Tugas Struktur - Geometri Jalan Raya - Unwiku [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TERSTRUKTUR



GEOMETRI JALAN RAYA



Disusun Oleh : PULUNG ADIYATMA 18 4101 03200



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO 2020



HALAMAN PENGESAHAN TUGAS TERSTRUKTUR GEOMETRI JALAN RAYA



Disusun Oleh : PULUNG ADIYATMA 18 4101 03200



Telah disetujui dan disahkan pada tanggal ………………. dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.



Purwokerto, ………………2020 Dosen Pengampu Tugas



Bayu Septiaji Wicaksana, ST.



UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO



FAKULTAS TEKNIK



Alamat : Kampus UNWIKU Karangsalam PO BOX 185 Purwokerto 53152 Telp. (0281) 6439729 Fax (0281) 6439711 Website : www.unwiku.ac.id – email : [email protected]



LEMBAR ASISTENSI TUGAS TERSTRUKTUR Nama Mahasiswa :



Mata Kuliah



1.



PULUNG ADIYATMA



NIM : 18 4101 03200



2.



...............................................................................................



NIM : ....................................



:



Perencanaan Geometri Jalan



Asisten Tugas :



Bayu Septiaji Wicaksana, ST.



No.



Tanggal



Uraian Asistensi



Tanda Tangan Mahasiswa Asisten Tugas



UNIVERSITAS WIJAYAKuSuMA PURWOKERTO



FAKULTAS TEKNIK Alamat : Kampus UNWIKU Karangsalam PO Box 185 Purwokerto 53152 Telp. {0281) 6439729 Fax {0281} 6439711



website : w\rmr.teknk.unwiku.ac.id - email : [email protected]



LEM BAR TUGAS MataKuliah



P rencanaan Geometri Jalan



:



Kelas Mama



/Paralel {Genap) b



NIM



:



No. Soal



Asi§ten Tugas



:



ADryeni_



-Tii-rmRE]!_`ir-1_____-1_________



I



p-c]HINNp| DL| 2iao I_Pea-SlbA Bayu septiaji wicaksana, ST.



I(erjakan dengan tulis tangan atau ketik komputer !!!



Kecepatan Rencana 80 kin/jam Lebar perkerasan 2 x 3,50 in {tanpa median) Kemiringan tikungan maksimum 10% Hitung : 1



2 3



4



Alinyemen horizontal ruas B-A Alinyemen vertikal ruas B-A



Gambar diagram super elevasi Gambar potongan melintang tiap stasioning



HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN !!!!



Pembagian soal tugas terstruktur maupun pembagian kelompok serta jadwal kelompok praktikum



selambat-Iambatnya tangga] 30 September 2020. {kecuali bagi mahasiswa barn karena



pendafiEaran gelombang ke-2 masih berialan diberi waktu hingga tanggal 31 0Id]ober 2020). 2



Asistensi pertama maksimal 1 (satu) bulan setelah batas akhir pembagian soa! {310ktober 2020}5



Jika sampai dengan tanggal 31 Oktober 2020 mahasiswa bersangkutan belum pernah asistensi, maka mahasiswa tersebut dianggap gugur (mengulang tahun depan). 3



Batas akhir ACC tugas tanggal 9 Januari 2020. (kecuali untuk praktikum mengikuti jadwal praktikum).



4



Mahasiswa yang belum tercantum dalam pembagian asisten, ikut ke asisten yang terakhir.



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr.Wb. Puji Syukur senantiasa karni panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Terstruktur "Geometri Jalan Raya". Sholawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui kata pengantar ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama pengerjaan laporan ini, sehingga laporan ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun agar dalam pembuatan laporan berikutnya penyusun dapat lebih baik. Penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri.



Wassalamualaikum Wr. Wb.



A. PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL Parameter Perencanaan Klasifikasi Medan Berdasarkan Kondisi Kemiringannya Menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik jalan Kota (TPJK) No. 038/T/BM/1997, medan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Klasifikasi medan di bedakan seperti pada tabel berikut : No Jenis Medan Notasi



Kemiringan Medan (%)



1



Datar



D



25%



Sumber : Bina Marga TPGJK No. 038/T/BM/1997 Berdasarkan sketsa dan data kontur yang ada maka dapat membuat tabel stationing dan presentasi kemiringan STA



Elv



Jarak



B



0+0



252



0



-5



0%



0+25



247



25



-5



-20%



0+50



242



25



-5



-20%



0+75



237



25



-5



-20%



0+100



232



25



-5



-20%



0+125



227



25



-5



-20%



0+150



222



25



-5



-20%



0+250



222



200



0



0%



0+275



227



25



5



20%



0+300



232



25



5



20%



0+325



237



25



5



20%



0+350



242



25



5



20%



0+375



247



25



5



20%



0+400



252



25



5



20%



Rata Rata



17,14%



P1



P2



A



18410103200



Beda



Titik



Tinggi



Geometri Jalan Raya



Kemiringan



1



Persentase kemiringan yang didapat adalah 17,14%, maka menurut tabel klasifikasi medan dari Bina Marga jenis medan adalah Perbukitan.



Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kelasnya Klasifikasi Jalan dan Volume Jam Rencana (VJR)



18410103200



Geometri Jalan Raya



2



Jalan ditetapkan Kelas III dengan Kecepatan Rencana 80 Km/ Jam



18410103200



Geometri Jalan Raya



3



Penentuan Kecepatan Rencana Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak yang ditempuh dalam kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam km/jam. Kecepatan rencana/ Design Speed (Vr) adalah kecepatan maksimum yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometric jalan yang memungkinkan kendaraan – kendaraan bergerak secara aman dan nyaman dalam kondisi suasana cerah, arus lalu lintas kecil dan pengaruh hambatan samping jalan tidak berarti. Kecepatan rencana ditentukan berdasarkan fungsi jalan dan jenis medan dari jalan yang direncanakan. Berdasarkan kelas III Lokal dan medan PERBUKITAN, maka kecepatan rencana yang disyaratkan 50-80 km/jam maka diambil Vr = 80 km/jam.



Perhitungan Jarak Pandangan Jarak Pandang Henti Vr (Km/ Jam)



100



90



80



70



60



50



40



30



Ss-min (m)



185



160



130



105



85



65



50



35



Jarak Pandang Menyiap Jrk Pandang



Jrk Pandang



Menyiap Std.



Menyiap Std.



Menyiap



Perhit. (m)



Desain. (m)



Min. (m)



30



146



150



109



100



40



207



200



151



150



50



274



275



196



200



60



353



350



250



250



70



437



450



307



300



80



527



550



368



400



100



720



750



496



500



120



937



950



638



650



Kec. Renc. (Km/ Jam)



18410103200



Jrk Pandang



Jrk Pandang



Geometri Jalan Raya



Menyiap Min. Desain (m)



4



A. Perencanaan Alinemen Horizontal Perencanaan Alternatif Lintasan Beberapa kriteria perencanaan trase jalan: a. Jarak lintasan tidak terlalu panjang; b. Pelaksanaan dan pemeliharaan operasional mudah dan efisien; c. Ekonomis dari segi pelaksanaan, pemeliharaan, dan operasionalnya; d. Aman dalam pelaksanaan, pemeliharaan dan operasionalnya; e. Memenuhi perencanaan desain geometrik jalan raya Dipilih lintasan dengan elevasi muka tanahnya mendekati pada kontur. Bentuk lintasan ini efisien karena hanya membentuk dua tikungan, memperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang sama.



+ 252



25 25 25



B



+ 242



145,



+ 237



15°



+ 247



+ 232



+ 227 + 222



20



0



25



25



25



P2



18410103200



+ 237



15°



P1



145,



25 25 25



25



25



25



+ 222 + 227 + 232



+ 242 + 247



A



+ 252



200



Geometri Jalan Raya



5



Penentuan Titik Koordinat dan Grid Dari gambar AutoCAD di peroleh: Titik P2



= (200;392,21)



Titik P1



= (0;75)



Titik B



= (200;467,21)



Titik A



= (0;0)



Perhitungan Jarak Antara Titik dan Sudut Pertemuan Tikungan Dari gambar AutoCAD di peroleh: Jarak antara A dengan P1



= 75 m



Jarak antara P1 dengan P2



= 350 m



Jarak antara P2 dengan B



= 75 m



Jarak antara A dengan B



= 500 m



Sudut P1



= 145.15°



Sudut P2



= 145.15°



Perhitungan Lengkungan Tikungan Jari – Jari Minimum (RMin) Jari-jari minimum (RMin) merupakan nilai batas lengkung atau tikungan untuk suatu kecepatan rencana tertentu. Jari-jari minimum merupakan nilai yang sangat penting dalam perencanaan alinemen terutama untuk keselamatan kendaraan bergerak di jalan. Berikut adalah tabel jari-jari minimum (RMin) dan derajat Lengkung maksimum (DMaks) untuk beberapa kecepatan: Vrenc.( km / jam )



40 50 60 70 80



18410103200



emaks.( m / m' )



0,10 0,08 0,10 0,08 0.10 0,08 0,10 0,08 0,10 0,08



f maks.



0,166 0,160 0,153 0,147 0,140



()



Rmin .Perhit .(m )



Rmin .Desain(m )



Dmaks. ..0



47,363



47



30,48



51,213



51



28,09



75,858



76



18,85



82,192



82



17,47



112,041



112



12,79



121,659



122



11,74



156,522



157



9,12



170,343



170



8,43



209,974



210



6,82



229,062



229



6,25



Geometri Jalan Raya



6



0,10



90



0,08 0,10



100



0,08 0,10



110



0,08 0,10



120



D (…0)



R (m)



0,250 0,500 0,750 1,000 1,250 1,500 1,750 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000 18,000 19,000



5.730 2.865 1.910 1.432 1.146 955 819 716 573 477 409 358 318 286 239 205 179 159 143 130 119 110 102 95 90 84 80 75



0,08



50 e Ls LN 45 LN 45 LN 45 LP 45 LP 45 LP 45 LP 45 LP 45 0,026 45 0,030 45 0,035 45 0,039 45 0,043 45 0,048 45 0,055 45 0,062 45 0,068 45 0,074 45 0,079 45 0,083 45 0,087 45 0,091 50 0,093 50 0,096 50 0,097 50 0,099 60 0,099 60 D maks. = 18,85



0,128 0,115 0,103 0,090



280,350



280



5,12



307,371



307



4,67



366,233



366



3,91



403,796



404



3,55



470,497



470



3,05



522,058



522



2,74



596,768



597



2,40



666,975



667



2,15



Kecepatan Rencana (km/jam) 70 80 e Ls e Ls e LN 50 LN 60 LN LN 50 LP 60 LP LP 50 LP 60 0,020 LP 50 0,021 60 0,027 LP 50 0,025 60 0,033 0,023 50 0,030 60 0,038 0,026 50 0,035 60 0,044 0,029 50 0,039 60 0,049 0,036 50 0,047 60 0,059 0,042 50 0,055 60 0,068 0,048 50 0,062 60 0,076 0,054 60 0,082 50 0,068 0,059 60 0,088 50 0,074 0,064 60 0,093 50 0,079 0,073 50 0,088 60 0,098 0,080 60 D maks. = 50 0,94 0,086 60 50 0,098 0,091 60 60 0,099 0,095 60 D maks. = 9,12 0,098 60 0,100 60 D maks. = 12,79 60



Ls 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 6,82



90 e LN LP 0,025 0,033 0,040 0,047 0,054 0,060 0,072 0,081 0,089 0,095 0,099 0,100 D maks. =



Tabel lengkung peralihan minimum dan super elevasi (e maks = 10%)



18410103200



Geometri Jalan Raya



7



Ls 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 5,12



Catatan : -



Untuk lengkung atau tikungan C-C, pengambilan R rencana, harus di daerah yang dasarnya hitam.



-



Untuk lengkung atau tikungan S-C-S maupun S-S, pengambilan R rencana harus di daerah bawahnya.



-



LN merupakan lereng jalan normal, diasumsikan sebesar 2%.



-



LP merupakan lereng luar diputar, sehingga perkerasan mendapat superelevasi sebesar lereng jalan normal 2 %.



-



Ls diperhitungkan dengan rumus Shortt, landai relatif maksimum, jarak tempuh 3 detik dan lebar perkerasan 2 x 3,50 meter.



Lengkungan Tikungan P1 β



= 180° - 145.15° = 34.85°



V rencana



= 80 km/jam



R rencana



= 200 meter



e maks



= 10% (Metode Bina Marga)



e



= 0,098 = 9,8%



Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls) Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung: VR * t 3.6 80*3 Ls = 3.6 = Ls 66.67 ≈ 67 m Ls =



Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh kemiringan:  VR 3   VR * e  = Ls  0.022*  −  2.727 *  RC *C   C    803   80*0.098  = Ls  0.022*  −  2.727 *  220*0.4   0.4   Ls = 74.55m



18410103200



Geometri Jalan Raya



8



Berdasarkan kelandaian relative maksimum :  e −e  Ls =  m n  *Vr  3.6* re   0.1 − 0.02  Ls =   *80  3.6*0.025  Ls = 71.11m



Koefisien gesekan maksimum (fm) fm = −1.00065*VR + 0.192 fm = −1.00065*80 + 0.192 fm = 0.14



Jari – jari lengkung minimum (RMin) Rmin =



VR 2 127 *(emax + fm)



802 127 *(0.1 + 0.14) = 209.974m



Rmin = Rmin



Rmin ≈ 210m



90* Ls π *R 90*71.11 θs = 3.14* 210 θ s = 9.70



θs =



θ c= β − 2*θ s = θ c 34.85 − 2*9.70 θ c = 15.45 Panjang bagian tikungan (LC) :



θc



* 2* π * R 360 15.45 Lc = * 2* π * 210 360 Lc = 56.6m Lc =



18410103200



Geometri Jalan Raya



9



L 2 Ls + Lc = L 2*74.55 + 56.6 = L = 205.7 m Koordinat setiap titik pada spiral terhadap tangent (yC) :



LS 2 6* R 74.552 γc = 6* 210 γ c = 4.41m



γc =



Absis setiap titik pada spiral terhadap tangent (xc) :



LS 2 40* R 2 74.552 = xc 74.55 − 40* 2102 xc = 74.547 m xc = LS −



Pergeseran busur lingkaran terhadap tangent (p):



γ c − R *(1 − cos*θ s ) p=  74.552  p=   − 210*(1 − cos*9.70)  6* 210  p = 1.408m Jarak antara Ts dan p dari busur lingkaran yang bergeser (k):



= k xc − R *sin θ s = k 74.547 − 210*(sin 9.7) k = 39.162m Jarak eksternal total:



β  ( R + p ) *  sec  − R Es = 2  34.85   Es = (210 + 1.408) *  sec  − 210 2   Es = 11.575m



18410103200



Geometri Jalan Raya



10



Titik perubahan dari tangent ke spiral (Ts) :



β  Ts = ( R + p ) *  tan  + k 2  34.85   Ts = (210 + 1.408) *  tan  + 39.162 2   Ts = 105.506m Kontrol type tikungan :



L ≤ 2* Ts 205.7 ≤ (2*105.506) 205.7 ≤ 211.012........OK Jadi, type lengkungan tikungan P1 ini adalah SCS (Spiral Circle Spiral). Pemeriksaan Pelebaran Perkerasan Perhitungan Pelebaran Pada Tikungan Rumus :



= B n *(b '+ c) + (n − 1) *Td + Z



(



b ' = 2.4 + R − R 2 − p 2 Td = Z=



)



R 2 + A *(2 P + A) − R 0.105*VR R



Dimana :



18410103200



B



= Lebar perkerasan pada tikungan (m)



b’



= Lebar lintasan pada tikungan



n



= Jumlah jalur lau lintas



Td



= Lebar melintang akibat tonjolan depan



Z



= Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi



C



= Kebebasan samping (0,8 m)



P



= Jarak ban muka dan ban belakang (jarak antara Gandar) = 6,1 m



A



= Jarak ujung engkel dan ban depan = 1,2 m



Vr



= Kecepatan rencana



R



= Jari-jari tikungan



Geometri Jalan Raya



11



Rumus : W= B − L



Dimana: B



= Lebar Total



L



= Lebar badan jalan (2x3,5 = 7 m)



Tikungan P1 V rencana



= 80 km/jam



R rencana



= 210 meter



( b ' =2.4 + ( 210 −



b ' = 2.4 + R − R 2 − p 2



)



2102 − 6.12



)



b ' = 2.49m



Td =



R 2 + A *(2 P + A) − R



Td=



2102 + 1.2*(2*6.1 + 1.2) − 210



Td = 0.038m 0.105*VR R 0.105*80 Z= 210 Z = 0.58m Z=



= B n *(b '+ c) + (n − 1) *Td + Z = B 2*(2.489 + 0.8) + (2 − 1) *0.038 + 0.580 B = 7.195m W= B − L = W 7.195 − 7 W = 0.195m Jadi, penambahan lebar tikungan pada titik P1 = 0,195 meter.



18410103200



Geometri Jalan Raya



12



Perhitungan Kebebasan Samping Pada Tikungan Tikungan P1 V rencana



= 80 km/jam



R rencana



= 210 meter



Jarak Pandang Henti (S)



= 130 meter



90* S π *R 90*130 θ= π * 210 θ = 17.73



θ=



= m R *(1 − cos θ ) = m 210*(1 − cos*17.73) m = 9.97 m Jadi, kebebasan samping pada tikungan P1 adalah 9,97 meter Diagram Superelevasi Diagram Superelevasi Tikungan P1 Type SCS



18410103200



Geometri Jalan Raya



13



a.



Perhitungan Diagram Superelevasi : • Diketahui : o Ls = 74,55 m o en



= 2%



o emaks = 10%



= 75 meter



o d1



etotal= en + emax etotal = 2% + 10% etotal = 12% etotal = 0.12 = a -



en 2% *74.55 = Ls = 12.425m 12% etotal



Perhitungan titik stationing pada tikungan P1 :  Sta. P1 = 0 + d1



= 0 + 75 meter



 Sta. Ts1



= Sta. P1 – Ts = 0 + 75 – 105.506 = 0 - 30,51



 Sta. Sc1



= Sta. Ts1 + Ls = 0 – 30,51 + 74,55 = 0 + 44,04 meter



 Sta. Cs1



= Sta. Sc1 + Lc = 0 + 44,04 + 56,6 = 0 + 100,64 meter



 Sta. SI1



= Sta. Cs1 + Ls = 0 + 100,64 + 74.55 = 0 + 175,19 meter



18410103200



Geometri Jalan Raya



14



B. PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL Perencanaan alinyemen vertikal merupakan salah satu cara agar pembangunan jalan yang kita lakukan lebih ekonomis serta memperhitungkan factor keamanan para pengguna jalan. Alinyemen vertikal adalah potongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan yang melalui sumbu jalan atau center line. Dimana pada perencanaan ini kita akan melihat potongan memanjang atau permukaan tanah jalan yang akan kita bangun. Dan dari sini kita akan melakukan “cut and fill” sebagai pertimbangan ekonomis dan merencanakan lengkung vertikal sebagai pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Ada satu jenis lengkung bertikal yang digunakan pada perencanaan ini :



Lengkung Vertikal Cekung : Lengkung vertikal cekung adalah lengkung dimana titik perpotongan antara ke dua tangent berada dibawah permukaan jalan. Selisih antara kedua gradient garis yang menghubungkan bernilai negative (-).



Perencanaan Lengkung : Pergantian dari satu landau ke landau yang lain, dilakukan dengan menggunakan lengkung vertikal. Lengkung tersebut direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi keamanan, kenyamanan drainase. Pengaruh dari kelandaian dapat dilihat dari berkurangnya kecepatan kendaraan ( atau kendaraan mulai menggunakan gigi rendah ). Kelandaian tertentu masih dapat ditolelir, apabila kelandaian tersebut akan mengakibatkan kecepatan jalan kendaraan lebih besar dari setengah kecepatan rencananya. Untuk membatasi pengaruh perlambatan kendaraan truk terhadap arus lalu lintas, maka ditetapkan landai maksimum untuuk suatu kecepatan rencana seperti pada table berikut ini : 18410103200



Geometri Jalan Raya



15



Tabel Landai Maksimum untuk Alinyemen Vertikal V renc. (km/jam)



Landai Maksimum (%)



100



3



80



4



60



5



50



6



40



7



30



8



20



9



Landai maksimun saja tidak cukup sebagai factor penentu dalam perencanaan alinyemen vertikal. Karena landau yang pendek memberikan factor pengaruh yang berbeda apabila dibandingkan landau yang Panjang ( pada kelandaian yang sama ). Tabel berikut menyajikan besaran Panjang kritis suatu landau. Tabel Panjang Kritis Kelandaian Kec. Rencana Kelandaian Panj. Kritis Kelandaian (km/jam) 100



80



60



50



40



18410103200



(%)



(m)



4



700



5



500



6



400



5



600



6



500



7



400



6



500



7



400



8



300



7



500



8



400



9



300



8



400



9



300



10



200



Geometri Jalan Raya



16



Tabel Penentuan Kemiringan Vertikal Jalan Rencana Titik



STA



Elevasi



A



0+0



252



Kemiringan 20%



P1



0 + 075



237 0%



P2



0 + 325



237 20%



B



0 + 400



252



 Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung :



Data yang diketahui o Jenis lengkung



: vertikal cekung



o Kecepatan rencana Vr



: 80 km/jam



o Stationing PPV



: 0 + 75 m



o Elevasi PPV



: +237 m



o Jarak pandang henti (JPH)



: 120 m



o Jarak pandang menyiap (JPM)



: 550 m



o g1



:+4%



o g2 18410103200



:+2%



Geometri Jalan Raya



17



 Tahap 1 Mencari Perbedaan kelandaian (A) A = g1 – g2 =4–2 =2%  Tahap 2 Menentukan jarak pandang (S) dari table JPH



= dari 120 – 140 diambil 120



JPM



= dari 350 – 550 diambil 550



 Tahap 3 Menghitung LV • berdasarkan syarat keamanan JPH untuk S < L



= LV



2S 2 2*1202 = = 53.33m 120 + (3.5*S) 120 + (3.5*120)



(Tidak memenuhi)



Untuk S > L



= LV



(120 + 3.5*S) (120 + 3.5*120) = = 30m A 3



(memenuhi)



• berdasarkan syarat keamanan JPH = LV



A *VR 2 3*802 = = 33.68m 360 360



• berdasarkan syarat kenyamanan mengemudi ( 3 detik)



= LV



VR*3 80*3 = = 66.667 m 3.6 360



 Tahap 4 Dari syarat LV tersebut dipilih yang terpanjang dengan memperhatikan jarak antara PPV agar tidak terjadi overlap. Maka diambil LV = 66,667 m  Tahap 5 Perhitungan E E =



18410103200



A * LV 3*66.667 = = 0.167 m 800 800



Geometri Jalan Raya



18



 Tahap 6 Gambar Alinyemen Vertikal



 Tahap 7 Menghitung Stationing (perhitungan stationing dan elevasi rencana sumbu jalan) PLV STA



= STA PPV -



1 * LV 2



1  = 0 + 75 –  *66.667  2  = 0 + 41.67 Elevasi



1  = elevasi - g1*  * LV  2   1  = +237 - 0.04*  *66.667   2   = + 235,67 m



PPV STA



= 0 + 75



Elevasi



= elevasi PPV – E = + 237 + 0,167 = + 237,167 m



18410103200



Geometri Jalan Raya



19



PTV STA



= STA PPV -



1 * LV 2



1  = 0 + 75 –  *666.667  2  = 0 + 108.33



Elevasi



1  = elevasi - g 2*  * LV  2   1  = +237 - 0.02*  *66.667   2   = + 237.67 m



18410103200



Geometri Jalan Raya



20



KESIMPULAN Dalam Perencanaan Geometri jalan ini terdapat dua elemen perencanaan yaitu perencanaan alinyemen horizontal dan alinyemen vertical, tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah untuk memenuhi fungsi dasar jalan, yaitu memberikan pelayanan kepada pergerakan arus lalu lintas (kendaraan) secara optimum. Sasaran perencanaan geometrik jalan adalah untuk menghasilkan design infrastruktur jalan raya yang aman, efisien dalam pelayanan arus lalu lintas dan memaksimurnkan ratio tingkat pengunaan/ biaya pelaksanaan. Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat, gerakan, dan ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas. Hal - hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencana sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.



18410103200



Geometri Jalan Raya



21



Desain alinyemen vertikal ruas B - A



+252



+247



25 m STA 0+00



25 m



STA 0+25



B



+242



+237



25 m



STA 0+50



+232



25 m



STA 0+75



+227



25 m



+222



25 m



STA STA STA 0+100 0+125 0+150



+222



200 m



+227



25 m



+232



25 m



+237



25 m



+242



25 m



+247



25 m



+252



25 m



STA STA STA STA STA STA STA 0+350 0+375 0+400 0+425 0+450 0+475 0+500 A



SKALA : 1:2000 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



lb = 74.55



lc = 53.2



lb = 74.55



e=0 e normal = 2% 2%



2%



2%



2% 0% 2%



2%



0% 2% 2%



10%



10%



DIAGRAM SUPER ELEVASI Skala NTS



18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



GEOMETRI JALAN RAYA



TITIK P2 TITIK P1 .72 103 TS= 47 74.5 xc= 468 37.



PH



∆F=32.33



Ec Lc



Cs



Sc Ls



k=



Rc



+P



Rc = 130



Ɵc 14.51



Ɵs



10.17



42.84



o



TS



Spiral (Ls)



Lingkaran (Lc) Sc Cs Sisi Luar e=0 e normal 2% Sisi Dalam



2% 2%



2% 2%



0 % 2%



2% 0%



2% 2%



2% 2% 8% 8% 8% 8%



18410103200



Lengkung Horizontal di titik P1



GEOMETRI JALAN RAYA



TITIK P2 PH



2



.7 103 TS= 7 4 74.5 xc= 468 37.



∆F=32.33



Ec Lc



Cs



Sc Ls



k=



Rc +P



Rc = 130



Ɵc 14.51



Ɵs



10.17



42.84



o



TS



Spiral (Ls)



Lingkaran (Lc) Sc Cs Sisi Luar e=0 e normal 2% Sisi Dalam



2% 2%



2% 2%



0 % 2%



2% 0%



2% 2%



2% 2% 8% 8% 8% 8%



18410103200



Lengkung Horizontal di titik P2



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



2%



3%



LAPISAN PONDASI BAWAH RABAT BETON



1.60



2.40



+252



TANAH DASAR



Bahu Jalan



2%



Trotoar dan Saluran Drainase



3%



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+00



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



Trotoar dan Saluran Drainase



+247 2%



3%



LAPISAN PONDASI BAWAH RABAT BETON



1.60



2.40



2%



TANAH DASAR



3%



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+25



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



Trotoar dan Saluran Drainase



+242 2%



3%



LAPISAN PONDASI BAWAH RABAT BETON



1.60



2.40



2%



TANAH DASAR



3%



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+50



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



Trotoar dan Saluran Drainase



+237 0%



RABAT BETON



1.60



2.40



2%



LAPISAN PONDASI BAWAH



TANAH DASAR



3%



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+75



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



2%



2.40



3%



LAPISAN PONDASI BAWAH



TANAH DASAR



1.60



Trotoar dan Saluran Drainase



+232



3%



RABAT BETON



Bahu Jalan



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+100



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



Trotoar dan Saluran Drainase



+227 0%



RABAT BETON



1.60



2.40



2%



LAPISAN PONDASI BAWAH



TANAH DASAR



3%



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+125



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



Trotoar dan Saluran Drainase



+222 2%



3%



LAPISAN PONDASI BAWAH RABAT BETON



1.60



2.40



2%



TANAH DASAR



3%



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+150



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



Trotoar dan Saluran Drainase



+222 2%



3%



LAPISAN PONDASI BAWAH RABAT BETON



1.60



2.40



2%



TANAH DASAR



3%



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+350



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



+227 3%



LAPIS PONDASI ATAS



1.60



2.40



0%



2%



LAPISAN PERMUKAAN



TANAH DASAR



Trotoar dan Saluran Drainase



LAPISAN PONDASI BAWAH



7.00



RABAT BETON



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+375



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



+232 3%



3%



2%



LAPISAN PONDASI BAWAH LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



1.60



2.40



Trotoar dan Saluran Drainase



RABAT BETON



TANAH DASAR



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+400



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



+237 3%



LAPIS PONDASI ATAS



1.60



2.40



0%



2%



LAPISAN PERMUKAAN



TANAH DASAR



Trotoar dan Saluran Drainase



LAPISAN PONDASI BAWAH



7.00



RABAT BETON



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+425



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



Trotoar dan Saluran Drainase



+242 2%



3%



LAPISAN PONDASI BAWAH RABAT BETON



1.60



2.40



2%



TANAH DASAR



3%



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+450



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA



Trotoar dan Saluran Drainase



Bahu Jalan



Jalur Lalu Lintas



Bahu Jalan



Trotoar dan Saluran Drainase



+252 2%



3%



LAPISAN PONDASI BAWAH RABAT BETON



1.60



2.40



2%



TANAH DASAR



3%



LAPISAN PERMUKAAN LAPIS PONDASI ATAS



7.00



2.40



1.60



POTONGAN MELINTANG JALAN STA 0+500



SKALA : 1:100 18410103200



GEOMETRI JALAN RAYA