Estimasi Populasi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ifa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI “ESTIMASI BESARNYA POPULASI”



Oleh Kelompok 1: Nur Latifa



150210103076



Berlian Rustantina



160210103074



Bella Chikita Devi



160210103077



Jamilatul Hasanah



160201013080



Nuria Imamah Thurrodliyah



160210103083



Risna Dara Andita



160210103086



RA. Jauharatul Arifah



160210103092



Kelas : C



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2018



1



KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT., karena berkat kemurahan-Nya laporan ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam laporan ini kami membahas “Estimasi Besarnya Populasi”. Laporan dibuat dalam rangka memenuhi tugas setelah melakukan praktikum mata kuliah Ekologi. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan : 1. Drs. Wachju Subchan, MS., Ph. D. dan Vendi Eko Susilo, S.Pd., M. Si. selaku dosen mata kuliah “Ekologi” 2. Para asisten yang telah membimbing kami dalam praktikum ini. 3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu penyusunan laporan praktikum ini. 4. Keluarga kami yang telah memberikan dukungannya. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.



Jember,10 Oktober 2018



Penyusun



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..



2



DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. 3 BAB 1. PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 4 1.1



Latar Belakang ………………………………………………………………..



1.2



Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 4



1.3



Tujuan ………………………………………………………………………… 4



4



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………. 6 BAB 3. METODE PENELITIAN …………………………………………………….



13



3.1



Alat dan Bahan



………………………………………………………………



13



3.2



Langkah Kerja ………………………………………………………………..



13



3.3



Desain ………………………………………………………………………..



14



BAB 4. HASIL PENGAMATAN …………………………………………………….



15



BAB 5. PEMBAHASAN ……………………………………………………………..



17



BAB 6. PENUTUP …………………………………………………………………...



23



6.1



Kesimpulan ………………………………………………………………….



23



6.2



Saran ………………………………………………………………………..



23



DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………



24



3



BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Individu sejenis yang berada di tempat yang sama dan dalam waktu yang sama pula akan membentuk sebuah populasi. Menurut Juniarmi (2014) kepadatan populasi suatu spesies disuatu tempat tidak pernah tetap, kelahiran dapat menambah populasi dan kematian akan mengurangi jumlah populasi, selain itu bertambah atau berkurangnya populasi suatu spesies juga dipengaruhi oleh predator, ketersediaan makanan dan habitat spesies tersebut. Dalam sebuah ekosistem, dapat terjadi fluktasi kepadatan populasi, untuk mempermudah menghitung kepadatan suatu populsi maka dibuat simulasi untuk memperkiran kepadatan populasi tersebut yang biasa dikenal dengan estimasi besarnya populasi. Besarnya pupulasi dapat di perkirakan dengan cara menghitung estimasi besarnya populasi menggunakan metode Capture-Mark-Release-Recapture. Menurut Safitri (2016) Teknik Capture Mark Release Recapture terdiri dari 3 metode, yaitu metode Lincoln-Petersen, metode Schnabel dan metode Schumacher-Eschmeyer. Metode yang paling sederhana dalam CMMR adalah metode Lincoln-Patersen dimana merupakan metode yang dilakukan dengan satu kali penandaan (marking) dan satu kali penangkapan ulang (recapture). Ketiga metedo tersebut yag akan dipakai untuk menghitung besarnya populasi yang dapat diperkirakan dalam praktikum ini. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana menghitung estimasi besarnya pupulasi? 1.2.2 Bagaimana penerapan metode Capture-Mark-Release-Recapture untuk memperkirakan besarnya populasi? 1.2.3 Bagaimana standar eror yang dihasilkan dalam estimasi besarnya populasi? 1.3 Tujuan 1.3.1 Mengetahui cara menghitung estimasi besarnya pepulasi 1.3.2 Menerapkan



metode



Capture-Mark-Release-Recapture



memperkirakan besarnya pepulasi



4



untuk



1.3.3 Mengetahui standar eror tetinggi dan terendah dalam estimasi besarnya populasi



5



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Populasi adalah sekelompok individu dari satu spesies yang hidup di daerah dan waktu yang sama. Anggota dari populasi mengandalkan sumber daya alam yang sama, dipengaruhi faktor lingkungan yang sama, saling berinteraksi bahkan berkembangbiak dengan satu sama lain. populasi pasti mengalami dinamika yang berjalan cepat dan asosiasi antar spesies dan simbiosis. Artinya, setiap populasi pasti mengalami perubahan-perubahan dari segi ukuran. Hal ini disebabkan karena faktor fluktuasi meliputi cuaca, perubahan ketersediaan makanan dan pemburuan dan faktor siklis meliputi genetik, stres dan interaksi (Sudarmadji, 2013: 138). Tiga karakteristik fundamental suatu populasi adalah densitas, dispersi dan demografika. Densitas adalah jumlah individu per satuan luas atau volume. Densitas bukanlah ciri yang statis namun berubah seiring pertambahan atau pengurangan individu dalam populasi. Penambahan dapat melalui kelahiran dan imigrasi, aliran masuk individu dari daerah lain. Sedangkan faktor yang menyingkirkan individu dari populasi adalah kematian dan emigrasi. Dispersi merupakan pola penjarakan antara individu dalam perbatasan populasi. Pola dispersi yang paling umum adalah menggerombol, individu hidup mengelompom dalam topok (Campbell, 2008: 355). Ukuran populasi dengan menghitung semua individu dianggap tidak praktis maka dari itu sebagai gantinya para ahli ekologi dalam mengestimasi densitas dan ukuran total populasi. Beberapa teknik digunakan seperti menghitung jumlah pohon X dalam beberapa petak yang diletakkan secara acak (sampel), menghitung densitas rata-rata dalam sampel, dan kemudian mengektrapolasi data untuk mengestimasi ukuran populasi di seluruh area tersebut. Bisa juga dengan indeks ukuran populasi, misalnya jumlah sarang, liang, jalur, seruan atau feses. Para ahli ekologi juga menggunakan metode penandaan, penangkapan kembali (mark-recapture method ) untuk mengestimasi ukuran populasi hidupan liar (Campbell, 2008: 354).



6



Kepadatan populasi suatu spesies disuatu tempat tidak pernah tetap, kelahiran dapat menambah populasi dan kematian akan mengurangi jumlah populasi, selain itu bertambah atau berkurangnya populasi suatu spesies juga dipengaruhi oleh predator, ketersediaan makanan dan habitat spesies tersebut (Juniarmi, 2014: 55). Teknik capture-recapture digunakan untuk populasi tertutup, di mana efek tingkat kelahiran atau kematian dan migrasi tidak diperhitungkan, dalam hal ini dianggap tidak ada perubahan dalam ukuran populasi. Mereka juga dapat digunakan untuk populasi terbuka, di mana perubahan populasi yang disebabkan oleh tingkat kelahiran, kematian dan migrasi diperhitungkan (Lima, 2018: 329). Populasi di definisikan sebagai kelompok kolektif organisme-organisme dari spesies yang sama (atau kelompkok-kelompok lain di mana individu dapat menukar informasi genetikanya) yang menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan sifat milik individu di dalam kelompo itu (Odum, 201:2009). Kerapatan populasi adalah besarnya populasi dalam hubungannya dengan satuan ruangan. Umumnya di nyatakan sebagai jumlah individu, atau biomassa populasipersatuan real atau volume (Odum, 202: 2009). Teknik Capture Mark Release Recapture terdiri dari 3 metode, yaitu metode Lincoln-Petersen, metode Schnabel dan metode Schumacher-Eschmeyer. Metode yang paling sederhana dalam CMMR adalah metode Lincoln-Patersen dimana merupakan metode yang dilakukan dengan satu kali penandaan (marking) dan satu kali penangkapan ulang (recapture). Pada metode Peterson ini digunakan untuk menganalisis jumlah populasi pada populasi tertutup. Metodde Peterson ini memiliki kelebihan yaitu rumus yang digunakan dangat sederhana namun keakuratan hasil dari metode Peterson ini sangat rendah. Metode Schnabel merupakan metode CMRR dengan penandaan dan penangkapan ulang lebih dari dua kali. Metode Schumayer-Eschmeyer merupakan pengembangan dari metode Schnabel da Paterson kelemahan dari metode ini adalah perhitungan yang cukup rumit sehingga jarang digunakan oleh beberapa peneliti (Safitri et al, 2016).



7



Metode Paterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi



harus



konstan dari



suatu



periode



sampling



dengan periode



berikutnya. Sehingga ketika di lakukan pengulangan sebanyak 10 kali akan di dapat hasil yang akurat yang nantinya nilai atau jumlah populasinya mendekati jumlah aslinya di lapang (Safitri, 2016:76). Metode Schnabel merupakan salah satu metode yang digunakan dalam Capture Mark Release Recapture (CMRR) untuk memperbaiki metode Licoln Peterson. Metode ini merupakan metode dengan penandaan dan penangkapan ulang hewan lebih dari dua kali (Safitri, 2016:77). Jumlah individu yang besar dengan penangkapan yang rendah (sedikit) akan memberikan efek tantangan dalam menduga ukuran populasi. Maknanya, apabila pengulangan recapture dalam jumlah sedikit akan memberi dampak pendugaan ukuran populasi yang tidak akurat (Grimm:2014). Teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) terdiri dari 3 metode, yaitu metode Lincoln-Petersen, metode Schnabel dan metode Schumacher Eschmeyer. Metode yang paling sederhana dalam Capture Mark Release Recapture (CMRR) adalah metode Lincoln-Petersen. Metode Lincoln-Petersen merupakan metode yang dilakukan dengan satu kali penandaan (marking) dan satu kali penangkapan ulang (recapture). Karena estimasi yang diperoleh dari metode ini dinilai kurang akurat, maka untuk mengatasi kekurangan tersebut muncullah sebuah metode baru yaitu metode Schnabel. Metode Schnabel merupakan salah satu metode yang digunakan dalam Capture Mark Release Recapture (CMRR) untuk memperbaiki metode Lincoln-Petersen. Metode ini merupakan metode dengan penandaan dan penangkapan ulang hewan lebih dari dua kali (Safitri et al., 2016:77). Metode



Capture-Mark-Recapture



(CMR)



sering



diterapkan



dalam



memperkirakan jumlah atau besaran populasi pada hewan (Mollet, dkk, 2015 : 1). Metode capture-recapture digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari epidemiologi hingga penelitian zoologi populasi atau bahkan dalam analisis variasi interval pengukuran komunitas tertutup dengan beragam ukuran. Teknik capture-recapturedigunakan untuk populasi tertutup, dimana efek tingkat



8



kelahiran atau kematian dalam migrasi tidak diperhitungkan. Dalam hal ini dianggap tidak ada perubahan dalam populasi. Mereka juga dapat digunakan untuk populasi terbuka, dimana perubahan populasi yang disebabkan oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi yang diperhitungkan (Lima, dkk, 2018 : 329). Estimasi jumlah individu organisme agar dapat diketahui ukuran populasi individunya, serta teritoritinya dilakukan pengamatan capture-mark-recapture release (CMRR) sesuai rumus dari Lincoln Peterson (Seber, 1973) : N = M.N R dengan N: sebagai perkiraan ukuran total populasi; M: jumlah hewan ditangkap dan ditandai pada kunjungan pertama; C: total jumlah hewan yang diambil pada kunjungan kedua; R: jumlah hewan ditangkap pada kunjungan pertama yang kemudian ditangkap kembali pada kunjungan kedua (Amran, 2015:75). Menurut (Ogle, 2013) dalam (Safitri et al., 2016:82) perumusan estimasi jumlah anggota populasi dengan menggunakan metode Schnabel yaitu : T  nt Mt t=1 N = T Σ mt t=1 dengan arti masing-masing simbol ialah: nt = sample total yang dikumpulkan sama dengan t Mt = cacah individu yang ditandai sebelum pengambilan cuplikan waktu t mt = cacah individu yang ditandai dengan sample yang diambil dalam waktu t Metode Schumayer-Eschmeyer merupakan pengembangan dari metode Schnabel dan metode Lincoln-Petersen, hanya saja karena perhitungannya yang cukup rumit membuat metode ini jarang digunakan oleh para ahli ekologi untuk menghitung jumlah anggota populasi. Rumus metode ini sebagai berikut (∑R2/C) / (∑MR/a) (Safitri et al., 2016:83).



9



Estimasi populsi memiliki standar eror masing-masing. Standar eror ada yang digolongkoan dalam standar eror tertinggi dan ada pula standar eror terendah. Standar eror bisa dipakai dalam berbagai macam perhitungan dan juga percobaan baik di dalam lingkup biologi maupun non biologi. Standar error adalah standar deviasi dari rata-rata. Bila ada beberapa kelompok data, misalnya tiga kelompok, maka akan mempunyai tiga buah nila rata-rata. Bila dihitung nilai standar deviasi dari tiga buah nilai rata-rata tersebut, maka nilai standar deviasi dari nilai rata-rata tersebut disebut nilai standar error. Simbol standar error untuk sampel adalah



atau kadang-kadang ditulis SE. Secara teori, standar error adalah



standar deviasi dari nilai rata-rata (Solih, 2015) Metode Peterson Berbagai cara dapat dilakukan untuk menghitung kepadatan suatu populasi, namun sebaiknya dipilih cara standar sehingga hasilnya representatif. Untuk mempelajari suatu populasi tertentu dapat dilakukan dengan menghitung jumlah total individu dalam satu area pada kurun waktu tertentu. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dikatakan sebagai kepadatan absolut. Namun, pada beberapa kasus perhitungan kerapatan populasi, cukup dengan hanya menentukan kepadatan relatifnya. Metode Peterson adalah salah satu metode dalam mengukur kepadatan absolut. Pada dasarnya, model Peterson adalah metode dengan menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan pengambilan (penangkapan ke-2) terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua inilah diidentifikasi individu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua. Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sampel, selalu ada kesalahan (error). Untuk menghitung kesalahan metode Peterson dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE), yaitu: x 100% (safitri,2016). Metode Eschmeyer



10



Sebuah alternatif lain untuk metode Schnabel yang dikembangkan oleh Schumacher dan Eschmeyer, yaitu metode tangkap-lepas (capture and recapture methode). Metode ini selain dapat mengestimasi populasi, juga dapat mengetahui panjang suatu umur (longevity), dan sebarannya. Di samping itu angka kematian dan kelahiran dapat diketahui, hasilnya dapat dipakai untuk memfasilitasi perbandingan antar bentuk populasi di bawah kondisi lingkungan yang berbeda (safitri,2016). Metode Linceln-Peterson Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil), dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang berikutnya. Pada metode ini penangkapan dan pelepasan hewan lebih dari 2 kali. Untuk periode setiap sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus: N=∑(ni Mi)/∑Ri Dengan : Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya Ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode I Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke I (Southwood dan Henderson, 1971:75). Teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) terdiri dari 3 metode, yaitu metode Lincoln-Petersen, metode Schnabel dan metode Schumacher Eschmeyer. Metode yang paling sederhana dalam Capture Mark Release Recapture (CMRR) adalah metode Lincoln-Petersen. N = M.N R dengan N: sebagai perkiraan ukuran total populasi; M: jumlah hewan ditangkap dan ditandai pada kunjungan pertama; C: total jumlah hewan yang diambil pada



11



kunjungan kedua; R: jumlah hewan ditangkap pada kunjungan pertama yang kemudian ditangkap kembali pada kunjungan kedua (Amran, 2015:75). Metode Schnabel merupakan salah satu metode yang digunakan dalam Capture Mark Release Recapture (CMRR) untuk memperbaiki metode LincolnPetersen. Metode ini merupakan metode dengan penandaan dan penangkapan ulang hewan lebih dari dua kali (Safitri et al., 2016:77). T  nt Mt t=1 N = T  mt t=1 dengan arti masing-masing simbol ialah: nt = sample total yang dikumpulkan sama dengan t Mt = cacah individu yang ditandai sebelum pengambilan cuplikan waktu t mt = cacah individu yang ditandai dengan sample yang diambil dalam waktu t Metode Schumayer-Eschmeyer merupakan pengembangan dari metode Schnabel dan metode Lincoln-Petersen, hanya saja karena perhitungannya yang cukup rumit membuat metode ini jarang digunakan oleh para ahli ekologi untuk menghitung jumlah anggota populasi. Rumus Metode Schumayer-Eschmeyer adalah (∑R2/C) / (∑MR/a). Berdasarkan teoari metode Lincoln-Petersen merupakan metode yang dilakukan dengan satu kali penandaan (marking) dan satu kali penangkapan ulang (recapture). Karena estimasi yang diperoleh dari metode ini dinilai kurang akurat, maka untuk mengatasi kekurangan tersebut muncullah sebuah metode baru yaitu metode Schnabel (Safitri et al., 2016:77). Metode Schumayer-Eschmeyer merupakan pengembangan dari metode Schnabel dan metode Lincoln-Petersen, hanya saja karena perhitungannya yang cukup rumit membuat metode ini jarang digunakan oleh para ahli ekologi untuk menghitung jumlah anggota populasi.



12



BAB 3. METODE PENTELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 



Sendok kecil panjang







Stoples







Counter



3.1.2 Bahan 



Beras putih ukuran sama







Beras merah ukuran sama



3.2 Langkah kerja Mengambil segenggam beras putih lalu memilih dan menghitungnya hingga berjumlah 1550 butir, memilihnya harus dengan ukuran yang serupa. Setelah menghitung dengan teliti memasukkan 1550 beras tadi kedalam stroples.



Mengambil beras tadi menggunakan sendok kecil dengan cara pengambilan yang senada dan tidak perlu memiringkan stroplesnya saat mengambil beras.



Menghitung butir beras putih yang tadi telah diambil lalu mengganti beras putih dengan beras merah dengan jumlah butir yang sama. Ukuran beras merahnya pun harus sama. Memasukkan butir beras merah pengganti beras putih tadi, beras putih yang tadi sudah diambil disisihkan jangan memasukkannya kembali kedalam stroples.



Mengaduk stroples yang berisi beras merah dan putih dengan hati-hati agar tidak ada beras yang patah sebanyak 5 kali putaran. Setelah itu mengambil lagi beras yang ada di stroples yang telah bercampur isinya, lalu menghitung jumlah beras putih dan beras merah.



13



Memasukkan beras merah lalu menyisihkan dan mengganti beras putih dengan beras merah seperti langkah di atas. Mencatat berapa butir beras merah dan beras putih yang terambil di dalam stroples. Mengulang perlakuan tersebut hingga 10 kali cuplikan



Setelah mengulangi hingga 10 kali cuplikan maka hitung data pada tabel dan memasukkan kedalam rumus Peterson, Schnabel, Sumacher-Escmeyer 3.3 Desain



14



BAB 4. HASIL PENGAMATAN S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah



C 193 157 175 153 174 197 182 158 175 169 1.733



∑C. M 0 334469 554560 746923 902893 1084858 1285886 1414128 1514642 1642884 9481243



M. R 0 5790 20480 27153 35949 50706 80136 81600 88274 106176 496264



M 0 193 320 431 521 626 742 816 874 948 5.471



T 0 127 111 90 105 116 74 58 74 57 812



C. M/R 0 1010,033333 875 1046,714286 1313,826087 1522,493827 1250,407407 1289,28 1514,356436 1430,464286 11.253



R 0 30 64 63 69 81 108 100 101 112 728



M2 0 37.249 102.400 185.761 271.441 391.876 550.564 665.856 763.876 898.704 3.867.727



C. M 0 30.301 56.000 65.943 90.654 123.322 135.044 128.928 152.950 160.212 943.354



∑R 728 728 728 728 728 728 728 728 728 728 728



∑M.R 0 164130 350144 344673 377499 443151 590868 547100 404854 311847 3534266



∑C.M/∑R 0 459,4354396 761,7582418 1025,993132 1240,237637 1490,18956 1766,326923 1942,483516 2080,552198 2256,708791 13023,68544



15



C(M2) 0 5.848.093 17.920.000 28.421.433 47.230.734 77.199.572 100.202.648 105.205.248 133.678.300 151.880.976 667.587.004 R2 0 900 4096 3969 4761 6561 11664 10000 10201 12544 64696



R2/C 0 5,732484076 23,40571429 25,94117647 27,36206897 33,30456853 64,08791209 63,29113924 58,29142857 74,22485207 375,6413443



1/S-1 0 1 0,5 0,33333 0,25 0,2 0,16667 0,14286 0,125 0,11111 2,82897



∑C.(M2)/∑M.R= a 0 393,3011454 506,8177664 933,9977689 1246,115229 1532,4824 1614,789449 2109,172817 3269,813582 4994,288969 1896,510022



{1/(S1)*{(∑R2/∑C )/ (∑M.R/a)} = b 0 0,089457367 0,027018051 0,033720669 0,030807842 0,025819785 0,017004076 0,02056015 0,037688898 0,066430643 0,348507481



∑M.R/a



(∑R2/∑C)/(∑M.R/a)



S-1



0 417,31381 690,86765 369,02979 302,94068 289,172 365,91024 259,39079 123,81562 62,44072 2880,8813



0 0,089457367 0,054036102 0,101162008 0,123231367 0,129098926 0,102024459 0,14392105 0,301511184 0,597875785 1,642318247



0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 45



a3



a3*b



(a3*b)/(∑M.R )



0 60838098,78 130183364,6 814774665,1 1934971672 3599038450 4210636095 9382887222 34959803300 1,24572E+11 1,79665E+11



0 5442416,101 3517300,756 27474747,11 59612301,01 92926399,69 71597978,2 192913568,4 1317596461 8275408770 10046489942



0 33,15917932 10,04529781 79,71250173 157,9137985 209,6946632 121,1742355 352,611165 3254,497822 26536,75928 30755,56794



16



BAB 5. PEMBAHASAN Praktikum yang telah dilakukan dengan judul Estimasi Besarnya Populasi secara simulasi dengan beras merah dan beras putih dengan metode capture-markrelease-recapture. Metode capture-mark-release-recapture merupakan



sebuah



metode sederhana dengan menangkap, menandai, melepaskan dan menangkap kembali hewan untuk mengetahui estimasi besarnya hewan tersebut. Metode simulasi menggunakan beras merah dan putih dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya serta mengurangi resiko kesalahan, maka objek yang seharusnya hewan diganti dengan beras putih dan beras merah Praktikum membahas tentang estimasi besarnya populasi secara simulasi (dengan beras) menggunakan metode Capture-Mark-Release-Recapture. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menerapkan metode Capture-Mark-ReleaseRecapture untuk memperkirakan populasi suatu individu dan membandingkan hasil estimasi dari 3 rumus, yaitu Peterson, Schnabel dan Eschmeyer sumacher. Estimasi merupakan kegiatan memperkirakan, sedangkan populasi merupakan sekumpulan individu sejenis yang berada dalam suatu tempat dan waktu yang bersamaan. Jadi, estimasi populasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan suatu populasi dengan memperkirakannya. Suatu penelitian kerapkali informasi mengenai besarnya populasi menjadi sebuah kebutuhan utama. Tentu saja besar populasi dapat dihitung dan dicari kerapatannya. Kerapatan populasi merupakan jumlah individu tiap satuan luas atau volume tertentu. Dimana kerapatan ini akan berubah seiring berjalannya waktu (Jumarni, 2014). Menurut Sudarmadji (2013), hal ini disebabkan karena faktor fluktuasi meliputi cuaca, perubahan ketersediaan makanan dan pemburuan dan faktor siklis meliputi genetik, stres dan interaksi. Oleh karena itu metode yang paling akurat untuk mengatahui kerapatan populasi adalah dengan cara menghitung seluruh individu, namun karena keterbatasan antara lain waktu, kondisi alam yang tidak memungkinkan juga kelakuan suatu hewan yang sulit diamati. Sehingga tidak memungkinkan mendapatkan hasil yang akurat.



17



Berdasarkan kendala-kendala di atas, maka dilakukan pengembangkan sebuah metode dalam mengestimasi populasi hewan pada populasi tertutup, yaitu metode Capture-Mark-Release-Recapture. Berdasarkan karakteristik ukuran, populasi dibagi menjadi populasi tertutup dan populasi tidak terututup. Disebut populasi tertutup karena tidak ada faktor yang mempengaruhi perubahan populasi, seperti kelahiran atau imigrasi dan kematian atau emigrasi. Sedangkan populasi tidak tertutup merupakan populasi yang mengalami perubahan ukuran populasi selama periode tertentu. Manfaat yang diperoleh dari penerapan metode CaptureMark-Release-Recapture untuk estimasi populasi yang diwakili oleh beras merah dan beras putih adalah memberikan kemudahan dalam memperkirakan ukuran atau jumlah suatu individu di dalam suatu populasi sehingga diharapkan dapat mendekati hasil yang sebenarnya. Tujuan praktikum kali ini adalah untuk menerapkan metode capture-markrelease-recapture



untuk



memperkirakan



populasi



beras



merah



dan



membandingkan hasil estimasi dari 3 rumus Peterson, Schnabel dan EschmeyerSumacher. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain beras merah dan beras putih yang digunakan sebagai sampel pengganti hewan. Pemilihan beras merah dan beras putih bertujuan untuk mempermudah penandaan sehingga akan nampak jelas estimasinya dengan ketentuan beras putih sebagai hewan yang ada di populasi, sedangkan beras merah sebagai hewan yang tertangkap



dan



ditandai



untuk



dilepas



kembali



dengan



asumsi



bahwa beras tersebut mampu membaur secara homogen di dalam populasi, oleh karena itu penggunaan beras dengan warna yang berbeda sangat mempermudah perhitungan



dan



meminimalisir



terjadinya



kesalahan



pengambilan



dan



perhitungan beras yang mewakili individu-individu dalam popupasi hewan aslinya. Kemudian alat dan bahan yang selanjutnya adalah botol selai ukuran besar untuk mempermudah pengocokan agar campuran beras menjadi homogen agar sesuai dengan kondisi aslinya serta sendok berfungsi untuk mempermudah pengambilan cuplikan sampel. Prakikum ini kami melakukan 10 kali pengulangan, pengulangan tersebut dilakukan dengan mengambil beras putih dalam satu takaran yang konsisten dan



18



menggantinya dengan beras merah dengan jumlah yang sama berdasarkan jumlah beras putih yang diambil. Hal ini dilakukan agar hasil yang didapatkan adalah akurat serta dapat diketahui standar erornya, selain itu agar memperoleh data yang lebih tepat dan akurat sampai mendekati pada keadaan sebenarnya. Karena banyak faktor yang dapat mempengurangi keakuratan hasil sehingga menghitung atau memperkirakan hal yang berada di alam bebas sangatlah sulit. Menurut Grimm (2014) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa dalam penelitiannya ia melakukan recapture sebanyak 31x. Jumlah individu yang besar dengan penangkapan yang rendah (sedikit) akan memberikan efek tantangan dalam menduga ukuran populasi. Maknanya, apabila pengulangan recapture dalam jumlah sedikit akan memberi dampak pendugaan ukuran populasi yang tidak akurat. Dalam metode Capture-Mark-Release-Recapture (CMRR), ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Sehingga ketika di lakukan pengulangan sebanyak 10 kali akan di dapat hasil data yang lebih tepat dan akurat sampai mendekati pada keadaan jumlah populasi yang sebenarnya. Dalam prakikum ini kami melakukan 10 kali pengulangan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pengulangan ini dilakukan dengan 9x recapture beras putih dalam satu takaran dan menggantinya dengan beras merah dengan jumlah yang sama berdasarkan jumlah beras putih yang diambil. Hal ini dilakukan agar hasil yang didapatkan adalah akurat serta dapat diketahui standar erornya.. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keeroran pada metode CMRR ini, sehingga jika kita hanya melakukan recapture 2x kemungkinan adanya keeroran bisa terjadi sehingga estimasi populasi tidak akurat dalam arti lain perkiraan jumlah sangat jauh dari jumlah populasi sebenarnya. Maka dari itu untuk mendapatkan data estimasi yang lebih akurat dianjurkan untuk melakukan lebih dari 2 kali pengulangan. Tujuan dari diambilnya beras sebanyak 10x pengulangan adalah supaya hasil yang didapatkan lebih akurat serta dapat diketahui standar errornya, dan mengurangi data yang tidak relevan sehingga dapat mendekati keadaan sebenarnya. Hal ini dikarenakan ada banyaknya faktor yang bisa mempengaruhi keakuratan data sehingga dalam menghitung atau memperkirakan hal yang berada



19



di alam bebas cukup sulit. Metode Paterson yang digunakan, memiliki asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode selanjutnya. Sehingga ketika di lakukan pengulangan sebanyak 10 kali akan di dapat hasil yang lebih akurat yang nantinya nilai atau jumlah populasinya akan mendekati jumlah aslinya di lapang. Hasil data yang didapat dari praktikum ini dibandingkan dengan 3 rumus melipui Peterson, Schnabel, dan Eschmeyer, kemudian akan dicari stander errornya, untuk mengetahui seberapa dekat perhitungan kita dengan hasil yang sebenarnya dengan melalui 3 rumus tadi. Menurut Southwood, model peterson adalah menangkap sejumlah individu dari sejumlah populasi hewan yang akan diamati. Pada praktikum menggunakan beras merah sebagai simulasi individu yang akan diamati. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Pada praktikum ini yaitu individu yang ditandai adalah beras putih yang digantikan dengan beras merah dengan jumlah yang sama dan tanpa mengurangi jumlah populasi beras merah. Setelah itu dilakukan penangkapan kembali terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua diidentifikasi individu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda merupakan dari hasil penangkapan ke dua. Metode schnabel ini dapat digunakan untuk mengurangi ketidakvalidan dalam metode peterson. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Berdasarkan praktikum simulasi estimasi populasi yang telah dilakukan kami mendapatkan hasil yang telah tertera pada tabel hasil pengamatan diatas. Hasil perhitungan



menggunakan



rumus



schnabel,



diperoleh



rata-rata



hasil



1302,36854.Sedangkan pada data yang dilakukan perhitungan dengan peterson



20



didapat hasil rata-rata 1125,3. Pada data menggunakan rumus schumacher dan eschmeyer diperoleh hasil rata-rata 189,651. Dan data sebenarnya di dapatkan hasil estimasi populasi beras merah 1550. Sehingga hasil yang mendekati estimasi populasi adalah rumus scnabel yaitu 1302,36854. Jadi menggunakan metode Schnabel ebih akurat di bandingkan dengan metode Peterson, dimana Schnabel ini memperbaiki keakuratan dari metode Peterson. Pada metode Schnabel selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson, juga membutuhkan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari periode sampling dengan periode yang berikutnya. Pada metode ini penangkapan dan pelepasan hewan lebih dari 2 kali. Dan untuk setiap sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Hasil dari Scanabel menunjukkan bahwa mendekati jumlah estimasi yang sebenarnya. Praktikum estimasi populasi dengan menggunakan simulasi beras merah dan juga beras putih menghasilkan data-data dalam tabel. Data yang didapat berasal dari pengulangan hingga 10 kali cuplikan dan dihitung dengan rumus Peterson, Schnabel, dan juga Schmeyer. Setelah data dihitung dari rumus tersebut maka dilanjutkan dengan menghitung standar eror. Menurut Solih (2015) standar deviasi disimbolkan dengan SE dan berguna untuk mengetahui besar kecilnya standar eror yang didapat dari nilai rata-rata deviasi. Dari 10 kali cuplikan didapat standar eror tertinggi dan terendah. Standar deviasi jika makin besar maka jumlah populasi sampel dengan populasi asli semakin berbeda. Populasi asli beras putih yang dipakai yakni sebanyak 1550 butir. Sehingga jika dilihat dari tadi standar eror tertinggi terletak pada cuplikan ke 10 dengan nilai 26.536,75928 lalu standar deviasi terendah yakni jumlah populasi sampel dan populasi asli tidak jauh terdapat pada cuplikan ke 8 yakni 352,611165 Kegagalan yang terjadi pada praktikum estimasi besarnya populasi kemungkinan disebabkan beberapa hal, antara lain: kurangnya ketelitian dari praktikan saat menghitung jumlah beras yang terambil dari dalam toples kaca; saat pengambilan beras dari dalam toples tidak konsisten atau bisa dikatakan toples tidak sengaja dimiringkan saat mengambil beras tersebut, kemungkinan



21



saat menghitung beras, ada beras yang menempel pada tangan dan terjatuh, kemungkinan saat mengaduk kurang homogen.



22



BAB 6. PENUTUP



6.1 Kesimpulan Teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) ini dilakukan untuk mengestimasi jumlah anggota populasi pada populasi tertutup. Teknik ini dilakukan dengan cara menangkap (Capture) sejumlah sampel yang terdapat dalam populasi yang telah ditentukan, menandai (Marking) semua sampel yang tertangkap (untuk sampel yang sudah ditandai pada penangkapan sebelumnya tidak diberi tanda kembali), melepaskan (Release) sampel yang tertangkap ke populasi dan menangkap kembali (Recapture) sampel acak pada populasi, lalu menghitung dan menganalisisnya. Teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) terdiri dari 3 metode, yaitu metode LincolnPetersen, metode Schnabel dan metode Schumacher Eschmeyer. 6.2 Saran 1. Untuk Praktikan diharapkan lebih menguasai materi yang akan dipraktikumkan saat itu, meningkatkan kerja sama sesama anggota kelompok, dan menggunakan waktu dengan efisien. 2. Untuk Asisten Praktikum diharapkan menjelaskan atau memberikan dasar yang lebih luas, sehingga praktikan tidak hanya mendapatkan sumber dari modul.



23



DAFTAR PUSTAKA Amran, I. Ahmad, R. E. Putra, dan E. Kuswanto. 2015. Aplikasi campuran serbuk kayu pinus dan fipronil sebagai umpan rayap tanah Macrotermes gilvus (Hagen) (Isoptera: Termitidae) di Bandung. Jurnal Entomologi Indonesia. 12(2): 73-79. Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Grimm A, Gruber B, Henle K. 2014. Reliability of Different Mark-Recapture Methods for Population Size Estimation Tested against Reference Population Sizes Constructed from Field Data. PLOS ONE . Volume 9(6): 41 – 52. Juniarmi, Reszi, Jabang Nurdin dan Indra Junaidi Zakaria. 2014. Kepadatan Populasi dan Distribusi Kadal (Mabuya multifasciata. Kuhl) Di Pulaupulau Kecil Kota Padang. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 3(1): 51-56. Mollet, Pierre; Marc Kery; Beth Gardner; Gilberto Passineli; dan J. Andrew Royle. 2015. Estimating Population Size for Capercaillie (Tetrao urogallus L.) with Spatial Capture-Recapture Models Based on Genotype from One Field Sample. Plos One. Vol. 10 (6) : 1. Limaa, M. S, J. Pederassib and C. A. S. Souzac. 2018. Estimation of a closed population size of tadpoles in temporary pond. Brazilian Journal of Biology. 78(2): 328-336. Odum, Eugene P. 2009. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Safitri, G., D. Dasari, F. agustina. 2016. Penerapan model Schnabel dalam mengestimasi jumlah anggota populasi terutup (studi kasus perhitungan ikan mola-mola). Eurekamatika. Vol 4(1):75-91. Sholih, Asep. 2015. Estimasi Confidence Interval Bootstrap Untuk Analisis Data Sampel Terbatas. Jurnal Uin. VOL.9(1) Southwood, T.R.E. Henderson, P.A. 2000. Ecologycal Method. Oxford:universiti of oxford. Sudarmadji, Rika Harini, Ek0 Haryono, dkk. 2018. Ekologi Lingkungan Kawasan Karst Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.



24