Tugas Dampak Gejala Medan Tinggi Pada Generator Akibat Efek Petir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA GENERATOR AKIBAT EFEK PETIR



DISUSUN OLEH:



KELOMPOK 5: RECKY SEPTIANDI



(13.03.0.028)



ZULHELMI



(13.03.0.010)



TAUFAN SAHRUL R. (13.03.0.048)



FAKULTAS TEKNIK PRODI ELEKTRO UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN BATAM 2015



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Sistem mesin-mesin dengan rancangan terbaru pada umumnya jarang sekali mengalami gangguan, hal ini disebabkan karena adanya penggunaan bahan-bahan bermutu tinggi, teknis pengerjaan dan pengendalian mutu yang lebih baik, jika dibanding dengan mesin-mesin buatan terdahulu. Walaupun demikian kemungkinan terjadinya gangguan tidak dapat dihindarkan. Gangguan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin yang sedang dioperasikan dan biasanya akan diikuti dengan pemutusan suplai. Mengingat generator merupakan peralatan yang penting dan nilainya juga cukup mahal (biaya penggantian maupun perbaikan mesin lama) maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai sekecil mungkin. Antara lain dengan menditeksi keadaan gangguan secara tepat dan mengisolasikan mesin terhadap yang sehat secara cepat. Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan oleh: a. Hubung singkat (short-circuit) pada lilitan stator. b. Beban lebih (overload). c. Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing. d. Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih. e. Kehilangan medan penguat (loss of field). f. Daya balik (motoring). g. Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator. h. Out of step. i. Efek petir Sebagian besar gangguan di atas perlu dihilangkan dengan cara melepaskan generator terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila memungkinkan melepas pemutus tenaga medan penguat. Untuk jenis gangguan tertentu selain cara di atas, mesin penggerak dihentikan beroperasi. Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti



yang disebutkan di atas harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik. Keadaan tersebut dapat dicapai dengan : a. Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul. b. Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya. c. Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan pemeliharaan peralatan pengamannya. d. Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang memadai. Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan kelangsungan pengoperasian dapat berjalan dengan lancar. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang diutarakan sebelumnya, penulis menyimpulkan beberapa masalah yaitu: 1. Apa saja sistem gangguan pada generator ? 2. Bagaimana Mengurangi terjadinya gangguan pada Generator ? 3. Bagaimana Gangguan Petir Pada Generator ? 1.3



Tujuan Adapun tujuan pembahasan pada laporan praktikum ini yaitu: 1. Mengetahui sistem gangguan pada generator. 2. Mengetahui cara mengurangi terjadinya gangguan pada Generator. 3. Mengetahui gangguan Petir pada Generator.



1.4



Batasan Masalah Agar pembahasan lebih mudah dipahami dan keterbatasan pemahaman penulis, maka



penulis membatasi masalah yang dibahas hanya pada: 1. Sistem gangguan pada generator. 2. Karakteristik motor induksi 3 fasa. 3. Prinsip motor induksi 3 fasa hubung star dan delta.



1.5



Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan laporan, penulis selalu bersumber pada data-data yang diperoleh



di laboratorium. Adapun metode yang dilakukan penulis dalam penyusunan laporan ini, antara lain: 1. Metode Observasi Melakukan pengamatan terhadap dampak gejala medan tinggi terhadap efek petir. 2. Metode Referensi Selain melakukan pengamatan, penulis juga mencari informasi serta data dari referensi yang ada seperti buku dan web di dalam internet. 1.6



Sistematika Penulisan Dalam menyusun laporan ini, penulis berusaha untuk memudahkan dalam membaca



serta memahami laporan yang dibuatnya kepada para pembaca yaitu dengan menyediakan sistematika penulisan laporan. Antara lain seperti berikut:



BAB I



PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan pembahasan, metode penulisan laporan, serta sistematika penulisan laporan.



BAB II



LANDASAN TEORI Menjelaskan tentang teori-teori dasarsecara menyeluruh.



BAB III



HASIL DAN PEMBAHASAN Menjelaskan hasil pengamatan dan menjelaskan analisa yang sudah dilakukan.



BAB IV



KESIMPULAN Menarik kesimpulan dari apa yang sudah didapatkan selama percobaan dan memberikan saran perbaikan untuk percobaaan yang sama di waktu yang lain.



BAB II LANDASAN TEORI 2.1



Pengertian Generator Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi



energilistrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik yangdihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC(listrik searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang dipakai olehpembangkit tenaga listrik. Generator menggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu memutar magnetdalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan makaterjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah penyebaran medan magnet) didalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan sehinggamenyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan gerakgaya listrik). syarat utama harus ada perubahan fluks magnetik, jika tidak maka tidakakan timbul listrik. cara mengubah fluks magnetik adalah menggerakkan magnetdalam kumparan atau sebaliknya dengan energi dari sumber lain, seperti angin dan airyang memutar baling-baling turbin untuk menggerakkan magnet tersebut. jika suatukonduktor digerakkan memotong medan magnet akan timbul beda tegangan di ujung-ujung konduktor tersebut. Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC) dan generatorarus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut juga dengan alternator.Alat ini terdiri atas magnet dengan kutub berbentuk cekung dan kumparan kawat yangdililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Armaturberupa kumparan persegi dengan lilitan mengitari sebuah inti besi lunak. Generatorarus searah sering disebut juga dengan dinamo. Alat ini terdiri atas magnet dankumparan kawat yang dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam suatumedan magnet. Perbedaannya dengan generator AC adalah pada bagian komponenyang berhubungan dengan ujung kumparan yang berputar. Dinamo menggunakansebuah cincin belah atau disebut sebagai komutator, sedangkan generator ACmenggunakan dua buah slip ring.



2.2



Sistem Proteksi proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan



peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator,jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisiabnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut : 1. Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu ,maupun peralatan yang dilewati oleh arus gangguan. 2. Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan secepat mungkin. 3. Mencegah meluasnya gangguan. 2.2.1



Fungsi dari sistem proteksi. Fungsi sistem proteksi adalah sebagai berikut:



1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada bagian sistemyang diamankan 2. Melepas bagian sistem yang terganggu , sehingga bagian sistem yanglainnya masih dapat terus beroperasi . 3. Dalam aplikasinya, sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan pendukung. 4. Relai



pengaman



sebagai



elemen



perasa



/



pengukur



untuk



mendeteksi



gangguan.Pemutus tenaga (pmt ) sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian sistem yang terganggu. 5.



Trafo arus dan atau trafo tegangan mengubah besarnya arus dan atau tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder [ relai ].



6. Batere / aki sebagai sumber tenaga untuk mentripkan pmt dan catu daya untuk relai statik dan relai bantu. 7. Wiring untuk menghubungkan komponen komponen proteksi sehingga menjadi satu sistem



BAB III PEMBAHASAN 3.1



Gangguan pada Generator Sistem mesin-mesin dengan rancangan terbaru pada umumnya jarang sekali



mengalami gangguan, hal ini disebabkan karena adanya penggunaan bahan-bahan bermutu tinggi, teknis pengerjaan dan pengendalian mutu yang lebih baik, jika dibanding dengan mesin-mesin buatan terdahulu. Walaupun demikian kemungkinan terjadinya gangguan tidak dapat dihindarkan. Gangguan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin yang sedang dioperasikan dan biasanya akan diikuti dengan pemutusan suplai. Mengingat generator merupakan peralatan yang penting dan nilainya juga cukup mahal (biaya penggantian maupun perbaikan mesin lama) maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai sekecil mungkin. Antara lain dengan menditeksi keadaan gangguan secara tepat dan mengisolasikan mesin terhadap yang sehat secara cepat. 3.1.1



Penyebab gangguan generator Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan oleh:



a. Hubung singkat (short-circuit) pada lilitan stator.Gangguan hubung singkat dapat terjadi antara fasa, dan dapat bersifat temporair (non persistant) atau permanent (persistant). Gangguan yang permanent misalnya hubung singkat yang terjadi pada kabel, belitan trafo atau belitan generator karena tembusnya (break downnya) isolasi padat. Gangguan temporair misalnya akibat flashover karena sambaran petir, pohon, atau tertiup angin. Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara termis dan mekanis. Kerusakan termis tergantung besar dan lama arus gangguan, sedangkan kerusakan mekanis terjadi akibat gaya tarik-menarik atau tolak-menolak. b. Beban lebih (overload). Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan. Namun karena beban lebih adalah suatu keadaan abnormal yang apabila dibiarkan terus berlangsung dapat membahayakan peralatan, jadi harus diamankan, maka beban lebih harus ikut ditinjau. Beban lebih dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena beban yang dipasoknya



terus meningkat, atau karena adanya manuver atau perubahan aliran beban di jaringan setelah adanya gangguan. Beban lebih dapat mengakibatkan pemanasan yang berlebihan yang selanjutnya panas yang berlebihan itu dapat mempercepat proses penuaan atau memperpendek umur peralatan listrik.



c. Gangguan Kurangnya Daya Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit pembangkit (akibat gangguan di prime movernya atau di generator) atau gangguan hubung singkat di jaringan yang menyebabkan kerjanya relay dan circuit breakernya yang berakibat terlepasnya suatu pusat pembangkit dari sistem. Jika kemampuan atau tingkat pembebanan pusat atau unit pembangkit yang hilang atau terlepas tersebut melampaui spinning reverse system, maka pusat-pusat pembangkit yang masih ada akan mengalami pembebanan yang berkelebihan sehingga frequency akan merosot terus, yang bila tidak diamankan akan mengakibatkan tripnya unit pembangkit lain (cascading) yang selanjutnya dapat berakibat runtuhnya (collapse) sistem (pemadaman total).



d. Gangguan Ketidak stabilan. Gangguan hubung singkat atau kehilangan pembangkit dapat menimbulkan ayunan daya (power swing) atau yang lebih hebat dapat menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron (out of synchronism). Power swing dapat menyebabkan relay pengaman salah kerja yang selanjutnya menyebabkan gangguan yang lebih luas. Lepas sinkron dapat mengakibatkan berkurangnya pembangkit karena tripnya unit pembangkit tersebut atau terpisahnya sistem, yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan yang lebih luas bahkan runtuh (collapse).



3.1.2



Mengurangi terjadinya gangguan pada Generator Sebagian



besar



gangguan



di



atas



perlu



dihilangkan



dengan



cara



melepaskangenerator terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila memungkinkan melepas pemutus tenaga medan penguat. Untuk jenis gangguan tertentu selain cara di atas, mesin penggerak dihentikan beroperasi.



Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik. Keadaan tersebut dapat dicapai dengan : a) Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul. b) Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya. c) Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan pemeliharaan peralatan pengamannya. d) Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang memadai.



e) Memilih Peralatan yang dapat diandalkan adalah peralatan yang minimum memenuhi persyaratan standart yang dibuktikan dengan type test, dan yang telah terbukti keandalannya dari pengalaman. Penggunaan peralatan di bawah mutu standart akan merupakan sumber gangguan.



f) Penentuan spesifikasi yang tepat dan design yang baik sehingga semua peralatan tahan terhadap kondisi kerja normal maupun dalam keadaan gangguan, baik secara elektris, thermis maupun mekanis. Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan kelangsungan pengoperasian dapat berjalan dengan lancar. 3.2



Gangguan Petir Pada Generator sambaran petir pada sistem generator, baik sambaran langsung maupun sambaran



tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan pada sistem jaringan pada generator tersebut. Pada dasarnya sambaran petir menyebabkan kenaikan tegangan pada generator sehingga timbul tegangan lebih berbentuk gelombang impuls yang merambat ke ujung-ujung jaringan, tegangan lebih akibat sambaran petir ini atau sering disebut surja petir dapat merusak isolasi



pada peralatan generator. Maka dari itu untuk mengetahui karakteristik petir akan dibahas mekanisme dari petir itu sendiri dan bagaimana cara pengamanannya, serta yang mempengaruhi dari besarnya kemungkinan sambaran petir. Selain itu juga akan dibahas alat pelindung sistem tenaga listrik yang saat ini banyak digunakan. 3.2.1



KelasifikasidanBesarnyaTeganganAbnormalMeskipun tidak ada



standar



tertentu dari



tegangan abnormal yang harus diperhitungkan dalam merencanakan sebuah generator secara umum dapat diiktisarkan adanya gelombang petir, tegangan frekuensi rendah dan surja hubung.



GelombangSambaranPetirSambaran langsung yang mengenai ril dan peralatan generator paling hebat diantaranya gelombang berjalan lainnyayang menyebabkan tegangan lebih (overvoltage) sangat tinggi yang tidak mungkin dapat ditahan oleh isolasi yang ada. Mencegah hal ini adalah memperkuat perlindungan terhadap petir dengan kawat tanah (ground were) di generator dansalurantransmisididekatnyaSambaran induksi dapat terjadi bila awan petir (thunder cloud) di atas peralatan yang berisolasi. Tegangan induksi itu berubahubah tergantung dari keadaan, kebanyakan besarnya antara 100 – 200 kV, maka gelombang (wave front) lebih dari 10 μs. Karena itu sambungan induksi tidak begitu berbahaya bagi peralatan tegangan tinggi, meskipun ia merupakanancamanbagiperalatandistribusi.Sambaran dekat (nearby stroke) adalah gelombang berjalan yang dating ke Generator dari sambaran petir pada saluran transmisi pada titik yang jaraknya hannya beberapa kilometer dari Generator, harga puncak gelombang mencapai 120% sampai 130 % dari BIL dari generator dan kecuraman muka gelombang mencapai 500 kV/ μs. maka kecuraman muka gelombang sering



mengalami



penurunanyang



lumayan



juga.



Jika perisaian (shielding) dari Generator dan saluran trasmisi cukup baik gelombang tegangan yang mungkin dating ke generator atau adalah dari sambaran petir yang jauh yang berasal dari sambaran langsung pada saluran, dari sambaran induksi, dari sambaran dari lompatan baik (back flashover) dari tiang atau dari tengah gawang (span). Gelombang ini berjalan sepanjang saluran dengan kecepatan cahaya (300m/ μs) .selama merambat itu harga puncak dan kecuramannya mengalami penurunan yang cukup banyak oleh adanya peredaman (attenuation) dan distori karena korona peredaman oleh effek kulit (skin effek) pada penghantar. Makin pendek ekor gelombang, makin terasa peredaman itu ; ia berubah dengan cara yang rumit tergantung dari polaritas (lebih besar untuk polaritas positif), harga puncak, besarnya penghantar, adanya kawat tanah di atasnya, bentuk gelombang dan sebagainya.



Tegangan lebih yang berasal dari dalam system jaringan generator mencapai beberapa kali tegangan system itu ke tanah, maka tidak ekonomis jika seluruh system itu diisolasikn terhadap tegangan setinggi itu. Untuk gelombang tegangan dari sambaran petir, tegangan itu tinggi sekali, sehingga hampir tidak mungkin mengisolasikan peralatan sistim terhadap tegangan tersebut, karena tidak mungkin mengisolasikan peralatan sistim terhadap tegangan tersebut. untuk pengamanan terhadap sambaran petir, dipakai kawat tanah dan tahanan tanah yang serendah mungkin. Selain itu, dipakai alat



pengaman



yang



cocok



(arrester)



untuk



gelombang



yang



merambat



ke



generator



Ketika kita berusaha untuk memperkuat isolasi pada saluran maka akan terjadi penurunan kekuatan isolasi pada Generator begitu sebaliknya, oleh sebab itu kita harus seimbang dan tapat dalam memasaang isolasi tersebut.Ganguan yang terjadi akibat sambaran petir langsung sangat lah berbahaya, walau sambaran ini sering terjadi, tetapi apabila terjadi maka pengaman arrester tidak mungkin dapat menahannya. Oleh sebab itu Generator dan saluran transmisi didekat Generator harus diberi perlindungan dengan mengadakan perlindungan yang cukup dengan kawat-tanah dan tahananpengetanahan yang rendah. 3.



Tegangan pindah (transfer voltage) adalah sejenis tegangan lebih yang dipindahkan dari lilitan



tegangan rendah melalui kapasitasi elektrostatis dan kaitan (coupling) induksi antara kedua lilitan itu. Dan menghasilkan tegangan pindah elektrostastis yang biasanya terjadi pada lilitan transformator yang



beda



lilitannya



cukup



besar,



dan



cara



mengatasi



tegangan



pindah



ini



dengan



memparalelkancapasitor.Tegangan pindah selanjutnya tegangan elektromagnetis, terjadi pada transformator yang memiliki lilitan hampir sama dan tingkat isolasinya sangat berbeda cara untuk mengatasinya dengan memperkuat isolasai antar fasa ke fasa pada lilitan tegangan rendah sesuai dengan keperluan Pelindungan Isolasi Terhadap Titik Netral Transformator dengan titik netral yang tidak ditanahkan lebih bahaya ketika ada gangguan surja tegangan dari saluran tarnsmisi ke trafo (khususnya terjadi pada tiga fasa sekaligus). Titik netral pada transformator harus dilengkapi dengan arrester (atau sela udara) pada titik netralnya, dengan koordinasinya yang sesuai dengan tingkat isolasinya.



3.2.2



Kekuatan Isolasi peralatan Koordinasi Isolasi untuk tegangan Lebih yang Lain dari Sambungan PetirDalam peninjauan



koordinasi isoasi, yang ditinjau tidak hanya puncak dari tegangan implus, melainkan seluruh tegangan sebagai fungsi dari waktu, meliputi tegangan implus, surja hubung dan tegangan dengan frekuensirendah.tingkat isolasi dari peralatan Generator pada umumnya ditentukan oleh tegangan lebih sambaran petir. Surja hubung dan tegangan abnormal frekuensi rendahhampir selalu kurang berbahaya dibandingkan dengan sambaran petir. Tetapi bila saluran tarnsmisinya berada dalam tanah yang tidak mungkin disambar petir maka tegangan lebih dan surja hubung lebih diperhitungakan dan



dapat mengurangi isolasi pada Generator tersebut. Khususnya dalam perencanaan isolator dan jarakjarak isolasi surja hubung kadang-kadang memberikan persyaratan yang lebih tinggi dari pada surja petir.Jadi perlindungan terhadap surja hubung oleh arrester dan usaha penekanan tegangan surja hubung ini menjadi sangat penting.Dibuat dengan memperhatikan harga puncak gelombang petir, kemampuan pengaman dari berbagai alat pelindung serta pengalaman dan peraktek di dunia. Isolasi yang dipilih dalam table pada umumnya yang dipilih sesuai dengan tegangan nominal sistim yang dipilih, tetapi tidak harus selalu sama. Tingkat isolasi yang pertama untuk tingkat isolasi penuh (fulldan yang terakhir masuk tingkat isolasi yang dikurang.Isolasi penuh dipakai untuk peraltn yang dihubungkan pada system dengan pembumian tidak efektif dan tingkat isolasi yang dikurangi (diturunkan0 untuk system dengan petanan yang efektif.Ini disebabkan karena kenaikan tegangan pada fasa yang sehat untuk ganggan 1 fasa ke tanah pada system dengan pengetanahan efektif lebih rendah dibndingkan dengan keadaan pengetanahan tidak efektif.



BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan 1. Proteksi generator juga harus mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin penggeraknya, karena generator digerakkan oleh mesin penggerak mula. 2. Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memilikiperan yang penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidakdikehendaki karena sangat mengganggu sistem, terutama generator yangberdaya besar. 3. PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus aman bagigenerator, walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan untuk menjagakeandalan dari kerja generator, maka dilengkapilah generator denganperalatan-peralatan proteksi. 4.2 Saran 1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatanakibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem) maka penting memproteksi peralatan peralatan tersebut dengan memilih jenis rele yang sesuai denganjenis gangguan yang mungkin timbul. 2. Kestabilan sistem dipengaruhi oleh gangguan kecil seperti perubahan bebanyang dinamis atau gangguan besar seperti hubung singkat. Berkaitan dengan itu perlu adanya lanjutan untuk meninjau kembali sistem proteksi yang baikyang dapat menagamankan sistem dari gangguan gangguan pada jaringan.



DAFTAR PUSTAKA



1. Load shedding- paul pasaba,massimiliano ciaramita,yasemin Altun, April 30,2002. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya – ZUHAL. Teknik Dasar Generator-DEPDIKNAS 2003. http://www.roward.net/shop/tech/AlternatorGeneratorTheory.html. http://www.adtdl.army.mil/cgi-bit/atdl.fm/55-509-1/ch13.hmtl http://dunia-listrik.blogspot.com http://www.roward.net/shop/tech/AlternatorGeneratorTheory.html http://www.adtdl.army.mil/cgi-bin/atdl.dll/fm/55-509-1/ch13.html Cara kerja Genset-indoforum http://www.indoforum.org/t231399/#ixzz1x1CVVMxr http://eskhelenergy.blogspot.com/2011/07/pembangkit-listrik-tenaga-diesel-pltd.html