Tugas TPM Gesell [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Teori Kematangan Gesell 1. Biografi Arnold Lucius Gesell lahir di kota Alma, Wisconsin, Amerika Serikat. Ia adalah anak tertua dari 5 bersaudara. Orangtuanya adalah fotografer dan guru. Ia menikah dengan Beatrice Chandler, kolega pengajarnya di sebuah sekolah dan kemudian memiliki dua orang anak dari perkawinan tersebut. Ketertarikan Gesell terhadap anak-anak dimulai dengan melihat atau mengobservasi pertumbuhan adik-adiknya. Bahkan ia mengambil kuliah kedokteran, walaupun sudah memiliki gelar doktor dan sukses sebagai psikolog, untuk mendalami lebih lanjut tentang proses perkembangan anak. Ia sebelumnya berfokus pada anak-anak dengan retardasi mental, termasuk Down’s Syndrome, Kretinisme dan Cerebral Palsy tetapi ia juga berpendapat bahwa sangat penting untuk mempelajari perkembangan anak normal untuk mengerti tentang “ketidaknormalan:” Gesell adalah orang pertama yang mengembangkan tes kecerdasan pada bayi dan menjadi peneliti pertama yang menggunakan film dan cermin satu arah untuk mengobservasi. 2. Prinsip – Prinsip Perkembangan Manusia Observasi Gesell tentang anak-anak dikembangkan menjadi 10 area besar yaitu motorik, personal hygiene, ekspresi emosional, ketakutan&mimpi, diri&seksualitas, hubungan interpersonal, bermain dan masa lalu, kehidupan sekolah, etika dan pandangan filosofis. -



Proses Kematangan



Perkembangan menurut Gesell dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu lingkungan dan terutama oleh aksi gen-gen tubuhnya.



Perkembangan dimulai dari proses terbentuknya organ yang pertama yaitu jantung. Kemudian otak dan saraf tulang belakang. Setelah itu baru bagian-bagian lain seperti tangan dan kaki. Demikian pula dengan perkembangan pasca lahir sama seperti perkembangan ketika masih berupa janin, yaitu perkembangan dari kepala- menuju kaki atau yang biasa disebut chepaloudal. Selain itu, anak juga berkembang dari dari arah terdekat ke arah terluar atau arah dalam ke arah luar yang disebut dengan proximodistal, yaitu dari dalam dimulai dari arah organ dalam yang bertumbuh dan berfungsi kemudian menuju keluar ke arah perkembangan organ luar seperti tangan dan kaki. Meskipun rata-rata mempunyai urutan perkembangan yang sama tetapi anak-anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Perbedaan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh mekanisme genetik internal mereka. Kematangan biologis mengacu pada proses dimana perkembangan manusia diatur oleh faktor dari dalam terutama gen. Gen yang menentukan urutan, waktu dan pola tindakan. Namun hal tersebut masih harus diteliti lebih lanjut dan masih belum ditemukan cara kerjanya secara pasti. Sehingga diambil kesimpulan untuk sementara bahwa gen mengarahkan perkembangan tetapi ada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi. Perkembangan pra-lahir juga dipengaruhi oleh aspek-aspek lingkungan internal, misalnya oksigen yang diterima ibunya. Faktor-faktor lingkungan mendukung pertumbuhan dengan tepat tetapi tidak berperan langsung bagi urutan perkembangan karena hal tersebut adalah proses kematangan.



Lingkungan sosial dan budaya juga sangat berpengaruh pada perkembangan anak dimana seorang anak belajar mengenai peran sosial maupun potensi diri dalam masyarakat. -



Cara Belajar



Gesell sangat menentang pengajaran di luar tahap perkembangan anak-anak. Menurut Gesell,anak akan mencapai kemampuan atau suatu tugas tersebut saat sistem saraf mereka cukup matang. Hal ini bisa dilihat dari sebuah contoh kasus pada sepasang anak kembar identik, anak yang satu diberi pelatihan motorik seperti menggenggam, memindahkan benda ataupun menaiki tangga sedangkan anak yang lain tidak. Anak yang diberi pelatihan menunjukkan kelebihan dibanding dengan saudara kembarnya untuk sementara waktu saja karena kemudian saudara kembarnya segera bisa menyusun ketertinggalannya tersebut. Dan hal ini terjadi berulang-ulang namun sudah terbukti bahwa upaya mempercepat perkembangan motorik hanya menghasilkan efek yang kecil. 3. Studi Pola-Pola Gesell berpendapat bahwa dalam mempelajari perkembangan hal terpenting adalah mempelajari pola – pola yang berupa tindakan terorganisasi. Contohnya adalah pola penglihatan bayi, saat baru lahir mata bayi bergerak-gerak tapi belum bisa menatap suatu objek. Setelah beberapa jam baru kemudian bayi mampu untuk menghentikan pergerakan matanya dan mulai menatap suatu objek dalam waktu singkat. Bayi kemudian bisa menatap sesuatu dan mengikuti gerakan suatu objek ketika berusia sekitar satu bulan. Lalu pada usia 4 bulan, bayi dapat memegang dan menatap suatu objek sekaligus. Dan pola tersebut terus berkembang sampai koordinasi mata dan tangan berkembang secara sempurna. Dan pola-pola perkembangan tersebut dapat ditemukan pada setiap tahap perkembangan seorang anak.



4. Prinsip – Prinsip Perkembangan Lainnya Menurut Gesell ada 3 wilayah prinsip perkembangan yaitu : - Jalinan timbal balik (Principle of Reciprocal Interweaving) Tubuh manusia bersifat bilateral, dimulai dari 2 belahan otak, 2 mata, 2 tangan, 2 kaki dan seterusnya. Jalinan timbal balik dapat dilihat salah satunya dari penggunaan tangan, awalnya bayi hanya menggunakan satu tangan, lalu berkembang menjadi menggunakan kedua tangannya, lalu bergantian sampai ia menemukan tangan mana yang dominan digunakannya. Gesell menggunakan prinsip ini juga untuk menggambarkan berkembangnya kemampuan berjalan kaki dan juga berkembangnya kemampuan menggerakkan tangan-kanan atau tangan-kiri. Ia menyimpulkan prinsip tersebut sebagai susunan hubungan timbal-balik antara dua fungsi atau sistem saraf motorik yang saling berlawanan, yang secara ontogenik terwujud melalui peralihan periodik yang semakin meningkat antara berbagai komponen fungsi atau sistem, dengan modulasi dan integrasi progresif pada pola-pola perilaku yang dihasilkan. Melalui proses-proses yang saling melengkapi seperti itu, rangkaian kekuatan yang saling berlawanan menjadi meningkat (atau dominan) dalam waktu yang berbeda-beda selama berlangsungnya siklus perkembangan. Kinerja dari kekuatan-kekuatan yang berlawanan ini menghasilkan integrasi dan kemajuan ke arah tingkat kematangan yang lebih tinggi. Pola perilaku ini berdasar dari sebuah prinsip psikologi yang disebut sebagai reciprocal innervation (aktivitas saraf secara timbal balik), yang diajukan oleh Sir. Charles Scott Sherrington, pemenang Hadiah Nobel kedokteran tahun 1932. Prinsip fisiologis Sherrington menyatakan bahwa pengencangan dan peregangan otot-otot yang berbeda-beda sama-sama saling melengkapi untuk menghasilkan gerakan tubuh yang efisien. Gesell menegaskan bahwa fenomena seperti itu juga beroperasi dalam proses perkembangan artinya, berlangsungnya pola-pola perilaku membutuhkan pertumbuhan struktural yang saling



melengkapi. Gesell menjelaskan urutan perkembangan yang menghasilkan aktivitas berjalan kaki sebagai rangkaian pergantian antara dominasi otot pengencang dan dominasi otot pelonggar pada lengan dan kaki; hal ini dilakukan melalui semacam koordinasi dan integrasi otot-otot saraf dalam jangka waktu tertentu. -



Asimetri fungsional (Principle of Functional Asymmetry)



Menurut prinsip ini perilaku berlangsung melalui periode-periode perkembangan yang bersifat asimetris (tidak seimbang) agar organisme bisa mencapai kadar kematangan pada tahapan selanjutnya. Contoh yang diberikan oleh Gesell sebagai ilustrasi mengenai prinsip kompleks ini diantaranya adalah tanggapan dasar yang disebut refleks pengencangan otot leher (tonic neck reflex). Refleks ini terjadi ketika seorang anak mengambil posisi tubuh seperti seorang pemain anggar, di mana kepala menoleh ke satu sisi, satu tangan terentang ke samping dan kaki pada sisi tersebut tetap lurus, sementara tangan yang lain terlipat melintang di dada, dan kaki lainnya menekuk lutut. Perilaku asimetris ini menjadi pendahuluan bagi pencapaian perkembangan simetris berikutnya, di mana kedua tangan si anak secara bersamaan memegangi suatu benda yang tergantung. Ini menjadi langkah penting bagi si anak untuk menguasai dan memahami lingkungannya. Gesell juga menegaskan bahwa prinsip asimetri fungsional sangat terkait dengan perkembangan gerakan tangan dan bentuk-bentuk dominasi psikomotor yang lainnya. Hal itu juga membantu mencegah anak-anak dari kemungkinan kekurangan napas (dengan cara menolehkan kepala) dan merupakan simpanan dari berbagai refleks yang turut menyumbang terbentuknya tindakan tertentu, misalnya melempar bola dan bahkan agresi. Menurut Prinsip Fluktuasi, setiap tahap yang berjalan dengan tidak seimbang atau goyah akan dikuti oleh satu tahapan perkembangan yang seimbang. Artinya bahwa perkembangan



bergerak naik-turun (fluctuates) antara periode stabil dan periode tidak stabil, dan antara periode pertumbuhan aktif dan periode konsolidasi. Fluktuasi progresif ini, yang amat mirip dengan kaidah “memberi dan menerima” dalam prinsip jalinan timbal balik, berpuncak pada serangkaian tanggapan yang bersifat stabil. Semua fluktuasi ini bukannya tidak dikehendaki atau



berjalan



acak. Sebaliknya, semua itu



merupakan upaya organisme



untuk



mempertahankan keutuhannya sambil memastikan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan tetap berjalan. Menurut Gesell, dalam kenyataannya setiap urutan tahapan yang khas akan berlangsung berulang-ulang seiring dengan semakin dewasanya si anak, dan tahapan-tahapan yang tidak seimbang atau goyah akan selalu diikuti oleh tahapan-tahapan yang seimbang. Tingkatan keseimbangan dalam perkembangan anak sejak usia 2 hingga 16 tahun, menggambarkan bagaimana perkembangan berlangsung dalam siklus yang meliputi keadaan yang relatif seimbang sampai keadaan yang relatif tidak seimbang. Garis tren dalam gambar menunjukkan karakteristik perilaku anak-anak pada umumnya, dan balikan perilaku setiap anak. - Pengaturan – Diri Gesell berpendapat bahwa mekanisme perkembangan intrinsik sangat kuat sehingga organisme dapat mengatur perkembangannya sendiri. Dalam sebuah studi kasus ditunjukkan bahwa seorang bayi dapat mengatur sendiri siklus makan, tidur dan bangunnya sendiri. Ketika bertambah besar, ia mampu mengurangi jam tidurnya secara bertahap dan terjaga lebih lama. Namun ada banyak fluktuasi didalamnya, termasuk kemunduran.



Karena proses – proses pengaturan diri ini, anak terkadang menolak upaya kita mengajari hal-hal baru atau mengikuti jadwal baru. 5. Individualitas Prinsip ini menekankan pentingnya pola pertumbuhan, yakni mekanisme internal dalam diri individu yang menentukan arah dan pola perkembangannya. Menurut Prinsip maturasi individuasi, perkembangan merupakan proses terbentuknya pola-pola berurutan yang telah tertentukan dan terwujud seiring dengan bertambah matangnya organisme. Gesell menekankan hubungan antara pematangan dengan lingkungan sebagai berikut: Faktorfaktor lingkungan ikut mendukung, membelokkan, dan meng-khususkan; tetapi faktor-faktor lingkungan tidak menjadi penyebab munculnya bentuk-bentuk pokok dan tata urutan ontogenesis. Sebagai konsekuensinya, pembelajaran (learning) hanya bisa terjadi ketika struktur-struktur telah berkembang sehingga memungkinkan terjadi adaptasi perilaku, dan sebelum struktur-struktur itu berkembang maka pendidikan semacam apa pun tidak akan bisa efektif. Gesell sangat menekankan peranan faktor-faktor biologi. Gesell menegaskan bahwa efek-efek lingkungan terhadap hasil akhir perkembangan bersifat amat terbatas. Gesell menyodorkan 3 hipotesis mengenai anak : tumbuh lambat, tumbuh cepat dan tumbuh tidak teratur. Anak yang tumbuh lambat akan memiliki watak yang lambat dan berhati-hati, sanggup sabar menunggu, berpembawaan tenang dan bijak dalam menanggapi semua persoalan hidupnya. Anak yang tumbuh cepat mungkin akan memiliki watak yang mudah bereaksi, ceria dan bahagia. Sedangkan anak yang berkembang tidak teratur, kadang-kadang bisa terlalu waspada dan kadang terlalu ceroboh, sering terbawa suasana hati, tidak sabar dan menunjukkan kecemerlangan.



Gesell yakin setiap temperamen individu dan gaya pertumbuhannya membuat tuntutan yang berbeda terhadap budaya dan budaya mestinya berusaha menyesuaikan diri dengan keunikan anak-anak. 6. Filsafat Pengasuhan Anak Gesell berpendapat bahwa dalam pengakuan terhadap hukum kematangan-biologis adalah dasar dalam mengasuh anak. Gesell berpendapat orang tua harus mengikuti “sinyal dan pertanda” anak dan menghargai kemampuan inheren anak dalam pengaturan-dirinya. Tahun pertama adalah waktu terbaik untuk belajar menghormati individualitas anak. orang tua memberikan ruang seluas-luasnya bagi pertumbuhan individualitas anak dan eksplorasi dirinya bukan memaksakan harapan dan ambisi pada anak. Gesell juga berpendapat bahwa anak harus tetap belajar mengendalikan impuls mereka dan menyesuaikan diri dengan tuntutan budaya tempat mereka tinggal. Pengasuh anak yang bijak dapat membantu anak mencapai keseimbangan antara pematangan biologis dari dalam diri sang anak dengan proses budaya. Selain itu sekolah juga membantu dalam proses tersebut tetapi sekali lagi Gesell mengingatkan bahwa guru-guru harus tetap sadar bahwa anak-anak memiliki perbedaan dalam kemampuan dan tingkat pertumbuhannya. Untuk itu, guru-guru harus menyesuaikan berdasarkan rancangan biologis anak tersebut dalam belajar.



Sumber :



Crain, William (2007). Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Salkind, Neil J (2004). An Introduction to Theories of Human Development. Thousand Oaks, London.



TEORI KEMATANGAN ARNOLD GESELL dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teori Perkembangan Manusia



Disusun oleh : Fasy Sabbathina (0305121025)



Diampu oleh: Hj.Dra. Rini Iriani, M.Psi, Psi



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL PASIM BANDUNG