107 80 62 MB
Indonesian Pages [107] Year 2003
WARDANT
m0l0ui
iltm
Abad Pertengahan
Ksts Pengontor: Prof. Dr. H. Mschosin, M.A.
rris
PemcnruTAR REDAKsI EPISTEMOLOGI KAI-AM ABAD PBRTENGAHAN Wardani @
IKiS, zoo3
xviii +
194 halamant r4,S x 21 cm r. Teologi Islam z. Epistemologi
ISBN:979-z S-5382-T ISBN r3:978 -gZg-zS-SS8z-6 Pengantar: Prof. Dr. H. Machasin, M.A.
Editor: Ahmad Sahidah Penyelaras Akhir: Ahmala Arifin Pemeriksa Aksara: Shoffan Hanafi Rancang Sampul: Haitami el Jaid
Setting/tcyout: Santo Penerbit & Distribusi:
I.FGS Yogyakarta Salakan Baru No. I Sewon Bantul Jl. Parangtritis Km. 4,4 Yogyakarta Telp.: (o274) SSZtg+ Faks.: (ozZD S7g43o http ://www.lkis.co.id email: [email protected] Anggota IKAPI Cetakan
II:
2or2 (Edisi Revisi)
Percetakan:
PT.
IKiS Printing
Cemerlang
Salakan Baru No. 3 Sewon Bantul
Jl. Parangtritis Km. 4,4 Yogyakarta Telp.: (o274) 4t7762 email : [email protected]
Mu'tazilah sebagai sebuah aliran teologi rasionalis sempat mengalami kejayaan pada masa Dinasti Abbasiyah, khususnya pada era pemerintahan Harun ar-Rasyid (266-8og M), dan mencapai puncaknya pada era pemerintahan al-Makmun (Br38SS
M)-di
mana paham Mu'tazilah sempat menjadi ideologi resmi
negara. Tetapi, pada era al-Mutawakkil-sebagai pengganti dari khalifah al-Ma'mun-Mu'tazilah tidak lagi mendapat tempat dalam pemerintahan karena statusnya sebagai ideologi negara akhirnya dihapus (8S6 M). Pada saat itulah popularitas Mu'tazilah mulai meredup bahkan tenggelam setelah digeser oleh ideologi tradisionalis Sunni. Kelompok Sunni yang sebelumnya (selama era Harun
ar-Rasyid dan al-Ma'mun) merasa dikebiri dan dipecundangi, akhirnya melakukan serangan balik dengan berusaha menggusur dan menyingkirkan kelompok Mu'tazilah. Era Dinasti Buwahi pada abad ke-4 H merupakan era di mana
kelompok Mu'tazilah berusaha bangkit kembali, dan mencoba menepis tuduhan-tuduhan miring yang dilontarkan kelompok Sunni kepadanya dengan menyusun argumen-argumen rasional. Benturan pemikiran dan ketegangan teologis (kallm)antara kedua kelompok tersebut terus berlanjut, dan bahkan menyeret pada
Eprgennolocr KnLnna Agno penterucnxnru
PencanraR Reonrst
l)(ll'soalan politik. Masing-masing kelompok berusaha mendekat parla l