Begitu juga mengenai letak denah Rumoh Aceh yang biasanya dibangun berhadapan ke timur dan ke barat. ternyata banyak dipengaruhi oleh faktorfàktor geogratis dan sistem religi masyarakat Aceh. Angin di daerah Aceh umumnya bertiup dari arah timur ke barat atau sebaliknya. Bahkan angin yang paling kencang bertiup di daerah Aceh disebut angin barat. Angin ini sering menghancurkan dan memporak-porandakan bukan hanya tanaman kecil seperti padi, tembakau dan sayur-sayuran. Akan tetapi lebih dari itu angin barat ini sering juga menumbangkan pohon-pohon besar, bahkan menghancurkan rumah-rumah penduduk. Karena dengan adanya konstruksi denah rumah yang memanjang dan timur ke barat seperti itu dapat membantu keutuhan serta daya tahan rumah dan hempasan angin kencang (Syamsuddin, 1971: 229). Bentuk konstruksi bangunan rumah adat antar satu daerah lainnya selalu berbeda. Perbedaan itu disebabkan faktor-faktor geografis dimana masyarakat itu tinggal. Masyarakat provinsi Naggroe Aceh Darussalam terdiri dari berbagai suku bangsa, yaitu: suku Aceh asli. suku Tamiang. Gayo. Gayo Lues dan Kluet. Kebudayaan antara satu dengan yang lainnya mempunya masing-masing ciri khas yang berbeda. Perbedaan itu mencakup juga tentang bentuk konstruksi rumah adat yang terdapat di daerah tersebut. Akan tetapi perbedaan itu tidaklah terlalu mencolok, karena meskipun masyarakat terdiri dan berbagai suku bangsa, namun mereka telah dinyatakan oleh suatu pola ikatan sosial keagamaan (Talsya, 1994: 102). 1. Bahagian Bawah Bahagian ini berbentuk kolong yang berada di bawah Iantai. Pada kolong didapati beberapa deretan tiang-tiang rumah yang sejajar dan timur ke barat, yang terdini dan empat buab deretan, yaitu deretan depan (banja keu), deretan tengah depan (banja teungoh likoet) dan deretan belakang (banjo likoel). Di a9tara deretan tengah depan dan deretan tengah belakang terdapat tiang raja dan tiang putri. Jarak antara satu tiang dengan tiang yang lain selalu sama yaitu sekitar 2,5 meter. Rurnoh Ace/i merupakan komponen-komponen penting dan unsur fisik yang mencerminkan kesatuan sakral dan kesatuan sosiaL mi berarti menunjukkan bahwa bidang arsitektur telah lama berkembang di Aceh. Rumoh Aceh dibangun di atas sejumlah tiang-tiang lurus yang membujur dan arab timur ke barat, yang terdini dan tiga, lima, tujuh, sembilan ruangan. Adapun rumah yang didinikan itu selalu ganjil tidak ada rumah yang ruangannya genap, tapi rumah yang dibuat Iebih banyak tiga dan lima ruangan, letak yang membujur dan timur ke barat dimaksudkant untuk memudahkan mengenal kiblat



MAKALAH RUMAH ADAT ACEH



PBSI



2



waktu shalat, dan menghindani terpaan angin dan samping yang dapat merusak atap rumah. (Husein., 1970: 47). 2. Bahagian Atas Bahagian ini merupakan ruangan yang keseluruhannya terbentuk bujur sangkar, yaitu terbagi atas tiga ruangan antara lain: a) Ruangan depan atau serambi muka (seuramoe keu) atau (seuramoe reunyeun) Ruangan ini berbentuk polos, artinya pada ruangan ini tidak dibuat lagi dinding penyekat atau pemisah menjadi bilik-bilik yang lebih kecil. Pintu juga dibangun pada Bahagian mi yang ukuran luasnya sekitar 0,8 meter dan tingginya 1.8 meter. Pada sisi dinding depan sebelah kir dan kanan pintu dibuat jendela (tingkap). Biasanya hanya rumah yang berdinding papan yang mempunyai jendela. Dengan demikan berarti serambi depan bersifat terbuka sampai pula dengan fungsinya yang antara lain tempat menerima tamu laki-laki, tempat mengaji dan belajar anak laki-laki, yang sekaligus menjadi tempat tidur mereka dan kepentingan yang umum. (Samingoen, 1984: 35). b) Ruangan tengah (tungai) Ruangan ini terletak antara serambi depan dan serambi belakang. Ruangan ini (jure) terletak antara serambi muka dan serambi belakang, yang tingginya 0,5 meter dan serambi depan dan serambi belakang. Di ruangan ini pula dibangun dua buah bilik sebagai tempat tidur. Kedua kamar ini masingmasing terletak di sebelah kanan atau kiri (timur atau barat) ruangan tengah (jute) antar bilik kamar ini dipisahkan oleh gang (rambat) yang berfungsi sebagai jalan antara serambi depan dan serambi belakang. Kamar sebelah barat (rumoeh inoeng) ditempati oleh kepala keluarga, dan di sebelah timur (rumoeh anjoeng) ditempati oleh anak perempuan, jika anak perempuan lebih satu orang, maka kepala keluarga terpaksa pindah ke belakang bahagian barat, bila tidak mampu membuat rumah yang terpisah. Lantai kamar terbuat dari bambu atau papan dan mudah untuk di buka bila sewaktu-waktu dipergunakan untuk memandikan anggota keluarga yang meninggal. Dengan demikian ruangan ini bersifat tertutup sesuai dengan fungsinya yaitu untuk tempat tidur (Sulaiman. 1998: 205). c) Ruangan belakang (seramoe likoet) Sebagaimana halnya dengan ruangan depan maka ruangan belakang ini tidak dibagi lagi menjadi ruangan yang lebih kecil. Ada juga yang membangun ruangan ini sedikit Lebih besar dan pada scrambi depan dengan cara mcnambahkan dua buah yang pada bahagian timurnya. Ruang tamhahan ini sering disebut anjoeng atau ulee keude yang sekaligus berfungsi sebagai dapur. yang terletak di scbelah Timur dariseramoe likoet. Di atas dinding dcpan di bawah bara bahagian luar biasanya atau perkakas dapur. yang disebut sanding (sandcng). Terkadang masih ada penambahan terhadap ruang belakang ini yaitu dengan cara memasang balok toi yang ujung bahagian bclakangnya lebih panjang 1.5 cm dan pada ukuran hiasa. balok ini mcnghubungkan tiang deretan tcngah bclakang dengan tiang deretan belakang, bahagian yang ditambah ini disebut tiphik. kcgunaannya scbagai tempat menyimpan kayu api. guci tempat air. d) Bahagian Atap/Kap Kebanyakan atap rumah adalah atap yang berabung (du/tampong) satu. terletak dibagian atas ruangan lengah yang memanjang dan samping kiri ke kanan, sedangkan cucuran atasnya bcrada diBahagian depan dan bclakang rumah. Berabung rumah atau tampong berada dibahagian atas serambi tengah, terdapat juga para (loteng) yang bcrfungsi sebagai tempat untuk menyimpan barangbarang yang diperlukan. Atap Rumoh Aceh biasanya dibuat dan daun rumbia (oen meuria) yang disemat dengan rotan yang telah dibelah kecil-kecil. Tulang atap terbuat dari batang pinang atau bambu yang dibelah, kemudian daun rumbia tadi dijahitkan pada belah bamboo atau pinang. Tapi ada



MAKALAH RUMAH ADAT ACEH



PBSI



2



juga digunakan ijok atau ijuk yang dipintal atap tersebut tersusun rapat sehingga susunannya menjadi sangat tebal dan rapi.



C. Ciri-ciri Khas Rumoh Aceh Sesudah agama Islam masuk dan berkembang dengan pesat sehingga seluruh rakyat Aceh memeluknya, maka hampir semua aspek kehidupan kebudayaan dipengaruhinya menyebabkan terkikisnya pengaruh kebudayaan yang telah ada. Sebagai mana lazimnya bangsa lain. Bangsa Aceh juga mempunyai seni yang mempunyai ciriciri tersendiri yang tercermin dalam bentuk arsitektur rumah kediaman, yaitu Rumoh Aceh. Rumoh Aceh dibangun di atas tiang-tiang kayu yang tinggi hal ini erat kaitanya dengan masalah keamanan yaitu memberikan rasa aman kepada penghuninya dan gangguan binatang buas, pencurian, banjir dan sebagainya karena waktu itu penduduknya masih kurang. Letaknya membujur dan arah Timur ke Barat atau rumah menghadap ke Utara dan ke Selatan yang berguna untuk menentukan arah kiblat. Selain dan pada itujuga berkaitan erat dengan masalah bertiupnya angIn di daerah Aceh yang bertiup dan arah ‘Timur ke Barat, sehinggajika letak bangunan menghadap kearah angin bertiup maka bangunan akan mudah roboh. Letak yang demikian juga untuk memudahkan masuknya sinar matahari pagi dan sore ke dalam ruangan, sehingga peredaran udara di dalam ruangan senantiasa cukup serta sehat. Berdasarkan keadaan ciri-ciri Rumoh Aceh yang disebutkan diatas maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Rurnoh Aceh mempunyai beberapa keistimewaan yang antara lain: 1. Bangunan Rumoh Aceh tidak menggunakan paku, melainkan menggunakan pasak kayu yang dibuat sedemikian rupa yang disebut babe. 2. Rumoh Aceh ml dapat dengan mudah dibongkar kaiau mau dipindahkan dan dipasang kembali tanpa mengakibatkan eacat atau rusak. 3. Mudah diselamatkan dan bahaya kebakaran, karena atap rumah dapat diturunkan dalam waktu yang singkat sehingga kerugian yang diderita tidak begitu besar. 4. Karena Rurnoh Aceh dibangun di atas tiang-tiang yang tinggi maka dapat digesergeser tempatnya. D. Bahan Rumoh Aceh dan Cara Mengolahnya a) Bahan yang digunakan untuk membuat Rumoh Aceh Bahan untuk membuat rumah tradisional Aceh (Rumoh Aceh), terdiri dan berbagai jenis kayu itu biasanya dipilih yang berkualitas dan keras. Kayu-kayu itu biasanya dipiplih yang mempunyai serat halus dan telah cukup tua agar tidak mudah agar tidak mudah dimakan rayap, sehingga tahan sampal berpuluhan bahkan beratusratus tahun. Kayu-kayu tersebut umumnya dipilih yang berukuran panjang lurus dan besar, terutama bahan pembuatan tiang, bara dan dinding rumah. Lantai ruinah biasanya Dibuat dari sejenis pohon pinang (pohon nibung) yang telah berumur cukup tua atau dari pohon bambu yang tua. Sedangkan atasnva terdiri dan daun rumbia (on meuria) atau daun kelapa yang dijahit tersusun pada sebelah bambu tipis sepanjang kwa-kira 2 meter.



b) Cara mengolah dan membuat bahan Rumoh Aceh Pengolahan dan pembuatan tiang, dinding dan bara serta lantai Rumoh Aceh biasanya dikerjakan di datam hutan dimana bahan-bahan tersebut ambil. Hal ini bertujuan untuk mempermudah MAKALAH RUMAH ADAT ACEH



PBSI



2



pengangkutannya. Tiang, dinding dan bara Rumoh Aceh, biasanya dibuat dengan cara menarah dan menggergaji kayu-kayu bulat, di mana besar dan panjangnya sesuai dengan bentuk yang kita inginkan. Tiang dibuat dengan cara “menarah” kayu yang masih bulat menjadi empat persegi atau clelapan persegi. Panjangnya sesuai dengan tinggi rumah yang akan dibuat. Jadi untuk membuat tiang diambil persms di bagian tengah dart kayu yang masth utuh. Besar tiang rata-rata mencapai 35 cm lingkaran atau lebih. Jumlah tiang pada tiap-tiap Rumoh Aceh bermacam-macam, ada yang 16, 20, 24, 2 dan seterusnya sesuai banyaknya ruang lebar dan panjang rumah tersebut. Sedangkan bara (alas kasau) dibuat dengan cara membelah kayu menjadi 4 bagian. Pembelahan ml dilakukan persis path bagian garis tengab clan kayu ini. Setiap bagian ditarah hingga terbelatinya tinggal 5 sampai 6 cm dan lebarnya antara 12 sampai 15 cm. Jadi bentuk bara persis menjadi empat persegi panjang seperti sekeping, papan terbelah. Lantai Rumoh Aceh umumnya terbuat dan sejenis pohon pinang (p0/ion nibung) atau sering juga dibuat dan bambu yang sudah cukup tua. Pohon nibung atau pohon bambu dibelah kecil-kecit selebar dua anakjari. Selanjutnya direndam ke dalam air sampai dua atau tiga minggu, barn kemudian dijemur sampai kering betul. Proses perendaman ini bertujuan agar pohon nibung dan bamboo tersebut menjadi lebih kuat dan tahan sampai berpuluh bahkan beratus tahun serta tidak mudah dimakan rayap. Atap Rumoh Aceh umurnnya terbuat dan daun rumbia (on meuria) adajuga yang menggunakan daun kelapa. Cara rnengolahnya mula-mula daun mi dipilih yang sudah tua dan lebar. Selanjutnya disusun pacla sebelah bambu tipis yang telah disediakan sebelumnya dengan ukuran panjang bambu kira-kira 2 sampal 2,25 cm. Untuk pembuatan papan dinding rumah sama dengan cara membuat bara, hanya saja dalam pembuatan papan mi. Kayu dibelah agar tipis. Setiap bagian ditarah setebal 3 cm s/d 5 cm, lebarnya sebagaimana papan kayu yang dibe!ah tadi. Akan tetapi ukuran standar tebar pada rumab tradisional Aceh biasanya rata-rata mencapai 22 cm atau Lebih.



E. Pembagian dan Fungsi Ruangan Rumoh Aceh 1) Ruang Depan Ruangan mi berberituk sebuah ruangan yang polos, artinya tidak lagi dibagi ke dalam heberapa bilik kecil. Pada bagian depan terdapat pintu masuk (pintu utama) yang dinamakan “Pinto Aceh”. Ukuran pintu pada setiap rumah jenis mi rata-rata berkisar antara 0,80 sampal I meter lebar dan tingginya antara 1,80 sampai 2 meter. Ada juga yang membuat pintu utama mi disebelah kanan ruang depan. Sedangkan jendela (tingkap) terdapat pada dmnding bagian depan. Lebar jendela 0,60 meter dan tingginya I meter. Di atas dmnding mni dibuat tidak segi empat rnenyimpan barang-barang yang dinamakan “sanding”. dinding mi letaknya di atas dinding depan, persis di bawah hara bagian luar. Ruangan depan atau “seuramoe keu” mi berlungsi sebagai ruang tamu, tempat belajar, mengaji, tempat acara kenduri, tempat acara perkawinan, tempat menyulam dan menganyam tikar. Selain itu ruangan depan mm bertüngs sebagam tempat tidur anak lakilaki yang telah berumur 8 tahun ke atas. Karena fungsi yang terakhir inilah maka ruangan mi dmnamakan “seurarnoe agam” (Hajad Abdul, 1981: 72). 2) Ruang Tengah Ruang tengah mi sifatnya tertutup dan diruang inilah dibuat kamar-kamar tempat tidur karenanya ruangan mi dinamakan “juree”. Kamar-kamar tersebut biasanya dibagian ujung sebelah timur dan barat dan ruang tengah mi. Ditengah-tengah antara kamar sebelah timur dan barat terdapat lorong (gang) yang bertüngsi sebaga’ jalim lewat menuju seuramo depan dan belakang. Lorong ini dinamakan “Rambat”. Masing-masing kamar pada ruangan tangga mi mempunyai jendcJa tersendiri. MAKALAH RUMAH ADAT ACEH



PBSI



2



ukurannya sama dengan ukuran jendela yang terdapat pada ruang depan, yaltu 0,60 x 1 meter. linlu karnar biasanya rnenghadap kebagian serambi depan dan ada juga yang membuat pintu mengbadap ke Jorong yang dinamakan rambal tadi. Kamar yang pintunya tidak menghadap ke serambi depan biasanya dinding bagian muka mi bisa dibuka ‘/2 dan lantai ke atasjika diperlukan. Kamar yang terletak disebelah barat ditempati oleh kepala keluarga, karenanya kamar tersebut clinamakan “Rumoh Inong”. Sedangkan kamar disebelah timur ditempati oleh anak perempuan karenanya kamar tersebut dinamakan “Rumoh Anjong”. Apabila salah seorang anak perempuan bat-u dikawrnkan, maka kedua mempelai flu menempati Rurnoh Inong dan kepala keluarga pindah ke rumah Anjong yang ditempati anak perempuan tadi. Sedangkan anak perempuan itu pindah kesebelah bat-at ruangan belakang. Apabila ada dua orang anak perempuan yang telah kawin, sedangkan orang tua si anak belum mampu membuat rumah lain, maka kamar sebelah barat(Rumoh inong) ditempati oleh anak perempuan tertua, dan anak perempuan yang Iebih muda menempati kamar sebelah timur (Rumoh Anjong). Sedangkan kepala keluarga pindah kesebelah barat ruang belakang yang ditempati anak-anak perempuan tadi dan mereka kesebelah timur ruangan belakang (Hasjmy, 990:16).



MAKALAH RUMAH ADAT ACEH



PBSI



2



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Rumoh Aceh (rumah tempat tinggal orang Aceh) kelihatan sangat sederhana. Karena terbuat dari bahan-bahan yang juga tergolong sederhana. Bahan-bahan Rumoh Aceh terdiri dari kayu, pohon kelapa, bambu dan atapnya terbuat dari daun rumbia (on meuria)atau daun kelapa yang biasa diikat dengan rotan. Meskipun rumoh aceh kelihatan sederhana, namun semua satuan-satuan yang terdapat didalamnya mempunyai arti khusus bagi Adat dan Kebudayaan Aceh. Adat dan Kebudayaan suatu masyarakat sangat di pengaruhi olehkondisi geografis di mana masyarakat itu berada. Bahkan juga di pengaruhi oleh sistem kepercayaan yang di anutnya. Begitu jg halnya tentang Rumoh Aceh banyak di pengaruhi oleh faktor geografis.



MAKALAH RUMAH ADAT ACEH



PBSI



2



DAFTAR PUSTAKA



 http://alampedia.blogspot.com/2014/11/rumoh-aceh-rumah-tradisional-dari-aceh.html  http://mastreano15.blogspot.com/2012/04/rumah-gadang-rumah-adatminangkabau.html  http://m.melayuonline.com/ind/news/read/13305/minim-perhatian-wargaterhadap- pelestarian-rumah-gadang  http://dshadows-architecture.blogspot.com/2011/09/rumah-gadangdalam-asitektur- modern.html  https://yudipangarso.wordpress.com/2011/03/31/tak-ada-lagi-rangkiang-di-rumahgadang/



MAKALAH RUMAH ADAT ACEH



PBSI



2



MAKALAH RUMAH ADAT ACEH



PBSI