Ebn BBLR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

APLIKASI JURNAL PEMBERIAN POSISI (POSITIONING)DAN NESTING PADA BAYI PREMATURE : EVALUASI IMPLEMENTASI PERAWATAN DI NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT PADA BAYI NY. M DI RSUD K.M.R.T WONGSONEGORO SEMARANG



Disusun oleh: Nama : Yogi Adam Pratama NIM : G3A019156



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2019/20020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir rendah (BBLR). Kelahiran BBLR sebagian disebabkan oleh lahir sebelum waktunya (prematur), dan sebagian oleh karena mengalami gangguan pertumbuhan selama masih dalam kandungan PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat). Di negara berkembang, BBLR banyak dikaitkan dengan tingkat kemiskinan. BBLR merupakan penyumbang utama angka kematian pada neonatus. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO), terdapat 5 juta kematian neonatus setiap tahun dengan angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari pertama kehidupan) adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian tersebut berasal dari negara berkembang. Secara khusus angka kematian neonatus di Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2007 (data tahun 2000-2003) dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Namun demikian, sebenarnya jumlah ini diperkirakan lebih tinggi karena sebenarnya kematian yang disebabkan oleh sepsis, asfiksia dan kelainan kongenital sebagian juga adalah BBLR. Di Indonesia, menurut survey ekonomi nasional (SUSENAS) 2005, kematian neonatus yang disebabkan oleh BBLR saja sebesar 38,85%. Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan infrastruktur yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi sehingga seringkali menjadi pengalaman yang sangat mengganggu bagi keluarga. Oleh karena itu, perawatan terhadap bayi tersebut menjadi beban sosial dan kesehatan di negara manapun.1 Analisis terkini menunjukkan bahwa sekitar 3 juta kematian bayi baru lahir (BBL) dapat dicegah per tahun menggunakan intervensi yang tidak mahal dan tepat guna. Salah satu intervensi tersebut adalah perawatan metode kanguru (PMK). Perawatan dengan metode posisi dan nesting merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR. Metode posisi dan nesting tidak hanya sekedar menggantikan peran inkubator, namun juga memberikan berbagai keuntungan yang



tidak dapat diberikan inkubator. Dibandingkan dengan perawatan konvensional, posisi dan nesting terbukti dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat.



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang ingin dicapai penulis memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan yang baik untuk enurunkan angka mortalitas dan morbiditas BBLR melalui proses asuhan keperawatan. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data subyektif dan data obyektif pada pasien dengan BBLR. b. Menganalisa data yang diperoleh. c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan epilepsi. d. Membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan epilepsi. e. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ditentukan. f. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar 1. Pengertian Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (
3 detik c. Tekanan darah meningkat d. Pucat e. Frekuensi nafas meningkat f. Takikardia g. Kejang h. Kulit kemerahan i. Dasar kuku sianotik 3



Defisit Nutrisi



Status Nutrisi



Penyebab : Ekspetasi : a. Ketidakmampuan Membaik menelan makanan b. Ketidakmampuan Kriteria hasil : mencerna makanan a. Berat badan c. Ketidakmampuan membaik (5) mengabsorbsi b. Bising usus nutrien membaik (5) d. Peningkatan c. Membaran kebutuhan mukosa metabolisme membaik(5) e. Faktor ekonomi f. Faktor psikologis Gejala dan tanda mayor Subjektif : (-) Objektif : a. Berat badan menurun 10% dibawah rentang ideal Gejala dan tanda mayor Subjektif : a. Cepat kenyang setelah makan b. Kram/ nyeri abdomen



Konseling laktasi Observasi : a. Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui b. Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui c. Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui Terapeutik : a. Gunakan teknik mendengarkan aktif b. Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar Edukasi : a. Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan



c. Nafsu makan menurun Objektif : a. Bising usus hiperaktif b. Otot pengunyah lemah c. Otot menelan lemah d. Membran mukosa pucat e. Sariawan f. Serum albumin turun g. Rambut rontok berlebihan h. Diare 4



Risiko infeksi



Tingkat Infeksi



Pencegahan infeksi



Faktor resiko : a. Penyakit kronis b. Efek prosedur invasif c. Malnutrisi d. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan e. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer f. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder



Ekspetasi : Menurun



Observasi : a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik Terapeutik : a. Batasi jumlah pengunjung b. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan lingkungan klien c. Pertahankan teknik aspetik pada klien beriksiko tinggi Edukasi : a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi b. Ajarkan mencuci tangan dengan benar c. Anjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi Kolaborasi :



Kriteria Hasil : a. Demam menurun (5) b. Kemerahan menurun (5) c. Kadar sel darah putih membaik (5)



a. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu



BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN A. Identitas Nama Anak



: Bayi Ny. M



No. Rm



: 492858



Tempat / Tanggal Lahir



: Semarang, 28 Desember 2019



Jenis Kelamin



: Perempuan



Nama Orang Tua / Wali



: Ny. M



Alamat



: Wonodri, Semarang



Pekerjaan



: Ibu rumah tangga



Agama



: Islam



Kewarganegaraan



: Indonesia



Tanggal Pengkajian



: 13 Januari 2020 Jam 11.00



Tanggal Masuk RS



: 28 Desember 2019 Jam 23.53



Pemberi Informasi



: Ny. M



Hubungan dengan Anak



: Ibu



Diagnosa Medis



: BBLR



B. Pengkajian 1. Keluhan Utama Gangguan pola nafas 2. Riwayat Penyakit Bayi lahir pada tanggal 28 desember 2019 di RSUD Kota Semarang secara spontan diusia kehamilan 30 minggu dengan berat bayi lahir yaitu 1380 gram. Bayi lahir dari ibu G2P1A0 21 tahun, anak lahir secara spontan dengan usia kehamilan cukup bulan. Selain itu setelah lahir bayi tidak langsung menangis dengan nilai apgar score yaitu 4-5-6 (asfiksia sedang), oleh karena itu bayi sekarang dipindah keruang NICU untuk mendapat tindakan lebih lanjut. 3. Pengukuran antropometri a. Berat badan



: 1380 gram



b. Tinggi/panjang badan



: 41 cm



c. Lingkar kepala



: 28 cm



d. Lingkar dada



: 24 cm



e. Lingkar lengan atas



: 6 cm



4. Data penunjang Laboratorium tanggal 10 januari 2020 Hasil



Satuan



Nilai Normal



Hemoglobin



13,6



g/Dl



14-20



Hematokrit



32,30



%



35-47



Jumlah Eritrosit



4.14



/Ul



4.2-5.4



Jumlah Lekosit



29,5



/Ul



5-18



Jumlah Trombosit



292



10^3/ul



150-400



Natrium



140.0



mmol/L



135.0-147.0



Kalium



3.80



mmol/L



3.50-5.0



Calsium



1.18



mmol/L



1.00-1.15



Pemeriksaan Hematologi



Kimia Klinik



C. Analisa data NO



DATA



PROBLEM



ETIOLOGI



1



DS : DO : - Terpasang 2lt/menit - RR 40x/menit



Pola nafas tidak efektif



Imatur neurologis



2



3



ventilator



DS : Resiko Infeksi DO : - Keadaan umum lemah - Lahir premature 30 minggu - BB 1060 gram - Suhu tubuh 36,2°C - Lekosit 29.5/uL DS : DO : - Terpasang selang OGT - Reflek hisap lemah - BB 1380 gram



Defisit Nutrisi



pertahanan imunologis yang kurang



ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.



D. Diagnosa Keperawatan yang muncul (sesuai prioritas)



1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis 2) Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang. 3) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.



E. Intervensi No 1



Diagnosa Keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis



Intervensi Keperawatan SLKI SIKI Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas tindakan keperawatan selama Observasi: 3x24 jam Pola Nafas d. Monitor pola membaik dengan nafas (frekuensi, Kriteria hasil : kedalaman, f. Dipsnea usaha nafas) menurun (5) e. Monitor bunyi g. Penggunaan nafas tambahan otot bantu f. Monitor sputum nafas Terapeutik : menurun (5) g. Pertahankan h. Pemanjangan kepatenan jalan fase nafas dengan ekspirasi head-tilt dan menurun (5) chin-lift i. Frekuensi h. Posisika nafas semifowler atau membaik (5) fowler j. Kedalaman i. Berikan minum nafas hangat membaik (5) j. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu k. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik l. Berikan pksigen, jika perlu Edukasi : b. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak ada kontraindikasi Kolaborasi :



TT Y O G I



2



3



Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tingkat infeksi menurun dengan Kriteria Hasil : a. Demam menurun (5) b. Kemerahan menurun (5) c. Kadar sel darah putih membaik (5)



Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam status nutrisi membaik dengan Kriteria hasil : a. Berat badan membaik (5)



Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran, mukolitik, jika perlu Pencegahan infeksi Observasi : b. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik Terapeutik : d. Batasi jumlah pengunjung e. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan lingkungan klien f. Pertahankan teknik aspetik pada klien beriksiko tinggi Edukasi : d. Jelaskan tanda dan gejala infeksi e. Ajarkan mencuci tangan dengan benar f. Anjurkan untuk meningkatkan asupan nutrisi Kolaborasi : Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu Konseling laktasi Observasi : d. Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui



Y O G I



Y O G I



b. Bising usus membaik (5) c. Membaran mukosa membaik(5)



e. Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui f. Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui Terapeutik : c. Gunakan teknik mendengarkan aktif d. Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar Edukasi : b. Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan



F. Implementasi NO DX



TANGGAL JAM



TINDAKAN



RESPON KLIEN



TT



1,2 ,3



13 Januari 2020 08.00



- Mengobservasi ttv,cuping hidung retraksi dada



S:O : Nadi : 139x/mnt , RR : 40x/mnt , S : 36,2



09.00



-Memberikan terapi O2 2ltr/menit



S:O : klien tampak terpasang ventilator O2 2ltr/mnt dengan SPO2 98%



1



10.30



-Memantau suhu klien



S:O : Suhu klien 36,2



3



11.00



-Memonitor BB klien



S:O : BB : 1380 gram , LD : 24 cm , PB : 41 cm , LK : 28cm



2



12.00



-Membersihkan incubator secara berkala



3



12.30



-mengkaji reflek hisap



3



13.00



-memasang selang OGT



3



14.00



-mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi



1



14 Januari 2020 08.00



- memberikan 2lt/menit



1,2 ,3,



10.00



- mengobservasi ttv,cuping hidung retraksi dada



4



10.15



- memberikan anti biotik sesuai advis dokter



3



11.00



- mengkaji kemampuan reflek hisap



S:O : Incubator tampak bersih S:O : Reflek hisap klien tampak lemah S:O : Terpasang selang OGT pada klien S:O : klien mendapat diit susu 30cc/OGT S:O : klien tampak terpasang ventilator O2 2ltr/mnt dengan SPO2 88% S:O : Suhu : 36°C Nadi : 100x/menit, RR : 48/menit S:O : klien mendapat terapi Amikasin 17 mg/24 jam S:O : reflek hisapklien masih tampak lemah



1



terapi



O2



1



12.00



- mengatur suhu sesuai indikasi



2



12.30



- membatasi pengunjung



3



12.30



- Memonitor asupan intake dan output cairan



3



14.00



- mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi



G. Evaluasi NO TANGGAL DX JAM 1 13-01-2020 14.00 S:-



incubator



jumlah



S:O : Terlihat suhu incubator klien 34oC S :O : tampak hanya ada satu pengunjung di ruangan S:O : terlihat diit yang diberikan habis, tidak ada residu S:O : klien mendapat diit susu BBLR 30cc/OGT



EVALUASI



TT



O : Klien tampak terpasang ventilator O2 2ltr/mnt dengan SPO2 98% , auskultasi paru : ronchi A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi - Berikan terapi O2 2lt/m - Jaga kepatenan jalan napas (suction) - Observasi ttv,cuping hidung,retraksi dada - Posisikan klien semi fowler



2



3



14.00



14.00



S:O : BB : 1380gram A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi - Monitor BB klien - Monitor asupan intake dan output cairan - Kaji kemampuan reflek hisap - Pasang selang OGT - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi S:O : Hasil leukosit klien 29.5 A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi - pantau tanda gejala infeksi suhu , lekosit, penurunan BB - berikan antibiotic sesuai advis dokter - batasi jumlah pengunjung



Y O G I



-



1



2



3



18-10-2014 14.00



14.00



14.00



gunakan tekhnik aseptic selama berinteraksi dengan klien



S:O : Suhu : 36oC A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi - Atur suhu incubator sesuai indikasi - Pantau suhu setiap 3 jam sekali - Ganti popok bila basah - Hindarkan bayi kontak langsung dengan sumber dingin/panas S:O : Klien tampak masih terpasang OGT dengan diit 30cc A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi - Monitor BB klien - Monitor asupan intake dan output cairan - Kaji kemampuan reflek hisap - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi S:O : Leukosit 29.5 A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi - pantau tanda gejala infeksi suhu , lekosit, penurunan BB - berikan antibiotic sesuai advis dokter - gunakan teknik aseptic selama berinteraksi dengan klien - bersihkan incubator secara berkala



BAB IV APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET A. Identitas klien Nama Anak



: Bayi Ny. M



No. Rm



: 492858



Tempat / Tanggal Lahir



: Semarang, 28 Desember 2019



Jenis Kelamin



: Perempuan



Nama Orang Tua / Wali



: Ny. M



Alamat



: Wonodri, Semarang



Pekerjaan



: Ibu rumah tangga



Agama



: Islam



Kewarganegaraan



: Indonesia



Tanggal Pengkajian



: 13 Januari 2020 Jam 11.00



Tanggal Masuk RS



: 28 Desember 2019 Jam 23.53



Pemberi Informasi



: Ny. M



Hubungan dengan Anak



: Ibu



Diagnosa Medis



: BBLR



B. Data fokus yang berkaitan dengan EBN Bayi lahir pada tanggal 28 desember 2019 di RSUD Kota Semarang secara spontan diusia kehamilan 30 minggu dengan berat bayi lahir yaitu 1380 gram. Bayi lahir dari ibu G2P1A0 21 tahun, anak lahir secara spontan dengan usia kehamilan cukup bulan. Selain itu setelah lahir bayi tidak langsung menangis dengan nilai apgar score yaitu 45-6 (asfiksia sedang), oleh karena itu bayi sekarang dipindah keruang NICU untuk mendapat tindakan lebih lanjut.



C. Diagnosa Keperawatan yang berhubungan dengan jurnal evidence based nursing riset yang diaplikasikan Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis



D. Analisa sintesa Berat Badan Lahir Rendah



Prematuritas



Fungsi organ-organ belum baik



Paru-paru



Pertumbuhan dinding dada belum sempurna



Vaskuler imatur



Pola nafas tidak efektif



Pemberian posisi dan nesting pada bayi premature



E. Mekanisme penerapan 1. Seleksi atau kriteria klien a. Kriteria inklusi -



Bayi dengan