Dwi KTI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul Asuhan keperawatan Maternitas pada Ny. A dengan diagnosa G3P1A2 usia kehamilan 9 mingggu dengan Blighted Ovum diruan parahyangan PT AMN RS PTPN VIII Kabupaten Subang, yang dilaksanakan pada tanggal 3-4 juli 2018. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan diploma III keperawatan di Akademi Keperawatan Yayasan Dharma Bhakti Jakarta. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasi kepada mamah, ayah, serta keluarga tercinta yang telah memberikan doa, restu, motivasi, serta dorongan baik moril maupun materi selama penulis menempuh pendidikan hingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dalam penulis dan pembuatan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak H. Daryono, AMK,SPD selaku Direktur Akademi Keperawatan Dharma Bhakti Jakarta. 2. Bapak Dr. H. Yep Ruchiat. S.M.Hkes selaku kepala PT AMN RS PTPN VIII Kabupaten Subang. 3. Ibu Isye Megawati S.Kep., Ners selaku dosen pebimbing yang telah menyisihkan waktunya yang penuh kesabaran dan ketelatenan memberi dorongan hingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah. 4. Ibu Kurniawati A. MK selaku penguji ujian akhir program di ruang parahyangan PT AMN RS PTPN VIII Kabupaten Subang. 5. Seluruh Staf Dosen dan Tata Usaha Akademi Keperawatan Dharma Bhakti Jakarta yang telah mendidik, mendorong dan membantu baik moral maupun spiritual kepada penulis selama menempuh pendidikan di Akademi Keperawatan Dharma Bhakti Jakarta. 6. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberi doa restu, cinta yang tulus dan ikhlas kepada penulis selama penulis mengikuti pendidikan, serta keluarga besarku terima kasih. 7. Teman-teman yang telah mendukung dan berjuang bersama selama menempuh pendidikan keperawatan ini.



Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak sekali kekurangan – kekurangan, maka dari itulah penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan penulis meminta maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini. Dan penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.



Subang,



juli 2018



Penulis



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Blighted Ovum atau BO adalah kehamilan tanpa dijumpai adanya pertumbuhan embrio (Dr. Andon Hestiantoro, SpOG, 2008, hal 21). Blighted ovum adalah kehamilan dimana embrio tidak berkembang normal semestinya dan menyebabkan kehamilan kosong dan hanya ada air ketuban saja. (Mochtar R. 2008, hal.35). Berdasarkan penelitian World health organization (WHO) Blighted ovum adalah sesuatu keadaan hasil konsepsi yang tidak mengandung janin. Di perkirakan diseluruh dunia BO merupakan 60% dari penyebab kasus keguguran, di ASEAN mencapai 51%, di indonesia ditemukan 37% dari setian 100 kehamilan (WHO), 2012 diakses tanggal 21 mei 2015). Menurut data resmi WHO (1994) abortus terjadi pada 10% dari seluruh kejadian abortus erat kaitannya dengan kuretase, namun tidak semua kejadian abortus atau keguguran harus dilakukan kuretase. Di indonesia sendiri diperkirakan ada lima juta kehamilan pertahun, dimana 10-15% diantaranya atau sekitar 500.000-750.000 mengalami abortus setiap tahun. Dan frekuensinya terus meningkat setiap tahun, studi-studi terkini melaporkan 97% wanita merasakan nyeri mulai dari intensitas yang ringan sampai dengan berat selama dan setelah abortus berlangsung. (Niken Yunita Sari, 2009, diakses tanggal 20 mei 2015). Kuret atau kuretase adalah sebuah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan atau sisa jaringan dari dalam rahim. Jaringan bisa berupa janin yang mengalami abortus, janin yang tidak berkembang, dan sisa plasenta yang tertinggal sesuai persalinan. (Dr. Bambang Fajar, 2009, diakses tanggal 20 mei 2015). Blighted Ovum (BO) merupakan suatu kelainan pada kehamilan yang baru terditeksi setelah berkembangnya ultrasonografi, yang pada mulanya diperkirakan sebagai abortus biasa (Sarwono 2009, diakses tanggal 20 mei 2015).



Tabel 1.1 Data pasien Rawat Inap di Ruangan Parahyangan PT AMN RS PTPN VIII Kabupaten Subang Bulan Januari - Mei 2018 Tahun Presentase Peringkat 2018 (%) 1 1 Blighted ovum 59 0,24 % 2 2 Ca serviks 4 0,01 % 3 3 Iufd 3 0,01 % 4 4 Cysta 3 0,01 % Sumber : PT AMN RS PTPN VIII Kabupaten Subang, 2018 No



Nama penyakit



tabel diatas menunjukan pasien rawat inap pada kasus blighted ovum yang dirawat diruang parahyangan PT AMN RS PTPN VIII Kabupaten Subang, kasus Blighted ovum tergolong cukup tinggi, menduduki urutan ke 1 (0,24%). Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul tentang ‘‘Asuhan Keperawatan Pada NY. A dengan G3P1A2 usia 8 minggu dengan Blighted Ovum di Ruang Parahyangan RS. PTPN VIII Subang’’. Berdasarkan data diatas, maka penulis merasa tertarik membahas masalah tersebut kedalam karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan G3P1A2 usia kehamilan 8 minggu dengan Blighted Ovum di ruang Parahyangan PT AMN RS PTPN VIII Kabupaten Subang.



B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan kompherensif melalui Bio-psiko-spiritual pada klien Ny. A dengan G3P1A2 usia kehamilan 8 minggu dengan blighted ovum.



2. Tujuan khusus Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien engan G3P1A2 usia kehamilan 8 minggu dengan blighted ovum, maka diharapkan penulis mempunyai bekal : a. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien Ny. A dengan masalah blighted ovum. b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien Ny. A dengan masalah blighted ovum. c. Mampu menentukan rencana tindakan pada klien Ny. A dengan masalah blighted ovum. d. Mampu melakasanakan tindakan keperawatan pada klien Ny. A dengan masalah blighted ovum. e. Mampu melaksanakan evaluasi pada klien Ny. A dengan masalah blighted ovum. f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien Ny. A dengan masalah blighted ovum.



3. Metode Penelaahan Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode ilmiah yang bersifat pengumpulan data. Penerapan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan serta secara kompherensif melalui Bio-Psiko-Spiritual. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan Dengan cara membaca, mempelajari dan memahami buku dari sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan dalam makalah ini. 2. Wawancara Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang didapat serta langsung dari klien maupun keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan yang sedang dirasakan klien saat ini. 3. Obsevasi Mengamati keadaan klien dan respon klien untuk memperoleh dan objektif tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan.



4. Pemeriksaan fisik a. Insfeksi : dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik atau psikologi klien dengan cara melihat. b. Palpasi : dilakukan untuk mengetahui kelainan yang ada dengan cara meraba dan menekan. c. Perkusi : dilakukan untuk mengetahui apa yang ada dibawah jaringan dengan cara mengetuk. d. Auskultasi : salah satu teknik untuk mendapatkan data dengan cara menggunakan stetoskop. 5. Studi kasus Dengan cara mengambil satu kasus klien dengan G3P1A2 usia kehamilan 8 minggu dengan blighted ovum di Ruang Parahyangan PT AMN RS PTPN VIII Kabupaten Subang dengan berinteraksi langsung. 4. Manfaat penelitian 1. Bagi penulis Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada Ny. A dengan G3P1A2 usia kehamilan 8 minggu Blighted Ovum. 2. Bagi institusi Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada Asuhan keperawatan pada ibu hamil. 3. Bagi masyarakat Memberi informasi kepada masyarakat tentang perubahan yang terjadi kehamilan baik secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pada kehamilan. 5. sistematika penulisan penyusunan karya tulis ilmiah ini dibuat secara sistematis dalam 4 (empat) BAB yaitu : BAB I



: Pendahuluan, meliputi latar belakang, tujuan, ruang lingkup,



metode penelaahan dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan teori, meliputi konsep dasar blighted ovum yang terdiri dari pengertian, patofisiologi yang terdiri dari etiologi, manifestasi klinis dan pencegahan. BAB III : Tinjauan kasus, yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pembahasan pada klien Ny. A dengan G3P1A2 usia kehamilan 8 minggu dengan Blighted Ovum. BAB IV : Kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA



BAB II



TINJAUAN TEORITIS



A. Konsep Dasar Blighted Ovum



1. Pengertian Blighted ovum adalah dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala – gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif. (Anne jackson Bracker : 2006). Blighted ovum adalah kehamilan dimana embrio tidak berkembang normal semestinya dan menyebabkan kehamilan kosong dan hanya ada air ketuban saja. (‘‘Mochtar R. 2008, hal.35). Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwaBlighted ovum adalah (BO) kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi Cuma ada kehamilan gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja. 2. Etiologi Hampir 60% kehamilan kosong disebabkan adanya kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sel sperma. Meskipun presentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella, infeksi TORCH, kelainan imunologi, dan sakit kencing manis/ diabetes melitus yang tidak terkontrol. Pada ibu hamil dapat menjadi menyebabkan terjadinya kehamilan kosong, kadang – kadang kehamilan blighted ovum disebabkan rendahnya kadar hormon dalam tubuh, akan tetapi penyebab utama kondisi ini nampaknya karena faktor kromosom. Blighted ovum terjadi ketika kromosom – kromosom yang membentuk janin rusak atau terganggu, mengakibatkan kerusakan genetik yang parah. Kemudian tubuh anda mengenali abnormalitas kromosom ini dan secara alami berusaha untuk mengakhiri kehamilan. (Anne Jackson Bracker. 2006. ‘‘Blighted Ovum/ Anembryogenic Pregnancy). 3. Pathophisiologi Pada saat pembuahan, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma, namun akibat bebagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap



tertanam di dalam rahim. Placenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebgai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif, karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG ( human chorionic gonadotropin ). (Anne Jackson Bracker. 2006. ‘‘Blighted Ovum/Anembryogenic Prenancy : 107). 4. Tanda dan Gejala Sebagian besar wanita yang menderita blighted ovum sering tidak menyadari bahwa mereka hamil pada saat itu, gejala dapat ringan atau bahkan tidak ada. Seringkali wanita terlambat haid dan hasil tes uring positif, kehamilan berjalan normal sampai kemudian secara tidak sengaja diketahui bahwa kehamilan kosong saat pemeriksaan USG oleh spesialis kandungan saat usia kehamilan lebih dari 8 minggu. Wanita yang mendapatkan tes kehamilan positif kemungkinan akan mengalami gejala umum kehamilan biasa, kemudian dapat timbul gejala tidak khas yaitu perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, kram perut/ mules, dan bertambahnya ukuran rahim yang lambat. 5. Diagnosis Satu-satunya cara untuk memastikan diagnosa Blighted Ovum adalah melalui pemeriksaan USG. USG abdominal akan mengungkapkan ada tidaknya janin yang berkembang dalam rahim. 6. Pencegahan Melakukan imunisasi pada si ibu untuk menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil pun harus selalu menjaga kebersihan diri dari lingkungan tempat tinggalnya. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu, setelah itu pastikan bahwa calon ibu benar – benar sehat saat akan merencanakan kehamilan. Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun di sarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi. Lalu periksakan kehamilan secara rutin, sebab biasanya kehamilan kosong jarang terdeteksi saat usia kandungan masih dibawah 8 bulan.



7. Kehamilan selanjutnya Sebagian besar wanita yang menderita Blighted ovum mendapatkan kehamilan sehat dimasa depan meskipun ada kemungkinan untuk menderita abortus/keguguran berulang, ini saat dimungkinkan ada beberapa penyebab/masalah reproduksi. Untuk memberikan waktu tubuh anda untuk normal kembali, disarankan menunggu 1-3 siklus haid sebelum mencoba untuk hamil kembali. Gunakan kontrasepsi selama waktu tersebut untuk mencegah kehamilan terlebih dahulu. Jika anda telah mengalami lebih dari 2 kali keguguran berurutan, sebaiknya anda berkonsultasi dengan spesialis kandungan/ahli reproduksi anda atau pasangan anda mungkin menderita suatu masalah yang mengganggu kehamilan, sehingga diperlukan pemantauan dan terapi khusus yang dapat membantu anda untuk mencegah keguguran selanjutnya dan membawa kehamilan sampai 6 bulan. B. Konsep Dasar Kuretase 1. Pengertian Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menetukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan (Harnawatiaj, 2008). 2. Tujuan Menuut ginekologi tujuan kuret ada 2 yaitu : a. Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus. Intinya, kuret ditempuh oleh dokter untuk membersihkan rahim dan dinding rahim dari benda-benda atau jaringan yang tidak diharapkan. b. Penegakan diagnosis. Semisal mencari tahu gangguan yang terdapat pada rahim, apakah sejenis tumor atau gangguan lain. Meski tujuannya berbeda, tindakan yang dilakukan pada dasarnya sama saja. Begitu juga persiapan yang harus dilakukan pasien menjalani kuret.



3. Persiapan sebelum kuretase



a. Klien puasa sebelum kuretase Saat akan menjalani kuretase, biasanya ibu harus mempersiapkan dirinya. Misal, berpuasa 4-6 jam sebelumnya. Tujuannya supaya perut dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal. b. Persiapan psikologi Setiap ibu memiliki pengalaman berbeda dalam menjalani kuret. Ada yang bilang kuret sangat menyakitkan sehingga ia kapok untuk mengalaminya lagi. Tetapi ada pula yang biasabiasa saja. Sebenarnya, seperti halnya persalinan normal, sakit tidaknya kuret sangat individual. Sebab, segi psikis sangat berperan dalam menetukan hal ini. Bila ibu sudah ketakutan bahkan syok lebih dulu sebelum kuret, maka munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan menambah kuat rasa sakit. Bila ketakutannya begitu luar biasa, maka obat bius yang diberikan bisa tidak mempan karena secara psikis rasa takutnya sudah bekerja lebih dahulu. Sebaliknya, bila saat akan dilakukan kuret ibu bisa tenang dan bisa mengatasi rasa takut, biasanya rasa sakit bisa teratasi dengan baik. Mekipun obat bius yang diberikan kecil sudah bisa bekerja dengan baik. Untuk itu sebaiknya sebelum menjalani kuret ibu harus mempersiapkan psikisnya dahulu supaya kuret dapat berjalan dengan baik. Persiapan psikis bisa dengan berusaha menenangkan diri untuk mengatasi rasa takut, pahami bahwa kuret adalah jalan yang terbaik untuk mengatasi masalah yang ada. c. Penjelasan dokter Hal ini perlu dilakukan adalah meminta penjelasan kepada dokter secara lengkap, mulai apa itu kuret, alasan kenapa harus dikuret, persiapan yang harus dilakukan, hingga masalah atau risiko yang mungkin timbul. Jangan takut memintanya karena dokter wajib menjelaskan segala sesuatu tentang kuret. Dengan penjelasan lengkap diharapkan dapat membuat ibu lebih memahami dan bisa lebih tenang dalam pelaksanaan kuret. (Fajar, 2007). d. Kesehatan sebelum kuretase



Melakukan USG terlebih dahulu, mengukur tekanan darah pasien, dan melakukan pemeriksaan Hb, menghitung pernapasan, mengatasi perdarahan, dan memastikan pasien dalam kondisi sehat dan fit (Darmayanti, 2008). 4. Perawatan Setelah Kuretase Perawatan setelah kuretase pada umumnya sama dengan operasioperasi lain. Harus menjaga bekas operasinya dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat secara teratur. Obat yang diberikan biasanya adalah antibiotik dan penghilang rasa sakit. Jika ternyata muncul keluhan, sakit yang terus berkepanjangan atau muncul perdarahan, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan tindakan kuret yang kedua karena bisa saja ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya kuret berjalan dengan baik dan pasien tinggal menunggu kesembuhannya. Hal-hal yang perlu juga dilakukan : 1) Setelah pasien sudah dirapihkan, maka perawat mengobservasi keadaan pasien dan terus memastikan apakah pasien sudah bernapas spontan atau belum. 2) Setelah itu pasien dipindahkan ke recovery room. 3) Melakukan observasi keadaan umum pasien hingga kesadaran pulih. 4) Pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui nasal canule dan tetap observasi keadaan pasien sampai dipindahkan ke ruangan perawatan. 5) Dampak setelah kuretase a) Perdarahan Bila saat kuret jaringan tidak diambil dengan bersih, dikhawatirkan terjadi perdarahan. Untuk itu jaringan harus diambil dengan bersih dan tidak boleh tersisa sedikit pun. Bila ada sisa kemudian terjadi perdarahan, maka kuret kedua harus segera dilakukan. Biasanya hal ini terjadi pada kasus jaringan yang sudah membantu. Banyak dokter kesulitan melakukan pembersihan dalam sekali tindakan sehingga ada jaringan yang tersisa. Namun biasanya bila dokter tidak yakin sudah bersih, dia akan



memberi tahu kepada si ibu, ‘‘jika terjadi perdarahan maka segera datang lagi ke dokter.’’ b) Cerukan di Dinding Rahim Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan sampai meninggalkan cerukan di dinding rahim. Jika menyisakan cerukan, dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan rahim. c) Gangguan Haid Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput otot rahim, dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran siklus haid. d) Infeksi Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan, dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah. C. Konsep Asuhan Keperawatan Proses asuhan keperawatan berdasarkan pada standar praktek keperawatan menurut ANA (American Nurses Association) yaitu terdapat lima tahap proses keperawatan : (1) tahap pengkajian (2) tahap diagnosa keperawatan (3) intervensi keperawatan (4) tahap implementasi (5) tahap evaluasi. Adapun penjelasan proses keperawatan adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Data yang terkumpul dari pasien, pengkajian terdiri dari pengumpulan, pengelompokkan data, analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan. a. Identitas 1) Identitas klien Identitas klien meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku, status perkawinan, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no medrek dan alamat.



2) Identitas penanggung jawab Nama, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku dan Alamat. b. Riwayat kesehatan 1) Keluhan utama Keluhan yang paling dirasakan saat pengkajian. 2) Keluhan waktu didata Merupakan suatu keadaan kesehatan klien semenjak dia merasakan sakit sampai dengan klein meminta pertolongan kepada tim kesehatan dengan menggunakan format (PQRST), yaitu : P : Palliarive/provakive; penyebab timbulny masalah. Q :Quality/Quntities; berat tidaknya sakit dana lama, jumlah kontinuitas dari perasaan sakit tersebut. R



: Region/Radiation; daerah tempat timbulnya sakit dan penyebaran ke yang lain baik berupa organ maupun masalah kesehatan.



S



: Scale/Severity; skala timbulnya sakit dan beratnya penyakit.



T : Time; lama atau waktu timbulnya masalah. 3) Riwayat kesehatan masa lalu Dapat dikaji mengenai penyakit yang diderita sekarang dan juga penyakit atau keadaan yang mempengaruhi kondisi penyakit saat ini, dapat berupa faktor resiko. 4) Riwayat kesehatan keluarga Merupakan penyakit yang diturunkan, Genogram 3 generasi. Keadaan kesehatan anggota keluarga yang



lain, untuk penyakit tertentu terutama penyakit yang diperkirakan. 5) Riwayat ginekologi a) Riwayat menstruasi/ Haid Kaji menarche atau usia pertama kali menstruasi, siklus haid, lamanya haid, kaluhan saat menstruasi. b) Riwayat perkawinan Kaji usia pernikahan, pernikahan ke berapa. c) Riwayat penggunaan kontrasepsi Penggunaan kontrasepsi sebelumnya, jenis kontrasepsi, keluhan selama menggunakan kontrasepsi. 6) Riwayat obsetri a) Riwayat kehamilan Kaji apakah ibu memeriksa kehamilannya, penolong dan tempat pertolongan, pemeriksaan kehamilan, riwayat imunisasi TT, keluhan yang mengganggu kehamilan, penambah berat badan, diet dan pantangan makanan. b) Riwayat persalinan Riwayat persalinan sebelumnya dan sekarang, keadaan saat persalinan. c. Pemeriksaan fisik 1) Keadaan umum Kaji keadaan umum klien, tingkat kesadaran, berat badan, tinggi badan. 2) Tanda-tanda vital



Kaji tekanan darah, nadi, suhu, respirasi. 3) Kepala Kaji adanya keluhan pusing atau sakit kepala, warna rambut, keadaan,distribusi rambut, dan kebersihan rambut. 4) Telinga Kaji adanya kelainan bentuk, keadaan dan fungsi pendengaran. 5) Mata Kaji kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sclera, kornea dan fungsi penglihatan. 6) Hidung Kaji kesimetrisan, keadaan kebersihan hidung, dan fungsi penciuman. 7) Mulut Kaji kelembaban mukosa mulut dan bibir, keadaan gigi, fungsi pengecapan, keadaan rambut, dan fungsi makan. 8) Leher Kaji adakah pembengkakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena jugularis, pembesaran kelenjar getah bening. 9) Axilia Kaji kebersihan, kelainan, maupun fungsi. 10) Dada Kaji adanya keluhan sesak nafas, bentuk nyeri dada, auskultasi suara jantung, bunyi jantung, frekuensi nadi, dan tekanan darah. 11) Abdomen



Kaji adanya masa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas luka, nyeri tekan, karakteristik nyeri, kondisi hepar dan kandung kemih. 12) Genetalia dan rectum Kaji adanya penegluaran secret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal dan kebersihan. Kaji adanya keluhan konstipasi, dan infeksi adanya hemoroid eksternal. 13) Ekstermitas Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian, reflexrefleks, dan kesulitan pergerakan. d. Aktifitas sehari-hari No 1



Aktivitas sehari-hari Pola makan



2



Pola eliminasi



3



Pola tidur/istirahat



4



Personal hygiene



5



Aktivitas



e. Data psikologi



Yang dikaji Kaji pola makan klien meliputi kebiasaan makan klien dalam porsi makan, frekuensi makan, nafsu makan, sumber dan jenis makanan yang disukai, alergi makanan, serta kaji kebiasaan minum klien. Kaji frekuensi, warna, bau, konsistensi dan keluhan saat BAB. Kaji frekuensi, warna, bau dan keluhan saat berkemih. Kaji waktu, lama tidur/hari, kebiasaan pengantar tidur, kebiasaan saat tidur, dan kesulitan dalam tidur. Kaji personal hygiene klien meliputi keadaan kulit, rambut, mulut dan gigi, pakaian, kuku, vulva hygiene. Kaji kegiatan dalam pekerjaan dan kegiatan diwaktu luang sebelum dan selama dirawat dirumah sakit.



Kaji respon klien terhadap penyakit saat ini dan mekanisme koping. f. Data sosial Kaji hubungan sosial dan keluarga klien. g. Data spiritual Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda - tanda vital. h. Pemeriksaan penunjang Kaji hasil laboratorium, EKG, Rontgen, USG dan pengobatan. 2. Analisa Data Analisa data adalah mengaitkan data, menghubungkan data dengan konsep, teori dan kenyataan yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah keperawatan klien. (wilkinson. J,2007). 3. Diagnosa Keperawatan Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu, harus spesifik berfokus pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.



4. Intervensi keperawatan Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.



5. Impelemntasi keperawatan Pelaksanaan pada klien Ny. A dengan G3P1A2 usia kehamilan 8 minggu dengan blighted ovum dilaksanakan sesuai perencanaan perawatan yang meliputi tindakan – tindakan yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien. 6. Evaluasi keperawatan Evaluasi dilakukan setelah memberikan tindakan perawatan dengan melihat respon klien, mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan telah tercapai. Langkah – langkah dalam proses manajemen asuhan keperawatan menurut Mansjoer (2002) sebagai berikut : a. Subjektif (S) Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah 1. b. Objektif (O) Menggambarkar pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1, langkah II, langkah III, dan langkah IV. c. Assessment (A) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi. d. Planning (P) Menggambarkan pendokumentasian dari perncanaan, tindakan implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, dan VII.



BAB III



TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN



1. PENGKAJIAN A. IDENTITAS a. Identitas klien Nama Usia Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Suku bangsa Alamat Diagnose medis Tanggal masuk Nomor Medrek



: Ny. A : 33 tahun : Perempuan : SD : Ibu rumah tangga : Indonesia : Blok Cadas Ngampar rt 02/09 Baleraja Gantar Indramayu : Blighted ovum : 02 juli 2018 : B 2563718



b. Identitas penanggung jawab Nama Umur Pekerjaan Pendidikan Alamat



: Tn. Y : 39 tahun : buruh : SD : Blok Cadas Ngampar



A. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG a. Keluhan utama Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah. b. Keluhan waktu di data Klien masuk RS pada tanggal 02 juli 2018, pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 03 juli 2018 perut nyeri dirasakan dengan skala nyeri 1-5 dengan skala 4, klien merasa pusing seperti berputar – putar, klien mengeluh keluar perdarahan pada vagina. c. Riwayat kesehatan dahulu Klien mengatakan pernah mengalami penyakit seperti yang dideritanya sekarang.



d. Riwayat kesehatan keluarga dan Genogram Klien mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan.  Genogram



: Laki – laki



: Perempuan



: Perempuan meninggal



:Laki – laki meninggal



: klien



B. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN a. Riwayat kehamilan 1. Pemeriksaan kehamilan (ANC) Klien mengatakan telah melakukan pemeriksaan (ANC) sebanyak 7x. 2. Imunisasi Klien mengatakan sewaktu hamil imunisasi lengkap TT1 dan TT2.



3. Riwayat persalinan Keha Ditolong milan oleh ke... 1 Bidan



Jenis persalinan Normal



Jenis kelamin bayi Perempua n



BB & TB -



Penyulit persalina n -



4. Riwayat KB Klien mangatakan memakai KB suntik 1 bulan selama 2 tahun. C. DATA PSIKOLOGIS a. Status emosi Klien terlihat cemas dan lemas karena akan dilakukan tindakan kuretase meskipun sebelumnya klien sudah pernah mengalaminya. b. Konsep diri 1) Gambaran diri Klien mengatakan menerima keadaan tubuhnya dan merasa puas dengan semua anggota tubunya. 2) Identitas diri Klien merupakan istri dari suami dan ibu dari anaknya. 3) Ideal diri Klien menyadari bahwa dalam keadaan sekarang sangat membutuhkan bantuan dukungan dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan klien berharap cepat sembuh. 4) Harga diri Klien merasa sedih tidak bisa melahirkan dan kehamilan ke 3 harus dilakukan operasi kuret. 5) Peran Klien merupakan seorang istri dan ibu rumah tangga. D. DATA SOSIAL klien tampak ramah dan cepat beradaptasi dengan perawat, bidan dan dokter, klien berbicara bahasa sunda dan bahasa indonesia. E. DATA SPIRITUAL Klien beraga islam tetapi selama dirawat klien tidak melaksanakan shalat, klien hanya bisa pasrah & berdoa untuk proses penyembuhannya. F. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum a. Kesadaran : composmentis b. Penampilan : bersih



ket



c. TTV



d. BB e. TB



: TD : 120/80 mmHg P : 82 x/menit R : 20 x/menit S : 36°c : 55 kg : 150 cc



2. Pemeriksaan fisik a. Kepala Bersih, tidak ada kelainan, fungsi baik dan dapat bergerak bebas (menengok ke kiri dan ke kanan). Kulit kepala tidak ada lesi dan benjolan, tidak ada nyeri tekan. b. Mata Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan normal, sklera tidak ikterik, pupil isokor, tidak ada nyeri tekan. c. Hidung Simetris, tidak ada penumpukan secret, tidak ada lesi, fungsi penciuman baik, tidak ada nyeri tekan. d. Mulut Bibir lembab, bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis, fungsi pengecapan baik, dapat mebedakan rasa manis, asin, dengan gula dan kopi. e. Telinga Bersih, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada lesi, fungsi baik dapat mendengarkan dan menjawab secara baik, tidak ada nyeri tekan. f. Leher Fungsi baik, dapat bergerak bebas, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP. g. Dada Simetris, tidak ada nyeri dada, irama nafas reguler, tidak ada ronchi dan wheezing, tidak ada nyeri tekan. h. Abdomen Bersih, simetris, BU 10 x/menit, terdapat nyeri tekan. i. Ekstremitas atas



Simetris, jari tangan lengkap, pergerakan tangan kanan tidak bebas karena terpasang infus. j. Ekstremitas bawah Kedua kaki dapat digerakkan bebas, tidak ada pembengkakan, jari kaki lengkap. k. Genitalia Tidak terpasang kateter, BAK lancar, terdapat sedikit darah pada vagina. 3. Aktivitas sehari – hari No Pola aktivitas 1



2



3



Di rumah



Di rumah sakit



a. Nutrisi



± 3 x/hari 1 porsi habis dengan jenis nasi, lauk pauk, sayuran.



Klien puasa dari jam 24.00 wib sampai proses kuretase dilakukan.



b. Minum



± 8 gelas/hari, air putih.



Jam 13.00 WIB klien sudah boleh minum air hangat sedikit-sedikit.



± 2 jam perhari ± 7 jam dengan kualitas nyenyak.



± 3 jam perhari ± 5-6 jam terjaga



± 2x/hari lancar, kuning lembek khas



-



± 4x/hari lancar, warna kuning jernih



± 3x/hari lancar, warna kuning jernih.



3x sehari 2x sehari 3x seminggu



± 2x/ hari Diwaslap



kebiasaan tidur a. Siang b. Malam Pola eliminasi a. BAB - warna - konsistensi - bau



b. BAK



4



5



Personal hygiene a. Mandi b. Gosok gigi c. Keramas d. Vulva hygiene Aktivitas



Klien dapat beraktivitas dengan



- Memakai pembalut Klien tidak dapat beraktivitas secara



baik secara mandiri. G. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Laboratorium Pemeriksaan Hasil Diabetes Gula Darah sewaktu 80 (BSS) Hematoligi Haemoglobin 13,1 Leukosit 7,100 Trombosit 276.000 Hematrokrit 42 Eritrosit 4,68 Hitung jenis - basofil - eosinofil - granulosit 54 - limfosit 42 - monosit 4 - blast Golongan darah 0 Rhesus faktor Positif Waktu pembekuan (CT) 5’00’’ Waktu pendarahan (‘BT) 2’00’’ Imunologi & serologi HBSAg Negatif



H. PENATALAKSANAAN MEDIS No 1 2 3 4



Obat Infuse : RL 20 gtt Mefinal Bledstop Aclam



Aturan pakai 3x1/ hari 3x/ hari 3x/hari



mandiri karena terpasang infus.



Nilai rujukan s/d 160 mg/dl pr : 12 – 16 / LK : 14-18 gr/dl 4.000 – 10. 000 sel/mmᵌ 150.000 – 450.000 sel/mmᵌ 35 – 50 % 3,5 – 6.0 juta sel.mmᵌ 0–1% 1–5% 50 – 70 % 20 – 40 % 2 – 10 % 0%



3 – 7 menit 1 – 3 menit Negatif