Elmes 3 Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS ELEMEN MESIN III PERHITUNGAN KOMPONEN MESIN CVT VARIO 125 CC



Disusun oleh: Ghina Lutfi Habibah



(40040218650006)



Helmi Hamzah



(40040217640008)



Muhammad Daffa Alawi



(40040217640009)



Fahri Ihza Damara



(40040217640010)



PROGRAM STUDI D IV REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah sistem transmisi sepeda motor. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak karena telah membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat selesai dengan semestinya. Makalah ini disusun berdasarkan apa yang saya dapatkan dari berbagai referensi yang telah saya dapatkan. Dengan tersusunnya makalah ini, saya berharap agar makalah ini dapat berguna dan dijadikan sebagai salah satu referensi penambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan. Selain itu saya mengharapkan makalah ini tidak hanya menjadi pelengkap tugas tetapi dapat juga menjadi hasil karya yang bermanfaat untuk penambah wawasan bagi pembaca. Akhirnya saya sadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan makalah yang akan di buat berikutnya, saya mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga dengan semua itu kesempurnaan dapat tercapai.



Semarang, 4 Maret 2020 Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2 BAB I..........................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN......................................................................................................................................4 Latar Belakang........................................................................................................................................4 Rumusan Masalah...................................................................................................................................5 Maksud dan Tujuan.................................................................................................................................5 BAB II........................................................................................................................................................6 PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6 2.1Transmisi............................................................................................................................................6 2.2 V-Belt................................................................................................................................................7 2.3 Pulley...............................................................................................................................................10 2.4 Bearing............................................................................................................................................11 2.5 Roller..............................................................................................................................................15 2.6



Roda Gigi..................................................................................................................................17



BAB III.....................................................................................................................................................19 PERHITUNGAN TRANSMISI..............................................................................................................19 3.1 Perhitungan V-Belt..........................................................................................................................19 3.2 Perhitungan Pulley...........................................................................................................................19 3.3 Perhitungan Bearing........................................................................................................................19 3.4 Perhitungan Roda Gigi....................................................................................................................20 BAB IV.....................................................................................................................................................21 KESIMPULAN........................................................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................22



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesaat dewasa ini menimbulkan dampak pada dunia pendidikan dengan makin besarnya tantangan dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan mampu menjawab serta mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mewujudkan hal itu, maka perlu adanya peningkatan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan. Karena saya ingin mengetahui cara kerja pada system Continously Variable Transmission (CVT) pada Honda Vario,dan juga dapat melakukan analisia ,dalam pembongkaran, perbaikan, perawatan pada system CVT, karena pada saat ini penguna motor bertransmisi otomatis diindonesia sangat banyak dan produsen sepeda motor berlomba–lomba dan berinovasi , melucurkan sepada motor matic, dengan berbagai variasi dan model terbaru dengan keunggulan produknya ,terutama, 3 pabrikan , Honda, Yamaha, Suzuki. Agar saya atau bagaimana cara kerja Trasmisi otomatis dan melakukan pengamatan pada system CVT. Berkaitan dengan pernyataan diatas, sebagai salah satu upaya peningkatan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya dibidang teknik mesin yaitu otomotif, maka perlu adanya peningkatan media untuk sarana praktikum otomotif, salah satunya sepeda motor matic. Hal ini dapat dilihat pada sepeda motor HONDA VARIO yang terdapat beberapa sistem, antara lain adalah sistem bahan bakar, sistem pengapian, sistem pelumasan, sistem transmisi otomatis (CVT) Continously Variable Transmission, sistem pemindah daya, sistem kelistrikan dan sistem kemudi. Proyek akhir ini akan membahas tentang sistem kopling dan penggerak roda belakang transmisi otomatis (CVT). Apalagi saat ini Motor matik agaknya sedang menjadi trend, tidak saja di satu wilayah saja melainkan di seluruh Indonesia.Terlepas dari itu semua, dilihat dari teknologinya Continously Variable Transmission (CVT) menawarkan pengoperasian kendaraan yang tidak sukar, sehingga bisa cepat dikuasai.Pengendara tidak perlu repot lagi pindah gigi dengan menginjak tuas, seperti yang ada di model bebek atau motor sport. Yang perlu dilakukan hanyalah menyalakan mesin, kemudian putar tuas gas dan skuter matik pun sudah bisa melaju. Untuk menghentikan lajunya pun sangat mudah, tinggal tekan tuas rem dan langsung berhenti. Pemikiran untuk membuat kendaraan yang mudah digunakan sudah lama. Ide teknologi CVT sudah berkembang sejak tahun 1490 yang dicetuskan oleh ilmuwan terkenal, Leonardo da Vinci. Ketika itu da Vinci menggambar sketsa mekanisme pergerakan sabuk yang menyambungkan mesin dengan roda. Konsep da Vinci baru berhasil diwujudkan pada tahun 1886 dengan peluncuran teknologi CVT pertama di dunia. Produk otomotif pertama yang memakai teknologi CVT adalah Dodge Adiel buatan AS. Penjualan perdana kendaraan berteknologi CVT baru dilakukan pada tahun 1958.Produk skuter matik yang dijual di Indonesia saat ini, umumnya memakai sistem pulley. Sistem CVT pada motor matic ini tidak seperti motor biasanya yang menggunakan kopling manual atau ganda, dan CVT tidak memakai gearbox yang berisi serangkaian roda gigi. Itu sebabnya, CVT tidak memiliki



pengunci gigi untuk menentukan rasio gear yang dipakai. Pada sistem CVT yang terdapat pada motor Vario ini bekerja melalui 2 buah pulley (piringan pemutar v-belt). Semakin kecil diameter pulley akan membentuk jarak semakin lebar dan sebaliknya, semakin besar diameter pulley akan membentuk jarak yang sempit. Yang dimaksud jarak yaitu jarak yang terdapat pada sela-sela pulley.Perawatan berkala pada sistem CVT, sering kali diabaikan oleh pemilik kendaraan. Pemilik kendaraan hanya memfokuskan pada perbaikan saat terjadi ganguan/ kerusakan pada sistem CVT, sehingga perawatan pada sistem CVT sering dianggap hal yang tidak terlalu penting. Apabila salah satu komponen yang ada pada sistem CVT mengalami gangguan/ kerusakan, maka akan mengakibatkan sistem CVT pada sepeda motor tersebut tidak dapat bekerja sempurna. Sepeda motor tidak akan dapat dioperasikan, walaupun dapat dioperasikan, tetapi sistem kerja pada CVT tidak mendapatkan hasil yang optimal. Sistem CVT pada sepeda motor vario mempunyai peranan yang sangat vital dalam sistem pemindah daya. Oleh karena itu sistem CVT hendaknya harus dipahami secara sungguh-sungguh oleh pemilik kendaraan agar kendaraan dapat berjalan cukup baik meskipun kendaraan tersebut umurnya sudah cukup lama dan agar mendapatkan hasil kerja yang optimal. Begitu pula pentingnya masalah sistem CVT yang rentang terhadap gangguan dari partikel maupun kotoran maka perlu dibersihkan kemudian dikasih pelicin atau pelumas secara periodik. Agar sistemCVT dapat bekerja secara optimal maka diperlukan pengecekan dan perawatan.



1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini ialah : 1. Apakah sistem transmisi itu ? 2. Perencanaan V-Belt 3. Pengukuran Pulley 4. Pengukuran Bearing 5. Pengukuran Roler 6. Pengukuran Roda Gigi 1.3 Maksud dan Tujuan Disamping untuk memenuhi kurikulum jurusan Rekayasa Perancangan Mekanik, tugas ini juga dimaksudkan : a. Agar mahasiswa dapat menerapkan teori yang diperoleh dari perkuliahan sehingga dapat menerapkan secara langsung dilapangan. b. Agar mahasiswa dapat mengetahui perhitungan pada komponen mesin sepeda motor dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan pada perencanaan transmisi, seperti gaya-gaya pada roda gigi reaksi pada poros dan yang lainnya. c. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembongkaran dan pemasangan komponen mesin dengan baik dan benar.



BAB II PEMBAHASAN



2.1Transmisi Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya. Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin yang diizinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh mesin. Sistem transmisi dalam otomotif, berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya. Pada dasarnya sistem transmisi sepeda motorbekerja dengan cara menukar atau memindah kombinasi gigi sehingga terjadi perbandingan gigi yang berguna untuk mengubah tenaga mesin menjadi momen sesuai dengan kondisi jalan ataupun pengguna kendaraan. Secara umum transmisi sepeda motor adalah salah satu komponen sistem pemindah tenaga (power train) yang mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Meneruskan tenaga / putaran mesin dari kopling ke outpur shaft. 2. Merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin dan kondisi jalan). Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual. Kecenderungan masyarakat untuk menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya untuk mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya menggunakan transmisi otomatis. Kecenderungan yang sama terjadi juga pada sepeda motor seperti Honda Vario, dsb. Transmisi otomatis sebenarnya terdiri dari beberapa macam seperti planetary gear set, serta continous varible transmition. Pada transmisi otomatis tipe planetary gear set terdiri dari beberapa komponen seperti:



Torque converter berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran dari mesin ke transmisi Planetary gear set berfungsi untuk menciptakan perbandingan ratio Alat penahan befungsi untuk menahan unit kopling agar tercipta perbandingan ratio Hidraulic control unit berfungsi untuk mengontrol aliran fluida CVT (singkatan dari Continuously Variable Transmission) adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley. Transmisi otomotis umumnya digunakan pada sepeda motor tipe skuter (scooter), meskipun saat ini sudah mulai diterapkan juga pada sepeda motor tipe cub. Transmisi otomatis yang digunakan yaitu transmisi otomatis "V" Belt atau yang dikenal dengan CVT. CVT tidak lagi menggunakan roda-roda gigi untuk melakukan pengaturan rasio transmisi, melainkan menggunakan sabuk (V-Belt) dan vully variable untuk memperoleh perbandingan gigi yang bervariasi. Konstruksi dasar CVT berbasis puli pariable yang bekerja secara mekanis terdiri atas 3 komponen utama yaitu:   



Sabuk (V Belt) dari bahan karet Puli primer (drive pulley) Puli skunder (driven pulley)



Konstruksi CVT terdiri atas duah buah puli pariabel yang diposisikan pada jarak tertentu dan keduanya dihubungkan oleh sabuk (V Belt). Masing masing puli terdiri atas dua bagian berbentuk kerucut yang bagian belakangnya dilekatkan satu sama lain. Puli yang digunakan pada CVT disebut puli pariabel, dimana salah satu bagian puli dapat bergeser mendekati ataupun menjauhi bagian puli yang lain. Hal ini disebabkan pada kedua komponen puli terdapat mekanisme centrifugal dengan pegas pembalik yang mengatur pergeseran masing-masing bagian puli secara kontinu berdasarkan tinggi rendahnya putaran mesin. Sebuah sabuk yang berbentuk V yang terbuat dari bahan karet dipasang di tengah puli untuk menghubungkan kedua puli. Sisi sabuk bagian dalam dibuat bergerigi, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kontak (grip) sabuk terhadap puli. Puli primer (drive pulley) dihubungkan lagsung dengan mesin sepeda motor dan driven pulley (puli sekunder) dihubungkan dengan roda belakang melalui perantara mekanisme penggerak berupa kopling centrifugal dan roda gigi reduksi. Sabuk digunakan untuk mengubungkan tenaga putar dari drive pulley ke driven pulley. 2.2 V-Belt Sabuk-V atau V-belt adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam penggunaannya sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar.



Sabuk-V banyak digunakan karena sabuk-V sangat mudah dalam penangananya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga memiliki keungulan lain di mana sabuk-V akan menghasilhan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah serta jika dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara. Sabuk-V selain juga memiliki keungulan dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain, sabuk-V juga memiliki kelemahan di mana sabuk-V dapat memungkinkan untuk terjadinya slip.



V-belt terbuat dari karet dengan inti tenunan tetoron atau semacamnya dan mempunyai penampang trapesium, v-belt dibelitkan disekeliling alur puli yang membentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karna pengaruh bentuk gaji yang akan enghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah, hal ini merupakan salah satu keunggulan V- belt bekerja lebih halus dan tidak bersuara. V-BELT adalah Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapezium. Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar.



Keuntungan Memakai V-Belt V-Belt Mempunyai kelebihan daripada penggunakan rantai dan sproket.Berikut ini adalah Kelebihan Yang Dimiki Oleh V-Belt:    



V-Belt digunakan untuk mentransmisi daya yang jaraknya relatif jauh. Kecilnya faktor slip. Mampu digunakan untuk putaran tinggi. Dari segi Harga V-Belt relatif lebih murah dibanding dengan element transmisi yang



lain. 



Sisitem Operasi menggunakan V-belt Tidak Berisik (Noise Kecil) dibandingkan dengan chain Fungsi V-Belt V-BELT digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda. Puli V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi.



Rumus panjang sabuk V-Belt



( r 1−r 2 ) ❑2 L=π ( r 1+ r 2 ) +2 x + x Dimana : x = jarak antar pusat puli r1 = jari-jari puli 1 r2 = jari-jari puli 2



2.3 Pulley



Puli merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Puli dalam bahasa Inggris yaitu pulley (mungkin kata puli berasal dari kata pulley). Puli berbentuk seperti roda. Pada penggunaannya puli selalu berpasangan dan dihubungkan dengan sabuk (belt). Puli memiliki fungsi antara lain:     



Mentransmisikan daya dari penggerak menuju komponen yang digerakkan, Mereduksi putaran, Mempercepat putaran, Memperbesar torsi, Memperkecil torsi. Macam macam puli Saat ini ada berbagai macam puli yang telah dikembangkan. Berikut beberapa macam puli yang ada di pasaran:    



Puli rata (flat pulley), Puli V (V-pulley), Puli poly-V Puli synchronous, dll.



Jenis pulley atau sering disebut dengan pulley transmission adalah jenis yang paling banyak diaplikasikan pada kendaraan ringan. Pada CVT yang berbasis pulley ini sudah banyak dijumpai pada kalangan dunia otomotif. Memiliki prinsip kerja dengan cara memanfaatkan perubahan diameter antara pulley penggerak (driver pulley) dengan pulley yang digerakkan (driven pulley). 2.4 Bearing



Bantalan/bearing/laker adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan umur pakai panjang. Agar elemen mesin dapat bekerjadengan baik maka bantalan harus dipasang cukup kokoh. Pada Bearing terdapat banyak jenis yang kita ketahui. Penggunaan dari masing-masing jenis Bearing tersebut berbeda-beda pula,pada motor vario 125 menggunakan bearing tipe 6201 RS.  Namun Jenis-Jenis Bearing secara umum Dibedakan Menjadi 3 jenis yaitu : 1. Plain Bearing Pada Plain Beraing terdapat 2 jenis bearing yaitu Hydrodynamic and Babbited Journal Bearing serta Bushing. a. Hysrodynamic and Babbited Journal Bearing



b.



Bearing ini digunakan pada Crank Shaft dan Connencting Rod. Bearing ini terbuat dari bahan Babbit. Bushing



Bushing merupakan sebuah bearing yang di kenal dengan kata Bush. Adalah sebuah bantalan yang digunakan sebagai tempata poros berputar pada sebuah part mesin. Pada dasarnya Bushing dan poros terdapat lapisan oli tipis yang memiliki fungsi pada saat poros berputar pada bidang dari bushing yang terkena adalah lapisan olinya saja. 2. Anti friction Bearing Bearing Anti ftiction adalah bearing anti gesekan. Yang berarti didalam bearing tersebut terdapat alat bantu yang dapat mengurangi gesekan. Berikut ini merupakan jenis-jenis bearingnya. a. Axial Deep Groove Ball Bearing



Jenis Bearing yang satu ini adalah bearing yang dapat menahan beban axial yang cukup berat. Namun bearing ini dapat menahannya, Pada bagian bearing tersebut terdapat 2 sisi yang memiliki bola bola bearing sebagai penggeraknya biasa digunakan untuk Drill spindels dan Tailstok Mesin bubut. b. Angular Contact Ball Bearings



Bearing satu ini sering kali kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Bearing ini biasa digunakan pada roda untuk skateboard. Bearing ini dirancang untuk dapat mengakomodasikan sebuah beban gabungan yaitu beban axial dan juga radial. c. Deep Groove Ball Bearings



Bearing jenis ini meupakan Bearing Universal yang bisanya ada pada mesin dan perakitan otomotif. 3. Roller Bearing Secara Umum bearing ini menggunakan sebuah roll untuk tumpuannya. Jenis Bearing ini digunakan unutuk beban berat. Berikut ini merupakan jenis-jenis bearingnya. a. Cylindrical Roller Bearing



Bearing Jenis ini hampir sama dengan Angular Contact Ball Bearings namun bisa dilihat pada bentuknya terdapat 2 buah sisi bearing yang berbentuk seperti tabung. Bearing jenis ini mampu untuk menahan radial yang cukup berat. Pengaplikasian bearing ini terdapat pada sistem Transmisi. b. TaperedRollerBearing



Bearing yang sering digunakan di dunia industri Otomotif yang diaplikasikan pada bantalan roda dan juga pada bantalan Spindel. c. NeesleBearing



Perbedaan antara Bearing dan Needle Bearing alaha perbendingan antara diameter



Roller dan Panjang roller tersebut. Bearing jenis ini merupakan Bearing yang menggunakan Roll Silinderis atau tabung yang berbentuk kecil.



Klasifikasi Bearing Secara umum bearing dapat diklasifikasikan berdasarkan arah beban dan berdasarkan konstruksi atau mekanismenya mengatasi gesekan. Berdasarkan arah beban yang bekerja pada bantalan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3, bearing dapat diklasifikasikan menjadi : 



Bantalan radial/radial bearing: menahan beban dalam arah radial







Bantalan aksial/thrust bearing: menahan beban dalam arak aksial







Bantalan yang mampu menahan kombinasi beban dalam arah radial dan arah aksial



Radial



Combination



Thrust



Combination Gambar Arah beban pada bearing



Berdasarkan konstruksi dan mekanisme mengatasi gesekan, bearing dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu slider bearing (bantalan luncur) dan roller bearing (bantalan gelinding).  Bantalan luncur yang sering disebut slider bearing atauplain bearing menggunakan mekanismesliding, dimana dua permukaan komponen mesinsaling bergerak relatif. Diantara kedua permukaan terdapat pelumas sebagai agen utama untuk mengurangi gesekan antara kedua permukaan. Slider bearing untuk beban arah radial disebut journal bearing dan untuk beban arah aksial disebut thrust bearing.







Bantalan gelinding menggunakan elemen rolling untuk mengatasi gesekan antara dua komponen yang bergerak. Diantara kedua permukaan ditempatkan elemen gelinding seperti misalnya bola, rol, taper dan lain lain. Kontak gelinding terjadi antara elemen ini dengan komponen lain yang berarti pada permukaan kontak tidak ada gerakan relatif.



Pada motor vario 125 itu sendiri menggunakan bearing tipe 6201 RS dimana :    



Angka 6 : Kode pertama adalah tipe laher atau jenis bearing. Angka 2 : Kode kedua adalah nomor seri bearing. Angka 03 : Kode ketiga dan empat melambangkan diameter bore (lubang dalam). Huruf RS : Kode ini merupakan bahan penutup laher.



Kode Bearing / Bahan Penutup Bearing



      



 Kode Z (Single Shielded / tutupi plat tunggal)  Kode ZZ (Double Shielded / tutup plat ganda) Kode RS (Single Sealed / tutup seal karet) Kode 2RS (Double Sealed / tutup seal karet ganda) Kode V (Single Non-contact seal) Kode VV (Double Non-contact seal) Kode DDU (Double Contact Seals) Kode NR (Snap Ring and Groove) Kode M (Brass Cage)



2.5 Roller Roller adalah sebuah komponen yang berada di bagian pulley depan atau pulley primer pada sepeda motor jenis matic. Motor jenis matic menggunakan penghubung berupa drivebelt yang bertumpu pada pulley. Nah roller yang merupakan pemberat yang mengatur besar kecilnya diameter pulley yang berhubungan dengan perbandingan reduksi putaran mesin. Fungsi dari bentuk bundar dan sempurna mempermudah pergerakan dari pulley. Roller ini ada umurnya juga. Bila bentuknya sudah tidak bundar, maka sudah waktunya kalian untuk mengganti Roller motor matic kesayangan.



Roller berfungsi sebagai penekan sliding sheave, cara kerjanya sesuai putaran mesin, apabila putaran mesin tinggi maka roller ini akan menekan sliding sheave dan begitu pula sebaliknya. Jika roller cvt rusak, aus atau sudah sampai umur pakainya maka akan terasa getaran atau vibrasi pada putaran bawah dan tenaga pada putaran atas tidak maksimal dengan kata lain akselerasi pada putaran atas seperti tertahan.



Setelah kita teliti tentang pengaruh diameter roller cvt (Continuosly Cvariable Transmission) dan variasi putaran mesin terhadap daya pada honda vario 125. Untuk dapat menaikkan daya yang dihasilkan pada poros roda hingga daya maksimal dapat dilakukan dengan cara menaikan putaran mesin karena gaya sentrifugal yang dihasilkan roller cvt semakin besar apabila putaran mesin semakin tinggi sehingga poros roda dapat meneruskan daya dari putaran mesin secara maksimal. Dari hasil penelitian yang relevan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai daya dan torsi kendaraan dapat diperoleh dengan maksimal apabila keadaan kendaraan normal dan stabil, kemudian nilai daya dan torsi dapat dinaikan dengan cara menaikan putaran mesin. Nilai daya dan torsi juga dapat dipengaruhi oleh kondisi besar kecilnya nilai kalor didalam kandungan bahan bakar pada kendaraan. Setelah kita ukur kita mendapatkan ukuran roller vario 125 dimana : P : 1.919 mm L : 679 mm T : 1.062 mm Dengan bobot 18 gram/roller , sedangkan pada motor vario 125 menggunakan 6 roller sehingga total berat rollernya adalah 108 gram



2.6 Roda Gigi Pada dasarnya sistem transmisi roda gigi merupakan pemindahangerakan putaran dari satu poros ke poros yang lain hampir terjadi disemuamesin. Roda gigi merupakan salah satu yang terbaik antara sarana yang adauntuk memindahkan suatu gerakan. Roda gigi dikelompokkan menurut letak poros putaran atau berbentuk dari jalur gigi yang ada. Keuntungan dari penggunaan sistem transmisi diantaranya : 1. Dapat dipakai untuk putaran tinggi maupun rendah. 2. Kemungkinan terjadinya slip kecil. 3. Tidak menimbulkan kebisingan. Transmisi manual pada sepeda motor, memiliki beberapa macam roda gigi, sesuai dengan fungsinya. perlu diingat bahawa dalam membongkar dan memasang transmisi kita harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya dengan letak ring yang menganjal roda gigi. Kali ini kita akan melihat type roda gigi yang dipakai pada transmisi manual, macam – macamnya yaitu :  Roda gigi geser Adalah roda gigi yang berputar bersama as dan dapat bergeser sepanjang as yang dia tempati. Roda gigi geser ini biasanya berfungsi sebagai pengait atau penghubung antara roda gigi yang ada di poros input dan output. tergantung pada posisi mana presneling mau dipindahkan. 



Roda gigi bebas Tipe roda gigi ini bisa berputar bebas terhadap poros, jadi putaranya tidak bergantung pada poros.







Roda gigi mati Tipe roda gigi ini menjadi satu dengan poros, sehingga berputar bersama poros, bedanya dengan roda gigi geser adalah roda gigi mati ini tidak dapat bergeser.



Pada macam roda gigi tersebut diatas termasuk oda gigi lurus, ini digunakan untuk memindahkan gerakan putaran antara poros-poros yang sejajar. Yang biasanya berbentuk silindris dangigi-giginya adalah lurus dan sejajar dengan sumber putaran. Pengunaanroda gigi lurus karena putarannya tidak lebih dari 3600 rpm dan kecepatan keliling tidak lebih dari 5000 ft/menit. Ini tidak mutlak, spur gear dapat juga dipakai pada kecepatan diatas batas-batas tersebut. Rumus Dasar Roda Gigi a. Diameter Pitch Circle (P) P = Nt/d (mm) Dimana: P= Diameter d= Diameter roda gigi Nt= Jumlah gigi b. Jarak Poros d 1+ d 2 (mm) 2 Dimana: C = jarak poros C=



BAB III PERHITUNGAN TRANSMISI 3.1 Perhitungan V-Belt Dik : C = 0,52 cm D1 = 3,224 cm D2 = 13 m Dit : L = ......? Jawab :L



= 0.0052 m = 0,03224 m = 0,13 m



( D 2−D 1 ) ❑2 4.C ( 0,13−0,03224 ) ❑2 = 2.0,0052+1,57( 0,03224+0,13) 4. 0,0052 = 0,0104 + 0,2547168 + 0,45972 = 0,7245888 m = 2 C+1,57 ( D1+ D 2)+



3.2 Perhitungan Pulley Perhitungan kecepatan putaran pulley : Dik : D1 = 3,224 cm D2 = 13 cm N1 = 1800 rpm Dit : N2 = .......? Jawab :N2 = (N1.D1) : D2 = (1800 . 3,224cm) : 13 = 446,4 rpm Note* - D1 = Diameter pulley depan - D2 = Diameter pulley belakang - N1 = Putaran pulley depan



3.3 Perhitungan Bearing W = 10 D. Luar = 52 D. Dalam = 20 L =1,6 D L=1,6 x 20 L = 32



N mm mm



r d D n Berat



= 0,39 = 20 = 52 = 12 = 0,52



mm mm mm N



Perbandingan panjang dan tebal I =1,6 D I = 1,6 x D I = 1,6 x 52 I = 83,2 mm Tekanan Bearing P=



n 0,039 = =2,343 p I x d 83,2 x 20



3.4 Perhitungan Roda Gigi D Luar = 6 mm n



= 36



Pasak



P=



:-D -L -T -H



=5 =3 = 1600 =3



nt d P=



60 =1,67 36



Kecepatan Pitch π x d x N 3,14 x 60 x 36 = =565,2 Ft /min 12 12



Vp= Gaya Ft =



N x 33000 36 x 33000 = =2101,91 mm Vp 565,2



BAB IV KESIMPULAN Dari laporan elemen mesin ini dan uraiannya yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: Cara Kerja sistem transmisi otomatis: Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan ke pulley primary => V-belt => pulley secondary => kopling centrifugal. Putaran menengah, pemberat pada pulley primary mulai bergerak keluar karena gaya centrifugal menekan primary sliding sheave. Putaran tinggi jika putaran mesin lebih, maka gaya keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan V-belt dan diameter membesar, diameter pulley secondary semakin mengecil. Secara umum diketahui bahwa untuk merencanakan suatu elemen mesin diperlukan ketelitian yang sangat tinggi dan dengan pertimbangan matang agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang direncanakan . Kami telah memahami apa yang ada pada teoti elemen mesin dan telah menerapkannya dilapangan , selain itu kami menerapkan hitungan pada komponen-komponen mesin motor Vario 125



DAFTAR PUSTAKA 



Suga, Kyokatsu, Professor, toh – in Gakuen recnichal College, Japan, Dasar   P e r e n c a n a a n d a n P e m i l i h a n E l e m e n M e s i n , I r . S u l a r s o , M S M E , ( t e r j ) . Departemen Mesin Institut Teknologi Bandung, 1980







https://www.mesinmotor.com/cvt/



   



Macam-Macam Sistem Transmisi Kendaraan Bermotor (Part 1) http://artikelteknologi.com/macam-macam-sistem-transmisi-kendaraan-bermotor-part-1/ Macam-Macam Transmisi http://wahyudisporrt.blogspot.com/2015/03/transmisitransmisi-manual-transmisi.html?m=1 https://kamatblog.wordpress.com/2013/04/12/sisten-transmisi-dan-penjelasannya/