Tugas Makalah Diagnostik Lanjut - EEG - KEL 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERALATAN DIAGNOSTIK LANJUT ELECTROENCEPHALOGRAPHY ( EEG )



Nama Kelompok / NIM: 1. Aditya Rama Lintang P.P



(20203010125)



2. M. Laudza Alfakih



(20203010121)



3. Bhetricia Angita Nur A.



(20203010126)



4. Az Zahra Cintya Rahma



(20203010128)



5. Hanan Ikhsan Najib



(20203010133)



Kelompok : 4



LABORATORIUM ELEKTRONIKA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI ELEKTRO-MEDIS PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2022



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Diagnostik Lanjut yang berjudul “Electroencephalography (EEG)” dapat diselesaikan tepat waktu karena bantuan banyak pihak. Selainitu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan terutama pada bagian isi kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Diagnostik Lanjut ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Yogyakarta, 24 Mei 2022



Penyusun



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1 DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2 BAB I .............................................................................................................. 3 PENDAHULUAN .......................................................................................... 3 BAB II............................................................................................................. 5 PEMBAHASAN ............................................................................................. 5 I.



Pengertian Electroncephalography ........................................................ 5



BAB III ............................................................................................................. 20 PENUTUP ........................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 21



BAB I PENDAHULUAN I.



Latar Belakang Elektroensefalografi adalah merekam aktivitas elektrik di sepanjang kulit kepala. Elektroensefalografi mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan oleh arus ion di dalam neuron otak. Dalam konteks klinis, elektroensefalografi mengacu kepada perekaman aktivitas elektrik spontan dari otak selama periode



tertentu,



biasanya



20-40



menit,



yang



direkam



dari



banyak elektrode yang dipasang di kulit kepala. Elektroensefalogram adalah alat untuk merekam aktivitas listrik dari otak dengan menggunakan pena yang menulis diatas gulungan kertas. Tes ini mampu menunjukkan tanda penyakit alzheimer dan epilepsi. Sumber lain menjelaskan



bahwa



elektroensefalografi



adalah



sebuah



pemeriksaan



penunjang yang berbentuk rekaman gelombang elektrik sel saraf yang berada di otak yang memiliki tujuan untuk mengetahui adanya gangguan fisiologi fungsi otak. Elektroensefalogram (EEG) adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mengukur aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan otak. Tes EEG juga disebut sebagai tes gelombang otak atau rekam otak. Uji EEG tidak bersifat invasif. Prosedur EEG adalah dengan menempelkan elektroda di sepanjang kulit kepala. EEG dapat mengukur fluktuasi tegangan yang dihasilkan dari arus ionik di dalam otak. Tes EEG ini efektif untuk mendiagnosis gangguan kejang seperti tanda penyakit Epilepsi atau mendeteksi Alzheimer. Selain itu, EEG juga merupakan prosedur scanning untuk koma atau sindrom otak organic dan dapat bertindak sebagai indikator kematian otak. Tumor, abses, jaringan parut otak, dan darah yang membeku serta infeksi dapat menyebabkan aktivitas listrik yang berbeda dari pola normal irama dan kecepatan yang akan terdeteksi dengan menggunaakan EEG.



3



II.



Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud Electroncephalography? 2. Apa fungsi Electroncephalography? 3. Apa tujuan Electroncephalography? 4. Apa saja gelombang pada Electroncephalography? 5.



III.



Tujuan dan Manfaat A. Tujuan : 1) Menjelaskan Electroncephalography 2) Menjelaskan fungsi Electroncephalography 3) Menjelaskan tujuan Electroncephalography 4) Menjelaskan apa saja gelombang pada Electroncephalography. B. Manfaat : 1) Dapat memahami Electroncephalography 2) Dapat memahami fungsi Electroncephalography 3) Dapat memahami tujuan Electroncephalography 4) Dapat memahami gelombang Electroncephalograph.



BAB II PEMBAHASAN I.



Pengertian Electroncephalography



Electroencephalography (EEG) adalah suatu alat yang mempelajari gambar dari rekaman aktivitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya. Pemeriksaan EEG adalah tes yang mendeteksi aktivitas listrik di otak, dengan menggunakan cakram logam kecil (elektroda) yang dilekatkan pada kulit kepala. Perlu diketahui bahwa selsel otak berkomunikasi melalui impuls listrik dan aktif setiap saat, bahkan ketika sedang tidur. Aktivitas ini kemudian ditampilkan sebagai garis bergelombang pada rekaman EEG. Pemeriksaan EEG adalah salah satu tes diagnostik utama untuk epilepsi. Pemeriksaan ini juga dapat berperan dalam mendiagnosis gangguan otak lainnya. Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari pemeriksaan EEG, selain interpretasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosis, selama dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak baik justru akan menyesatkan tegaknya diagnosis. Oleh karena itu, ada pepatah yang mengatakan, “Bad EEG is worse than no EEG at all”.



5



Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek santai, matatertutup, gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan gelombang sinkron 8-14 siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat direkam dengan baik pada daerah visual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang ,kalau subyek membuka matan ya yang tertutup. Gelombang yang terjadi adalah gelombang beta (> 14 siklus/detik). Gelombang beta direkam dengan baik di regio frontal, merupakan tanda bahwa orang terjaga, waspada dan terjadi aktivitas mental. Meski gelombang EEG berasal dari kortek, modul asinya dipengaruhi oleh formasiretikularis di subkortek. II.



Fungsi Electroncephalography Pemeriksaan EEG bertujuan untuk mendeteksi apakah terdapat kelainan pada otak. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bila terdapat indikasi penyakit epilepsi, demensia, narkolepsi, abnormalitas sistem saraf, abnormalitas otak atau tulang belakang, dan kelainan mental. Pemeriksaan



otak



dengan



metode



ini



dilakukan



dengan



menggunakan cakram logam kecil (elektroda) yang dilekatkan pada kulit kepala. Perlu kamu ketahui bahwa sel-sel otak berkomunikasi melalui impuls listrik dan aktif setiap saat, bahkan saat sedang tidur sekalipun. Aktivitas ini kemudian ditampilkan sebagai garis bergelombang pada rekaman EEG.



III.



Tujuan Electroncephalography Menurut Jan Nissl(2006), EEG bertujuanuntuk: 1. Mendiagnosa dan mengklasifikasikanEpilepsi 2. Mendiagnosa dan lokalisasitumorotak, Infeksiotak, perdarahanotak, pendarahanotak,Parkinson 3. MendiagnosaLesidesakruang lain 4. MendiagnosaCederaKepala 5. Periodekeadaanpingsanatau dementia 6. Memonitorakifitasotakseseorang



7. Mengetahuikelainan metabolic dan elektrolit IV.



Tipe – Tipe Alat Electronephalography dan Kegunaannya 1. Wireless atau portable EEG, yang dilengkapi baterai sehingga dapat dibawa-bawa. Sedangkan wired EEG langsung tersambungkan dengan computer. 2. Ambulatory EEG, adalah mesin yang banyak digunakan untuk pemeriksaan gangguan tidur atau gangguan kejang. EEG ini digunakan untuk merekam lebih dari 72 jam, sementara EEG tradisional hanya dapat merekam 1- 2 jam. 3. EEG neurofeedback atau EEG biofeedback, merupakan sistem EEG yang mampu memberikan gambaran visual sehingga pasien dapat melihat aktivitas otaknya pada saat pemeriksaan dilakukan. EEG ini tersinkronisasi ke komputer dan gelombang aktivitas otak ditampilkan pada layar computer.



V.



Indikasi Pemeriksaan EEG 1. Perubahan status mental 2. Kesadaran menurun 3. Perubahan tingkah laku 4. Ensefalopati 5. Gangguan tumbuh kembang 6. “Kejang”



VI.



Proses Perekaman Alat EEG 1. Persiapan Memberi tanda pada titik-titik tertentu dikepala dan memasang elektroda. 2. Proses Perekaman a) Relaks b) Buka-tutup mata c) Mental activation-talking d) Pertanyaan sederhana



7



e) Aritmatik f) Fotik (pemberian cahaya) g) Hiperventilasi: bernafas cepat h) Tidur i) Buka tutup mata j) Mental activation



VII.



Kondisi yang Dapat Memanfaatkan Pemeriksaan EEG Meski demikian, elektroensefalografi juga dapat digunakan untuk membantu mendeteksi dan menyelidiki gangguan otak lainnya, seperti tumor otak, stroke, demensia (termasuk penyakit Alzheimer), radang otak (ensefalitis), hingga cedera otak. Selain itu, pemeriksaan EEG juga umum dilakukan pada kondisikondisi lain dengan tujuan tertentu, seperti: a) Memastikan kematian otak pada seseorang yang koma. b) Membantu menemukan tingkat anestesi yang tepat pada seseorang yang mengalami koma, yang diinduksi secara medis. c) Mengidentifikasi gangguan tidur atau perubahan perilaku. d) Memantau kondisi otak, termasuk aliran darah di otak, selama prosedur pembedahan. e) Mencari tahu penyebab pingsan atau periode hilang ingatan yang tidak dapat dijelaskan. f) Mengevaluasi aktivitas otak setelah cedera kepala yang parah, atau sebelum transplantasi jantung atau transplantasi hati.



VIII.



Sebelum Pemeriksaan EEG dan Sesudah Pemeriksaan EEG Beberapa langkah persiapan yang perlu Anda lakukan sebelum dan sesudah menjalani pemeriksaan EEG adalah: 1. Sebelum Pemeriksaan EEG: a. Cuci rambut atau keramas dengan shampo, tetapi tidak menggunakan kondisioner, pada malam sebelum tes dilakukan. b. Jangan menggunakan produk rambut, seperti gel atau hairspray, sesudah keramas dan sebelum tes dilakukan. c. Beritahu dokter dan tim medis mengenai obatobatan dan suplemen yang sedang Anda konsumsi, termasuk herbal. d. Dokter mungkin akan meminta Anda untuk menghentikan konsumsi beberapa obat yang akan mengganggu jalannya tes. Namun, jangan berhenti mengonsumsi



obat-obatan



tersebut



tanpa



berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau tim medis. e. Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein pada 8-12 jam sebelum tes. f. Hindari berpuasa pada malam sebelum pemeriksaan atau pada hari saat tes dijalankan. Gula darah yang rendah akibat puasa bisa memengaruhi hasil EEG. 2. Sesudah Pemeriksaan EEG a. Setelah tes selesai dan tim medis sudah mendapat hasil rekam otak, elektroda akan dilepas dari kepala Anda. b. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu mencuci rambut lagi begitu sampai di rumah karena sisa lem yang menempel, tetapi beberapa lainnya mungkin tidak.



9



c. Biasanya pada titik tempat elektroda dipasang, mungkin akan muncul kemerahan atau iritasi kulit. Namun jangan khawatir, ini adalah hal yang wajar dan biasanya akan hilang dalam beberapa jam. d. Konsultasikan dengan dokter atau tim medis bila kondisi tersebut cukup mengganggu.



IX.



Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pemeriksaan EEG Anda mungkin perlu tidur selama tes dijalankan. Oleh karena itu, Anda mungkin akan diminta untuk mengurangi waktu tidur pada malam sebelumnya. Jika pemeriksaan EEG dilakukan dengan kondisi tertidur, orang dewasa mungkin disarankan untuk tidak tidur lebih dari 4-5 jam, sedangkan pada anak mungkin tidak boleh tidur lebih dari 5-7 jam pada malam sebelum tes. Untuk pemeriksaan EEG pada anak, dokter mungkin akan memberi saran atau cara lain untuk membantu anak lebih mudah tertidur saat tes dijalankan.



X.



Langkah-langkah prosedur EEG 1. Selama tes EEG ini berjalan, akan diminta untuk duduk santai di kursi atau berbaring di atas tempat tidur. Kemudian, seorang teknisi akan mengukur kepala Anda dan menandai kulit kepala Anda dengan pena khusus untuk menandai tempat di mana alat elektroda akan dipasang. 2. Setelah itu, sekitar 16-25 elektroda akan dipasang dengan lem atau pasta khusus ke titik yang sudah ditandai di kulit kepala Anda. Namun terkadang, Anda mungkin cukup menggunakan topi atau penutup kepala elastis khusus yang sudah dilengkapi dengan elektroda. 3. Elektroda ini dihubungkan dengan kabel ke mesin perekam elektroensefalografi. Cara kerja alat EEG ini adalah dengan



mengirimkan gelombang otak Anda, yang hasilnya akan terekam ke peralatan komputer. 4. Begitu pemeriksaan dimulai, Anda harus berada dalam posisi yang rileks dan nyaman dengan mata tertutup. Namun, pada waktu tertentu, teknisi mungkin akan meminta Anda untuk membuka dan menutup mata, melakukan beberapa perhitungan sederhana, membaca kalimat tertentu, melihat gambar, menarik napas dalamdalam, atau melihat lampu yang berkedip. 5. Setiap melakukan hal-hal tersebut, gerakan tubuh Anda akan direkam oleh kamera video dan alat EEG akan merekam gelombang otak Anda. Rekaman mungkin juga dihentikan secara berkala untuk membiarkan Anda beristirahat atau mengubah posisi.



XI.



Cara Membaca Hasil EEG Umumnya, Anda tidak akan mendapat hasil rekam otak pada hari yang sama saat tes dilakukan. Pasalnya, rekaman perlu dianalisis terlebih dahulu oleh neurofisiologis klinis dan akan dikirim ke dokter yang meminta



tes



elektroensefalogram



dilakukan.



Anda



baru



dapat



mendiskusikan hasilnya dengan dokter dalam beberapa hari atau minggu kemudian. Beberapa Hasil Pemeriksaan EEG: a. Hasil EEG Normal Saat



diskusi



atau



janji



temu,



dokter



akan



menginterpretasikan hasil electroencephalography yang Anda



jalani.



Hasil



EEG



yang



normal



umumnya



menunjukkan pola garis gelombang yang normal pula. aktivitas listrik otak memiliki sejumlah gelombang per detik (frekuensi) yang normal untuk berbagai situasi. Sebagai contoh, gelombang otak lebih cepat saat Anda bangun dan lebih lambat pada tahap tidur tertentu.



11



b. Hasil EEG Abnormal Hasil EEG dengan pola yang abnormal biasanya menunjukkan adanya kelainan atau kondisi medis tertentu, seperti gangguan kejang (epilepsi), gangguan tidur, cedera otak, migrain, pembengkakan otak (edema), perdarahan abnormal (hemorrhage), struktur abnormal di otak (tumor), atau kematian jaringan akibat penyumbatan aliran darah di otak (infark serebral/stroke infark).



XII.



Efek Samping EEG Biasanya, orang baru menjalani pemeriksaan EEG merasakan keluhan ringan, seperti kesemutan di bibir, pusing, atau warna kemerahan pada bagian yang ditempeli oleh alat. Namun, keluhan-keluhan yang dialami akan menghilang dengan sendirinya. Namun, pada kasus yang sangat jarang terjadi, pemeriksaan EEG dapat memicu terjadinya kejang.



XIII.



Blok Diagram Desain Sistem EEG



Cara kerja : Penyadapan sinyal EEG dilakukan dengan mengambil selisih potensial antara dua electrode yang berbeda tempat. Elektroda tersebut ditempelkan pada permukaan kulit kepala dan kemudian masing-masing dihubungkan ke rangkaian proteksi untuk meminimalisir interferensi gelombang radio/Radio Frequecy Interference (RFI) dari kabel elektrode yang bisa bersifat sebagai antena.dan mencegah high voltage yang membahayakan pasien dan instrument. Sinyal dihubungkan ke penguat instrumentasi dan diperkuat, kemudian masuk ke rangkaian penguat AC



untuk memperkuat sinyal serta menghilangkan efek dari tegangan offset sinyal DC yang ditimbulkan offset internal op-amp maupun offset karena efek non-polarisasi yang kurang ideal dari elektroda. Sedangkan rangkaian DRL dipakai sebagai umpan balik ke elektrode referensi supaya mengurangi tegangan mode common. Selanjutnya sinyal EEG akan masuk ke rangkaian filter, yaitu rangkaian filter low pass dan rangkaian notch filter. Kedua filter tersebut akan meredam sinyal-sinyal yang tak dikehendaki termasuk sinyal noise. Pada tahap akhir sistem EEG ini keluaran filter dihubungkan dengan penguat akhir sehingga sinyal yang dihasilkan sesuai dengan daerah operasi masukan ADC. Selanjutnya sinyal analog diubah menjadi digital oleh ADC. Data digital ini diolah dan dikirimkan mikrokontroller ke PC dan kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik.



XIV.



Gelombang pada Electroncephalography Pada otak manusia terdapat beberapa macam gelombang yang dihasilkan oleh EEG yakni teta, delta, alfa, gamma, beta. 1) Gelombang Delta Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak semakin



melambat, sering dihubungkan dengan kondisi tidur



yang sangat dalam. Beberapa frekuensi dalam jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan. Kondisi Delta, jika dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang untuk mengakses aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran sadar. Kondisi Delta juga sering dihubungkan dengan manusia yang Memiliki perasaan kuat terhadap empati dan intuisi.



1.1gambar gelombang delta



13



2) Gelombang Memori.



Teta



Relaksasi



mendalam,Meditasi,Peningkatan



Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Teta



(4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Teta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi “senjakala” (twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan



kurang



tidur,



meningkatkan



kreativitas



dan



pembelajaran



. 1.2 gambar gelombang beta



3) Gelombang Alfa berperan dalam kreativitas, relaksasi, visualisasi. Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alplha ideal untuk perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita.



1.3 gambar gelomba alfa



4) Gelombang Beta Kondisi di mana seseorang dalam keadaan waspada dan konsentrasi. Gelombang beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi,



membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta ide-ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.



1.3 gambar gelombang beta



5) Gelombang Gamma(30-100 Hz) cenderung merupakan yang terendah dalam amplitude dan gelombang yang paling cepat. Gelombang gamma adalah gelombang otak yang terjadi pada seseorang mengalami aktifitas mental yang tinggi, misalnya berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil di muka umum.



1.5 gambar gelombang gamma



XV.



9 KOMPETENSI 1. PENCATATAN a. Tanggal masuk alat b. Merk dan tipe alat c. Spesifikasi alat d. Tahun produksi alat e. Tahun kalibrasi alat f. Tanggal alat mulai beroperasi g. Berapa kali alat telah dikalibrasi



15



2. PENEMPATAN a. Kamar Operasi b. Rawat inap, c. UGD , d. Poliklinik, VK



3. PEMELIHARAAN 1) PEMELIHARAAN ELEKTRODE a. Ketika perangkat eeg selesidi gunakan ,electrode harap di bersihkan dari sisi gel dengan air hangat b. ketika elekroda tidak di gunakan atruk di tempat yang steril untuk menghindari dengan bakteri c. untuk medeteksi adanya ganguan pada eletroda dapat di celupkan ke air untuk men-groudkan gektroda agar terdeteksi sinyal netral 2) PEMELIHARAAN KABEL PENGHUBUNG Karena kabel of memiliki struktur yang berbeda dengan kabel tembaga pada umunya kabel of tidak boleh di di lipat saat ingin meyimpan. Kabel of harus tergulung untuk menghindari kerusakan kabel 3) UNTUK HEADBOX Perekaman eeg yaitu minimal memrukan 16 chanael bekerja secara simulasi di setiap bagia otak perekeman minimal 8 area di otak secara simulsi untuk mendapat kan distribusi pola eeg dan semua elektroda harus mencapai area frontal, central,parietal,temporal, auricular danmastoid. kedua system monopelar dan bipolar



harus di gunakan



secara rutin dan pemakian sering ini adalah esensi untuk mendapatkan informasi akurat haruas ada prosedur buka tutup mata.aktifitas alfa dapat memberikan



fungsi



abnormal otak.aktifatas proksimal dan dapat pula di certus dengan prosedur ini, lama pelaksanaan 15-20 pada



penderita sadar dan apabila pasien tidur maka akan di tambah apabila lama mungkin semakin besar kemunkinan kita menemukan abnormalitasnya



4) UNTUK PHOTICLAM Untuk pemeliharaan lampu dapat di lakukan dengan mengoprasikan meinimal sekali dalam sehari serta di cek teganganya yang masuk ke dalam alat apakah sudah sesuai tegang alat dan frekuensi alat.



5) UNTUK PC  Pemeliharaan pc a. untuk merawat komponen keras dan lunak pada pc dapat di operasikan minimal sekali dalam sehari. b. untuk menjaga dari serangan virus pc dapat di intal aplikasi anti virus untuk mencegah virus masuk ke pc. c. agar perangkat lunak cegraph bio logic dapat di operasika secara lancer dan hasus memiliki persyaratan minimal: prossesor 3.0Ghz, 2GM ram, 20 GB untuk diskdriv.



4. SOP ( Standar Operasional Prosedur ) a) Persiapan Alat 1) Sebelum digunakan alat / pesawat EEG dipanaskan terlebih dahulu. 2) Elektrode dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu bagian kiri, tengah dan kanan sesuai dengan yang tertera pada junction box. 3) Kertas EEG sudah terpasang dengan sempurna.



17



4) Elefik



paste,



skin pure,



sisir,



metlyn,



spidol,



dipersiapkan di meja, dan kalau perlu karet gelang untuk pasien yang berambut Panjang. b) Persiapan Pasien 1. Sebelum di lakukan EEG pasien dianjurkan untuk keramas terlebih dahulu ( untuk pasien rawat jalan ) dan tidak diperbolehkan memakai minyak rambut. Untuk pasien rawat inap tidak diharuskan keramas ( kalau kondisi pasien tidak memungkinkan ) 2. Pasien tidak diperbolehkan memakai minyak rambut, supaya electrode melekat dengan sempurna. 3. Pasien / keluarganya membayar biaya sesuai dengan tarif yang telah ditentukan, kecuali pasien Astek / Askes. 4. Pasien bayi / anak-anak / pasien dewasa yang gelisah kolaborasi



dengan.



dokter



untuk



pemberian



premedikasi. 5. Sebelum pemberian premedikasi keluarga pasien diberi pengertian terlebih dahulu kemudian diminta untuk menandatangani inform concent yang telah disediakan. 6. Pasien bayi / anak-anak ditimbang dahulu untuk menentukan dosis obat. premedikasi. 5. PERBAIKAN a) Lakukan analisis kerusakan -



Tanyakan kepada pengguna alat mengenai gejala kerusakan



-



Lakukan troubleshooting untuk mengetahui kerusakan



-



Lakukan pendataan bagian alat b) Siapkan suku cadang yang diperlukan c) Lakukan langkah-langkah perbaikan d) Lakukan penyetelan atau adjustment kalibrasi internal e) Lakukan uji kinerja dan pengukuran aspek keselamatan kerja.



6. KALIBRASI a) Lakukan pendataan administrasi alat, b) Pengamatan fisik dan fungsi alat, c) Lakukan



penginstalan



alat



dan



pasang



aksesoris



kelengkapan, d) Lakukan uji keselamatan alat listrik menggunakan ESA susuai dengan kelas dan type alat, e) Lakukan uji kinerja alat, f) Penghitungan nilai ketidakpastian, g) Lakukan pengambilan kesimpulan. 7. TROUBLESHOOTING a) Kerusakan : Unit tidak bekerja ketika tombol power sudah pada posisi ON Analisa



: Pastikan jika kabel power terhubung dari strop kontak dan adaptor dan pastikan kabel terpasang ke unit.



b) Kerusakan : Sinyal gelombang elektroda tidak muncul pada mesin EEG Analisa : Pastika ketika memasangan elektoda terpasang dengan benar. 8. ANALISIS TEKNIS Analisis teknis dilakukan pada saat pengoperasian alat. Analisis teknis sama halnya dengan perbaikan dan trouble shooting. Jika terdapat masalah pada alat, teknisi harus melakukan analisis teknis terlebih dahulu sebelum melakukan troubleshooting dan perbaikan. 9. K3 (KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA) 1.



Menggunakan alat sesuai dengan SOP.



2.



Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.



3.



Menjaga alat supaya tidak terkena cairan atau zat kimia.



4.



Melakukan pemeliharaan atau maintenance alat.



19



BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Electroencephalography/electroencephalogram atau elektroensefalografi (EEG) adalah tes untuk mengukur aktivitas listrik di otak, menggunakan alat berbentuk cakram logam kecil (elektroda) yang terpasang pada kulit kepala Anda. Tes ini dapat mengidentifikasi aktivitas listrik yang abnormal di otak, yang mungkin mengindikasikan adanya kelainan sistem saraf atau penyakit otak tertentu pada diri Anda.Sebagai informasi, sel-sel otak Anda berkomunikasi melalui impuls listrik yang aktif sepanjang waktu, termasuk saat tidur. Pada saat pemeriksaan EEG, aktivitas listrik tersebut akan terekam dalam bentuk garis bergelombang di layar komputer, dapat dicetak di kertas agar dapat lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. Pemeriksaan EEG adalah tes yang biasanya dilakukan oleh spesialis terlatih, yang disebut neurofisiologi klinis. Tes ini umumnya dilakukan saat kunjungan atau pemeriksaan ke rumah sakit atau laboratorium. Fungsi utama electroencephalography (EEG) adalah untuk mendeteksi dan menyelidiki epilepsi, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami kejang berulang atau kambuhan.



Dengan tes rekam otak ini,



dokter



dapat



mengidentifikasi jenis epilepsi yang Anda alami, hal-hal yang mungkin memicu terjadinya kejang kambuhan, serta pengobatan yang tepat dan terbaik. Namun, EEG juga dapat dilakukan untuk beberapa kondisi lain.



DAFTAR PUSTAKA https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-electroencephalography-eeg https://eprints.umm.ac.id/40221/2/BAB I ttps://www.scirp.org/reference/referencespapers.aspx?referenceid=2532212 https://n.neurology.org/content/67/11/2092.2 https://alvivo23.wordpress.com/2012/06/04/eeg



https://id.wikipedia.org/wiki/Elektroensefalografi https://hellosehat.com/saraf/pemeriksaan-eeg/ https://www.alomedika.com/tindakan-medis/neurologi/eeg https://rsudkoesma.id/blog/2019/01/25/eeg-electroencephalography/ https://hellosehat.com/saraf/pemeriksaan-eeg/



21