Essay Sipil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pada dasarnya kita sebagai manusia yang tinggal di Bumi ini tidak pernah tahu kapan peristiwa gempa bumi akan melanda daerah yang kita huni. Oleh sebab itu banyak inovasi bermanfaat khusus dalam bidang ilmu engineering dari jaman prasejarah hingga jaman modern sekarang ini berkembang pesat. Gempa bumi adalah sebuah fenomena getaran yang dikaitkan dengan kejutan yang terjadi pada kerak bumi. Beban kejut ini disebabkan oleh banyak hal, misalnya benturan pergesekan kerak bumi yang mempengaruhi permukaan bumi. Lokasi gempa bumi disebut sebagai fault zones. Kejutan berkaitan dengan benturan tersebut akan menjelma menjadi gelombang yang sifatnya menjalar. Pada saat bangunan bergetar maka timbul gaya-gaya pada struktur bangunan karena adanya kencenderungan massa bangunan untuk mempertahankan dirinya dari gerakan tersebut. Perinsip Bangunan Tahan Gempa Bangunan yang di katakan tahan gempa adalah bangunan yang merespon gempa dengan sifat dakilitas yang mampu bertahan dari keruntuhan, dan fleksibilitas dalam meredam getaran gempa. Dalam perencanaan bangunan tahan gempa tentu saja harus sederhana dan kompak. Struktur bangunan tahan gempa harus dapat menerima beban dan bagian bangunan yang tidak menerima beban harus dianggap sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Bangunan tahan gempa harus memiliki volume yang ringan. Ciri-ciri Umum Fisik Bangunan Tahan Gempa : 1. Penggunaan matrial yang ringan 2. Penempatan massa struktur yang terpisah namun saling berinteraksi 3. Struktur memiliki sistem penahan gaya dinakik gempa. 4. Kekuatan sistem penahan gempa 5. Konfigurasi strukturnnya memenudi syarat untuk tujuan bangunan tahan gempa 6. Pondasi yang kuat Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Membangun Bangunan Tahan Gempa Pondasi Secara umum pondasi pada bangunan merupakan struktur bagian bawah bangunan yang berfungsi untuk menahan beban dari struktur atas, letak dan posisi pondasi berada di dalam tanah sehingga hubungan antara pondasi dengan tanah sangat menentukan kekuatan dan kekokohan pondasi tersebut menahan beban - beban yang di pikul.



Pada penerapannya pondasi harus direncanakan dengan baik, ketika beban yang di pikul sebuah pondasi melebihi kapasitas yang di rencanakan akan mengakibatkan pondasi tidak kuat menahan beban tersebut akibatnya struktur atas pada pondasi akan turun dan mengakibatkan kerusakan pada struktur bangunan tersebut. Pondasi merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban ke tanah. Untuk itu pondasi harus diletakkan pada tanah yang keras. Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 6- – 75 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan urug dan aanstamping selesai dipasang.Pondasi juga harus mempunyai hubungan yang kuat dengan sloof. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan angkur antara sloof dan pondasi dengan jarak 1 m. Angkur dapat dibuat dari besi berdiameter 12 mm dengan panjang 20 -25 cm. Pondasi salah satu hal yang harus di perhatikan pada saat membangun, karena pondasi termausk kalah satu bagian penting dalam bangunan. Hal yang harus di perhatikan sebelum merencanakan sebuah pondasi Sebelum merencanakan sebuah pondasi bangunan, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan sehingga dalam merencanakan pondasi tentu tidak lagi khawatir atas kekuatan dan keamanan pondasi tersebut. 1. Jenis tanah salah satu syarat berdirinya sebuah pondasi , dengan mengetahui jenis tanah maka pondasi dapat direncanakan pada tempat tersebut, banyak kasus terjadi ketika mengabaikan tidak adanya penyelidikan tanah di bangunnya struktur yang mengakibatkan terjadinya penurunan bangunan. 2. Bentuk dimensi pondasi, juga sangat mempengaruhi kekuatan pada pondasi yang akan di rencanakan, walaupun jenis tanah sudah di uji dan bentuk dimensi pondasi tidak memadai , hal ini akan mengakibatkan robohnya bangunan. 3. Jenis pondasi yang di gunakan, sebelum menentukan jenis pondasi yang di gunakan, terlebih dahulu mengetahui struktur atau konstruksi apa yang akan di bangunan, sehingga jenis pondasi pada bangunan tersebut dapat di tentukan. 4. Daerah atau wilayah gempa, dengan mengetahui ini kita dapat menghitung bagaimana pengaruh gempa pada wilayah yang akan di bangun pondasi terhadap berdirinya struktur bangunan



5. Beban yang dipikul, untuk mengetahui kekuatan pondasi maka beban beban yang di pikul pondasi tersebut harus di hitung sehingga pondasi dapat direncanakan dan dapat menahan gaya - gaya yang bekerja terhadap pondasi tersebut. 6. Syarat merencanakan sebuah pondasi bangunan diatas merupakan salah satu bentuk yang paling umum di lakukan, inti dari perencanaan sebuah pondasi bangunan adalah kekuatan pondasi tersebut serta kekokohan pondasi yang mampu menahan gaya - gaya yang bekerja terhadap pondasi tersebut. Maka dari itu , sayogyanya dalam membangun sebuah bangunan dimulai dengan perencanaan dan pengimplatasikan pondasi yang kuat. Dari pondasi yang kuat dapat meminimalisir kerusakan akibat bencana alam,penurunan bangunan dan keretakan sebuah bangunan.