El3216 1 13214075 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 1 Ni Putu Amanda Gamayani (13214075) Asisten: Muhamad Abduh Taufan/13213004 Tanggal Percobaan: 13/02/2017 EL3216-Praktikum Sistem Komunikasi



Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Abstrak Pada praktikum ini, akan dilakukan 6 percobaan dasar yakni pengenalan komponen NI ELVIS, pengenalan percobaan DATEx pada modul, pengenalan soft front-panel control, amplitudo modulasi, DSBSC modulasi, dan pengamatan sinyal AM dan DSBSC dalam frekuensi domain. Hal yang akan diamati antara lain komponen-komponen dasar NI ELVIS, grafikgrafik pengaturan komponen melalui software, dan nilai besaran tegangan serta frekeunsi yang didapat. Hasil dari praktikum ini bersifat kualitatif dan kuantitatif yang direpresentasikan dalam bentuk grafik dan tabel. Analisis yang dilakukan pada praktikum ini merujuk dari referensi yang digunakan yang bersifat deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Kesimpulan dari laporan ini mengacu dari tujuan dan analisis wajib yang mengacu pada buku praktikum. Kata kunci: Amplitude Modulation, DATEx, DSBSC Modulation, NI ELVIS. 1.



PENDAHULUAN



Sistem Komunikasi adalah salah satu yang penting dalam kehidupan modern saat ini. Banyak aplikasi di sekitar kita: satelit, radar, sinyal telepon, Wi-fi, 4G, dan sebagainya yang merupakan sebagian kecil dari sistem komunikasi. Perancangan sistem komunikasi saat ini dimudahkan dengan adanya permodelan yang didukung oleh software dan alat. NI ELVIS merupakan salah satu perangkat lunak yang mendukung pengadaan NI Komponen dalam mengukur ketepatan input-input yang diberikan dan hasil yang dikeluarkan. Mahasiswa Teknik Elektro penting dalam mempelajari implementasi dan aplikasi dari NI ELVIS ini dalam mempelajari prinsip komunikasi dan telekomunikasi pada mata kuliah Sistem Komunikasi. Praktikum ini memiliki beberapa tujuan dasar yakni mengenal, memahami, mengimplementasikan peralatan komunikasi melalui NI ELVIS.



2. 2.1



STUDI PUSTAKA NI ELVIS TRADITIONAL



NI Educational Laboratory Virtual Instrumentation Suite (NI ELVIS) modular platform merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan perangkat keras dalam laboratorium. NI ELVIS dapat didukung oleh perangkat keras NI ELVIS yang telah terintegrasi. NI ELVIS dapat digunakan dalam mengukur nilai input-input yang diberikan ke perangkat keras. Banyak aplikasi yang digunakan dalam pengukuran seperti digital multimeter, power supply, osiloskop, generator sinyal, digital analyzer dan sebagainya. Modul ini akan mengukur data-data yang terjadi pada NI Data Acquisition.



2.2



DATEX EXPERIMENTAL ADD-IN MODULE



The Emona DATEx experimental add-in module digunakan untuk mempelajari komunikasi dan prinsip telekomunikasi. The Emona DATEx experimental add-in module adalah sebuah “diagram blok” dalam “dunia nyata” yang dapat diubah-ubah sebagaimana yang sering diulas pada mata kuliah Sistem Komunikasi. Diagram blok digunakan sebagai penjelas operasi dari sistem elektronika tanpa menjelaskan scara rinci bagaimana blok tersebut dapat bekerja. Setiap blok dalam diagram blok tersebut representasikan sebuah circuit yang bekerja terhadap sebuah tugas. Pada The Emona DATEx experimental add-in module ini beberapa blok tersebut sudah tersedia dan dapat dihubungkan dengan kabel-kabel BNC banana dan dapat diukur hasilnya menggunakan NI ELVIS.



2.3



AMPLITUDE MODULATION



Amplitude modulation (AM) merupakan proses memodulasikan sinyal carrier oleh sinyal message sehingga amplitudo sinyal carrier berubah sesuai dengan perubahan simpangan sinyal message. Pada AM,



Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB



1



amplituda sinyal carrier yang diubah-ubah secara proporsional terhadap amplituda sesaat sinyal message, sedangkan nilai frekuensinya tidak berubah. Berikut blok sistem untuk AM :



Gambar 2-1 Blok Sistem AM Dari blok sistem ini, kita lihat bahwa sinyal message m(t) melewati adder dan multiplier yang kemudian menghasilkan sinyal hasil modulasi. Berikut persamaan dari sinyal hasil modulasi: 𝑣𝑠 (𝑡) = (𝑉𝐷𝐶 + 𝑚(𝑡)) cos(𝜔𝑐 𝑡) Dengan memisalkan sinyal message m(t) adalah 𝑚(𝑡) = 𝑉𝑚 cos(𝜔𝑚 𝑡) , kita peroleh persamaan lengkap dari sinyal hasil modulasi sebagai berikut : 𝑣𝑠 (𝑡) = (𝑉𝐷𝐶 + 𝑉𝑚 cos(𝜔𝑚 𝑡)) cos(𝜔𝑐 𝑡) 𝑣𝑠 (𝑡) = 𝑉𝐷𝐶 cos(𝜔𝑐 𝑡) + 𝑉𝑚 cos(𝜔𝑚 𝑡) cos(𝜔𝑐 𝑡) 𝑣𝑠 (𝑡) = 𝑉𝐷𝐶 cos(𝜔𝑐 𝑡) +



𝑉𝑚 𝑉𝑚 cos( (𝜔𝑐 + 𝜔𝑚 )𝑡) + cos( (𝜔𝑐 − 𝜔𝑚 )𝑡) 2 2



Persamaan lengkap ini disebut juga Double Sideband Amplitude Modulation (DSBAM). Berikut bentuk sinyal DSBAM:



(a)



(b)



Gambar 2-2 (a) DSBAM dalam domain waktu (b) spektrum DSBAM dalam domain frekuensi



2.4



MODULATION DEPTH OF AMPLITUDE MODULATION



Amplitudo Modulasi (AM) indeks modulasi merupakan salah satu parameter yang terpenting. Indeks modulasi adalah rasio antara amplitudo sinyal message terhadap amplitudo sinyal tegangan offset DC yang diberikan. Indeks modulasi berfungsi untuk menentukan apakah sinyal hasil modulasi mengalami pembalikan fasa atau tidak. Namun, kondisi sinyal yang diinginkan bukan sinyal dengan fasa terbalik, melainkan sinyal dengan fasa tidak terbalik agar sinyal message tidak berubah. Berikut persamaan lengkap dari sinyal hasil modulasi yang telah diubah bentuknya: 𝑣𝑠 (𝑡) = 𝑉𝐷𝐶 (1 +



𝑉𝑚 cos(𝜔𝑚 𝑡)) cos(𝜔𝑐 𝑡) 𝑉𝐷𝐶



Dari persamaan di atas, diketahui modulation depth (m),



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



2



𝑚=



𝑉𝑚 𝑉𝐷𝐶



Jika diketahui gambar sinyal



Gambar 2-3 sinyal AM dalam domain waktu modulation depth (m) dapat dihitung dengan : 𝑚=



2𝐸𝑚𝑎𝑥 − 2𝐸𝑚𝑖𝑛 2𝐸𝑚𝑎𝑥 + 2𝐸𝑚𝑖𝑛



Dengan 2𝐸𝑚𝑎𝑥 = 2(𝑉𝐷𝐶 + 𝑉𝑚 ) dan 2𝐸𝑚𝑖𝑛 = 2(𝑉𝐷𝐶 − 𝑉𝑚 ) sehingga m, 𝑚=



2(𝑉𝐷𝐶 + 𝑉𝑚 ) − 2(𝑉𝐷𝐶 − 𝑉𝑚 ) 4𝑉𝑚 𝑉𝑚 = = 2(𝑉𝐷𝐶 + 𝑉𝑚 ) + 2(𝑉𝐷𝐶 − 𝑉𝑚 ) 4𝑉𝐷𝐶 𝑉𝐷𝐶



Dari nilai modulation depth, m amplitude modulation dapat dibedakan menjadi 3:



3 3.1



a.



DSBAM jika 𝑚 ≤ 1 tercapai untuk 𝑉𝐷𝐶 ≥ 𝑉𝑚



b.



DSBDimC jika 𝑚 > 1 tercapai untuk 𝑉𝐷𝐶 < 𝑉𝑚



c.



DSBSC jika 𝑚 = ∞ tercapai untuk 𝑉𝐷𝐶 = 0



HASIL DAN ANALISIS AN INTRODUCTION TO THE NI ELVIS TEST EQUIPMENT



Part A – Getting Started Komputer tersabung dengan NI Data Acquisition unit (DAQ) dan software NI ELVIS Traditional berhasil dijalankan. Berikut adalah tampilan NI ELVIS Traditional.



Gambar 3-1-1 Tampilan NI ELVIS Traditional



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



3



Part B – The NI ELVIS digital multimeter and DC power supplies Setiap function control dibuka, akan terdengar bunyi dari perangkat keras NI ELVIS maupun saat function control berpindah ke fungsi yang lain. Hal ini disebabkan adanya relay pada perangkat keras NI ELVIS yang merespon adanya function control tertentu yang sedang diaktifkan. Pada mode single, DMM’s readout-nya tidak berubah meskipun telah berpindah function control. Mode single ini berfungsi dalam melakukan freeze tampilan readout agar konstan. Tabel 3-1-1 Nilai Minimum dan Maksimum Variabel Power Supply negatif dan positif



Power Supply



Minimum output voltage Yang terbaca pada PC



Maximum output voltage Nilai



Yang terbaca pada PC



Nilai



Positif (+) output



13,838 mV



12,744 V



Negatif (-) output



-12,541 V



10,029 mV



Berdasarkan tabel di atas, DC Variabel Power Supply menghasilkan tegangan catu data dari -12.5V sampai 12.5V. Bila diamati dengan saksama, tabel di atas menunjukkan range setting mode auto akan secara otomatis menyesuaikan hasil pengukuran dengan mode range-nya (20V, 10V, 1V, 100mV) sehingga DMM’s readout selalu memiliki nilai. Praktikan sempat melakukan perubahan pada range setting sehingga ketika harus mengukur besarnya tegangan di atas 10 V namun menggunakan range 1 V maka akan muncul tampilan ‘over’ pada DMM’s readout, dapat dilihat pada gambar berikut.



Gambar 3-1-2 DMM’s readout mode range bukan auto



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



4



Part C – The NI ELVIS oscilloscope



Gambar 3-1-2 Tampilan Osiloskop Tabel 3-1-2 Hasil Pengukuran Osiloskop



RMS voltage



1.339V



Frequency



2.083 kHz



Pk-Pk voltage



3.777 V



Period



480 us



Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa NI ELVIS memiliki fitur osiloskop yang sangat praktis dengan langsung menampilkan nilai-nilai besaran pengukuran yang biasa ada di osiloskop pada umumnya melalui pengaktifan mode MEAS. Part D – The NI ELVIS function generator Tabel 3-1-3 Nilai Minimum dan Maksimum Output Function Generator



Posisi Function Generator Minimum output V



Tampilan pada PC



Nilai



11.13mVpp



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



5



Maximum output V



4.893Vpp



Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai rentang function generator NI ELVIS yang dapat terukur melalui function osiloscope yakni sekitar 0Vpp sampai 5Vpp.



3.2



AN INTRODUCTION TO DATEX EXPERIMENTAL ADD-IN MODULE



PART A - The Master Signals module Tabel 3-2-1 Pengukuran Output voltage dan frekuensi master sinyal



Jenis Master Signal



Tampilan Osiloskop



Output Voltage (V)



Frequency (kHz)



2kHz SINE



3,776



2.083



100kHz COSINE



3.991



100,001



100kHz SINE



3.789



100,001



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



6



Frekuensi master sinyal hasil pengukuran dengan osiloskop telah sesuai dengan frekuensi master sinyal analog yang digunakan. Ketika menggunakan channel B dan channel A secara bersamaan pada master sinyal didapat hasil tampilan osiloskop



Gambar 3-2-1 Tampilan Osiloskop Channel adan B terhubung dengan master signal Terlihat tampilan osiloskop yang tidak menunjukkan sinyal sinusoid. Hal ini terjadi karena keterbatasan dari NI ELVIA Osciloscope dan Data Acquisition unit. Sebenarnya sinyal yang dihasilkan master sinyal tetaplah sinuosid, ditorsi terjadi pada pengukuran NI ELVIS. PART B - Speech module



(a)



(b)



Gambar 3-2-2 (a) Ketika mengatakan ‘hum’ (b) Ketika mengatakan ‘sa’ Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



7



Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa NI ELVIS dapat menerima suara dari luar yang dapat diolah dan diukur baik tegangan maupun frekuensinya. PART C – Amplifier module Tabel 3-2-2 Pengukuran Input-Output voltage melalui modul Penguat



Setting



Graph



Input Voltage (V)



Output Voltage (V)



Amplifier Module Gain Fully Clockwise (2kHz sine)



3,807



21,029



Amplifier Module Gain Fully Anti Clockwise (2kHz sine)



3,764



604,43 . 10-3



Amplifier Module Gain Fully Clockwise (100kHz sine)



3,483



1,050



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



8



Amplifier Module Gain Fully Anti Clockwise (100kHz sine)



3,534



639,12 . 10-3



Amplifier Module Gain



3,817



21,029



Amplifier Module Gain little bit Anti Clockwise



3,790



11,639



Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa NI ELVIS memiliki fitur amplifier (penguat) yang dapat menguatkan secara maksimum dan minimum (dapat diatur sesuai dengan kebutuhan) yang nilainya dapat dibaca melalui osiloskop NI ELVIS. PART D – Adder module Tabel 3-2-3 Pengukuran Input-Output voltage dan penguatnya melalui Adder Module



Pengaturan Adder module (g control fully anticlockwise; G control in the middle) Input: 2kHz sine



Grafik



Keterangan Output: 3,641 V



Pengaturan Adder module changing A and B fully clockwise



Grafik



Keterangan Gain: 1 CH A 3,627 V



:



CH B 7,591 V



:



Input: disconnect 2kHz sine Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



9



Adder module (g control fully anticlockwise; G control in the middle) and CH B active



Input: sine



Gain: 1



CH B 3,777 V



:



2kHz



Gain : CH A 3,636 V



:



CH B 4,746 V



:



CH A 3,652 V



:



CH B : 129,55 mV



Adder module A and B with sine input fully clockwise



Gain : CH A 3,488 V



:



CH B 14,589 V



:



Input: 2kHz sine



2kHz



Adder module (g control fully anticlockwise; G control to left) and CH B active Input: sine



:



Gain: 1



Input: disconnect 2kHz sine



Adder module (g control fully anticlockwise; G control to right) and CH B active Input: sine



CH A 3,639 V



Adder module changing A and B fully anti clockwise



Gain : CH A 3,643 V



:



CH B 2,505 V



:



Adder module A and B with sine input fully clockwise



Gain : CH A 3,532 V



:



CH B : 226,97 mV



Input: 2kHz sine



2kHz



Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa adder module berfungsi dalam menjumlahkan kedua sinyal yang dapat diatur berapa besar sinyal hasil dari penjumlahan kedua sinyal. PART E – Phase Shifter module Tabel 3-2-4 Phase Shifter module



Pengaturan



Grafik



Phase Shifter Module



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



1 0



Phase Shifter Module; 180 degree position



Phase Shifter Module; varying



Phase Shifter Module; fully clockwise



Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa Phase Shifter module berfungsi dalam menggeser sinyal sesuai dengan apa yang diinginkan. Apabila awalnya dipasang menjadi posisi 0 derajat (posisi sinyal A sedikit mendahului B), maka ketika diputar menuju 360 derajat, maka posisi sinyal B sedikit mendahului sinyal A. PART F – Voltage Controlled Oscillator (VCO) Tabel 3-2-5 Voltage Controlled Oscillator



Pengaturan



Grafik



VCO pada keadaan awal



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



11



VCO pada saat 50kHz



VCO pada saat 500kHz



Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa Voltage Controlled Oscillator berfungsi untuk mengatur frekuensi keluaran yang diinginkan dengan mengatur tegangan eksternal. Saat diset 5kHz, terbaca pada function generator sebesar 3,13kHz. Lalu apabila disetting pada 50 kHz, terbaca frekuensinya sebesar 53,841 kHz sedangkan saat disetting 500 Hz, terbaca 565,555 Hz.



3.3



AN INTRODUCTION TO SOFT FRONT-PANEL CONTROL



PART A – Soft Control of NI ELVIS Variable Power Supplies and Function Generator



Gambar 3-3-1 Keadaan awal dari Function Generator (data ini diambil dari Hansen 13214079)



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



12



Gambar 3-3-2 Variable Supply (kanan untuk positif dan kiri untuk negatif) (data ini diambil dari Hansen 13214079)



Gambar 3-3-3 Variable Supply (kiri untuk positif dan kanan untuk negatif) (data ini diambil dari Hansen 13214079) Berdasarkan data di atas, dapat dilihat pengaturan awal fungsi generator melalui PC berhasil dilakukan dengan sinyal output berupa sinyal segitiga dengan tegangan 3,810 Vpp dan frekuensi 2,499 kHz. PART B – Soft Control of Emona DATEx



Gambar 3-3-4 Hasil pengamatan Sinyal Modul Amplifier (data ini diambil dari Hansen 13214079)



Gambar 3-3-5 Hasil pengamatan Sinyal Modul Amplifier saat minimum dan sebagian (data ini diambil dari Hansen 13214079)



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



13



Gambar 3-3-5 Hasil pengamatan Sinyal Modul Amplifier saat phase shifter (data ini diambil dari Hansen 13214079) Berdasarkan hasil pengamatan di atas, dapat dilihat bahwa pengukuran modul amplifier dan phase shifting berhasil dengan nilai penguatan sebesar 2 dan pergeseran fasa sebesar 180 derajat.



3.4



AMPLITUDE MODULATION



Pada praktikum ini digunakan DATEX soft front-panel pada mode PC Programeer di board DATEx. Part A – Generating an AM signal using a simple message



Gambar 3-4-1 Tampilan Osiloskop message signal +VDC Hasil di atas telah sesuai dengan diagram blok berikut :



Master signal adalah sinyal sinusoid 1Vpp 2kHz (0.5 sin 4000 t) dan Vdc = 1V DC. Diperoleh hasil keluaran sinyal 𝑚(𝑡) + 𝑉𝑑𝑐 = 0.5 sin 4000𝜋𝑡 + 1 Persamaan di atas telah sesuai dengan tampilan osiloskop pada gambar di atas. Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



14



Gambar 3-4-2 Channel A (m(t)+Vdc) dan Channel B sinyal AM Hasil tampilan channel B sesuai dengan AM sinya diagram blok berikut :



Sinyal AM, 𝑠(𝑡) = (𝑚(𝑡) + 𝑉𝑑𝑐)sinyal carrier = (0.5 sin 4000𝜋𝑡 + 1)2 sin(200000𝜋𝑡) Dari tampilan osiloskop di atas terlihat dilakukan amplitude modulation. Hal ini teramati ketika sinyal m(t)+Vdc overlapping dengan sinyal AM-nya. Part B – Generating an AM signal using speech Ketika digunakan sinyal message berasal dari masukan speech (mic) diperoleh hasil tampilan osiloskop :



Gambar 3-4-3 Tampilan Osiloskop AM dengan input speech Berdasarkan hasil diatas terlihat sinyal AM sesuai dengan harapan saat berikan input message dari master sinyal serta speech. Hasilnya sesuai dengan teori yang ada. Part C – Investigating depth of modulation Dengan menggunakan konfigurasi sinyal AM seperti part A. Dapat dihitung dari tabel pengukuran dibawah ini :



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



15



Gambar 3-4-4 Hasil Pengamatan Modulation Depth pada Osiloskop Tabel 3-4-1 Pengukuran m



P dimension



Q dimension



m



2,34 V



1.4 V



0.25134



Modulation depth dihitung dengan rumus : 𝑚=



𝑃−𝑄 𝑃+𝑄



Berdasarkan perhitungan dan data yang teramati di atas, saat nilai m dari hasil pengukuran di atas mendekati hasil perhitungan sesuai teori namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika terjadi phase reversal yang menyebabkan nilai Q tidak begitu besar. Apabila didapatkan nilai m lebih kecil daripada 1 maka kita sebut modulasi AM penuh. Berikut merupakan hasil yang teramati ketika amplitudo sinyal message diperbesar hingga menuju nilai maksimum.



Gambar 3-4-5 Hasil Pengamatan AM dengan G maksimum Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa sinyak akan semakin kuat saat amplitudo sinyal message diperbesar dan nilai m juga menjadi besar mencapai 1,85. Berdasarkan nilai tersebut didapatkan fenomena modulasi AM yang dinamakan DSBDimC yang amplitudo sinyal messagenya lebih besar dari nilai DC sinyal carriernya. Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



16



3.5



DSBSC MODULATION



Part A – Generating a DSBSC signal using a simple message



Gambar 3-5-1 Tampilan Osiloskop DSBSC dengan simple message Berdasarkan gambat di atas terlihat adanya DSBSC yang dapat dibangkitkan dengan sinyal master 2kHz. DSBSC yakni merupakan hasil perkalian antara sinyal 4 Vpp 2kHz dan sinyal carrier 4 Vpp 100kHz dalam persamaan dinyatakan DSBSC = 4Vpp 2kHz sin x 4Vpp 100kHz sin 𝑠(𝑡) = 2 sin(4000𝜋𝑡) × 2 sin(200000𝜋𝑡) Berdasarkan diagram blok dan hasil sinyalnya, perbedaan antara DSBSC dan DSBAM ialah pada nilai Vdc-nya. Pada DSBSC tidak ada tambahan Vdc (diset menjadi nol) sehingga s(t) murni merupakan perkalian m(t) dan c(t). Oleh karena itu percobaan ini sesuai dengan harapan. Part B – Generating a DSBSC signal using a speech



Gambar 3-5-2 Tampilan Osiloskop DSBSC menggunaka simple message Berdasarkan hasil yang teramati di atas, dengan merubbah sumber message menjadi sumber suara dihasilkan nilai sinyal AM yang mengikuti suara pada mikropon. Hasil sesuai dengan harapan.



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



17



Part C – Investigating depth of modulation



Gambar 3-5-3 Tampilan Osiloskop perhitungan m DSBSC Berdasarkan hasil yang teramati di atas, nilai amplitudo sinyal message selalu naik agar P+Q konstan yakni bernilai nol. Nilai P pada grafik di atas terus meningkat hingga mencapai saturasi pada 21 V (dibatasi oleh catu daya). Pada keadaan itu, nilai m akan tak terhingga. Berdasarkan teori dari nilai m DSBSC sendiri adalah 𝑚=



3.6



𝑉𝑚 𝑉𝑚 = =∞ 𝑉𝐷𝐶 0



OBSERVATION OF AM AND DSBSC SINGNALS IN THE FREQUENCY DOMAIN



Part A – Setting Up the AM modulator



Gambar 3-6-1 Hasil pengamatan Sinyal AM Domain Frekuensi 10KHz (data ini diambil dari Hansen 13214079) Part B – Setting Up the NI ELVIS Dynamic Signal Analyzer



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



18



Gambar 3-5-2 Hasil pengamatan Sinyal DSBC Domain Frekuensi dengan Frekuensi Message 10KHz (data ini diambil dari Hansen 13214079) Part C – Spectrum Analysis of an AM signal



Gambar 3-5-3 Hasil pengamatan Sinyal AM Domain Frekuensi dengan Frekuensi Message 20KHz (data ini diambil dari Hansen 13214079) Part D – Setting Up the DSBSC modulator



Gambar 3-5-4 Hasil pengamatan Sinyal DSBSC Domain Frekuensi dengan Frekuensi Message 10KHz (data ini diambil dari Hansen 13214079) Part E – Spectrum Analysis of a DSBSC signal



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



19



Gambar 3-5-5 Hasil pengamatan Sinyal DSBSC Domain Frekuensi dengan Frekuensi Message 10KHz (data ini diambil dari Hansen 13214079) Berdasarkan hasil pengamatan di atas, terlihat bahwa plot sinyal hasil modulasi terdiri dari 2 bagian yakni sinyal message ada upped dan lower band dan sinyal tengah dari sinyal carrier. Pada percobaan diatas, di 10kHz, terlihat bandwidth nya melebar dari bandwidth sebelumnya yang disebabkan adanya keterbatasan alat dari NI ELVIS dalam mendeteksi sinyal secara akurat. Hal ini terjadi juga pada frekuensi 20 kHz. Pada percobaan DSBC terlihat spektrum memiliki frekuensi message yang mirip dengan modulasi AM. Bedanya hanya pada komponen frekuensi carrier yang tidak teramati pada Signal Analyzer. Hal ini menunjukkan pada percobaan ini kita dapat melihat spektrum sinyal dari DSBSC. Secara keseluruhan hasil percobaan ini sesuai dengan harapan.



4



KESIMPULAN



Pada praktikum ini dapat disimpulkan beberapa hal yakni 



NI ELVIS memiliki banyak fitur dalam melakukan pengukuran dan perancangan pendukung sistem komunikasi seperti adanya fungsi Digital Multimeter, Osiloskop, Function, dan Generator.







DATEx experimental add-in modul memiliki beberapa fitur penting seperti amplifier, adder, phase shifter dan sebagainya yang dapat digunakan secara personal maupun terintegrasi dengan modul lain. Dalam pemrosesan hasil pengukuran dilakukan oleh NI ELVIS pada modul board DATEx. DATEx juga berfungsi untuk memudahkan dalam mengontrol knop dan hardware yang terpasang secara software sehingga sangat memudahkan pengguna.







Ada beberapa fungsi yang memiliki fitur dapat dioperasikan secara manual melalui knop maupun dikontrol secara software melalui fitur function generator dan power supply variabel.







Sinyal AM dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan nilai Vdc dan modulation depth-nya antara lain DSBAM (sinyal AM dengan Vdc >= Vm, maka m 1; outputnya akan terlihat bentuk up and low side yang saling overlapping), dan DSBSC (sinyal AM dengan Vdc = 0, dengan m=∞; outputnya langsung dari perkalian sinyal message dan carrier).



DAFTAR PUSTAKA [1]



Anonim, Buku Petunjuk Praktikum Sistem Komunikasi, Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer, Bandung, 2017.



[2]



Ziemer, R., Principle of Communication 5th ed, Wiley, Inc, United State of America, 2002.



Laporan Praktikum - Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer Teknik Elektro – STEI ITB



2 0