Espa4110 - Pengantar Ekonomi Makro - Ulfah Surachman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE) SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)



Nama Mahasiswa



: Ulfah Surachman



Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042191928 Tanggal Lahir



: 10 September 1998



Kode/Nama Mata Kuliah



: ESPA4110 / PENGANTAR EKONOMI MAKRO



Kode/Nama Program Studi



: 54/Manajemen



Kode/Nama UPBJJ



: 24/Bandung



Hari/Tanggal UAS THE



: MINGGU / 26 JUNI 2022



Tanda Tangan Peserta Uji



Petunjuk 1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini. 2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik. 3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan. 4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.



KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TERBUKA



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



SURAT PERNYATAAN MAHASISWA KEJUJURAN AKADEMIK



Yang bertanda tangan di bawah ini:



Nama Mahasiswa



: Ulfah Surachman



NIM



: 042191928



Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4110 / PENGANTAR EKONOMI MAKRO Fakultas



: Ekonomi



Program Studi



: Manajemen



UPBJJ-UT



: Bandung



1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id. 2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun. 3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian UAS THE. 4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan saya). 5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka. 6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka. Garut, 26 Juni 2022 Yang Membuat Pernyataan



Ulfah Surachman



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



Jawaban No. 1 1. Pendekatan produksi dalam Produk Domestik Bruto Di bawah pendekatan produksi, PDB mewakili nilai semua barang dan jasa akhir dalam perekonomian selama periode tertentu. PDB mengecualikan nilai akhir barang perantara. Itu karena semua nilai tambah selama proses produksi terkandung dalam harga jual barang jadi. Untuk menghitung PDB, kita dapat menambahkan nilai akhir dari semua barang dan jasa. Atau, kita menjumlahkan nilai tambah pada setiap tahap proses produksi dan distribusi. Nilai tambah sama dengan harga output dikurangi biaya input yang dikonsumsi dalam proses produksi. Adapun PBD dari negara hipotetik berdasarkan tabel diatas adalah : Nama Perusahaan Roti Perusahaan Keju Perusahaan Pizza



Nilai Input 0 0 85



Nilai Output 50 35 200



Nilai Tambah 50 35 115



𝑌 = 𝑁𝑇𝐵1 + 𝑁𝑇𝐵2 + 𝑁𝑇𝐵3 + ⋯ + 𝑁𝑇𝐵𝑛 𝑌 = 50 + 35 + 115 𝑌 = 200



Sehingga dapat disimpulkan bahwa PBD dari Negara Hipotetik berdasarkan pendekatan produksi adalah sebesar Rp 200. 2. Pendekatan Pengeluaran Di bawah pendekatan ini, PDB adalah jumlah uang yang dihabiskan untuk barang dan jasa akhir. Pembeli berasal dari rumah tangga, bisnis, dan sektor pemerintah. Harap dicatat, PDB mengukur total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu ekonomi. Oleh karena itu, untuk ekonomi terbuka, kita juga harus memasukkan ekspor dan impor. Ekspor merupakan barang dan jasa domestik yang dikonsumsi oleh orang asing. Sementara itu, impor merupakan barang dan jasa asing yang dibeli oleh konsumen dalam negeri. GDP atau PDB memiliki empat komponen dalam perhitungan dengan pendekatan pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor bersih (NX). Karena PDB dapat diartikan sebagai total pengeluaran dalam perekonomian, maka perhitungan PDB dapat dilakukan mengikuti rumus: 𝑃𝐷𝐵 = 𝐶 + 1 + 𝐺 + 𝑁𝑋 = 85 + (15 + 20 + 75)



= 195



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



3. Pendekatan pendapatan Di bawah pendekatan pendapatan, kita menghitung PDB dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi terdiri dari tenaga kerja, modal, tanah, dan kewirausahaan. Buruh menerima upah dan tunjangan. Pemilik modal mendapat bunga, pemilik tanah menerima sewa. Akhirnya, pengusaha memperoleh sebagian dari keuntungan. Karena PDB merupakan penjumlahan dari seluruh kompone pendapatan yang terdapat dalam perekonomian, maka perhitungan PDB dengan pendekatan pendapatan dapat dilakukan dengan mengikuti formula: 𝑃𝐷𝐵 = 𝑤 + 𝑟 + 𝑆 + 𝜋 = (15 + 20 + 75) + 85 + (50 + 35 + 200)



= 480



Dimana w adalah upah, r adalah bunga modal, S adalah sewa, dan phi adalah laba usaha.



Hal yang harus diperhatikan tiap menggunakan 3 pendekatan diatas adalah :



Kita juga memasukkan statistik diskrepansi dalam rumus. Ini untuk menyamakan angka akhir dalam tiga pendepatan tersebut. Adanya perbedaan sumber data yang tidak akurat dan metode perhitungan membuat tiga pendekatan belum tentu menghasilkan angka yang persis sama.



Referensi : ✓ BMP ESPA4110/MODUL 2



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



Jawaban No. 2 Dari kasus diatas maka perubahan PBD adalah sebesar :



Permintaan agregat merupakan total permintaan barang/jasa dalam sebuah perekonomian pada tingkat harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan agregat ini pada dasarnya merupakan penjumlahan dari permintaan oleh berbagai individu, yaitu konsumen, pengusaha, pemerintah, dan masyarakat luar negeri untuk berbagai tujuan pengeluaran, baik untuk konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, maupun untuk memperoleh barang ekspor/impor. Secara matematis, permintaan agregat dituliskan dalam bentuk persamaan linier: 𝑌 = 𝐶 + 𝐼 + 𝐺 + 𝑁𝑋



dimana C merupakan konsumsi, I investasi, G pengeluaran pemerintah, dan NX ekspor bersih. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, konsumsi (C) ditentukan oleh besarnya pendapatan disposabel. Hasil studi mengindikasikan bahwa, saat tingkat harga mengalami kenaikan, konsumen cenderung untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah sedikit karena kenaikan harga barang tidak sebanding dengan tingkat pendapatan mereka. Pada fungsi konsumsi dapat terjadi pergeseran-pergeseran yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu perubahan selera, perubahan harapan dan suku bunga, perubahan pajak dan perubahan pembayaran transfer. Pengeluaran investasi (I) ialah pembelian barang-barang modal seperti gedung dan perlengkapan serta penambahan inventori. Analisa permintaan agregat menyarankan penentu utamanya adalah tingkat output, biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang modal, dan harapan di masa yang akan datang.



Referensi : ✓ ESPA4110/MODUL 4



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



Jawaban No. 3 Berdasarkan hasil penelitian Perlambang (2012) Konsumsi, suku bunga, kurs, dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Dengan arti kata, apabila terjadi peningkatan terhadap konsumsi, kurs (terdepresiasi) dan jumlah uang beredar sedangkan suku bunga turun maka akan berdampak peningkatan inflasi di Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan jika Bank Indonesia terus mempertahankan jumlah uang yang beredar akan berdampak menurunnya suku bunga yang kemudian mengarah pada terjadinya inflasi.



Referensi : ✓ Palembang, Heru. (2010). Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi: Universitas Trisakti



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



Jawaban No. 4



Mencetak uang berarti meningkatkan Jumlah Uang Beredar (JUB) di dalam masyarakat. Menurut Mankiw (2003), keeratan hubungan inflasi dengan jumlah uang beredar tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik dalam jangka panjang, bukan dalam jangka pendek. Dengan demikian, hubungan antara pertumbuhan uang dan inflasi dalam data bulanan tidak akan seerat hubungan keduanya jika dilihat selama periode 10 tahun. Dalam Nopirin (2014), Bahwa Keynes tidak melihat Jumlah uang beredar merupakan faktor eksogen dalam kegiatan suatu perekonomian. Menurut Keynes, uang beredar sebagai faktor yang sangat ditentukan oleh kegiatan ekonomi suatu masyarakat. Jadi menurut Keynes besarnya angaka pelipat uang dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi. Artinya apabila kebijakan mencetak uang dilakukan maka JUB yang berada dalam masyarakat akan tinggi, dan sesuai teori maka tingkat inflasi akan tinggi dikarenakan dalam masa pandemic ini permintaan akan suatu barang akan melemah dikarenakan konsumsi turun akibat resesi, produsen pun akan mengalami penurunan produksi maka menurut Afrizal (2017) akan terjadi Cost Push Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Hasil penelitian Afrizal (2017) menunjukkan bahwa jumlah uang beredar di Indonesia tidak berpengaruh terhadap tingkat inflasi, namun tingkat inflasi di Indonesia berpengaruh terhadap jumlah uang beredar. Hasil penelitian Perlambang (2012) Konsumsi, suku bunga, kurs, dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Dengan arti kata, apabila terjadi peningkatan terhadap konsumsi, kurs (terdepresiasi) dan jumlah uang beredar sedangkan suku bunga turun maka akan berdampak peningkatan inflasi di Indonesia. Indonesia pernah mengalami Hiperinflasi pada tahun 1963-1965 dikarenakan terdapat beberapa proyek ambisius dari pemerintah yaitu pembangunan GBK, HI, Monas, dan Asian Games membuat Indonesia



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



mencetak uang untuk likuiditas. Namun dampaknya adalah terkena hiperinflasi 600% (Sejarah Bank Indonesia: Moneter :1959 -1966). Kesimpulannya adalah apabila Indonesia masih mampu mempunyai cadangan likuiditas tidak perlu mencetak uang dikarenakan stimulus moneter masih dapat dilakukan seperti obligasi SBN, dll



Referensi : ✓ Mankiw, N. G. (2003). Teori Makroekonomi Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga. ✓ Nopirin. (2014). Ekonomi Moneter Buku I, Edisi 1, Cetakan 14. Yogyakarta: Bpfe ✓ Afrizal. (2017). Analisis Kausalitas Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar Di Indonesia Periode Tahun 2000.1--2014.4. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan 2017, Vol. 6, No. 3, 236-250 ✓ Samuelson, P. A., & Nordhaus. W. D. (2009). Economics. Nineteenth Edition. New York: Mcgraw-Hill Irwin. ✓ Palembang, Heru. (2010). Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi: Universitas Trisakti



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA



BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA