Virus Herpes Yaitu Pemicu Utama Penyakit Virus Manusia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Virus Herpes yaitu pemicu utama penyakit virus manusia, ke-2 sesudah influenza serta virus flu. Mereka dapat mengakibatkan penyakit yang pasti atau terus diam sepanjang bertahun-tahun cuma untuk diaktifkan kembali, umpamanya untuk herpes zoster. Herpes Nama datang dari herpes Latin yang, pada gilirannya, datang dari kata Yunani herpein yang artinya menjalar. Ini mencerminkan merayap atau menyebarkan karakter lesi kulit yang dikarenakan oleh banyak herpes type virus. Sekurang-kurangnya ada 25 virus dalam keluarga Herpesviridae (waktu ini dibagi jadi tiga subkeluarga). Struktur Herpes Virus – General Sampul



Virus herpes menyelimuti, Mereka kuncup dari membran nuklir dalam yang sudah dimodifikasi dengan menyisipkan herpes glikoprotein (dalam virus masak, glikoprotein ini memastikan sel yang bakal terinfeksi lantaran tersedianya dari reseptor yang sesuai sama). Membran virus cukup rapuh serta virus dengan amplop yang rusak tak menular (Ini artinya bahwasanya virus gampang jatuh terpisah serta hingga virus cuma bisa didapat melewati kontak segera dengan permukaan mukosa atau sekresi dari orang yang terinfeksi – tak dapat di tangkap dari kursi toilet). Tak hanya pengeringan, virus ini dapat peka pada asam, deterjen serta pelarut organik seperti barangkali diinginkan untuk virus dengan amplop lipid. Tegument Area pada amplop serta kapsid yaitu tegument itu. Ini memiliki kandungan protein virally – encoded serta enzim yang terlibat dalam inisiasi replikasi Kapsid Virus ini mempunyai donat berupa capsomere dari lebih kurang 100-200 nm diameter dengan nukleokapsid ikosahedral. Yang paling akhir ini memiliki kandungan 162 kapsomer



Genom Virus ini sudah double stranded DNA. Ukuran genom tidak sama dengan sitomegalovirus mempunyai genom paling besar Replikasi Virus Herpes i) Mengikat ke permukaan sel : Seperti banyak virus lain, tropisme sel ditetapkan oleh tersedianya reseptor yang benar pada permukaan sel yang bakal terinfeksi. Sekering virus dengan membran sel pada pH ambien serta hingga ada kemungkinan pembentukan syncytia pada beberapa sel yang terinfeksi serta lantaran sel untuk transmisi sel juga dihadapan menetralisir antibodi humoral. Ini artinya bahwasanya imunitas diperantarai sel utama dalam menghimpit infeksi virus herpes. ii) nukleokapsid masuk sitoplasma : The tegument – dikelilingi nukleokapsid dibawa ke membran nuklir dimana nukleokapsid mengikat. Genom DNA lalu masuk inti. iii) Transkripsi : Ini yaitu sistem yang benar-benar kompleks, seperti yang diinginkan dari ukuran besar genom. Ada tiga kelas dari protein yang butuh di buat untuk produksi virus masak. Alpha Protein : Ini yaitu protein segera – awal. Mereka terlibat dalam regulasi transkripsi serta tak ditemukan dalam virion dewasa. Mereka juga terlibat dalam ingindalian sintesis protein beta. Replikasi herpes Herpes ekspresi gen virus Ekspresi gen awal, awal serta akhir selekasnya herpesviruses Pematangan virus herpes Bagian dalam eksositosis virus herpes dari inti, dimana inti virus terbentuk, ke membran plasma Protein beta. Ini yaitu protein awal serta terlibat juga dalam replikasi DNA (mereka terhitung DNA polimerase serta factor transkripsi). Cuma sebagian salinan DNA polimerase butuh di buat untuk replikasi berlangsung. Protein gamma. Ini yaitu protein -an serta adalah komponen struktural virus. Sintesis protein gamma diawali sesudah awal sintesis DNA. iv) transkripsi RNA : The herpes DNA ditranskripsi ke RNA oleh enzim seluler (DNA dependent RNA polimerase – I). Tetapi, transkripsi beragam gen bergantung pada ke-2 factor nuklir sel DAN protein yang disandikan oleh virus. Ini kontrol mRNA virus, serta karenanya, protein virus, sintesis memastikan apakah infeksi bakal menyebabkan produksi partikel virus baru serta kematian sel (infeksi litik), penumpahan persisten virus (infeksi persisten) atau latency. Apakah latency berlangsung yaitu punya sel inang, yakni sebagian sel tak sangat mungkin replikasi DNA virus. Bila sel sangat mungkin perubahan luar gen awal segera, infeksi litik bakal berlangsung. v) DNA sintesis : virus Herpes encode sendiri DNA polimerase DNA-dependent mereka. Diluar itu, sebagian virus herpes mengkodekan enzim (seperti timidin kinase) yang sangat mungkin virus untuk tumbuh di non – membagi sel yg tidak lantaran memiliki kandungan prekursor



sintesis DNA. Tiada enzim ini, neurotropik virus herpes tak dapat mengikuti lantaran jumlah rendah prekursor DNA spesifik dalam beberapa sel saraf. vi) Majelis : nukleokapsid dirakit dalam inti serta dipenuhi dengan DNA Mereka lalu kuncup melewati membran nuklir ganda serta meninggalkan sel melewati jalur eksositosis atau mereka barangkali bud melewati membran sel lain seperti membran plasma (gambar 5). Virus herpes simpleks (HSV) Ini yaitu virus yang benar-benar besar serta genom mereka mengkodekan sekurang-kurangnya 80 protein. Banyak dari protein ini (lebih kurang 1/2) tak dengan cara segera terlibat dalam susunan virus atau menguasai replikasi namun manfaat dalam hubungan dengan sel inang atau tanggapan imun host. Ada dua type, HSV – 1 serta HSV – 2 dengan ciri-ciri yang benar-benar mirip Genom HSV juga mengkodekan beberapa enzim : DNA-dependent DNA polimerase Timidin kinase (phosphorylates timidin nukleosida serta yang lain) Reduktase ribonucleotide (mengkonversi ribonucleotides ke deoxyribonucleotide Serin – protease (mengkonversi protein perancah untuk wujud pada akhirnya) Genom mengkodekan 11 glikoprotein permukaan. Ini terlibat dalam : Fusion dari membran virus dengan bahwasanya dari sel inang (gb) Pelarian kekebalan badan serta manfaat yang lain (GC, gE serta gI). Perumpamaan dari manfaat kekebalan badan melarikan diri yaitu GC yang mengikat komplemen C3 protein serta karena menghabiskannya itu dari host serum serta menghalangi reaksi complement-mediated. Virus gE serta protein gI dapat juga mengikat IgG melewati sisi Fc dari imunoglobulin. Ini melapisi virus dengan immunoglobulin serta menyembunyikan dari system kekebalan badan. Replikasi HSV Hampir semua type sel manusia bisa terinfeksi oleh HSV. Dalam banyak sel, seperti beberapa sel endotel serta fibroblas, infeksi litik namun neuron umumnya mensupport infeksi laten. Mengikat Langkah awal dari hubungan virus dengan sel yaitu mengikat proteoglikan, heparan sulfat. Molekul ini ditemukan pada permukaan banyak sel. Fusi Sesudah mengikat, virus sekering segera dengan membran plasma (tak masuk ke pH rendah endosomes/lisosom dibutuhkan). Sesudah fusi berlangsung, virus melepas sebagian protein ke dalam sitoplasma. Ini terhitung sebagian racun, protein kinase serta transkripsi gen inisiator.



Sintesis protein Gen awal segera yang pertama ditranskripsi yang mempromosikan transkripsi gen awal. Bila infeksi itu mesti laten, cuma mRNA yang di buat yaitu transkrip latency berkenaan. Product gen awal terhitung DNA polimerase ditambah enzim yang mendegradasi mRNA seluler serta protein. Bila protein awal serta akhir yang di buat, sel ditata pada rute ke lisis. Seperti dijelaskan diatas, cuma protein DNA polimerase sebagian butuh di buat untuk replikasi DNA virus. Awal mulanya, concatomers melingkar di buat namun lalu berpindah ke sintesis rantai linear molekul individu yang dibelah jadi monomer. Hal semacam ini berlangsung dengan mekanisme lingkaran bergulir (tengok kuliah). Gen terlambat saat ini ditranskripsikan dalam jumlah besar, barangkali dipicu oleh sintesis DNA. Mereka di uraikan dalam sitoplasma serta diangkut kembali ke inti dimana mereka dirakit jadi procapsid itu. Yang paling akhir berisi DNA virus. Sintesis glikoprotein Seluruhnya glikoprotein yang di buat dalam retikulum endoplasma kasar dimana mereka terima rantai gula mannose tinggi. Glikoprotein dipindahkan ke membran nuklir, barangkali oleh sistem difusi dari membran retikulum endoplasma kontinu dengan membran nuklir luar. Bagaimana protein memperoleh lebih kurang pori nuklir tak di ketahui. Beberapa nukleokapsid saat ini kuncup melewati membran nuklir melewati daerah dimana protein virus terkonsentrasi. Dalam cara-cara, virus masuk jalur exocytotic lantaran hal semacam itu dirubah dalam badan Golgi mana terima rantai gula yang disebut ciri khas Golgi – olahan protein (yakni, mereka memiliki kandungan asam sialat serta galaktosa). Pelepasan virus Sebagian jalur nampaknya berlangsung. Virus ini bisa dilanjutkan selama jalur exocytotic atau dapat masuk sitoplasma serta bakal launching oleh lisis sel. Hal semacam ini juga nampaknya bisa melalui persimpangan antar serta karena menyebar dari sel ke sel. Patogenesis Ciri infeksi herpes yaitu kekuatan untuk menginfeksi beberapa sel epitel mukosa atau limfosit. Virus ini lalu perjalanan hingga saraf perifer ke neuron berinti tidak mungkin tinggal sepanjang bertahun-tahun diikuti oleh reaktivasi. Suatu lokasi memerah menimbulkan makula yang remah untuk membuat suatu papula. Cairan dalam blister ini penuh virus. Sepanjang virus disimpan lembab bisa terus menular Herpes simpleks 1 serta 2 bisa menginfeksi manusia serta hewan yang lain namun cuma manusia tunjukkan tanda-tanda penyakit. Seperti dijelaskan diatas, HSV – 1 serta HSV – 2 pertama menginfeksi beberapa sel mucoepithelia atau masuk melewati luka. Mereka lalu kerap bikin infeksi laten dalam sel saraf. Website dari infeksi awal bergantung pada langkah dimana pasien beroleh virus. Hal semacam ini kerap dicatat bahwasanya HSV – 1 mengakibatkan infeksi diatas pinggang serta HSV – 2 dibawah pinggang namun ini mencerminkan modus penularan dari pada tiap-tiap property intrinsik virus. Ke-2 type HSV dapat juga terus-menerus menginfeksi makrofag serta limfosit. Hadirnya virus kerap diperlihatkan oleh pembentukan syncytia serta type Cowdry Suatu tubuh inklusi dalam inti. Sesudah beberapa sel epitel yang terinfeksi, ada



replikasi virus lebih kurang lesi serta masuk ke neuron innervating. Virus perjalanan selama neuron (dengan sistem yang dimaksud transportasi retrograde) ke ganglion. Dalam masalah infeksi herpes dari mukosa mulut, virus pergi ke ganglia trigeminal sedang infeksi pada mukosa genital memimpin virus masuk ganglia sakral. Virus ini dapat juga lakukan perjalanan dalam arah yang berlawanan untuk hingga pada mukosa yang awalannya terinfeksi. Vesikel yang memiliki kandungan virus yang menular terbentuk pada muscosa serta menyebar virus. Vesikel mengobati serta umumnya tak ada sisa luka untuk mengakibatkan. Tanggapan kekebalan pada HSV 1 serta 2 Seperti dapat disangka, ke-2 lengan seluler serta humoral dari tanggapan imun yang terlibat. Interferon yaitu utama dalam membatasi infeksi awal serta beberapa sel pembunuh alami juga terlibat pada step ini. Sel T sitotoksik serta makrofag membuat lengan seluler tanggapan serta membunuh sel yang terinfeksi. The humoral lengan tanggapan (umumnya antibodi pada glikoprotein permukaan) mengakibatkan netralisasi. Seperti dijelaskan diatas, virus bisa hindari system kekebalan badan dengan pelapisan sendiri dengan IgG melewati reseptor Fc serta reseptor komplemen. Virus ini dapat juga menyebar dari satu sel ke sel lain tiada masuk area ekstraseluler serta datang di kontak dengan antibodi humoral. Ini artinya bahwasanya tanggapan sel – dimediasi benar-benar utama dalam menguasai infeksi herpes. The dimediasi sel serta tanggapan inflamasi mengakibatkan gejala-gejala penyakit. Latency Partikel virus bisa menginfeksi neuron serta lantaran cuma protein awal segera di buat, tak ada dampak sitopatik (walau kehadiran virus bisa dideteksi dengan tehnik seperti mikroskop immunofluorescence memakai antibodi pada protein awal segera). Rusaknya latency bisa berlangsung dalam beberapa sel serta virus perjalanan kembali menuruni akson saraf. Lesi saat ini berlangsung pada dermatom, yakni daerah kulit diinervasi oleh saraf tulang belakang tunggal posterior. Ini artinya bahwasanya kambuhnya infeksi (serta oleh karenanya tanda-tanda) berlangsung di lokasi yang sama juga dengan infeksi awal. Terdapat banyak agen yang nampaknya menyebabkan kekambuhan, yang beberapa besar berkenaan dengan stres. Hal semacam ini juga terlihat bahwasanya paparan cahaya matahari yang kuat serta barangkali demam bisa mengakibatkan kekambuhan. Faktor-faktor ini bisa mengakibatkan sebagian tingkat penekanan kekebalan yang mengarah ke pengembangan proliferasi virus dalam sel saraf. Infeksi berulang umumnya kurang disampaikan dari pada infeksi primer serta merampungkan lebih cepat. Epidemiologi HSV 1 serta 2 infeksi seumur hidup serta walau latensi selekasnya ditata, pasien yang terinfeksi bisa menulari orang lain untuk disebabkan kekambuhan. Virus ini ditemukan dalam lesi pada kulit namun dapat juga ada dalam beragam cairan badan terhitung air liur serta cairan v4gina. Walau terang diatas pinggang/bawah ketentuan pinggang, ke-2 type HSV bisa menginfeksi mukosa mulut atau alat kelamin bergantung pada daerah kontak (gambar 8). Tetapi, HSV – 1 umumnya menyebar mulut ke mulut (berciuman atau pemakaian peralatan yang terkontaminasi dengan air liur) atau mungkin dengan transfer virus yang menular ke tangan sesudah virus bisa masuk badan melewati luka apa pun atau melewati mata. Beberapa besar masyarakat mempunyai bukti infeksi HSV – 1 sebagaimana dinilai oleh antibodi. Untuk hasil dari kebersihan yang jelek



di negara-negara terbelakang, HSV – 1 antibodi yang ditemukan di kian lebih 90 Persen anakanak. HSV – 2 umumnya menyebar seksual serta ditemukan di 4nus, rektum serta sisi atas saluran pencernaan dan daerah genital. Diluar itu, seperti dijelaskan diatas, bayi bisa terinfeksi waktu lahir oleh seseorang ibu yang terinfeksi kelaminnya. Bayi dapat juga terinfeksi dalam kandungan bila infeksi ibu menyebar. Lantaran system kekebalan badan terbelakang bayi, infeksi yang dihasilkan dapat benar-benar kronis serta terkadang mengakibatkan kematian. Siapa saja yang datang dalam kontak dengan cairan yang memiliki kandungan virus yang menular memiliki resiko. Ada penyakit yang merubah petugas kesehatan yang dimaksud herpetic whitlow yang membuahkan lesi pada jari (bisa dikarenakan oleh ke-2 type HSV). Seperti dapat disangka, infeksi HSV – 2 lebih umum di masa datang untuk jumlah kontak seksual meningkat. Karena, tingkat paling rendah infeksi ditemukan pada anak-anak serta tingkat paling tinggi di pelacur salah satunya sejumlah 80 Persen terinfeksi HSV – 2. Penyakit yang dikarenakan oleh Herpes Simplex Virus Herpes simpleks 1 serta 2 kerap jinak, namun dapat juga mengakibatkan penyakit kronis. Dalam tiap-tiap masalah, lesi awal tampak sama. Suatu vesikel yang pasti memiliki kandungan virus yang menular dengan basic merah (erythomatous) lesi di basic vesikel itu. Ini bila kerap dikatakan sebagai ‘ embun pada kelopak bunga mawar ‘. Dari nanah yang memiliki kandungan (pustular), bertatahkan lesi serta borok bisa berkembang. Herpes mulut – luka Dingin Seperti sudah dijelaskan, ini bisa jadi hasil dari HSV – 1 atau HSV-2 infeksi. Lantaran asosiasi HSV – 2 dengan transmisi seksual, infeksi pada anak-anak umumnya hasil dari HSV – 1. Dalam primer herpes gingivostomatitis, lesi yang pasti khas pertama meningkatkan diikuti oleh borok yang mempunyai tampilan putih. Infeksi, kerap awalannya di bibir menyebar ke semua sisi mulut serta faring. Reaktivasi dari ganglia trigeminal bisa membuahkan apa yang di kenal untuk cold sores. Herpes faringitis kerap dihubungkan dengan infeksi virus lain dari saluran pernapasan sisi atas. Penyakit ini lebih kronis pada orang imunosupresi seperti pasien AIDS (gambar 9) Herpes keratitis Ini yaitu infeksi mata serta terlebih dikarenakan oleh HSV – 1. Hal semacam ini bisa berulang serta bisa mengakibatkan kebutaan. Ini yaitu pemicu utama kebutaan kornea di Amerika Serikat. Herpes whitlow Ini penyakit beberapa orang yang datang dalam kontak dengan sekresi badan pemakai herpes terinfeksi bisa dikarenakan oleh ke-2 type HSV serta masuk badan melewati luka kecil di tangan atau pergelangan tangan. Hal ini dapat juga dikarenakan oleh transfer HSV-2 dari alat kelamin ke tangan (gambar 10). Herpes gladiatorum Hal semacam ini dikontrak oleh pegulat. Ini rupanya menyebar melewati kontak segera dari lesi kulit pada satu pegulat ke/lawannya, serta umumnya nampak di daerah kepala serta leher (yang



kerapkali website kontak dalam gulat memegang). Anehnya, lesi seringkali pada segi kanan badan (barangkali lantaran umumnya pegulat yaitu tangan kanan). Hal semacam ini juga tampak dalam olahraga kontak lain seperti rugby dimana ia di kenal untuk scrum cacar (herpes Rugbeiorum). Eksim herpeticum Ini ditemukan pada anak-anak dengan eksim aktif, yang telah ada pada mulanya dermatitis atopik, serta bisa menyebar melewati kulit di lokasi lesi eksim (gambar 11). Virus ini bisa menyebar ke organ lain seperti hati serta adrenal. Suatu penyakit yang sama dapat juga dikarenakan oleh vaccinia (vaccinatum eksim). Herpes genital Herpes genital umumnya adalah hasil dari HSV – 2 dengan lebih kurang 10 Persen dari masalah yang hasil HSV – 1. Infeksi primer kerap tiada tanda-tanda namun banyak lesi yang menyakitkan bisa meningkatkan pada glans atau batang penis pada pria serta pada vulva, v4gina, serviks serta perianal lokasi wanita (gambar 12). Dalam ke-2 type kelamin, uretra bisa terlibat. Pada wanita, infeksi bisa dibarengi dengan keputihan. Infeksi herpes genital, yang melibatkan viremia transien, bisa dibarengi dengan beragam tanda-tanda terhitung demam, myalgia, radang kelenjar daerah selangkangan (inguinal adenitis). Episode sekunder herpes genital, yang berlangsung untuk disebabkan dari reaktivasi virus dalam ganglion sakral, kerap kurang kronis (serta paling akhir saat yang lebih singkat) dari episode pertama. Episode berulang nampaknya umumnya hasil dari infeksi HSV – 2 primer. Pasien yang bakal alami kekambuhan umumnya pertama alami prodrome dimana ada sensasi terbakar di daerah yang bakal meletus. Sebagian pasien cuma mempunyai kambuh tidak sering berlangsung, namun yang lain alami kekambuhan sesering tiaptiap 14-21 hari. Adakah penyakit aktif atau tak terang, pasien yang terinfeksi terus menular tiada tanda-tanda yang pasti. Terang, beberapa orang ini benar-benar utama dalam penyebaran infeksi herpes. HSV proktitis Ini yaitu peradangan rektum serta 4nus. HSV Ensefalitis Ini umumnya adalah disebabkan dari infeksi HSV – 1 serta yang paling umum ensefalitis virus sporadis. HSV ensefalitis yaitu penyakit demam serta bisa menyebabkan rusaknya pada satu diantara lobus temporal. Mengakibatkan ada darah dalam cairan tulang belakang serta pasien alami beberapa gejala neurologis seperti kejang. Penyakit ini dapat menyebabkan fatal, namun di Amerika Serikat ada kurang dari 1000 masalah per th.. HSV Meningitis Ini yaitu hasil dari infeksi HSV – 2. Beberapa gejala nampaknya menghilang dengan cara spontan Infeksi HSV neonatus Ini hasil dari HSV-2 serta kerap fatal, walau infeksi itu tidak sering berlangsung. Infeksi benarbenar barangkali bila sang ibu yaitu shedding virus pada waktu pengiriman. Jadi calon ibu mesti



hindari tertular herpes sepanjang kehamilan. Suatu episode pertama infeksi HSV-2 sepanjang kehamilan menyebabkan resiko semakin besar penularan pada bayi baru lahir. Bila seseorang wanita mempunyai herpes kelamin aktif pada waktu persalinan, kelahiran sesar-bagian umumnya dikerjakan. Virus ini bisa didapat dalam rahim atau sepanjang kelahiran dengan yang paling akhir yang lebih umum. Lantaran neonatus mempunyai system kekebalan badan belum berkembang, virus bisa menyebar dengan cepat ke beragam organ perifer (umpamanya paru-paru serta hati) serta bisa menginfeksi system saraf pusat. Diagnosis HSV Infeksi Sel bisa didapat dari basic lesi (dimaksud smear Tzank) serta histokimia dikerjakan. Lantaran ciri-ciri virus herpes fusi pada pH netral, sel yang terinfeksi bisa sekering membuat syncytia. Hal semacam ini bisa dipandang dalam pap untuk sel raksasa berinti serta memiliki kandungan Cowdry jenis A tubuh inklusi (gambar 15). Beberapa sel dapat juga diwarnai dengan antibodi khusus dalam tes immunofluorescence serta juga sangat mungkin untuk mendeteksi DNA virus dengan hibridisasi in situ. Antibodi khusus jenis bisa membedakan pada HSV – 1 serta HSV – 2. Virus bisa diisolasi dari spesimen biopsi, yakni dari lesi, serta tumbuh pada sel kultur jaringan dimana ia membuat ciri-ciri dampak sitopatik (plak) terhitung sel berinti (gambar 15). Hadirnya antibodi anti – HSV pada pasien bisa dipakai untuk membuat diagnosis infeksi primer tetapi kekambuhan umumnya tak dibarengi dengan penambahan kandungan antibodi. HSV kemoterapi Ada beragam obat analog nukleosida dipakai untuk menyembuhkan infeksi herpes, banyak yang kekhususan tinggi lantaran mereka mengambil keuntungan dari aktivasi obat oleh enzim virus, timidin kinase (tengok sisi kemoterapi). Fakta bahwasanya obat ini cuma diaktifkan pada herpes – sel yang terinfeksi (lantaran cuma di sini yaitu timidin kinase virus yang agak khusus menyebutkan) artinya bahwasanya obat ini tunjukkan sedikit dampak samping. Yang paling populer dari analog nukleosida yaitu acycloguanosine (acyclovir) namun ada obat lain yang di setujui terhitung famsiklovir serta valasiklovir. Seluruhnya ini analog nukleosida menanggung derita tampilan herpes tahan mutan walau strain yang resisten pada virus umumnya kurang virulen dibanding dengan type liar. Butuh dicatat bahwasanya obat ini melakukan tindakan melawan virus yang bereplikasi (mereka dimasukkan ke dalam DNA seperti yang disalin) serta karenanya mereka tak efisien pada virus laten. Lantaran sekali virus menginfeksi, pasien mempunyai untuk hidup, pilihan paling baik yaitu untuk hindari infeksi dengan tak datang dalam kontak dengan virus. Hal semacam ini benarbenar utama untuk penyedia service kesehatan. Tetapi, hal semacam ini tak senantiasa barangkali lantaran banyak pasien dengan replikasi virus aktif tak tunjukkan tanda-tanda. Pasien dengan herpes genital mesti hindari jalinan seksual saat mereka mempunyai tanda-tanda gatal prodromal atau lesi aktif. Varicella Zoster Virus – (juga di kenal untuk Herpes Zoster Virus, Human Herpes Virus – 3)



Zoster artinya korset dari ciri-ciri ruam yang membuat sabuk lebih kurang thorax pada banyak pasien (gambar 18). Susunan virus Varicella benar-benar serupa dengan virus Herpes Simplex walau genom agak kecil Penyakit yang dikarenakan oleh virus Varicella Zoster – Virus ini mengakibatkan dua penyakit utama, cacar air (Varicella), umumnya dalam saat kanakkanak, serta herpes zoster, di masa datang. Herpes zoster (Zoster) yaitu reaktivasi dari infeksi varicella pada mulanya. Cacar Air Virus ini benar-benar menular (gambar 19) serta juga bila kita tak ingat memperoleh itu, kian lebih 90 Persen dari masyarakat AS mempunyai antibodi pada protein varicella. Dalam rumah tangga seseorang pasien yang terinfeksi, 90 Persen dari kontak yang hingga saat ini tak mempunyai penyakit bakal memperolehnya (kecuali divaksinasi). Hal semacam ini menyebar melewati aerosol pernapasan atau kontak segera dengan lesi kulit. Seperti dengan HSV, infeksi melewati mukosa, saat ini di saluran pernapasan. Sepanjang step prodromal 10-12 hari, virus di mukosa pernafasan menginfeksi makrofag serta pneumocytes. Pada step ini, tak ada tanda-tanda. Virus menyebar dari paru ke limfosit serta monosit serta system retikulo – endotel. Disini, di lebih kurang 5 hari, seseorang viremia ke-2 berlangsung serta virus perjalanan ke kulit, mulut, konjungtiva, saluran pernapasan, serta, memanglah, ke website epitel semua badan. Tersebut virus meninggalkan pembuluh darah serta menginfeksi website pertama sub – epitel serta lalu website epitel membuat papulae memiliki kandungan sel berinti dengan inklusi intraseluler. Virus meraih permukaan serta ditumpahkan untuk sisi luar saluran pernapasan lebih kurang 12-14 hari sesudah infeksi awal. Diperlukan sedikit lebih lama (sekian hari) untuk virus untuk meraih permukaan kulit saat papulae ciri-ciri (ruam) nampak. Pada step ini pasien barangkali bakal alami demam sepanjang sekian hari (sampai 39 derajat). Ada beragam periode pada infeksi awal serta terjadinya papulae yang diagnostik cacar air namun rata-rata yaitu lebih kurang dua minggu dengan kisaran 10 hingga 23 hari (gambar 17). Penyebaran penyakit ini dapat dari virus pada saluran pernapasan (batuk) atau dari kontak dengan papulae pecah pada kulit yang memiliki kandungan virus yang menular. Karena periode menular diawali pada lebih kurang 12-14 hari sesudah infeksi awal. Untuk sebagian argumen, ruam yang paling menonjol di wajah, kulit kepala serta batang serta kurang pada tungkai. Penyakit ini lebih kronis pada anak-anak yang lebih tua serta orang dewasa. Ini terlebih berlangsung pada pasien immunocompromised (AIDS, transplantasi dan lain-lain) dimana penyakit ini dapat berlama-lama sepanjang sebagian minggu serta demam bakal lebih jadi. Penyebaran virus bisa mengakibatkan persoalan pada paru-paru, hati serta meningitis. Dalam hal semacam ini angka kematian bisa meraih 20 Persen. Komplikasi yang disebabkan oleh herpes Pneumonia bisa dihubungkan dengan infeksi varicella (lebih kurang 15 Persen dari pasien dewasa) serta bisa menyebabkan fatal.



Walau beberapa besar anak-anak cepat sembuh dari penyakit ini, terdapat banyak komplikasi. Ini terhitung ensefalitis fulminan serta ataksia cerebellar. Ada kemungkinan bahwasanya sebagian komplikasi ini barangkali sindrom Reyes. Ia sudah menyampaikan bahwasanya yang paling akhir barangkali jadi pemicunya oleh aspirin dipakai pada infeksi cacar air. Komplikasi langka yang lain dari cacar air yaitu melintasi myelitis, Guillian Barre syndrome serta meningitis aseptik. Sindrom varicella Congential Persoalan besar bisa dikarenakan oleh infeksi pada rahim sepanjang trimester pertama. Ini yaitu sindrom varicella kongenital yang mengarah ke jaringan parut pada kulit anggota tubuh, rusaknya pada lensa, retina serta otak serta microphthalmia. Infeksi pada ibu, yang barangkali belum sempat terinfeksi serta karenanya tak mempunyai antibodi anti-varicella, pada lebih kurang saat lahir bisa mengakibatkan infeksi bayi. Lantaran bayi tak lagi mempunyai antibodi ibu pada varicella serta mempunyai imunitas diperantarai sel belum masak, barangkali menyerah pada penyakit dengan tingkat kematian sampai 35%. Bila ibu jadi terinfeksi dekat dengan arti, baik dia (sebelum saat melahirkan) serta bayinya (selekasnya sesudah melahirkan) mesti dikerjakan dengan varicella immune globulin. Umumnya bayi, tetapi, memperoleh antibodi ibu trans-placentally serta dilindungi dari penyakit ini. Sinanaga Sesudah saat infeksi, virus bisa bermigrasi ke ganglia terkait dengan daerah dimana virus dengan cara aktif direplikasi. Virus ini lalu bisa diaktifkan kembali dibawah desakan atau mungkin dengan penekanan kekebalan. Ini umumnya berlangsung di masa datang. Terulangnya replikasi varicella dibarengi dengan nyeri radikuler kronis (gambar 18) di daerah diskrit, yang dipersarafi oleh saraf dimana infeksi laten sudah berlangsung. Sekian hari lalu cacar air -seperti lesi (gambar 18) berlangsung di daerah terlarang (dermatom) yang dipersarafi oleh ganglion tunggal. Lesi baru barangkali nampak dalam dermatom yang berdekatan serta juga lebih jauh. Reaktivasi bisa merubah mata melewati saraf trigeminal (uveitis, keratitis, konjungtivitis, ophthalmoplegia, iritis) serta otak melewati saraf kranial VII serta VIII (Bell Palsy serta sindrom Ramsay -Hunt (gambar 18)). Lesi kulit yang agak tidak sama dari yang ada di cacar air, yang dibatasi untuk area kecil dari kulit, umumnya di dada (gambar 18). Mereka yaitu kecil serta berdekatan. Mereka makulopapular dengan erythematous basic serta umumnya pulih kurun waktu lebih kurang dua minggu. Reaktivasi bisa mengakibatkan pembakaran kritis atau gatal nyeri dimaksud neuralgia pasca-herpes yang tampak terlebih pada orang tua. Rasa sakit dapat berjalan dengan baik sesudah ruam sudah pulih (juga berbulan-bulan atau th.). Kerap dihubungkan dengan neuralgia pascaherpes meningkat kepekaan pada sentuhan (hyperesthesia). Pasien dengan AIDS kerap tunjukkan kekambuhan multi- dermatomal infeksi varicella. Ada juga wujud verricous kritis pada sebagian pasien AIDS. Diagnosa



Ke-2 cacar air serta herpes zoster yang didiagnosis dengan ciri-ciri tampilan mereka namun diagnosis definitif bisa dikerjakan dengan kultur virus dari lesi (prosedur yang susah) diikuti dengan deteksi antigen spesifik. Tampilan ciri-ciri sel dalam spesimen biopsi dari lesi kulit dapat juga dipakai. Cara Pengobatan Seperti dengan HSV, asyiklovir (atau analog nukleosida lain) bisa bermanfaat, terutama dalam menghindar penyebaran pada pasien imunosupresi. Varicella imunoglobulin dapat juga dipakai. Umumnya, bagaimanapun, cuma perawatan suportif dipakai pada anak-anak yang cepat sembuh bila mereka me-mount tanggapan sel-dimediasi cukup. Vaksin Ada virus vaksin hidup yang dilemahkan serta ini dipakai di Amerika Serikat. Ini mengakibatkan produksi antibodi serta imunitas seluler. Hal semacam ini bisa dipakai pasca pajanan. Virus Epstein -Barr yaitu agen pemicu limfoma Burkitt di Afrika, hidung karsinoma faring dalam tujuan serta infeksi mononukleosis di barat. Ini pertama kali ditemukan untuk agen pemicu limfoma Burkitt serta itu lalu temukan bahwasanya pasien dengan infeksi mononucleosis mempunyai antibodi yang bereaksi dengan beberapa sel limfoma Burkitt. Reseptor untuk virus Virus ini cuma menginfeksi beberapa kecil type sel yang mengekspresikan reseptor untuk komplemen komponen C3D (CR2 atau CD21). Ini yaitu sel epitel spesifik (oro – serta nasofaring) serta limfosit B. Ini menuturkan tropisme seluler virus. Replikasi Semi – permisif Limfosit B cuma semi- permisif untuk replikasi virus serta infeksi baik bisa laten atau sel bisa dirangsang serta dirubah oleh virus. Saat limfosit yang terinfeksi dengan cara laten sel diisi salinan tak terintegrasi sebagian (episomes) dari genom virus yang direplikasi setiap saat sel membelah. Dalam hal semacam ini gen segera awal di sajikan terhitung antigen EBV nuklir. Diluar itu, dua protein membran laten, protein ditunjuk LP (protein DNA-binding) serta dua molekul RNA kecil di sajikan. Protein membran onkogen. Replikasi permisif Sebaliknya, beberapa sel epitel sangat mungkin replikasi litik komplit virus. Sel epitel sangat mungkin ekspresi protein ZEBRA yang mengaktifkan gen awal membuahkan ekspresi polimerase serta replikasi DNA. Setelah itu, protein kapsid serta glikoprotein membran yang di buat. Patogenesis



i) Transformasi sel B Virus ini direplikasi dalam sel epitel faring, gudang ke dalam air liur serta di ambil oleh CD21 + B limfosit. Beberapa sel ini umumnya berusia pendek, mati oleh apoptosis. Ini yaitu sistem alami yang sangat mungkin beberapa sel yang bakal dihasilkan untuk sistem spesifik serta lalu dihapus apabila tak akan diperlukan. Walau beberapa sel B tak tunjukkan pergantian histologis untuk disebabkan dari infeksi EBV, mereka dirangsang untuk membagi serta dilindungi dari alami apoptosis, karena, sel jadi beralih serta tingkat tinggi monosit tampak dalam aliran darah. Transformasi sel B merubah hubungan sel dengan komponen lain dari system kekebalan badan. HLA spidol, CD23 ledakan antigen serta protein adhesi spesifik dilukiskan. Hadirnya hasil virus dalam ekspresi analog interleukin – 10 (IL – 10) yang menghalangi sekresi interferon gamma. Hal semacam ini mengakibatkan penghambatan tanggapan sel T serta menambah perkembangan beberapa sel B serta sekresi IgG. Virus ini dapat mengakibatkan sel untuk menghasilkan sitokin lain, terhitung IL – 5 serta IL – 6. ii) limfoma Burkitt Jalinan pada virus Epstein-Barr serta limfoma Burkitt sudah lama didirikan. Ini yaitu tumor rahang serta muka yang ditemukan pada anak-anak (gambar 20). Beberapa sel tumor tunjukkan bukti EBV DNA serta antigen tumor serta pasien tunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari antibodi anti – EBV dibanding anggota lain dari populasi. Sel tumor monoklonal serta tunjukkan translokasi benar-benar ciri-ciri pada kromosom 8 serta 14. Ini membawa c – myc samping gen untuk rantai berat imunoglobulin. Mengakibatkan, onkogen yaitu samping promotor untuk gen yang benar-benar di sajikan dalam limfosit B yang dihasilkan meningkat transkripsi c – myc. Butuh dicatat bahwasanya translokasi ini tak tampak pada pasien mononukleosis menular. Jaringan biopsi tunjukkan beberapa sel berinti besar (gambar 21). Bukti selanjutnya bahwasanya berimplikasi EBV pada limfoma Burkitt yaitu penilaian bahwasanya EBV bisa merubah limfosit B dalam budaya serta bisa membuahkan limfoma sel B pada primata. Limfoma ini yaitu endemik di Afrika khatulistiwa namun cuma tidak sering berlangsung ditempat lain. Kenapa hal semacam ini demikian terang namun barangkali ada argumen genetik barangkali melibatkan asosiasi dengan malaria. Orang yang resisten pada malaria nampaknya rawan pada pengembangan jadi limfoma. iii) Kanker nasofaring Penyakit ini, yang berlangsung di beberapa daerah (Cina selatan, Alaska, Tunisia, Afrika Timur), juga berkenaan dengan EBV. Barangkali ada kecenderungan genetik untuk perubahan kanker EBV pada populasi ini atau barangkali ada kofaktor lingkungan yang terlibat. Penyakit ini yaitu tumor epitel saluran pernapasan atas serta sel memiliki kandungan DNA EBV. Titer antibodi anti – EBV merubah untuk perkembangan tumor. iv) 0ral hairy leukoplakia Ini EBV berkenaan hasil penyakit pada lesi di mulut serta sudah meningkat dalam frekuensi baru lantaran adalah infeksi oportunistik pasien terinfeksi HIV (gambar 22). v) Infeksi mononucleosis Infeksi primer kerap tiada tanda-tanda namun pasien bisa melepas virus menular sepanjang bertahun-tahun. Sebagian pasien meningkatkan infeksi mononucleosis sesudah 1-2 bln. sesudah



terinfeksi. Penyakit ini ditandai dengan malaise, limfadenopati, tonsilitis (gambar 23), pembesaran limpa serta hati serta demam. Demam bisa bertahan sepanjang kian lebih satu minggu. Ada juga barangkali ruam. Tingkat keparahan penyakit yang kerap bergantung pada umur (dengan pasien yang lebih muda merampungkan penyakit lebih cepat) serta resolusi umumnya berlangsung dalam 1 hingga 4 minggu. Walau infeksi mononucleosis umumnya jinak, barangkali ada komplikasi. Ini terhitung masalah neurologis seperti meningitis, ensefalitis, mielitis serta Guillain – Barre Syndrome. Infeksi sekunder, anemia hemolitik autoimun, trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik dapat juga berlangsung. Seperti dijelaskan diatas sindrom kritis dapat juga berlangsung. Tanda-tanda yang serupa dengan yang dilaporkan untuk sindrom kelelahan kritis (sakit kepala, sakit tenggorokan serta demam rendah) namun EBV barangkali bukan hanya pemicu sindrom kelelahan kritis. Pada infeksi mononucleosis, sel yang terinfeksi B juga beralih. Beberapa sel B yang terinfeksi berkembang biak serta mengaktifkan penekan sel T CD8. Beberapa sel T tidak sama dari sel T normal dalam tampilan serta di kenal untuk sel Downey. Beberapa sel T meningkat jumlahnya dalam aliran serta bisa menuturkan sampai 80% dari beberapa sel darah putih. Hasil ini sel T tanggapan dalam kelenjar getah bening yang membesar (serta pembesaran hati serta limpa). Aktivasi sel T membatasi proliferasi sel B serta penyakit merampungkan. Bila imunitas sel ditekan, resolusi penyakit mustahil berlangsung. Replikasi virus yg tidak teratasi bisa mengakibatkan sindrom berat dengan sel B lymphoproliferation, leukopenia serta limfoma. Pada pasien dengan defisiensi sel T masalah limfoproliferatif terkait-X bisa berlangsung. Pasien transplantasi serta pasien AIDS yang juga imunosupresi barangkali tunjukkan masalah lymphoproliferative pasca-transplantasi Epidemiologi Beberapa besar masyarakat (90-95 Persen) terinfeksi virus Epstein-Barr serta beberapa orang, walau umumnya tiada tanda-tanda, bakal melepas virus dari saat ke saat selama hidup. Virus ini menyebar melewati kontak dekat (mencium penyakit). Infeksi terkait dengan factor sosial ekonomi serta di negara berkembang, seropositif dilihat pada umur lebih awal dibanding di negara maju. S/d 80 Persen dari siswa masuk perguruan tinggi di AS seropositif untuk virus serta banyak dari mereka yang negatif bakal jadi positif sesaat di perguruan tinggi. Virus ini dapat juga ditularkan melewati transfusi darah. Diagnosa Pada infeksi mononucleosis, pap darah tunjukkan limfosit atipikal (sel Downey). Ada juga tes serologis yang ada. Antibodi heterofil di produksi oleh beberapa sel B berkembang biak serta ini terhitung suatu IgM yang berhubungan dengan Paul- Bunnell antigen pada sel darah merah domba. Pengobatan



Tak seperti herpes simplex virus, tak ada obat yang ada untuk menyembuhkan virus Epstein -Barr. Hal semacam ini barangkali mencerminkan ada kinase timidin dikodekan oleh virus ini (obat-obatan seperti acyclovir yang aktif pada herpes simpleks diaktifkan oleh timidin kinase virus). Vaksin tengah di kembangkan. Cytomegalovirus Virus cytomegalo mempunyai genom paling besar dari semua virus herpes serta cuma nampak untuk mereplikasi dalam sel manusia. Namanya berasal membuat fakta bahwasanya, seperti virus herpes yang lain, ia bisa membuat beberapa sel berinti (syncytia) dengan ciri-ciri pewarnaan inklusi. Sebagian sel seperti makrofag serta fibroblas mensupport infeksi produktif sesaat infeksi laten telah ditata dalam sebagian type sel terhitung limfosit T serta sel stroma sumsum tulang. Cuma ada satu serotipe. Transmisi Infeksi sitomegalovirus ditemukan dalam s pembagian yang penting dari populasi. Seperti dengan virus Epstein-Barr (juga menyebar dalam air liur), seropositif meningkat dengan umur. Pada umur perguruan tinggi, lebih kurang 15 Persen dari masyarakat AS terinfeksi serta ini meningkat jadi lebih kurang 1/2 dengan 35 th.. Virus ini menyebar di beberapa besar sekresi, terlebih air liur, urine, cairan v4gina serta air m4ni (yang tunjukkan titer paling tinggi dari tiaptiap cairan badan). Oleh lantaran infeksi sitomegalovirus ditularkan dengan cara seksual. Hal ini dapat juga menyebar ke janin pada wanita hamil serta bayi baru lahir melewati menyusui, walau terdapat banyak kesangsian perihal pentingnya transmisi susu. Dirumah sakit, virus ini dapat juga menyebar melewati transfusi darah serta transplantasi. Di negara-negara dunia ketiga dengan keadaan yang lebih ramai, virus ditemukan dalam pembagian yang tambah lebih tinggi dari masyarakat dari pada di negara-negara barat. Patogenesis Virus cytomegalo tak menyebabkan tanda-tanda pada anak-anak serta pada penyakit mudah umumnya pada orang dewasa (namun tengok dibawah). Virus ini pertama kali menginfeksi saluran pernapasan sisi atas serta lalu limfosit lokal. Beredar limfosit lalu menyebarkan virus ke limfosit lain serta monosit dalam limpa serta kelenjar getah bening. Virus ini pada akhirnya menyebar ke beragam sel epitel terhitung kelenjar ludah, tubulus ginjal, testis, epididimis serta leher rahim. Infeksi umumnya tiada tanda-tanda (sub -klinis) namun demam kelenjar terkadang tampak pada orang dewasa muda. Virus ini bisa menghalangi tanggapan sel T. Virus ini menimbulkan antibodi humoral serta imunitas seluler namun infeksi tak dihapus. Diperantarai sel kekebalan, antibodi tak humoral, mengontrol infeksi Pentingnya imunitas seluler datang dari kemungkinan penyebaran dari sel ke sel. Walau ditekan, virus lalu bisa mengaktifkan kembali, terlebih dalam kasus-kasus imunosupresi, memanglah, infeksi oleh virus dapat, sendiri, jadi imunosupresif. Penyakit bawaan Ada dua perumpamaan dimana sitomegalovirus bisa mengakibatkan penyakit serius. Sepanjang infeksi primer ibu, virus bisa menyebar melewati plasenta ke janin serta kelainan bawaan bisa berlangsung, juga, virus ini yaitu pemicu virus paling umum dari penyakit bawaan. Sampai satu dari empat puluh bayi baru lahir di Amerika Serikat terinfeksi oleh virus. Kelainan terhitung



mikrosefali, ruam, kalsifikasi otak serta hepatosplenomegali. Ini bisa mengakibatkan masalah pendengaran (bilateral atau unilateral) serta keterbelakangan. Seperti dapat disangka, saat reaktivasi berlangsung pada ibu hamil (umumnya reaktivasi pada serviks), tanda-tanda kurang kronis lantaran ibu seropositif. Dalam masalah ini, kelainan bawaan langka. Tak hanya infeksi dalam rahim, bayi bisa terinfeksi dalam kandungan. Seperti dijelaskan diatas, satu diantara jaringan dimana sitomegalovirus bisa bikin infeksi laten yaitu epitel serviks serta imunosupresi terkait dengan kehamilan bisa mengakibatkan reaktivasi. Lebih kurang 50 Persen anak-anak yang lahir dari ibu itu terinfeksi serta mereka sendiri bisa melepas virus dalam sebagian minggu. Juga epitel payudara bisa pelabuhan virus laten yang barangkali sama diaktifkan mengakibatkan infeksi bayi. Dalam ke-2 masalah itu tidaklah ada umumnya persoalan serta bayi terus asimtomatik. Neonatus dapat juga terima virus melewati transfusi darah yang terinfeksi. Dalam masalah ini, jumlah virus yang tambah lebih tinggi serta tanda-tanda bisa berlangsung. Ini umumnya terbagi dalam pneumonia serta hepatitis. Penyakit pada pasien imunosupresi Pada pasien yang sudah terima transplantasi organ atau mempunyai penyakit imunosupresif (umpamanya AIDS), virus cytomegalo dapat jadi persoalan besar. Terlebih utama yaitu virus cytomegalo – retinitis dalam mata yang berlangsung di sampai 15 Persen dari semua pasien AIDS. Diluar itu, pneumonia interstitial, kolitis, esofagitis serta ensefalitis tampak pada sebagian pasien. Diagnosa Beberapa besar infeksi tak tunjukkan tanda-tanda serta karena itu tak terdiagnosis. Ada antibodi fluoresen (gambar 24a) serta tes ELIZA. Berinti sel dengan ciri-ciri inklusi (cytomegalinic) bisa dipandang pada biopsi dari banyak jaringan (Gambar 24). Pengobatan Gansiklovir, yang menghalangi replikasi virus herpes semua manusia, umumnya dipakai, terlebih untuk menyembuhkan retinitis. Foskarnet juga di setujui di AS. Acyclovir tak efisien. Vaksin tengah di kembangkan namun langkah paling baik untuk hindari virus yaitu untuk membatasi kontak pada anak yang terinfeksi serta wanita hamil. Juga lantaran sitomegalovirus ditularkan dengan cara s3ksual, k0ndom bisa membatasi menyebar. JENIS VIRUS HERPES Virus herpes pada manusia 6 Virus ini ditemukan di semua dunia serta ditemukan dalam air liur sebagian besar orang dewasa (90 Persen). Hal semacam ini menginfeksi hampir semua anak pada umur dua serta infeksi seumur hidup. Sekali lagi, itu bereplikasi di B serta limfosit T, megakaryocytes, sel glioblastoma serta orofaring. Hal semacam ini bisa bikin infeksi laten dalam sel T yang lalu bisa diaktifkan saat sel distimulasi untuk berpisah. Sel yang terinfeksi semakin besar dari normal dengan inklusi di ke-2 sitoplasma serta nukleus. Imunitas seluler benar-benar utama dalam kontrol, walau



infeksi seumur hidup, serta virus bisa mengaktifkan kekebalan di – penekanan. Reseptor untuk virus ini tak di ketahui. Patogenesis Herpes manusia virus – 6 mempunyai dua wujud, HHV – 6A serta HHV- 6B. Yang paling akhir ini mengakibatkan exanthem subitum, atau di kenal untuk roseola infantum. Ini penyakit yang umum dari anak-anak (di AS 45 Persen anak-anak yang seropositif untuk HHV – 6 oleh dua th.) serta tanda-tanda terhitung demam serta infeksi saluran pernapasan atas serta terkadang limfadenopati. Tanda-tanda berjalan sekian hari sesudah saat inkubasi lebih kurang 14 hari. Demam reda meninggalkan ruam macropapular pada batang serta leher yang berjalan sekian hari lagi. Pada orang dewasa, infeksi primer dihubungkan dengan mononukleosis. Virus ini awalannya diisolasi dari pasien dengan penyakit limfoproliferatif serta bisa co – menginfeksi limfosit T4 yang terinfeksi HIV memperburuk replikasi HIV. Pasien dengan HIV mempunyai tingkat infeksi yang lebih tinggi dari pada populasi normal. HHV – 6 sudah dihubungkan dengan beberapa masalah neurologis, terhitung ensefalitis serta kejang. Sudah didalilkan bertindak dalam multiple sclerosis serta sindrom kelelahan kritis immunodeficiency. Virus Herpes 7 Virus ini mengikat antigen CD4 serta bereplikasi di T4 (CD4 +) sel serta ditemukan dalam air liur sebagian besar dari populasi orang dewasa (75 Persen). Umumnya orang beroleh infeksi untuk anak-anak serta terus berbarengan mereka sepanjang bekas hidup mereka. Hal semacam ini serupa dengan HHV – 6 serta barangkali bertanggungjawab untuk sebagian masalah exanthem subitum Virus Herpes 8 Hal semacam ini pada mulanya di kenal untuk sarkoma berkenaan virus herpes Kaposi serta ditemukan dalam air liur banyak pasien AIDS. Hal semacam ini menginfeksi limfosit darah perifer. Distribusi virus barangkali menuturkan kenapa sebagian populasi orang yang terinfeksi HIV turun dengan sarkoma Kaposi sesaat yang lain tak. Untuk info selanjutnya tengok AIDS/HIV section Herpes B Ini yaitu virus simian ditemukan pada monyet dunia lama seperti kera namun bisa jadi patogen manusia pada orang yang mengatasi monyet (gigitan monyet yaitu rute transmisi). Pada manusia, penyakit ini tambah lebih punya masalah dari pada di tuan alami. Memanglah, lebih kurang 75 Persen dari masalah manusia menyebabkan kematian dengan persoalan neurologis yang serius (ensefalitis) di banyak korban. Ada juga bukti bahwasanya penyakit ini bisa ditularkan dari manusia yang terinfeksi monyet untuk manusia lain. In vitro virus peka pada Acyclovir serta Ganciclovir serta ini direferensikan untuk terapi. Kesuksesan mereka tak di ketahui.