Eksperimen Albert Bandura [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

C. Eksperimen Albert Bandura Albert Bandura (lahir di Mundare Northern Alberta Kanada, 04 Desember 1925) merupakan salah seorang perancang teori kognitif sosial dimana ia memiliki aliran behavior. Ia mendapatkan pendidikan di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi pada tahun 1949, kemudian memperoleh gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951, setahun kemudian ia memperoleh gelar Doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Stanford University. Ia banyak terjun dalam pendekatan teori pebelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri atas tiga faktor utama, yakni perilaku, person/kognitif, dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut bisa saling brinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku serta sebaliknya faktor perilaku mempengaruhi lingkungan. Faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memiliki peranan penting dimana faktor person yang dimaksud adalah self-efficasy atau efikasi diri. Menurut Bandura (1994) individu memiliki efikasi diri yang tinggi yang akan mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Menurut Bandura (1994) individu akan menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami. Dalam melakukan eksperimen, Bandura berbeda dengan tokoh behavior lain yang melakukan dengan menggunakan hewan percobaan. Bandura menggunakan manusia yakni dua orang anak untuk mengetahui keagresifan atau rasa ketakutan mereka. Bandura menempatkan kedua anak tersebut dalam ruangan yang sama namun dengan perlakuan yang berbeda, kemudian membandingkan proses belajarnya melalui media film. Percobaan yang Bandura lakukan dikenal dengan percobaan dengan boneka bobo doll. Bandura menempatkan anak pertama pada sau ruangan yang telah disediakan satu boneka besar dengan posisi diikat, begitu juga anak kedua ia perlakukan sama. Kemudian anak pertama diberi sebuah film action namun tidak untuk anak kedua, selanjutnya mereka berdua ditempatkan pada ruangannya masing-masing dengan boneka yang telah disiapkan sebelumnya. Sesaat kemudian, anak pertama menirukan segala prilaku atau tindakan seperti yang telah ia tonton sebelumnya, sedangkan anak kedua hanya diam dan memperhatikan boneka dihadapannya tanpa melakukan hal-hal yang bersifat action seperti anak pertama. Pola belajar yang dilakukan oleh anak pertama dapat dikatakan dengan pola belajar modeling (peniruan). Dimana terlihat jelas bahwa anak pertama menirukan adegan dalam film action dan ia menerapkan kepada boneka bobo dill yang ada dihadapannya. Hal tersebut kita sebut sebagai cara belajara dengan menirukan (modeling). Beberapa teori Albert Bandura a. Teori Pembelajaran Sosial Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan serta isyarat-isyarat perubahan perilaku, dan pada kesan dan isyarat perubahan perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori



pembelajaran sosial, kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kogitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain. Teori belajar sosial ini menekankan bahwa lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan, lingkungan tersebut kerap dipilih dan diubah oleh orang tersebut melalui perilakunya sendiri. Bandura mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh (Kard,S,1997:14) baha “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif serta mengingat tingkah laku seseorang”. b. Teori Peniruan (Modeling) Perilaku manusia terjadi karena manusia telah merasa memperolah tambahan ketika kita meniru orang lain, dan memperoleh hukuman ketika kita tidak meniru orang lain. Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku orang lain didapatkan dari apa yang ia lihat maupun penyajian. Dalam hal tersebut, orang tua dan guru memerankan tokoh penting sebagai model untuk anak-anak dalam menirukan tingkah laku membaca. Pada tahun 1941, dua orang ahli psikologi yaitu Neil Miller dan John Dollard dalam laporan hasil eksperimenya mengatakan bahwa peniruan merupakan hasil proses pembelajaran yang ditiru dari orang lain, proses tersebut dinamakan “social learning – pembelajaran sosial”. Kemudian pada dua puluh tahun selanjutnya, Albert Bandura dan Richard Walters (1959,1963) melakukan eksperiman pada anak-anak yang berkenaan pula pada peniruan. Dari hasil eksperimen tersebut, mereka mendapati bahwa peniruan dapat berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang maupun sesuatu yang ditiru) walaupun pengamatan tersebut tidak dilakukan secara terus-menerus. Proses belajar semacam itu disebut “observation on a learning” atau pembelajaran melalui pengamatan. Bandura kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki memandang teori pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa mempertimbangkan aspek mental seseorang. Ciri-ciri pemodelan Bandura 1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan 2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, dan lain-lain 3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai model 4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif 5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif



DAFTAR PUSTAKA Abdullah S,M.2019. Social Cognitive Theory : A Bandura Thought Reviwew Published in 1982-2012. Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana.