Etika Sejarah Lisan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Neron
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Etika Sejarah Lisan Yoga Shafriansyah (1524200042)



Menurut Sartono Kartodirdjo yang merumusakan sejarah lisan sebagai ceritacerita tantang pengalaman kolektif yang disampaikan secara lisan. Antara sejarah dengan sejarah lisan mempunyai suatu hubungan yang saling melengkapi. Maksudnya bahwa dokumen yang tertulis tidak akan dapat menceritakan semua peristiwa yang telah terjadi. Untuk memperoleh kelengkapan dari informasi dokumen tersebut, perlu dilakukan wawancara sejarah lisan. Oleh karena itu, wawancra sejarah lisan bertujuan untuk mengisi gap atau kekosongan informasi pada dokumen. Dalam sejarah lisan yang memperoleh informasi datanya melalui wawancara sehingga juga diperlukan etika-etika sejarah lisan. Etika sendiri mempunyai banyak arti, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departermen Pendidikan Kebudayaan, 1998), etika berarti ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruktentang hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak, nialai mengenai sesuatu yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dapat diakatan dalam sejrah lisan etika dilakukan dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, hingga tahap pembuatan indeks dan transkripsi. 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan diperlukan persiapan yang matang agar kegiatan penggalian sejarah lisan yang dilakukan dapat mencapai hasil optimal. Ada delapan langkah kegiatan persiapan yaitu diantaranya, pertamaperumusan topik penelitian, keduapenetapan judul penelitian, ketiga pemehaman masalah, keempatpembuatan



kerangka penelitian,



kelima pembuatan kendala wawancara, keenam nventarisasi dan seleksi pengkisah, pada langkah ini inventarisa dilakukan dengan membuat daftar pengkisah sebanyak mungkin, selanjutnya dilakukan selekasi pengkisah yang berkaitan dengan usia dan kesehatan mental. Ketujuhkontak dengan pengkisah, dalam kegiatan ini diperlukan etika dalam kontak dengan pengkisah yaitu dengan memperkenalkan diri, menyapaikan maksud dan tujuan serta sekaligus mebuat janji wawancara. Ada baiknya juga peneliti harus menganali dahulu profil calon pengkisah. Kedelapan pengenalan lapangan,



etika



yang dilakukan dalam pengenalan lapangan ini yakni



dengan tidak mendatangi langsung tempat tinggal pengkisah, dan bila ternyata dari kontak awal yang dilakukan, pengkisah memutuskan bahwa wawancara tidak diadakan dirumah pengkisah tetapi ditempat lain yang telah ditentukan sesuai dengan situasi pengkisah. 2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaanya praktek sejarah lisan juga dapat dibagi dalam beberapa langkah kegiatan yaitu, pertama membuat lebel wawancara, keduapembukaan wawancara, dalam kegiatan ini ada beberapa etika dalam sejarah lisan yang dilakukan pewawancara pada awal pembukaan wawancara dengan memberi kesan yang nyaman bagi pengkisah, memberi pembukaan wawancara dengan pertanyaan- pertanyaan yang santai, ringan dan menyenangkan bagi pengkisah, keempat menjaga suasana wawancara, dalam kegiatan ini etika yang dilakukan yaitu dengan menciptakan rapport atau suasana psikologis beruapa rasa saling percaya dan keterbukaan hubungan antara pewawancara dan pengkisah. Kelima membuat catatan, dan keenam, mengakhiri wawancara, pada kegiatan tahap akhir wawancara, perlunya etika dalam mengakhiri wawancara ini dengan mengakhiri wawancara dengan sesantun mungkin, tidak memaksakan pengkisah yang sudah lelah dan melantur, dan mengkhiri dengan ucapan terimaksih atas waktu dan kerjasamanya. Ketujuh pembuatan surat pernytaan bahwa telah dilakukan wawancara. 3. Indeks dan Transkripsi Tujuan



pembuatan



indeks



dan



transkripsi



yaitu



untuk



mempermudah penggunaan hasil penggalian sejarah lisan sebagi sumber sejarah. Kedudukan indeks dalam penelitan sejarah lisan dapat dikatakan hampir sama dengan daftar isi buku, sedangkan transkripsi dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan hasil penggalian sejarah lisan.