Tugas Jenis-Jenis Sampel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KULIAH



METODOLOGI PENELITIAN WILAYAH (Metode/ Teknik Penentuan Sampel)



IIS RIA FEBRIYANTI G2F1 17 014 PPW A



PRODI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017



1.



Simple Random Sampling Pengambilan



sampel



menggunakan



simple



random



adalah



pengambilan sampel yang dilakukan dengan memberi peluang yang sama pada seluruh individu atau unit populasi. Teknik sampling ini digunakan jika objek penelitian bersifat homogen (Musfiqon, 2012). Sampling random sederhana adalah bentuk sampling random yang sifatnya sederhana, tiap sampel yang berukuran sama memiliki probabilitas sama untuk terpilih dari populasi. Sampling random sederhana dilakukan apabila : a. Elemen-elemen populasi yang bersangkutan homogen; b. Hanya diketahui identitas-identitas dan satuan-satuan individu (elemen) dalam populasi, sedangkan keterangan lain mengenai populasi, seperti derajat keseragaman,



pembagian dalam



golongan-golongan tidak



diketahui, dan sebagainya. Sampling random sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode undian dan metode tabel random. a. Metode Undian Metode undian adalah



yang prosesnya



dilakukan dengan



menggunakan pola pengundian. Proses pengerjaannya ialah sebagai berikut. 1) Memberi kode nomor urut pada semua elemen populasi pada lembar kertas-kertas kecil. 2) Menggulung lembar kertas-kertas kecil kemudian memasukkannya ke dalam kotak, mengocoknya dengan rata, dan mengambilnya satu persatu. 3) Hasil undian itu merupakan sampel yang dipilih. Metode undian hanya cocok untuk jumlah populasi yang kecil. b.



Metode tabel random Metode tabel random adalah metode yang prosesnya dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan random. Tabel bilangan random adalah tabel yang dibentuk dari bilangan biasa yang diperoleh secara



berturut-turut dengan sebuah proses random serta disusun kedalam suatu tabel. Proses pengerjaannya ialah sebagai berikut. 1) Memberi nomor urut (mulai dari 1) pada semua elemen populasi, sebagai elemen tersebut. 2) Secara acak, memilih salah satu halaman tabel bilangan random, demikian pula dengan pemilihan kolom dan barisnya. 3) Nomor-nomor yang terpilih dari tabel tersebut merupakan nomornomor dari sampel. Apabila nomor sampel sudah terpilih atau muncul, kemudian muncul lagi, maka nomor itu dilewati (Hasan, 2001). Langkah-langkah pengambilan sampel dengan cara simple random sampling adalah sebagai berikut : a. Tentukan besarnya populasi b. Tentukan besarnya sampel yang diinginkan c. Buat sampling frame / kerangka sampling / list / daftar unit populasi lengkap dengan nomor urutnya. d. Tulis nomor pada kertas undian, kemudian dilinting atau tulis nomor pada bola atau yang lainnya. e. Ambil / lakukan undian untuk mengambil lintingan kertas sebanyak sampel yang diinginkan dengan mata tertutup. f. Buat daftar nomor sampel yang terpilih (Saputra, 2013). Simple Random Sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatian strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakuan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan acak dan sebagainya (Sugiyono, 2007). Dalam simple random sampling, sampel dipilih secara random atau acak dari semua populasi. Semua anggota populasi, tak terkecuali, mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Didalam pemilihannya, agar benar-benar secara random (acak) dapat digunakan secara lotre atau dengan daftar angka random (Subagyo, 2011).



Metode ini merupakan metode yang paling gampang dari probability sampling methods, namun hanya boleh digunakan kalau peneliti yakin bahwa populasi yang diteliti adalah homogen. Bilamana populasinya tidak homogen, harus dipergunakan cara sampling yang lain. Teknik dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara undian dan melalui random table (Sandjaja dan Heriyanto, 2006). Contoh. PT Terbang Bersama memiliki 100 orang karyawan. Jika akan dipilih 15 orang sebagai sampel penelitian, tentukan nomor-nomor karyawan tersebut sebagai sampel dengan menggunakan tabel bilangan random! Penyelesaian: a. Ke-100 orang karyawan diberi nomor 01, 02, 03, 04, 05,........, 100. b. Dari pengacakan, misalkan terpilih tabel bilangan random seribu angka kedua, kolom 3 dan 4, baris ke-6. c. Dari tabel bilangan random, diperoleh nomor-nomor karyawan sebagai sampel, yaitu: 86, 04, 50, 62, 59, 01, 75, 80, 58, 65, 50, 76, 92, 95, 03.



2.



Stratified Random Sampling Dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat antar lapisanlapisan tersebut. Presisi dan hasil yang dapat dicapai dengan menggunakan suatu metode pengambilan sampel, antara lain dipengaruhi oleh derajatt keseragaman populasi yang bersangkutan. Untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi dalam lapisan (strata) yang seragam, dan dari setiap lapisan dapt diambil sampel secara acak. Dalam sampel berlapis, peluang untuk terpilih antara satu strata dengan yang lain mungkin sama, mungkin pula berbeda (Rianse dan Abdi, 2008). Sampling berlapis adalah bentuk sampling random yang populasi atau elemen populasinya dibagi dalam kelompok-kelompok yang disebut strata. Sampling stratified dilakukan apabila:



a.



Elemen-elemen populasi heterogen;



b.



Ada kriteria yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi populasi kedalam stratum-stratum, misalnya variabel yang akan diteliti;



c.



Ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang akan digunakan untuk stratifikasi;



d.



Dapat diketahui dengan tepat jumlah satuan-satuan individu dari dari setiap stratum dalam populasi. Proses pengerjaannya ialah sebagai berikut.



a.



Membagi populasi menjadi beberapa stratum.



b.



Mengambil sebuah sampel dari tiap stratum. Banyaknya unsur yang dipilih dari tiap stratum boleh sebanding atau tidak sebanding dengan jumlah stratum dalam populasinya. Jika pengambilan banyaknya unsur tiap stratum sebanding dengan ukuran-ukuran tiap stratum dan pengambilannya dilakukan secara random, dinamakan propotional random sampling.



c.



Menggabungkan hasil dari pengambilan sampel tiap stratum, menjadi satu sampel yang diperlukan (Hasan, 2001). Menurut (Saputra, 2013) Stratified random sampling berarti anggota



populasi distrata terlebih dahulu. Teknik stratanya tergantung keinginan peneliti. Strata dapat dilakukan berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis rumah, jenis keluarga, jenis sumber air bersih. Langkahlangkah stratified random sampling adalah sebagai berikut : a.



Tentukan strata yang menjadi dasar pengambilan sampel



b.



Kelompokkan anggota populasi sesuai dengan stratanya



c.



Buat sampling frame / kerangka sampling / list / daftar unit populasi lengkap dengan nomor urutnya sesuai dengan kelompok stratanya



d.



Lakukan teknik sampling sesuai teknik simple random sampling untuk masing-masing strata, sehingga didapatkan anggota sampel sesuai dengan stratanya.



e.



Buat daftar anggota sampel sesuai dengan kelompok stratanya.



Didalam Stratified random sampling, data dibagi kedalam stratastrata. Strata adalah kelompok yang didasarkan pada perbedaan sifat (Subagyo, 2011). Teknik pengambilan sampel dengan pendekatan strata ini digunakan jika populasi penelitian bersifat strata atau populasi yang distratakan (Musfiqon, 2012). Contoh. Sebuah populasi terdiri atas 500 pedagang kaki lima, dengan komposisi 200 pedagang makanan, 150 pedagang barang mainan, 100 pedagang kerajinan, dan 50 pedagang rokok. Jika 20 pedagang kaki lima itu hendak dijadikan sebagai sampel, tentukan banyaknya sampel tiap stratum (gunakan metode sebanding) pada tiap stratum. Penyelesaian: a. Pengelompokkan sampel menjadi beberapa stratum diperlihatkan pada tabel berikut. Tabel 1. Pengelompokkan sampel Stratum



Jenis Usaha



Jumlah



I



Makanan



200



II



Barang mainan



150



III



Kerajinan



100



IV



rokok



50



Jumlah



500



b. Pengambilan sampel dari masing-masing stratum adalah sebagai berikut. 200



Stratum I



= 500 x 20 = 8 pedagang



Stratum II



= 500 x 20 = 6 pedagang



Stratum III



= 500 x 20 = 4 pedagang



Stratum IV



= 500 x 20 = 2 pedagang



150



100



50



Jumlah sampel seluruhnya = 20 pedagang



3.



Systematic Sampling (Sampling Sistematis) Sampling sistematis adalah bentuk sampling random yang mengambil elemen-elemen yang akan diselidiki berdasarkan urutan tertentu dari populasi yang telah disusun secara teratur. Sampling sistematis dilakukan apabila: a.



Identifikasi atau nama dari elemen-elemen dalam populasi itu terdapat dalam suatu daftar, sehingga elemen-elemen tersebut dapat diberi nomor urut;



b.



Populasi memiliki pola beraturan, seperti blok-blok dalam kota atau rumah-rumah pada suatu ruas jalan. Proses pengerjaannya ialah sebagai berikut.



a.



Jumlah elemen dalam populasi dibagi dengan jumlah unsur yang diinginkan dalam sampel, sehingga terdapat subpopulasi-subpopulasi yang memiliki jumlah elemen yang sama (memiliki interval yang sama).



b.



Dari subpopulasi pertama dipilih sebuah anggota dari sampel yang dikehendaki, biasanya dengan menggunakan tabel bilangan random.



c.



Anggota dari subsampel pertama yang terpilih digunakan sebagai titik acuan (awal) untuk memilih sampel berikutnya, pada setiap jarak interval tertentu (Hasan, 2001). Menurut (Sugiyono, 2007) sampling sistematis adalah teknik



pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sedangkan menurut (Subagyo, 2011) didalam systematic sampling setiap data biasanya sudah memiliki nomor. Kemudian data dikelompokkan sesuai dengan jumlah sampel yang dikehendaki. Kelompok pertama dipilih secara random, kemudian pada kelompok lain sampel dipilih dengan nomor sesuai dengan nomor dari kelompok pertama tadi. Pengambilan sampel model ini dilakukan dengan cara mendaftar seluruh nama populasi, kemudian dimasukkan kedalam daftar sampel. Peneliti bisa menentukan interval angka yang digunakan dalam penentuan sampel (Musfiqon, 2012). Menurut Saputra, 2013 langkah-langkah pengambilan sampel dengan cara sistematik random sampling adalah sebagai berikut :



a.



Tentukan besarnya populasi



b.



Tentukan besarnya sampel yang diinginkan.



c.



Buat sampling frame / kerangka sampling / list / daftar unit populasi lengkap dengan nomor urutnya.



d.



Hitung nilai range. R= populasi dibagi jumlah sampel, bila didapat pecahan, ambil nilai bulatnya.



e.



Kelompokkan populasi, tiap kelompok sebanyak R sesuai dengan nomor urutnya.



f.



Kelompok pertama lakukan undian ambil satu, sebagai sampel nomor yang pertama



g.



Sampel kedua didapatkan dengan cara menambah nomor sampel pertama dengan R.



h.



Sampel ketiga didapatkan dengan cara menambah nomor sampel kedua dengan R, demikian seterusnya sampai sejumlah sampel yang diinginkan terpenuhi.



i.



Tulis nomor yang menjadi sampel.



Contoh. Sebuah populasi yang memiliki elemen 800, hendak diambil 20 sampel sebagai bahan penelitian. Tentukan nomor-nomor sampel yang terpilih. Penyelesaian. a. Ke-800 elemen diberi nomor urut 001, 002,...., 800. Ke-800 elemen dibagi menjadi 20 subpopulasi, dimana setiap subpopulasi terdiri atas 40 elemen. b. Dengan menggunakan tabel bilangan random, diperoleh sebuah sampel dari subsampel pertama sebagai titik acuan, misalkan bernomor 007. c. Karena sampel pertama jatuh pada nomor 007, maka nomor untuk sampel-sampel berikutnya adalah 047, 087, 127, 167, 207, 247, 287, 327, 367, 407, 447, 487, 527, 267, 607, 647, 687, 727, 767.



4.



Cluster Sampling Dalam cluster sampling, data dibagi kedalam kelompok-kelompok yang disebut cluster. Jumlah data pada setiap cluster sama. Dari semua cluster yang ada dipilih sebagian (sample cluster) secara random. Nilai sampel adalah nilai dari cluster yang terpilih tadi (Subagyo, 2011). Sampling populasinya



kelompok



dibagi



adalah



menjadi



bentuk



beberapa



sampling



kelompok



random



(cluster)



yang dengan



menggunakan aturan-aturan tertentu, seperti batas-batas alam dan wilayah administrasi pemerintahan. Proses pengerjaannya ialah sebagai berikut. a.



Membagi populasi kedalam beberapa subkelompok.



b.



Memilih atu atau sejumlah kelompok dari kelompok-kelompok tersebut. Pemilihan kelompok-kelompok ini dilakukan secara random.



c.



Menentukan sampel dari satu atau sejumlah kelompok yang terpilih secara random (Hasan, 2001). Cluster sampling adalah cara pengumpulan data tidak berdasarkan



study units melainkan berdasarkan pengelompokkan study units (Sandjaja dan Heriyanto, 2006). Menurut (Saputra, 2013) Cluster random sampling menggunakan pendekatan wilayah atau bagian yang secara administratif mudah untuk dilaksanakan. Langkah-langkah cluster random sampling : a.



Tentukan unit cluster yang diinginkan, misalnya : administrasi perwilayahan,



wilayah



administrasi



tertinggi



provinsi,



diikuti



kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, RW, RT. b.



Lakukan undian terhadap kabupaten/kota, misalnya satu provinsi terdapat 12 kabupaten/kota diambil tiga, tiap kabupaten/kota diambil empat kecamatan, tiap kecamatan diambil tiga desa, dan seterusnya sampai ke unit cluster terkecil misalnya RT, yang berarti seluruh masyarakat/KK dalam RT yang bersangkutan menjadi anggota sampel. Cluster sampling adalah teknik sampling yang digunakan untuk



menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk



menentukan penduduk mana yang akan dijadian sumber data, maa pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas (negara) sampai kewilayah terkecil (kabupaten). Setelah terpilih sampel terkecil, kemudian baru dipilih sampel secara acak (Sugiyono, 2007, Musfiqon, 2012). Contoh. Sebuah desa yang memiliki 1.500 KK, akan diteliti mengenai respon penggunaan bumbu masak merek ASSOI. Untuk keperluan tersebut dipilih sampel sebanyak 50 KK. Dari 1.500 KK tersebut kita bagi menjadi 150 kelompok dengan anggota 100 KK tiap kelompok yang berdekatan. Dari 150 kelompok itu, dipilih sebuah sampel random yang terdiri atas 5 kelompok. Dengan demikian, dari 5 kelompok pilihan itu, diperoleh 5 x 10 = 50 KK sebagai sampel.



5.



Quota sampling Sampling kuota adalah bentuk sampling nonrandom yang mencirikan lebih dahulu segala sesuatu yang berhubungan dengan pengambilan sampel. Dengan demikian, petugas hanya mengumpulkan data mengenai sesuatu yang telah dirinci. Akan tetapi, pengambilan unit samplingnya ditentukan oleh si petugas (Hasan, 2001). Menurut (Saputra, 2013) quota sampling dikenal juga dengan sampling jatah. Jadi besarnya sampel ditentukan sesuai pertimbangan tertentu. Langkah-langkah quota sampling adalah sebagai berikut : a. Tentukan jumlah sampel yang diinginkan b. Langsung ke lapangan melakukan pengumpulan data terhadap anggota populasi. c. Pengumpulan data dianggap selesai bila jumlah sampel yang didapat sudah sesuai dengan keinginan atau jatah yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Sugiyono, 2007 sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.



Pengambilan



sampel



dalam



quota



sampling



didasarkan atas



kelompok-kelompok atau bagian sampel yang disebut dengan kuota. Penentuan kuota didasarkan pada: a. Berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan kebutuhan penelitian; b. Sifat-sifat tertentu dari populasi; dan c. Pertimbangan-pertimbangan peneliti (Subagyo, 2011). Contoh. Sebuah kawasan dihuni oleh 1.000 KK. Dalam angka penelitian, diperlukan 50 KK dalam kategori umur dan pendapatan tertentu. Dalam penentuan sampel sebanyak 50 KK itu, petugas melakukannya atas pertimbangan sendiri.



6.



Purposive sampling Purposive sampling dikenal juga dengan nama sampling berkehendak, sampling bertujuan, sampling bersyarat, sampling pilihan atau sampling selektif. Langkah-langkah purposive sampling adalah sebagai berikut: a. Buat sampling frame / kerangka sampling / list / daftar unit populasi. b. Tentukan persyaratan untuk menjadi sampel. c. Lakukan pemilihan sampel dari sejumlah anggota populasi yang ada sesuai persyaratan. d. Buat daftar anggota sampel yang dipilih (Saputra, 2013). Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono, 2007). Di dalam metode purposive sampling, pemilihan sampel didasarkan pada kepentingan penelitian (Subagyo, 2011). Sampling yang dilaksanakan dengan cara ini berdasarkan keputusan subyektif peneliti yang didasrkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pada cara ini peneliti mula-mula mengidentifikasi semua karakteristik populasi yang hendak diteliti dan mempelajari karakteristik tadi. Kemudian mulailah



peneliti



menetapkan



sampelnya



berdasarkan



pertimbangan-



pertimbangannya sendiri. Teknik ini cocok untuk penelitian studi kasus (Sandjaja dan Heriyanto, 2006, Musfiqon, 2012). Contoh. Peneliti ingin menarik penelitian tentang narkoba, maka sampel yang ditunjuk adalah siswa yang mengetahui narkoba atau penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli tentang makanan.



7.



Multistage Random Sampling Multistage random sampling biasa diterjemahkan dengan sampling bertingkat/bertahap (Saputra, 2013). Teknik ini merupakan kombinasi dari stratified sampling dan cluster sampling dan biasanya digunakan pada situasi pengumpulan data dari study units yang berasal dari populasi yang berbeda pula (Sandjaja dan Heriyanto, 2006). Contoh. Misalnya anggota populasinya 1000 KK akan diambil sampel 80 KK. Langkah pertama dari 1000 KK diambil secara random 600 KK, kemudian dari 600 KK yang terpilih diambil secara random 400 KK, demikian selanjutnya sampai yang terakhir diambil 80 KK.



8.



Sequential Sampling Dalam teknik sampling ini cara pengambilan sampelnya dimulai dengan pengambilan sampel yang kecil, kemudian dianalisa. Kalau hasilnya masih meragukan, maka dapat diambil sampel yang lebih besar lagi (Rianse dan Abdi, 2008).



DAFTAR PUSTAKA



Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). PT Bumi Aksara: Jakarta. Musfiqon. 2012. Paduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Prestasi Pustakaraya: Jakarta. Sandjaja dan Heriyanto, Albertus. 2006. Panduan Penelitian. PT Prestasi Pustakaraya: Jakarta. Saputra, Roni. 2013. Statistik Terapan Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program Studi D-IV Analis Kesehatan: Sumatera Barat. Subagyo, Pangestu. 2011. Statistika Terapan Edisi 2011. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UGM: Yogyakarta. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Rianse, Usman dan Abdi. 2013. Metodologi Dan Penelitian Sosial Dan Ekonomi (Teori Dan Aplikasi). Alfabeta: Bandung.