EBP Terapi Musik Anak TGL 18 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

i



EVIDENCE BASE PRACTICE PENGARUH TERAPI BONEKA MUSIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA ANAK SEBELUM DAN SAAT DILAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN DI KLINIK ANAK RSUD KANJURUHAN KABUPATEN MALANG



Oleh : Martha Dwi Murtiningrum



(193161004)



Sisca Arianti Silalahi



(193161005)



Dita Islamiah



(193161007)



M Sholihin



(193161009)



Nur Khozinatul Asroriyah



(193161012)



Heni Dina Permatasari



(193161013)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes WIDYA CIPTA HUSADA MALANG 2019 i



ii



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan evident based praktice. Penyusunan evident based praktice ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas profesi ners pada Program Profesi Ners STIKes Widya Cipta Husada. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada: 1.



Wyssie Ika Sari, S.Kep., Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan dan Profesi Ners, serta selaku pembimbing II yang telah



2.



membantu dalam kelancaran penyusunan evident based praktice ini. Yuyud Wahyudi, S.Kep,. Ns. MNS selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan untuk menyelesaikan evident based



3.



praktice ini. Denok Panglipuring, S.Kep,. Ns. selaku pembimbing klinik RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan untuk menyelesaikan evident based praktice ini. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala



kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi penulis dan pembaca.



Malang, 07 Oktober 2019 Penulis



ii



iii



DAFTAR ISI No Teks Halaman SAMPUL............................................................................................................ i KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii DAFTAR ISI....................................................................................................... iii DAFTAR TABEL................................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vi ABSTRAK.......................................................................................................... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1 1.2 Tujuan................................................................................................ 3 1.3 Manfaat.............................................................................................. 3 BAB 2 PELAKSANAAN EBP 2.1 Pertanyaan Klinis.............................................................................. 5 2.2 Rumusan Temuan Klinis................................................................... 5 2.3 Telaah Jurnal...................................................................................... 6 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian............................................................................... 13 3.2 Kerangka Operasional....................................................................... 14 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 15 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian........................................................ 15 3.5 Variabel Penelitian............................................................................. 16 3.6 Definisi Operasional.......................................................................... 18 3.7 Teknik Pengumpulan Data................................................................ 19 3.8 Etika Penelitian................................................................................. 24 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian................................................................................. 28 4.2 Pembahsan......................................................................................... 30 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan........................................................................................ 33 5.1 Saran.................................................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 35



iii



iv



DAFTAR TABEL No Teks Halaman 2.1 Rumusan Temuan.......................................................................................... 5 2.2 Telaan Jurnal................................................................................................. 6 3.1 Definisi Operasional...................................................................................... 18 3.2 Instrumen Penelitian...................................................................................... 21 4.1 Tingkat Kecemasan Anak pada Kelompok Kontrol...................................... 28 4.2 Tingkat Kecemasan Anak pada Kelompk Intervensi.................................... 29 4.3 Hasil Unpired Sample T-Test......................................................................... 29



iv



v



DAFTAR GAMBAR No Teks Halaman 3.1 Kerangka Operasional................................................................................... 14



v



vi



DAFTAR LAMPIRAN No Teks Halaman 1. SPO Terapi Boneka Musik.............................................................................. 37 2. SPO Penilaian Tingkat Kecemasan................................................................. 38



vi



vii



ABSTRAK Martha, Sisca, Dita, Sholihin, Nur, Heni 2019. Pengaruh Terapi Boneka Musik Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Anak Sebelum Dan Saat Dilakukan Tindakan Keperawatan Di Klinik Anak Rsud Kanjuruhan Kabupaten Malang. Evidence Base Practice. Program Studi Profesi Ners, STIKes Widya Cipta Husada. Pembimbing: (1) Yuyud Wahyudi S.Kep., Ns., MNS. (2) Wyssie Ika Sari, S.Kep., Ns., M.Kep. (3) Denok Panglipuring, S.Kep., Ns. Anak yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit seringkali mengalami masalah dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Anak diharuskan untuk menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Keadaan krisis terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan dirumah sakit, sehingga kondisi tersebut seringkali menimbulkan perasaan cemas pada diri si anak sendiri maupun keluarga. Musik merupakan alat bantu, media untuk menumbuhkembangkan kemauan daya kreasi serta konsentrasi pada penderita yang mengalami hambatan baik fisik, motorik, sosial, emosional serta mental emergency. Berdasarkan studi pendahuluan di klinik anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang selama 2 hari didapatkan prevalensi kecemasan anak hospitalisasi mencapai 60%, 15 anak dari 25 yang diobservasi mengalami kecemasan sedang dan berat saat akan dilakukan tindakan keperawatan. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu terapi boneka musik variabel independen kecemasan anak. Penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan post only with control group design, dengan sampel 8 responden. Teknik analisa data menggunakan unpired t-test dengan hasil menunjukan bahwa terdapat pengaruh terapi boneka musik pada kecemasan anak. Nilai koefisien korelasi variabel pengetahuan 0,046. Kesimpulan dari mini riset ini adalah bahwa terapi boneka musik berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada anak sebelum dan saat dilakukan tindakan keperawatan di Klinik Anak Rsud Kanjuruhan Kabupaten Malang. Kata Kunci : Boneka musik, Kecemasan anak hospitalisasi.



vii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Anak yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit seringkali mengalami masalah dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Anak diharuskan untuk menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2012). Kondisi seperti ini seorang anak dihadapkan dalam situasi krisis, yaitu mengalami sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Keadaan krisis terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan dirumah sakit, sehingga kondisi tersebut seringkali menimbulkan perasaan cemas pada diri si anak sendiri maupun keluarga. Timbulnya perasaan cemas tersebut dapat memacu anak menggunakan mekanisme koping negatif maupun positif dalam mengatasi kecemasan sehingga dapat mempengaruhi perkembangan anak (Wong, 2008). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Klinik Anak selama 2 hari pada tanggal 30 september – 1 oktober 2019 didapatkan angka kejadian atau prevalensi kecemasan anak hospitalisasi sendiri mencapai 60%, 15 anak dari 25 yang diobservasi mengalami kecemasan sedang dan berat saat akan dilakukan tindakan keperawatan. Anak yang cemas akan mengalami kelelahan karena menangis terus, tidak mau berinteraksi dengan perawat, rewel, merengek sehingga memperlambat proses penyembuhan dan tidak kooperatif terhadap perawatan. Perawat memegang peranan penting dalam meminimalkan dampak dari perawatan anak dan membantu mengurangi kecemasan pada anak, agar anak dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit. Tindakan perawat untuk menurunkan kecemasan tidak dapat terlepas dari hubungan terapeutik antara perawat dan pasien. Selain memberikan komunikasi terapeutik pada setiap melakukan tindakan kepada pasien, perawat juga memberikan informasi yang berhubungan dengan perawatan pasien. Pemberian informasi yang dimaksud dapat berupa informasi tentang masalah perawatan, tindakan



1



2



perawatan, cara pengatasan masalah serta beberapa hal yang diperlukan pasien yang berhubungan dengan masa perawatannya (Smeltzer Suzanne C. 2010). Anak memerlukan media untuk dapat mengekspresikan perasaan tersebut dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam perawatan (Supartini, 2012). Musik memberikan nuansa yang bersifat menghibur. Sifat menghibur ini menumbuhkan suasana menggembirakan dan menyenangkan bagi seorang anak . Terapi musik merupakan proses terencana dengan menggunakan musik sebagai media penyembuh bagi anak yang mengalami hambatan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, dalam hal ini musik merupakan alat bantu, media untuk menumbuhkembangkan kemauan daya kreasi serta konsentrasi pada penderita yang mengalami hambatan baik fisik,motorik,sosial, emosional serta mental emergency, pada umumnya manusia membutuhkan hiburan atau rekreasi (Suryana 2012). World Federation of Music Therapy menjelaskan terapi musik sebagai penggunaan profesional dari musik dan elemennya sebagai salah satu intervensi dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan sehari-hari dengan individu, kelompok, keluarga, atau komunitas yang mencoba untuk melakukan optimalisasi kualitas hidupnya dan meningkatkan kesehatan fisik, sosial, komunikatif, emosional, intelektual, spiritualnya serta kondisi wellbeing dirinya. Selama ini terapi musik banyak digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti untuk menurunkan stres (Rosanty, 2014), terapi musik untuk menurunkan kecemasan pada pasien yang akan menjalani pengobatan (Savitri, 2016). Musik juga digunakan sebagai media untuk mening-katkan well-being (Weinberg & Joseph, 2017). Menurut Kate and Richard Mucci dalam bukunya The Healing Sound of Music, memaparkan bahwa tubuh manusia mempunyai ritme tersendiri. Kemampuan seseorang mencapai ritme dan suara-suara dalam diri mereka membuat penyembuhan musikal menjadi semakin efektif. Akan tetapi perlu diingat bahwa penyembuhan sejati tubuh manusia tidaklah datang dari melodi yang kompleks. Maka dari itu, macam dan frekuensi musik yang digunakan selama proses penyembuhan harus benar-benar diperhatikan(André et al. 2016).



3



Tidak semua jenis musik cocok diperdengarkan untuk anak, yang tidak disarankan adalah musik dengan irama keras dan cepat, seperti irama rock, disco, serta rap. Musik yang terlalu keras akan membuat anak tegang dan gelisah. Jadi bukan jenis musiknya yang boleh atau tidak boleh diperdengarkan, tetapi beat atau iramanya (Hohmann et al. 2017). Music yang dapat digunakan untuk terapi musik untuk menurunkan kecemasan anak dapat menggunakan music instrument anak (André et al. 2016). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2019, telah dilakukan wawancara kepada 10 orang tua anak yang berkunjung ke Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang bahwa harapan orang tua agar kecemasan anaknya menurun sehingga perawatan dan pengobatan yang diperoleh anak dapat maksimal. Hasil wawancara kepada perawat yang bertugas di klinik anak bahwa belum ada SPO tentang terapi bermain di Klinik anak, maka kami mengambil EBP tenatng terapi bermain untuk menurunkan kecemasan pada anak yang cemas saat melakukan control di Klinik Anak. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasanpada pasien anaksebelum dan saat diberikan terapi atau tindakan keperawatan. 1.3 Manfaat 1.3.1 Bagi Institusi Dengan adanya EBP (evidance base practice) ini dapat sebagai tambahan referensi tentang tindakan penganan tingkat kecemasan pada anak anak sebelum dan ssat diberikan terapi atau tindakan keperawatan. 1.3.2



Bagi Perawat Dengan adanya EBP (evidance base practice) dapat sebagai masukan tambahan apabila ada pasien anak anak untuk diberikan



1.3.3



terapi musik untuk menurunkan tingkat kecemasan. Bagi Mahasiswa Dengan adanya EBP (evidance base practice) dapat menambah referensi terkait tindakan untuk menurunkan tingkat



4



kecemasan pada anak anak sebelum dilakukan terapi atau tindakan keperawatan.



BAB II PELAKSANAAN EBP 2.1 Pertanyaan Klinis Apakah ada pengaruh pemberian terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasan anak anak di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan dengan indikasi dilakukan tindakan keperawatan. 2.2 Rumusan Temuan Klinis Tabel 2.1 Rumusan Temuan Klinis



P (Problem)/ populasi



Anak anak di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan



I (Intervensi )



dengan indikasi dilakukan tindakan keperawatan. Pemberian terapi musik instrument pada anak



C (Comparasi)



yang cemas Pasien anak yang diberikan terapi musik dan tidak diberikan terapi musik sebelum dan saat dilakukan



O (Outcomes) T (Time)



tindakan keperawatan Tingkat kecemasan pada anak menurun Setelah pemberian terapi music selama 10-15 menit



5



2



2.3 Telaah Jurnal Tabel 2.2 Telaan Jurnal No



Judul



Peneliti



Tahun



1.



The Effectivenes s of Music in Pediatric Healthcare: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials



Karline Treurnicht Naylor Shauna Kingsnorth Andrea Lamont Patricia Mc Keever and Colin Macarthur



2011



2.



Music listening for anxiety relief in children in the preoperative period : a



Mariana Andre Honorato Franzo, Cristina Bretas Goulart,



2016



Negara



Metode



Partisipan



Hasil



Kesimpulan



Canada



Systematic Review of Randomize d Control Trial



Partisipan adalah anak anak yang bersia 1-18 tahun, terapi musik efektif untuk menurunkan kecemasan dan nyeri pada anak dengan penyakit fisik akut maupun kronik, namun terapi musik tidak efektif pada anak dengan gangguan perkembangan, gangguan emosi dan psycopathologi, dan jenis musik yang efektif untuk menurunkan kecemasan adalah jenis musik klasik.



Bukti kualitatif mendukung efektivitas dari music untuk anak anak dalam belajar, pengembangan gangguan dan penyakit fisik, music juga dapat mengurangi gejala perilaku maladaptif



Brazil



Experimen tal, double blind, parallelgroup, randomize d control



Anak usia 3-12 tahun dengan diberikan terapi musik instrumental tanpa lirik, dengan 6080 beat/menit, sound level 60 dB dan dengan nada rendah selama 15



Haasil Penelitian ini di dapatkan bukti kualitatif terbatas untuk mendukung efektivitas musik pada hasil yang berhubungan dengan kesehatan anak-anak dan remaja dengan diagnosis klinis. Rekomendasi untuk menetapkan konsensus tentang prioritas penelitian dan mengatasi keterbatasan metodologi diajukan untuk mendukung kelanjutan dari intervensi ini. Hasil penelitian ini terdapat pengaruh terapi music terhadap penurunan kecemasan pada anak pada saat preoperative



Terapi music dapat menurunkan kecemasan pada anak sebelum dilakukan tindakan operasi dalam hal ini



Relevansi Terhadap Masalah Klinis Music efektif digunakan untuk perawatan kesehatan anak



Terapi music efektif menurunka n kecemasan pada anak



Probabilitas aplikasi di lapangan Berdasarkan teknologi yang semakin berkembang dari tahun ke tahun, akan semakin memudahkan pengaplikasian terapi musik pada anak untuk perawatan kesehatan



Berdasarkan teknologi yang semakin berkembang dari tahun ke tahun, akan semakin



2 3.



randomized clinical trial



Elizabette Oliveira Lara, Gisele Martins



Pengaruh Terapi Musik Baby Shark terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat Rawat Inap di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam



Yuliana Nela



2018



Indonesia



trial (RCT) pilot sudy



menit



dengan nilai p value 0,0453



Quasi Experimen t dengan mengguna kan One Group PretestPosttest Design



Anak yang berusia 3-5 tahun yang dirawat di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam 2018 diberikan terapi musik baby shark selama 5 menit, Mendengarkan musik melalui (audiovisual) dapat mengalihkan perhatian anak dari kondisi yang dirasanya tidak nyaman Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya dua macam stimulus pada distraksi audiovisual, yaitu stimulus pada pendengaran dan penglihatan. Semakin banyak bentuk stimulus yang diberikan dapat mengalihkan perhatian anak. Ketika anak fokus dengan apa yang dilihat dan didengarnya, timbul



Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ratarata sebelum diberikan terapi musik baby shark 9,94. Setelah diberikan terapi musik baby shark nilai rata-rata yaitu 6,18. Hasil uji statistik paired sample t-test diperoleh beda mean yaitu 3,765 dan nilai p-value 0,000 dengan jumlah responden 34 orang anak maka dapat disimpulkan ada pengaruh terapi musik baby shark terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang dirawat inap di RSUD Deli



music yang digunakan adalah music dengan beat dan irama yang cocok untuk anak (menggunakan lagu anak-anak) Terdapat pengaruh pemberian terapi music baby shark terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang dirawat inap di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam



sebelum dilakukan tindakan operasi



memudahkan pengaplikasian terapi musik pada anak untuk mengurangi kecemasan



Terapi musik baby shark efektif mengurang i kecemasan pada anak



Berdasarkan teknologi yang semakin berkembang dari tahun ke tahun, akan semakin memudahkan pengaplikasian terapi musik pada anak untuk mengurangi kecemasan hospitalisasi



2 4.



Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Todler Yang Mengalami Hospitalisasi Di RSUD DR.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2016



Yade Kurnia Sari, Arinda Suryani



2016



Indonesia



Desain penelitian jurnal ini adalah quasi experiment dengan cara pretestpostest design



rasa senang atau terhibur, perasaan senang dapat menstimulus produksi enkefalin dalam sistem kontrol desenden, sehingga persepsi tidak menyenangkan dapat dihambat, respon penerimaan baik dapat di tingkatkan Anak usia toddler (1-3 tahun) yang dirawat di ruang anak RSUD Dr. Acmad Mochtar pada bulan Januari- April 2016 dengan diberi musik



Serdang Pakam.



Lubuk



Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa nilai ratarata perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi adalah 9,40 dan nilai p value 0,0001 < α 0,05 dimana terjadi penurunan tingkat kecemasan setelah intervensi.



Terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada anak usia toddler yang menjalani hospitalisasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi terapi musik klasik. Selain itu, pasien dengan kecemasan sedang dan berat mengalami penurunan kecemasan menjadi ringan pada sebagian besar responden.



Terapi musik klasik efektif untuk menurunka n kecemasan anak usia toddler yang sedang menjalani hospitalisa si.



Berdasarkan hasil dari jurnal tersebut, terapi musik klasik dapat diterapkan di lapangan dan digunakan untuk menurunkan kecemasan anak usia toddler yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.



2 5.



Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi di Paviliun Seruni Rsud Jombang



Ana Farida Ulfa, Kurniawati



2015



Indonesia



Penelitian ini mengguna kan desain Quasi Eksperime ntal dengan desain Pretest – Posttest Control Group Design.



Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak usia pra sekolah (3-6 tahun) yang dirawat di Paviliun Seruni RSUD Jombang.



Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji Wilcoxon pada kelompok perlakuan p = 0,015 (< 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada kecemasan anak sebelum dan sesudah perlakuan.



Terdapat pengaruh antara terapi musik dengan penurunan tingkat kecemasan pada anak prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani perawatan di Paviliun Seruni RSUD Jombang sebelum dan setelah dilakukan tindakan.



Terapi musik terbukti efektif untuk menurunka n tingkat kecemasan anak usia prasekolah yang menjalani hospitalisa si.



Hasil dari penelitian ini memungkinka n untuk diterapkan di lapangan dalam upaya menurunkan tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang sedang menjalani hospitalisasi.



BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian



merupakan



suatu



strategi



penelitian



dalam



mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan desain penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam 2013) Peneliti disini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan metode penelitian Post Only with control group Design kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam rancangan ini perlakuan atau intervensi telah dilakukan kemudian dilakukan pengukuran atau post test (Notoatmodjo, 2012).



10



11



Gambar 3.1



Kerangka Operasional Efektifitas Terapi Musik Klasik Pada Tingkat Kecemasan di Klinik Anak RSUD.Kanjuruhan Kepanjen 3.2 Kerangka Operasional



12



Studi Pendahuluan Populasi Seluruh pasien anak yang mengalami kecemasan saat datang ke Klinik Anak di RSUD Kanjuruhan pada tanggal 9-15 Oktober 2019



Purposive sampling Sampel Anak usia 2-5 tahun yang mengalami kecemasan sebelum dan saat dilakukan tindakan keperawatan di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan pada tanggal 9-15 Oktober 2019.



Pengumpulan data Pemberian Terapi Musik



Kelompk Kontrol



Kelompk Itervensi



Post-test Mengukur kecemasan dengan 18 pertanyaan dalam lembar cek list



Pengelolaan data Editing, Coding, Entry Data, Tabulating Uji Normalitas Analisa data : Parametrik Univariat Bivariat : unpairet t-test



Kesimpulan H1 diterima p < 0,05



3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang. Waktu Penelitian dilakukan pada 9-15 Oktober 2019. 3.4 Populasi dan sampel 3.4.1 Populasi



13



Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien anak yang mengalami kecemasan di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dengan indikasi dilakukan tindakan keperawatan. 3.4.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. Teknik sampling yang digunakan yaitu menggunakan purposive sampling. a. Kriteria inklusi dan eksklusi a) Kriteria inklusi (Nela 2018) dalam penelitian ini yaitu : 1. Anak yang sedang mengalami penyakit akut atau kronis. 2. Dapat bergerak, tangan atau kaki tidak sedang di gips 3. Anak yang berusia 2-5 tahun (Kassnes 2006) b) Kriteria eksklusi (Naylor et al. 2011) 1. Anak yang mengalami gangguan pendengaran 2. Anak yang mengalami penurunan kesadaran 3. Anak yang mengalami gangguan perkembangan



atau



pshycopathologi b. Teknik sampling Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2014). Penelitian ini diambil dengan teknik non probability sampling (purposive sampling). Purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan penilaian (judgement) peneliti mengenai siapa yang pantas atau memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel. 3.5 Variable Penelitian Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunya variasi tertentu yang



14



ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014). 3.5.1 Variabel Independen (Bebas) Variabel independen ini merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel bebas artinya bebas dalam memengaruhi variabel lain (Hidayat, 2014). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah terapi musik. 3.5.2 Variabel Dependen (Tergantung) Variabel dependen ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek, hasil, atau event (Hidayat, 2014). Variabel dependen (tergantung) pada penelitian ini adalah tingkat kecemasan.



2



3.6 Definisi operasional Definisi operasional adalah batasan ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti, bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variable yang bersangkuta serta pengembanggan intrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2012). Tabel 3.1 :Definisi Operasional pengaruh terapi musik terhadap tingkat kecemasan anak anak sebelum diberikan terapi atau tindakan keperawatan di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kab. Malang No 1



Variabel Independen (Music Therapy)



Definisi



Alat dan Cara ukur Skala Suatu proses yang menggabungkan antara aspek Ceklist yang sesuai Numerik penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi dan dengan SPO (Standar situasi, fisik/tubuh, emosi, mental, spritual, kognitif dan Prosedur kebutuhan sosial seseorang. Terapi musik adalah metode Operasional)Music penyembuhan dengan musik melalui energi yang Therapy



Hasil ukur -



dihasilkan dari musik itu sendiri ( Natalina,2013). 2



Dependen (tingkat kecemasan )



Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai dengan respon otonom (sumber seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan syarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. (Nanda,2019)



Lembar kuisioner yang Numerik berisi 18 item berupa ceklist



1. Ringan 2. sedang 3. berat



Parameter 1. Proses terapi 2. Lama terapi 3. Waktu



16



3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Proses pengumpulan data Teknik pengumpulan



data



diperlukan



untuk



mengetahui



persebaran data dan cara memperoleh data tersebut dari subyek penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan observasi pada responden. Responden dibagi 2 kelompok, sebelumnya 4 responden akan diberikan terapi dan 4 responden tidak diberikan terapi, selanjutnya dilakukan observasi tingkat kecemasan menggunakan. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan lembar observasi tingkat cemas pada anak berisi 18 domain dari 3 fase kecemasan anak yaitu fase protes, fase putus asa dan fase penerimaan. Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala Guttman. Penilaian lembar obseravsi yaitu jika responden menjawab “iya” maka skor yang diberikan berdasarkan jumlah skor lembar observasi yang didapat oleh responden. Semakin rendah skor yang didapatkan responden maka kecemasan responden akan semakin menurun. Instrument ini telah dilakukan uji validitas dan dinyatakan valid dengan nilai CVI 0,963 (CVI>0,80) , instrument ini telah dilakukan uji reliabilitas dan dinyatakan reliable dengan nilai 0,74 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument reliabel. Penilaian lembar observasi yaitu jika responden mendapat penilaian “ya” maka skor yang diberikan 1 dan jika responden mendapat penilaian “tidak” maka skor 0. Skor yang diberikan berdasarkan jumlah skor lembar observasi yang didapat oleh responden. Semakin rendah skor yang didapatkan responden maka kecemasan responden akan semakin menurun.



17



Tahap-tahap pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini diklasifikasi menjadi tiga, yaitu: 3.7.1.1 Tahap persiapan 1. Mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan ke pemegang wewenang Klinik Anak RSUD Kanjuruhan 2. Mengajukan permohonan ijin pengumpulan data pasien anak di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan pada tanggal 30 September 2019 – 05 Oktober 2019. 3. Mempersiapkan alat ukur kecemasan. 4. Mengajukan ijin dan kesepakatan kepada responden untuk dilakukan therapy 3.7.1.2 Tahap pelaksanaan 1. Mempersiapkan lembar observasi dan alat yang dibutuhkan saat melakukan intervensi untuk masing-masing responden penelitian 2. Menjelaskan kepada keluarga responden bahwa penelitian pada responden dilakukan dengan cara mengobservasi kecemasan responden saat diberikan terapi musikdalam waktu 5-10menit. 3. Kemudian dilakukan pengukuran kecemasan menggunakan lembar kuisioner yang berisi 18 item berupa ceklist



3.7.1.3 Tahap terminasi 1. Peneliti melakukan validasi data dengan menggunakan analisa data post test 2. Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa penelitian telah selesai, dan peneliti mengucapkan terimakasih. 3.7.2 Instrumen pengumpulan data Instrumen adalah pengumpulan data berkaitan dengan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Siswanto dkk, 2015).Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu :



18



Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Efektifitas Terapi Musik untuk Kecemasan Anak pada Klinik Anak RSUD.Kanjuruhan Kepanjen. Terapi musik klasik instrumental dilakukan selama 5-15 menit sebelum No



Variabel



1.



Terapi musik (variabel independent) dengan menggunakan mainan yang mengeluarkan musik klasik instrumental tanpa lirik selama 5-15 menit Tingkat Kecemasan (variabel dependent)



2.



Instrumen Penelitian Dengan menggunaan Cheklist sesuai SPO



Dengan menggunakan lembar kuisioner yang berisi 18 item berupa ceklist



dan saat dilakukan tindakan keperawatan. 3.7.3 Pengolahan data Tehnik pengolahan data pada penelitian diperoleh melalui pengukuran tingkat kecemasan pada pasien anak anak. Data dikumpulkan oleh peneliti dari setiap responden di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kab. Malang. Setelah data terkumpul melalui lembar observasi yang telah diisi, kemudian langkah selanjutnya dalam pengolahan data dilakukan tahapan sebagai berikut: 1.Pemeriksaan data (Editing) Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Dalam peneltian ini dilakukan kegiatan pengecekan kembali data dokumentasi pada lembar observasi mengenai hasil pemeriksaan. 2. Pemberian code (Coding) Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik atau angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Mengubah data dari yang berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka untuk memudahkan penginterpretasian hasil penelitian. Variabel dependen (bebas) dalam penelitian ini adalah kecemasan dengan kode jawaba iya:1; tidak:1



19



3. Tabulasi (Tabulating) Kegiatan untuk meringkas data yang memasukan data mentah kedalam tabel yang telah dipisahkan (Imron, 2010) 4. Analisa data Analisis data dalam penelitian kuantitatif, merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah menggolongkan data berdasarkan variabel dan jenis responnden, mentabulasi data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2012) a) Analisa Univariat Analisa univariat bertujuan



untuk



menjelaskan/



mendeskripsikan karakteristik masing – masing variabel (Oktavia, 2015). Pada umumnya dalam penelitian ini mengashilkan data distribusi frekuensi dan presentse dari tiap data. Dalam penelitian ini analisa univariat digunakan untuk : - Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada anak yang diberikan intervensi - Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada anak yang tidak diberikan intervensi b) Analisa Bivariat Analisa bivariat bertujuan untuk mempelajari hubungan atau keterkaitan antar dua variabel (Oktavia, 2015). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengidentifikasi pengaruh terapi musik terhadap tingkat kecemasan pada anak yang diberikan terapi atau tindakan keperawatan dengan tingkat kecemasan anak yang tidak diberi terapi musik di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kab. Malang.



20



Data tersebut dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan



menggunakan



uji



Saphiro



Wilk



dan



hasilnya



berdistribusi normal selanjunya dilakukan uji Unpaired sample t-test atau uji t-test tidak berpasangan untuk pengaruh terapi musik terhadap penururan tingkat kecemasan pada anak anak sebelum diberikan terapi atau tindakan keperawatan dengan tingkat kecemasan sedang di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kab Malang. 3.8 Etika penelitian Dalam hal pemenuhan etik bagi responden, peneliti akan memberikan penjelasan tentang detail tujuan, manfaat, kemungkinan resiko atau ketidaknyaman, prosedur penelitian, sertajaminan anonimitas dan kerahasiaan identitas/informasi kepada calon responden sebelum penelitian dilaksanakan, kemudian bagi calon responden yang bersedia menjadi responden akan diberikan informed concent. Etika penelitian merupakan prosedur penelitian dengan tanggung jawab profesional, legal dan sosial terhadap subjek penleitian. Prinsip etik meliputi (Nursalam, 2013): 1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity) Peneliti secara mendalam menghormati hak responden terhadap kemungkinan bahaya dan penyalahgunaan penelitian. Subjek penelitian yang rentan terhadap bahaya penelitian memerlukan



perlindungan.



mempertimbangkan



hak-hak



Oleh



karena



subyek



itu,



penelitian



peneliti untuk



mendapatkan informasi melalui tujuan peneliti melakukan



21



penelitian.Peneliti juga memberi kebebasan kepada subyek untuk secara



sukarela



memberikan



informasi,



untuk



itu



perlu



dipersiapkan informed consent. 2. Tanpa nama (Anonimity) Hal ini merupakan tindakan dalam sebuah penelitian dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner, proses analisis data, serta hanya mencantumkan tanda tangan tanpa nama terang pada lembar persetujuan sebagai responden. Hal tersebut dilakukan dengan cukup hanya memberikan inisial atau kode yang dimengerti oleh peneliti, tujuannya adalah responden



terjaga



kerahasiaannya



dan



merasa



nyaman



dikarenakan identitasnya tidak diketahui sehingga mempermudah dalam penelitian. Responden diberikan angka atau kode dalam pengisian instrumen. 3. Kemanfaatan (Benefience and nonmaleficience) Prinsip benefience and nonmaleficience mengutamakan pemberian manfaat bagi responden, serta menjauhkan responden dari hal-hal yang merugikan. Peneliti harus secara jelas mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin terjadi pada responden. Peneliti berupaya semaksimal mungkin agar penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat lebih besar daripada resiko yang akan terjadi. Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek. Penggunaan asas kemanfaatan



pada



penelitian



ini



dilakukan



dengan



cara



menjelaskan dengan detail tujuan, manfaat, kemungkinan resiko atau ketidaknyaman dan teknik penelitian kepada responden



22



sebelum penelitian dilaksanakan. Peneliti juga akan memberikan motivasi dan dukungan terhadap responden untuk dapat menjalani kondisi yang dialami dengan baik, sebagai suatu bentuk manfaat langsung yang diberikan kepada responden. 4. Kerahasiaan (Confidenciality) Setiap orang mepunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi, sehingga peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subyek kepada orang lain. Peneliti akan menyimpan data hasil penelitian, bila data diperlukan maka data tersebut akan digunakan sebagaimana mestinya. 5. Kejujuran (Veracity) Dalam hal ini peneliti memberikan pemahaman kepada responden terhadap semua tahap penelitian yang dilakukan terlebih dahulu dengan menjelaskan instrument yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti berusaha dengan teguh memegang prinsip kejujuran dengan menjelaskan prosedur penelitian yang dilakukan. 6. Keadilan (Justice) Penelitian dilakukan secara cermat, tepat, hati-hati dan profesional terhadap semua responden secara adil. Penggunaan prinsip keadilan pada penelitian ini, yaitu peneliti menjamin bahwa semua subyek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jenis kelamin, status ekonomi. 7. Informed Concent



23



Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subyek penelitian untuk diambil datanya dan secara sukarela ikut serta dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini akan memperoleh



lembar



informed



consentsetelah



mendapatkan



penjelasan yang lengkap dan terbuka mengenai manfaat penelitian, kemungkinan resiko atau ketidaknyaman, prosedur penelitian,



pengunduran



diri



subyek



penelitian,



anonimitas dan kerahasiaan identitas dan informasi.



jaminan



24



BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh terapi musik instrument lagu anak untuk tingkat kecemasan pada anak di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 sampai dengan 12 Oktober 2019 dengan jumlah responden 8 orang. Data yang disajikan pada penelitian ini yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat meliputi data anak dengan kecemasan di Klini Anak dan untuk analisa bivariat penentuan pengaruh pemberian terapi music instrument lagu anak untuk kecemasan pada anak di Klinik Anak. Setelah penelitian dilaksanakan kemudian diolah dengan aplikasi statistik SPSS: 16 For Windows meliputi analisis univariat, dan bivariat didapatkan hasil sebagai berikut: 4.1.1. Data Mini Riset 1. Tingkat Kecemasan pada anak yang tidak diberikan terapi music (kelompok kontrol) Tabel 4.1 Tingkat Kecemasan anak pada kelompok kontrol di Klinik Anak RSUD.Kanjuruhan Kepanjen N=4 No Tingkat Kecemasan 1 Ringan 2 Sedang 3 Berat Jumlah



24



Frekuensi 0 3 1 4



Persentase (%) 0 75 25 100



25



Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan sedang yang tidak diberikan terapi music sebanyak 3 anak (75%) 2. Tingkat Kecemasan pada Anak yang diberikan terapi musik Tabel 4.2 Tingkat Kecemasan anak pada kelompok intervensi terapi musik di Klinik Anak RSUD.Kanjuruhan Kepanjen N= 4 No 1 2 3



Tingkat Kecemasan Ringan Sedang Berat Jumlah



Frekuensi 4 0 0 4



Persentase (%) 100 0 0 100



Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasanringansaat dilakukan pemberian terapi musik sebanyak 4 orang (100%). 3. Pengaruh Pemberian terapi musik Terhadap Tingkat kecemasan anak saat dilakukan tindakan keperawatan Tabel 4.3 Hasil Unpaired Sample T Test dari Hasil Observasi Pemberian terapi music dan yang tidak diberikan terapi musik di Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang Mean Kelompok Tanpa Terapi Musik Kelompok dengan Terapi Musik



P Value



7,12 0,046 1,50



Berdasarkan hasil mini riset tabel 4.3 yang dilakukan di Klinik Anak di RSUD Kanjuruhan di dapatkan hasil terdapat keefektifitas terapi musik terhadap kecemasan pada anakdi Klinik Anak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, bahwa uji SPSS menggunakan uji Unpaired Sample T Test di dapatkan hasil 0,046 P=value