Ekosistem Hutan Sagu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



EKOSISTEM HUTAN SAGU “Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan”



Dosen pembimbing: Prof. Dr. Djufri, M.Si



Disusun oleh: Meyrita



PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2018



KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekosistem Hutan Sagu”. Makalah ini merupakan tugas wajib dan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan. Makalah mengenai ekosistem sagu telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki karya tulis ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan wawasan baru kepada pembaca.



Banda Aceh, 29 November 2018



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1



Latar Belakang .............................................................................................. 1



1.2



Rumusan Masalah ......................................................................................... 2



1.3



Tujuan ............................................................................................................ 2



BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3 2.1



Karakter Morfologi Hutan Sagu .................................................................... 3



2.2



Ekologi Hutan Sagu di Indonesia .................................................................. 5



2.3



Faktor Habitat Hutan Sagu ............................................................................ 6



2.4



Fungsi Hutan Sagu ........................................................................................ 8



2.5



Budidaya Hutan Sagu .................................................................................... 8



BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10 3.1



Kesimpulan .................................................................................................. 10



3.2



Saran ............................................................................................................ 10



DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Sagu (Metroxylon sp.) merupakan salah satu jenis keanekaragaman hayati tumbuhan asli Asia Tenggara yang tumbuh secara alami di dataran atau rawa dengan sumber air yang melimpah. Hutan sagu di Indonesia diperkirakan 95,9% tersebar di Kawasan Timur Indonesia dan 4,1% di Kawasan Barat Indonesia. Areal hutan sagu di Indonesia sekitar 1,25 juta hektar dengan kepadatan anakan 1.480 per hektar yang setiap panen menghasilkan 125-140 pohon per tahun. Hutan sagu tersebut tersebar di Papua seluas 1,2 juta hektar dan Maluku seluas 50 ribu hektar serta 148 ribu hektar hutan sagu semi budidaya yang tersebar di Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Kepulauan Riau, dan Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat) (Tirta, 2013). Hutan Sagu yang berada di Papua tersebar di Yapen Waropen, Sarmi, Asmat, Merauke, Sorong, Jayapura, Manokwari, Bintuni, Inawatan, dan beberapa daerah yang belum terinventarisasi (Rahayu, 2017 dalam Siburian, 2017). Bintoro (1999) menambahkan bahwa total luas areal hutan sagu di Indonesia lebih dari 4.183.300 hektar. Kawasan hutan sagu hampir sama keadaannya dengan kawasan hutan alam yang memiliki berbagai strata pertumbuhan dalam satu hamparan, mulai dari anakan, tanaman muda, tanaman siap panen dan tanaman tua. Sebagian masyarakat yang tinggal di sekitar hutan masih mengandalkan alam sebagai mata pencaharian utama. Ketika masyarakat masih memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap sumber daya alam yang ada, maka dua kemungkinan yang terjadi yaitu masyarakat akan menjaga sumber daya tersebut agar lestari atau akan mengeksploitasi terus-menerus sehingga potensinya akan semakin menurun (Siburian, 2017). Peningkatan produksi kehutanan diharapkan dapat dicapai dengan pengelolaan hutan alami secara lestari, yang dibarengi dengan optimalisasi pengembangan hutan tanaman industri serta pengembangan lahan hutan potensial untuk kombinasi budidaya komoditas pangan (Lay, 2012). Tanaman sagu (Metroxylon spp.) merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat, sehingga sagu merupakan bahan makanan pokok untuk beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya, Riau dan Sulawesi. Sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan yang antara lain dapat diolah menjadi bahan makanan seperti mutiara sagu, kue kering, mie, biskuit, dan kerupuk (Harsanto, 1986 dalam Ruli, 2017). Dari aspek ekonomi, sagu layak untuk dikembangkan karena dapat menjadi sumber pangan dan energi alternatif. Selain bernilai ekonomi, sagu pun dapat beradaptasi pada daerah tergenang sehingga dapat meningkatkan serapan CO2, meningkatkan cadangan karbon dan berperan dalam mitigasi emisi gas rumah kaca (GRK). Dalam upaya restorasi rawa dan rawa gambut terdegradasi, dimana gambut dibasahkan kembali dengan cara menutup kanal, maka tinggi muka air tanah akan naik. Sagu dapat tumbuh pada daerah rawa (pasang surut), tanah bergambut dan



1



gambut dangkal (