Essay Bela Negara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TERBATAS



OPTIMALISASI BELA NEGARA GENERASI MUDA OLEH SATKOWIL DALAM RANGKA TERWUJUDNYA PERTAHANAN NEGARA YANG TANGGUH



Penulis



Acuk Andrianto Mayor Inf NRP 11040019280781 TERBATAS



TERBATAS OPTIMALISASI BELA NEGARA GENERASI MUDA OLEH SATKOWIL DALAM RANGKA TERWUJUDNYA PERTAHANAN NEGARA YANG TANGGUH



Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang majemuk dan memiliki jumlah penduduk yang besar dimana sebagian besar wilayahnya merupakan perairan, hal ini selain menjadi suatu kekuatan juga merupakan suatu kelemahan dimana mempunyai banyak celah yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan dan menyebabkan disintegrasi bangsa. Pertahanan negara menurut UU no 3 tahun 2002 adalah segala upaya yang dilakukan dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertakankan



keutuhan



wilayah



negara



kesatuan



republik



indonesia



yang



berdasarkan pancasila dan UUD NRI tahun 1945 serta melindungi segenap bangsa dan tumpah darah dari segala ancaman baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. Untuk itu diperlukannya program bela negara agar dapat memperteguh keyakinan seluruh warga negara Indonesia terhadap unsur bela negara yang meliputi cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan bahwa pancasila sebagai idiologi negara. TNI terutama TNI AD yang memiliki satuan yang tersebar di seluruh wilayah indonesia baik satkowil maun sat non kowil mempunyai tugas untuk membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan program bela negara. Salah satu satuan kewilayahan yang diharapkan mampu mendukung program tersebut adalah satuan Kodim yang memiliki anggota sampai tinggkat terendan yaitu pedesaan melalui Babinsa namun kenyataan masih banyak terjadi persoalan baik intern maupun ekstern yang menghambat berjalannya program tersebut dan hal terbut



Melatar belakangi



permasalahan yang menyebabkan program bela negara dalam rangka mewujudkan pertahanan negara yang tangguh belum berjalan optimal Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka penulis memperoleh gambaran tentang Identifikasi persoalan yang muncul dalam pelaksanaan program bela negara yaitu : pertama, Belum optimalnya peran tokoh masyarakat ; kedua, Kuatnya pengaruh globalisasi; ketiga, Memudarnya nasionalisme dan kecintaan generasi muda pada bangsa dan tanah air. Dari ketiga persoalan tersebut maka penulis dapat Merumuskan masalah yaitu Bagaimana optimalisasi bela negara dalam rangka terwujudnya pertahanan yang tangguh ? Kami menilai bahwa Pentingnya memecahkan masalah dalam penulisan essay ini adalah dapat memberikan saran tentang upaya upaya yang dapat dilaksanakan oleh Kodim dalam rangka mengoptimalkan program bela negara di wilayah, sedangkan untuk TERBATAS



penulisan essay ini



TERBATAS 2 Metode digunakan adalah deskriptif analisis yaitu mengalisa



permasalahan dengan menggambarkan permaslahan sesuai data dan fakta yang terjadi dilapangan melalui pendekatan empiris atau pengalaman penulis selama berdinas di TNI AD. Nilai guna dari penulisan essay ini adalah diharapkan dapat menggambarkan permasalahan yang terjadi dalam rangka optimalisai program bela negara kepada seluruh pembaca dan Maksudnya adalah memberikan gambaran kepada komando atas tentang upaya upaya yang dapat dilaksakanan dalam membuat kebijakan program bela negara, sedangkan Tujuan adalah memberikan saran dan masukan kepada para komandan kodim tentang upaya upaya yang dilakukan dalam mengoptimalkan program bela negara disatuannya. Ruang lingkup dari penulisan ini meliputi pendahuluan, pembahasan dan penutup dengan Pembatasan pada peran satkowil di tingkat Kodim.



Pembahasan Dalam upaya mengoptimalkan program bela negara ini tentu banyak kritikan dari berbagai kalangan karena identik dengan militerisme bahkan sebagian akademisi mengkhawatirkan program tersebut hanya ditujukan kepada penguatan bidang militer tanpa memperhatikan sisi pendidikan kewarganegaraan yang mampu mencetak karakter –karakter bela negara yang sebenarnya. Seperti yang telah diuraikan diatas dalam mengoptimalkan program bela negara telah diidentifikasi beberapa persoalan yang menghambat yaitu : pertama, Belum optimalnya peran tokoh masyarakat; kedua, Kuatnya pengaruh globalisasi; ketiga, Memudarnya nasionalisme dan kecintaan generasi muda pada bangsa dan tanah air. Dan sesuai metode pemecahan permasalahan ( Kodiklat,2010) bahwa setelah diidentifikasi, maka persoalan dipersempit sehingga dapat dianalisa sesuai kemampuan penulis



Belum optimalnya peran tokoh masyarakat Permasalahan pertama yang akan kami bahas adalah tentang belum optimalnya peran tokoh masyarakat dalam turut mendukung optimalisasi bela negara, sesuai dengan data bahwa masih banyaknya pemuda yang menggunakan Narkoba dimana 75% penggunanya adalah usia 20 – 40 tahun ( BNN, 2018) serta masih maraknya tawuran baik yang terjadi antar kampung maupun golongan dan kelompok, salah satu fakta yang terjadi adalah tawuran atau pengeroyokan yang terjadi kepada supporter persija bernama airlangga disaat pertandingan Persib melawan Persija pada awal tahun 2018 ( Tribunnews.com,2018) . Data dan fakta ini mengindikasikan bahwa salah satu alasan TERBATAS



TERBATAS 3 yang menyebabkan belum optimalnya program bela negara adalah rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara di masyarakat terutama dikalangan pemuda disebabkan kurang optimalnya peran tokoh masyrarakat dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap generasi muda. Dari data dan fakta yang ada tentunya Harapan dan keinginan seluruh masyarakat



indonesia



termasuk



diantaranya



penulis



bahwa



Kodim



mampu



mengoptimalkan program bela negara dengan memperkuat peran para tokoh masyarakat dalam rangka mewujudkan pertahanan negara yang tangguh Sesuai dengan teori Kontrol sosial ( Albert J. Reis,1958 ) yang mengatakan bahwa ada 2 kontrol dalam kehidupan bermasyarakat yaitu kontrol personal/individu dimana seseorang dapat mengontrol tindakannya untuk patuh terhadap norma dan aturan yang berlaku serta yang kedua kontrol sosial yaitu kelompok masyarakat harus dapat mengontrol anggotanya serta orang lain untuk patuh pada norma dan aturan yang berlaku. Dari teori ini dapat Analisa hubungan sebab akibat mengapa belum optimalnya peran tokoh masyarakat dalam bela negara yaitu sebab rendahnya kontrol individu dan sosial kepada para pemuda oleh para tokoh masyarakat berakibat pada belum optimalnya program bela negara dengan masih banyaknya kelakuan/tindakan para pemuda yang tidak mencerminkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Begitu pula sesuai dengan UUD NRI tahun 1945 pasal 27 ayat 3 yang menyatakan bahwa seluruh warga negara indonesia berhak dan wajib dalam upaya bela negara, sebab rendahnya pemahaman terhadap arti dari bela negara dimana sebenarnya seluruh masyarakat wajib turut serta berakibat belum optimalnya program bela negara. Dalam upaya meningkatkan peran tokoh masyarakat dalam upaya bela negara oleh kodim tentunnnya terdapat beberapa Kendala dan kelemahan



yang terjadi di



lapangan. Kendala tersebut antara lain adalah pertama, jumlah babinsa yang belum memenuhi TOP/DSPP kodim dimana masih ada yang memiliki tanggung jawab pembinaan lebih dari satu desa/kampung; kedua, Sarana dan prasarana yang dimilki oleh babinsa dimana belum memiliki kantor serta ATK yang memadai di daerah binaannya sedangkan kelemahannya adalah Sikap dan prilaku apatis masyarakat terhadap tugas babinsa. Dari uraian diatas tentunya harus ada upaya yang dilakukan guna mengoptimalkan peran tokoh masyarakat dalam program bela negara dengan memaximalkan Kekuatan dan peluang yang kodim miliki. Kekuatan tersebut adalah Pengetahuan Babinsa yang lebih



mendalam tentang bela negara daripada masyarakat binaannya serta peluang



yang dimilki adalah motivasi atau kemauan masyarakat terhadap bela negara relatig tinggi TERBATAS



TERBATAS 4 dan sangat antusias, dari kekuatan dan peluang tersebut ada beberapa upaya dapat dilakuan oleh kodim dalam memaximalkan peran tokoh masyrakat anatara lain yaitu : pertama, Memberikan sosialisasi dan penyuluhan 4 pilar kebangsaan serta tentang pentingnya bela negara kepada tokoh masyarakat dan pemuda sehingga timbul kesadaran tokoh masyarakat untuk ikut mengontrol tinadakan para pemuda dan msyarakat terutama pemuda juga menyadari bahwa merekamempunyai hak dan kewajiban dalam bela negara; kedua, melaksanakan patroli bersama 3 pilar baik TNI,Polri maupun pemda dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat; Ketiga, memberikan tindakan yang tegas kepada masyarakat yang dinilai telah melanggar aturan dan norma yang ada dengan melaporkan pada kepolisian maupun pemberian sangsi sosial. Kuatnya pengaruh globalisasi Permasalahan kedua yang mempengaruhi belum optimalnya program bela negara yang dilakukan oleh kodim adalah kuatnya pengaruh globalisasi terhadap seluruh golongan masyarakat, globalisasi yang maju sangat pesat terutama kemajuan teknologi informasi membuat celah bagi datangnya ancaman bagi kedaulatan negara. Sesuai dengan data bahwa pengguna internet di indonesia sudah berada pada kisaran angka 132 juta pengguna ( AAPJI, 2016) atau lebih dari separuh jumlah penduduk indonesia secara keseluruhan, namun penggunaan internet ini tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk menjaga keutuhan negara dan kebhinekaan yang ada dengan menyebarkan berita bohong/hoax, penyebaran paham radikal baik radikal kanan maupun kiri, dan upaya adu domba dengan menggunakan isu suku, agama, ras dan adat istiadat dimana salah satu fakta kuatnya pengaruh globalisasi melalui perkembangan teknolgi informasi adalah terbongkarnya sindikat saracen.( Kompas, 2018) yang menyebarkan hoax dan kebencian melalui internet dan media sosial dimana hal ini tentunya tidak sesuai dengan prinsip prinsip bela negara. Data dan fakta ini menegaskan bahwa salah satu alasan yang menghambat proses dan uapaya bela negara adalah kuatnya pengaruh globalisasi terutama perkembangan teknologi informasi. Harapan dan keinginan penulis tentunya kodim mempunyai peran yang optimal dalam mengontrol perkembangan globalisasi terutama perkembangan teknologi informasi sehingga program bela negara yang telah dicanangkan dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran TNI AD dapat berjalan optimal serta pada akhirnya mendukung terwujudnya pertahanan negara yang tangguh. Menurut teori NKK atau Niat + kesempatan = kejahatan yang dipopulerkan oleh kepolisian republik indonesia dalam menggungkap dan menanggulangi kejahatan maka TERBATAS



TERBATAS 5 dapat dianalisa hubungan sebab akibat mengapa program bela negara yang dilakukan belum optimal. Disebabkan masih adanya niat bagi para oknum oknum yang ingin menggoyahkan kedaulatan dan pertahanan negara kesatuan republik indonesia dengan menggunakan kesempatan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap internet sehingga masih banyak timbulnya permasalahan yang menggunakan internet dan media sosial dalam mengadu domba antar sesama warga negara, hal ini berakibat pada belum optimalnya program bela negara dan goyahnya pertahanan negara. Serta menurut UU no 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara diamana sistem pertahanan negara kesatuan republik indonesia adalah sishankamrata atau sistem pertahanan rakyat semesta dimana seluruh pihak turut bertanggung jawab terhadap upaya upaya yang dapat mengancam kedaulatan negara, dari pengertian itu dapat diambil makna bahwa sebab masih banyaknya oknum masyarakat yang belum mengerti dan memaknai arti sistem pertahanan negara sehingga baik secara sengaja maupun tidak melakukan perbuatan yang berakibat pada terancamnya keutuhan negara yang berarti pula bahwa pembinaan bela negara belum dapat berjalan secara optimal. Dalam upaya mengoptimalkan program bela negara melaui kontrol terhadap globalisasi akan ditemui beberapa Kendala dan kelemahan yang terjadi di lapangan. Kendala adalah pertama, SDM atau sumber daya manusia aparat kodim yang masih terbatas dimana sebagian besar Danramil dan Babinsa merupakan generasi masa lalu yang kurang mengerti akan globalisasi dan perkembangan teknologi serta perkembangan lingkungan strategis di wilayahnya; kedua, Anggaran yang dimiliki Kodim dalam rangka program pembinaan bela negara sangat kurang dan terbatas, hal ini menyebabkan komandan Kodim tidak dapat leluasa menjalankan programnya karena keterbatasan dana sedangkan kelemahannya adalah UU yang mengatur tentang keterlibatan TNI untuk mengontrol dan memonitor serta mengawasi laju perkembangan globalisasi belum ada sehingga sampai saat ini masih mengacu pada UU no 34 tahun 2004 ttg TNI dimana mempunyai tugas pokok salah satunya adalah membantu pemerintah daerah dan membantu tugas kepolisian republik indonesia sesuai dengan tudan dan fungsi kodim. Dari kendala dan kelemahan yang telah kami uraikan diatas harus ada upayaupaya yang dilakukan oleh Dandim guna mengontrol perkembangan globalisasi dalam tujuan memaximalkan



program bela negara dengan memaximalkan Kekuatan dan



peluang yang kodim miliki. Kekuatan tersebut adalah hirearki yang kuat dalam sistem organisasi TNI AD dimana hal ini dpat menjadi kekuatan utama sehingga program belanegara dengan mengontrol perkembangan globalisasi dapata berjalan optimal serta peluang yang dimilki adalah hubungan baik yang dimiliki oleh para Dandim dengan unsur TERBATAS



TERBATAS 6 pimpinan yang ada didaerah baik Bupati, kepolisian, kejaksaan maupun pengadilan negeri, dari kekuatan dan peluang tersebut ada beberapa upaya-upaya yang harus dilakukan dilakuan oleh Dandim dalam memaximalkan peran kodim untuk mengontrol perkembangan globalisasi sehingga program bela negara dapat berjalan dengang lancar dan optimal. yaitu : pertama,



Memberikan pelatihan kepada aparat kewilayan yang



berada di satuannya yaitu para Danramil dan Babinsa tentang perkembangan globalisasi melalui beberpa sektor diantaranya teknologi informasi, perdangan bebas, masuknya budaya asing melalui film dan kesenian yang lain sehingga para Danramil dan Babinsa dapat mengerti dan mengontrol perkembangan globalisasi yang mengancam pertahanan negara diwilayah binaannya kedua, Melakukan rapat koordinasi bersam pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya guna menetapkan peraturan peraturan daerah dalam rangka menanggulangi pengaruh negatif perkembngan globalisasi Ketiga, memberikan contoh dan sikap prilaku yang baik masyarakat di wilayah binaanya dlam menyikapi perkembangan globalisasi di daerahnya seperti menggunakan produk lokal, membeli kebutuhan sehari hari di warung tetangga dan lainnya. Memudarnya nasionalisme dan kecintaan generasi muda pada bangsa dan tanah air Permasalahan



terakhir



yang



akan



kami



bahas



dalam



essay



ini



guna



mengoptimalakan program bela negara kurangnya Memudarnya nasionalisme dan kecintaan generasi muda pada bangsa dan tanah air dimana sesuai dengan data yang kami dapatkan bahwa tingkat nasionalisme dan kecintaan generasi muda pada bangsa dan tanah sangatlah rendah (Gatot Nurmantyo, 2016) hal ini disampaikan oleh mantan Panglima TNI Jenderal TNI (purn) Gatot Nurmantyo pada saat memberikan kuliah umum di universitas jend. Sudirman purwokerto dalam rangka dies natalies Unsoed, salah satu faktanya adalah kasus viralnya beberapa pemuda yang berfoto di atas patung para pahlawan di monumen lubang buaya pada (jakarta post, 2014) . Data dan fakta ini mengindikasikan bahwa salah satu alasan belum dapat optimalnya program bela negara yang dialkukan oleh pemerintah dan TNI AD melalui jajarannya adalah telah memudarnya rasa nasionalisme dan kecintaan generasi muda pada bangsa dan tanah air. Sesuai dengan uraian diatas maka timbul Harapan dan keinginan penulis agar kodim mampu berperan dalam menumbuhkan kembali kecintaan dan rasa nasionalisme generasi muda pada bangsa dan tanah air sehingga program pembinaan bela negara dapat berjalan optimal tanpa hambatan yang pada akhirnya dapat mewujudkan pertahanan negara yang tangguh. Dalam teori Ekuivalensi yang mengatakan bahwa “ le condition sie quanon” ( Von buri, 1873) yang berarti syarat adalah sebab dan semua syarat mempunyai nilai yang TERBATAS



TERBATAS 7 sama sehingga hilangnya syarat akan menyebabkan akibat yang berbeda serta teori Pemuda yang disampaikan oleh presiden pertama RI yang mengatakan bahwa berikan aku sepuluh pemuda maka akan kugoncang dunia ( Soekarno, 1945), Dari kedua teori ini penulis dapat Analisa hubungan sebab akibat belum optimalnya program bela negara yang dilakukan oleh kodim yaitu sebab memudarnya rasa nasinalisme dan kecintaan generasi muda pada bangsa dan negara berakibat pada belum optimalnya program bela negara dengan banyaknya tingkah laku dan tindakan para pemuda yang dapat mengancam pertahanan negara. Sedangkan UUD NRI tahun 1945 pasal 30 menyatakan bahwa seluruh warga negara indonesia berhak dan wajib dalam pertahanan dan keamanan negara, dari pasal ini kami menarik sebab bahwa belum adanya kesadaran para generasi muda untuk turut dalam upaya pertahanan negara



berakibat belum



optimalnya program bela negara. Dalam upaya meningkatkan kembali rasa nasionalisme pemuda oleh kodim tentunya terdapat beberapa Kendala dan kelemahan yang terjadi. Kendala tersebut antara lain adalah pertama, Sikap dan prilaku aparat kodim yang cenderung arogan dan tidak ramah terhadapa masyarakat terutama para pemuda; kedua, usia aparat komando kewilayahan yang terutama danramil dan babinsa yang merupakan generasi tua sehingga tidak dapat diterima oleh pemuda sedangkan kelemahannya adalah perkembangan lingkungan masyarakat dan teknologi. Dari uraian diatas tentunya harus ada upaya yang dilakukan guna meningkatkan kembali rasa nasionalisme dan kecintaan pemuda terhadap bangsa dan negara dalamrangka optimalisasi program bela negara dengan memaximalkan Kekuatan dan peluang yang dimiliki. Kekuatan tersebut adalah Pengalaman serta pengetahuan para anggota kodim tentang kehidupan dan lingkungan sekitar serta peluang SDM generasi muda saat ini yang jauh lebih baik dari generasi sebelumya sehingga memiliki kecerdasan, kemampuan dan pengertian yang baik. Upaya dapat dilakuan oleh kodim dalam Meningkatkan rasa nasioanlisme dan kecintaan pemuda antara lain yaitu: pertama, menggiatkan kembali program ke pramukaan dimasing masing sekolah kedua, melaksanakan kerjasama dengan pihak sekolah dalam rangka pelatihan PBB, kedisiplinan dan bela negara Ketiga, memberikan reward/hadiah pada siswa yang berprestasi serta mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi sehingga dapat menjadi contoh dan mendorong generasi muda lainnya untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan kecintaan pada bangsa dan negara Keempat, mengadakan kegiatan dan perlombaan perlombaan yang bertema nasinalisme untuk memotivasi para pemuda belajar tentang kecintaan pada negeri. TERBATAS



TERBATAS 8 Penutup Dari latar belakang masalah serta pembahasan yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal dari tulisan essay ini yaitu bahwa Pertama, Kodim mempunyai peran yang sangat penting dalam mengoptimalkan program bela negara dengan program dan tugasnya sebagai pembina wilayah melalui aparat yang ada yaitu Danramil dan Babinsa; Kedua, Dalam upaya mengoptimalkan program bela negara masih didapati beberapa persoalan yang menghambat antara lain : A. Belum optimalnya peran tokoh masyarakat B. Kuatnya pengaruh globalisasi C. Memudarnya nasionalisme dan kecintaan generasi muda pada bangsa dan tanah air; Ketiga bahwa dalam mengoptimalkan program bela negara ada beberapa upaya yang adapat dilakukan baik melalui upaya preemtif,preventif maupun represif antara lain yaitu : A. Memberikan sosisalisasi dan melaksanakan komsos kepada masyarakat tentang bela negara B. Melaksanakan pengawasan bersama aparat terkait lainnya guna menjaga kamtibmas di daerah C. Melaporkan atau memberi tindakan sangsi sosial bagi masyarakat yang terindikasi membahayakan pertahanan dan kemanan negara. Guna mengoptimalkan program bela negara dalam rangka terwujudnya pertahanan negara yang tangguh Kami menyarankan kepada komando atas terutama bapak KASAD selaku pimpinan tertinggi di TNI AD agar mengaktifkan program wajib militer serta mendorong pemerintah pusat melalui kementrian pendidikan agar pelajaran tentang PANCASILA dimasukkan kembali dalam kurikulum pendidikan di sekolah baik sekolah dasar maupun lanjutan. Demikiaan essay yang kami buat dalam rangka seleksi Dikreg 57 Seskoad TP. 2019



dengan



judul







OPTIMALISASI



BELA



NEGARA



DALAM



RANGKA



TERWUJUDNYA PERTAHANAN NEGARA YANG TANGGUH “, kami menyadari masih banyak kesalahan dalam penulisan karya tulis ini sehingga kami mengharapkan koreksi dam masukan agar karya ini dapat menjadi lebih baik.



Daftar lampiran : 1.



Lampiran - 1



: Alur Pikir;



2.



Lampiran – 2



: Daftar Pustaka.



Penulis TTD Acuk Andrianto Mayor Inf NRP 11050003771287 TERBATAS



TERBATAS Lampiran -1 ALUR PIKIR OPTIMALISASI BELA NEGARA GENERASI MUDA OLEH SATKOWIL DALAM RANGKA TERWUJUDNYA PERTAHANAN NEGARA YANG TANGGUH



  



GLOBALISASI PEMDA MASY



PERSOALAN



   2002



PANCASILA UUD NRI 1945 UU NO 3 THN



HANNEG YG TANGGUH



BLM OPTIMAL PERAN MASY



BELNEG BLM OPTIMAL



APARAT KODIM



UPAYA/ PROSES



KUATNYA P’NGARUH GLOBALISASI



MEMUDARNYA NASIONALISME GEN. MUDA



ANALISA SWOT



TERBATAS



BELNEG OPTIMAL



TERBATAS Lampiran - 2 DAFTAR PUSTAKA



1.



Prakoso, Abintoro. 2013. Hukum Kriminologi. Yogyakarta : Laksban Grafika;



2.



Kemenhan, 2015. Buku Putih Pertahanan Indonesia. Jakarta : Kemenhan;



3.



Kodiklat TNI AD, 2010. Metode Pemecahan Permasalahan. Bandung : Kodiklat;



4.



Sugiyono. 2017. Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta;



5.



UUD NRI 1945;



6.



UU no 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara;dan



7.



UU no 34 tahun 2004 tentang TNI.



TERBATAS