Eksperimen Fisika: Spektometer Kisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



SPEKTOMETER KISI



Laporan Praktikum diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Eksperimen Fisika 1



Oleh: ABDUS SOLIHIN



LABORATORIUM OPTO ELEKTRONIK JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU ALAM UNIVERSITAS JEMBER 26 Oktober 2009



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Abdus Solihin Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Alam, Universitas Jember



ABSTRACT Spectometre is a device which is used to detect the difraction. Difraction can be occured when a light accross constrained slot and it makes the light spread in the next trajektory. It is because the width of the slot is less than the lenght of the wave. This experiment is porposeful to know the width of the slot by using spectometre. The width of the slot can be known from the relation between the difraction angel which was happened, the difraction order (n=1,2,3,etc), and the length of the wave. The result of this experiment shows that the addition of the difraction’s angel is equivalent with the lenght of the wave. It is indicated on the graph of the relation between the length of the wave and the difraction’s in the data which has been gotten.



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Kata Pengantar



Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberi sangat banyak kenikmatan kepada makhluknya, sehingga dengankenikmatan itu hamba ini mampu menyelesaikan tulisan ini. Shalawat an salam tetap tercurahkan kepada Rasullullah Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah kebaikan akhlak, keobjektifan berpikir, dan kemaksimalan humanisme lewat ayat-ayat Qur’aniah yang dibawanya berupa Al-Qur’an, Al-Hadits, dan peluang kemajuan yang berupa ayat-ayat kauniah. Salah satu dari sedemikian banyaknya ayat kauniah tersebut adalah fenomena difraksi yang terjadi ketika suatu gelombang (misal cahaya) melewati celah sempit yang memiliki lear celah jauh dibawah panjang gelombang yang bersangkutan. Dan demikianlah eksperimen ini dapat menambah kerangka filosofis bagi penulis, dan semoga juga bagi pembaca, guna kemaksimalan ilainilai kemanusiaan kita dihadapan sesama dan dihadapan Sang Pencipta. Demikian kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ketua Jurusan Fisika: Bpk. Dr. Edy Sutrisno 2. Dosen pembimbing praktikum: Bpk. Supriadi, S.Si 3. Asisten pembimbing Sebagaimana peribahasa tak ada gading yang tak retak, maka penulis mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan tulisan selanjutnya. Penulis ucapkan terimakasih banyak atas perhatiannya.



Penulis,



ABDUS SOLIHIN



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Spektometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan, mengetahui, dan mengidentifikasi sepektrum cahaya akibat adanya pola sebaran gelombang dari efek difraksi. Difraksi merupakan pola penyebaran gelombang akibat adanya halangan celah sempit pada medium merambat gelombang tersebut. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada animasi pada gambar dibawah terlihat adanya pola gelap dan terang, hal itu disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit tersebut saling berinterferensi satu sama lain. Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang gelombang berbeda. Dengan mengetahui hubungan antara panjang gelombang, orde difraksi, dan sudut difraksi, dapat diketahui lebar celah sempit yang dilewati oleh spektrum cahaya yang bersangkutan. Untuk gas hidrogen yang merupakan atom yang paling sederhana, deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis yang dikemukakan oleh Balmer. Penyebaran gelombang cahaya yang diakibatkan oleh celah sempit ini banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian mengenainya-pun telah banyak memberikan kontribusi untuk perkembangan optoelektronik yang merupakan cabang keilmuan dari fisika. Sehingga dipertimbangkan bahwa eksperimen mengenai spektrometer kisi perlu dan penting dilakukan guna mengetahui konsep dasar cabang keilmuan dari fisika tersebut.



1.2 Rumusan Masalah



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam percobaan ini adalah : 1. Apa hubungan antara besarnya sudut difraksi pada tiap spektrum garis warna dengan panjang gelombang masing-masing spektrum warna? 2. Berapkah besar sudut difraksi θ untuk setiap spektrum warna pada orde pengukuran dan berapa nilai panjang gelombang untuk masing-masing spektrum warna dengan menggunakan teorema persamaan difraksi? 3. Bagaimana nilai error data yang terjadi berdasar pengukuran yang telah dilaksanakan?



1.3 Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah : 1.



Mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap sudut difraksi dengan mengidentifikasi spektrum yang tampak dari hasil difraksi



2. Mengetahui besar sudut difraksi untuk masing-masing spektrum warna pada orde pengukuran dan mengetahui panjang gelombang dengan menggunkan teorema persamaan difraksi 3. Mengetahui nilai validitas data dengan menggunakan teori pengolahan data error



1.4 Manfaat dan Kegunaan 1.



Dapat lebih mengembangkan bidang optoelektronik yang merupakan cabang ilmu fisika



2.



Dapat menambah pengetahuan dalam bidang optoelektronik, khususnya yang berhubungan dengan difraksi cahaya



3.



Dapat menetahui konsep kerja spektometer kisi yang dipergunakan untuk mengidentifikasi fenomena difraksi



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



BAB 2 DASAR TEORI



Difraksi adalah pembelokan cahaya di sekitar suatu penghalang seperti misalnya suatu celah yang menyebabkan pola sebaran setelah melewati celah tersebut. Difraksi dibagi menjadi dua yaitu Difraksi Fresnel dan Difraksi Franhoufer. Difraksi Fresnel merupakan jenis difraksi dimana sumber cahaya dan/atau layar terletak pada jarak tertentu dari celah difraksi. Tinjauan teoretik dari difraksi Fresnel sangat kompleks. Sedangkan Difraksi Franhoufer merupakan jenis difraksi dimana sumber cahaya dan layar berada pada jarak tak hingga dari celah difraksi (the diffracting aperture). Difraksi Fraunhofer adalah kasus khusus dari Difraksi Fresnel dan jauh lebih mudah dianalisis secara teoretik. (Bueche, 2007: 261)



Gambar 2. Pola Difraksi Difraksi Fresnel adalah pola gelombang pada titik (x,y,z) dengan persamaan:



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Sedangkan difraksi Franhoufer merupakan pola gelombang yang terjadi pada jarak jauh menurut persamaan integral difraksi Fresnel sebagai berikut:



Persamaan di atas menunjukkan bahwa pola gelombang pada difraksi Fresnel yang skalar menjadi planar pada difraksi Fraunhofer akibat jauhnya bidang pengamatan dari bidang halangan.



Gambar 3. Spektometer Kisi Spektrometer adalah alat untuk mengukur spektrum. Dalam astronomi dan beberapa cabang kimia, spektrometer adalah alat optik untuk menghasilkan garis spektral dan mengukur panjang gelombang mereka dan intensitasnya. Untuk menentukan pola difraksi digunakan spektometer dengan prinsip kerja mengidentifikasi masing-masing spektrum warna gelombang cahaya yang kemudian dihubungka dengan sudut difraksinya. Pengukuran panjang gelombang  dapat dilakukan dengan menggunakan kisi difraksi yang diletakkan pada meja spektrometer. Saat cahaya melewati kisi, terjadi peristiwa difraksi: d sin  = n  atau  =



d sin  n



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Dimana : d = Jarak antara celah kisi ( m) n = Orde spektrum ( = 1,2,3,....)  = Panjang gelombang



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



BAB 3 METODE EKSPERIMEN



3.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah : 1. Spektrometer Optik: Untuk mengamati pola-pola difraksi yang muncul 2. Power Supply: Sebagai catu daya untuk menghidupkan Sumber Cahaya 3. Tabung Sumber Cahaya: Sebagai sumber cahaya yang akan melewati kisi (celah sempit) 4. Holographic Grating: Untuk menentukan pola-pola dan nilai intensitas difraksi yang terjadi



3.2 Langkah Kerja 1. Pengaturan Spektrometer Optik a. Peralatan disusun seperti gambar berikut:



Gambar 4. Susunan eksperimen b. Voltage Power Supply tabung dinyalakan c. Spektrometer optik diatur sedemikian rupa sehingga celah pada ujung kolimator tepat berhadapan dengan tabung pada jarak + 1cm .



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



d. Tanpa kisi difraksi, posisi kolimator dan teleskop spektrometer optik diatur seperti pada gambar 4. e. Dilakukan pengamatan terhadap teleskop, ketika terlihat sebuah garis cahaya vertikal dilakukan penghimpitkan garis cahaya tersebut dengan benang vertikal pada teleskop. f. Dilakukan pengaturan lebar celah kolimator dengan memutar bolak-balik sekrup pada ujungnya. Jika garis cahaya tersebut kurang jelas dan tegas, dilakukan pengaturan fokus teleskop. g. Pada posisi tersebut, piringan Skala Nonius spektrometer diatur dengan perlahan hingga titik nol skala nonius tepat berimpit dengan titik nol skala utama pada sisi kanan dan titik nol skala nonius dengan titik 180o pada sisi kiri . Masing-masing nilai ini disebut sudut acuan (   ). Spektrometer siap digunakan. 2. Pengumpulan Data a. Perangkat eksperimen spektrum diatur seperti pada gambar 4 diatas. b. Dilakukan terlebih dahulu penentuan jarak antar celah ( d ) kisi difraksi yang akan digunakan. c. Kisi ditempatkan sedemikian rupa di antara teleskop dan kolimator dan kunci. d. Dilakukan pengamatan melelui teleskop, jika berkas garis cahaya terlalu ke bewah atau ke atas, mengatur meja spektrometer. e. Dimulai dengan memutar teleskop dengan sangat perlahan ke arah kanan dan mengamati spektrum/garis warna yang nampak. Seharusnya akan terlihat serangkaian garis-garis warna mulai dari ungu , nila, biru, hijau, kuning, jingga dan merah. Deretan warna ini terlihat berulang jika teleskop terus diputar ke arah kanan. Rangkaian garis-garis warna pertama yang terlihat disebut orde 1 ( n=1 ), rangkaian garis-garis warna kedua disebut orde 2 (n=2)



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



f. Teleskop dikembalikan ke posisi normal. Selanjutnya memutar teleskop ke arah kanan secara perlahan hingga mengamati garis warna pertama ( warna ungu ) pada orde 1 (n=1). Mengimpitkan tanda benang vertikal pada teleskop dengan garis warna ungu dan membaca penunjukan skala spektrometer sebagai  kanan. g. Teleskop diputar ke arah kiri hingga mengamati garis warna pertama (warna ungu ) pada orde 1 ( n=1). Membaca sebagai  kiri. h. Kegiatan (e) dan (f) diulangi untuk garis-garis warna berikutnya pada orde yang sama. i. Kegiatan (e) dan (f) diulangi untuk garis-garis warna pada orde berikutnya.



3.3 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang dilakukan meliputi pengolahan data secara kualitatif dan secara kuantitatif. Dimana variabel-variabel yang diamati meliputi: 1. Orde (n) adalah rangkaian garis-garis warna yang terlihat ( misal orde 1 atau n=1, n=2, n=3, dan seterusnya ). Garis-garis warna ini menyatakan sebaran spektrum masing-masing warna. 2. Sudut  kanan (o) dan  kiri (o) adalah bacaan yang ditunjukkan pada skala spektrometer yang jika teleskop diputar ke arah kanan maka pembacaan skala sebagai  kanan (o) dan sebaliknya. 3. Dan jarak antar celah (d) adalah jarak antar celah kisi difraksi. Dimana masing-masing variabel tersebut diklasifikasikan menjadi: Variabel manipulasi : orde (n) Variabel respon



: Sudut  kanan (o) dan sudut  kiri (o)



Variabel kontrol



: Jarak antar celah (d)



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Sehingga dari persamaan: d sin 



d sin  = n  atau  =



n



didapatkan: =











=



=



d sin  n



=  sin  n 1



 ( d sin  n



1



)



 d cos 







n



Sedangkan nilai ralat kebenarannya: KR =











x 100 %



dan bisa kita dapatkan: PF =     m







= dn  1 cos   



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



BAB 4 HASIL EKSPERIMEN



4.1 Hasil Pengamatan dan Analisa Data Berdasarkan data-data yang diperoleh dari praktikum, maka akan dihitung beberapa besaran yang berkaitan dengan percobaan. Maka diperoleh hasil sebagai berikut : Jarak antara celah kisi difraksi ( d ) =



Nilai skala terkecil alat =



1 30



x 0 ,5



0







1 100



mm = 10  5 m



1 60



Untuk menghitung panjang gelombang berbagai spektrum warna untuk orde-orde tertentu digunakan persamaan yang telah dijelaskan di dasar teori, yaitu:  =



d sin  n



Dimana: d = 10-5 m  = sudut rata-rata (o) n = orde ke 1, 2, ... Dengan menggunakan persamaan tersebut dan dihitung dengan bantuan komputer yaitu Microsoft Excel, maka hasil yang diperoleh diperlihatkan seperti dalam tabel di bawah ini. Tabel hasil perhitungan panjang gelombang:



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Jenis Orde



Warna Spektrum



 kanan (o)



 kiri (o)



 rata-rata (o)



Ungu



2,53



2,55



2,54



Nila



2,62



2,67



2,65



Biru



2,75



2,77



2,76



Hijau



3,08



3,05



3,07



Kuning



3,18



3,25



3,22



Jingga



3,58



3,57



3,58



Merah



3,73



3,75



3,74



Orde 1



Sedangkan untuk orde 2 hanya teramati satu warna saja yaitu warna ungu: Ungu



Orde 2



4,83



4,75



4,79



Untuk menentukan besar kesalahan, baik kesalahan mutlak dan kesalahan relatif, maka persamaan diatas dideferensialkan terhadap  untuk mencari persamaan ralatnya sebagai berikut:  =







d sin 



=  sin  n 1



n



=



 ( d sin  n



1



)











= dn  1 cos   



Sehingga kesalahan mutlak percobaan untuk menentukan panjang gelombang setiap spektrum dapat ditulis sebagai berikut : 



=



d cos  n



Dimana : d = 10  5 m







Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA







=



1 60



0



.0,0174 rad = 0,00029 rad = 2,9. 10  4 rad



Sedangkan untuk menentukan kesalahan relatif digunakan persamaan berikut ini: KR =











x 100 %



Dengan hasil perhitungan komputer, maka diperoleh kesalahan mutlak, kesalahan relatif, dan derajat kepercayaan seperti dalam tabel berikut ini. Sehingga tabel hasil kesalahan mutlak, kesalahan relatif, dan derajat kepercayaan didapatkan Orde (n)



1



Orde (n) 2



Warna  (o) Spektrum rata



Cos 



 (m)



KR



DK



Ungu



2,54



0,99901



2,90E-09



0,66%



99,34%



Nila



2,65



0,99893



2,90E-09



0,63%



99,37%



Biru



2,76



0,99884



2,90E-09



0,60%



99,40%



Hijau



3,07



0,99856



2,90E-09



0,54%



99,46%



Kuning



3,22



0,99842



2,90E-09



0,52%



99,48%



Jingga



3,58



0,99805



2,90E-09



0,46%



99,54%



Merah



3,74



0,99787



2,90E-09



0,44%



99,56%



Cos 



 (m)



KR



DK



0,99651



2,90E-09



0,69%



99,31%



Warna rata(o) Spektrum Ungu



4,79



Dari data-data diatas, maka didapatkan Pelaporan Fisika (PF) yaitu PF =     m dituliskan untuk mengetahui rentang nilai panjang gelombang hasil percobaan setiap spektrum warna, yaitu:



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Warna Spektrum



PF =







 



Orde 1 Ungu Nila Biru Hijau Kuning Jingga Merah



(m) Orde 2



PF  4 , 43  0 , 0290 x 10



7



PF  4 , 62  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  4 ,82  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  5 ,36  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  5 , 62  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  6 , 24  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  6 ,52  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  4 ,18  0 , 0290 x 10



7



4.2 Pembahasan



Pada tabel hasil analisis data diperoleh panjang gelombang untuk setiap spektrum warna. Panjang gelombang terkecil adalah warna ungu yaitu 4,43x10-7 m untuk orde 1 dan 4,18x10-7 m untuk orde 2 (hanya warna ungu saja). Kemudian warna nila, biru, hijau, kuning, jingga, dan terbesar adalah warna merah yaitu 6,52x10-7 m untuk orde 1 dan orde 2 6,60x10-7 m. Sedangkan pada orde 2 hanya teramati warna ungu saja. Hal ini diakibatkan oleh beberapa sebab. Misalnya karena faktor usia alat yang sudah tua, faktor pencahayaan sumber cahaya yang kurang terang, kurang simetris ata lurusnya posisi, ataupun adanya perbedaan hasil praktikum dengan teori disebabkan oleh beberapa kesalahan saat mengambil data, yaitu kurang ketelitian saat membaca skala dan ketepatan posisi spektrum warna pada garis vertikal saat dilihat di teleskop.



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Dari praktikum ini didapatkan kesesuaian antara panjang gelombang dan sudut difraksi yang terbentuk. Yaitu semakin besar sudut difraksi maka semakin besar pula panjang gelombang yang teramati. Dimana pengamatan ini dapat terdeteksi dari spektrum garis warna yang terbentuk.



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Panjang gelombang pada orde 2 lebih besar dari panjang gelombang pada orde 1 2. Besarnya sudut difraksi (  ) yang terbentuk pada masing-masing spektrum garis warna hasil difraksi berbanding lurus dengan kenaikan panjang gelombang (  ) masing-masing garis warna. 3. Nilai validitas data yang diperoleh rata-rata diatas 90% sehingga data-data pada praktikum ini dapat dikatagorikan cukup objektif. 4. Spektrum warna pada orde 2 sulit teridentifikasi, sehingga semakin besar nilai orde maka analisa data terhadapnya akan semakin sulit



5.2 Saran Hendaknya pada pembacaan skala menggunakan lampu yang terang dan lup yang digunakan untuk membantu memperbesar skala fokusnya lebih besar lagi supaya skala terlihat lebih terang dan jelas.



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



DAFTAR PUSTAKA



Buku: Bueche, Frederick J. 2006. Fisika Universitas, Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga Gribbin, John. 2003. Essential Science: Fisika Optoelektronik. Jakarta: Erlangga Bahrudin. 2006. Kamus Pintar Fisika. Bandung: Epsilon Group Zemansky, Sears. 1999. Fisika Untuk Universitas 2. Jakarta: Bina Cipta Becchi, Carlo Maria. 2007. Introduction To The Basic Concept Of Physics. Newyork: Spinger



Internet: http://www.kruess.com/spectrometer1836+M52087573ab0.html, diakses: 1 Nopember 2009, 16.00 http://nukbio.fi.itb.ac.id/awaris/download2.php?filename=6866625174_Kuliah19 %20Difraksi%20Gelombang%20EM.ppt , diakses: 27 Oktober 2009, 15.00 http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdledisusanto-32831 , diakses: 27 Oktober 2009, 15.30



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



LAMPIRAN Analisa Rumus: Variabel-variabel yang diamati meliputi, Variabel manipulasi : orde (n) Variabel respon



: Sudut  kanan (o) dan sudut  kiri (o)



Variabel kontrol



: Jarak antar celah (d)



Sehingga dari persamaan: d sin 



d sin  = n  atau  =



n



didapatkan: =











=



=



d sin  n



=  sin  n 1



 ( d sin  n



1



)



 d cos 







n



Sedangkan nilai ralat kebenarannya: KR =











x 100 %



dan bisa kita dapatkan: PF =     m







= dn  1 cos   



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Hasil Perhitungan: Jarak antara celah kisi difraksi ( d ) =



Nilai skala terkecil alat =



 =



1 30



x 0 ,5



0







1 100



mm = 10  5 m



1 60



d sin  n



Dimana: d = 10-5 m  = sudut rata-rata (o) n = orde ke 1, 2, ... Untuk menentukan besar kesalahan, baik kesalahan mutlak dan kesalahan relatif, maka persamaan diatas dideferensialkan terhadap  untuk mencari persamaan ralatnya sebagai berikut:  =







d sin 



=  sin  n 1



n



=



 ( d sin  n



1



)











= dn  1 cos   



Sehingga kesalahan mutlak percobaan untuk menentukan panjang gelombang setiap spektrum dapat ditulis sebagai berikut : 



=



d cos  n



Dimana : d = 10  5 m







Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA







1



=



60



0



.0,0174 rad = 0,00029 rad = 2,9. 10  4 rad



Sedangkan untuk menentukan kesalahan relatif digunakan persamaan berikut ini: KR =











x 100 %



Dengan menggunakan persamaan tersebut dan dihitung dengan bantuan komputer yaitu Microsoft Excel, maka hasil yang diperoleh diperlihatkan seperti dalam tabel di bawah ini. Tabel hasil perhitungan panjang gelombang: Jenis Orde



Warna Spektrum



 kanan (o)



 kiri (o)



 rata-rata (o)



Ungu



2,53



2,55



2,54



Nila



2,62



2,67



2,65



Biru



2,75



2,77



2,76



Hijau



3,08



3,05



3,07



Kuning



3,18



3,25



3,22



Jingga



3,58



3,57



3,58



Merah



3,73



3,75



3,74



Orde 1



Sedangkan untuk orde 2 hanya teramati satu warna saja yaitu warna ungu: Ungu



Orde 2



Untuk Nilai Ralat: 



=



d cos  n







4,83



4,75



4,79



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Dimana : d = 10  5 m 



=



1 60



0



.0,0174 rad = 0,00029 rad = 2,9. 10  4 rad



Sedangkan untuk menentukan kesalahan relatif digunakan persamaan berikut ini: KR =











x 100 %



Dengan menggunakan persamaan tersebut dan dihitung dengan bantuan komputer yaitu Microsoft Excel, maka hasil yang diperoleh diperlihatkan seperti dalam tabel di bawah ini.



Orde (n)



1



Orde (n) 2



Warna rata(o) Spektrum



Cos 



 (m)



KR



DK



Ungu



2,54



0,99901



2,90E-09



0,66%



99,34%



Nila



2,65



0,99893



2,90E-09



0,63%



99,37%



Biru



2,76



0,99884



2,90E-09



0,60%



99,40%



Hijau



3,07



0,99856



2,90E-09



0,54%



99,46%



Kuning



3,22



0,99842



2,90E-09



0,52%



99,48%



Jingga



3,58



0,99805



2,90E-09



0,46%



99,54%



Merah



3,74



0,99787



2,90E-09



0,44%



99,56%



Cos 



 (m)



KR



DK



0,99651



2,90E-09



0,69%



99,31%



Warna  (o) Spektrum rata Ungu



4,79



Download Free e-books Fisika di http://www.elhobela.co.cc Persembahan Web-Blog Edukasi ELHOBELA



Hasil Panjang gelombang: PF =     Dengan menggunakan persamaan tersebut dan dihitung dengan bantuan komputer yaitu Microsoft Excel, maka hasil yang diperoleh diperlihatkan seperti dalam tabel di bawah ini.



Nilai Ralat Panjang Gelombang



Warna Spektrum



PF =







 



(m)



PF =







 



(m)



Orde 1 Ungu Nila Biru Hijau Kuning Jingga Merah



Orde 2



PF  4 , 43  0 , 0290 x 10



7



PF  4 , 62  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  4 ,82  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  5 ,36  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  5 , 62  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  6 , 24  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  6 ,52  0 , 0290 x 10



7



Tak Teramati



PF  4 ,18  0 , 0290 x 10



7