Drama Sumpah Pemuda [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Naskah Drama Sumpah Pemuda PERSATUAN Gepeng : KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH SATU, TANAH AIR INDONESIA, KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERBANGSA SATU, BANGSA INDONESIA, KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA…. Alfian : Wah….. hebat sekali kamu….. Kamu tau dari mana itu….??? Wawa : Kok bisa sih kamu tau???? Wahyu : Aku belum pernah dengar emang itu apaan???? Gepeng : Hebatkan………..???? Ridho : iya hebat……. Gepeng : aku tau dari seorang yang tiidak boleh disebut namanya……. Alfian : Sebut saja bunga ha ha ha Gepeng : Emang pelaku maling sandal di masjid……… Eh, kalian tau gak arti persatuan??? Wawa : Ehm,,,,, arti persatuan ya??? : Aku tau, mungkin persatuan tu satu orang satu persatu satu??? Liza : ditambah 2 sama dengan 8, iya kan??? Ayu : Aku tau, mungkin persatuan itu…… Gepeng : apaan sih??? Sebel deh Ha ha ha (semuanya tertawa menertawakan Gepeng dan Alfian) Romi :Atau, berarti, mungkin, kayaknya, sepertinya persatuan itu kita….. Wulan : Atau….. mungkin….. kita itu persatuan….. Lipo : Sudah…. Sudah….. sudah….. pesatuan ….. kita……… Sepertinya….. Terserah ah BT deh???? (Empat bocah pun membubarkan diri kecuali Wahyu yang masih berdiri berpikir. Belum sempat



bocah-bocah itu keluar dari panggung Wahyu memanggil kembali) Wahyu : Tunggu,,,,, Ridho : Mati??? Wahyu : iya….. Karena kita tidak tau apa arti persatuan kita anggap saja persatuan itu sudah mati! Alfian : Bukan, bukan, tapi wafat Wawa : salah,,,, tapi al-mar-hum Gepeng : kurang tepat, yang tepat itu meninggal Ridho : Atau m-o-d-a-r, modar……hahaha (Semuanya tertawaKemudian LAMPU PADAM.) Babak II LAMPU MENYALA Dia atas panggung tampak lima orang bocah sedang bingung dan gurunya yang sedang sibuk ….. Gepeng : Innalillahi wa inna ilaihi rojiun……… Ridho : Telah modyar persatuan dari tanah negeri yang aku cintai…….. Wahyu : Dia mati karena kami tidak tau arti ………. Ayu : Wafat, tidak pernah dijadikan alat……… wawa : Almarhum, karena kami tidak takut dihukum…….. (kemudian mereka mematung dan terdengar suara gendang dan mereka bergerak berpencar tak karuan dan melakukan hala yang mereka ingingkan, berkelakuan aneh kemudian mereka bergeruumun) Romi : sssssssssssssttt…………..!!!! gepeng :guru…. Kami ini sedang bingung….. kenapa guru diam saja....???? Alfian : Kami ini sedang mencari tau apa sebenarnya arti dari persatuan……??? Ridho : Hanya mancari tau arti persatuan saja kami sudah berselisih faham….. wawa : apalagi kalo persatuan itu tidak ada sama sekali…… Wahyu : Mungkin lebih baik tidak ada dari pada pucing……



Gepeng : jangan, Kebenaran itukan sesuatu yang mutlak sama seperti keingin tahuan kami yang kami jadikan hak. Alfian : Bener guru, berikan pada kami pencerahan, penerangan, penjalasan yang jelas, yang lurus yang haqo’ Wahyu : Agar kami tidak tersesat di zaman jahiliyah al bakhiliyah…… Wawa : Ayolah guru Atau mungkin guru diam karena betul bahwa persatuan itu udah…… modyar ha ha ha…. Guru : heh heh heh…… Guru : Semua anggapan adalah benar, semua pernyataan adalah benar, semua pikiran adalah benar, semua sebutan adalah benar, segala perbadaan adalah persamaan, semua persamaan adalah perbedaan, apa yang satu adalah banyak, apa yang banyak adalah satu…. Gepeng : Bingung Wahyu : Kata-kata guru kok membingungkan ya Alfian : Guru itu kalo menjelaskan mbok yang jelas. Tugas guru itukan menjelaskan yang ruwet menjadi lurus, bukan yang ruwet jadi tambah bullet…… Gimana sih? Wawa : hei hei sini, (wawa memnggil temen-temenya supaya mereka mendekati dirinya dan merekapun bergerumun) Mungkin guru kita ini juga tidak tahu, saking pusing dia mencari tahu dia sampe jadi gila, dan kita semua muridnya yang hampir gila ini mo dibuat jadi puyeng tambah gila, gila dan gila…. Ha ha ha (semuanya tertawa) Dan satu, satu (Semua bocah mengacungkan tangan satu) hanya satu mungkin makna yang kita tidak tahu, jadi karena guru tidak tahu kita juga tidak perlu tahu, dari pada kita dungu dan tambah dungu kayak guru ha ha ha (semua tertawa) Guru : he he he Ridho : Maaf guru, bukanya kami mau berburuk sangka… Wawa : atau mencoba suudzon Gepeng : Tapi kami mau mencoba membuka tabir yang sebenarnya…..



Alfian : Berusaha mengoptimalkan logika agar tidak terpeleset pada kesalahan, itu saja…. Wahyu : Soalnya yang kami tahu, hidup itu cuma sekali guru, kalo kami salah pilih guru, neraka taruhanya…… Alfian : Kalo guru segan memberi ilmu, kami juga segan meminta ilmu pada guru…. Wawa : kalo guru begini terus , lebih baik kami yang menjadi guru dan gantian menggurui guru….. Ridho : Karena kami merasa lebih tahu dari guru…. Alfian : Tapi faktanya kami tidak tahu apa-apa, kami masih butuh pencerahan, jiawa kami masih gelap gulita…… Wahyu : Pengetehuan kami masih naik turun di rongga-rongga tengkorak kami…… Gepeng : hanya mencoba mencari tahu satu arti kata yang sudah tidak pernah diperjuangkan saja kami sudah kebingungan…. Guru : Persatuan, biarkan dia mencari hakikatnya sendiri dalam memposisikan dirinya dalam hidup keberagaman, dimana yang bermacam-macam bersanding menjadi satu dalam gelas yang diputar….. Ridho : Ngerti…. Meski masih bingung Gepeng : Udah pura-pura ngerti aja dulu, bingungnya belakangan…. Wahyu : Kalo kita pura-pura ngerti pasti akan banyak yang dijelaskan guru….. Alfian : iya betul…. Kita ikuti saja yang dimau guru, siapa tau guru tau yang kita mau…. Guru : Untuk apa lima kepala memiliki satu pikiran, bukankah lebih baik limakepala memiliki lima pikiran untuk mencari satu solusi untuk satu permasalahan….. Ridho : O……………. Alfian : Kamu ngerti? Ridho : Emang kalo bilang O…. itu harus ngerti……??? Guru : Persatuan terbentuk karena adanya kerberagaman. Di dalam sebuah kelompok, tidak ada yang seragam, kalo seragam tidak akan ditemukan persatuan, persatuan adalah menyatukan



kebaragaman…… Alfian : Ahhhhh…….. bisa pecah kepalaku Sebetulnya, guruku ini menganut faham apa? Plato, Aristotelies, Charles Darwin, Pitagoras, Galileo, Mpu Gandring, Mak Lampir atau…. Gepeng : Al Ghazali kali…..? Semua : Al Ghazali? Sambil mengarah ke Gepeng…. Gepeng : Soalnya Al Ghazali kan mempunyai ilmu filsafat yang tinggi, dan sepertinya diikuti oleh guru kita…… Lampu Padam BABAK III Ridho : Heh..!! apa yang hendak akmu sampaikan kepada dunia, kalau, kebencian, permusuhan, perselisihan, dendam menyelimuti negeri kalian? Alfian : Bukankah hendaknya kita bangga pada burung Garuda dan merah putih di udara yang kita bela bersama Gepeng : Ya…. Ya …. Ya …. Peradaban, modernisasi, globalisasi, dan stainlisasi tidak akan merubah warna darah yang merah dan tulang yang putih yang terlahir tanah pertiwi…. Wahyu : Nah….. Bukankah sekarang kita sudah harus mulai sadar betapa indah negeri ini tanpa dikotori darah perdebatan dan peperangan….. Wawa : Dan sepatutnya kita menoleh ke belakang Bagaimana sejarah memperjuangkan persatuan…….. Kita yang beradu argumen, namun sepakat dengan “NKRI Harga Mati!”. Kita yang berwarna-warni, namun berhati merah putih. Wahai para pemuda pendahulu….. Yang telah hidup puluhan tahun berlalu Yang telah membuat semua bersatu Mengabadikan lentera nusantaramu Di kala sekarang telah tiada



Gema janji sumpahmu tetap masih meraung Meraung keras di seluruh penjuru sudut bangsa ini 28 oktober, karenamu pemuda Indonesia melebur Menjadi sebuah pedang yang diasah tajam Dan siap digunakan untuk mengisi kemerdekaan ini Terima kasih sumpahmu 28 oktober kan kugemakan selalu sampai nanti mentari tenggelam di seberang timur Aku memang tahu.... Angin semakin kencang menderu Harusnya membuat pemuda bersatu padu Abaikan ego di hatimu Demi sebuah sumpah ikrar persatuan Untuk Indonesia tetap bersatu Pertama Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.



3 SUMPAH UNTUK KITA"



Pagi itu di sebuah desa pasukan belanda sedang patroli, dengan dipimpin oleh seorang perempuan bernama Madam Match, dan dua Jendralnya Van Koo, dan Van Hearen, Madam Match : Lihat itu orang Indonesia miskin sekali. Van Koo Van Hearen



: Iya madam dia juga bau. : Hahahahaha



(pemuda yang diejek itu mengalihkan badannya ) Sugondo



: (sebuah lemparan melayang) hei kompeny you orang out dari tanah kami.



Madam



: Out, Seharusnya you yang out, you know! ( mengarahkan telunjuknya ke rizal )



Sugondo



: I tidak know madam, apaan itu know know an !



Van hearen



: Hei you jangan macam macam, apa you mau saya tembak?



Van Koo Sugondo



: you mau mati ya ! : Hahahahahaha Saya tidak takut ( sambil menepukkan tangannya )



Dan pasukan Indonesia pun datang Tejo



: Hei kompeny kalian mau kami jadikan bubur.



Dini



: Atau mau dikirim ke neraka



Madam Van Koo Van Hearen Tejo



: ok ok saya Cuma jalan jalan disini, cari angin! Come on Koo, Hearen : You tunggu kematian. : You semua stupid……………. ( meninggalkan lokasi ) : Tapi you lebih stupid



( belanda pergi meninggalkan area ) Karno



: Hahahaha Emangnya kamu pintar ya jo?



Tejo



: oh tentu karno



Karno



: Katanya pintar sandal saja dipasang terbalik….. hahahaha



Semuanya pun tertawa Sugondo



:bang teman yang lain mana ya???



Karno



:gak tau juga do



Tejo



:aku tahu do



Sugonda



: dimana jo??



Tejo



: dihatiku…. Hahahahaha



Sugondo&karno : Gak lucu Tejo



: Ya udah deh Sugondo joyopuspito maafin ya



Dini



: kok aku gak ditanya sih, apa karena aku wanita iya?



Noni



: ya nih din kita dari tadi melotot mulu



Tejo



: Memangya kalau kamu wanita gak akan ditanya ya



Dini



:tidak nanya kamu tejokk



Noni



: Ya ni tejo nyebelin



Sugondo perang.



: Udah udah, Bukan begitu nanti ayah kalian marah kepada kami, karena mengajakmu



Dini



: Demi Indonesia saya siap dan demi masa depan hanya satu kata Merdeka



Tejo, Karno, Gondo : “MERDEKA” Karno



: semangat itu yang kita cari.



Sugondo



: Ya udah deh Dini boleh ikut, ya udah pulang yuk



Karno



: din ,jok, non, ayo pulang



Tejo



: Ok mas bro Keesokan harinya pemuda berkumpul seperti biasa, dan pembicaraan mereka sangat serius.



Sugondo



: teman ini Indonesia sudah saatnya kita merdeka



Dendi



: bagaimana caranya rizal



Karno



: siapa yang punya ide?



Dini



: saya punya ide untuk gelorakan bumi pertiwi



Tan Malaka



: ide apa din?



Dini : kita lanjutkan amanah kongres pemuda 1, kita adakan kengres pemuda 2 sekaligus kita ikrarkan sumpah kita Tan malaka



: nah itu dia dini, sugondo, karno dia betul



Tejo



: kalau gitu aku dukung aja deh



Effendy



: eh jangan itu bahaya



Dendi



: eh kau fendy diam



Efendy



: kamu yang diam



Tan malaka



: kami tak akan mendengar apapun dari mulutmu effendi



Effendy



: Hei saya Indonesia malaka



Dini



: Apa ? kamu Indonesia…. Shit



Effendi



: hahahaha kalian boleh bicara gitu sekarang



Dendi



: tapi ntar kamu bunuh kami… ya kan



Sugondo : Udah udah gak usah ribut,Besok saya ingin Lagu Indonesia Raya punya Supratman kita kumandangkan dan kita jadikan lagu Nasional, bagaimana ? Karno



: baik, saya setuju, satu hal lagi, bendera merah putih, sebagai bendera kebangsaan.



Tejo



: ya kami setuju, ya kan teman teman



Dini,tan,dendi,tejo: “SETUJU” Sugondo : Ok panggil semua pemuda datang kesini, nanti siang akan kita bacakan itu semua, dan juga beritahu noni tentang hal ini Efendy



: gak saya gak mau



Tejo



: Siap masbro tugas dilaksanakan



Effendy



: ( keluar berlari dan pergi ke markas belanda)



Efendy



:Madam ! Indonesia mau mengadakan apa itu namanya tadi,,, ha sumpah pemuda



Van Dork



: Gawat gawat, ini gawat my prince



Madam



: Enjoy honey, enjoy



Van Koo



: Paling hanya sumpah biasa yak an ren



Van Hearen



: yes madam, its true.



Madam



: Terima kasih Fendy.



Van Koo stupid.



: Sama dia terima kasih madam ? (plak, sebuah tamparan melekat ke effendi) dia kan orang



Effendy



: Betul madam saya orang memang stupid !



Van Dork



: Hahaha, Hebat Hebat kamu effendi



Madam



: Hei ayo kita intip mereka nanti selesai.



Van Dork



: My prince tunggu…



Madam



: I love you



Van Dork



: Oh no prince



Madam



: Come On Honey



Van dork



: Kiss me again..



Van Koo



: Come on Madam



Van Dork



: Oke oke nanti saja ya my prince



Madam



: Come on honey, lets go



Pasukan belanda pun pergi mengintip sumpah pemuda dari bangsa Indonesia, dan disana pemuda sudah siap untuk membacakan Sumpah pemuda Sugondo



: Karno, kamu yang bacakan ?



Karno



: Gak do, Kamu kan ketuanya jadi kamu aja



Tan malaka



: Kami berdua juga siap mengibarkan merah putih



Tejo



: ya betul



Dendi



: Kita harus sungguh sungguh hari ini



Dini



: Betul den.



Dendi



: do tampaknya udah siap di mulai ni, mulai yuk?



Karno



: ya udah



Sugondo



: Diharapkan semuanya hening sejenak



Noni



: Tunggu ! apakah ini semua berhasil



Dendi



: Kenapa dia ?



Dini



: ya, kesambet apa dia ?



Noni



: saya Cuma pengen tahu apakah ini semua akan berhasil ?



Karno



: Mudah mudahan berhasil



Noni



: Dan akankah itu membakar semangat pemuda pemudi Indonesia



Sugondo



: Hei kenapa kamu bertanya seperti itu, apakah kau meragukan niat kami



Tan Malaka



: atau kau hanya pesuruh belanda



Noni bukan ?



: Stop……. Akan kah ketika seorang Indonesia bertanya kalian jawab seperti itu, Tidak



Dini



: Diam kami ingin melanjutkan acara



Noni



: Ok, saya mohon maaf,.. acara bisa dilanjutkan



Sugondo



: Baiklah Kita akan memulai acara…. (MEMBACAKAN SUMPAH PEMUDA SAMPAI SELESAI)



Sugondo



: Merdeka



Semua



: Merdeka



Dendi



: Merdeka atau mati



Tan malaka



: demi tanah air ini



Dan tiba tiba terdengar suara tembakan, dan semuanya siap siaga, Sugondo



: Tejo, lindungi sektor kiri, Tan lindungi sector kanan



Tejo & Tan



: SIAP



Dini



: AYO SEMANGAT



Dendi



: MERDEKA



Semua



: MERDEKA



Terjadilah pertempuran disana, letupan demi letupan senjata menggugurkan pasukan belanda, termasuk Efendy sang penghianat bangsa, tetapi sayang Tan malaka juga jatuh di pertempuran itu. Karno



: Tan malaka kamu adalah pahlawan bangsa



Tan Malaka



: Me Me Mer DE KA



Semua



: Merdeka



Sugondo



: Tan jangan tinggalkan kami



Dendi



: kami tak mau kehilangan sahabat kami



Tejo



: Tan malaka, Hidupku tanpamu hampa terasa



Dini



: Belanda biadap



Sugondo



: Tak akan kami maafkan ini semua



Noni



: Tan Indonesia adalah cita cita



Tejo



: Dan kau telah memperjuangkannya



Suasana pun seakan menjadi hening, dan mengakhiri hari itu dengan gugurnya Tan Malaka. Perjuangan Sumpah Pemuda pun diharapkan sebagai titik tolak kebangkitan pemuda pemudi Indonesia.



Sumpah Pemuda Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.