Eksi4204 - Aik Jawaban Tugas Tutorial Ke-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JAWABAN TUGAS TUTORIAL KE-1 PROGRAM STUDI AKUNTANSI Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Jumlah sks



: Analisis lnformasi Keuangan : EKSI4204 : 3 sks



Nama NIM



: I Nengah Putu Mardika : 031082267



No



Tugas Tutorial



1



Jelaskan siapa saja para pihak yang berkepentingan terhadap Laporan keuangan suatu perusahaan dan alasannya. Jelaskan karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang Anda pahami. Di Indonesia sendiri beberapa perusahaan BUMN terkuak ke publik telah melakukan manajemen laba, belum lama ini PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) menghebokan dunia keuangan dan menjadi headline berita nasional dengan kasus window dressing-nya. Dimana PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) melaporkan laba pada tahun 2017 sebesar Rp 2,4 triliun tetapi tidak wajar karena ada kecurangan pencadangan Rp7,7 triliun dan sekarang PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) terlilit masalah likuiditas serta gagal bayar terhadap dana nasabah. (Sumber:



2 3



https://www.cnbcindonesia.com/market/20200113083854 -17-129456/tak-hanya-surat-utang-erick-soroti-modusbumn-permak-lapkeu) Diminta :



Apa tanggapan Saudara dari kasus tersebut? Kaitkan dengan dampak manajemen laba bagi investor.



Skor Maksimal



Sumber Tugas Tutorial



20



Modul 1 KB 1



30



Modul 1 KB 2



50



Modul 2 KB 1



1. Para pihak yang berkepentingan terhadap Laporan keuangan suatu perusahaan dan alasannya. Pemakai laporan keuangan secara garis besar adalah pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal perusahaan merupakan pihak yang secara langsung berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan seperti manager dan direktur. Sedangkan pihak eskternal yakni : investor, karyawan, pemberi pinaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan dan masyarakat. a. Investor. Pemegang saham atau investor membutuhkan informasi laporan keuangan ini untuk menentukan pengambilan keputusan dalam kegiatan investasi yang dilakukan seperti kegiatan membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. b. Karyawan. Informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas tentu dibutuhkan oleh karyawan, karena memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja c. Pemberi pinjaman. Informasi keuangan diperlukan bagi pemberu pinjaman untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggat yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman, kecuali jika sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitasa perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan, dan menyediakan informasi kecenderungan (tren) serta perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.



2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Informasi akuntansi harus mempunyai karakteristik kualitatif setidaknya pada tingkat minimum seperti: a. Bisa dipahami (understandability) Informasi akuntansi harus bisa dipahami oleh pemakai yang mempunyai pengetahuan bisnis dan ekonomi yang memadai dan mempunyai keinginan untuk mempelajhari informasi tersebut dengan tingkat usaha yang memadai pula. Bisa



b.



c.



d.



e.



f.



g.



h. i.



j.



dipahami mengacu pada pemakai laporan keuangan yang umum (broad classes of decision makers) dan tidak mengacu pada sekelompok orang khusus. Bermanfaat untuk Pengambilan Keputusan Informasi akuntansi harus bisa dijadikan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputuan. Bermanfaat atau tidaknya informasi tersebut tergantung dari keputusan yang akan dibuat, cara pengambilan keputusan, informasi lain yang telah ada dan kemampuan pengambil keputusan. Relevan Suatu informasi bisa dikatakan relevan apabila informasi tersebut bisa membuat perbedaan keputusan yang diambil. Informasi yang relevan bisa membantu pemakai informasi untuk membentuk harapan atau kesimpuan mengenai hasilhasils pada masa lalu, sekarang dan masa mendatang. Nilai pridiksi dan umpan balik Informasi akuntansi mempunyai nilai prediksi apabila informasi tersebut bisa dipakai untuk memprediksi lebih akurat berdasarkan informasi masa lalu dan saat sekarang. Informasi mempunyai kemampuan umpan balik apabila informasi tersebut bisa dipakai untuk memnginformasikan kesimpulan-kesimpulan tertentu mengenai masa lalu. Sering kali informasi mempunyai nilai keduanya (prediksi dan umpan balik) karena konfirmasi masa lalu bisa dipakai untuk memprediksi masa mendatang lebih tepat lagi. Tepat Waktu Tepat waktu bisa diartikan sebagai ketersediaan informasi ke pembuat keputusan sebelum inforasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk memengaruhi keputusan. Jika informasi tidak ada pada waktu dibutuhkan untuk membuat keputusan, informasi tersebut tidak relevan dan tidak mempunyai manfaat untuk pengambilan keputusan. Reliabilitas Informasi yang reliabel bebas dari bias-bias tertentu dan bisa mencerminkan apa yang akan diukur (repfresentatif). Dengan demikian, informasi yang reliable harus bisa diverifikasi, netral dan representatif (mewakili apa yang kita ukur). Bisa diverifikasi Catatan yang dimaksud adalah hasil dari sebuah proses diskusi yang dilakukan sebelumnya dan menjadi wujud tindak lanjut daria keputusan organisasi publik terkait regulasi publik yang akan dihasilkan dan pelaksanaanya terkait isu atau permasalahan yang dihadapi. Representatif Representatif merupakan keterkaitan antara pengukuran dan apa yang diukur. Kenetralan Informasi akuntansi akan netral apabila bebas dari bias-bias tertentu yang mempengaruhi hasil ke arah tertntu. Akan tetapi, tidak berarti bahwa kenetralan informasi akuntnasi tidak mempunyai pengaruh terhadap prilaku manusia. Informasi akuntansi ditujukan kepada semua pihak dan ditujukan untuk hal yang umum dan bervariasi, bukan untuk hal yang sempit. Konsistensi dan Bisa Diperbandingkan Karakteristik kualitatif tambahan dari informasi akuntansi adalah bisa diperbandingkan (comparability) dan konsistensi. Informasi tersebut serupa untuk



perusahaan lain (intercompany comparison atau informasi) yang serupa dengan masa lalu perusahaan. Konsistensi bermakna kesesuaian antara periode satu dan yang lainnya, dalam hal prosedur dan kebijakan akuntansi yang tidak berubah. Sama seperti bisa dibandingkan, konsistensi merupakan kualitas yang menyangkut antar angka, bukan kualitas angka itu sendiri. k. Batasan terhadap Hierarki informasi Komunitas yang berkaitan dengan komoditas tersebut harus dilandasi prinsip manfaat biaya. Biaya informasi akuntansi disebabkan pengumpulan, pemrosesan, pengauditan, pengomonikasian informasi akuntansi, dan juga biaya kehilangan keunggulan kompetitif karena terbukanya informasi akuntansi l. Material Informasi akuntansi dikatakan material apabila ketiadaan informasi tersebut atau penyampaian yang salah (misstatement) akan mempengaruhi pertimbangan seorang pengambilan keputusan. Informasi harus mengenai jumlah yang cukup besar untuk membuat perbedaan. Informasi akuntansi tidak akan bermanfaat apabila tidak relevan atau jumlahnya tidak cukup berarti untuk membuata perbedaan (tidak material) 3. Dampak kasus window dressing-nya PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) kaitannya dengan dampak manajemen laba bagi investor: Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk mengambil keputusan investasi. Informasi yang diperlukan tersebut diantaranya berupa laporan keuangan yang dipublikasikan. Jika laporan keuangan bermanfaat, maka komponen-komponen yang tersaji dalam laporan keuangan tersebut mempunyai kandungan informasi yang akan direaksi oleh para pelaku pasar. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga saham atau dengan menggunakan abnormal return (Jogiyanto dalam Dwi, 2007). Sesuai dengan pernyataan Ball dan Brown dalam Dwi, 2007 yang menyatakan bahwa pengumuman laporan keuangan memiliki kandungan informasi, yang reaksinya ditunjukkan dengan naiknya perdagangan saham dan variabilitas return saham pada minggu saat pengumuman laporan keuangan. Selain bermanfaat bagi investor pasar modal, laporan keuangan juga merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan manajemen atas sumberdaya pemilik (Belkaoui dalam Dwi, 2007). Laporan keuangan merupakan sarana yang penting bagi investor untuk mengambil keputusan investasi di pasar modal. Publikasi laporan keuangan yang mempunyai kandungan informasi relevan untuk pengambilan keputusan akan direaksi oleh para pelaku pasar. Tetapi, banyak investor dan pemakai laporan keuangan lain tidak memperhatikan proses penyusunan laporan keuangan, sehingga memicu timbulnya disfunctional behaviour berupa praktek manajemen laba (earning management). Manajemen laba merupakan setiap tindakan manajemen yang dapat mempengaruhi angka laba yang dilaporkan dan manajemen laba merupakan suatu fenomena pelaporan keuangan (Merchant dalam Prihat Assih, 2005). Sistem akuntansi akrual memungkinkan manajemen membuat penyesuaian ketika melaporkan angka laba akuntansi. Manajer dapat menggunakan kebijakannya untuk menetapkan waktu dan jumlah dari pendapatan dan biaya yang terjadi dalam perusahaan. Manajemen laba merupakan setiap tindakan manajemen yang dapat mempengaruhi angka laba yang



dilaporkan dan manajemen laba merupakan suatu fenomena pelaporan keuangan (Merchant dalam Prihat Assih, 2005). Sistem akuntansi akrual memungkinkan manajemen membuat penyesuaian ketika melaporkan angka laba akuntansi. Manajer dapat menggunakan kebijakannya untuk menetapkan waktu dan jumlah dari pendapatan dan biaya yang teijadi dalam perusahaan. Pola manajemen laba dapat diklasifikasikan menjadi empat. Pertama, taking a bath, yaitu manajemen laba yang melaporkan laba pada periode berjalan dengan nilai yang sangat rendah atau sangat tinggi. Kedua, income minimization, yaitu manajemen laba yang melaporkan laba di periode berjalan lebih rendah dari angka laba sesungguhnya. Ketiga, income maximization, yaitu manajemen laba yang melaporkan laba pada periode berjalan lebih tinggi dari angka laba sesungguhnya. Keempat, income smoothing, yaitu mengkonsistenkan angka laba dari periode ke periode (smooth) agar menarik bagi investor. Manajemen laba yang digunakan manajer untuk menyampaikan informasi privat mereka mengenai kondisi perusahaan akan direaksi oleh para investor jika mereka mengetahui kondisi perusahaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan berbeda dengan kondisi yang sesungguhnya. Investor mengetahui adanya praktek manajemen laba tersebut dengan menganalisa laporan keuangan secara langsung atau dengan mendasarkan pada harga-harga saham yang merefleksikan berbagai rangkaian informasi, termasuk laporan keuangan, tanpa harus memproses semua informasi secara langsung (Beaver, 2002). Reaksi pasar terhadap praktek manajemen laba akan positif jika manajemen laba mengisyaratkan kondisi perusahaan yang lebih baik, dan sebaliknya, pasar akan memberikan reaksi negatif jika manajemen laba mengisyaratkan kondisi perusahaan yang lebih buruk. Reaksi pasar ini tercermin dengan adanya abnormal return di sekitar tanggal pengumuman informasi laba. Dengan mengacu pada uraian di atas maka kondisi yang dialami PT Jiwasraya terkait kasus manipulasi laporan keuangan tentu berdampak pada pasar modal di Indonesia. Sebagaimana informasi yang dimuat dalam https://finance.detik.com/ bahwa sejak meledaknya kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero), pasar modal Indonesia cenderung melesu. Transaksi saham turun drastis dari biasanya. Penurunan transaksi di pasar modal juga ternyata terjadi bukan hanya di investor ritel tapi juga investor institusi. Menurut catatan Laksono Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widito Widodo menyebutkan bahwa ata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) untuk investor institusi turun 30%, sementara investor ritel turun 32%. Jadi berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen laba bisa menimbulkan reaksi positif maupun reaksi negatif dari para investor. Referensi/sumber : Amilin. 2020. EKSI4204 – Analisis Informasi Keuangan. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka



Dwi Retno Wahyuningsih, 2007. Hubungan Praktik Manajemen Laba dengan Reaksi Pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Universitas Diponegoro. Prihat Assih, Ambar Woro Hastuti, Parawiyati. 2005. Pengaruh Manajemen Laba Pada Nilai dan Kineija Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Juli-Desember 2005, Vol. 2, No. 2, pp. 125-144 https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4878528/heboh-jiwasraya-bikin-perdaganganpasar-modal-lesu