Draft Jurnal VIncent Jayaputra [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur Indonesia yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018) 1



PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur Indonesia yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018) Vincent Jayaputra1) Universitas Multimedia Nusantara [email protected] Stefanus Ariyanto2) Universitas Multimedia Nusantara [email protected] Abstract The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of liquidity (CR), profitability (ROA), leverage (DER), firm size, and sales growth towards firm value (PBV). Firm value is very important because it reflects on the company’s performance that can affect on investor’s perception towards the company. The sample of this research was selected by using purposive sampling method and with secondary data which was analyzed by using multiple regression method. There were 31 manufacturer firms as samples that have been simultaneously registered in BEI since 2016 – 2018, used Rupiah as currency, published financial statements, had an sales growth, had income, and didn’t execute a share split. The result of this research are (1) liquidity do not have a positive effect towards firm value, (2) profitability have a positive effect towards firm value, (3) leverage do not have a negative effect towards firm value, (4) firm size have a positive effect towards firm value, (5) sales growth do not have a positive effect towards firm value (6) liquidity (CR), profitability (ROA), leverage (DER), firm size, and sales growth simultaneously have a significant effect towards firm value (PBV).



Keywords: firm value (PBV), liquidity (CR), profitability (ROA), leverage (DER), firm size, sales growth.



2



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



I. Pendahuluan Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,17% pada tahun 2018 dan angka pertumbuhan ini adalah angka pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak 2014. Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada angka 5,02%, pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan sehingga berada pada angka pertumbuhan 4,88%, pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat pada angka 5,03%, pada tahun 2017 angka pertumbuhan meningkat pada persentase 5,07% dan pada tahun 2018 angka pertumbuhan Indonesia kembali meningkat pada angka 5,17%. Sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2018 adalah industri pengolahan yakni sebesar 0,91%, kemudian disusul sektor perdagangan sebesar 0,66%, konstruksi 0,61%, dan pertanian sebesar 0,49% (Sekretariat Kabinet Republik Indonesia). Industri pengolahan dibagi menjadi industri migas dan industri non migas (manufaktur), industri manufaktur memang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Berdasarkan “International Yearbook of Industrial Statistic 2018” yang diterbitkan oleh United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Indonesia berhasil masuk 10 besar dunia sebagai negara industri yang bernilai tambah tinggi (Kemenperin, 2019). Angka real PDB nasional tercatat sebesar 14,84 ribu triliun yang dimana industri pengolahan non migas (manufaktur) pada tahun 2018 memberikan kontribusi besar terhadap PDB sebesar 17,63%, sementara itu industri pengolahan migas hanya memberikan kontribusi sebesar 2,24%. Nilai PDB industri pengolahan non migas juga mengalami peningkatan dalam periode 2015-2018 dari 2.098,1 triliun menjadi 2.615,2 triliun. industri pengolahan (manufaktur) nasional menjadi penopang perekonomian nasional. Hal tersebut menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan manufaktur, investor dapat mengunakan nilai perusahaan sebagai indikator dalam pengambilan keputusan. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan (Dewi et al., 2014). Seperti pada kasus PT Tiga Pilar Corpora, pendiri AISA, hilang dari laporan kepemilikan efek 5% atau lebih yang dirilis Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Hilangnya nama tersebut menimbulkan spekulasi, kepemilikannya turun hingga di bawah 5% atau bahkan hilang sama sekali dari daftar pemegang saham. Kemungkinan lain adalah saham tersebut dijual Sebelumnya, nama Tiga Pilar Corpora berkurang jumlah dan porsi kepemilikannya hampir setiap bulan secara berturut-turut sebagai pemegang saham AISA, sekurangnya mulai Desember 2017. Pada akhir tahun lalu, posisi Tiga Pilar Corpora di AISA masih 708 juta (22,02%). Pada Januari hingga Maret 2018, kepemilikan Tiga Pilar Corpora pada AISA turun meskipun tidak drastis. Kepemilikannya lalu sempat bertahan pada April 2018 dari posisi Maret 2018, tetapi kemudian turun lagi menjadi 383 juta saham (11,91%) pada Mei. Pada Juni, kepemilikannya tergerus tinggal separuh posisi Mei, tepatnya 169 juta (5,28%) dari total saham beredar TPS Food (CNBC Indonesia, 2018). Sedangkan, per 31 Desember 2016 AISA masih mencetak laba bersih senilai Rp 581 miliar Sedangkan akhir tahun 2017, AISA mencetak rugi sebesar Rp 565 miliar. AISA juga memiliki ancaman gagal bayar utang, ada dua pembayaran bunga surat utang AISA yang jatuh tempo. Pertama adalah pembayaran bunga atas Obligasi TPS Food I/2013 senilai Rp30,75 miliar. Kedua adalah pembayaran fee ijarah atas Sukuk Ijarah TPS Food I/2013 senilai Rp15,37 miliar. Total, AISA harus membayar bunga utang senilai Rp46,12 miliar. Sekretaris Perusahaan AISA, Ricky Tjie, mengatakan penundaan pembayaran bunga disebabkan karena belum adanya kesiapan dana (Bareksa, 2018). Berdasarkan kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa, kinerja Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



3



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang menurun akibat pemberhentian kegiatan operasional yang disebabkan kasus hukum kecurangan beras dan kerugian yang dialaminya beserta dengan ancaman tidak mampu membayar bunga utang mengakibatkan kurangnya minat PT Tiga Pilar Corpora sebagai pemegang saham dan investor saham AISA untuk melakukan investasi pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Hal ini menyebabkan PT Tiga Pilar Corpora untuk melakukan aksi pelepasan saham yang mengakibatkan harga saham AISA anjlok 89,5 persen dari titik tertingginya Rp1.605 pada 20 Juli 2017 menjadi Rp168 per saham pada penutupan 4 Juli 218 (Bareksa, 2018). dan penurunan harga saham ini diikuti dengan price to book value (PBV) yang turun dari 2017 sebesar 1,58 menjadi 0,35 tahun 2018 (Factbook, 2018). Tujuan perusahaan mengoptimalkan nilai perusahaan untuk memberikan keyakinan terhadap para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek kedepannya yang bagus. Karena prospek perusahaan yang bagus para investor semakin yakin terhadap perusahaan, sehingga membuat investor tetap menempatkan dana yang mereka miliki di perusahaan tersebut dan perusahaan dapat terus mengumpulkan dana dari investor. Perusahaan dapat meyakinkan investor dengan cara mengolah dana diberikan dengan baik melalui aset atau ekuitas yang dimiliki. Pengelolahan aset perusahaan yang maksimal dalam kegiatan operasionalnya dapat meningkatkan laba yang dihasilkan perusahaan tiap tahunnya. Meningkatnya laba yang dihasilkan perusahaan, dapat meningkatkan kepercayaan investor bahwa dana yang diinvestasikan dapat dikelola dengan baik oleh perusahaan melalui aset yang dimiliki perusahaan dan tentunya dapat memenuhi harapan investor yaitu return yang tinggi baik berupa capital gain atau dividen. Tinggi atau rendahnya return saham suatu perusahaan mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya di dalam perusahaan tersebut . Menurut Weygandt, et al., (2015), “a dividend is a corporation of cash or share to its shareholders on a pro rata (proportional to ownership) basis” yang berarti bahwa dividen adalah pendistribusian cash atau saham (stock) kepada pemegang saham berdasarkan proporsi kepemilikan. Dividen memiliki empat bentuk yaitu: cash, properti, scrip (surat perjanjian untuk membayar cash) atau saham. Terdapat dua bentuk pembagian dividen yaitu cash dividend (dividen tunai) dan share dividend (dividen saham). Cash dividend adalah pembagian dividen kepada pemegang saham secara cash/tunai berdasarkan proporsi kepemilikan. Sedangkan share dividend adalah pembagian dividen berupa saham perusahaan berdasarkan proporsi kepemilikan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 70 ayat 1 menyatakan bahwa: (1) perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan. Pada pasal 71 ayat (2) dan (3) menyatakan bahwa: (2) seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 ayat (1) dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, kecuali ditentukan lain dalam RUPS. (3) dividen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya boleh dibagikan apabila perseroan mempunyai saldo laba positif. Terdapat tiga tanggal penting yang berhubungan dengan dividen menurut Weygandt, et al.,(2015), yaitu: (1) tanggal pengumuman (the declaration date), (2) tanggal pencatatan (the record date), (3) tanggal pembagian (the payment date). Pada tanggal pengumuman, direktur secara formal mengumumkan dividen tunai dan memberitahukan kepada pemegang saham. Pada tanggal pencatatan, perusahaan menentukan kepemilikan dari saham beredar yang bertujuan untuk pembagian dividen. Pada tanggal pembagian, perusahaan membayar dividen tunai kepada pemegang saham yang tercatat dan catatan pembayaran atas pembagian dari dividen tersebut. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio Price to Book Value, yaitu dengan membandingkan harga pasar saham per lembar saham dengan nilai Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



4



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



buku per lembar saham (Subramanyam, 2014). Nilai buku dihitung dengan membagi total ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham beredar (Kieso, 2015). Harga saham tersebut terbentuk dari permintaan dan penawaran investor, dimana permintaan dan penawaran ini terbentuk oleh informasi informasi yang mempengaruhi persepsi investor. Informasi ini dapat diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Kinerja perusahaan merupakan hasil yang dicapai perusahaan dari hasil operasionalnya. Kinerja perusahaan merupakan parameter yang digunakan oleh investor untuk melihat prospek perusahaan tersebut kedepannya. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laba, kas, kelangsungan usaha, dan pertumbuhannya. Sehingga ketika investor telah memutuskan untuk membeli saham perusahaan tersebut membuat hukum permintaan dan penawaran berlaku, dimana para investor yang membeli saham-saham perusahaan tersebut akan membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV juga naik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu likuiditas, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan. Faktor pertama yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah Likuiditas. Likuiditas merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya, Weygandt, et al., (2015). Dalam penelitian ini, faktor likuiditas akan diproksikan dengan Current Ratio. Current Ratio merupakan rasio untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar liabilitas lancarnya dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Current Ratio membandingkan aset lancar yang dimiliki perusahaan dengan liabilitas lancar yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan tersebut memiliki nilai Current Ratio yang tinggi, mencerminkan perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang besar untuk memenuhi liabilitas lancarnya. Semakin tinggi current ratio mengindikasikan perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga dapat diartikan bahwa perusahaan semakin likuid. Perusahaan diasumsikan memiliki kecukupan kas. Syarat pembagian dividen adalah adanya kecukupan kas yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi kas yang dimiliki perusahaan, memungkinkan perusahaan membagikan dividen lebih besar. Hal ini mendorong para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut yang membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV juga naik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa CR memiliki hubungan positif signifikan dengan PBV. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putra dan Lestari (2016) yang mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Faktor kedua yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah Profitabilitas. Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba atau keberhasilan operasional perusahaan dengan waktu yang telah diberikan Weygandt, et al., (2015). Dalam penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang digunakan. Investor akan semakin percaya dengan perusahaan tersebut jika ROA mengalami peningkatan (atau tetap tinggi) karena perusahaan dinilai dapat mengelola aset dengan efisien dalam menghasilkan laba. Laba yang meningkat akan berdampak pada potensi atas pembagian return berupa dividen juga semakin tinggi. Hal ini mendorong para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut yang membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



5



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



yang diproksikan dengan PBV juga naik. Hal ini didukung oleh penelitian Manoppo H. dan Arie F (2016), Novari dan Lestari (2016), dan Pantow, Murni, dan Trang (2015) yang mendapati hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian dari Ustiani (2015) yang mendapati hasil bahwa ROA tidak berpengaruh positif signifikan terhadap PBV. Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah faktor leverage. Pendanaan eksternal perusahaan dapat diperoleh dari penerbitan saham, maupun hutang yang diukur menggunakan leverage. Leverage adalah penggunaan utang untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, Subramanyam (2014). Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage yang dihasilkan oleh perusahaan. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan. Hal ini berarti leverage suatu perusahaan harus dikelola semaksimal mungkin. Dalam penelitian ini leverage diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dengan membagi total utang dengan total ekuitas pemegang saham Subramanyam, (2014). DER akan menunjukkan seberapa besar modal atau pendanaan perusahaan yang berasal dari utang. Karena rasio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan Novari dan Lestari, (2015). DER yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri dibandingkan utang. Dengan penggunaan utang yang lebih rendah menunjukkan bahwa beban yang harus dibayar oleh perusahaan terkait beban bunga dan pokok pinjaman juga semakin rendah. Sehingga dana perusahaan yang dialokasikan untuk membayar beban dan pokok pinjaman juga semakin kecil. Hal ini dianggap lebih menarik oleh investor karena perusahaan berarti memiliki potensi yang tinggi untuk memberikan return berupa dividen kepada para pemegang sahamnya. Hal ini mendorong para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut yang membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV juga naik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa DER memiliki hubungan negatif signifikan dengan PBV. Hal ini didukung oleh penelitian Supit, Karamoy, & Morasa (2015), Novari dan Lestari (2016) mendapati hasil bahwa DER berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Manoppo H. dan Arie F (2016), Pratama & Wirawati (2016), Pantow, Murni, & Trang (2015) yang menungkapkan bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap PBV. Faktor keempat yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan (SIZE). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aset perusahaan (Ernawati dan Widyawati, 2015). Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset perusahaan Novari dan Lestari ( 2016). Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan, Manoppo & Arie (2016). Aset yang dimiliki perusahaan dapat berupa aset lancar maupun tidak lancar. Jumlah aset yang tinggi dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan, sehingga kapasitas produksi perusahaan akan meningkat. Meningkatnya kapasitas produksi perusahaan dengan didukung oleh daya beli masyarakat juga akan meningkatkan penjualan. Meningkatnya penjualan dengan diimbangi oleh pengeluaran biaya yang efisien akan meningkatkan laba. Laba yang meningkat akan berdampak pada potensi atas pembagian return berupa dividen juga semakin tinggi. Hal ini mendorong para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut yang membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV juga naik. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Novari dan Lestari (2016) dan Nopiyanti dan Darmayanti (2016) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



6



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



Tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manoppo H. dan Arie F (2016) dan Pantow, Murni, dan Trang (2015) yang mendapati hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai pertumbuhan masa yang akan datang (Calvin dan I Made, 2015). Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan membandingkan penjualan saat sekarang dikurangi dengan penjualan periode sebelumnya dan dibagi dengan penjualan periode sebelumnya. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi suatu perusahaan serta mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam menandai kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang. Dengan meningkatnya penjualan dengan diimbangi oleh pengeluaran biaya yang efisien akan meningkatkan laba. Laba yang meningkat akan berdampak pada potensi atas pembagian return berupa dividen juga semakin tinggi. Hal ini mendorong para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut yang membuat harga dari saham tersebut melonjak naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV juga naik. Ketika harga pasar saham naik melebihi nilai buku dari perusahaan berarti nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV juga naik. Menurut hasil penelitian Pantow, Murni, dan Trang (2015) dan Hansen dan Juniarti (2014) pertumbuhan penjualan memiliki hubungan positif signifikan terhadap nilai perusahaan namun tidak sejalan dengan penelitian Situmeang, Fatahurrazak & Rambe (2018) dan Utomo (2016) yang membuktikan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap PBV. Pertumbuhan penjualan merupakan salah satu bukti bahwa suatu perusahaan benar-benar bertumbuh. Pertumbuhan penjualan digunakan oleh banyak pihak baik pemilik perusahaan, investor, dan kreditur maupun pihak lain untuk melihat prospek suatu perusahaan. Para investor dapat menggunakan data pertumbuhan penjualan untuk memproyeksikan keuntungan yang akan didapat perusahaan tersebut di masa depan.



1.2 Batasan Masalah 1. Penelitian terbatas menggunakan faktor-faktor yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan yakni Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan. 2. Variabel Likuiditas diukur dengan Current Ratio. 3. Variabel Profitabilitas diukur dengan Return on Asset. 4. Variabel Leverage diukur dengan Debt to Equity Ratio. 5. Variabel Ukuran Perusahaan diukur dengan logaritma natural of total assets. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan ? 2. Apakah Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan ? 3. Apakah Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Raio berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan ? 4. Apakah Ukuran Perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural of total assets berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



7



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



5.



Apakah Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan ?



1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah disajikan maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh positif Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio terhadap Nilai Perusahaan. 2. Pengaruh positif Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets terhadap Nilai Perusahaan. 3. Pengaruh negatif Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio terhadap Nilai Perusahaan. 4. Pengaruh positif Ukuran Perusahan yang diproksikan dengan Logaritma Natural of Total Assets terhadap Nilai Perusahaan. 5. Pengaruh positif Pertumbuhan Penjualan terhadap nilai perusahaan. II. Tinjauan Literatur dan Hipotesis 2.1 Signaling Theory Salah satu teori yang mendasari penelitian tentang Nilai Perusahaan adalah signaling theory (teori sinyal). Teori sinyal merupakan teori yang menyatakan bahwa asimetri informasi dapat terjadi apabila salah satu pihak memiliki sinyal informasi yang lebih lengkap dari pihak lainnya. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran masa lalu, saat ini maupun keadaan dimasa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan (Godfrey et al. 2010). 2.2 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun. Mardiyati et al. (2015) menyatakan, tujuan perusahaan yang utama adalah memperhatikan kesejahteraan pemilik perusahaan dengan cara mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi calon investor yang ingin menginvestasikan dana pada perusahaan. Nilai perusahaan di pasar modal akan meningkat apabila ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Nilai perusahaan yang sudah terdaftar go public di pasar modal tercermin dalam bentuk harga saham perusahaan. 2.3 Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya , Weygandt, et al., (2015). Maksudnya adalah jika kewajiban-kewajiban finansial jangka pendek jatuh tempo, mampu atau tidak suatu perusahaan mengatasai hal tersebut. Likuiditas akan diproksikan dengan Current Ratio. Menurut Weygandt, et al., (2015), Current Ratio: evaluating a company’s liquidity and shortterm debt-paying ability. yang dapat diartikan Current Ratio: ukuran yang banyak digunakan untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan dan kemampuan membayar utang jangka pendek. Ha1 : Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan 2.4 Profitabilitas



Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



8



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



Menurut Weygandt, et al., (2015), profitability ratio measure the income or operating success of a company for a given period of time, yang dapat diartikan menjadi profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba atau keberhasilan operasional perusahaan dengan waktu yang telah diberikan. Profitabilitas akan diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Menurut Weygandt, et al., (2015) Return On Assets ”measures overall profitability of assets” yang artinya adalah ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset. Menurut Novari dan Lestari (2016) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Ha2 : Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan. 2.5 Leverage Menurut Subramanyam (2014) menjelaskan financial leverage sebagai the use of debt to increase earning yang berarti bahwa leverage adalah penggunaan utang untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Untuk mengukur leverage, dapat menggunakan pengukuran dengan Debt to Equity Ratio. Menurut Weygandt, et al. (2015) kewajiban adalah klaim kreditur atas total aset. Hal ini sama dengan total aset dikurangi dengan total ekuitas. Ekuitas adalah hak residual atas aset yang telah dikurangi dengan seluruh hak milik kreditor yaitu kewajiban atau liabilitas. Ekuitas secara umum terbagi atas modal saham dan saldo laba. Menurut IAI, (2018) ekuitas pemegang saham adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitas. Ha3: Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan 2.6 Ukuran Perusahaan Menurut Putra dan lestari (2016) ukuran perusahaan merupakan suatu gambaran besar kecilnya perusahaan yang dinyatakan dengan total aktiva atau aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Berliani dan Riduwan (2017), ukuran perusahaan dapat menggambarkan tingkat produktivitas bahwa pasar akan lebih tertarik pada ukuran perusahaan yang besar dibandingkan dengan yang kecil, karena pasar beranggapan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan yang baik. Perusahaan besar akan lebih banyak dipilih oleh para investor karena adanya jaminan kepastian operasi serta prospek yang baik di masa depan. Ukuran perusahaan akan diproksikan dengan logaritma natural total assets. Semakin besar total aset yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan meningkatkan ukuran perusahaan yang didapat dari keuntungan mengolah aset perusahaan tersebut atau dengan adanya prospek yang baik dari kepemilikan aset perusahaan tersebut. Jika ukuran perusahaan meningkat, maka akan membuat nilai perusahaan tersebut juga akan meningkat. Ha4 : Ukuran Perusahan yang diproksikan dengan logaritma natural of total assets berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan 2.7



Model Penelitian



Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



9



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



Gambar 2.1 Model Penelitian Likuiditas (CR)



Profitabilitas (ROA)



Leverage (DER)



Nilai Perusahaan (PBV)



Ukuran Perusahaan (SIZE)



Pertumbuhan Penjualan (PP)



III. Metode Penelitian 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2016-2018. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kausalitas. Sekaran dan Bougie (2016) menyatakan bahwa “causal study is a study which in which the researcher wants to delineate the cause of one or more problems”, yang artinya “penelitian yang bertujuan untuk menentukan hubungan sebab akibat dari satu atau lebih masalah.” Penelitian ini akan menguji Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Levergae, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan 3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X), yang semuanya diukur dengan menggunakan skala rasio. Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi sasaran utama dalam penelitian. Sedangkan variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif maupun negatif (Sekaran dan Bougie, 2016). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan pada sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2016-2018). Nilai perusahaan merupakan suatu nilai yang ingin dicapai oleh perusahaan selain laba yang tinggi. Nilai perusahaan merupakan tolak ukur dari para investor sebagai bentuk kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Price to Book Value (PBV) melalui perbandingan harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan. 3.3.2 Variabel Independen Variabel independen menurut Sekaran dan Bougie (2016) secara umum diduga bahwa variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel dependen dengan cara Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



10



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



positif atau negatif. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Likuiditas Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek. Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Pada penelitian ini, likuiditas akan diproksikan dengan Current Ratio. Current Ratio dapat dihitung dengan membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Profitabilitas Profitabilitas adalah suatu indikator yang dapat mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal asaham tertentu. Pada penelitian ini, profitabilitas akan diproksikan dengan Return on Equity (ROE). ROE digunakan untuk mengukur penghasilan yang akan diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan. ROE dapat dihitung dengan membandingkan antara laba setelah pajak terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. 3. Leverage Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Leverage dalam penelitian ini akan diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), karena rasio ini mencerminkan seberapa besar modal perusahaan dapat menutupi hutang kepada pihak luar. DER dapat dihitung dengan membandingkan antara total kewajban yang dimiliki perusahaan terhadap total aset atau ekuitas perusahaan. 4. Ukuran Perusahaan Pengukuran ini menunjukkan seberapa besar total aset yang dimiliki perusahaan dimana total aset ini digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan yang diekspektasi akan meningkatkan laba perusahaan. 5. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualannya dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan maka perusahaan tersebut berhasil dalam menjalankan strateginya dalam hal pemasaran dan penjualan produk 3.4 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada (Sekaran dan Bougie, 2016). Data dalam penelitian ini adalah data sekunder seperti laporan keuangan yang berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 20162018. Data yang diperoleh berasal dari Indonesia Stock Exchange (IDX), dan Yahoo Finance. 3.5 Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sekaran dan Bougie (2016), populasi adalah kejadian, atau hal-hal menarik yang ingin diteliti oleh peneliti. Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah perusahaanperusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018. Sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam penelitian ini, sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria atau karakteristik tertentu (Sekaran dan Bougie, 2016). Kriteria perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2016 – 2018 secara berturut-turut. Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



11



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember dan sudah diaudit secara berturut-turut selama tahun 2016 – 2018. 3. Perusahaan yang laporan keuangannya dalam mata uang Rupiah berturut-turut selama periode 2016-2018. 4. Perusahaan Manufaktur yang mengalami peningkatan penjualan secara berturut-turut selama periode 2015-2018. 5. Perusahaan Manufaktur yang memiliki laba bersih berturut-turut selama periode 2016-2018. 6. Perusahaan Manufaktur yang tidak melakukan share split atau Reverse selama periode 2016-2018. 3.6 Teknik Analisis Data Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.6.1 Statistik Deskriptif Menurut Ghozali (2018) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, dan range. 3.6.2 Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2018) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2018) untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan non-parametrik statistik dengan uji Kolomogorov-Smirnov (K-S) dikatakan terdistribusi normal apabila tingkat signifikansinya lebih besar dari pada 0,05. Apabila tingkat signifikansinya kurang dari sama dengan 0,05 maka data tersebut dikatakan tidak terdistribusi normal (Ghozali, 2018). 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2016). Menurut Ghozali (2016), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance value atau dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 1 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value ≤ 0,1 atau VIF ≥ 10 maka menunjukkan adanya multikolonieritas.



Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



12



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu uji yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah uji Run test. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari tingkat signifikasi yang dihasilkan dalam pengujian run test. Jika tingkat signifikansi dari hasil pengujian > 0.05 maka hipotesis nol diterima bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual (Ghozali,2018). c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residual SRESID. Dasar analisisnya yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang berbentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). 3. Uji Hipotesis Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen independen likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap variabel dependen Nilai Perusahaan. Persamaan fungsi regresi penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:



Keterangan: α X1, X2, X3, X4 X5 PBV CR ROA DER SIZE PP ε



= = = = = = = = =



Konstanta Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen Price to Book Value Current Ratio Return On Asset Debt to Equity Ratio Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Penjualan Standard Error



a. Uji Koefisien Determinasi Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan linear antara dua variabel. Koefisien korelasi bertujuan untuk menjelaskan seberapa kuat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen (Ghozali, 2018). Nilai koefisien korelasi antara -1 dan +1. Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa variabel independen memiliki hubungan negatif dengan variabel dependen. Tanda positif (+) menunjukkan bahwa variabel independen Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



13



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



memiliki hubungan positif dengan variabel dependen. Kriteria kekuatan hubungan adalah sebagai berikut (Lind, Marchal dan Wathen (2014)): 1. 0: tidak ada korelasi 2. >0 – 0.25: korelasi sangat lemah 3. >0.25- 0.5: korelasi cukup 4. >0.5 – 0.75: korelasi kuat 5. >0.75 – 0.99: korelasi sangat kuat 6. 1: korelasi sempurna b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya untuk menunjukkan semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Jika nilai signifikansi 0,050. 4.2.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolonieritas



Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



18



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Model



Collinearity Statistics Tolerance



VIF



(Constant) CR



,531



1,882



ROA



,886



1,129



DER



,519



1,928



SIZE



,914



1,094



PP



,916



1,091



1



a. Dependent Variable: PBV



Berdasarkan hasil uji multikolonieritas yang ditujukan pada tabel 4.6, terlihat bahwa seluruh variabel independen yaitu CR, ROA, DER, SIZE dan PP memiliki nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang lebih kecil dari 10, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat korelasi antara variabel independen dalam model regresi. 2. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Berikut ini adalah hasil dari uji autokorelasi: Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea



-,06930



Cases < Test Value



48



Cases >= Test Value



48



Total Cases



96



Number of Runs



52



Z



,616



Asymp. Sig. (2-tailed)



,538



a. Median



Berdasarkan hasil uji Autokorelasi dengan Run Test yang terdapat pada tabel 4.7, terlihat bahwa nilai run test adalah -0,06930 dengan nilai signifikansi pada 0,538. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel yang sedang diuji tidak terjadi autokorelasi karena nilai signifikansi 0,538 lebih besar dari 0,050, sehingga dapat dinyatakan bahwa residual tersebar acak atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. 3. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Berikut merupakan hasil uji heteroskedastisitas: Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



19



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas



Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas yang terdapat pada gambar 4.2, terlihat bahwa titiktitik tidak membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), membentuk pola yang tidak jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.. 4.2.4 Uji Hipotesis 1. Uji Koefisien Determinasi Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi: Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model



1



R



R Square



,759a



,577



Adjusted R



Std. Error of the



Square



Estimate ,553



,8413630



a. Predictors: (Constant), SQRTPP, SQRTCR, SIZE, LNROA, SQRTDER b. Dependent Variable: LNPBV



Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,759 atau 75,9%. Nilai ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen yaitu CR, ROA, DER, SIZE dan PP dengan variabel dependen yaitu PBV memiliki korelasi positif yang kuat, karena nilai koefisien korelasi (R) berada dalam klasifikasi 0,5 sampai 1. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,553 menunjukkan bahwa variabel independen, yaitu CR, ROA, DER, SIZE dan PP dapat menjelaskan variabel dependen yakni PBV sebesar 55,3% dan sisanya sebesar 44,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Nilai Standard Error of Estimated (SEE) sebesar 0,8413630 yang artinya semakin kecil nilai SEE membuat model regresi dalam penelitian ini semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen, yaitu PBV. 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel independen. Berikut merupakan hasil uji statistik F: Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



20



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ANOVAa Model



1



Sum of Squares



df



Mean Square



F



Regression



86,780



5



17,356



Residual



63,710



90



,708



150,490



95



Total



Sig. ,000b



24,518



a. Dependent Variable: LNPBV b. Predictors: (Constant), SQRTPP, SQRTCR, SIZE, LNROA, SQRTDER



Berdasarkan Tabel 4.9, terlihat bahwa nilai F sebesar 24,518 dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen, yaitu CR, ROA, DER, SIZE dan PP secara simultan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, yaitu PBV dan untuk mengukur signifikansi ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan menggunakan goodness of fit yaitu membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel. Nilai F hitung didapat dengan cara df1 = (k-1) = (5-1)= 4 dan df2 = (n-k) = (96-5) = 91. Setelah didapatkan hasil df1 = 4 dan df2 = 91, lihat pada tabel distribusi F dengan tingkat signifikansi 5% dan hasil nilai F hitung dalam penelitian ini sebesar 24,518 (lampiran 11). Nilai hitung F dalam penelitian ini adalah 24,518, lebih besar dari nilai F table 2,47 yaitu. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual sudah tepat atau model fit. 3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut merupakan hasil dari uji statistik t: Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Model



Unstandardized Coefficients



Standardized



t



Sig.



Coefficients B



Std. Error



Beta



(Constant)



-3,081



2,254



-1,367



,175



SQRTCR



-,675



,357



-,226



-1,889



,062



LNROA



,809



,092



,635



8,748



,000



SQRTDER



,067



,428



,019



,157



,876



SIZE



,237



,065



,264



3,651



,000



-,513



,601



-,060



-,853



,396



1



SQRTPP a. Dependent Variable: LNPBV



Berdasarkan Tabel 4.9, diperoleh suatu persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:



Keterangan: PBV CR ROA DER SIZE



= Price Earning Ratio = Current Ratio = Return On Asset = Debt to Equity Ratio = Ukuran perusahaan Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



21



PP



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



= Dividend Payout Ratio



Berdasarkan hasil uji statistik t yang terdapat pada tabel 4.10, terlihat bahwa nilai t untuk likuiditas diukur menggunakan Current Ratio (CR) sebesar -1,889 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,062. Hal ini dapat disimpulkan Ha1 yang menyatakan bahwa CR memiliki pengaruh positif terhadap PBV ditolak dikarenakan hasil yang didapat dari penelitian ini menyimpulkan bahwa CR tidak memiliki pengaruh terhadap PBV. Hasil uji statistik t untuk profitabilitas diukur menggunakan Return On Asset (ROA) sebesar 8,748 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,050 yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat disimpulkan Ha2 diterima, ROA memiliki pengaruh positif signifikan terhadap PBV. Hasil uji statistik t untuk diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,157 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,876. Hal ini dapat disimpulkan Ha3 yang menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh positif terhadap PBV ditolak dikarenakan hasil yang didapat dari penelitian ini menyimpulkan bahwa DER tidak memiliki pengaruh terhadap PBV Hasil uji statistik t untuk ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 3,651 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,050 yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat disimpulkan Ha2 diterima, yaitu ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh positif terhadap PBV. Hasil uji statistik t untuk pertumbuhan penjualan sebesar -0,853 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,396. Hal ini dapat disimpulkan Ha5 yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif terhadap PBV ditolak dikarenakan hasil yang didapat dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh terhadap PBV. V. Simpulan, Keterbatasan, dan Saran 5.1 Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Asset), Leverage (Debt to Equity Ratio), Ukuran Perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan penjualan terhadap Nilai Perusahaan (Price to Book Value). secara parsial maupun secara simultan. Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Ha1 ditolak yang berarti bahwa likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan Price to Book Value (PBV). Hal ini dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai t sebesar -1,889 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,62. 2. Ha2 diterima yang berarti bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh positif terhadap PBV. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai t sebesar 8,748 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,050 yaitu sebesar 0,000. 3. Ha3 ditolak yang berarti bahwa leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh terhadap PBV. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai t sebesar 0,157 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,050 yaitu sebesar 0,876. 4. Ha4 diterima yang berarti bahwa SIZE memiliki pengaruh positif terhadap PBV. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai t sebesar 3,685 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,050 yaitu sebesar 0,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan Putra & Lestari (2016) menyatakan bahwa SIZE berpengaruh terhadap PBV. 5. Ha5 ditolak yang berarti bahwa PP tidak memiliki pengaruh positif terhadap PBV. Hal ini dibuktikan oleh hasil uji t dengan nilai t sebesar -0,853 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,396.



Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



22



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



5.2 Keterbatasan Keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek penelitian dalah perusahaan manufaktur sementara terdapat berbagai jenis perusahaan yang bergerak di sektor lain sehingga hasil penelitian ini tidak dapat mencerminkan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Periode penelitian hanya tiga tahun yaitu tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi. 5.3 Saran Berdasarkan simpulan serta keterbatasan yang telah dijelaskan, maka saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya terkait dengan PBV adalah: 1. Menambahkan variabel-variabel lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap (Price to Book Value), misalnya Price Earning Ratio, struktur aset, Earning Per Share (EPS) sehingga dapat meningkatkan nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square). 2. Memperluas objek penelitian, misalnya menggunakan tambahan 2 sektor besar lainnya yakni sektor penghasil bahan baku/pengelola sumber daya alam (pertanian dan pertambangan) dan sektor jasa (properti, real estate dan konstruksi bangunan atau infrastruktur atau utilitas dan transportasi atau keuangan atau perdagangan dan atau investasi. 3. Memperpanjang periode penelitian. Hasil penelitian dengan periode yang lebih panjang akan lebih dapat menggeneralisasi hasil penelitian. VI. Referensi Achmad, Safitri Lia & Lailatul Amanah. (2014). Jurnal Ilmu Riset & Akuntansi. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividend an Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. 3(9), 1-15. Anna Romauli Situmeang, Fatahurrazak, Prima Aprilyani Rambe. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Laba, Kepemilikan Asing dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016. UMRAH. Astohar. 2017. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variable Intervening”. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi STIE AMA Salatiga Vol 11 No. 20 (2017) Berliani, Citra dan Akhmad Riduwan. 2017. “Pengaruh Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 6, No. 3, Maret 2017. Chaidir. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014. JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi), 1(2), 1-21. Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9. Badan Penerbit-Undip. Semarang. Godfrey e. a. 2010. Accounting Theory 7th Edition. John Wiley & Sons Australia, Ltd. Hansen, Verawati dan Juniarti. 2014. “Pengaruh Family Control, Size, Sales Growth, Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan Pada Sektor Perdagangan, Jasa, Dan Investasi”. Jurnal Bussines Accounting Review Edisi 2014 hal.121-130. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Hery. 2017. “Teori Akuntansi Pendekatan Konsep dan Analisis.” Jakarta.Grasindo. Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



23



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2014. Intermediate Accounting IFRS Second Edition. United States: John Wiley & Sons. Lind, Douglas A., William G. Marchal,dan Samuel A Wathen. 2014. Statistical.Techniques in Business and Economics. New York: McGraw Hill Education Manoppo, H., & Arie, F. V. 2016. “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Jurnal EMBA Vol. 4 No. 2 (2016) ISSN: 2303-1174. Mardiyati, U., Ahmad, G., & Abrar, M. (2015). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Manufaktur Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 6(1), 417-439 Mayogi, D., & Fidiana. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 5(1), 1-18. Mulyani & Pitaloka. 2017. Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada PT Indofood Sukses Makmur. Widyakala, Vol.4 No.1, Maret 2017. Ni Kadek Ayu Sudiani & Ni Putu Ayu Darmayanti. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan, Dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.7, 2016: 4545-4547. Nopiyanti, I Dewa Ayu., & Darmayanti, Ni Putu Ayu. 2016. “Pengaruh PER, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas pada Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5 No. 12 (2016) ISSN: 7868-7898. Novari, Putra M., & Lestari, P. V. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Properti Dan Real Estate”. EJurnal Manajemen Unud. Vol.5 No. 9 (2016) ISSN: 2302-8912. Nugraha, Muhamad Kemal dan Kurnia. 2017. “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Januari 2017. Pantow, Mawar S., Murni S., Trang Irvan. 2015. “Analisa Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return on Asset dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan yang tercatat di Indeks LQ 45”. Jurnal EMBA Vol. 3 No. 1 (2015) ISSN: 2303-1174. Pemerintah Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta. Pertiwi, Putri Juwita, Parengkuan Tommy dan Johan R. Tumiwa. 2016. “Pengaruh Kebijakan Hutang, Keputusan Investasi dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal EMBA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016, Hal. 1369- 1380. Pradhana, Afi, Taufeni Taufik dan Lila Anggaini. 2014. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Food And Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” JOM FEKON. Vol. 1 No. 2. Prasetia, T. E., Tommy, P., & Saerang, I. S. 2014. “Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di BEI”. Jurnal EMBA Vol 2 no. 2 (2014). Pratama, I Gusti Bagus Angga dan I Gusti Bagus Wiksuana. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi”. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 2, Hal. 1338-1367. Pratama, I. Gede Gora W., & Wirawati, Ni Gusti Putu. 2016. “Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Pemoderasi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 15 no. 3 (2016). Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year



24



Vincent Jayaputra dan Stefanus Ariyanto



Rochmah, Siti Ainur & Fitria, Astri. 2017. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol.6 No.3 (2017). Samosir, Hendrik E. S. 2017. “Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII)”. Journal Of Business Studies, Vol. 2, No. 1, Juli 2017. Schutte, Madri. 2017. “Accounting For All 2nd.”Cape Town, South Africa. Juta and Company. Sekaran, Umar, & Bougie, Roger. (2016). Research Methods for Business: A Skill Building Approach Seventh Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Inc. Setiawan, F., & Riduwan, A. (2015). Pengaruh ROA, Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan : DPR Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 4(8), 1-17. Subramanyam, K., R. 2014. “Financial Statement Analysis: Eleventh Edition”. McGraw-Hill. New York. Sugiarto, Rengga J. E. & Khusaini. (2014). Pengaruh DER, DPS, ROA Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekominikasi di BEI. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, 3(9), 1-15. Supit, Hendry Victory., Karamoy Herman., & Morasa Jenny. 2015. “Pengaruh Struktur Modal, Biaya Ekuitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai perusahaan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing Vol. 6 No.2. (2015). Swingly, Calvin dan Sukartha, I Made. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth Pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Volume 10.1. Halaman 47-62. Ustiani, Nila. 2015. “Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Manajerial, Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal ilmiah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pandanaran Vol 1 No. 1 Februari (2015). Utomo, Nanang Ari. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Semarang: Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, 5(1) 2016 Weygandt, Jerry J., Kimmel, Paul D., Kieso, Donald E. 2015. Financial Accounting: IFRS Edition, 3rd Edition. Amerika Serikat: Wiley. www.bps.go.id www.idx.co.id/daftaristilah www.idx.co.id/media/1737/20180117_fb-2018.pdf (Factbook, 2018) www.kemenperin.go.id www.setkab.go.id/



Ultima Management/ Accounting Vol …. No. …. Month Year