Essay Vina [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NINE STARS PHARMACIST MENJADI APOTEKER PROFESIONAL DENGAN LEADER DAN MANAGER



NAMA: VINA SHALSABINA NIM : 1748201125 KELOMPOK : 10



Apoteker atau farmasis adalah profesi yang memiliki keahlian yang mencakup ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengombinasi, menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman. Oleh karena itu, profesi apoteker memiliki tanggungbjawab sosial dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas yang berkaitan dengan obat, dengan tujuan mencegah dan memastikan keamanan maupun keefektifan obat secara individu. Sesungguhnya apoteker memiliki banyak peranan penting. 7 stars of pharmacist telah diungkapkan oleh organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), untuk menggambarkan peran seorang apoteker dalam pelayanan kesehatan yang seiring waktu bertambah menjadi nine stars of pharmacist, yaitu care-giver, decision-maker, communicator, manager, leader, life-long learner, teacher, research and enterpreneur. Manager seorang apoteker merupakan seorang manajer dalam aspek kefarmasian non klinis, kemampuan ini harus ditunjang kemampuan manajemen yang baik,contoh sebagai Farmasis manajer (APA) di apotek , kepala instalasi farmasi-rumah Sakit, harus mampu mengelola perbekalan farmasi dan mengelolakaryawan agar dapat melayani dengan optimal dan produktif dalam hal kinerjadan profit. 3ontoh lainnya sebagai Pedagang besar farmasi/PBF, manager Quality Control(QC), Quality Assurance(QA), Manajer Produksi dan lain-lain. Pengawasan mutu (Quality Control) merupakan bagian yang penting dari cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.Pengawasan mutu hendaklah mencakup semua kegiatan analitik yang dilakukan dilaboratorium, termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi. Kegiatan ini juga mencakupuji stabilitas, program pemantauan lingkungan, pengujian yang dilakukan dalam rangka +alidasi, penanganan sampel pertinggal, menyusun dan memperbaharuispesifikasi bahan, produk serta metode pengujiannya.4agian pengawasan mutu dalam suatu pabrik obat bertanggung jawab untuk memastikan bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi yangditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas, dan keamanannya,.tahapan produksi obat telah dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan dantelah di+alidasi sebelumnya antara lain melalui evaluasi, dokumentasi, produksi terlebih dahulu, semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan laboratorium terhadap suatu batch obat telah dilaksanakan dan batch tersebut memenuhi spesifikasi yang



ditetapkan sebelum didistribusikan, suatu batch obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu peredaran yang ditetapkan. Seorang penanggung jawab pengawasan mutu memiliki kewenangan dantanggung jawab penuh dalam pengawasan mutu, termasuk menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk, memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan



memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan



contoh, metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain memberikan persetujuan dan memantau semua kontrak analisis memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian pengawasan mutu8 6emastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan86emastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil didepartemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.Apoteker memiliki kontribusi yang sangat besar bagi industri farmasi khususnya pada bagian Quality Control. Leader seorang apoteker harus mampu menjadi seorang pemimpin, mempunyai isi dan misi yang jelas, dan dapat mengambil kebijakan yg tepat untuk memajukan institusi,perusahaan, lembaga yang dipimpin, misalnya sebagai rektor,dekan,direktur rumah Sakit,direktur utama di industri farmasi, direktur marketing, direktur bagian produksi dan sebagainya. seorang pemimpin harus selalu membuat keputusan, dan keputusan yang baik datang dari pandangan yang baik. Pemimpin yang berhasil harus memahami pengaruh pendekatan yang bisa memberikan hasil yang baik, dan proses yang dibutuhkan untuk membuat



satu



keputusan



penting.



Pengambilan keputusan sangat penting untuk apoteker terutama ketika membicarakan mengenai perawatan pasien. Dengan banyaknya praktek kefarmasian berbasis fakta penelitian, apoteker harus memiliki dukungan ilmu pengetahuan ketika menghadapi situasi klinis yang menegangkan. Dengan demikian, kemampuan untuk memahami hasil penelitian menjadi salah satu bagian penting lain dalam ranah pengetahuan kefarmasian dan harus dipahami oleh semua apoteker.



DAFTAR PUSTAKA Menkes.2009. Peraturan Pemerintah -Republik Indonesia Nomor 51 tentangPekerjaan Kefarmasian. Jakarta Harding, G., Nettleton, S., Taylor, K. (ED), 1994, Social Pharmacy, The Pharmaceutical Press, London, 1- 8.