Eklamsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA IBU E DENGAN POST SECTIO CAESAREA DAN EKLAMPSIA DI RUANG NIFAS DI RSUD DR.FAUZIAH BIREUEN



Disusun oleh : RISKA SAFITRI



(1907010008)



ISNAINI FITRI



(1907010011)



DARA TURSINA



(1907010010)



CI LAHAN DOSEN PEMBIMBING



: LINDA YATNA, A.Md.Keb : ZULFA HANUM, SST., M.Keb



PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN UNIVERSITAS ALMUSLIM TAHUN 2021



HALAMAN PERSETUJUAN Berdasarkan praktik klinik kebidanan tanggal 11 s/d 17 oktober 2021 di ruang nifas RSUD dr. Fauziah Bireuen penulis telah memberikan Asuhan kebidanan Nifas pada ibu E dengan post Sectio caesarea dan Eklampsi. Laporan praktik klinik kebidanan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :



CI lahan



pembimbing akademik



(……..……………………….) (…………………………………...)



Diklat



(………………………………………)



KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat allah dan hidayah Allah SWT, penulisan laporan ini yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Nifas Pada Ibu E Dengan Post SC Dan Eklamsi Di RSUD dr.Fauziah Bireuen” dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan matakuliah. Shalawat dan salam penulis panjatkan kepangkuan nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan kealam yang penuh pengetahuan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Dewi Maritalia, SST., M.Kes selaku direktur program diploma III kebidanan Universitas Almuslim. 2. Ibu Siti Rahmah, SST., M.Kes selaku wakil direktur I program diploma III kebidanan Universitas Almuslim. 3. Ibu Irma Fitria, SST., M.keb selaku wakil direktur II program diploma III kebidanan Universitas Almuslim. 4. Ibu Zulfa Hanum, SST., M.Keb selaku pembimbing akademik program diploma III kebidanan universitas almuslim 5. Ibu HJ.Nuraina, SKM selaku diklat di RSUD dr.Fauziah Bireuen 6. Ibu Linda Yatna, Amd.Keb selaku pembimbing CI lahan yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan makalah ini. 7. Ibu E yang telah membantu kami menyelesaikan tugas ini.



8. Teman teman seangkatan pada program diploma III kebidanan universitas almuslim yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun penulisan, disebabkan karena penulis mempunyai keterbatasan dalam hal ini dan pengetahuan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dimasa mendatang, Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.



Matangglumpang dua, 17 Oktober 2021



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eklamsia merupakan penyebab dengan peningkatan resiko morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Kejadian eklamsi dinegara berkembang berkisar 1 dari 100 hingga 1 dari 700 kelahiran. Di Indonesia pre eklamsia dan eklamsia berkisar 1,5% sampai 25%. Komplikasi signifikan yang mengancam jiwa ibu akibat eklamsia adalah edema pulmonal,gagal hati dan ginjal, DIC, sindromHELLP dan perdarahan otak. Eklamsia disebut dengan antepartum, intrapartum, atau pascapartum. bergantung apakah kenjang muncul sebelum,selama atau sesudah persalinan. Eklamsia paling sering terjadi pada trimester terakhir dan menjadi semakin sering menjelang aterm. Masalah utama dalam mencegah dan mengobati eklamsia adalah penyebab kondisi yang tidak diketahui. Terdapat hubungan yang kuat antara hipertensi dan penyakit serebral yang mengidentifikasi persamaan klinis antara eklamsia dan ensefalopati hipertensi (Vaughan & delanty 2000). Namun demikian hasil signifikan yang diperoleh menunjukkan bahwa hipertensitidak selalu menjadi perkursor awitan eklamsia tetapi hamper selalu terjadi setelah kejang. a. Tujuan 1. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan eklamsia 2. Mampu melaksanakan pengkjian dan mengumpulkan data pasien dengan eklamsia 3. Mampu menginterpretasikn secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan data –data pasien dengan eklamsia tersebut. 4. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada pasien dengan eklamsia. 5. Mampu mengidentifikasikan perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi dan rujukan pada pasien dengan eklamsia. 6. Mampu merencanakan asuhan rasional sesuai dengan kebutuhan pasien dengan eklamsia.



b. Manfaat a. Bagi pasien, keluarga dan masyarakat Untuk memberikan informasi tentang pelayanan kebidanan secara professional pada Bayi Baru Lahir/ Neonatus.



b. Bagi bidan praktik Untuk menambah sumber informasi dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya asuhan Bayi Baru Lahir. c. Bagi mahasiswa Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir secara tepat.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. Konsep dasar teori kasus 1. Pengertian eklampsia Eklamsia berasal dari kata yunani yang berarti “halilintar” karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia juga diebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan, ditandai dari munculnya kejang tonig-klonik, biasanya pada pasien yang telah menderita preeklampsia. Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala pre eklampsia (ong tjandra & john 2008). Ibu hamil dengan pre eklampsia atau mengalami hipertensi berat dalam kehamilan berisiko muncul eklampsia yang ditandai dengan kejang dan kemudian diikuti penurunan kesadaran atau koma. Eklampsia memang jarang terjadi. Tetapi jika sudah terjadi harus segera ditangani karena dapat membahayakan atau mengancam nyawa ibu dan janin dalam kandungan. 2. Etiologi eklampsia Hingga saat ini, penyebab terjadinya pre eklampsia dan eklampsia belum diketahui dengan pasti. Namun, diduga kondisi ini diakibatkan oleh adanya kelainan pada fungsi dan formasi plasenta. Faktor-faktor lain yang diduga dapat meningkatkan risiko pre eklampsia dan eklampsia pada ibu hamil adalah :  Memiliki riwayat menderita pre eklampsia pada kehamilan sebelumnya.  Sedang menjalani kehamilan pertama atau memiliki jarak antar kehamilan yang terlalu dekat ( kurang dari 2 tahun ).  Memiliki riwayat hipertensi kronis atau hipertensi dalam kehamilan.  Hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.  Mengalami kondisi dan penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit ginjal, anemia sel sabit, obesitas, serta penyakit autoimun, seperti lupus dan sindrom anifosfolipid (APS).







Kondisi tertentu dalam kehamilan, seperti mengandung lebih dari satu janin atau hamil dengan program bayi tabung (IVF).



3. Manifestasi klinik Gejala utama eklamsia adalah kejang sebelum, selama, atau sesudah persalinan. Munculnya eklamsia pada ibu hamil selalu di dahului dengan preeklamsia. Preeklamsia dapat timbul sejak minggu ke-20 kehamilan. Preeklampia akan ditandai dengan tekanan darah >140/90 mm Hg, ditemukannya protein pada urin, dan bisa disertai dengan pembengkakan pada tungkai. Jika tidak mendapatkan penanganan, preeklampsia bisa menyebabkan eklamsia. Pada beberapa kasus, bisa terjadi impending eclampsia yang ditandai dengan:        



Tekanan darah yang semakin tinggi Sakit kepala yang semakin parah Mual dan muntah Sakit perut terutama pada bagian perut kanan atas Tangan dan kaki membengkak Gangguan penglihatan Frekuensi dan jumlah urin yang berkurang (oligouria) Peningkatan kadar protein di urin



Jika terus berlanjut, akan muncul kejang. Kejang akibat eklamsia bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah persalinan. Kejang eklamsia dapat terjadi sekali atau berulang kali. Namun, ada 2 fase kejang yang bisa terjadi saat mengalami eklamsia, yaitu: a) Fase pertama Pada fase ini, kejang akan terjadi selama 15-20 detik disertai dengan kedutan pada wajah, kemudian dilanjutkan dengan munculnya kontraksi otot di seluruh tubuh. b) Fase kedua Fase kedua dimulai pada rahang, kemudian bergerak ke otot muka, kelopak mata, dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh selama 60 detik. Pada fase kedua, kejang eklamsia akan membuat otot kontraksi dan rileks secara berulang-ulang dalam waktu yang cepat.



Setelah kejang berhenti, penderita umumnya akan pingsan. Setelah sadar, penderita biasanya akan merasa sangat gelisah dan bernapas cepat karena tubuhnya kekurangan oksigen. 4. Penatalaksanaan kejang pada eklampsia merupakan kondisi gawat darurat yang mengancam nyawa ibu dan bayi. Melakukan persalinan adalah pengobatan utama untuk eklampsia. Pertolongan pertama pada eklampsia adalah memutus kejang, baru kemudian setelah kejang teratasi dapat diputuskan untuk melakukan proses persalinan. Obat-obatan dapat diberikan sebagai pertolongan pertama pada eklampsia: 



   



Obat-obatan antikejang : Magnesium sulfat suntikan pelan dalam intravena. Magnesium sulfat dapat merelaksasi otot-otot yang kejang. Pemberian magnesium sulfat dilakukan dengan suntikan intravena pelan untuk memutus kejang, kemudian dilakukan terapi pemeliharaan dengan magnesium sulfat infus selama 24 jam walaupun sudah tidak kejang untuk menghindari kejang berulang. Lorazepam atau Diazepam dapat diberikan apabila terdapat kontraindikasi dari magnesium sulfat Phenitoin dapat diberikan jika mengalami kejang berulang walaupun sudah diberikan magnesium sulfat. Obat-obatan anti hipertensi harus sesegera mungkin setelah magnesium sulfat diberikan jika tensi diatas 160/110 mmHg. Target tekanan darah adalah 140–160/90–110 mmHg. Obat-obatan hipertensi yang dapat digunakan adalah labetalol atau nifedipin. Obat-obatan diuretik seperti furosemid dapat diberikan apabila terdapat cairan pada paru (edema pulmo)



5. Komplikasi Eklamsia Tanpa penanganan yang baik, eklamsia dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk kematian ibu dan janin. Selain itu, ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi karena pengaruh persalinan atau pengobatan eklamsia, antara lain:       



Efek samping kejang, seperti lidah tergigit, patah tulang, cedera kepala, aspirasi atau tertelannya ludah atau isi perut ke saluran pernapasan Kerusakan sistem saraf pusat, perdarahan di otak, gangguan penglihatan, bahkan kebutaan, akibat kejang yang berulang Penurunan fungsi ginjal dan gagal ginjal akut Kerusakan hati (sindrom HELLP) serta gangguan sistem peredaran darah, seperti koagulasi intravena terdiseminasi (DIC) Gangguan pada kehamilan, misalnya pertumbuhan janin terhambat, solusio plasenta, oligohidramnion, atau bayi terlahir secara prematur Penyakit jantung koroner dan stroke Peningkatan risiko untuk mengalami preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan berikutnya



6. Pencegahan Eklamsia



Belum ada langkah pasti untuk mencegah preeklampsia dan eklamsia. Namun, beberapa langkah berikut bisa dilakukan untuk menurukan risiko terjadinya eklamsia pada ibu hamil: 















Melakukan kontrol berkala Kontrol berkala selama kehamilan perlu dilakukan agar deteksi dini dan pengendalian hipertensi serta preeklampsia bisa dilakukan. Dengan melakukan pengendalian terhadap preeklampsia, maka risiko terjadinya eklamsia bisa diturunkan. Mengonsumsi aspirin dosis rendah Aspirin dalam dosis rendah mungkin akan diberikan dokter sesuai dengan kondisi ibu hamil. Pemberian aspirin dapat mencegah penggumpalan darah dan pengecilan pembuluh darah, sehingga dapat mencegah munculnya eklamsia. Menerapkan gaya hidup sehat Menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal dan berhenti merokok, dapat membantu menurunkan risiko eklamsia bila ibu hamil. Mengonsumsi suplemen tambahan Suplemen dengan arginin dan vitamin juga diduga dapat menurunkan risiko eklamsia jika dikonsumsi mulai trimester kedua kehamilan.



B. konsep dasar teori tindakan 1. pengertian tindakan a. pemberian MgSO4 Magnesium sulfat (MgSO4) adalah suplemen mineral yang digunakan untuk mengatasi kondisi rendahnya kadar magnesium dalam darah (hipomagnesemia). Obat ini juga digunakan untuk mengobati dan mencegah kejang akibat eklamsia. Magnesium merupakan mineral alami yang berperan penting dalam menjaga kesehatan sel saraf, sistem imun, denyut jantung, tulang, dan fungsi kerja otot. Kadar magnesium bisa mengalami penurunan pada beberapa kondisi, seperti pola makan yang tidak seimbang, kecanduan alkohol, diare kronis, hingga gangguan pada proses pencernaan. Suplemen mineral, seperti . Pada pengobatan eklamsia, magnesium sulfat bekerja dengan cara memengaruhi sinyal saraf ke otot sehingga kejang dapat dicegah dan diredakan. Merek dagang magnesium sulfat (MgSO4): Infusan MgSO4, Minoxid, Otsu-MgSO4 Apa Itu Magnesium Sulfat (MgSO4)



Golongan



Obat resep



Kategori



Antikonvulsan, suplemen elektrolit tambahan



Manfaat



Mengobati hipomagnesemia, mencegah dan mengatasi kejang pada eklamsia



Digunakan oleh



Dewasa



Magnesium sulfat (MgSO4) untuk ibu hamil dan menyusui



Bentuk obat



Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. Magnesium sulfat (MgSO4) dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter. Suntik



Dosis dan Aturan Pakai Magnesium Sulfat (MgSO4) Berikut ini adalah dosis magnesium sulfat untuk orang dewasa yang dibagi berdasarkan tujuan pengobatannya: Kondisi: Pengobatan dan pencegahan kejang pada preeklampsia dan eklamsia Dosis awal 4 gram selam 5–10 menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1–2 gram/jam selama 24 jam postpartum atau setelah kejang terakhir. Efek Samping dan Bahaya Magnesium Sulfat (MgSO4) Berikut ini beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan magnesium sulfat:    



Sakit perut atau diare Wajah merah dan terasa hangat (flushing) Keringat berlebih Tekanan darah turun



Konsultasikan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau justru semakin parah. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan magnesium sulfat, seperti:



    



Tingginya kadar magnesium (hipermagnesemia), yang bisa ditandai dengan gejala berupa ngantuk, hilangnya refleks, mual, muntah, atau denyut jantung lambat Rendahnya kalsium (hipokalsemia), yang bisa ditandai dengan gejala berupa mati rasa atau Tingginya kadar kalium (hiperkalemia), yang bisa ditandai dengan gejala berupa lemah atau lelah yang tidak biasa atau Suhu tubuh rendah hingga di bawah 350C (hipotermia) Gangguan sirkulasi darah yang berat



Cara Menggunakan Magnesium Sulfat (MgSO4) dengan Benar Magnesium sulfat suntik akan diberikan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter di rumah sakit. Selama penyuntikan obat, dokter akan memantau tekanan darah, pernapasan, dan kondisi pasien. Saat digunakan sebagai pengobatan preeklampsia dan eklamsia pada ibu hamil, di fasilitas kesehatan harus tersedia kalsium glukonas sebagai antidotum MgSO4. Selain itu, ibu hamil juga harus memiliki frekuensi pernapasan yang normal dan refleks patela juga harus normal. Magnesium sulfat disuntikkan melalui pembuluh darah (intravena/IV), otot (intramuskular/IM), atau melalui infus. Dosis dan lokasi penyuntikan akan disesuaikan berdasarkan kondisi, kebutuhan, dan respons pasien terhadap pengobatan.



Interaksi Magnesium Sulfat (MgSO4) dengan Obat Lain Penggunaan magnesium sulfat bersama obat lain dapat menyebabkan beberapa efek interaksi, di antaranya:   



Menurunnya penyerapan tetracycline atau  bisfosfonat Meningkatnya efek penurunan tekanan darah jika digunakan dengan nifedipine atau depresan sistem saraf pusat Meningkatnya efek penghambat neuromuscular jika digunakan dengan aminoglikosida atau glikosida digitalis



Indikasi pemberian MgSO4 Penanganan eklampsi, torsade pointes, hipomagnesemia, dan sebagai terapi tambahan pada asma serangan berat. Syarat pemberian MgSO4 1) Pernafasan >16 x/m



2) Reflex patella +/+ 3) Kehilangan cairan tubuh ( dieresis cukup 25 cc/jam) 4) Antidotum tersedia ( penawar) 3. Prosedur kerja MgSO4 ini bekerja dengan cara menghambat rangsangan kejang di otak, melebarkan pembuluh darah sehingga mencegah kekurangan oksigen di otak yang memicu kejang. Obat ini diberikan secara injeksi melalui pembuluh vena atau injeksi dalam otot. Obat merupakan obat pilihan utama untuk mencegah kejang eklampsia, karena selain dapat mencegah kejang, obat ini juga mempunyai manfaat untuk melindungi otak bayi dari kerusakan pada persalinan prematur.



BAB III TINJAUAN KASUS A. Gambaran umum lokasi Lokasi Pengambilan Kasus Yaitu Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen Yang Merupakan rumah sakit pemerintah yang ada di Kabupaten Bireuen yang saat ini rumah sakit regional wilayah utara dengan status tipe B. Lingkup Pelayanan RSUD Dr Fauziah Bireuen yaitu Pelayanan Medik Umum ( Pelayanan Medik Dasar; - Pelayanan Medik Gigi



dan Mulut), Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialistik Dasar ( Pelayanan Penyakit Dalam, Pelayanan Kebidanan & Kandungan, -Pelayanan Anak, Pelayanan Bedah), Pelayanan Spesialistik Penunjang Medik (Anestesiologi, Radiologi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Klinik), Pelayanan Medik Spesialistik Lain (Pelayanan Penyakit Mata, Pelayanan Penyakit THT, Pelayanan Penyakit Saraf, Pelayanan Penyakit Kulit dan Kelamin, ,Pelayanan Urologi ), Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik (Pelayanan Darah, Pelayanan Gizi, Pelayanan Farmasi, Rekam Medik ), Pelayanan Penunjang Non Klinik ( Pelayanan Laundry, Ambulance, Pemulasaran Jenazah), Pelayanan Rawat Inap.



B. Manajemen asuhan kebidanan 1.



Pengkjian / pengumpulan data a. Anamnesa Identitas Nama klien : ibu. E



nama suami : bpk m



Umur : 42 tahun



umur : 48 tahun



Agama : islam



agama : islam



Pendidikan : Diploma III



pendidikan : Diploma IV



Suku/kebangsaan : Aceh



Suku/kebangsaan : Aceh



Pekerjaan : IRT



Pekerjaan : Karyawan swasta



Alamat kantor : -



Alamat kantor : -



Alamat rumah : cot trieng, kuala



Alamat rumah : cot trieng,



kuala



1.



Keluhan utama (tanyakan sejak kapan dan ciri khas) : nyeri sakit kepala + kejang



No



Tgl/thn persalinan



2.



Keluhan tambahan : Lemah, nyeri ulu hati



3.



Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :



Tempat persalinan



Usia kehamilan



Jenis persalinan



penolong



Penyulit kehamilan, persalinan dan nifas



JK



BB



anak PB



keadaan



1 2 3 4



2004 2006 2008 2009



Pmb Pmb Pmb rs



39 mgg 39 mgg 40 mgg 37 mgg



4.



2



3



4



Bidan Bidan Bidan Dokter



Tidak ada Tidak ada Tidak ada Gamelli



PR PR PR PR,PR



Hidup Hidup Hidup Hidup



Proses persalinan dan jumlah perdarahan untuk nifas ini : Kala I :



No 1



Normal Normal Normal SC



kala II :



kala III :



kala IV :



5.



Penyulit dan komplikasi :



6.



Tindakan/pengobatan pada masa persalinan :



7.



Riwayat nifas ini : P4 A0



8.



Riwayat penggunaan kontrasepsi dan keluhan yang dirasakan :



9.



Pola kebiasaan (sebelum dan selama nifas) :



Pola kebiasaan Nutrisi



Eliminasi



Istirahat



Aktivitas



Sebelum nifas Ibu makan sedikit



Selama nifas Ibu makan 3x



tapi sering, dengan



sehari dengan



menu yang



menu yang



berbeda. Minum 5x



berbeda. Minum 5



sehari Ibu BAB 1x sehari



kali sehari. Ibu BAB 1x



dan BAK 3-5 x



sehari dan BAK 3



sehari Ibu tidur siang 1



x sehari Ibu tidur siang 2



jam dan tidur



jam dan malam ±



malam ±8 jam Ibu mengerjakan



8 jam Ibu hanya



pekerjaan rumah



berbaring



keterangan



5 6



Seksualitas Kebersihan



semampunya Tidak dikaji Ibu mandi dan



Tidak dikaji Ibu belum mandi,



diri



ganti pakaian



hanya mengganti



sehari 2 kali



pakaian



10. Riwayat kesehatan a.



Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita : hipertensi



b.



Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular



11. Riwayat psikolososial a. Psikologis Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan? (Ya) Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki b. Sosial Hubungan dengan keluarga : baik,harmonis Hubungan dengan masyarakat : baik c. Status perkawinan : sah Jumlah : 1 (satu) Lama perkawinan : 21 tahun d. Susunan keluarga yang tinggal serumah No



Nama



Umur/



Jenis



Hubungan



Pendidikan



pekerjaan



keterangan



1



(inisial) Bpk M



tahun 48 th



kelamin Lk



keluarga Suami



Diploma IV



Karyawan swasta



Hidup



2



Ibu E



42 th



Pr



Istri



Diploma III



IRT



Hidup



3



Ank P



18 th



Pr



Anak



SMA



-



Hidup



4



Ank B



15 th



Pr



Anak



SMA



-



Hidup



5



Ank S



12 th



Pr



Anak



SMP



-



Hidup



6



Ank SR



12 th



Pr



Anak



SMP



-



Hidup



12. Riwayat spiritual b. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum : Sedang 2. Kesadaran : Composmentis 3. Keadaan emosional : Stabil 4. Tanda vital Tekanan darah : 170/90 mmHg



Denyut nadi : 88 x/m



Suhu tubuh



Pernafasan : 22



5. Tinggi badan



: 36,2



ºc



: 160 cm,



Berat badan : 70 kg



6. Pemeriksaan fisik (head to toe) a. Kepala : rambut bersih tidak ada ketombe, muka tidak ada oedema atau pembengkakan. b. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid. c. Dada (payudara) : putting susu menonjol d. Abdomen (TFU, luka operasi, linea, dan striae) : terdapat luka bekas operasi e. Punggung : normal, tidak ada kelainan f. Ekstremitas : normal Atas : normal



x/m



Bawah : normal g.



Anogenital (anus,genetalia,lochea,luka jahitan perineum) : normal



7. Usia kehamilan saat melahirkan : 38 minggu 8. Berat badan bayi baru lahir : 3100 gram c. Pemeriksaan penunjang : Darah : dilakukan Urine : dilakukan USG : Rontgen : II. perumusan diagnosa / masalah kebidanan Diagnosa : ibu E P4 A0 dengan post SC + eklampsi Masalah : ibu dengan post SC + eklampsia Data dasar : ibu kejang dan hipertensi III. rencana tindakan /intervensi 1.



Bina hubungan baik dengan ibu



2.



Pantau vital sign



3.



Pantau skala nyeri



4.



Anjurkan ibu mengonsusi makanan rendah garam



5.



Atur posisi ibu senyaman mungkin



6.



Beritahu ibu untuk kontrol ulang sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan



7.



Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup



8.



Anjurkan ibu mobilisasi



9.



Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygine



10. Beritahu ibu untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi setiap 2 jam sekali 11. Ajarkan ibu perawatan payudara 12. Kolaborasi dengan dokter spog 13. Ibu boleh PBJ (pulang berobat jalan) 14. Pembberian obat oral untuk dirumah (+) 15. Beritahu ibu cara minum obat dan tata laksana control ulang di poli Obgyn 16. Dokumentasi IV. pelaksanaan tindakan / implementasi 1.



Membina hubungan baik dengan ibu



2.



Memantau vital sign ibu



3.



Memantau skala nyeri



4.



menganjurkan ibu mengonsusi makanan rendah garam



5.



Mengatur posisi ibu senyaman mungkin



6.



Memberitahu ibu untuk kontrol ulang sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan



7.



Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup



8.



Menganjurkan ibu mobilisasi



9.



Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine



10. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi setiap 2 jam sekali



11. Mengajarkan ibu perawatan payudara 12. Kolaborasi dengan dokter spog 13. Ibu boleh PBJ (pulang berobat jalan) 14. Pemberian obat oral untuk dirumah (+) 15. Memberitahu ibu cara minum obat dan tata laksana control ulang di poli Obgyn 16. Melakukan pendokumentasian



V. penilaian / evaluasi Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh dokter dan petugas kesehatan dan ibu bersedia melakukan nya.



Catatan perkembangan (SOAP) Nama klien : ibu. E



nama suami : bpk m



Umur : 42 tahun



umur : 48 tahun



Agama : islam



agama : islam



Pekerjaan : IRT



Pekerjaan : Karyawan swasta



Alamat rumah : cot trieng, kuala



Alamat rumah : cot trieng,



kuala S : ibu E berusia 42 tahun melahirkan anak ke 5 secara SC pada 13.00 wib, ibu melahirkan dengan eklampsia O : K/U : sedang Kesadaran : composmentis



Tekanan darah : 170/90 mmHg



Denyut nadi : 88 x/m



Suhu tubuh



Pernafasan : 22



: 36,2



ºc



Pemeriksaan fisik (head to toe) Kepala : rambut bersih tidak ada ketombe, muka tidak ada oedema atau pembengkakan. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid. Dada (payudara) : putting susu menonjol Abdomen (TFU, luka operasi, linea, dan striae) : terdapat luka bekas operasi Punggung : normal, tidak ada kelainan Ekstremitas : normal Atas : normal Bawah : normal A : ibu E, P4 A0 post SC + eklampsia k/u ibu sedang P : 1. Membina hubungan baik dengan ibu 2. Memantau vital sign ibu 3. Memantau skala nyeri 4. menganjurkan ibu mengonsusi makanan rendah garam 5. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin



x/m



6. Memberitahu ibu untuk kontrol ulang sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan 7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 8. Menganjurkan ibu mobilisasi 9. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine 10.



Memberitahu ibu untuk memberikan ASI ekslusif kepada



bayi setiap 2 jam sekali 11.



Mengajarkan ibu perawatan payudara



12.



Kolaborasi dengan dokter spog



13.



Ibu boleh PBJ (pulang berobat jalan)



14.



Pemberian obat oral untuk dirumah (+)



15.



Memberitahu ibu cara minum obat dan tata laksana control



ulang di poli Obgyn 16.



Melakukan pendokumentasian



BAB IV PEMBAHASAN



Pada bab ini membahas kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada di ruang nifas RSUD dr.Fauziah bireuen karena menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney. Dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan post SC dan eklampsi terhadap ibu E asuhan yang diberikan sesuai dengan asuhan pada ibu yang mengalami eklampsi. Asuhan kebidanan pada ibu eklampsi terhadap ibu E dilakukan pengambilan data subjektif seperti anamnesa yaitu keluhan utama, riwayat kehamilan. Pengambilan data objektif pada ibu dengan post SC dan eklampsi adalah pemeriksaan tanda tanda vital, disini tidak ada kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus. Pemeriksaan tanda tanda vitas semua dilakukan seperti: suhu, tekanan darah, nadi, dan pernafasan. Dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, ada dilakukan.



Bab V



Kesimpulan dan saran B. Kesimpulan Berdasarkanhasil dari pembahasan teori dan kasus pada “asuhan kebidanan pada ibu E umur 42 tahun G5 P4 A0 dengan eklampsi dan post SC 11 tahun yang lalu” dapat disampaikan : 1. Manajemen asuhan kebidanan yang diberikan di ruang nifas RSUD dr.Fauziah Bireuen telah dilakukan dengan baik, namun kesenjangan tersebut membuat asuhan menjadi lebih baik lagi. 2. Asuhan yang diberikan pada ibu E sudah dilakukan sesuai dengan kebutuhan. C. Saran 1. Bagi pasien dan keluarga diharapkan teliti dan tanggap berpartisipasi terhadap kesehatan ibu nifas agar terdeteksi dini bila terjadi kegawatdaruratan yang berulang, serta mengerti tentang bahaya eklampsi, serta mampu memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan pada tempat pelayanan kesehatan. 2. Bagi institusi Menambah literatur bagi referensi sehingga dapat digunakan sebagai panduan atau metode penelitian atau penyusunan laporan.



3. Bagi penulis Penulis dapat memahami dan menambah wawasan tentang permasalahan yang diperoleh dari kasus nyata yang terjadi di lahan praktik. 4. Bagi tempat praktik Menjadi salah satu point tambahan dalam mengumpulkan data tentang kesehatan ibu dan anak, untuk menurunkan AKI dan AKB.



DAFTAR PUSTAKA



Acog (American Society Of Obstetric And Gynecology) 2013. Hypertension In Pregnancy Obstetries & Gynecology, Vol.122, No. 5. Djannah, Sn& Ariantim, Si. 2010. Gambaran Epidemiologi Kejadian Preeclampsia / Eklampsia Di Rsu Muhammaddiyah Yogyakarta Tahun 20072009. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Lim,K. H. 2014. Preeklamsia, Harvard University, (Online Medscape). Ross MG & Rumus RM 2014. Eclampsia : Overview, Etiologic, Risk Factor For Preeclampsia/Eclampsia, Virginia University. WHO 2010, WHO Recommendation For Prevention And Treatment Of Preeclampsia And Eclampsia. Artikasari, Kurniawati (2009). Hubungan Antara Primigravida Dengan Angka Kejadian Preeclampsia/Eklampsia Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta Periode 1 Januari- 31 Desember 2008. Skripsi. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dikman Angsar (2011). Hipertensi Dalam Kehamilan. Dalam (Sarwono Prawirohardjo) Ilmu Kebidanan, Jakarta : Bina Pustaka.