EMOSI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EMOSI



DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS PSIKOLOGI UMUM



DISUSUN OLEH : CAHYA KHAIRANI



NIM 0105192004



ELZA HASYIM NASUTION



NIM 0105191093



RATIPA MUSITA



NIM 0105191098



DOSEN PENGAMPU NURHAYANI, S.Ag. , S.S., M.Si.



PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA 2019



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, mungkin makalah ini masih jauh dari kata sempurna walaupun kami telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi



Medan, 23 Oktober 2019 Penulis,



Kelompok 6



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1



Latar belakang ..................................................................................................... 1



1.2



Rumusan Masalah ............................................................................................... 1



1.3



Tujuan ................................................................................................................. 2



1.4



Manfaat ............................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3 2.1



Pengertian Emosi ................................................................................................ 3



2.2



Jenis-Jenis Emosi ................................................................................................ 4



2.3



Bentuk-Bentuk Emosi ......................................................................................... 4



2.4



Teori-Teori Emosi ............................................................................................... 7



2.5



Pengaruh Emosi terhadap Fisik dan Tingkah Laku ............................................ 8



2.6



Kecerdasan Emosional ........................................................................................ 9



2.7



Pengendalian Emosi .......................................................................................... 10



BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11 3.1



Simpulan ........................................................................................................... 11



3.2



Saran ................................................................................................................. 11



DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk yang memiliki rasa dan emosi. Hidup manusia diwarnai dengan emosi dan berbagai macam perasaan. Manusia sulit menikmati hidup secara optimal tanpa memiliki emosi. Manusia bukanlah manusia, jika tanpa emosi. Kita memiliki emosi dan rasa, karena emosi dan rasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita sebagai manusia. Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena seseorang yang cakap secara emosi akan mampu mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, kecakapan mengelola emosi akan mempunyai andil yang lebih besar dalam kesuksesan seseorang lebih dari mengandalkan kecerdasan interlektual. Hubungan personal membutuhkan pengelolaan emosi yang baik, pengelolaan emosi disini menyangkut bagaimana individu mampu memahami perasaan orang lain dan mampu mengatur diri sendiri sehingga bisa menempatkan diri dalam posisi yang tepat dan bersikap baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari materi psikologi tentang psikologi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita sendiri sehingga kita dapat mengendalikan dan mengembangkan emosi kita dengan baik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan emosi ? 2. Apa saja jenis-jenis emosi ? 3. Apa saja teori-teori emosi ? 4. Bagaimana pengaruh emosi terhadap fisik, pikiran dan tingkah laku? 5. Apa yang dimaksud kecerdasan emosi ? 1



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui maksud dari emosi. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis emosi. 3. Untuk mengetahui teori-teori emosi. 4. Untuk mengetahui emosi terhadap fisik dan tingkah laku. 5. Untuk mengetahui maksud dari kecerdasan emosi.



1.4 Manfaat Sedangkan manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Agar dapat digunakan sebagai bahan bacaan oleh setiap orang untuk menambah wawasan pembaca tentang emosi . 2. Setelah para pembaca mengetahui dan memahami isi makalah ini,nantinya bisa menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi pembac auntuk kehidupan sehari-hari, khususnya dalam perkembangan,pengendalian serta kematangan emosi.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Emosi Emosi berasal dari kata e yang berarti energi dan motion yang berarti getaran. Emosi kemudian bisa dikatakan sebagai sebuah energi yang terus bergerak dan bergetar1. Menurut Darwis mendefinisikan emosi sebagai suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta mengejawantah dalam bentuk ekspresi tertentu. Emosi dirasakan secara psikofisik karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik. Ketika emosi bahagia meledakledak, ia secara psikis memberi kepuasan, tapi secara fisiologis membuat jantung berdebar-debar atau langkah kaki terasa ringan, juga tak terasa ketika berteriak puas kegirangan, Namun hal-hal yang disebutkan ini tidak spesifik terjadi pada semua orang dalam seluruh kesempatan. Kadangkala orang bahagia, tapi justru meneteskan air mata, atau kesedihan yang sama tidak membawa kepedihan yang serupa2. Sedangkan menurut Sudarsono emosi adalah Suatu keadaan yang kompleks dari organisme seperti tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahanperubahan dalam organ tubuh yang sifatnya luas, biasanya ditambahi dengan perasaan yang kuat yang mengarah ke suatu bentuk tingkah laku atau perilaku tertentu. Erat hubungannya dengan kondisi tubuh, denyut jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dapat diekspresikan seperti tersenyum, tertawa, menangis, dapat merasakan sesuatu seperti merasa senang, merasa kecewa3. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.



1



Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. 2009 . Manajemen Emosi . jakarta : PT Bumi Aksara, h. 14. 2 Darwis Hude. 2006. Emosi-Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi Manusia Dalam Al Qur’an. Jakarta: Erlangga, h. 19 3 Sudarsono. 1993 . Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta, h. 24



3



2.2 Jenis-Jenis Emosi Berkaitan dengan aspek dalam diri dan luar diri yang melatarbelakangi emosi, emosi pada individu dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: a. Emosi sensoris: Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar tubuh seperti dingin, panas, lapar, sakit. b. Emosi psikis: merupakan emosi yang memiliki alasan kejiwaan seperti perasaan intelektual yang berhubungan dengan perasaan benar atau perasaan terkait hubungan dengan orang lain baik secara perorangan maupun kelompok. Selain itu, pada dasarnya emosi manusia bisa dibagi menjadi dua kategori umum jika dilihat dari dampak yang ditimbulkan4. a. Emosi Positif yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya. Contoh : tenang, santai, rileks, senang, dan lain-lain. b. Emosi Negatif yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya. Contoh : sedih, kecewa, marah, dan lain-lain



2.3 Bentuk-Bentuk Emosi Dalam psikologi banyak bentuk-bentuk emosi, tetapi kali ini kami hanya membahas tiga dari sekian banyak emosi tersebut. 1. Emosi Senang Emosi senang umumnya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang membuat kepuasan dalam hidup. “We define happiness as overall satisfaction with life”. Perasaan senang (cinta, gembira, puas, bahagia) adalah kondisi-kondisi yang senantiasa didambakan oleh setiap individu apa pun latar belakangnya. Hal yang mungkin berbeda adalah persepsi terhadap sesuatu yang dapat membuat orang senang. Oleh karena itu, objek yang dapat membuat orang senang atau bahagia tidak bisa diukur sama untuk semua individu. 4



Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra, Op.cit, h.13



4



‫اح َكتٌ ُم ْستَب ِْش َرة‬ َ ِ ‫ض‬



ٌ‫ُوجُوهٌ يَ ْو َمئِ ٍذ ُم ْسفِ َرة‬



“Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria.” (Q.S. ‘Abasa [80]: 38-39)



2. Emosi Marah Emosi marah adalah reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang dan adanya perasaan tidak suka yang kuat yang disebabkan adanya kesalahan. Tingkah laku yang menyertai emosi marah sangat beragam mulai dari tindakan diam atau menarik diri (withdrawal) hingga tindakan agresif yang dapat mencederai atau mengancam nyawa orang lain. Pemicunya juga sangat beragam, dari hal-hal yang sangat sepele sampai pada pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia. Pada umumnya emosi marah pada manusia dikenali dengan terjadinya perubahan pada raut muka (tegang, merah padam), nada suara yang berat, anggota badan bergetar, atau sikap siap menyerang. Atau, agresivitas itu tidak menggejala karena disembunyikan dengan alasan-alasan tertentu.



“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).



Karena yang namanya marah itu jika keluar bisa jadi keluar kata-kata yang tidak Allah ridhai. Ada yang marah keluar kata-kata kufur, ada yang marah keluar kalimat mencaci maki, ada yang marah keluar kalimat laknat, ada yang marah keluar kalimat cerai hingga hal-hal sekitarnya pun bisa hancur. Kalau seseorang memaksa dirinya untuk diam ketika akan marah, hal-hal yang rusak tadi tidak akan terjadi. Faktor penyebab keterbangkitan emosi marah ada yang bersifat eksternal dan ada pula yang bersifat internal. a. Faktor eksternal adalah stimuli yang datang dari luar diri kita, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam seperti cuaca, gangguan alam, atau yang lain.



5



b. faktor internal datang dari dalam diri manusia sendiri atau sering juga disebut sebagai faktor personal. Orang yang tempramental sangat mudah tersinggung dan terpancing untuk melampias-kan emosi marahnya ketimbang dengan orang penyabar. Sikap dan tingkah laku marah dimiliki oleh semua makhluk, bahkan Allah sebagai al-Khâliq dapat marah (murka). Allah marah kepada orang yang membunuh manusia tanpa haq, musyrik, munafik, bersumpah palsu, dan sebagainya.



3. Emosi Sedih



Dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak selamanya manusia bergembira, adakalanya juga bersedih. Sedih karena gagal meraih sukses, mendapat kesulitan, ditinggal orang yang dicintai, atau sebab yang lain. Begitulah kehidupan terjadi silih berganti (Q.S. Âlu ‘Imrân [3]: 140). Tertawa atau menangis sudah merupakan bawaan (naluri, gharîzah) karunia dari Allah. Dari sejak lahir manusia sudah pandai menangis dan tersenyum. Setelah mulai menapaki kehidupan orang belajar dari lingkungannya kapan tempatnya tertawa dan kapan pula menangis. Q.S. al-Najm [53]: 43 menjelaskan:



“Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.”



Kesedihan memang sesuatu yang tidak diharapkan, tetapi senang atau tidak senang, pasti mampir juga dalam perjalanan hidup manusia. Rasulullah saw. sendiri pernah mengalami kesedihan bertubi-tubi, antara lain ditinggalkan oleh orang-orang yang dikasihinya dalam selang waktu relatif singkat, sehingga tahun kejadian itu dikenal dalam sejarah sebagai âm al-huzn (tahun kesedihan, tahun 619 H). Cobaan yang dialaminya cukup berat sampai tiba saatnya mendapat kelapangan (al-insyi-râh, enlightenment, pencerahan). Kesedihan berganti dengan kebahagiaan, beban berat terlewati, dan memang sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Sungguh! (Q.S. al-Insyirâh [94]: 1-8).



6



2.4 Teori-Teori Emosi 1. Teori James-Lange Teori ini dicetuskan oleh dua orang yaitu William James dari Amerika Serikat dan Carl Lange dari Denmark. Carl Lange (dalam Sarlito, 2000:85-86) mengemukakan bahwa emosi identik dengan perubahan-perubahan dalam sistem peradaran darah. Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh James dengan mengatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi sesseorang terhadap perubahanperubahanyang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap rangsanganrangsangan yang datang dari luar. Teori ini menekankan emasi sebagai respon dari perubahan faali yang terjadi pada dirinya. Contoh tentang teori ini sebagai mana yang dijelaskan oleh Atkinson: Bila Anda tiba-tiba terjerembab di tangga, secara otomatis Anda akan berpegang pada pegangan tangga sebelum Anda sempat menyadari adanya rasa takut. Setelah saat kritis itu berlalu, emosi Anda akan terasa dengan adanya persepsi terhadap jantun yang berdebar keras, napas yang terengah-engah, dan perasaan lemas atau gemetar pada tangan dan kaki. Karena perasaan takut terjadi setelah respon badani, situasi semacam ini membuat teori ini masuk akal. 2. Teori Proses-berlawanan Teori



Proses-Berlawanan



dikembangkan



oleh



Ridhard



Solomon.



Ia



berpendapat bahwa otak manusia berfungsi memicu emosi. Dua emosi berlawanan, seperti senang dan tidak senang, akan selalu muncul dalam satu rentetan peristiwa. Jika emosi A terjadi kemudian disebut sebagai emosi primer, maka emosi B yang menjadi lawannya dan disebut sebagai emosi sekunder. Akan muncul pula hingga emosi turun kembali pada titik normal seperti sediakala. Otaklah yang terus-menerus berfungsi memelihara keseimbangan atau menjaga kondisi ekuilibrium itu. Contoh dari teori ini adalah para penerjun payung amatiran akan merasa senang ketika berhasil mendarat dengan selamat. Senang merupakan lawan dari emosi takut yang dialaminya sebelum terjun hingga parasut mengembang. Setelah beberapakali terjun, rasa takut itupun berkkurang, tetapi rasa senang masih cukup



7



kuat sehingga aksipenerjunan masih tetap dilakukan. Emosi takut adalah emosi primer, dan senang adalah emosi sekunder. 2.5 Pengaruh Emosi terhadap Fisik dan Tingkah Laku 1. Pengaruh emosi terhadap fisik Emosi seseorang disebutkan juga berhubungan dengan anatomi, fisiologi dan terapi. Peneliti lantas menyimpulkan bahwa organ tubuh dapat dipengaruhi oleh emosi sukacita, kemarahan, kesedihan, ketakutan dan pensiveness. a. Suka cita- Jantung Jantung berhubungan dengan perasaan sukacita dan kegembiraan. Di sini, sukacita tidak mengacu pada gagasan kepuasan tetapi untuk agitasi dan lebih stimulasi. Over-kegembiraan dapat menyebabkan insomnia, agitasi dan jantung berdebar-debar.



b. Kemarahan - Hati Emosi kemarahan dikaitkan dengan humor tersinggung dan dapat menyebabkan kebencian dan mudah tersinggung. Hal ini diyakini bahwa emosi ini disimpan dalam hati dan kantung empedu. Kemarahan dapat menyebabkan sakit kepala dan hipertensi yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perut dan limpa. c. Duka / Kecemasan – Paru-Paru Kesedihan diketahui memengaruhi paru-paru dan kecemasan diketahui memengaruhi paru-paru serta usus besar. emosi ini dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas atau kolitis ulserativa.



d. Takut - Ginjal Jika ketakutan dirasakan terlalu dalam dan untuk jangka waktu lama, dapat mulai mempengaruhi ginjal Anda dengan cara yang berbahaya. Ini menjelaskan dorongan untuk buang air kecil setiap kali seseorang takut, khususnya anak-anak.



8



e. Bingung - Limpa Bingung dikaitkan dengan proses berpikir berat yang dapat menguras energi Anda dan menyebabkan ketidakharmonisan. emosi melankolis ini diketahui mempengaruhi limpa dan dapat menyebabkan kelesuan dan kurangnya konsentrasi.



2. Pengaruh emosi terhadap tingkah laku pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya sebagai berikut : a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai. b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi) c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara. d. Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati. e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengarui sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.



2.6 Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya.Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, akan membentuk generasi yang berpendidikan berkarakter. Goleman menyatakan bahwa secara umum ciri-ciri seseorang memiliki kecerdasan emosi adalah mampu memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,



9



mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir serta berempati dan berdoa5. Menurut Alan Mortiboys Peter Salovey dan Jack Mayer (1990) Kecerdasan emosional (EQ) meliputi6: 1. kemampuan untuk merasakan secara akurat, menilai dan mengekspresikan emosi; 2. kemampuan untuk mengakses dan/atau menghasilkan perasaan ketika ia bersedia berpikir; 3. kemampuan untuk memahami emosi dan pengetahuan emosional;dan 4. Memampuan untuk mengatur emosi untuk mempromosikan pertumbuhan emosi dan intelektual.



2.7 Pengendalian Emosi Secara teori, terdapat tiga model pengendalian emosi yang dilakukan oleh seseorang ketika menghadapi situasi emosi (Hube, 2006), yaitu pengalihan, penyesuaian kognitif, dan strategi koping. 1.



Pengalihan/Displacement. Pengalihan merupakan suatu cara mengalihkan atau menyalurkan ketegangan emosi pada obyek lain.



2.



Penyesuaian Kognitif / Cognitive Adjustment. Yaitu suatu mekanisme yang menempatkan persepsi berada dalam kondisi positif. Setiap masalah selalu dilihat dari sisi positifnya.



3.



Coping strategy. Coping dimaknai sebagai tindakan seseorang dalam menanggulangi, menerima atau menguasai suatu kondisi yang tidak diharapkan (masalah).



5



Goleman, Daniel.1996. Kecerdasan Emosional. Terj.. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h. 36 Salovey,p dan Mayer J. 1990 . Emotional Intelledence, Imagination, cognition, and personality. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 6



10



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Berkaitan dengan aspek dalam diri dan luar diri yang melatarbelakangi emosi, emosi pada individu dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: a. Emosi sensoris: Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar tubuh seperti dingin, panas, lapar, sakit. b. Emosi psikis: merupakan emosi yang memiliki alasan kejiwaan seperti perasaan intelektual yang berhubungan dengan perasaan benar atau perasaan terkait hubungan dengan orang lain baik secara perorangan maupun kelompok. Teori-Teori Emosi terdiri dari : 1. 2.



Teori James-Lange Teori Proses-berlawanan



pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya sebagai berikut : a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai. b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi) c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara. d.



Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.



e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengarui sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. 3.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenaimakalah ini adalah: 11



1. Diharapkan penulis nantinya dapat mengembangkan penulisanmakalah tentang kajian-kajian psikologi khususnya pembahasan emosiyang lebih luas dengan sajian penelitian-penelitian yang aktual dan faktual. 2. Diharapkan hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kajian emosi. 3. Dan khususnya bagi remaja untuk bisa memahami serta menguasai emosinya, sehingga mampu bertindak adaptif di lingkungannya serta dapat mengembangkan perilaku dan sikap memaafkan untuk membuka peluang mendapatkan tempat, peran dan penerimaan diri oleh lingkungannya.



12



DAFTAR PUSTAKA



Darwis Hude. 2006. Emosi-Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi Manusia Dalam Al Qur’an. Jakarta: Erlangga. Goleman, Daniel.1996. Kecerdasan Emosional Terjemahan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gusti, A. Y., & Margaretha P. M. 2010. Perilaku Prososial Ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi. Vol. 9 No. 3 Kholisin. 2014. Kecemasan Berbicara Ditinjau Dari Konsep Diri dan Kecerdasan Emosional . Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 34, 77 - 102 Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. 2009 . Manajemen Emosi . Jakarta : PT Bumi Aksara. Salovey, P dan Mayer J. 1990 . Emotional Intelledence, Imagination, cognition, and personality. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sudarsono. 1993 . Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.



13