Ebp ROM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN EVIDENCE-BASED PRACTICE PENGARUH LATIHAN ROM TERHADAP MOBILITAS FISIK PADA Ny “J” DI RUANG MAWAR RSUD DR. R.SOETIJONO BLORA



DISUSUN OLEH WAHYU PUTRI RIHANDINI ,S.Kep.Ners NIP. 198300904 200501 2 001



PEMERINTAH KABUPATEN BLORA



RSUD Dr R SOETIJONO BLORA Jl. Dr. Sutomo No. 42 Telp. (0296 ) 531118, 531839 Fax (0296) 531504 E – Mail : [email protected] BLORA - 58211



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul “LAPORAN EVIDENCE-BASED PRACTICE PENGARUH LATIHAN ROM



TERHADAP MOBILITAS FISIK



PADA Ny “J” DI RUANG MAWAR



RSUD.R.SOETIJONO BLORA”. Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan dalam



makalah ini, sehingga belum begitu



sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Blora ,Oktober 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI



Halaman Judul ............................................................................................. i Kata Pengantar



...................................................................................... ii



Daftar Isi



..................................................................................... iii



Laporan Evidence base practice .............................................................. 1 I.



Latar Belakang .................................................................................... 1



II.



PICO....................................................................................................



III.



Tinjauan Kasus..................................................................................... 3



IV.



Dasar Pembanding................................................................................ 3



V.



Implementasi........................................................................................



VI.



Hasil ..................................................................................................... 3



VII.



Diskusi .................................................................................................. 4



VIII.



kesimpulan dan Saran .........................................................................



Daftar Pustaka



............................................................................



LAMPIRAN ROM AKTIF/PASIF



iii



2



3



5 6



LAPORAN EVIDENCE-BASED PRACTICE PENGARUH LATIHAN ROM TERHADAP MOBILITAS FISIK PADA Ny “J” DI RUANG MAWAR RSUD DR. R.SOETIJONO BLORA



I.



Latar Belakang Jumlah lanjut usia diseluruh dunia saat ini diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Dampak perubahan epidemiologis, penyakit pada lanjut usia cenderung ke arah penyakit degeneratif (Bell, 2014). Masalah-masalah kesehatan akibat penuaan terjadi pada berbagai sistem tubuh, salah satunya adalah pada sistem muskuloskeletal yaitu penyakit rematik. Jenis penyakit rematik yang paling banyak ditemukan pada golongan usia lanjut di lndonesia adalah Osteoarthritis (Nainggolan, 2009). Osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia. Lebih dari 27 juta penduduk Amerika menderita Osteoarthritis (Helmicketall, 2008 dalam Arundhati dkk, 2013). Prevalensi rematik (Arthritis) di Indonesia mencapai 23,6% sampai 31,3% (Zeng Q Y et all 2008 dalam Nainggolan, 2009). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), prevalensi rematik berdasarkan diagnosis nakes (tenaga kesehatan) di Indonesia 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7%. Penyakit rematik tertinggi terdapat di Bali (19,3%), diikuti Aceh (18,3%), Jawa Barat (17,5%) dan Papua (15,4%). Prevalensi tertinggi pada umur >75 tahun (33% dan 54,8%). Prevalensi yang didiagnosis tenaga kesehatan lebih tinggi pada perempuan (13,4%) dibanding laki-laki (10,3%) demikian juga yang didiagnosis tenaga kesehatan atau gejala pada perempuan (27,5%) lebih tinggi dari laki-laki (21,8%). Seiring penuaan, serat otot akan mengecil. Kekuatan otot berkurang seiring berkurangnya masa otot mengakibatkan berkurangnya aktivitas atau gerakan sehingga menurunkan kualitas hidupnya. Masa tulang juga berkurang. Lansia yang berolahraga teratur tidak mengalami kehilangan yang sama dengan lansia yang tidak aktif. Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak di jumpai dan prevalensinya semakin meningkat dengan bertambahnya usia (Sudoyo,2010). Keluhan pada sendi dimulai dengan rasa kaku atau pegal pada saat bangun pagi, yang umumnya hanya berlangsung sebentar lalu hilang setelah digerak-gerakan (Santoso, 2009). Nyeri lutut merupakan suatu penyakit regeneratif sendi dan salah satu tanda dan gejala dari osteoartritis. Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri lutut 1



adalah dengan terapi non farmakologis dengan melakukan latihan ROM aktif.Nyeri merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada gangguan muskuloskeletal. Kebanyakan pasien dengan penyakit atau kondisi traumatik, baik yang terjadi pada otot, tulang, dan sendi biasanya mengalami nyeri. Rasa nyeri berbeda dari satu individu ke individu yang lain berdasarkan atas ambang nyeri dan toleransi nyeri masing-masing pasien (Warsito, 2012&Helmi, 2014). Oleh karena itu, diperlukan adanya penatalaksanaan untuk osteoarthritis. Banyak terapi non farmakologi yang dapat dilakukan, salah satunya yaitu fisioterapi, untuk mengurangi nyeri dan mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot. Latihan dan aktivitas fisik pada lansia dapat mempertahankan kenormalan pergerakan persendian, tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas. Range of Motion (ROM) merupakan salah satu indikator fisik yang berhubungan dengan fungsi pergerakan. Latihan ROM adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2015). Berdasarkan latar belakang masalah dan beberapa penelitian tersebut selama melakukan tindakan keperawatan di Ruang Mawar



perlu mendapatkan cara non



farmakologi dengan melakukan latihan ROM aktif untuk menurunkan nyeri pada lansia dengan osteoartritis. II.



PICO Didapatkan hasil pengkajian pada Ny. J berumur 84 tahun seorang perempuan pada hari Kamis, 05 Juli 2018 dengan diagnosa osteoartritis karena Ny. J mengeluh nyeri dan kedua lutut sakit, sulit berjalan dan harus dibantu, , BB 50 Kg TB : 150 cm. Berdasarkan pengkajian tersebut intervensi yang dapat dilakukan pada Ny. J salah satunya dengan tindakan non farmakologi yaitu latihan Range Of Motion (ROM) aktif untuk menurunkan nyeri sendi lansia dengan osteoartritis. Olahraga rentang gerak (Range of Motion) yang disertakan dalam aktifitas harian dapat melibatkan satu atau seluruh sendi tubuh (Potter & Perry, 2015). Latihan ROM dapat digunakan sebagai terapi non farmakologis dalam menurunkan nyeri lutut pada lansia yang mengalami osteoartritis, pergerakan pada persendian menyebabkan peningkatan aliran darah dan suplai nutrisi ke dalam jaringan tulang rawan pada persendian tetap terjaga dengan baik dan tidak menekan syaraf disekitarnya, sehingga nyeri berkurang (Bell, 2014).



2



III.



Tinjauan Kasus Saat melakukan pengkajian pada Ny “ J”



didapatkan hasil, Ny “ J”



mengatakan bahwa dirinya merasa nyeri dan kaku pada kedua lutut kiri – kanan, P : pada saat banyak bergerak, Q : seperti tertusuk-tusuk, kaku, kebas dan jimpe, R : pada kedua lutut, S : skala nyeri 5 dari 10, T : nyeri hilang timbul sehingga membuat dirinya selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari. Nyeri hilang timbul. Nyeri dirasakan jika Ny “J” beraktivitas ( toileting) atau lutut ditekan. Nyeri berkurang jika Ny “J” istirahat. , Ny.J juga kesulitan saat berjalan dan harus dibantu dengan kursi roda jika mau berjalan. Tampak ekspresi Ny.J meringis dan memegangi lutut



IV.



Dasar Pembanding Ny”J” mengatakan bahwa dirinya sudah meminum obat-obatan yang diberikan, tetapi dirinya masih merasakan nyeri dan kaku pada kedua lutut.Penanganan osteoartriris di Ruang Mawar seseharusnya tidak hanya terapi farmakologi saja yaitu dengan obat tetapi juga terapi non farmakologi selalu menjadi hal yang penting dilakukan pada penderita osteoartritis usia lanjut. Salah satu terapi yang dilakukan yaitu latihan ROM aktif untuk menurunkan nyeri maupun meningkatkan kekuatan otot.



V.



Implementasi Berdasarkan



penelitian



Maruli



Taufandas,



Elsye



Maria



Rosa,Moh.Afandi (2018) yang berjudul”Pengaruh Range Of Motion Untuk Menurunkan Nyeri Sendi Pada lansia Dengan Osteoartritis di Wilayah Puskesmas Godean I Sleman Yogyakarta”dan M. Rasyid Ridha, Miko Eka Putri (2015) yang berjudul “Pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) aktif terhadap kekuatan otot ekstremitas bawah pada lansia dengan osteoarthritis di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi”dengan intervensi diberikan 3 kali, adapun langkah langkang yang harus dilakukan untuk gerakan ROM . VI.



Hasil Berdasarkan intervensi yang dilakukan selama 3 kali selama 12 – 15 Oktober 2019 didapatkan hasil Ny.J merasa nyaman dengan gerakan ROM yang diajarkan tetapi nyeri pada kedua lututnya hilang timbul jadi saat di lakukan gerakan ROM nyeri tidak timbul. Ny “J” mengatakan nyeri dan kaku pada persendian mulai berkurang dan Ny” J” sudah mampu berdiri kurang lebih 10 menit dengan memegang tangannya. 3



VII.



Diskusi Hambatan mobilitas yang diakibatkan oleh perubahan patologis pada sistem musculoskeletal memberikan dampak pada fisik maupun psikososial pada lansia. Dampak fisik dari gangguan mobilitas paling jelas terlihat pada sistem musculoskeletal berupa penurunan kekuatan dan ketangkasan otot, kontraktur yang membatasi mobilitas sendi, kekakuan dan nyeri pada sendi. Hambatan mobilitas fisik juga memberikan dampak buruk pada system kardiovaskuler,



pernapasan,



metabolik,



perkemihan,



pencernaan



dan



integumen berupa penurunan kemampuan atau fungsi dari jantung, pembuluh darah, paru-paru, terganggunya metabolism tubuh, gangguan fungsi ginjal, kerusakan kulit, serta gangguan pada



proses pencernaan. Dampak



psikososial dari hambatan mobilitas fisik yaitu respon emosional yang bervariasi (frustasi dan penurunan harga diri, apatis, menarik diri, regresi, dan marah serta agresif), kurangnya stimulasi intelektual menurunkan kemampuan menyelesaikan



masalah



dan



mengambil



keputusan,



gangguan



pada



perkembangan social yaitu terjadi hambatan dalam interaksi dengan orang lain maupun lingkungan Berdasarkan penelitian latihan range of motion dapat menjadi salah satu intervensi untuk mengatasi masalah pada sendi dan otot, sehingga penelitian tersebut dapat menjadi acuan dalam memberikan intervensi bagi lansia yang mengalami hambatan dalam mobilitas fisik. Intervensi tersebut dapat diberikan karena kondisi hambatan mobilitas fisik juga ditandai dengan penurunan kekuatan otot dan rentang gerak yang merupakan masalah pada otot dan sendi Menurut penelitian Maruli Taufandas, Elsye Maria Rosa,Moh.Afandi (2018) Terdapat pengaruh ROM terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia yang mengalami osteoartritis di wilayah kerja Puskesmas Godean I Sleman



Yogyakarta.



Responden



lansia



sebelum



diberikan



intervensi



kombinasi ROM mengalami nyeri sedang. Terdapat perubahan skala nyeri sendi responden sesudah diberikan intervensi ROM mengalami nyeri ringan. Sedangkan menurut Rasyid Ridha, Miko Eka Putri (2015) Setelah dilakukan latihan Range Of Motion aktif, diketahui terdapat pengaruh latihan Range Of Motion aktif terhadap kekuatan otot ekstremitas bawah pada lansia dengan osteoarthritis di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi dengan nilai pvalue=0,000 artinya (p