Ekonomi Makro [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



LATAR BELAKANG MASALAH



Teori ekonomi makro adalah bidang ilmu ekonomi yang mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas misalnya inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Ekonomi makro merupakan pengetahuan ekonomi yang bersifat agregatif dan me-nampilkan teori-teori ekonomi makro yang sangat mendasar. Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pem-bayaran internasional. Dalam ekonomi makro, dikenal adanya masyarakat konsumen, masyara-kat produsen, dan pasar agregatif yang terbentuk dari permintaan agregatif dan penawaran agregatif. Selain itu, kita mengenal variable pengeluaran konsumsi nasional yang dilakukan seluruh konsumen, variable pengeluaran investasi nasional, dan juga harga-harga umum atau indeks harga. Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut: 1. Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keada-an under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh. 2. Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebalik-nya terjadi deflasi. 3. Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerata-an dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.



1.2.



TUJUAN PENULISAN



Tujuan penulisan dalam membuat makalah ini adalah : 1.



Untuk memenuhi dan melengkapi tugas Teori Makro , dan



2. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan keseimbangan Perekonomian Indonesia khususnya dari segi Ekonomi Makro. Penulisan makalah ini juga bias jadi referensi untuk penulisan makalah kedepannya dan sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi pembaca. 1



PENGERTIAN EKONOMI MAKRO Ekonomi Makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.



SEJARAH SINGKAT EKONOMI MAKRO Ilmu ekonomi(berasal dari kataoikon dan nomos yang berarti rumah tangga dan kaidah/aturan) adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sumber daya yang langka digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia (suyuthi, 1989). Sedangkan soelistyo (2001), mendefinisikan sebgai ilmu yang mempelajari bagaimana orang dan masyarakat menentukan pilihan mengenai pengunaan sumberdaya yang langka dan mempunyai kemungkinan penggunaan alternatif untuk menghasilkan berbgai barang dan jasa serta mendistribusikannya hanya untuk konsumsi berbagai bagai orang dan kelompok orang yang terdapat dalam masyarakat, baik kini maupun masa yang akan datang dan dengan menggunakan uang atau tidak. Penelaahan ekonomi sudah dimulai sejak Arisoteles (350 SM), namun telaah ekonomi pada saat itu lebih bersifat filisofis. Kemudian pada tahun 1270, penelaahan ekonomi tersebut diusahakan untuk lebih dikembangkan lagi oleh Thomas Aquinas(1270) dengan beberapa tambahan pemikiran yang bersumber dari buku injil. Pada tahun 1758, Fransqois Quesnay (1758) mencoba untuk menjelaskan lebih jauh, namun demikian sampai tahap ini perkembangan penelaahan belum sampai membentuk satu disiplin ilmu itu sendiri. Pada tahun 1776 muncul tokoh baru, yaitu Adam Smith (1723-1790), dengan bukunya yang berjudul “An inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nation” berhasil mengangkat penelaahan ekonomi menjadi suatu disiplin baru yang disebut” Ilmu Ekonomi”. Tahun tersebut sering di 2



anggap sebagai tahun kelahiran ilmu ekonomi, dan Adam Smith disebut Bapak Ilmu Ekonomi. Ilmu ekonomi berkembang terus, gagasan Adam Smith tersebut menjadi dasar bagi akhli ekonomi berikutnya yaitu Thomas Malthus (1798), David Ricardo (1817), dan John Stuart Mill. Ahli-ahli ekonomi tersebut di kelompokkan sebagai ahli ekonomi KLASIK ( yang mendasarkan pada bekerjanya mekanisme pasar). Tradisi klasik ini seterusnya dikembangkan oleh Mazhab Austria dan diteruskan oleh Leon Walres, Alfred Marshal (1890) dan lain-lain pada tahun 1890-an. Tradisi klasik ini menghasilkan perkembangan bagian teori ekonomi yang dikenal sebagai “TEORI EKONOMI MIKRO”. Depresi ekonomi yang hebat terjadi pada tahun 1929-1933 melahirkan ekonomi baru asal inggris yaitu John Maynard Keynes (1883-1946) dengan bukunya yang terkenal “ General Theory of Employment,Interest and Money”ditulis tahun 1936 menjadi cikal bakal bagi perkembangan “TEORI EKONOMI MAKRO”. Sesudah Keynes berkembanglah tunas-tunas baru yang tidak sepenuhnya Klasik dan Keynesian, seperti kelompok “ Post Keynesian Economists” dengan tokohnya antara lain: John Robinson, Paul Davidson, Sidney Weintraub, Kelompok Allan Meltzer , kelompok “ Rational Expectations” dengan tokohnya antara lain: Robert Lucas, Mark Willes, Robert Barro, dan sebagainya.



PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO Permasalahan yang dihadapi dalam Ekonomi Makro antara lain: a. Masalah Kemiskinan dan Pemerataan Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 22,5 juta jiwa atau sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Namun, sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.



3



b. Krisis Nilai Tukar Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali. c. Masalah Utang Luar Negeri Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai (hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB. Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam. Pemerintah juga menggandeng lembagalembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini. d. Masalah Perbankan dan Kredit Macet Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system perbankan. Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush). Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bankbankyang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini 4



kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka miliki. e. Masalah Inflasi Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan. f. Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006 tercermin dari anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap angkatan kerja. Bila di masa lalu setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu maka pada 2005-2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 40-50 ribu lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan perbaikan irigasi bagi petani.



Konsep Makroekonomi Dasar Makro-ekonomi meliputi berbagai konsep dan variabel, tetapi selalu ada tiga topik utama untuk penelitian makro-ekonomi.[1] Teori-teori makroekonomi biasanya terhubung dengan fenomena keluaran, pengangguran dan inflasi. Di luar teori makro-ekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan produsen. Pengeluaran dan Pendapatan Keluaran nasional ialah total nilai seluruh produksi negara pada masa yang sudah ditentukan. Semua yang diproduksi dan dijual menghasilkan pendapatan. Maka dari itu, keluaran dan pendapatan biasanya dianggap 5



setara dan dua istilah tersebut sering digunakan berganti-gantian. Keluaran bisa diukur sebagai jumlah pendapatan, atau, bisa dilihat dari sisi produksi dan diukur sebagai jumlah nilai barang jadi dan jasa atau bisa juga dari penjumlahan seluruh nilai tambah di dalam negeri.[2] Keluaran ekonomi makro biasanya diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau salah satu akun nasional. Ekonom yang tertarik dengan kenaikan keluaran jangka panjang akan mempelajari pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi, akumulasi mesin dan modal lainnya, serta pendidikan yang lebih baik dan modal manusia semuanya akan berujung pada keluaran ekonomi lebih besar di selama berjalannya waktu. Tetapi, keluaran tidak selalu naik secara konsisten. Siklus bisnis bisa menyebabkan penurunan keluaran jangka pendek yang disebut resesi. Ekonom mencari kebijakan ekonomi makro yang bisa mencegah ekonomi anjlok ke jurang resesi dan akhirnya bisa memacu pertumbuhan jangka panjang dengan lebih cepat.



-



Pengangguran



Jumlah pengangguran di sebuah ekonomi diukur dengan angka pengangguran, yaitu persentase pekerja-pekerja tanpa pekerjaan yang ada di dalam angkatan kerja. Angkatan kerja hanya memasukan pekerja yang aktif mencari kerja. Orang-orang pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk di dalam angkatan kerja. Pengangguran sendiri bisa dibagi menjadi beberapa tipe yang semuanya berkaitan dengan sebab-sebab yang berbeda pula. Pengangguran klasikal terjadi ketika gaji karyawan terlalu tinggi sehingga pengusaha tidak berani memperkerjakan karyawan lebih dari yang sudah ada. Gaji bisa menjadi terlalu tinggi karena peraturan upah minimum atau adanya aktivitas serikat pekerja. Sama halnya dengan pengangguran klasikal, pengangguran friksional terjadi apabila ada lowongan pekerjaan untuk pekerja tetapi waktu untuk mencarinya menyebabkan adanya periode di mana si pekerja tersebut menjadi pengangguran.[3] Pengangguran struktural meliputi beberapa jenis penyebab pengangguran termasuk ketidakcocokan antara kemampuan pekerja dan kemampuan yang dicari oleh pekerjaan yang ada.[4] Pengangguran besar-besaran bisa terjadi ketika sebuah ekonomi mengalami masa transisi industri dan kemampuan para pekerja menjadi tak terpakai. Pengangguran struktural itu juga cukup mirip dengan pengangguran friksional karena dua-duanya berkutat pada permasalahan ketidakcocokan kemampuan pekerja dengan lowongan pekerjaan, tetapi pengangguran struktural berbeda karena 6



meliputi juga kebutuhan untuk menambah kemampuan diri, tidak hanya proses pencarian jangka pendek.[5] Walaupun ada beberapa jenis pengangguran yang selalu ada saja mau bagaimanapun kedaaan ekonomi pada saat itu, pengangguran siklikan terjadi ketika pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan. Hukum Okun menunjukan hubungan empiris antara pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.[6] Versi asli dari Hukum Okun menyatakan bahwa 3% kenaikan keluaran ekonomi akan mengakibatkan 1% penurunan angka pengangguran.[7] -



Inflasi dan Deflasi



Kenaikan harga umum disebuah ekonomi disebut dengan inflasi. Ketika harga menurun, maka terjadi deflasi. Ekonom mengukur perubahan harga ini menggunakan indeks harga. Inflasi bisa terjadi ketika suhu ekonomi menjadi terlalu panas dan tumbuh terlalu cepat. Mirip dengan ini, ekonomi yang merosot bisa mengakibatkan deflasi. Bank Sentral yang mengatur ketersediaan uang suatu negara, selalu mencoba menghindari adanya perubahan tingkat harga menggunakan kebijakan moneter. Dengan menaikan tingkat suku bunga atau menurunkan ketersediaan uang di dalam sebuah ekonomi akan menurunkan inflasi. Inflasi bisa mengakibatkan bertambahnya ketidakpastian dan konsekuensi negatif lainnya. Deflasi bisa menurunkan keluaran ekonomi. Bank sentral akan mengusahakan stabilnya harga untuk melindungi ekonomi dari akibat negatif atas fluktuasi harga. Perubahan di tingkat harga bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Teori kuantitas uang menyatakan bahwa pergerakan tingkat harga itu berhubungan langsung dengan penawaran uang. Fluktuasi jangka pendek bisa juga berhubungan dengan faktor moneter, tetapi perubahan pada permintaan agregat dan penawaran agregat bisa juga mempengaruhi tingkat harga. Contohnya, penurunan di permintaan karena adanya resesi bisa mengakibatkan indeks harga yang rendah dan deflasi. Syok penawaran negatif, seperti krisis minyak, akan menurunkan penawaran agregat dan menyebabkan inflasi.



Model Ekonomi Makro Model ekonomi adalah suatu penyederhanaan dari kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam perekonomian. Penyederhanaan tersebut memperlihatkan hubungan antara variable dan beberapa variable-variabel lainnya, yang digunakan secara vebal, grafis, diagram, dan matematis.



7



Permintaan agregat-Penawaran agregat Model AD-AS telah menjadi model panduan standar untuk menjelaskan ekonomi makro.[8] Model ini menunjukkan indeks harga dan indeks keluaran aktual di titik temu padapermintaan agregat dan penawaran agregat. Kurva permintaan agregat yang melandai ke bawah menandakan bahwa banyak keluaran yang diminta pada tingkat harga yang lebih rendah.[9] Kurva melandai ke bawah ialah hasil yang terjadi karena tiga efek: Efek Pigou, yang menyatakan bahwa ketika harga asli jatuh, kemakmuran asli naik, sehingga mengakibatkan naiknya permintaan barang oleh konsumen; Efek Keynes, yang menyatakan bahwa ketika harga turun maka permintaan uang akan turun dan akan mengakibatkan turunnya suku bunga, pinjaman investasi dan konsumsi akan naik; dan efek ekspor bersih, yang menyatakan bahwa ketika harga naik, barang domestik menjadi lebih mahal apabila dilihat dari sisi komparatif dengan konsumen asing dan akibat dari itu, ekspor menurun. IS-LM Model IS-LM memunculkan titik ekubilibrium tentang suku bunga dan pengeluaran diberikan oleh ekulibrium di dalam pasar barang dan uang. [ Pasar barang diwakilkan oleh ekuilibrium antara investasi dan tabungan (IS), dan pasar uang diwakilkan oleh penawaran uang dan preferensi likuiditas. Kurva IS termasuk oleh titik-titik di mana investasi, berdasarkan suku bunga, setara dengan tabungan, berdasarkan keluaran. Kurva IS melandai ke bawah karena keluaran dan suku bunga memiliki hubungan berbanding terbalik di pasar barang: Apabila keluaran meningkat maka akan lebih banyak uang yang ditabung, yang artinya suku bunga haruslah diturunkan untuk mendorong investasi yang cukup sehingga sepantaran dengan tabungan. Kurva LM melandai ke atas karena suku bunga dan keluaran memiliki relasi positif di pasar uang. Dengan meningkatknya keluaran, permintaan untuk uang akan naik, dan suku bunga akan turut naik. Model IS/LM seringkali digunakan untuk mendemonstrasikan efek dari kebijakan moneter dan fiskal.Buku teks seringkali menggunakan model IS/LM, tetapi model ini tidak menunjukkan kompleksitas dari model-model ekonomi-makro moderen. Meskipun begitu, model-model moderen ini masih tetap memiliki relasi yang mirip dengan IS/LM. Setelah kita mengetahui duduk persoalan mengenai masalah -masalah pokok apa yang dikaji dalam ekonomi makro, maka pertanyaan



8



selanjutnya adalah mengetahui bagaimana mengaji masalah- masalah tersebut sehingga bisa diperoleh jawaban yang diinginkan. Terdapat dua aspek utama dan kerangka analisa ini. Yang pertarna adalah aspek mengenai “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro dan “di mana” kegiatan tersebut dilakukan. Yang kedua adalah aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya.



PASAR MAKRO DAN PELAKU MAKRO a. Empat pasar Makro Dalam analisa ekonomi makro kita melihat kegiatan ekonomi nasional secara lebih menyeluruh dibanding dengan apa yang kita pelajari dalam ekonomi Mikro. Kita tidak lagi melihat pasar beras, pasan blue jeans, pasar rokok kretek, pasar Honda secana sendiri-sendiri. mi sesuai dengan pengertian mengenai “pengendalian umum” di alas. Di sini kita melihat pasar-pasar tersebut dan pasar-pasar barang/jasa lainnya sebagai satu pasar besar, yang kita ben nama “pasar barang”. Tetapi dalam ekonomi makro kita tidak hanya mempelajani satu pasar ini saja. Perekonomian nasional kita lihat sebagai suatu sistem yang terdiri dan empat pasar besar yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu: (a) Pasar Barang (b) Pasar Uang (c) Pasar Tenaga Kerja (d) Pasar Luar Negeri Di pasar luar negeri permintaan akan barang ekspor kita he. sama dengan penawaran akan barang tersebut menentukan harga rata-rata ekspor kita dan kuantitas atau volume ekspor, Harga – harga dikalikan volume ekspor memberikan penerimaan devisa ekspor. Di pasar yang sama permintaan masyarakat kita akan barang-barang impor dan menentukan harga rata-rata impor dan ‘ volume impor. Juga di sini, harga rata-rata dikalikan volume import memberikan pengeluaran devisa kita untuk impor barang-barang/jasa tersebut. Untuk pasar luar negeri, seringkali menggabungkan pasar eksport dan pasar impor dan mengamai apa yang terjadi dengan:



9



(a) Neraca Perdagangan, yaitu penerimaan devisa ekspor dikurangi pengeluaran devisa untuk import atau Neraca Pembayaran apabila kila ingin pula mengetahui tentang aliran keluar-masuknya modal (b) Dasar Penukaran Luar Negeri(terms of trade), yaitu harga ratarata ekspor kita dibagi dengan harga rata-rata impor kita. (c) Cadangan Devisa, yaitu persediaan devisa yang kita pun pada awal tahun plus saldo neraca pembayaran. Dalam teori ekonomi makro mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi P dan Q di masing-masing pasar. Karena P dan Q tersebut adalah hasil pertemuan (atau perpotongan) antara kurva permintaan dan kurva penawaran, maka ini berarti bahwa teori ekonomi makro pada pokoknya mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi posisi kurva permintaan dan penawaran di masingmasing pasar. Selanjutnya dengan diketahuinya faktor-faktor ini dan pengaruhnya terhadap posisi kurva permintaan dan penawaran, maka kita selanjutnya bisa menanyakan faktor-faktor mana di antara semua factor-faktor tersebut yang bisa dipengaruhi oleh pemerintah melalui kebijaksanaankebijaksanaan ekonominya. Dengan demikian kita bisa mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan mana yang bisa digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi P dan Q di masing-masing pasar. Inilah tujuan akhir dan mempelajari teori makro, yaitu untuk digunakan sebagai petunjuk bagi pemilihan atau perumusan kebijaksanaan.



b.Lima Pelaku Makro Dalam teori makro kita menggolongkan orang-orarig atau lembagalembaga yang melakukan kegiatan ekonomi menjadi limo kelompok besar, yaitu: (a) (b) (c) (d) (e)



Rumah Tangga, Produsen, Pemerintah, Lembaga-lembaga Keuangan, Negara-negara Lain.



Kegiatan dan kelima kelompok pelaku ini serta kaitannya dengan keempat pasar di atas dimana : > Permintaan : 1. Pengeluaran konsumsi oleh Rumah Tangga 2. Belanja barang oleh Pemerintah 10



3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Investasi oleh Perusahaan Ekspor ke luar negeri Kebutuhan tenaga kerja oleh Pemerintah Kebutuhan tenaga kerja oleh Perusahaan Kebutuhan uang tunai dan kredit Kebutuhan Rumah Tangga akan uang tunai Kebutuhan Perusahaan-perusahaan Asing akan rupiah



> Penawaran Hasil produksi dalam negeri Impor dan luar negeri Tenaga kerja yang disediakan oleh Rumah Tangga Suplai uang kartal Tabungan Rumah Tangga Suplai uang giral Suplai dana luar negeri.



* Kelompok Rumah Tangga melakukan kegiatan-kegiatan pokok seperti: (a) menerima penghasilan dan para produsen dan “penjualan” teraga kerja mereka (upah), deviden, dan dan menyewakan tanah hak milik mereka. (b) menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas simpanan-simpanan mereka; (c) membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang (sebagai konsumen); (d) menyisihkan sisa dan penghasilan tersebut untuk ditabung pada lembaga-lembaga keuangan; (e)



membayar pajak kepada pemerintah;



(f) masuk dalam pasar uaNg sebagai “peminta” (demanders) karena kebutuhan mereka akan uang tunal untuk misalnya transaksi sehari-hari.



11



**Kelompok Produsen melakukan kegiatan-kegiatan pokok berupa: (a) memproduksikan dan menjual barang-barang/jasa-jasa (yaitu sebagai supplier di pasar barang); (b) Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh kelompok rumah tangga untuk proses produksi; (c) menentukan pembelian barang-barang modal dan stok barangbarang lain (selaku investor masuk dalam pasar barang sebagai peminta atau demander); (d) meminta kredit dan lembaga keuangan untuk membiayai investasi mereka (sebagai demander di pasar uang); (e) membayar pajak. ***Kelompok Lembaga Keuangan mencakup semua bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya kecuali bank sentral (Bank Indonesia), Kegiatan mereka berupa: (a) menerima simpanan/deposito dan rumah tangga; (b) menyediakan kredit dan uang giral (sebagai supplier dalam pasar uang). (c) Pemerintah (termasuk di dalamnya bank sentral) melakukan kegiatan berupa: – menarik pajak langsung dan tak langsung; – membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang-barang kebutuhan pernerintah (sebagai demander di pasar barang), – meminjam uang dan luar negeri; – menyewa tenaga kerja (sebagai demander di pasar tenaga kerja); – menyediakan kebutuhan uang (kartal) bagi masyarakat (sebagai supplier di pasar uang). Negara-negara lain: (a) menyediakan kebutuhan barang impor (sebagai supplier di pasar barang); (b) membeli hasil-hasil ekspor kita (sebagai demander di pasar barang); (c) menyediakan kredit untuk pemerintah dan swasta dalam negeri; (d) membeli dan pasar barang untuk kebutuhan cabrng perusahaannya di Indonesia (sebagai investor); (e) masuk ke dalam pasar uang dalam negeri sebagai penyalur uang (devisa) dan luar negeri (sebagai supplier dana) dan sebagai peminta kredit dan uang kartal rupiah untuk kebutuhan cabang-cabang perusahaan mereka di Indonesia (demander akan dana). (Singkatnya, sebagai penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar negeri).



12



TUJUAN EKONOMI MAKRO Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian ekonomi makro adalah teori Keynes Ekonomi makro memusatkan perhatian pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia. Peristiwa-peristiwa dan masalah-masalah ekonomi yang dipelajari merupakan suatu agregatif. Lingkup kajiannya dapat berupa pendapatan total dari suatu masyarakat, kesempatan kerja di sebuah negara, penyebab resesi di Indonesia, atau kondisi neraca perdagangan sebuah negara pada akhir tahun. Secara ringkas tujuan ilmu ekonomi makro terdapat daam ruang lingkup yang dimana meliputi: 1. Penghitungan pendapatan nasional. 2. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor 3. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor. 4. Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan. 5. Uang, Bank dan penciptaan uang. 6. Kebijakan moneter dan uang yang beredar. 7. Pasar uang dan pasar tenaga kerja. 8. Teori inflasi. 9. Perdagangan luar negeri, nilai valuta asing dan neraca pembayaran. 10. Perdagangan luar negeri dan tingkat keseimbangan pendapatan nasional. 11. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.



BAB III 13



PENUTUP



2.1.



KESIMPULAN



Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran Makro Ekonomi mengajarkan kepada kita tentang perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan. Dalam makro ekonomi juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu : 1.



Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )



2.



Pengeluaran pemerintah



3.



Pengeluaran perusahaan ( investasi )



4.



Ekspor dan impor



Dan Tujuan dari Makroekonomi adalah : •Tingkat kesempatan kerja yang tinggi; •Kapasitas produksi nasional yang tinggi; •Tingkat pendapatan nasinal dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi; •Keadaan perekonomian yang stabil; •Neraca pembayaran luar negeri yang seimbang; •Distribusi pendapatan yang merata.



3.2.



SARAN-SARAN



Saya sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran – saran dan kritikan bagi para pembaca yang saya hormati guna untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang saya laksanakan.



DAFTAR PUSTAKA 14



https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_makro http://chas-chis-chus.blogspot.co.id/2013/01/sejarah-tentang-ekonomimakro.html http://accounting-media.blogspot.co.id/2013/06/permasalahan-ekonomimakro.html https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/pengantarekonomi-makro/



15