16 0 1 MB
LAPORAN KERJA PRAKTIK PEMELIHARAAN TRAVELLING BAND SCREEN PLTGU AREA WATER INTAKE PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG
Disusun Oleh :
Anggoro Bagus Prakoso 1413304 TEKNIK PERMESINAN SMK NEGERI 7 SEMARANG 2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
DENGAN JUDUL
1
PEMELIHARAAN TRAVELLING BAND SCREEN PLGTU AREA WATER INTAKE PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG
Disusun Oleh : Nama
: ANGGORO BAGUS PRAKOSO
NIS
: 1413304
Jurusan
: TEKNIK PERMESINAN
PT / Sek.
: SMK NEGERI 7 SEMARANG
Waktu KP
: 2 Mei s.d. 30 Juni 2017 dan 4 september s.d. 30 November 2017 Telah diperiksa pada tanggal : ………………… Mengetahui,
GENERAL MANAGER,
PEMBIMBING LAPANGAN
PARLAN
SONY HARYANTO
ABSTRAK Sistem proteksi memegang peranan penting dalam kelangsungan dan keamanan produksi energy listrik di PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG. Contohnya Proteksi pada generator, motor – motor pompa dan pembantu serta proteksi pada transformator. System
poteksi berfungsi untuk melindungi system
tenaga listrik,
operator
disekelilingnya, dan peralatan itu sendiri dari bermacam – macam gangguan yang mungkin terjadi.
Untuk menjaga kehandalan system diperlukan system proteksi.
Switchgear merupakan suatu system proteksi untuk menjaga kelangsungan pasokan listrik pada PLTGU. Switchgear merupakan circuit breaker yang digunakan untuk menghubungkan dan melepas beban listrik. Dalam kerja praktek ini, penulis ingin belajar
2
tentang circuit breaker pada tegangan 6,3 KV. Dengan laporan ini,para mahasiswa dapat belajar jenis circuit breaker yang bekerja pada switchgear. Kata kunci: circuit breaker, proteksi, switchgear
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat, berkat dan bimbinganya penulis dapat menyelesaikan praktik kerja lapangan di P.T Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang selama 5 bulan, praktik kerja lapangan dimulai tanggal 2 Mei 2017 sd 30 Juni 2017 dan4 september 2017 sd 30 november 2017. Dengan segala kehendaknya penulis juga bersyukur atas selesainya laporan praktik kerja lapangan dengan judul “Pemeliharaan Travelling Band Screen PLTGU Area Water Intake PT. Indonesia Power UP Semarang”. Selama pelaksanaan praktik kerja lapangan ini, penulis secara langsung dapat mengamati, menganalisis, dan membandingkan ilmu yang didapatkan di 3
bangku sekolah dengan kondisi nyata di lapangan. Pelaksanaan praktik kerja lapangan ini digunakan oleh penulis sebagai sarana untuk pembelajaran langsung di lapangan dan menambah penguasaan ilmu di bidang mechanical. Penulis mendapatkan banyak bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam kelancaran pelaksanaan praktik kerja lapangan maupun penyelesaian laporan praktik kerja lapangan ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Sudarmanto selaku Kepala Sekolah SMK N 7 SEMARANG
yang telah memberikan izin untuk terlaksananya kegiatan kerja praktik 2.
ini. Bapak Slamet SPd. Selaku Ketua Jurusan Teknik Permesinan SMK N 7 SEMARANG yang telah memberikan ijin melakukan prakerin
3. Bapak Malik SPd. selaku coordinator kerja praktik yang telah banyak
memberikan masukan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan praktik kerja lapangan dan laporan praktik kerja lapangan ini. 4. Orang tua serta saudara – saudara penulis yang senantiasa memberikan
kasih sayang dan dukungannya sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktik dan menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan ini dengan lancar. 5. Bapak Suparlan selaku General Manager PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Semarang yang telah mengizinkan dan memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan praktik kerja lapangan. 6. Bapak Marsono selaku perwakilan bagian Humas PT. Indonesia Power
Unit Pembangkitan Semarang yang telah memberi pengarahan kegiatan selama praktik kerja lapangan dan membantu dalam hal administrasi. 7. Bapak Sony Haryanto selaku Supervisor Pemeliharaan Mekanik sekaligus
pembimbing kerja praktik yang telah membantu dan membimbing kami selama melaksanakan praktik kerja lapangan dan penyusunan laporan. 8. Pak Haryawan, Pak Triarto, Pak Nur Widayat dan Mas Novel selaku
teknisi pemeliharaan mekanik di BOP Area Water Intake PT. Indonesia Power UP Semarang yang telah banyak memberikan ilmu dan
4
pengetahuan aplikatif selama kegiatan praktik kerja lapangan serta dalam penyusunan laporan. 9. Rekan – rekan sekolah yang juga melaksanakan praktik kerja lapangan di
PT. Indonesia Power UP Semarang selalu memberikan masukan kepada penulis.
Semarang, November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
5
6
7
8
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Perkembangan zaman selalu diiringi dengan adanya perubahan dalam masyarakat dari segi kebudayaan dan pola pikir yang merupakan salahsatu faktor penunjang kemajuan teknologi pada zaman tersebut. Sebagai contoh pada era globalisasi ini sudah banyak bidang yang mengadaptasi kemajuan teknologi, seperti peternakan, pertanian, militer, perdagangan dan sebagainya. Untuk kelistrikan di Indonesia juga sudah mengalami revolusi teknologi dimana adanya perubahan dari sistem yang konvesional menjadi sistem yang lebih modern. Jurusan teknik permesinan sebagai salah satu jurusan yang berpengaruh terhadap kemajuan teknologi mesin. Di Indonesia dituntut untuk mampu mencetak lulusan-lulusan yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta 9
keahlian di bidangnya. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan Praktek Kerja Lapangan agar siswa tidak hanya mendapatkan materi pelajaran secara teori saja namun dapat dipraktikkan langsung ke lapangan sesuai ilmu yang telah mereka dapatkan di bangku sekolah. PT. Indonesia Power UP Semarang dipilih sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan karena perusahaan ini merupakan salah saru perusahaan pembangkitan energi listrik yang merupakan anak cabang di bawah naungan PT. PLN Persero dan telah menerapkan teknologi yang bermanfaat,contoh pembangkitan yang ada di Indonesia antara lain, Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTBB), Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Pusat Listik Tenaga Uap ( PLTU), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Diharapkan dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis dapat membagikan ilmu kepada masyarakat yang masih awam terhadap bidang ini terutama masalah pembangkitan tenaga listrik, sehinnga masyarakat dapat memperoleh informasi yang berguna dikemudian hari. 1.2
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dengan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam laporan kerja praktik ini sebagai berikut: Bagaimana prinsip kerja, spefikasi, dan karakteristik dari Travelling
Band Screen PLTGU Area Water Intake PT. Indonesia Power? Bagaimana proses perawatan Travelling Band Screen PLTGU Area
Water Intake PT. Indonesia Power? 1.3
TUJUAN PENULISAN LAPORAN Menjelaskan prinsip kerja, spesifikasi, dan karakteristik dari Travelling
Band Screen PLTGU Area Water Intake PT. Indonesia Power Menjelaskan proses perawatan Travelling Band Screen PLTGU Area
Water Intake PT. Indonesia Power. 1.4
WAKTU DAN LOKASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI 10
Pelaksanaan kerja praktik di PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang dari tanggal 2 Mei 2017 – 31 Juni 2017 dan 4 Sep 2017- 30 Nov 2017 1.5
TUJUAN KERJA PRAKTIK Kerja praktik ini merupakan salah satu pembelajaran wajib yang ada
dalam kurikulum akademis program setudi jurusan Teknik Permesinan di SMK N 7 SEMARANG serta sebagai salah satu syarat untuk menempuh Tugas Akhir dalam rangka mendapatkan ijasah. Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kerja praktik ini sebagai berikut: a) Memahami proses kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU). b) Meningkatkan pengetahuan serta pengalaman terutama dalam sistem pengoprasian serta pemeliharaan unit – unit pembangkit listrik. c) Memperoleh pengalaman operasional dari suatu industri dalam penerapan dari
ilmu pegetahuan dan teknologi yang sesuai dalam bidang ilmu teknik permesinan 1.6
METODE PENGAMBILAN DATA Dalam penyususnan laporan ini, penyusun mengumpulkan data – data
dengan menggunkan beberapa metode. Metode yang penyususn gunakan dalam pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Observasi Metode observasi adalah metode dengan melakukan pengamatan langsung ke objek, sehingga diperoleh data yang aktual dan sebenarnya sehingga sesuai dengan tujuan penyusun. 2. Interview Yaitu metode dengan melakukan tanya jawab langsung secara lisan kepada pembimbing dan sumber data mengenai hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian. 3. Searching 11
Metode searching adalah metode dengan melakukan pencarian data – data di internet. 4. Literature Metode yang mempelajari buku – buku literature baik dari sekolah maupun dari perusahaan serta sumber lain yang berhubungan dengan objek yang di teliti dan pengetahuan lain yang mendukung. 1.7
SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN Untuk memberi gambaran secara garis besar, dalam hal ini dijelaskan isi
dari tiap-tiap bab dari laporan ini, maka sistematika penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan Berisi tentang latar belakang kerja praktek, tujuan penulisan laporan, waktu dan lokasi praktek kerja industri, tujuan kerja praktek, metode pengambilan data, dan sistematika penyusunan laporan.
BAB II
Profil Perusahaan Berisi tentang gambaran umum PT. Indonesia Power UP Semarang mengenai sejarah,
khususnya unit Pemiliharaan Mekanik Area
Water Intake BAB III
Dasar Teori Berisi tentang proses pembangkitan tenaga listrik pada PLTGU Tambak Lorok dan berisi tentang teori dari sistem kerja dan pemeliharaan Travelling Band Screen PLTGU Area Water Intake
BAB IV
Pemeliharaan pada Travelling Band Screen PLTGU Area Water Intake Berisi tentang inspeksi dan macam pemeliharaan berkala yang diterapkan pada Travelling Band Screen PLTGU Area Water Intake 12
BAB V
Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran bagi PT. Indonesia Power UP Semarang khususnya bagian Pemeliharaan Mekanik.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. Indonesia Power UP Semarang Pada awal 1990-an pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton
Swasta 1, yang dipertegas dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden nomor. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber daya swasta melalui pembangkit - pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menerbitkan kerangka dasar
kebajikan
(Sasaran
dan
Kebijakan
Pengembangan
sub
Sektor
Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturasi sektor ketenagalistrikan. Sebagai penerapan tahap awal, pada 1994 PLN diubah statusnya dari PERUM menjadi PERSERO. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN ( PERSERO) membentuk dua anak perusahaan, yang tujuannya 13
untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh BUMN tersebut. Salah satu dari anak perusahaan tersebut adalah PT Pembangkitan Tenga Listrik Jawa - Bali I, atau dikenal dengan PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha - usaha lain yang terkait. Pada 3 oktober 2000, tepatnya pada ulang tahunnya yang ke-5, manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB1 menjadi PT INDONESIA POWER. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, INDONESIA POWER mewarisi berbagai sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas - fasilitas pendukungnya, dengan menggunakan beragam energi primer seperti air, batu bara, panas bumi, dan sebagainya. Namun demikian dari pembangkit - pembangkit tersebut, terdapat pula beberapa pembangkit paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubruk, PLTA Ketenger, dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini, dapat dipandang bahwa secara kesejarahan pada dasarnya usia PT INDONESIA POWER sama dengan keberadaan listrik di Indonesia. Pembangkit - pembangkit yang dimiliki oleh Indonesia Power dikelola dan dioperasikan oleh 7 (tujuh) Unit Pembangkit : Suralaya, Saguling, Priok, Mrica, Semarang, Kamojang, Perak & Grati serta 1 Unit Jasa Pemeliharaan. Secara keseluruhan, Indonesia Power memiliki daya mampu sebesar 13.797MW dari daya yang tersedia di Indonesia. Daya tersebut merupakan daya mampu terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pembangkitan di Indonesia. Unit Pembangkit Semarang mengelola unit - unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Gas (PLTG), dan Gas Uap (PLTGU) dengan kapasitas terpasang sebesar 1.408,93 MW yang tersebar di 3 lokasi yaitu PLTU dan PLTGU Tambak Lorok (Semarang), PLTG Lomanis (Cilacap), dan PLTG Sunyaragi
14
(Cirebon). Unit pembangkitan Semarang memegang peranan yang penting dalam menjaga keandalan dan mutu system kelistrikan Jawa Bali terutama Jawa Tengah. No
Kapsitas
Nama Unit
Terpasang
Jenis Pembangkit
Lokasi
Unit Pembangkitan (UP) 1
Unit Pembangkitan Suralaya
3400 MW
PLTU
Cilegon
2
Unit Pembangkitan Saguling
795.75 MW
PLTA
Bandung
3
Unit Pembangkitan Mrica
309,74 MW
PLTA
Banjarnegara
4
Unit Pembangkitan Semarang
1.469,16 MW
PLTG,PLTU&PL
Semarang
TGU 5
Unit Pembangkitan Perak & Grati Unit Jasa Pembangkitan (UJP)
1
Unit Jasa Pembangkitan Banten 1
625 MW
PLTU
Suralaya
Cilegon, Banten
2
U J P Banten 2 Labuan
2 x 300 MW
PLTU
Pandeglang
3
Unit Jasa Pembangkitan Banten 3
3 x 315 MW
PLTU
Tangerang
3 x 350 MW
PLTU
Sukabumi
660 MW
PLTU
Cilacap, Jawa
Lontar 4
Unit Jasa Pembangkitan Jawa Barat 2
5
Unit Jasa Pembangkitan Jawa Tengah 2
6
Tengah
Unit Jasa Pembangkitan
2 x 200 MW
PLTU
Langkat
740 MW
PLTGU
Serang
Pangkalan Susu 7
Unit Jasa Pembangkitan PLTGU Cilegon
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) 1
UPJP Priok
1248 MW
PLTG,PLTGU,PL
Jakarta
TU,PLTD 2
UPJP Kamojang
378 MW
PLTP
Garut 15
3
UPJP Bali
427,59 MW
PLTG,PLTD
Denpasar, Bali
Jasa Unit Jasa Pemeliharaan (UJH) 1.pengoprasian Unit Pembangkit (PLTA,PLTD,PLTG,PLTGU,PLTU&PLTP) 2.Total Maintenance Service 3.Total Spare Parts 4.Total Testing and Commissioning
Daya yang terpasang di Unit Pembangkitan Semarang ini adalah sebagai berikut : Tabel BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN-2 Daya Terpasang PT. Indonesia Power UP Semarang Mesin Pembangkit PLTU Tambak Lorok 1 Tambak Lorok 2 Tambak Lorok 3 PLTGU Tambak Lorok GTG 1.1 Tambak Lorok GTG 1.2 Tambak Lorok GTG 1.3 Tambak Lorok STG 1.0 Tambak Lorok GTG 2.1 Tambak Lorok GTG 2.2
Daya Terpasang Merek Mesin Tahun Operasi 50,00 MW 50,00 MW 200,00 MW
GE GE Mitsubishi
1978 1978 1983
109,65 MW 109,65 MW 109,65 MW 188,00 MW 109,65 MW 109,65 MW
GE GE GE GE GE GE
1993 1993 1993 1997 1996 1996 16
Tambak Lorok GTG 2.3 Tambak Lorok STG 2.0 PLTG Sunyaragi 2 Cilacap 1 Cilacap 2 Total Daya Terpasang
109,65 MW 188,00 MW
GE GE
1996 1997
20,03 MW 29,00 MW 26,00 MW 1.408,93 MW
Alsthom Westinghause Westinghause
1976 1996 1996
2.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Paradigma Perusahaan 2.2.1
Visi Visi PT INDONESIA POWER adalah menjadi perusahaan energi
tepercaya yang tumbuh berkelanjutan. Penjabaran Visi : 1. Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan perusahaan sejenis di dunia. 2. Tangguh, memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumber daya PT Indonesia Power berupa manusia, mesin keuangan maupun sistem kerja berada dalam kondisi prima dan antisipatif terhadap sistem perubahan. 3. Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan stake
holder. 4. Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial dalam keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan. 2.2.2
Misi Misi PT Indonesia Power adalah menyelenggarakan bisnis
pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait yang bersahabat dengan lingkungan. 3
Motto Motto PT Indonesia Power adalah ” Trust Us for Power
excellence ” 4
Tujuan Tujuan PT Indonesia Power adalah: 17
1. Menciptakan mekanisme peningkakan efisiensi yang terus - menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan. 2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang bewawasan lingkungan. 3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. 4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standart kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi maupun kelestarian lingkungan. 5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme. 5
Paradigma
1. Paradigma adalah suatu kerangka berfikir yang melandasi cara seseorang menilai sesuatu. 2. Paradigma dari PT Indonesia Power adalah ”Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini”. 2.3 Makna dan Bentuk Logo PT. Indonesia Power 2.3.1
Logo
Logo PT Indonesia Power adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Logo PT. Indonesia Power
2.3.2
Bentuk Makna bentuk dan warna logo PT Indonesia Power merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya. Adapun makna bentuk logo diatas adalah :
18
1. Nama yang kuat, kata INDONESIA dan POWER ditampilkan
dengan menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat ( futura book regular dan futura bold ). 2. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf ”O” melambangkan
”Tenaga Listrik” yang merupakan lingkup usaha utama. 3. Red dot ( bulatan merah ) di ujung ilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan saat bernama PT PLN PJB Ι. Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan, dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili. 2.3.4
Warna Makna warna logo diatas : 1
MERAH Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi teaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
2
BIRU Diaplikasikan pada kata POWER, pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER, makna warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri berteknologi tinggi, efisien, aman dan ramah lingkungan.
2.4
Budaya Perusahaan, Filosofi Perusahaan, Nilai Perusahaan 2.4.1
Budaya Perusahaan Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia
perusahaan adalah pembentukan budaya perusahaan. Unsur - unsur budaya perusahaan : 19
1. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu keyakinan
akan nilai - nilai atau filosofi. 2. Nilai adalah bagian daripada budaya perusahaan yang dirumuskan untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT Indonesia Power, nilai ini disebut dengan ” Filosofi Perusahaan”. 3. Paradigma adalah suatu kerangka berfikir yang melandasi cara seseorang menilai sesuatu. Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang didasarkan pada lima filosofi dasar dan lebih lanjut filosofi dasar ini diwujudkan dalam dua belas dimensi perilaku. 2.4.2
Filosofi Perusahaan
a. Mengutamakan pasar dan pelanggan. Berorientasi kepada pasar serta memberikan layanan yang terbaik dan nilai tambah kepada pelanggan. b. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.
Menciptakan keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi finansial dan proses bisnis yang handal. c. Melapori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal. d. Menjunjung tinggi etika bisnis Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasional . e. Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal Filosofi perusahaan dibuat karena : 1. Memberikan acuan bagi seluruh anggota organisasi tentang bagaimana cara merealisasikan budaya perusahaan. 2. Merumuskan apa yang dianggap penting
tentang bagaimana
keberhasilan dalam berbisnis.
20
3. Memberikan motivasi, memacu prestasi dan produktivitas perusahaan.
Memberi gambaran lebih jelas mengenai identitas dan citra perusahaan.
2.4.3
Nilai Perusahaan IP-AKSI
Tujuh nilai perusahaan yang kemudian disingkat menjadi IP-AKSI adalah sebagai berikut: 1. Integritas Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan. 2. Profesional Menguasai pengetahuan, ketrampilan dan kode etik sesuai bidang pekerjanya. 3. Proaktif Insan IP senantiasa peduli dan cepat tanggap melakukan peningkatan kinerja untuk mendapatkan kepercayaan stakeholder. 4. Sinergi Insan IP senantiasa membangun hubungan kerja sama yang produktif atas dasar saling percaya untuk menghasilkan karya unggul. 2.5 Struktur Organisasi
21
Gambar 2.2 Struktur Organisasi 2.6 Struktur pemeliharaan
22
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bagian Pemeliharaan
23
BAB III DASAR TEORI
3.1
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Pada PLTGU Tambak Lorok, Unit Pembangkitan Semarang memiliki 2
blok unit pembangkitan dengan spesifikasi unit sebagai berikut : Tabel BAB III DASAR TEORI-1 Spesifikasi PLTGU Unit Pembangkitan Semarang Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap Blok 1
Tenaga Gas dan Uap Blok 2
GTG 1.1 GTG 1.2 GTG 1.3 HRSG 1.1 HRSG 1.2 HRSG 1.3 STG 1.0
GTG 2.1 GTG 2.2 GTG 2.3 HRSG 2.1 HRSG 2.2 HRSG 2.3 STG 2.0
a. Satu unit Gas Turbine Generator (GTG ) dapat menghasilkan 100
MW. b. Satu unit Steam Turbine Generator (STG) dapat menghasilkan 200 MW. Sehingga 1 blok PLTGU dapat menghasilkan kurang lebih 500 MW.
24
Gambar BAB III DASAR TEORI.1 Siklus PLTGU Secara umum proses produksi tenaga listrik pada PLTGU dibagi menjadi dua siklus yaitu : 1) Open Cycle Sebagai pemutar awal saat turbine belum menghasilkan tenaga, motor cranking mulai berputar dengan menggunakan energi listrik yang diambil dari jaringan 150KV Jawa-Bali. Motor cranking ini berfungsi memutar kompresor sebagai penghisap udara luar, dengan terlebih dahulu melalu air inlet filter. Udara luar ini akan diubah menjadi udara bertekanan untuk sebagian kecil pembakaran dan sebagian besar sebagai pendingin turbin. Disisi lain bahan bakar gas dimasukkan ke dalam ruang bakar atau combustion chamber. Pada saat bahan bakar gas dan udara bertekanan yang berasal dari compressor bercampur dalam combustion chamber, maka bersamaan dengan itu busi (spark plug) mulai memercikkan sehingga menyulut pembakaran. Gas panas yang dihasilkan dari proses pembakaran inilah yang akan digunakan sebagai penggerak atau pemutar turbin gas. Sehingga listrik dapat dihasilkan setelah terlebih dahulu diolah pada generator. Generator akan
25
menghasilkan listrik dengan tegangan 11,5 KV. Pada proses open cycle gas buangan dari turbin gas akan langsung dibuang melalui cerobong exhaust. 2) Combined Cycle Gas buang dengan suhu 560 ⁰C yang ke luar dari turbin gas
dimanfaatkan lagi setelah terlebih dahulu diatur oleh selector valve atau diverter damper untuk dimasukkan ke dalam HRSG (Heat Recovery Steam Generator) yang memiliki drum. Uap yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin uap agar menghasilkan tenaga listrik pada generator. Uap bekas dari turbin tadi diembunkan lagi di condenser kemudian air kondesat di pompa oleh condesate pump, selanjutnya dimasukkan lagi ke dalam deaerator dan oleh feed water pump dipompa lagi ke dalam drum untuk kembali diuapkan. Pola operasi yang digunakan, tidak selalu bergantung pada ketiga kondisi di atas, kondisi unit-unit pembangkit juga mempengaruhi pola operasi yang dipilih. Jika 1 unit GTG dan 1 unit HRSG mengalami gangguan, maka digunakan pola operasi 2-2-1 (2 unit GTG, 2 unit HRSG, dan 1 unit STG beroperasi). Dapat dikatakan bahwa PLTGU Tambak Lorok merupakan pembangkit yang beroperasi start-stop setiap hari. PLTGU hanya membutuhkan waktu ±15 menit untuk start-up system. Lebih cepat jika dibandingkan dengan PLTU yang membutuhkan waktu hinga beberapa jam untuk start-up system. Daya listrik yang dihasilkan pada proses open cycle tentu lebih kecil dibandingkan dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik combined cycle / closed cycle. Pada prakteknya, kedua siklus diatas disesuaikan dengan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya hanya diinginkan open cycle karena pasokan daya dari open cycle sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Sehingga stack holder yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG dibuat close, dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong exhaust, apabila dengan open cycle kebutuhan listrik masyarakat belum tercukupi maka diambil langkah untuk menerapkan combined cycle atau closed cycle. Namun demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih baik pada kondisi continous running. Apabila mesin berhenti akan banyak mengakibatkan korosi, perubahan setting, mur atau baut yang mulai kendur dan 26
sebagainya. Selain itu dengan continous running lebih mengefektifkan daya, sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar. Jadi secara garis besar untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) pada PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Semarang dapat dibagi menjadi 2 proses yaitu : Proses Pembangkitan / Produksi Listrik Turbin Gas (PLTG) Proses Pembangkitan / Produksi Listrik Turbin Uap (PLTU) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Gambar BAB III DASAR TEORI.2 Siklus PLTU Unit 3 Pada PLTU sendiri siklus berawal dari air laut yang bekerja dengan circulating water pumps untuk memompa air laut agar diproses menjadi air murni dengan proses desalinasi. kemudian setelah mengalami proses pemurnian sehingga menjadi demin water maka air tersebut akan dipompakan ke ketel uap (boiler) dengan menggunakan burner. Pada proses pemanasan digunakan bahan bakar solar sebagai start up dan kemudian dilanjutkan dengan penggunaan bahan bakar residu (MFO) untuk operasi secara normal.
27
Gambar BAB III DASAR TEORI.3 Siklus Rankine PLTU Pemanasan tersebut melalui beberapa proses pemanasan (heating) yaitu diawali dari LP heater 3A, 3B, 3C, deaerator, HP heater 3D, 3E, economizer, dan superheater. Setelah dari superheater maka boiler menghasilkan uap panas kering yang bertekanan dan temperatur tinggi. Uap kering tersebut digunakan untuk memutar sudu pada HP turbine. Uap keluaran dari HP turbine akan dimasukkan lagi kedalam boiler untuk mengalami proses pemanasan ulang dengan reheater. Uap yang telah mengalami pemanasan ulang pada reheater akan digunakan untuk memutar sudu IP turbine. Pada saluran exhaust IP turbine terhubung dengan LP turbine. Hal ini dikarenakan uap keluaran IP turbine akan langsung digunakan untuk memutar LP turbine. Pada exhaust LP turbine terhubung dengan Condenser agar uap yang mengalami penurunan tekanan juga temperatur, didinginkan dengan air laut dengan kontak tidak langsung. Proses perpindahan kalor ini terjadi di bagian gland steam condenser dimana uap keluar LP turbine dilewatkan melalui celah antar pipa-pipa, sedangkan air laut dialirkan berlawanan dengan arah uap(radial/counter flow) yang mengalir didalam pipa-pipa condenser. Dengan heat transfer yang terjadi maka dalam condenser terjadi kondensasi uap sehingga menghasilkan air kondensat. Air laut yang digunakan sebagai pendingin akan keluar melalui outlet condenser sedangkan gas dalam condenser yang tidak dapat terkondensasi akan dibuang dengan menggunakan air removal system agar tidak mengganggu heat transfer yang terjadi. Hasil kondensasi yang berupa air kondensat akan ditampung di hotwell condenser (tangki kondensat) untuk selanjutnya dipompakan kembali ke LP heater dengan menggunakan condensate pump.
3.2
Travelling Band Screen
3.2.1
Pendahuluan Travelling Band Screen adalah jenis perangkat penyaringan air
yang memiliki layar sabuk yang terus bergerak yang digunakan untuk 28
menangkap dan membuang kotoran. Jenis perangkat ini biasanya ditemukan di sistem asupan air untuk instalasi pengolahan air dan air limbah. Screen dianggap sebagai langkah awal dalam proses pengolahan limbah konvensional. Screen juga digunakan dalam intake air di pembangkit listrik. Layar Traveling bisa digunakan untuk menangkap daun, batang, rumput, ubur-ubur, sampah, kerang hijau, kerang, hydroids, rumput laut, dan plastik. 3.2.2
Fungsi Travelling Band Screen Travelling Band Screen berfungsi sebagai saringan untuk
menyaring kotoran-kotoran kecil (plastik,sampah dll) yang masih terikut aliran air yang melewati saringan depan dan partikel-partikel yang terbawa dari laut/sungai akan terperangkap di dalam saringan akan dibawa ke atas oleh saringan TBS ini dan dibuang ke bak penampung sampah.
3.2.3
Jenis-jenis Travelling Band Screen Secara keseluruhan Travelling Band Screeen memiliki kesamaan
baik dalam konstruksi maupun sistem kerja.Yang membedakan adalah design screen dan metode penyaringannya.Ada beberapa design Travelling Band Screen antara lain
29
Gambar 3.0 struktur trvelling 3.2.3.1
Thru Flow Band Screen Jenis aplikasi ini jala ditempatkan tegak lurus terhadap arah aliran
dan perbedaan dari jenis lainnya adalah yang dilakukan hanya pada satu sisi. Sisi depan jala adalah bagian tempat penyaringan Keuntungan tidak memerlukan konstruksi yang spesial
kerugian Karena screening dilakukan di satu sisi lebar jala harus memiliki kapasitas dan ukuran yang sama. Segel lebih besar dari type yang lain Jika over Puing-puing yang tidak bisa dibuang ke saluran pembuangan dan mungkin terbawa ke tempat penyaringan
30
Gambar 3.1 design Thru Flow Screen 3.2.3.2
Dual Flow Band Screen
layar ini dipasang sejajar dengan alirannya. Pengkabelan terjadi saat air baku masuk melalui permukaan luar mesh. Air yang disaring dikumpulkan di bagian dalam layar seperti yang terlihat pada diagram di bawah ini. Puing-puing di sisi lain dikumpulkan di permukaan luar jala. Puing-puing tersebut dikeluarkan melalui pencucian kembali oleh sistem semprotan air
keuntungan Layar dual flow band memungkinkan aliran dua kali lebih besar dari layar band aliran dengan spesifikasi yang sama seperti kecepatan, pembukaan jala, ets 31
Penyegelan jauh lebih baik dibanding layar alir band puing-puing selalu berada di permukaan hulu layar baik pada panel ascending dan descending kerugian konstruksi sipil khusus diperlukan untuk instalasi
Gambar 3.2 design dual flow screen 3.2.3.3
Center Flow Band Screen 32
Layar ini juga dipasang di arah paralel dengan aliran perbedaannya dari layar dual flow band yaitu arah aliran air baku dari bagian dalam jala ke dalam. Saat puing dikumpulkan di jaring, air yang disaring dikumpulkan di luar
Gambar 3.3 design center flow screen
3.2.4
Konstruksi Travelling Band Screen Dalam hal ini konstruksi yang dipakai adalah dual flow screen.
Secara umum keseluruhan konstruksi sama hanya saja di UP SEMARANG memakai jenis dual flow screen : 33
1.2.4.1
Diskripsi
terdiri dari tak berujung "sabuk" panel meshtersambung dalam bingkai baja vertikal. Airnyadisaring melewati dari luar layar, melaluipanel mesh, ke bagian dalam bingkai, lalu keluar melalui sebuah bukaan di bagian belakang ruang layar.
Gambar 4.0 alur penyaringan
3.2.4.1.1 Panel mesh, yang terbuat dari kawat tenun, dibawa pada frame tugas berat yang, pada gilirannya, melesat pada masing-masing sisi ke link dari dua rantai roller.
34
3.2.4.1.2
Rantai dibawa pada dua sprockets terpasang di
sebuah headshaft di atas dek leveI.
3.2.4.1.3
Sebagai "sabuk" panel berputar, puing dikumpulkan di
di luar jala pada kedua turun dan naik sisi. Ini, kemudian diangkat di atas dek tingkat dan dicuci ke dalam puing-puing melalui untuk pembuangan lebih lanjut. 3.2.4.1.4
Partikel yang lebih besar yang mungkin tidak sesuai dengan mesh
diangkat oleh bibir angkat yang menempel pada trailing tepi masing-masing frame pendukung jala dan ke tengah. 3.2.4.1.5
Setiap rantai link dilengkapi dengan poliamida yang dilumasi air
roIIer. Roller berjalan di trek yang dapat diganti. Ada tidak ada sprocket bawah atau bantalan.
3.2.4.2 SEGEL LAYAR Penyegelan antara masing-masing panel jala adalah dengan penyegelan strip melesat ke tepi trailing masing-masing paneI. Penyegelan dibatasi tidak lebih besar dari pembukaan jala maksimum
35
Gambar 4.1 segel rantai 3.2.4.2.1 Penyegelan antara panel jala bingkai akan terpengaruh dengan menyegel pelatyang terpasang diantara ujung keranjang dan rantai penyegelan dapat di sesuai kan dengan bingkai layar 3.2.4.2.2 Perlu dicata bahwa slot hanya berfungsi untuk menemukan layar saja dan grout di selluruh layar dapat diangkat ke atas 3.2.4.3 FRAME LAYAR Frame layar menyimpan rantai roller tarack ke bagian kepala 3.2.4.4 Bagian kepala Di atas dek rantai terpasang headshaft.headshaft di dukung rol friksi anti gesekan .Sliding spalsh pelat di balam bagian bearing di sesuaikan dengan headshaft untuk menyesuaikan dengan tegangan rantai 36
3.2.4.5 THE SCREEN DRIVE Layar di gerakkan oleh poros yang terpasang di dua roda gigi dilengkapi flens yang di pasang di motor.Gearbox terpasang langsung headshaft dan breket akan bergeser memindahkan torsi ke headshaft layar
3.2.4.6 Screen Washing Sebagai panel sabuk melewati titik pembuangan kotoran akan turun setelah di semprot oleh noozle yg di tempat di belakang layar Tekanan pperasi semprot Noozle 30-60 PSI 3.2.4.7 Layar penutup Bagian kepala layar di atas tingkat dek dipasang dengan penutup fiberglass / baja. Bila ini dihapus fuII akses ke panel mesh dan rantai adalah mungkin. Yang lebih kecil Pintu inspeksi dipasang pada satu penutup untuk memungkinkan visual pemeriksaan panel jala dan rantai.
BAB IV PEMELIHARAAN TRAVELLING BAND SCREEN PLTGU AREA WATER INTAKE PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG 37
4.1
Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan terhadap Travelling Band Screen bertujuan unruk menjaga
agar dapat selalu beroperasi dengan baik, sempurna dan sesuai degan kapasitasnya dengan tetap aman. 4.2
Memeriksa konstruksi TBS sebelum melakukan pemeliharaan
Sangat disarankan agar TBS beroperasi dipelihara untuk mencatat jam operasional dan perawatan Banyak kebutuhan perawatan rutin, tergantung pada variabel seperti jam kerja, kondisi air, dll harus ditinjau dari waktu ke waktu selama beroperasi Korosi yang parah dapat terjadi jika TBS tetap diam, terutama di air laut. Menjalankan layar untuk waktu singkat setiap hari meski tidak diperlukan untuk menjaga kondisi TBS
Tingkat
pelumasan
harus
diperiksa
setiap
hendak
melakukan
pemeliharaan.Karena pelumasan sangat penting dalam sistem kerja TBS terutama roda gigi stasioner “gear box” 4.3
Pelaksanaan Pemeliharaan
4.3.1
Langkah-Langkah Pengamanan Langkah pengamanan adalah sebagai berikut :
Melepas circuit breaker melalui panel control dan menguncinya.
Melakukan tagging peralatan
Membebaskan breaker dari sumber tegangan control dan tegangan menengah.
Menempatkan breaker pada posisi disconnecting atau tes.
Menggunakan buku petunjuk pemeliharaan dan catatan riwayat peralatanuntuk mendapatkan data-data kerusakan atau gangguan sebelumnya sebagai penuntun analisa gangguan serta penyebabnya.
4.3.2 Pemeliharaan Harian Disarankan agar layar dijalankan selama l0 - 15menit setiap hari.
38
Periksa apakah setiap layar berjalan normal tanpa suara atau getaran yang tidak biasa konstruksi untuk kebocoran minyak yang terlihat periksa tekanan air ‘’noozle’’ Periksa apakah puing-puing kotoran dari layar ke Saluran buang berjalan baik. Buka sebentar katup pembilasan saluran jika perlu.
4.3.3 Pemeliharaan Minguuan
Periksa level minyak di kedua sisi gearbox . Poin level minyak adalah level plug. Untuk yang utama dan unit sekunder, lepaskan colokan leveI minyak. Jika minyak tidak terlihat top off sampai kehabisan lubang. Tidak Tumpahan peralatan yang terlalu besar atau kegagalan segel bisa terjadi. Periksa header semprot untuk nozel terpasang. Buka pintu inspeksi di headframe dan periksa itu Jet air menutupi seluruh lebar panel dan beberapa yang tidak terpasang. dengan pintu inspeksi terbuka dan cuci air, putar layar pada kecepatan lambat dan secara visual memeriksa panel mesh dan segel untuk kerusakan Mengoperasikan semua katup selama beroperasi
39
4.3.4 Pemeliharaan bulanan
Periksa ketegangan rantai utama dan lubrikasi sekrup yang kencang dan bantalan dorong. Buka pintu fiberglass dan periksa: - Rantai itu berjalan terpusat pada sprockets. - Bahwa rolnya belum menata flat atau lainnya - Bahwa panel jala tidak rusak. Bersihkan motor dan peralatan tambahan yang berhubungan dengan Kain bebas serat
4.3.5 Pemeliharaan setiap tahun Periksa semua kontrol, alarm, katup dan lainnya yang terkait konstruksi Oleskan pelumas dari minyak pada masing-masing motor jika diperlukan Periksa bantalan gear box jika terdapat korosi pada segelnya
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan 40
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan pembelajaran selama di PT. Indonesia Power UP Semarang diperoleh beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut : 1
Jenis – jenis model Travelling Band Screen - Thru Flow Band Screen - Dual Flow Band Screen - Center Flow Band Screen
2
Travelling Band Screen adalah jenis perangkat penyaringan air yang memiliki layar sabuk yang terus bergerak yang digunakan untuk menangkap dan membuang kotoran. Jenis perangkat ini biasanya ditemukan di sistem asupan air untuk instalasi pengolahan air dan air limbah. Screen dianggap sebagai langkah awal dalam proses pengolahan limbah konvensional. Screen juga digunakan dalam intake air di pembangkit listrik. Layar Traveling bisa digunakan untuk menangkap daun, batang, rumput, ubur-ubur, sampah, kerang hijau, kerang, hydroids, rumput laut, dan plastik.
3
Pemeliharaan terhadap Travelling Band Screen tersebut bertujuan untuk menjaga agar breaker dapat selalu beroperasi dengan baik, sempurna dan sesuai dengan fungsinya dan tetap aman.
4
Dalam pemeliharaan circuit breaker ini dapat dibagi menjadi 4 (empat )kategori yaitu : - Pemeliharaan Harian - Pemeliharaan Mingguan - Pemelihaaraan Bulanan - Pemeliharaan Tahunan
5
Bagian – bagianTravelling Band Screnn: - The screen Seals - The Screen Frame - The Head Section - The Screen Drive - Screen Washing - Screen Covers 41
6
Perawatan peralatan-peralatan pembangkitan dilakukan secara berkala secara mingguan, bulanan, maupun tahunan namun tidak menutup kemungkinan diadakan perawatan dan inspeksi apabila terjadi gangguan pada sistem.
7
Travelling Band Screen memiliki peranan penting untuk meminimalisir banyaknya kotoran yang terbawa air yang di gunakan dalam sistem pembangkit listrik.
5.2
Saran 1. Mahasiswa dituntut lebih aktif lagi untuk mengaplikasikan ilmunya sehingga lebih mampu menghadapi dunia kerja. 2. Perlu adanya program kerja bagi mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek agar rincian kerjanya jelas dan tidak mengganggu kinerja staff PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG. 3. Kebutuhan akan bimbingan dari dosen pembimbing untuk memberikan pengarahan awal apa yang akan dihadapi saat praktek kerja nanti sangat diharapkan. Hal tersebut dapat meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk menyerap pengalaman yang lebih dari praktek kerja yang dilakukannya. 4. Perlu diadakannya jalinan kerjasama yang lebih erat antara dunia perguruan tinggi dengan dunia industri agar tercipta kesinambungan antara materi yang diajarkan di perguruan tinggi dengan kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja nantinya. 5. Pemeliharaan Circuit Breaker sebaiknya dilakukan dengan rutin. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kegagalan dalam sistem proteksi.
DAFTAR PUSTAKA 42
43