Tugas Role Play [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Dengan Judul “ ROLEPLAY pra, saat, dan pasca gempa” (Dibuat untuk tugas mata kuliah Keperawatan Bencana)



OLEH RUKIYA UMARELLA



R011191106



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2020



ROLEPLAY KELOMPOK VI SKENARIO ROLE PLAY Nadia sri damayanti



R011191121



Rahmania



R011191111



Rukiya umarella



R011191106



Fransisca Lio



R011191120



Julhaidin



R011191144



Misnah Mochtar



R011191133



Riska Rofiqa



R011191142 PRA BENCANA GEMPA BUMI



Moderator



: Nadia sri damayanti



R011191121



Kepala BNPB



: Rahmania



R011191111



Pemateri 1



: Riska Rofiqa



R011191142



Rukiya umarella



R011191106



Pemateri 2



: Misnah Mochtar



R011191133



Pemateri 3



: Fransisca Lio



R011191120



Kepala desa



: Julhaidin



R011191144



Di suatu desa A merupakan daerah yang rawan terjadi gempa, sehingga untuk mengantisipasi banyaknya trauma/ cidera pada korban di lakukan upaya penanganan pra bencana oleh Dinas Kesehatan yang bekerjasama dengan BNPB untuk melakukan penyuluhan dan simulasi bencana gempa bumi. Simulasi dilakukan di desa setempat yang diikuti oleh seluruh warga desa A. (Sehari sebelum simulasi dilakukan, kepala desa menginformasikan kepada warganya bahwa akan ada penyuluhan dan simulasi gempa bumi yang akan di laksanakan pada hari rabu dan tempatnya di balai desa) Kepala desa :



“Diumumkan kepada seluruh warga desa A, diharapkan besok menghadiri penyuluhan dan simulasi gempa bumi, yang akan dilaksanakan di balai desa pada pukul 09.00.”



Warga desa



: “ baik pak desa.”



(keesokan harinya warga berbondong-bondong menuju balai desa). Di balai desa Kepala desa



: “ Ayo bapak, ibu, dan adik-adik yang baru datang silahkan merapat ya.”



(warga desa yang baru datang langsung menempati tempat duduk yang telah disediakan. Dan simulasi akan segera dimulai, acara dibuka oleh moderator) Moderator



: “ Assalamu’alaikum wr.wb. selamat pagi semuanya…”



Warga desa



: “ Wa’alaikumsalam, wr.wb. selamat pagi juga….



Moderator



: “ Bagaimana kabarnya bapak ibu dan adik adik sekalian?”



Warga desa



: “ Alhamdulillah baik.”



Moderator



: “ Baik kalau begitu, perkenalkan nama saya Nadia sri damayanti saya dari puskesmas B. Hari ini saya yang akan memandu jalannya acara pada hari ini. Apakah bapak dan ibu sekalian tahu hari ini kita mau ngapain?”



Warga desa



: “Simulasi gempa bu.”



Moderator



: “Iya…benar sekali. Jadi disini kita akan melakukan penyuluhan dan simulasi tentang gempa bumi. Sebelum kita mulai acara pada pagi hari ini alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa dimulai. Berdoa selesai.”



(Selanjutnya kepala desa A dan kepala BNPB memberikan sambutan kepada warga setempat) Moderator



: “Baik bapak ibu sekalian, kita memasuki acara inti ya. Selanjutnya materi yang pertama adalah tentang apa yang perlu dipersiapkan sebelum terjadi gempa serta tips mengatasi trauma yang di sebabkan oleh gempa dan akan disampaikan oleh ibu Riska dan bu rukiya. kepada ibu dipersilahkan.”



(pemateri 1 memberikan penyuluhan tentang trauma yang disebabkan oleh gempa bumi) Pemateri 1 ibu riska : Strategi Pencegahan Bencana Gempa Bumi Meski belum pernah mengalami gempa, namun perlu juga diketahui pengenalan karakteristik bencana dan upaya mitigasinya. a. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.  b. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.  c. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.  d. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada. e. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.  f. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.  g. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi. h. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama. i. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya. j. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.



k. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama. l. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya. 2. Strategi Saat Terjadi Gempa a. Di dalam rumah Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran. b. Di sekolah Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon. c. Di luar rumah Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papanpapan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa. d. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam. e. Di dalam lift Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia. f. Di kereta api



Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan g. Di dalam mobil Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci. h. Di gunung/pantai Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi. 3. Strategi Mitigasi Dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi a. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa. b. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan. c. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi. d. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada. e. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi. f. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan. g. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi. h. ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama. i. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.



Pemateri 1, ibu rukiya :



Peristiwa traumatik seperti bencana alam membuat para korban



rentan terkena Gangguan Stres setelah kejadian gempa bumi, 4 trik yang dapat dilakukan untuk mengurangi trauma tersebut seperti : 1. Atur pernapasan Ketika terjadi gempa, Anda dapat mengatur pernapasan dengan memejamkan mata dan tarik napas perlahan sedalam-dalamnya. Sebaiknya, gunakan pernapasan difragma pada saat melakukan teknik pernapasan ini. Setelah itu, keluarkan melalui mulut perlahan dan rasakan sensasi relaksasi dari pernapasan ini. Gunakan pernapasan ini selama 10-12 kali. 2. Ceritakan kepanikan Anda Tekanan gempa akan membuat Anda merasa panik. Sebaiknya, jangan pendam sendiri. Ceritakan pada rekan atau sanak keluarga Anda. Dengan begitu, kepanikan yang berpotensi membuat trauma akibat gempa akan teratasi. 3. Latihan fisik Kabar gembira bagi Anda yang kerap melakukan latihan fisik. Pasalnya, ketika gempa, Anda harus mencari tempat yang aman untuk berlindung. Hal ini membutuhkan latihan fisik yang baik, agar saat terjadi guncangan, Anda tetap dapat menjaga keseimbangan tubuh. Sebaiknya, lakukan latihan ini secara rutin. 4. Tidur nyenyak Setelah gempa, kebanyakan orang masih merasakan guncangan. Padahal, gempa sudah tidak ada lagi. Cobalah untuk pergi tidur. Lakukan aktivitas jika Anda tak kunjung dapat beristirahat.



Moderator



: “Bagaimana ibu bapak sudah mengerti belum dengan materi yang telah disampaikan?”



Warga desa



: “ mengerti bu.”



Moderator



: “ Baik, kalau sudah mengerti, nanti teman saya yang akan memperagakan salah satu cara mengatasi trauma ya, Tolong diperhatikan ya bapak ibu sekalian”.



(kemudian peraga 1 memperagakan cara mengatasi trauma pada bencana) Peraga 1



: “ Nah sudah paham dan tahu kan apa yang sudah saya peragakan. Ayo coba ibu maju ke depan dan coba peragakan seperti yang saya ajarkan tadi”.



Warga Desa



: “Siap bu.”



(kemudian salah satu warga desa memperagakan cara mengatasi trauma, dilanjutkan bernyanyi lagu siaga bencana untuk intermezzo menyelingi supaya warga tidak bosan) Moderator



: “Nah bapak ibu dan adik-adik sekalian tadi kan sudah diajari menyanyi siaga bencana sekarang kita lanjut pada materi ke 2 yaitu tentang pertolongan pertama, kepada ibu Misnah dan ibu rukiya dipersilahkan.”



(Pemateri 2 memasuki ruangan dan menanyakan kabar) Pemateri 2



: “ Selamat siang semuanya.”



warga



: “ Siaaang.”



Pemateri 2



: “ Bagaimana kabar bapak ibu semuanya?”



warga



: “Alhamdulillah baik…”



Pemateri 2



: “ Siang ini saya bu Misnah dan Bu rukiya ya yang akan memberikan materi tentang pertolongan pertama.”



warga



: “ Iya bu.”



Pemateri 2



: Indonesia rentan mengalami bencana alam gempa bumi karena terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia,



dan lempeng Pasifik. Hingga saat ini tak mudah mendeteksi tanda-tanda akan terjadinya gempa. Untuk itu, bila sewaktu-waktu mengalami musibah gempa, Bapak dan ibu sudah membekali diri dengan pengetahuan mengenai pertolongan pertama saat mengalami gempa bumi. Nah, kali ini adalah informasi bagi buat Bapak dan ibu mengenai langkah pertolongan pertama saat terjadi gempa bumi. Apa saja yang dapat Bapak dan ibu lakukan? 1. Tetap tenang.  Memang tak mudah bersikap tenang bila berada di kondisi terjadinya bencana alam seperti gempa bumi. Namun, sikap tenang dapat membantu menyelamatkan diri dan keluarga. 2. Kenali lokasimu. Langkah pertama yang dilakukan saat gempa bergantung pada lokasi Bapak dan ibu. Jika Bapak dan ibu berada di dalam ruangan, berlindunglah di bawah meja atau lindungi kepala dengan bantal maupun papan agar tidak terkena benda yang berjatuhan. Bila sedang berada di pusat perbelanjaan atau perkantoran, bergeraklah menuju jalur evakuasi dan titik kumpul saat terjadi bencana. Jika Bapak dan ibu berada di luar rumah, merunduklah dan lindungi kepala dengan penutup. Menjauhlah dari gedung atau tiang. Bapak dan ibu harus berjalan menuju daerah terbuka. Bergerak dengan cara merangkak atau merunduk serta lindungi kepala dan leher. Posisi tersebut akan mengurangi risiko terjatuh ataupun terkena benda-benda yang membahayakan. 3. Hindari area yang tidak stabil.  Bapak dan ibu harus menghindari jendela dan pintu yang terbuat dari kaca. Gempa bumi bisa menyebabkan kaca-kaca pecah, dan berisiko terkena pecahan kaca. 4. Segera lakukan pertolongan pada luka. 



Setelah gempa terjadi, ibu dan bapak mungkin akan mengalami luka-luka. Dan berikut beberapa hal yang dapat di lakukan bila mengalami luka, di antaranya, Luka terbuka. Bila mengalami luka terbuka dan berdarah, tutuplah luka dengan kain sambil menekannya sedikit agar aliran darah melambat dan kemudian berhenti, Patah tulang. Bila merasa sulit menggerakkan salah satu anggota tubuh karena terasa sangat nyeri, ada kemungkinan mengalami patah tulang. Mintalah bantuan orang lain untuk mempertahankan posisi badan bapak dan ibu. Sebisa mungkin jangan terlalu banyak bergerak untuk menghindari cedera lebih lanjut. Luka karena benda asing. Bila terdapat benda asing yang tertancap pada tubuh, seperti batu, besi, logam, kaca, dan sebagainya, janganlah mencabut benda tersebut. Minta bantuan orang lain untuk memindahkan ke tempat yang aman hingga petugas datang dan menangani luka ibu dan bapak. Bila sulit bergerak atau terhimpit puing bangunan, gunakan benda terdekat yang dapat menimbulkan bunyi, cahaya untuk memanggil petugas penyelamat atau orang di sekitar lokasi. 5. Hubungi nomor penting.  Kamu perlu menyimpan atau mengingat nomor-nomor penting seperti kantor polisi, rumah sakit, dan ambulans. Hubungi nomor-nomor tersebut serta jelaskan dengan tenang kondisi yang terjadi di lokasi terjadinya bencana, Namun usahakanlah untuk tetap tenang dan lakukan langkah-langkah pertolongan pertama yang telah dijabarkan diatas, agar ibu-ibu dan bapak dapat bertahan dari terjangan gempa. (pemateri 2 menyampaikan materi kepada warga desa. Setelah materi selesai, peraga 2 memperagakan pertolongan pertama pada bencana gempa) Pemateri 2



: “Bapak ibu sekalian, ini materi dan simulasi yang kedua tentang pertolongan pertama pada bencana gempa bumi sudah selesai. Nah saya ingin tahu apakah bapak ibu sudah benar-benar memahami apa yang sudah di peragakan apa belum. Coba salah satu maju ke depan yaa.”



(kemuduian beberapa warga maju ke depan dan memperagakan pertolongan pertama pada bencana gempa bumi) Moderator



: “Bapak ibu sekalian materi yang ke 2 telah selesai. Selanjutnya materi yang ke 3 akan disampaikan oleh ibu siska ya?”



(Pemateri ke 3 memasuki ruangan dan menyapa warga desa yang ada disana) Pemateri 3



: “Selamat siaang…”



Warga desa



: “Siang.”



Pemateri 3



: “Siang ini saya akan memberikan materi tentang Menurunkan resiko ancaman kesejahteraan kerluarga, jadi nanti



pemateri yang ke 3 akan memberikan



informasi mengenai tips dan cara menyimpan barang berharga bapak ibu. Bagaimana Sudah siap semuanya?” Warga desa



: “ Sudah bu.”



Pemateri 3



: Seringkali karena bencana alam datang secara tiba-tiba, kita menjadi panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, yang terpikirkan adalah untuk segera lari menyelamatkan diri. Masalah yang lain-lain seperti rumah dan harta benda tidak akan terpikirkan sama sekali. Walaupun demikian tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang ada didalam rumah. Hal ini dimaksudkan apabila bencana sudah selesai, maka para korban bencana pun masih harus tetap melanjutkan hidup dan dokumen tersebut dapat digunakan untuk bekal melanjutkan hidup. Sebaiknya satukan dokumen-dokumen penting yang ada didalam 1 tas yang mudah untuk dibawa keluar saat akan menyelamatkan diri. Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa : • Ijasah pendidikan. • Surat kepemilikan tanah, rumah, kendaraan dll. • Akte lahir dan kartu keluarga.



• Polis Asuransi beserta nomor agen yang dapat dihubungi. • Surat wasiat. • Nomor telepon anggota keluarga. (pemateri 3 memberikan materi tentang menurunkan resiko ancaman kesejahteraan kerluarga. Seperti biasa pemateri 3 melakukan evaluasi.) Moderator



: “ Baik bapak ibu dan adik-adik sekalian materi sudah selesai. Sudah paham dan mengerti belum dengan apa yang disampaikan tadi?”



Warga desa



: “Sudah bu.”



Moderator



: “ Kalau sudah mengerti . masih ingat tidak dengan lagu siaga gempa?”



(warga desa menyanyikan lagu siaga gempa bersama-sama) Moderator



: “ Sudah hebat semua ya bapak ibu. Selanjutnya apakah ada pertanyaan dari bapak ibu dan adik-adik sekalian?”



(kemudian terdapat beberapa warga yang memberikan pertanyaan.) (Setelah itu moderator memberikan evaluasi terhadap penyuluhan dan simulasi yang telah dilakukan. Dan moderator menutup acara tersebut.) Moderator



: “Baik bapak ibu sekalian acara yang terakhir yaitu penutup. Diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kedatangan bapak ibu semuanya. Semoga informasi yang telah diberikan dapat bermanfaat dan dapat diterapkan oleh bapak ibu sekalian.”



Warga desa



: “ Iya terimakasih kembali bu.”



Moderator



: “ Kalau begitu acara ini saya tutup dengan doa, berdoa dimulai. Berdoa selesai. wassalamu’alaikum wr.wb.”



Saat bencana gempa bumi Perawat 1



:



Nadia sri damayanti



R011191121



Perawat 2



:



Rahmania



R011191111



Perawat 3



:



Rukiya umarella



R011191106



Penolong 1



:



Fransisca Lio



R011191120



Penolong 2



:



Julhaidin



R011191144



Satgas 1



:



Misnah Mochtar



R011191133



Satgas 2



:



Riska Rofiqa



R011191142



Skenario 1 minggu kemudian setelah dilakukan berbagi macam pencegahan dan persiapan sebelum bencana seperti gempa, di desa A terjadi gempa, berikut adalah suasana saat terjadinya gempa yang terjadi di Rumah sakit desa A. Di sebuah ruangan di Rumah Sakit di lantai 3, Tiba-tiba… terasa guncangan hebat… membuat seluruh penghuni RS panik dan histeris sebelum akhirnya ditenangkan dan dituntun ke tempan aman oleh petugas RS…… Perawat 1 : “perhatian semua pengunjung RS yang terhormat, PERINGATAN: ini gempa dan bukan sedang simulasi. Harap tenang.. dan silahkan berjalan menyusuri pinggiran tembok sebelah kiri menuju tangga darurat serta lindungi kepala anda dengan helm pelindung yang telah di sediakan di pos penjagaan tiap lantai.. terima kasih.” (para tenaga medis khususnya perawat membantu mengevakuasi para korban) Situasi saat terjadi gempa di RS memang tidak terlalu parah dibandingkan dengan tempat lain. Hal ini disebabkan sistem siaga bencana telah terkoordinasi dengan baik dan didukung



dengan akses penyelamatan yang mudah serta gedung yang tahan gempa. Maka dari itu, walaupun dalam situasi gempa.. orang2 dengan tertib keluar menuju tempat yang aman…. Perawat 2 : “suster.. pasien di ruang ICU ruang aster 302 tidak mungkin sempat kita selamatkan. (sambil membantu memindahkan pasien yang patah tulang ke kursi roda)” Perawat 3: “ya sudah.. yang kira-kira bisa diselamatkan dan tidak menyita waktu. Lagi pula pasien di ruang aster tersebut dalam keadaan tidak sadar dan banyak intervensi yang dilakukan, akan memakan waktu banyak untuk mengevakuasinya (sambil menggiring pasien yang masih mampu berdiri). Kita berdoa saja ..” Perawat 2: “iya.. kita berdoa saja.. “ (Setelah 5 menit proses evakuasi, semua pengunjung dan pasien RS yang telah berhasil keluar dikumpulkan di sebuah lapangan dengan tenda-tenda darurat sementara yang telah disiapkan RS untuk diintervensi jika mengalami luka atau cidera, Gempa pun mereda… situasi dinyatakan telah aman…. ) Semua orang di di desa A kebingungan dan tampak panik saat itu. Mereka berusaha melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya. Teriakan anak dan para wanita terus terdengar dimana-mana. Sementara itu, bantuan dari rumah sakit terdekat dan TNI sudah mulai berdatangan....Keadaan di rumah sakit juga mulai sibuk dengan banyaknya korban yang terluka. semua sibuk membantu korban dan mengevakuasi korban... Penolong 1



: ”(menggusur korban yang tidak sadar ke tempat aman di sisi tenda, kemudian berkata kepada rekannya penolong 2) “gawat! Apneu dan risiko fraktur cervical! Tolong Bantu posisikan joutrass”



Penolong 2



: “baik, siap hitungan mundur .. 3..2..1.. ( penolong 1 melakukan RJP s.d. 3 siklus…)..”



(Setelah 1 menit dilakukan RJP…) Penolong 2



: “berhasil! Korban bernapas!”



Penolong 1



: “bagus! Segera pasang collar neck!”



(Segera setelah pertolongan pertama pada kegawatdaruratan diberikan oleh tim medis.. para survivor (korban yang selamat) dilarikan ke RS.. )



Pasca gempa Sirine ambulance terdengar riuh di RS kala itu….. setelah gempa mereda para polisi dan tim SAR masih menyisir para korban yang masih tertimbun atau mungkin yang masih bisa diselamatkan…. Ini sudah satu jam sejak gempa terjadi… para korban yang berhasil diselamatkan dan telah dilakukan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPG) satu per satu berdatangan ke RS. Jumlahnya semakin bertambah dengan berbagai keadaan yang cukup parah, para tenaga medis mulai melakukan tugas pasca bencana. Satgas 1 : Satgas 2 mohon dibantu untuk pelaporan kejadian bencana gempa ini melalui sms? Satgas 2 : baik satgas 1 laksanakan! (sambil mengetik sms) Satgas 2 : Tanggal : 30 agustus 2020 Jenis bencana : Gempa Bumi Lokasi bencana : Desa A Waktu kejadian : 09.00 WITA Jumlah penduduk : 3.872 penduduk Jumlah korban :  Meninggal : 459 org  Hilang : 525 org  Luka berat : 644 org  Luka ringan : 1032 org  Dirawat : a. RWP : 644 b.RWS : 1032  Pengungsi : 1212  Jumlah poskes : 35 buah



Begitulah sekilas gambaran tentang suasana pasca gempa…. Riuh ramai orang yang lalu lalang dengan hysteria dan kesedihan yang mereka pikul masing-masing… seakan mengetuk hati siapapun orang yang melihatnya….