DRAFT LAPORAN PKP Judul-daftar pustaka (Ni Putu Risna Dewi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) SISWA KELAS IV SDN 173 KERTORAHARJO KECAMATAN TOMONI TIMUR KABUPATEN LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN



NI PUTU RISNA DEWI 859412271



LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA MAKASSAR TAHUN 2022



i



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM



Nama



: Ni Putu Risna Dewi



NIM



: 859412271



Program Studi



: PGSD (Masukan Sarjana)



Tempat mengajar



: UPTD SDN 173 Kertoraharjo



Jumlah Siklus Pembelajaran



: 2 (dua)



Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus I, hari Rabu, tanggal 2 November 2022 Siklus II, hari Rabu, tanggal 9 November 2022 Masalah yang menjadi fokus perbaikan : Bagaimana penggunaan Model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo



Menyetujui Supervisor 1



Kertoraharjo, 27 November 2022 Peneliti,



Basri, S.Pd., M.Pd NIP. 196907031998031006



Ni Putu Risna Dewi NIM 859412271



ii



LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan profesional (PDGK4501) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan PGSD Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kertoraharjo, 27 November 2022



Ni Putu Risna Dewi NIM 859412271



iii



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatnya, sehingga pada kesempatan yang baik ini, penulis masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional Penulis dalam menyusun laporan PKP ini tidak lepas dari beberapa unsur pendukung, untuk itulah penulis mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang baik dan harmonis dengan para unsur tersebut, sehingga tersusunlah laporan ini. Pada kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada : a. Bapak Drs. Hasanuddin, M.Si. selaku Kepala UPJJ Universitas Terbuka Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka. b. Bapak Sunarto, S.Pd., M.Pd. (Wilayah Layanan Mahasiswa Luwu Timur) yang telah memfasilitasi peneliti untuk mendaftar di Universitas Terbuka. c. Bapak Furqon, S.Pd., staf administrasi Pokjar Luwu Timur yang telah membagikan berbagai informasi yang dibutuhkan terkait pelaksanaan perkulian di Universitas Terbuka UPJJ Makassar. d. Bapak Basri, S.Pd., M.Pd., selaku Supervisor 1 yang telah banyak membimbing peneliti dalam penyelesaian Laporan PKP ini. e. Bapak I Wayan Suriantara S.Pd., SD., selaku Kepala Sekolah UPTD SDN 173 Kertoraharjo beserta guru – guru yang senantiasa memberikan masukan, saran, dan koreksinya untuk perbaikan Laporan PKP ini. f. Ibu Kumala, S.Pd., selaku teman sejawat yang membimbing peneliti melakukan praktek perbaikan pembelajaran di kelas. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Maka dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang positif dari pembaca demi kesempurnaan dan kelengkapan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita teman – teman mahasiswa serta para guru Sekolah Dasar dan setidak-tidaknya menjadi referensi untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran di kelas.



Kertoraharjo, 27 November 2022 Penulis



Ni Putu Risna Dewi



iv



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................................



i



LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................



ii



LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................................



iii



KATA PENGANTAR..............................................................................................................



iv



DAFTAR ISI............................................................................................................................



v



DAFTAR TABEL....................................................................................................................



vii



DAFTAR GAMBAR/GRAFIK...............................................................................................



viii



ABSTRAK...............................................................................................................................



ix



BAB I



PENDAHULUAN...................................................................................................



1



A. Latar Belakang Masalah...................................................................................



1



B. Rumusan Masalah............................................................................................



2



C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran......................................................



2



D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran....................................................



2



KAJIAN PUSTAKA................................................................................................



4



A. Hakekat Belajar................................................................................................



4



B. Model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning)............



5



C. Pembelajaran IPA.............................................................................................



6



BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN ..................



8



A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu................



8



B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.......................................................



9



C. Teknik Analisis Data........................................................................................



11



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................................



13



A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran........................................



13



B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran..................................



18



KESIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT................................



19



A. Simpulan...........................................................................................................



19



B. Saran dan Tindak Lanjut..................................................................................



19



DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................



21



LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................................



22



BAB II



BAB V



v



DAFTAR TABEL Tabel 1 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa.............................................................................



13



Tabel 2 Data Hasil Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pra Siklus.................................



14



Tabel 3 Distribusi Skor Hasil Belajar Siklus I........................................................................



15



Tabel 4 Distribusi Skor Hasil Belajar Siklus II.......................................................................



17



vi



DAFTAR GAMBAR/GAFIK Nomor



Halaman



Gambar 1: Bagan Siklus I dan II .................................................................



9



Gambar 2: Pra Siklus………………………………………………………



15



Diagram 3: Pengelompokan Nilai Siklus I....................................................



16



Diagram 4 Pengelompokan Nilai Siklus I………………………………....



17



vii



ABSTRAK Ni Putu Risna Dewi. 2022. Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) Siswa Kelas IV SDN 173 Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kontestual (contextual teaching and learning) pada siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Penelitian ini, merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes tertulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Penelitian menunjukkan bahwa hasil penilaian siklus dengan pelajaran IPA masih tergolong rendah, Ini dapat dilihat dari daftar nilai hasil penelitian siklus I yang mencapai persentase nilai dengan yang mencapai atau melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 32,14 % atau sekitar 9 siswa saja. Sedangkan 19 siswa atau 87,85 % lainnya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari data tersebut, maka perlu diadakan perbaikanpembelajaran agar nilanya meningkat. Setelah dilakukan tindakan melalui siklus II, hasil belajar siswa menjadi lebih baik persentase nilai yang mencapai atau melebih KKM sebesar yaitu 96,42% atau sekitar 27 siswa. Hal ini, menunjukkan bahwa pembelajaran telah berjalan secara optimal. Hasil akhir penelitian ini memperlihatkan bahwa penerapan model pembelajaran kontestual (contextual teaching and learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. pada pelajaran IPA. Kata kunci : Hasil Belajar, IPA, kontekstual (contextual teaching and learning)



viii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Identifikasi masalah Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran IPA di kelas IV SDN 173 Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur khususnya pada muatan pelajaran IPA masih banyak siswa yang kurang aktif, terlihat ada sebagian siswa yang menengok ke jendela pada saat pembelajaran berlangsung, ada juga siswa yang cenderung sering minta ijin keluar kelas. Ada juga peserta didik yang usil atau mengganggu temannya yang sedang belajar. Kejadian di atas, mempengaruhi hasil belajar siswa karena nilai yang diperoleh ternyata masih banyak yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 65). Dari data nilai peserta didik dengan jumlah 28 orang, hanya ada 9 siswa



yang



mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM atau sekitar 32,14 %. Di lain pihak, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM ada sebanyak 19 siswa atau sekitar 87,85 %. Padahal, target penulis yaitu sekitar 90 % siswa memperoleh di atas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, namun nilai peserta didik masih sangat jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Proses pembelajaran merupakan masalah pokok yang dihadapi dewasa ini. Dalam dunia pembelajaran, siswa sering kurang memberi perhatian pada penjelasan maupun kegiatan materi pembelajaran padahal perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat dipisahkan. Menurut Sri Anitah W. (2021 : 1.3) mengemukakan bahwa : “Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan mersakan.” 2. Analisis Masalah Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab kurang mampu menarik perhatian dan minat siswa dalam memahami jenis-jenis akar pada tumbuhan pada mata pelajaran IPA. Penjelasan guru sulit untuk dipahami siswa, guru hanya berceramah dan tidak menggunakan teknik yang inovatif dan menarik perhatian siswa untuk mencari tahu dan bereksplorasi ketika membawakan materi jenis-jenis akar pada tumbuhan. Penjelasan guru yang berbelit-belit serta abstrak membuat materi sulit dipahami oleh 1



siswa. Oleh karena itu, pada saat penilaian harian, nilai yang diperoleh siswa rendah sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dan jauh dari yang diharapkan. 3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Dari analisis masalah di atas, diharapkan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo dapat memberikan konstibusi dalam perbaikan pembelajaran sehingga mutu sekolah dapat ditingkatkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana meningkatkan kontekstual



(contextual



hasil



belajar IPA menggunakan model pembelajaran



teaching and learning) siswa kelas iv sdn 173 kertoraharjo



kecamatan tomoni timur kabupaten luwu timur sulawesi selatan? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: mendeskripsikan peningkatan hasil belajar



IPA



menggunakan



model pembelajaran kontekstual



(contextual



teaching and learning) siswa kelas iv sdn 173 kertoraharjo kecamatan tomoni timur kabupaten luwu timur sulawesi selatan. D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Manfaat Teoritis a.



Sebagai bahan referensi untuk kegiatan yang sama.



b.



Sebagai pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.



2. Manfaat Praktis. a.



Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan pengalaman dalam mengatasi masalah



mengenai meningkatkan keterampilan menulis pada mata pelajaran



bahasa Indonesia di siswa. Penelitian ini juga memberikan pengalamana kepada peneliti dalam menyusun dan mengembangkan karya tulis ilmiah, khususnya dalam membuat laporan penelitian. b.



Bagi Siswa. 1) Meningkatkan prestasinya khususnya konsep bagian tubuh tumbuhan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 2) Lebih kreatif, menarik dan bermakna. 2



3) Mendapat pengalaman yang berharga dengan berani berpendapat. c.



Bagi Guru. 1) Sebagai acuan dalam menentukan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran guna mencapai ketuntasan belajar bagi siswa. 2) Dapat menghidupkan suasana pembelajaran yang lebih menarik. 3) Mendapat kepuasan dari hasil belajar siswa yang meningkat. 4) Mendapat pengalaman yang dalam situasi pembelajaran yang berbeda.



d.



Bagi Sekolah. 1) Meningkatkan prestasi belajar pada tingkat sekolah. 2) Target standar ketuntasan minimal dapat tercapai. 3) Menjadi daya tarik bagi calon siswa baru yang akan masuk pada sekolah.



e.



Bagi Orang Tua Siswa Hasil PTK akan memberikan masukan yang berharga tentang prestasi belajar anaknya sehingga orang tua siswa akan dapat memberikan pembinaan kepada anaknya untuk tetap menjaga dan meningkatkan proses dan prestasinya.



f.



Bagi Peneliti lain Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi yang dapat dijadikan acuan peneliti lain agar menjadi lebih baik.



3



BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Menurut Gagne (dalam Sri Anitah, dkk 2021 : 1.3) mengemukakan bahwa : “Belajar itu merupakan suatu proses dimana suatu organisme berubah perilaku sebagai akibat pengalaman.” Jadi belajar adalah suatu interaksi peserta didik yang ingin berubah perilakunya untuk mencari sesuatu sebagai akibat pengalaman dalam lingkungannya. Senada menurut Bruner (dalam Amalia Sapriati 2022 : 1.21) mengemukakan bahwa : “Belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala yang ada di lingkungan kita.” Belajar sebagai suatu proses emosional atau proses merasakan kegiatan yang melibatan perasaan yang aktif. Selanjutnya menurut Sri Anitah (2021 : 2.5) mengemukakan bahwa : “ Belajar dapat dikatakan sebagai proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan.” Proses belajar mempunyai anggapan untuk melakukan kegiatan pengolahan informasi dalam menemukan kebutuhan - kebutuhan demi mengenal gejala – gejala yag ada di lingkungan kita. Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia melalui interaksi dengan objek, fenomena pengalaman dan lingkungan mereka. Kaum konstruktivis berpendapat bahwa pengetahuan bukan suatu barang yang dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran seseorang (dalam kasus ini pendidik) kepada peserta didik. Bahkan ketika pendidik bermaksud memindahkan konsep, ide, nilai, norma, keterampilan dan pengertian kepada peserta didik, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dibentuk oleh peserta didik sendiri. Tanpa keaktifan peserta didik dalam membentuk pengetahuan, pengetahuan seseorang tidak akan terjadi. Dalam modul pembelajaran IPA di SD Amalia Sapriati,dkk ( 2020 : 1.37 ) Mengemukakan bahwa “Proses belajar dianggap sebagai proses input menjadi output seperti pada sebuah computer”. Berdasarkan dari pernyataan tersebut belajar memerlukan



4



proses untuk mencapai suatu tujuan untuk mencapai tujuan seorang guru harus meguasai model pengajaran yang efektif. Menurut Sufyan Ramadhy, Dadi Permadi, ( 2019 : 47 ) Menyatakan “Belajar dapat di definisikan sebagai proses untuk mendapatkan memory baru. Setelah belajar tingkat kemampuan otak diukur dari banyak sinapsis yang memperlihatkan perbedaan dengan kapasitas otak yang rendah”. Dalam proses belajar akan mendapatkan hasil yaitu pengetahuan dan Pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan. B. Model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning) Model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari. menurut Elaine B. Johnson (dalam Nurdyansyah 2016 : 35). mengemukakan bahwa “Pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dan menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. “ Jadi, pembelajaran kontekstual merupakan usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi menetapkan dan mengaitkan dengan dunia nyata. Selanjutnya menurut Warsiti



(dalam Nurdyansyah 2016 : 36) mengemukakan



bahwa : “ Menerapkan prinsip belajar bermakna yang mengutamakan proses belajar, sehingga siswa dimotivasi untuk menemukan pengetahuan sendiri dan bukan hanya melalui transfer pengetahuan dari guru.” Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa, strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Menurut Bandono (dalam Nurdyansyah 2016 : 37) mengemukakan bahwa : “CTL (contextual teaching and learning) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.” penjelasan Selanjutnya menurut Sanjaya (dalam Nurdyansyah 2016 : 37) menyatakan bahwa : ”Contextual teaching and learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi 5



kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.” CTL merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap dan nilai yang dipengaruhi oleh factor dari dalam maupun dari luar individu kearah perubahan yang lebih baik atau yang lebih maju. C. Pembelajaran IPA Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memerlukan jembatan penghubung untuk mempertemukan keduanya. Hal ini mendorong para ahli untuk merumuskan teori belajar. Menurut Budiastra (dalam Amalia Suprapti, 2021 : 1.24) mengemukakan bahwa: “Dalam penerapannya di kelas Bruner juga mengemukan model pembelajaran di kelas yang disebut sebagai model pembelajaran penemuan (discovery teaching). Sesuai dengan teori belajar penemuan, tujuan pembelajaran penemuan ini bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja melainkan untuk memberikan kepada peserta didik, melatih kemampuan berpikir intelektual, dan merangsang keingintahuan peserta didik.” Model pembelajaran ini pada dasarnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh informasi secara mandiri dengan bantuan seorang guru, biasanya menggunakan benda-benda nyata. Dalam model pembelajaran ini, guru berperan sebagai pemandu untuk menerima informasi, bukan sebagai sumber informasi. Dalam discovery learning, Guru perlu memiliki cara yang baik untuk menghindari pemberian informasi yang dibutuhkan peserta didik secara langsung. Selain itu, model pembelajaran ini memiliki banyak kelebihan, di antaranya tidak hanya mendapatkan informasi tetapi juga memudahkan peserta didik untuk mengingat ketika menerimanya. Keuntungan lain adalah ketika seorang peserta didik menerima informasi, dia akan mengingatnya lebih lama. Lebih lanjut Ausubel (dalam Amalia Suprapti : 1.51) mengatakan bahwa “ Belajar bermakna terjadi apabila informasi baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif baru dapat dikaitkan drngan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang.” Informasi yang baru diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak. Banyak sel otak yang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan tersebut. Konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan 6



disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya penerapan teori Gagne dalam pembelajaran IPA, Rokiyah (dalam Sapriati, 2020:1.43) menjelaskan bahwa : “Model mengajar menurut Gagne meliputi 8 langkah yang disebut dengan kejadian-kejadian instruksional (instructional events) yaitu: 1. Mengaktifkan motivasi (activating motivation), 2. Memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar (instructional information), 3. Mengarahkan perhatian (directing motivation), 4. Merangsang ingatan (stimulating recall), 5. Menyediakan bimbingan belajar (providing learning quidance), 6. Meningkatkan retensi (enhancing retention), 7. Membantu transfer belajar (helping transfer of learning), 8 a. Mengeluarkan perbuatan (eliciting performance), b. Memberi umpan balik (providing feedback).” Guru perlu memiliki cara yang baik untuk menghindari pemberian informasi yang dibutuhkan peserta didik secara langsung. Pembelajaran ini pada dasarnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh informasi secara mandiri dengan bantuan seorang guru.



7



BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu a. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitan adalah siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 28 siswa yang terdiri dari lakilaki 17 siswa, perempuan 11 siswa. b. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan SDN 173 Kertoraharjo terletak di wilayah kecamatan Tomoni Timur. Tempat ini dipilih karena kelas ini menjadi tanggung jawab peneliti sehingga tidak perlu lagi meneliti di kelas lain. c. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitan dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu yaitu mulai tanggal 2 sampai dengan 9 November 20022 pada semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023. Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran No.



Hari/Tanggal



Mata Pelajaran



Materi



Siklus



1.



Rabu, 26 Oktober 2022 Rabu, 2 November 2022 Rabu, 9 November 2022



IPA



Fungsi akar



Pra Siklus



IPA



Bentuk pertulangan pada daun



Siklus 1



IPA



Fotosintesis



Siklus 2



2. 3.



d. Pihak yang Membantu a. Supervisor 1, yang membimbing pelaksanaan PKP mahasiswa di kelas



bimbingan PKP. b. Supervisor 2, yang membimbing



mahasiswa yang membimbing pelaksanaan



praktek di kelas. c. Kepala Sekolah dan Guru serta rekan mahasiswa, yang memberi masukan



berupa saran dan koreksinya untuk perbaikan laporan PKP mahasiswa. 8



d. Teman Sejawat, yang membimbing peserta didik yang melakukan praktek



perbaikan di kelas. e. Penilai Praktek Perbaikan Pembelajaran, yang menilai perencanaan dan



pelaksanaan Praktek Perbaikan Pembelajaran. B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran



Gambar 3.1: Siklus I dan II Merujuk pada proses penelitian Kemmis dan Mc.Taggart maka rencana tindakan terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:



1) Perencanaan Setelah menemukan masalah, Penulis merencanakan tindakan yang akan dilakukan. Kegiatan perencanaan meliputi:



a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaraan kontestual (contextual teaching and learning) pada materi Bentuk pertulangan pada daun



a. Guru mempersiapkan perangkat dan peserta didik dibagi di dalam kelompokkelompok kecil 3-5 orang 9



b. Mempersiapkan kelompok peserta didik untuk mengikuti diskusi dan kegiatan pembelajaran sesuai model pembelajaran kontestual (contextual teaching and



learning). c. Membuat tes hasil evaluasi pembelajaran peserta didik yang sesuai dengan indikatorindikator capaian kompetensi peserta didik.



d. Menyusun materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik. 2) Pelaksanaan Guru melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Perbaikan Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I, dengan langkah- langkah kegiatan antara lain: a) Membuka pelajaran. b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apresiasi. c) Membentuk kelompok untuk berdiskusi yang terdiri dari 5



siswa tiap



kelompok. d) Menjelaskan yang harus dilaksanakan oleh tiap kelompok. e) Memberi tugas pada siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok. f)



Memberikan nilai proses selama diskusi berlangsung.



g) Membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok. h) Membantu siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok i)



Memberikan evaluasi.



j)



Membuat kesimpulan bersama-sama siswa



k) Menutup pelajaran. 3) Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek yang ingin diamati adalah aktifitas pendidik dan aktifitas siswa selama pembelajaran mengenai mengidentifikasi fungsi akar, bentuk pertulangan pada daun, dan



fotosintesi dengan menggunakan model pembelajaran kontestual



(contextual teaching and learning), yang bertindak sebagai observer dalam penelitian ini adalah pendidik kelas IV SDN 173 Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. 4) Refleksi Dengan berakhirnya pembelajaran pada siklus I, guru mengadakan refleksi, dengan mempelajari data yang telah dikumpulkan dan mengambil kesimpulan pembelajaran 10



yang telah dilakukan pada siklus I ternyata apabila belum dapat memenuhi standar yang diharapkan, maka perlu adanya perbaikan yang dilakukan pada pembelajaran siklus II. C. Teknik Analisis Data Pada tahap ini teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :



1. Observasi Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui sejauh mana antusias siswa mengikuti proses pembelajaran, penyebaran keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran. 2. Tes Tertulis Tes tertulis yang digunakan di sini termasuk dalam tes formatif. Tes tertulis diberikan kepada peserta didik pada akhir pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk mendapat data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan target yang harus dicapai serta sejauh mana hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada materi pembelajaran mengenai bentuk pertulangan pada daun dengan menggunakan model pembelajaran kontestual (contextual teaching and learning). 3. Analisis Data Analisis



data dilakukan sesuai pembahasan sebelumnya yaitu dengan



membandingkan antara skor nilai pada setiap siklus dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan di SD 173 Kertoraharjo adalah 65. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajar apabila nilainya mencapai atau melebihi nilai Kriteria Kentuntasan Minimal. Sebaliknya, siswa dikatakan belum tuntas apabila nilainya tidak mencapai atau kurang dari nilai Kriteria Kentuntasan Minimal. Sementara pembelajaran dikatakan berhasil secara klasikal apabila minimal 85% siswa mencapai KKM. Hasil belajar siswa dikumpulkan dalam bentuk data. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase dengan rumus sebagai berikut: P=



F %N



x 100



Keterangan: P = Persentase siswa yang sudah tuntas dan belum tuntas 11



F = Frekuensi / jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas N = Jumlah siswa keseluruan Pengelompokan skor kemampuan siswa dilakukan dengan kriteria yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai berikut: Skor



0 – 3,4 = sangat rendah



Skor 3,5 – 5,4 = rendah Skor 5,5 – 6,4 = sedang Skor 6,5 – 8,4 = tinggi Skor 8,5 – 10 = sangat tinggi



12



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Dari hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan bersama Supervisor 2 diperoleh bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan melalui model pembelajaran kontestual (contextual teaching and learning) pada materi bentuk pertulangan pada daun mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Hal ini, dapat dilihat pada Tabel 4.1. di bawah ini Tabel 1 Tabel 4.1. Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24



Pra Siklus 55 61 60 64 53 62 60 51 62 75 70 70 63 60 55 60 53 64 60 70 65 34 76 50



Nama Siswa Zakaria Egit Prabani Ayu Sri Muryani Ferri Ardana Anis Ardian Agus Wahyudi Anwar Nur Hidayat Ananda Pratama Anggi Puspitosari Andi Setiawan Arun Jeni Mita Handayani Dewi Setyo Wardani Elisabet Eka Imam Gustomi Nanik Warji Yanti Narni Rahayu Nita Rahayu Nining Handayani Purnomo Sugiyarto Rara Renita Winanti Riyan Hidayat Rohmadi Stefanus Deo Alfian Taufik Hidayanto Tipuk Anjasworo 13



Siklus Siklus 1



Siklus 2



80 80 80 70 50 50 60 70 60 70 80 80 90 90 40 60 60 40 60 60 60 90 90 40



80 90 100 80 70 80 80 90 90 80 90 90 80 80 70 70 70 100 90 80 70 100 80 50



25 26 27 28



Taufik Imas Maulana Yusuf Fahrudin Muhamad Syidik Irvan Aristanto Jumlah Rata-rata kelas



60 40 50 60 1780 63,57 12 42,85% 16 57.14%



62 61 63 81



Jumlah Siswa Tuntas (Nilai >= 65) Persentase Siswa Tuntas (Nilai >= 65) Jumlah Siswa Tidak Tuntas (Nilai < 65) Persentase Siswa Tidak Tuntas (Nilai < 65)



1720 61,43



70 100 80 70 2.280 81,42 27 96,42% 1 3,57%



Data mengenai hasil belajar siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan pada awal pra siklus dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal 65 diperoleh melalui pemberian tes. Adapun distribusi frekuensi hasil beljar siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2. Data Hasil Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pra Siklus No. Rentang Nilai Kategori Frekuensi Prosentase 1.



0 - 34



2.



Sangat rendah



1



3,45



35 - 54



Rendah



4



13,79



3.



55 - 64



Sedang



16



58,62



4.



65 - 84



Tinggi



7



24,14



5.



85 - 100



Sangat tinggi



--



--



Jumlah



28



100



Dari data, tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, yang masuk dalam kategori rendah adalah 13,79 %, kategori sedang adalah 58,62 %, dan kategori tinggi adalah 24,14 %. Lebih jauh lagi, dapat dilihat bahwa dari 28 siswa terdapat hanya 7 siswa atau 24,14 % yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65 sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 21 siswa atau 75 % sehingga peneliti melakukan rencana perbaikan pembelajaran 2 siklus. Berdasarkan data Pra siklus tersebut di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut : 14



Chart Title 16 14 12 10 Frekuensi 8 6 4 2 0



Sangat rendah



Rendah



Sedang



Tinggi



Sangat tinggi



Kategori



Jumlah siswa yang mendapat nilai di atas 65 ada 20 anak. Jadi, jumlah siswa yang sudah tuntas dalam pembelajaran 20 siswa ( 71.43% ) sedangkan yang belum tuntas ada 7 siswa ( 25% ). Berikut adalah data hasil distribusi frekuensi skor hasil belajar siklus I siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan: No.



Tabel 4.3. Distribusi Skor Hasil Belajar Siklus I Rentang Nilai Kategori Frekuensi



2



0 - 49



3



Prosentase



Sangat Rendah



--



--



50 - 65



Rendah



16



57.14%



65 - 84



Sedang



8



28.58%



84 - 89



Tinggi



--



--



90 - 100



Sangat Tinggi



4



14.28%



28



100



Jumlah



Dari data, tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 28 siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, yang masuk dalam kategori rendah adalah 57.14%, kategori sedang adalah 28.58%, dan kategori tinggi adalah 14.28%. Berdasarkan data siklus I tersebut di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut : Diagram Pengelompokan Nilai Siklus I



15



Jumlah siswa yang mendapat nilai di atas 65 ada 12 anak. Jadi, jumlah siswa yang sudah tuntas dalam pembelajaran 12 anak ( 42,85% ) sedangkan yang belum tuntas ada 16 siswa (57,14% ). Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2 telah dilaksanakan pada tanggal l9 November 2022 langkah- langkah yang ditempuh pada siklus 2 hampir sama dengan langkahlangkah pada siklus 1. Hal yang membedakan siklus 1 dengan siklus 2 adalah pada perencanaannya. Perencanaan siklus 2 didasari oleh hasil refleksi siklus 1, sehingga kekurangan dan kelemahan pada siklus 1 tidak terjadi pada siklu 2. Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran pada siklus 2 ini lebih baik dari pada proses pembelajaran pada siklus 1. di dalam melakukan diskusi kelompok semua siswa lebih aktif dan tidak ada lagi siswa yang pasif. Media pembelajaran yang disiapkan guru sudah memadai sesuai dengan materi. Kegiatan pembelajaran sangat lancar dan tertib, semua siswa dapat mengamati akar tumbuhan dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya. Interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru terjalin dengan baik. Siswa sudah berani bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum jelas. Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran siswa mengerjakan lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Semua kegiatan dapat dilaksanakan tepat waktu. Proses pembelajaran terlaksana dengan aman, tertib, lancar dan sukses. Pada akhir kegiatan pembelajaran siklus 2, diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa tentang bagian-bagian akar dan fungsinya. Adapun hasil belajar siswa pada siklus 2 seperti pada tabel di bawah ini No . 1 2



Tabel 4.4. Distribusi Skor Hasil Belajar Siklus II Kategori Rentang Nilai Frekuensi 0 - 49 Sangat Rendah 50 - 65 Rendah 65 - 84 Sedang 84 - 89 Tinggi 90 - 100 Sangat Tinggi Jumlah Dari data, tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 28



Prosentase



--1 3,57% 17 60,72% --10 35,71% 28 100% siswa kelas IV SDN 173



Kertoraharjo Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, yang masuk dalam kategori rendah adalah 3,57%, kategori sedang adalah 60,72%, dan kategori tinggi adalah 35,71%. 16



Berdasarkan data siklus II tersebut di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :



Diagram Pengelompokan Nilai Siklus II 20 15



Frekuensi



17 10



10 5 0



1 Tinggi



Sedang



Rendah



Kategori



Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi pada pelajaran IPA dengan materi pokok fotosintesis pada tumbuhan sudah ada peningkatan lagi, diantaranya : a. Siswa lebih semangat dalam pembelajaran. b. Siswa lebih kreatif karena didukung alat peraga yang memadai. c. Semua siswa aktif dalam proses pembelajaran. d. Siswa tidak bosan dan tidak mengantuk. e. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tepat waktu. Hasil tes siklus 2 menunjukkan bahwa dari 28 siswa yang mengikuti tes evaluasi, yang tuntas belajar adalah 27 siswa. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 25%,yaitu dari 71,43% menjadi 96,43%. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan yang baik dari 72,85 menjadi 81,78. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan ketrampilan siswa terhadap materi pembelajaran. B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan hasil tes tertulis yang diberikan guru pada siklus I, masih ada siswa yang belum mencapai KKM yaitu sebanyak 8 siswa ( 28.57% ) sedangkan yang telah mencapai bahkan melewati nilai KKM yaitu sebanyak 20 siswa ( 71.43% ). Namun demikian, pada siklus II siswa yang belum mencapai KKM berkurang jauh menjadi 1 siswa atau 3,57 % sedangkan yang telah mencapai bahkan melewati nilai KKM meningkat menjadi 27 siswa atau 96,43 %. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 25%,yaitu dari 71,43% menjadi 96,43%. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan yang baik dari 72,85 17



menjadi 81,78. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan ketrampilan siswa terhadap materi pembelajaran pada siklus II.



18



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 173 Kertoraharjo Tahun Pelajaran 2022/2023. Melalui metode diskusi akan membangkitkan semangat belajar siswa. Proses pembelajaran akan lebih kreatif karena semua siswa dapat mengutarakan pendapatnya, siswa akan lebih aktif dan tidak merasa bosan.Sehingga dengan menggunakan metode diskusi proses pembelajaran akan lebih menyenangkan, aktif, kreatif dan tidak membosankan sehingga dengan menggunakan metode diskusi hasil belajar siswa dapat meningkat. B. Saran dan Tindak Lanjut Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberi beberapa saran yang sebaiknya dilaksanakan oleh guru, siswa, maupun sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar memperoleh hasil yang memuaskan, yaitu: 1. Bagi guru: a. Guru hendaknya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran b. Guru dapat menggunakan alat peraga semaksimal mungkin sesuai dengan materi pembelajaran. c. Guru membantu siswa menggunakan alat peraga. d. Guru selalu membangkitkan motivasi siswa. e. Guru dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran. f. Guru mau melakukan sharing dengan teman sejawat. g. Guru memberikan



penghargaan kepada siswa yang



berprestasi walaupun



dalam bentuk pujian. 2. Bagi Siswa: a. Siswa harus selalu semangat untuk belajar. b. Siswa jangan takut belajar IPA karena mempelajari IPA sangat menyenangkan. c. Siswa harus aktif dalam mengikuti pembelajaran. d. Siswa hendaknya menggunakan alat peraga yang benar. 19



e. Siswa mau mengemukakan pendapat waktu diskusi kelompok. f. Siswa supaya berani bertanya waktu mengalami kesulitan atau ada hal yang belum dipahami. 3. Bagi Sekolah: a. Sekolah supaya memfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan guru untuk memperlancar proses pembelajaran. b. Sekolah hendaknya selalu memberikan dukungan kepada guru untuk melaksanakan inovasi pembelajaran. Sekolah hendaknya memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan provesinya penelitian, penataran ataupun mengikuti KKG.



20



DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri W. (2021). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan : Penerbit Universitas Terbuka. Irene M.J.k. (2022). Erlangga Straight Point Series IPAS. Jakarta : Penerbit Erlangga. Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni. (2016). Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo : Nizamial Learning Center. Sapriati, Amalia dkk. (2022). Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan : Penerbit Universitas Terbuka. Wardani, IG.A.K dan Wihardit, Kuswaya. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang Selatan : Penerbit Universitas Terbuka. Wardani, IG.A.K dan Wihardit, Kuswaya. (2021). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan : Penerbit Universitas Terbuka.



21