Tujuan Laporan Keuangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



BAB II PEMBAHASAN A. STRUKTUR TEORI AKUNTANSI Teori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang sesuai dan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling terkait dan menjadi pedoman bagi pengembangan teori dan perumusan standar atau teknik akuntansi. Elemen-elemen tersebut adalah: 1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan. 2. Postulat akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan. Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima karena kesesuiannya denga tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan aspek ekonomi, politik, social, dan hukum dari suatu lingkungan dimana akuntansi berada. 3. Konsep teoritis akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan. Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berpean dalam ekonomi bebas yang ditandai dengan adanya pengakuan terhadap kepemilikan pribadi. 4. Prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat dan konsep teoritis akuntansi. Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, dan konsep toeritis akuntansi, serta menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan. 5. Standar atau teknik akuntansi, yang merupakan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari prinsip dasar akuntansi.



B. LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan adalah laporan yang menggambarkan tentang kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu, dan diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. PERUMUSAN TUJUAN Akuntansi lahir dengan maksud tertentu, yaitu untuk memberikan jasa kepada penggunaannya berupa informasi keuangan yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan. Dalam merumuskan teori akuntansi, perumusan tujuan laporan keuangan merupakan dasar utama karena tujuan inilah yang harus diwujudkan oleh ilmu akuntansi itu. Profesi akuntansi, khususnya di Amerika, telah banyak melakukan berbagai upaya untuk membahas dan merumuskan setandar, prinsip akuntansi, dan tujuan laporan ini. Untuk menyusun konsep yang menjelaskan Tujuan Laporan Kuangan, pada bulan april 1971 Presiden AICPA saat itu Marshall S. Armstrong, telah menunjukkan Tim Perumusan Tujuan Laporan Keuangan yang dikenal dengan Trueblood Committee. Tim ini sebenarnya bukan yang pertama yang menyusun tujuan laporan keuangan. Dalam Accounting Researches Studies No. 1 dan 3 yang dikeluarkan oleh The Accounting Principle Board yang bernaung di bawah AICPA telah menjelaskan A Tentative Set of Broad Accounting Principle for Business Enterprice. Di samping AICPA, AAA juga telah membahas masalah ini dalam A Statement of Basic Accounting Theory. APB’S Statement No. 4 dengan judul Basic Concepts and Accounting Principle Underlying Financial Statement of Bussiness Enterprises juga menyangkut tujuan kualitatif dari laporan keuangan ini. Di negara lain juga sudah ada melakukan pembahasan tentang tujuan laporan keuangan ini seperti Canada, Australia, dan lain-lain. TUJUAN AKUNTANSI ATAU LAPORAN KEUANGAN 1. MENURUT PAI Tujuan akuntansi atau laporan keuangan menurut berbagai sumber dapat kita lihat dari penjelasan dibawah ini. Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah sebagai berikut: a) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. c) Untuk memberikan informasi untuk membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.



e) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan. 2. MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) Sementara itu, menurut SAK No.1, Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: a) Tujuan laporan keuangan adalah laporan keungan menyediaakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, demikian laporan keuangan tidak menyediaakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. c) Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah yang dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya; keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. 3. MENURUT ASOBAT A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) Merumuskan empat tujuan akuntansi sebagai berikut: a) Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan. b) Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya. c) Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan. d) Membantu fungsi dan pengawasan sosial. 4. MENURUT APB STATEMENT NO. 4 APB Statement No. 4 Berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements Business Enterprises. Laporan ini bersifat deskriptif, dan laporan ini memengaruhi studi-studi berikutnya tentang tujuan laporan keuangan. Dalam laporan ini tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut: A. Tujuan Khusus



Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum. B. Tujuan Umum Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut: 1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan dengan maksud:  Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan  Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya  Untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaiakan utang-utangnya  Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaan yang ada untukpertumbuhan perusahaan. 2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dengan mencari laba dengan maksud:  Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemengang saham.  Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan.  Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan.  Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka pangka panjang. 3. Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. 5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. C. Tujuan Kualitatif Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No.4 adalah sebagai berikut: 1) Relevance Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. 2) Understandability Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya. 3) Verifiability Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. 4) Neutrality Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja.



5) Timeliness Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. 6) Comperability Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain. 7) Completeness Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai. Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No.4 dapat diperjelas dari gambar berikut ini. Tujuan Laporan Keuangan APB Nomor 4



Tujuan Khusus



Tujuan Umum



Menyajikan Laporan



Memberikan Informasi



Posisi Keuangan



Sumber Ekonomi



Hasil Usaha



Kewajiban



Perubahan Posisi



Kekayaan Bersih



Keuangan secara wajar sesuai GAAP



Tujuan Kualitatif Relavance Understandability Verifiability



Proyeksi Laba



Neutrality Timeliness



Perubahan Harta dan Kewajiban Informasi Relavan



Comparability Completeness



Gambar 1.1



5. MENURUT LAPORAN TRUEBLOOD COMMITTEE Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan ekonomi. Para pemakai laporan aan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang



Syarat-syarat Kualitas interaktif kualitas danutama sekunder Ukuran Pengakuan



Peramalan



Umpan



Relevan balik



TepatDapat Dibandingkan Dapat NetralDipercaya sebagai Dapat DipercayaRepresentasi Waktu Konsisten Diperiksa Materialitas



diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai arus kas. Seandainya nilai uang tidak stabil, hal ini harus dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuanitatif saja, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasa perlu. Dan informasi itu harus faktual dan dapat diukur secara objektif. Komite Truebood merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut: 1. Pemakai laporan keuangan Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Dengan kata lain, ada hubungan langsung antara relevansi dari informasi akuntansi dengan alokasi sumberdaya secara efisien. 2. Pemakai umum Tujuan laporan keuangan adalah melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan dan sumber kekayaan yang terbatas untuk pendapatan informasi dan yang meyakini laporan keuangan sebagai sumber informasi utama mengenai aktivitas peruahaannya. 3. Pemakai lain Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk meramalkan, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas menurut jumlah, waktu, dan dengan memperhatikan ketidakpastian lainnya. 4. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai “earning power” (kemampuan mendapatkan laba) perusahaan. 5. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna dalam menilai kemampuan manjemen menggunakn sumber kekayaan perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan utama perusahaan. 6. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang faktual yang dapat ditafsirkan tentang transaksi dan kejadian lainnya yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai earning power perusahaan. Hal yang menjadi dasar dalam hal ini tergantung pada penafsiran, penilaian, peramalan, taksiran harus diungkapkan. 7. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan laporan tentang posisi keuangan yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Laporan ini harus memberikan informasi yang menyangkut transaksi perusahaan dan kejadian lainnya yang merupakan bagian dari siklus perolehan laba yang tidak sempurna Current value harus juga dilaporkan apabila perbedaannya dengan Historical cost cukup besar. Harta dan kewajibam harus dikelompokan atau dipisahkan dengan memperhatikan ketidakpastian jumlah dan waktu kapan realisasi dan likuidasinya. 8. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan laporan laba priodik yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Hasil bersih dari pendapatan yang timbul dari siklus perusahaan laba yang “sempurna” dan kegiatan perusahaan akibat kemajuan kerja yang yang dihitung sebagai penyelesaian siklus perusahaan yang “belum sempurna” harus dilaporkan. Perubahan nilai yang digambarkan



dalam laporan yang berurutan dari laporan posisi keuangan harus dilaporkan, tetapi terpisah apabila nilainya berbeda dari segi kepastian realisasinya. 9. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan laporan kegiatan yang berguna untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai earning power perusahaan. Laporan ini harus menyajikan aspek nyata dari transasksi perusahaan yang memiliki unsur kas atau diharapkan mempengaruhi kas. Laporan ini harus menyajikan data yang diperlukan oleh pemakai dan memperhitungkan data dan manafsirkan laporan keuangan. 10. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk proses peramalan. Ramalan keuangan yang harus disajikan apabila mereka ingin meningkatkan tingkat kegunaan laporan bagi pemakainya. 11. Tujuan laporan keuangan bagi lembaga pemerintah dan lembaga yang bukan bertujuan untuk mendapatkan laba adalah memberikan informasi yang berguna untuk menilai aktivitas dari manajemen dan sumber-sumber kekayaaan dalam mencapai tujuan perusahaan. 12. Tujuan laporan keuangan adalah menyajikan kegiatan perusahaan yang mempengruhi masyarakat yang yang dapat ditentukan, dijelaskan atau diukur dan merupakan hal yang penting bagi peranan perusahaan dalam lingkungannya.



Tujuan ini dapat dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut: TUJUAN LAPORAN KEUANGAN



I. DASAR



V. LAPORAN III. INFORMASI YANG VI.II. SARAN KHUSUS KEUANGAN PENGGUNA DIBUTUHKAN IV. SIFAT INFORMASI



1. Pengambilan Keputusan 7. 4.7a.Siklus 2.7b. 7c. yang tidak neraca Pemakai Ketidakpastiaan Nilai Kemampuan sempurna umum dan waktu sekarang mencari laba



8a. 8.3. 9.11. 8b.6. Siklus Fakta dan organisasi Laba Pemakai rugi Perubahan Kegiatan sempurna taksiran lainnya keuangan nilai



10a. 9b. 12. 5. 10. 9a. Masyarakat Ramalan Pertimbangan prediksi Pertanggung Konsekuensi keuangan minimal kas jawaban



6. KARAKTERISTIK KUALITATIF DARI INFORMASI AKUNTANSI Pada dasarnya, kegunaan dari pengambilan keputusan disajikan sebagai kualitas informasional terpenting. Relevansi dan keandalan sebagi dua kualitas utama, dengan elemen – elemennya yang berhubungan. Setiap karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi ini akan kita lihat lebih lanjut.



a) Kualitatif Utama  Understandability Dapat dimengerti (Understandability) yaitu, informasi yang dipilih untuk disajikan bukan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.  Relevance Informasi disebut relevan apabila informasi itu mampu dan berguna dalam memengaruhi keputusan manajer dengan mengubah atau yang menguatkan pengharapannya tentang hasil dan akibat tindakan atas kejadiannya. Dengan kata lain, agar informasi relevan, informasi itu harus memiliki predictive value (meramalkan nilai masa yang akan datang), feedback value (menguatkan atau mengoreksi pengharapan yang sudah lalu) pada saat yang sama dan harus disampaikan pada waktu yang tepat.  Reliability



Dapat dipercaya (Reliability) menyangkut kualitas yang menyebabkan pemakai data bergantung pada kepercayaan pada data yang disajikan dan yang dimaksudkan untuk disajikan. Reliability tergantung pada tingkat kepercayaan dalam menyajikan informasi tentang suatu kejadian. Kepercayaan terhadap laporan berbeda antara seorang dengan orang lain. Biasanya untuk meningkatkan reliability maka laporan keuangan harus dapat diperiksa (verifiability).  Verifiability Dapat diperiksa (Verifiability) adalah suatu sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada orang-orang tertentu yang bekerja secara terpisah antara satu dengan yang lain untuk mengembangkan ukuran-ukuran yang sama atas bukti, data, dan catatan yang sama. Atau dengan kata lian, informasi memiliki kemampuan untuk di uji kebenarannya oleh orang yang berbeda dengan pengujian metode yang sama dan akan menghasiklan kesimpulan yang sama.  Completeness Dipercaya sebagai representasi (Completeness) menjelaskan kelengkapan dan kesesuaian antara data akuntansi dan kejadian yang dimaksud untuk disajikan.  Neutrality Nertal (Neutrality) berarti bahwa akuntansi bebas dari bias (prasangka yang tidak berdasar) dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan. Jangan sampai tujuan mengatur/memengaruhi laporan yang disajikan.  Prediction Prediction (Peramalan) yaitu, untuk mengetahui kondisi perekonomian di masa atau periode yang akan datang.  Feedback Feedback (Umpan Balik) yaitu informasi tersebut memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka dimasa lalu.  Timeliness Tepat waktu (Timeliness) yaitu, laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. b) Kualitas Sekunder  Comparability Dapat dibandingkan (Comparability) berarti bahwa dalam menyusun laporan keuangan harus digunakan metode yang sama sepanjang waktu oleh perusahaan tertentu agar bisa diperbandingkan.  Consistency



Consistency berarti bahwa metode-metode akuntansi tidak dapat diubah apabila telah dipilih. c) Pertimbangan Cost Benefit  Cost Benefit Informasi akuntansi akan diungkapkan apabila keuntungan yang didapat diperoleh dari informasi itu melebihi biayanya. Jadi sebelum menyajikan informasi maka harus dikaji terlebih dahulu untuk ruginya.  Materiality Materiality adalah sesuatu yang secara relative dianggap penting. Pada dasarnya pertimbangan harus diberikan dalam hal apakah informasi itu mungkin bersifat penting (significant) atau material atau tidak penting pengaruhnya terhadap keputusan. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN UNTUK LEMBAGA YANG MENCARI LABA 1. Memberikan informasi yang berguna untuk investor, kreditur, dan pemakai lainnya 2. memberikan informasi untuk membantu investor atau calon kreditur dan pemakai lainya untuk menilai jumlah, waktu dan prospek penerimaan kas 3. memberikan informasi tentang sumber ekonomi perusahaan, klaim terhadap kekayaan 4. Memberikan informasi tentang prestasi keuangan perusahaan selama satu periode 5. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan membelanjakan kas, peminjaman dan pengembaliannya 6. memberikan informasi tentang



bagaimana



manajemen



perusahaan



mempertanggungjawabkan pengelolaannya kepada pemilik atas penggunaan sumber kekayaan yang dipercayakan kepadanya. 7. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN UNTUK LEMBAGA YANG BUKAN MENCARI LABA 1. Dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan mengenai alokasi sumber kekayaan. 2. Berguna untuk menilai jasa dan kemampuan lembaga dalam memberikan jasa 3. Berguna untuk menilai bagaimana manajemen meminjam dan bagaimana menilai investasinya. 4. Dapat memberikan informasi terhadap sumber kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, dan perubahannya. 5. Dapat menyajikan prestasi lembaga. 6. Dapat menyajikan kemampuan lembaga membayar kewajiban jangka pendeknya.



7. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen sehingga para pemakai laporan keuangan dapat memohon informasi yang diberikan. APAKAH LAPORAN KEUANGAN INDONESIA SUDAH SESUAI DENGAN IFRS? Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar dasar, pengertian dan kerangka kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS. Sejak tahun 2012 Indonesia sudah menyesuaikan diri secara penuh dengan IFRS. Cukup banyak perubahan dan penyesuaian yang dilakukan agar laporan keuangan memenuhi aturan IFRS. Tetapi, di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke IFRS akan menyusul perubahan pada SAP. Tidak semua standar IFRS tersebut dicontek habis dan dirubah menjadi PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit gambaran saja untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel berikut: Perbedaan Arti harafiah



Adaption Adaptasi/Penyelarasan



Convergence Pertemuan pada suatu



Full Adoption Adopsi/pemakaian



Standart



Membuat standar yang



titik Membuat standar baru



Mentranslet standar



akuntansi



benar benar baru



dengan



lama menjadi standar



mempertimbangkan



baru



Contoh Negara



keadaan yang berlaku Indonesia sebelum IFRS Indonesia setelah 2012



Australia, Hongkong



IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, tiga perbedaan mendasar, yaitu: 1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair Value based. Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatu laporan keuangan. 2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah menjadi Prinsiple Based. Apa itu Rule Based? Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya. Apa itu Prinsiple Based? IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan/ Manajemen perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan. 3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal. Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benarbenar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik. Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut. Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2:



karakteristik kualitatif dan element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.



Berikut adalah Perbedaan keduanya: Level 1: Tujuan Laporan Keuangan: US GAAP



IFRS



 



Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit.







Menyediakan informasi  tentang sumber dayaekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan terhadap keduanya. 



Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagisejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan perusahaan Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.



Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi







US GAAP



IFRS



Relevan – terdiri dari:



Relevan – terdiri dari:



Nilai prediksi – membantu 



Nilai prediksi











pengguna memprediksi hasil dari kejadian masa lalu, saat ini dan masa depan. Nilai umpan balik –  membantu pengguna mengkonfirmasi dan  membetulkan nilai prediksi sebelumnya. Tepat waktu – tersedia sebelum kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan



Nilai konfirmasi Materialitas



Dapat dipercaya – terdiri dari: Disajikan dengan jujur Netral Substansi mengungguli bentuk Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian, kesalahan dalam menyediakn informasi dan menjamin adanya konservatisme. Kelengkapan







Dapat dipercaya – terdiri dari: Disajikan dengan jujur Netral Dapat diferivikasi



  



  







Dapat dibandingkan



Dapat dibandingkan



Konsisten



Level 2: Element Laporan Keuangan US GAAP



IFRS



Aset



Aset



Kewajiban



Kewajiban



Ekuitas



Ekuitas



Investasi pemilik



Pemeliharaan modal (diperoleh dari revaluasi asset dan kewajiban)



Distribusi kepada pemilik



Laba (Pendapatan dan keuntungan)



Laba komprehensif Pendapatan Keuntungan Beban



Beban (beban dan kerugian)



Kerugian



Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar US GAAP 1. 2. 3. 4. 5. 6.



IFRS



Kelangsungan usaha Entitas ekonomi Unit moneter Periodisitas Kelangsungan usaha Basis akrual



Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip US GAAP



IFRS 1. 2.



1. 2. 3. 4.



Biaya historis Pengakuan pendapatan Kesesuaian Pengungkapan penuh



3. 4. 5. 6. 7.



Biaya historis Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar) Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika asset dilepas Nilai wajar Pengakuan pendapatan Pengakuan beban Pengungkapan penuh



Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Kendala US GAAP 1. Biaya dan manfaat



IFRS 1.



Keseimbangan antara biaya dan manfaat 2. Tepat waktu



2. Materialitas 3. Praktik Industri 4. Konservatisme



3.



Keseimbangan antara karakteristik kualitatif