Draft Renkon KKM Kota Pekan Baru New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DRAF RANCANGAN KONTINJENSI KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT (KKM) DI WILAYAH KERJA PEMERINTAH KOTA PEKAN BARU TAHUN 2018



DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2018



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan Kemajuan Sarana Transportasi dan kemudahan perpindahan penduduk, menjadi salah satu faktor penyebab penyakit menular



menyebar



dengan cepat dan luas melintasi batas daerah dan Negara. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, beberapa penyakit dari Negara lain seperti Virus Polio di Afrika, Influensa H1N1 di Amerika, HFMD di Singapore pernah menular dan menyebar dalam waktu singkat di wilayah Indonesia. SARS, Ebola, Mers CoV juga terbukti mengalami penularan dan penyebaran antar Negara dengan cepat dan menjadikan penyakit ini masuk kedalam Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM). Sejarah mencatat bahwa beberapa pandemi kesehatan seperti pandemi influenza (1918, 1960 dan 2009) yang terjadi pada abad ke 20 telah menewaskan puluhan juta orang.Tiap pandemi tersebut disebabkan oleh munculnya jenis baru virus penyakit pada manusia yang berevolusi menjadi bentuk yang menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia, termasuk meningkatnya kasus mikroorganisme patogen resisten terhadap antibiotik, kondisi ini memberikan ancaman yang besar kepada masyarakat. Padatnya jalur penerbangan, pesatnya mobilitas manusia antar negara serta globalisasi perdagangan barang dan hewan berimplikasi dengan meningkatnya secara drastis jalur perdagangan barang dan hewan, yang akan meningkatkan faktor patogen dan vektor penyakit di seluruh dunia. Beberapa faktor pendukung besarnya risiko tersebut termasuk industrialisasi dan terjadinya perubahan iklim. Maka untuk menghadapi kondisi tersebut diperlukan kesiapsiagaan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kejadian KKM dapat terjadi secara Importasi



yaitu sumber kedaruratan



berasal dari luar wilayah dan Episenter yaitu sumber kedaruratan berasal dari wilayah kerja. Kedua kondisi tersebut dapat timbul dalam situasi yang tidak dapat diprediksi (unpredictable) sehingga kemampuan pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam mencegah (to prevent), mendeteksi dini (to detect), menangani kasus sedini mungkin (to response) akan mempengaruhi sejauh mana besaran kejadian kedaruratan tersebut. Sebagai bagian dari upaya menanggulangi kedaruratan dari importasi dan episenter maka semua pihak yang mempunyai tugas dan fungsi dalam penanggulangan kedaruratan, yang seyogyanya terlibat dan mendefinisikan tugas dan fungsinya secara spesifik. KKM dapat berdimensi luas dan berdampak sistemik terhadap kehidupan sosial kemasyarakatan. Untuk melaksanakan tanggap darurat kesehatan yang adekuat maka koordinasi, kolaborasi integrasi dan komunikasi antar unit organisasi harus berjalan dengan baik.



Kota Pekanbaru mempunyai luas wilayah 632,26 Km2 terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan dan 83 Kelurahan. Penduduk Kota Pekanbaru tahun 2017 berdasarkan data dari BPS adalah berjumlah ± 1.091.088 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.726 Km2. Kota Pekanbaru terletak antara garis 101,14’ – 101,34’ Bujur Timur dan 0,25’ – 0,45’ Lintang Utara dengan batas wilayah sebagai berikut : 



Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Siak.







Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar.







Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar.







Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Siak.



Berdasarkan data dari kantor BPS kota Pekanbaru tahun 2017, Jumlah penduduk kota Pekanbaru ± 1.091.088 jiwa.



Kelompok umur yang memiliki



proporsi terbesar yaitu jumlah penduduk berusia antara 22 - 24 tahun yaitu 123.620 orang ( 11,33% ). Dari struktur penduduk terlihat bahwa kelompok umur balita yaitu 110.018 orang ( 10,08 %), sedangkan kelompok umur > 65 tahun terdapat 30.102 orang ( 2,76 %). Sex ratio antara laki-laki dan perempuan, ditemukan laki-laki lebih besar dari pada perempuan yaitu rasio 103,09. Kepadatan



penduduk



Kota



Pekanbaru



1.602



km2. Adapun



beban



tanggungan yaitu : beban yang ditanggung oleh penghasilan golongan produktif ( 15 – 64 tahun) untuk dikeluarkan bagi memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif (0 – 14 tahun dan umur > 65 tahun) . Beban tanggungan di Kota Pekanbaru tahun 2017 adalah 42. orang per 100 penduduk. Kemampuan baca tulis atau melek huruf merupakan salah satu indikator yang penting dari seseorang untuk dapat menerima pesan tertulis, aktif dalam pembangunan kesehatan secara wajar dan berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan serta dapat menikmati hasil dari pembangunan kesehatan itu sendiri. Jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf di Kota Pekanbaru tahun 2017 berjumlah 883.755 orang (99,90 %). Porsi terbesar tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Pekanbaru adalah Sekolah Menengah Atas (SMA dan sejenis) dengan persentase 43,2% dari jumlah penduduk kota



Pekanbaru berumur 10 tahun ketas. Sedangkan yang tamat Perguruan Tinggi sebesar 12,88% (Sarjana Muda,S1 dst) dari total jumlah penduduk kota Pekanbaru berumur 10 tahun ke atas. Sebagai salah satu Kota yang ada di Indonesia, Kota Pekanbaru merupakan Kota, dimana keberadaan pusat ekonomi ibu kota propinsi , pelabuhan dan bandara menjadikan kota ini hidup dan banyak dikunjungi oleh masyarakat di luar wilayah. Mobilitas keluar masuknya masyarakat ini merupakan faktor risiko terjadinya penularan penyakit masuk dan keluar wilayah. Untuk melaksanakan tanggap darurat kesehatan yang adekuat, maka perlu disusun suatu Rencana Kontijensi secara terintegrasi di wilayah Kota Pekan Baru dan juga di pintu masuk (bandara, pelabuhan). Hal ini penting karena upaya penanggulangan KKM tidak dapat dipisahkan, namun harus dilakukan secara terintegrasi. Pada kondisi situasi kedaruratan benar-benar terjadi, rencana kontinjensi yang sudah disusun dapat diaktivasi menjadi rencana operasi penanggulangan dengan penyesuaian-penyesuaian situasi di lapangan. Dalam menyusun rencana kontinjensi KKM, perlu juga memperhitungkan dampak ikutan (collateral impact) atau kedaruratan kedua yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan adanya isolasi wilayah yang memberikan dampak ekonomi, kerusuhan sosial dan lain-lain yang mungkin memerlukan skenario tersendiri dan penanganan kedaruratan yang memerlukan keahlian, ketrampilan dan kompetensi khusus serta sumber daya yang bersifat spesifik. 1.2 Tujuan Tujuan disusunnya Rencana Kontinjensi KKM di Kota Pekanbaru



adalah



tersedianya instrumen kesiapsiagaan, deteksi dini dan respon cepat dalam hal menghadapi kemungkinan terjadinya Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM). 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup rencana kontinjensi ini meliputi deteksi dini dan penanganan kejadian KKM baik dari dalam wilayah Kota Pekanbaru maupun dari luar wilayah (luar negeri/KKM-MD MERS-COV) sehingga tidak terjadi penyebaran yang lebih luas sampai kembali ke situasi normal. 1.4 Definisi Operasional a. Kesiapsiagaan Serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian



serta



langkah-langkah



secara



berhasil-guna dan



berdaya-guna. b. Kontinjensi Suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi.



c. Perencanaan Kontinjensi Suatu proses



perencanaan



ke



depan,



dalam



keadaan



yang



tidak



menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis. Melalui perencanaan kontinjensi, akibat dari ketidak-pastian dapat diminimalisir melalui pengembangan skenario dan asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat. d. Kedaruratan Suatu keadaan yang mengancam nyawa individu dan kelompok masyarakat luas sehingga menyebabkan ketidakberdayaan yang memerlukan respons intervensi sesegera mungkin guna menghindari kematian atau kecacatan serta kerusakan lingkungan. e. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM). Kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, dan kontaminasi kimia (NUBIKA), dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara. f. Dokumen kesiapsiagaan KKM. Merupakan dokumen yang dipersamakan dengan rencana kontinjensi atau protokol darurat yang merupakan kesepakatan dari semua pihak terkait dan menggambarkan proses penanggulangan terhadap suatu kondisi darurat kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh penyakit, kimia, radio nuklir maupun keamanan pangan baik di wilayah maupun di pintu masuk. Dokumen kesiapsiagaan ini mengacu ke kebijakan teknis operasional, menggambarkan siapa mengerjakan apa, komando oleh siapa, struktur organisasi pelaksana, dan dukungan sumber daya. g. Kejadian Luar Biasa. Adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.



h. Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit dan dapat menimbulkan malapetaka (UU Wabah tahun 1969) i. Manajemen Kedaruratan Seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat dan sesudah terjadi keadaan darurat, yang mencakup kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan darurat. j. Skenario Membuat gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak bencana. k. Penentuan Kejadian Proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi. l. Perencanaan Sektoral Merencanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di setkor-sektor untuk tanggap darurat dengan mengacu pada standar minimum. m. Aktivasi Mengaktifkan dokumen (rencana kontinjensi) sebagai pedoman/acuan dalam penanganan darurat. n. Tanggap Darurat Upaya



yang



dilakukan



menanggulangi



segera



dampak



pada



yang



saat kejadian



ditimbulkan,



bencana



terutama



untuk berupa



penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.



o. Operasi Tanggap Darurat Kegiatan - kegiatan



dalam



tanggap



darurat



yang



dilakukan



sekelompok orang/instansi/organisasi yang bekerja dalam kelompok/tim. p. Pemulihan Darurat



oleh



Proses pemulihan segera kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan



kembali



prasarana



dan



sarana



pada



kondisi semula



dengan memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar. q. Rumah Sakit Rujukan kasus KKM Rumah



sakit



yang



ditunjuk



oleh



pemerintah



untuk



melakukan



penatalaksanaan rujukan kasus KKM. r. Peralihan Tindakan yang harus dilakukan setelah rencana kontinjensi tersusun, baik terjadi bencana atau tidak terjadi bencana. s. Kembali ke situasi normal Kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan ke kondisi normal dan memetik manfaat yang dapat diambil dari perencanaan kontinjensi.



BAB II GAMBARAN UMUM KOTA PEKAN BARU 2.1. Bahaya/Ancaman GAMBAR 1



PETA WILAYAH KOTA PEKAN BARU



Kota Pekan Baru adalah salah satu kota di Provinsi Riau tepatnya sebagai ibu Kota Propinsi Riau. Kota ini berbatasan dengan Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Siak, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Siak. Dari segi kondisi hidrolig, Kota Pekan Baru memiliki posisi strategis berada pada jalur lintas Timur sumatera, terhubung dengan beberapa Kota seperti Medan, padang dan Jambi, dengan wilayah administratif yang di apit oleh 2 Kabupaten yaitu : Siak dan Kampar. Kota pekanbaru di belah oleh sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dan berada pada ketinggian berkisar antara 5 - 50 meter diatas permukaan laut. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34.1 ºC hingga 35.6 ºC dan suhu minimum antara 20.2 ºc hingga 23.0 ºC, Mengingat letak kota pekanbaru yang begitu fital dan sebagai daerah transit dari dan Ke Wilayah negara tetangga Malaisia dan Singapora maka sangatlah mengkin terjadi hal-hal yang bersifat ancaman terhadap penyakit yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB)



Geografi Kota Pekanbaru adalah Ibu kota Provinsi Riau. Kota ini merupakan



Kota



Perdagangan dan jasa, termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan , migrasi dan urbanisasi yang tinggi. Pekanbaru mempunyai satu bandar udara internasional, yaitu Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dan terminal bus antar kota dantar Provinsi Bandar Raya Payung Sekaki, serta dua pelabuhan di sungai Siak, yaitu Pelita Pantai dan Sunga Duku. Saat ini Kota Pekanbaru sedang berkembang Pesat menjadi Kota Dagang yang multi-etnik keberagaman ini telah menjadi modal sosial dalam mencapai kepentingan bersama untuk di manfaatkan bagi kesejahtraan masyarakatnya. Kota Pekanbaru mempunyai luas wilayah 632,26 Km2 terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan dan 83 Kelurahan. Penduduk Kota Pekanbaru tahun 2017 berdasarkan data dari BPS adalah berjumlah ± 1.091.088 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.726 Km2. Kota Pekanbaru terletak antara garis 101,14’ – 101,34’ Bujur Timur dan 0,25’ – 0,45’ Lintang Utara. Secara administrasi terbagi atas 12 kecamatan dan 83 kelurahan Kecamatan-kecamatan tersebut adalah 



Kecamatan Marpoyan Damai







Kecamatan Bukit Raya







Kecamatan Sail







Kecamatan Sukajadi







Kecamatan Payung Sekaki







Kecamatan Tampan







Kecamatan Rumbai







Kecamatan Rumbai Pesisir







Kecamatan Senapelan







Kecamatan Pekanbaru Kota







Kecamatan Lima Puluh







Kecamatan Tenayan Raya



Transportasi Kota Pekanbaru memiliki sarana transportasi cukup lengkap, karena infrastruktur jalannya cukup memadai, yang meliputi jalan darat (mobil/motor), laut (kapal), dan udara (pesawat terbang). Kota Pekanbaru dilalui jalan nasional berupa jalan lintas Sumatera, yakni jalur Jambi - Pekanbaru - Medan.



Sektor Perhubungan Darat, Kota Pekanbaru memiliki 5 Terminal Angkutan, 1 diantaranya terminal Kelas I, yaitu terminal AKAP – AKDP Payung Sekaki Pekanbaru. Sektor Perhubungan Udara, Kota Pekanbaru memiliki sebuah Bandar Udara bertaraf Internasional yang bernama Sultan Sultan Syarif Qasim II (SSQ II), yang melayani penerbangan komersial dengan rute penerbangan dalam dan luar negeri. Sektor Perhubungan Laut, Kota Pekanbaru memiliki beberapa pelabuhan baik penumpang maupun barang.



Pelabuhan Penumpang bertaraf Internasional adalah



Pelabuhan Penumpang Sungai Duku, yang melayani penumpang dalam dan luar negeri Tambahan analisa resiko :…jmlh penumpang masuk dan keluar negeri termasuk kapal……DATA DARI KKP Gambaran Kasus Di Bidang Kesehatan kota Pekan Baru memiliki fasilitas pelayanan kesehatan berupa Puskesmas, Rumah Sakit Umum daerah dan Swasta, Klinik, Praktek Dokter Swasta dan lain-lain. Berdasarkan data tahun 2017 berikut adalah Gambaran kasus yang sering terjadi setiap tahun di kota Pekanbaru yaitu kasus DBD sebanyak 598 kasus, dan jumlah kematian sebanyak 3 orang, seperti terlihat pada grafik di bawah.



Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur