Etnosains Dan Kearifan Lokal Madura [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Percayalah, Bahwa Tuhan telah merencanakan setiap pertemuan-pertemuan hebat sejak jauh-jauh hari. Dengan maksud yang kini belum kita mengerti, dengan maksud yang masih harus kita cari dan pahami. Termasuk pertemuan Anda dengan buku ini. Hari ini. Selamat Berkelana! GERAKAN MENULIS BUKU INDONESIA



i



Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Pasal 114 Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan mengetahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Pasal 115 Setiap Orang yang tanpa persetujuan dari orang yang dipotret atau ahli warisnya melakukan Penggunaan Secara Komersial, Penggandaan, Pengumuman, Pendistribusian, atau Komunikasi atas Potret sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 untuk kepentingan reklame atau periklanan untuk Penggunaan Secara Komersial baik.



ii



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Penyusun: Yunin Hidayati. S.Si., M.Si. Mochammad Yasir. S.Pd., M.Pd. Nur Qomaria, S.Pd., M.Pd. Aida Fikriyah, S.Pd., M.Pd.



iii



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA Copyright © Yunin Hidayati. S.Si., M.Si., Mochammad Yasir. S.Pd., M.Pd., Nur Qomaria, S.Pd., M.Pd., Aida Fikriyah, S.Pd., M.Pd. Penyusun: Yunin Hidayati. S.Si., M.Si., Mochammad Yasir. S.Pd., M.Pd., Nur Qomaria, S.Pd., M.Pd., Aida Fikriyah, S.Pd., M.Pd. Editor: Hesti Indah Mifta Penata Letak: F. D. Abdillah Penata Sampul: Yurdi Andani Cetakan Pertama, Juli 2019 viii + 150 hal; 18,2 x 25,7 cm ISBN: 978-602-457-286-0 CV OASE GROUP Jalan Sumbing Raya No. 27 B, Mojonsongo, Kec. Jebres Surakarta, Jawa Tengah 57127 Dicetak oleh Percetakan CV Oase Group Isi di luar tanggung jawab percetakan Katalog Dalam Terbitan Hak cipta dilindungi Undang-Undang All Right Reserved Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit iv



KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah memberikan kekuatan, kesempatan, dan kasih yang telah dicurahkan-Nya kepada kami, akhirnya buku “Etnosains Kearifan Lokal Madura” dapat kami rampungkan dan diterbitkan secara nasional. Buku “Etnosains Kearifan Lokal Madura” merupakan hasil penelitian kajian etnosains kearifan lokal dari berbagai kabupaten di Pulau Madura. Buku ini dapat dijadikan sebagai pegangan dan referensi yang akan dipergunakan dalam perkuliahan maupun penelitian lanjutan terkait Etnosains. Etnosains dalam proses pembelajaran merupakan bagian dari sarana dalam upaya menjaga, melestarikan, dan mengembangkan kearifan lokal serta budaya suatu daerah melalui proses pendidikan. Mengintegrasi kebiasaan masyarakat, budaya, adat istiadat, makanan, minuman tradisional, tanaman khas, pakaian daerah, bahasa serta kesenian dalam pembelajaran akan menjadikan upaya untuk terus menjaga kearifan lokal, terutama di wilayah Madura dalam proses pembelajaran. Di sinilah komitmen, tanggung jawab, dan kerja keras dari seluruh elemen sangat dibutuhkan untuk menanggulangi pengaruh budaya negatif dalam perkembangan era globalisasi yang menyerang para generasi bangsa. Kepada berbagai pihak yang terlibat dan turut membantu dalam penyusunan dan penerbitan buku ini, kami mengucapkan terima kasih. Harapan kami, semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan barokah bagi para dosen, guru, mahasiswa, peneliti, pemerintah daerah, praktisi pendidikan dan budaya, serta para pengguna lainnya dalam pengembangan dan pelestarian kearifan lokal Madura. Selamat membaca. Bangkalan, 8 Juli 2019 Tim Penyusun



v



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... vi A. PENGERTIAN ETNOSAINS ..................................................................................................... 2 B. PARADIGMA DAN JENIS KAJIAN ETNOSAINS ................................................................. 2 C. PENDEKATAN DALAM ETNOSAINS ............................................................................... 4 D. SIKAP MASYARAKAT UNTUK ALAM ............................................................................. 5 E. DESKRIPSI URAIAN MATERI ............................................................................................ 5 F. FOKUS PENELITIAN DI MADURA ................................................................................... 6 G. DESAIN DAN METODE PENELITIAN .............................................................................. 6 H. HASIL PENELITIAN ETNOSAINS...................................................................................... 7 KABUPATEN BANGKALAN................................................................................................. 7 Hutan Geger Bangkalan.......................................................................................................... 22 Nelayan dan Hasil Laut di Sepulu Bangkalan ................................................................ 27 Budaya Burdah Arosbaya Bangkalan ............................................................................... 46 Budaya Rokat Tasek, Menyalakan Dupa dan Hari Raya di Bangkalan ............... 47 Budaya Tanean Lanjheng Bangkalan ................................................................................ 50 KABUPATEN SAMPANG ................................................................................................... 56 Hasil Laut Kota Sampang ....................................................................................................... 56 Kuliner Soto Sokobanah Sampang ..................................................................................... 60 Wisata Religi Kabupaten Sampang .................................................................................... 64 Budaya Kerapan Sapi di Kabupaten Sampang .............................................................. 68 Budaya Lokal Mitigasi Bencana .......................................................................................... 72 KABUPATEN PAMEKASAN.............................................................................................. 79 Pertanian Kota Pamekasan ................................................................................................... 79 Tambak Garam Kabupaten Pamekasan ........................................................................... 89 Budaya Religi di Kabupaten Pamekasan ......................................................................... 93 Budaya Petik Laut, Kerapan Sape, Pelet Petteng, Sabellesen, dan Batik Pamekasan................................................................................................................................... 99 Posisi Rumah di Kabupaten Pameksan .......................................................................... 104 vi



KABUPATEN SUMENEP.................................................................................................. 110 Obat Tradisional Lenteng Sumenep................................................................................ 110 Kebiasaan di Kampung Pasir Sumenep ......................................................................... 120 Wisata Religi di Guluk-Guluk Sumenep ......................................................................... 124 Jamu di Kabupaten Sumenep ............................................................................................. 130 Tanean Lanjheng di Kabupaten Sumenep .................................................................... 135 Budaya Lokal Mitigasi Bencana di Kabupaten Sumenep ........................................ 140 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 146



vi i



viii



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



1



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



A. Pengertian Etnosains Istilah ‘sains’ atau ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan dengan pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode tertentu serta mengikuti tata urutan tertentu dalam mendapatkannya. Setelah diperoleh, pengetahuan ini harus dapat diuji kebenarannya oleh orang-orang lain dengan mendapatkan hasil yang ajeg sehingga kebenaran pengetahuan ini tidak akan bersifat subjektif, tetapi intersubjektif. Atas dasar pengertian semacam ini, maka etnosains dapat didefinisikan sebagai perangkat pengetahuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat/sukubangsa yang diperoleh dengan menggunakan metode tertentu serta mengikuti prosedur tertentu yang merupakan bagian dari tradisi mereka, dan kebenarannya dapat diuji secara empiris. Secara etimologi etnosains berasal dari kata Yunani yakni ethnos yang berarti bangsa dan scientia yang berarti pengetahuan (Werner dan Fenton, 1970). Etnosains adalah pengetahuan yang khas dimiliki oleh suatu bangsa. Sturtevant (1964) mendefinisikan etnosains sebagai system of knowledge and cognition typical of a given culture. Penekanan dalam etnosains adalah pada sistem atau perangkat pengetahuan, yang merupakan pengetahuan yang khas dari suatu masyarakat yang berbeda dengan pengetahuan masyarakat yang lain. Tujuan etosains adalah melukiskan lingkungan sebagaimana dilihat oleh masyarakat yang diteliti. Asumsi dasarnya adalah lingkungan bersifat kultural. Sebab, lingkungan yang sama pada umumnya dapat dilihat dan dipahami secara berlainan oleh masyarakat yang berbeda latar belakang kebudayaannya. Dengan adanya etnosains ini diharapkan kita akan mampu menebak perilaku masyarakat dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan. Pengaruh pendapat masyarakat terhadap lingkungan merupakan bagian dari mekanisme yang menghasilkan perilaku yang nyata dari masyarakat itu sendiri dalam menciptakan perubahan dalam lingkungan mereka. B. Paradigma dan Jenis Kajian Etnosains Sebagai sebuah paradigma, etnosains menggunakan definisi kebudayaan yang berbeda dengan paradigma-paradigma lain dalam antropologi budaya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Goodenough (1964) yang menyatakan bahwa does not consist of things, people, behavior or emotions. It is rather the organization of these things. It is the forms of things that people have in mind, their models for perceiving, relating and otherwise interpreting them as such. The things that people say and do, their social arrangement and events are products or by products of their culture as they apply it to the task of perceiving and dealing with their circumstances. Whatever it is one has to know or believe in order to operate in a manner acceptable to its members, and do so in any role that they accept for any one of themselves. Culture, being what people have to learn as distinct from their biological heritage must consist of the end product of learning: knowledge. A set of principles for creating dramas, for writing scripts, and of course, for recruiting players and audiences, ‘Culture’ is not simply a cognitive map that people acquire, in whole or in part, more or less accurately, and then learn to read. People are not just map-readers; they are map-makers, Culture does not provide a cognitive map, but 2



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



rather a set of principles for map making and navigation. Different cultures are like different schools of navigation designed to cope with different terrain and seas. Dari rumusan-rumusan tentang kebudayaan di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi tiga hal yang kemudian menjadi topik kajian etnosains. Jenis kajian etnosains yang pertama adalah memusatkan perhatian pada kebudayaan yang didefinisikan sebagai the forms of things that people have in mind, their models for perceiving, yang dalam hal ini ditafsirkan sebagai model-model untuk mengklasifikasi lingkungan atau situasi sosial yang dihadapi. Penelitian etnosains di sini bertujuan untuk mengetahui gejala-gejala materi mana yang dianggap penting oleh warga suatu kebudayaan dan bagaimana warga tersebut mengorganisasi berbagai gejala dalam sistem pengetahuan mereka. Bilamana hal ini dapat diketahui maka akan terungkap pula berbagai prinsip yang mereka gunakan untuk memahami lingkungan dan situasi yang dihadapi, yang menjadi landasan bagi tingkah laku mereka (Tyler, 1969). Setiap masyarakat, suku bangsa atau kelompok sosial tertentu pada dasarnya membuat klasifikasi yang berbeda atas lingkungan yang sama. Dengan mengetahui pengkategorisasian berbagai macam gejala dalam lingkungan ini akan dapat diketahui juga ‘peta kognitif‘ dunia dari suatu masyarakat tertentu (Frake, 1962). Dari pengategorisasian tersebut, dapat diungkap juga struktur-struktur yang digunakan untuk mengklasifikasikan lingkungan, baik itu fisik maupun sosial. Contohnya dapat diketahui hal yang mendasari klasifikasi tumbuh-tumbuhan, klasifikasi berbagai jenis binatang, klasifikasi jenis-jenis penyakit, klasifikasi warna, dan sebagainya. Jenis kajian etnosains yang kedua mengarahkan perhatian pada kebudayaan sebagai whatever it is one has to know or believe in order to operate in a manner acceptable to its members, yang diinterpretasikan sebagai hal-hal yang harus diketahui oleh seseorang untuk mewujudkan perilaku atau melakukan sesuatu dengan cara yang dapat diterima oleh pendukung kebudayaan tersebut. Hal yang menjadi perhatian utama adalah cara-cara, aturan-aturan, norma-norma, nilainilai, yang memperbolehkan atau melarang, serta mengarahkan atau menunjukkan bagaimana sesuatu hal (berupa pengembangan teknologi yang sudah dimiliki) harus atau sebaiknya dilakukan dalam konteks suatu kebudayaan tertentu. Misalnya, cara membuat rumah yang baik menurut pandangan orang Asmat di Papua; cara bersawah yang baik dalam pandangan orang Jawa, cara membangun sebuah kampung yang tepat menurut pandangan orang Batak, cara membuat bendungan yang baik menurut pandangan orang Bali, cara membuat perahu yang benar menurut orang Bugis dan sebagainya. Jenis kajian etnosains yang ketiga, yaitu memusatkan perhatian pada kebudayaan sebagai a set of principles for creating dramas, for writing scripts, and of course, for recruiting players and audiences atau seperangkat prinsip-prinsip untuk menciptakan, membangun peristiwa, untuk mengumpulkan individuindividu atau orang banyak. Penelitian mengenai prinsip-prinsip yang mendasari berbagai macam kegiatan dalam kehidupan sehari-hari ini penting sebagai upaya untuk memahami struktur yang tidak disadari namun mempengaruhi atau menentukan perwujudan perilaku dan tindakan sehari-hari. Penelitian dengan fokus pada prinsip-prinsip ini memang agak dekat dengan jenis kajian yang kedua 3



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



namun tetap memiliki berbeda. Prinsip-prinsip yang ditemukan dalam studi ketiga ini, pada dasarnya merupakan prinsip-prinsip yang tidak disadari keberadaannya atau berada pada tataran nirsadar. Tiga jenis penelitian yang telah diuraikan di atas merupakan jenis penelitian yang banyak dilakukan dalam Etnosains. Hasil-hasil penelitian semacam ini tampaknya memang teoretis. Meskipun demikian, tidak sedikit di antaranya yang kemudian sangat besar manfaat praktisnya, terutama dalam kaitannya dengan upaya untuk memasukkan unsur-unsur teknologi dan pengetahuan baru ke dalam suatu masyarakat dengan maksud untuk meningkatkan teknologi dan hasil aktivitas ekonomi masyarakat yang bersangkutan. C. Pendekatan dalam Etnosains Dalam studi etnosains terdapat dua pendekatan yang saling berkomparasi, yakni a. Pendekatan Prosesual Sudarmin (2017) mengemukakan bahwa untuk membentuk suatu proses, harus ada suatu peristiwa-peristiwa yang saling terkait satu sama lain secara berkesinambungan. Hal ini juga diamini oleh Moore (1999) dengan pendapat tentang rangkaian peristiwa-peristiwa dan tindakan-tindakan manusia berakumulasi membentuk suatu proses. Dari pendapat para antropolog ini, kita dapat menjabarkan bahwasannya rangkaian peristiwa yang dapat diamati dan melibatkan tindakan manusia dapat merupakan peristiwa yang menyumbang pada pengalihan, penciptaan, pemroduksian atau pentransformasian budaya (termasuk lingkungan di dalamnya). Kasus pembentukan pengetahuan di kalangan para petambak merupakan salah satu kasus untuk menunjukkan bagaimana proses pembentukan itu berlangsung dari hari-ke hari, musim ke musim, melalui rangkaian peristiwa tindakan para petambak dalam menyiasati berbagai kesempatan, kendala, dan ancaman merekayasa lingkungan bagi kelangsungan hidupnya. b. Pendekatan Ekologi Pendekatan ini telah ditanamkan sejak 1930 oleh Julian H. Steward dalam esai yang berjudul “The Economics and Sosial Basis of Primitive Bonds”. Dalam esai tersebut, Steward (1930) menyatakan tentang “interaksi budaya dan lingkungan dapat dianalisis dalam kerangka sebab-akibat” melalui sebuah perspektif ekologi budaya. Pendapat Steward dilanjutkan Murphy (1994) yang mengatakan titik perhatian dari perspektif ini adalah analisis struktur sosial dan kebudayaan. Perhatian baru diarahkan pada lingkungan bilamana lingkungan mempengaruhi atau menentukan tingkah laku atau organisasi kerja. Perspektif ini menegaskan bahwa penyesuaian berbagai masyarakat pada lingkungannya memerlukan bentuk-bentuk perilaku tertentu. Perilakuperilaku ini berfungsi sebagai proses adaptasi terhadap lingkungannya dan tunduk pada suatu sistem seleksi. Sebagai contoh, bentuk adaptasi masyarakat dan lingkungan adalah perilaku penyesuaian kegiatan ekonomi pada petambak dan petani dipengaruhi oleh situasi lingkungan yang berbeda.



4



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



D. Sikap Masyarakat untuk Alam Banyak kalangan yang menyatakan bahwa kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh alam. Alam memberikan apapun yang masyarakat butuhkan dari tempat tinggal sampai kebutuhan untuk bernapas. Namun, kini masyarakat sudah menunjukan ciri modernnya, yakni masyarakat yang mulai menunjukkan tanda yang berbeda dari masyarakat sebelumnya. Sebuah masyarakat yang berproses menuju kemajuan disertai pola pikir yang rasional dan kompetitif. Namun, fenomena ketimpangan pembangunan yang berbeda di tiap daerah juga mempengaruhi pola sikap masyarakat terhadap alam. Oleh karena itu, Susilo (2008) membedakan sikap masyarakat menjadi dua macam yaitu: a. Antroposentrisme Antroposentrisme menyatakan bahwa tumbuhan disediakan untuk hewan dan hewan disediakan untuk manusia. Selain itu, manusia lebih terhormat karena selain memiliki badan, manusia juga memiliki jiwa yang memungkinkan untuk berpikir. Manusia dipandang sebagai pihak yang memiliki kebebasan untuk menerjemahkan kepentingannya terhadap alam. Dalam kenyataannya, sikap ini muncul dalam bentuk perusakan, pencemaran, eksploitasi dan lain-lain. b. Ekosentrisme Sikap ekosentrisme ialah sikap perjuangan menyelamatkan dan kepedulian terhadap lingkungan yang tidak hanya mengutamakan penghormatan atas spesies tapi perhatian setara atas seluruh kehidupan. Dalam masyarakat, sikap ini muncul sebagai tindakan pelestarian, penghijauan dan penanaman, dan perawatan alam. E. Deskripsi Uraian Materi Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman hayati, memiliki hutan tropika terbesar ke dua di dunia, dan dikenal sebagai salah satu negara megabiodiversity kedua setelah Brazil. Hutan Indonesia juga kaya akan tumbuhan obat dan terdapat 20.000 jenis tumbuhan obat. 1000 jenis tumbuhan obat di antaranya telah di dokumentasi dan 300 jenis telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kurangnya dokumentasi mengenai penggunaan tumbuhan obat oleh komunitas tertentu menyebabkan sulitnya pelestarian obat tradisional tersebut (Ningsih, 2016). Banyaknya jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional dapat memberikan referensi terhadap dunia pengobatan, apalagi dengan makin gencarnya moto “back to nature” atau “kembali ke alam”. Pengobatan tradisional awalnya dikenal dengan ramuan jamu-jamuan, sampai saat ini jamu masih diyakini sebagai obat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit bahkan telah dikembangkan dalam industri modern. Pengetahuan mengenai tumbuhan obat memiliki karakteristik berbeda-beda pada suatu wilayah. Pengetahuan tersebut biasanya merupakan warisan secara turun-menurun (Dianto et al, 2015). Jamu Madura telah dikenal cukup luas di masyarakat, baik masyarakat Madura maupun diluar pulau Madura (pulau Jawa, Kalimantan, dan Malaysia). Keunggulan produk jamu Madura dibanding jamu sejenis non-Madura terletak pada khasiat yang dikandung dalam ramuan jamu Madura tersebut. Jamu Madura 5



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



di ramu dari tumbuhan yang berpotensi sebagai obat atau jamu yang tumbuh di daratan Madura yang beriklim kering. Pada kondisi tersebut memunculkan vegetasi yang spesifik dibanding daerah-daerah yang beriklim basah. Diduga kondisi kekeringan atau iklim kering memunculkan senyawa-senyawa bioaktif yang khas atau spesifik (Zuchri, 2008). Tak hanya jamu yang dapat di temukan di pulau Madura, namun banyak keunikan yang ada di pulau Madura. Ada banyak keunikan yang terdapat di berbagai kabupaten dan daerah-daerah yang ada di pulau Madura. Penelitian kali ini difokuskan pada etnosains dan kearifan lokal pulau Madura. F. Fokus Penelitian di Madura Penelitian ini merupakan penelitian dasar untuk merekonstruksi pengetahuan sains ilmiah yang ada di pulau Madura. Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta jiwa. Jembatan Nasional Suramadu merupakan pintu masuk utama menuju Madura. Selain itu, untuk menuju pulau ini bisa melalui jalur laut ataupun melalui jalur udara. Untuk jalur laut, bisa melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya menuju Pelabuhan Kamal di Bangkalan. Selain itu, juga bisa melalui Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Pelabuhan Kalianget di Sumenep, ujung timur Madura. Pulau Madura bentuknya seakan mirip badan sapi, terdiri dari empat Kabupaten, yaitu : Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Madura, Pulau dengan sejarahnya yang panjang, tercermin dari budaya dan keseniannya dengan pengaruh islamnya yang kuat. Pulau Madura didiami oleh suku Madura yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur atau biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta sebagian Malang. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan. Masyarakat Madura juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja keras (abhantal omba' asapo' angen). Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan masyarakat Madura. Mereka memiliki sebuah falsafah katembheng pote mata, angok pote tolang. Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi carok pada sebagian masyarakat Madura. G. Desain dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi berpendekatan etnosains. Etnosains merupakan kepercayaan dan praktik-praktik yang berkenaan dengan kearifan lokal, yang merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan tidak berasal dari kerangka konseptual sains modern. Etnosains setidaknya berhubungan dengan dua hal, yaitu sains masyarakat dan sains ilmiah. 6



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Pengamatan penelitian diarahkan pada kegiatan pada subjek penelitian pada saat memanfaatkan ha-hal yang ada di lingkungan sekitar sebagai kearifan lokal. Peneliti dalam penelitian ini menjadi instrumen utama agar dapat mengumpulkan data pengetahuan yang biasa digunakan masyarakat setempat sebanyak mungkin, dilanjutkan verifikasi, rekonstruksi, formulasi, konseptualisasi, dan dokumentasi sehingga menjadi pengetahuan ilmiah yang terformalkan. Agar dapat mengumpulkan data pengetahuan sains asli masyarakat, peneliti harus berbaur dengan masyarakat lokal setempat. Proses tahap analisis data dilakukan secara terus-menerus sejak awal sampai akhir penelitian. Data digali secara intensif, diidentifikasikan dan dikategorisasikan, disusun dan diiterpretasikan. Analisis data secara deskriptif juga dilakukan untuk data pengetahuan masyarakat tentang kearifan lokal Madura. Setelah analisis data dilanjutkan rekonstruksi hasil temuan berupa pengetahuan masyarakat yang belum terformalkan menjadi pengetahuan sains ilmiah sebagai bentuk pengetahuan sains ilmiah untuk memperkaya pengetahuan sains ilmiah berbasis etnosains. Pada konseptualisasi konsep pengetahuan masyarakat ke pengetahuan sains ilmiah, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik dan etnosains, serta konstruktivisme. Hasil pengumpulan konsep-konsep sains masyarakat yang telah teridentifikasi, terdokumentasi secara sistematis, dan telah diketahui hubungan sebab akibat, serta terformalkan sebagai pengetahuan ilmiah. H. Hasil penelitian Etnosains



KABUPATEN BANGKALAN 1. Deskripsi Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura Kamal merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Bangkalan, Madura, Provinsi Jawa Timur.



Gambar 1. Peta Pulau Madura



7



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Kamal terletak di ujung barat Pulau Madura, wilayahnya berhadapan langsung dengan Gresik dan Surabaya hanya dipisahkan oleh selat Madura. Batasbatas wilayah Kamal, yaitu bagian barat berbatasan langsung dengan Selat Madura, bagian selatan berbatasan langsung dengan Selat Madura, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Labang, dan sebelah utara berbatasan dengan 8



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Kecamatan Socah. Kamal memiliki luas wilayah 41,40 km2. Kamal juga memiliki tinggi dari permukaan laut sebesar 5,00 meter. Kecamatan Kamal memiliki 10 desa, di antaranya desa Tellang, Pendabah, Tanjung Jati, Kebun, Banyuajuh, Kamal, Gili timur, Gili Barat, Tajungan, dan Gili Anyar (Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan, 2018). Kamal juga dikenal memiliki pelabuhan yang berhubungan langsung dengan pelabuhan Ujung di Surabaya. Kamal merupakan satu-satunya Kecamatan yang memiliki pelabuhan di Kabupaten Bangkalan. Pelabuhan Kamal sampai saat ini masih beroperasi dan menghubungkan antara Pulau Madura dengan Surabaya.



Gambar 2. Peta Kecamatan Kamal Pada zaman dahulu, tepatnya pada tahun 1898 Kecamatan Kamal memiliki stasiun kereta api yang terletak di pelabuhan Kamal. Stasiun ini terintegrasi langsung dengan pelabuhan Kamal sehingga para penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan ke Jawa dapat langsung menggunakan kapal Fery menuju Surabaya tanpa harus berjalan kaki jauh. Stasiun ini berfungsi untuk transportasi lintas Madura. Namun, pada tahun 1984 stasiun ini resmi ditutup dengan alasan kalah bersaing dengan mobil pribadi dan anngkutan umum. Masyarakat di daerah Kamal lebih terbuka daripada di daerah Madura lainnya, seperti di Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Hal ini dikarenakan Kamal menjadi lalu lintas perpindahan masyarakat dari luar Pulau Madura, yang menyebabkan masyarakat di Kecamatan Kamal cenderung lebih maju. Jumlah penduduk di Kecamatan Kamal per 2016 sebanyak 50.763 jiwa. Sarana kesehatan di Kecamatan Kamal cukup memadai. Dari 10 desa yang ada, Kecamatan Kamal memiliki puksesmas berjumlah 1, Pustu (puskesmas pembantu) berjumlah 5, dokter praktik berjumlah 6, dan polindes berjumlah 7. Namun, dari adanya sarana kesehatan tersebut, masyarakat Kamal masih ada yang menggunakan pengobatan tradisional untuk mengatasi penyakit, mencegah penyakit, hingga pengaturan pola hidup sehat. 2. Filosofi Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura Kecamatan Kamal terletak di Kabupaten Bangkalan, Madura. Adapun sejarah nama Madura, berasal dari kisah seorang putri raja yang bernama Raden Ayu Tunjungsekar. Dia dibuang ke hutan yang seram dan jauh dari pemukiman warga



9



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



karena hamil tanpa memiliki suami. Raden Ayu Tunjungsekar menjelaskan tentang bagaimana dia bisa hamil. Semua yang mendengarkannya tidak percaya karena alasannya sangat tidak masuk akal. Semua orang merasa heran dengan jawaban putri yang hamil karena didatangi bulan purnama. Ayahnya seorang raja merasa malu dan tidak mempercayai alasan putri kesayangannya itu. Kemudian Sang Putri mempersilakan Patih untuk membunuhnya, tetapi Putri tidak mati terbunuh. Patih membuatkan rakit untuk Putri yang sedang hamil ini dan menyuruhnya untuk melarikan diri. Ketika sedang berlayar dan bertepatan bulan purnama muncul, Sang Putri melahirkan seorang bayi laki-laki dan diberi nama Raden Sagara. Sagara dalam bahasa Madura, artinya laut. Ketika sampai di darat, bayi yang baru berumur beberapa hari itu, tiba-tiba meloncat dan berlari ke sana kemari. Putri heran dengan kehebatan dan keajaiban bayi Sagara, bagaimana tidak, semua orang yang mungkin melihatnya saat itu pasti akan dibuat heran oleh kelakuannya. Bayi Sagara itupun menemukan sebuah pohon besar bersarang lebah yang tersangkut, seperti ingin member izin pada sang bayi. Lebah-lebah yang tadinya berkerumun, pada saat itu menyingkir sehingga bayi Sagara dan Ibunya bisa minum madu sepuasnya. Raden Ayu Tunjungsekar memberi nama pulau itu dengan nama Madura, berasal dari kata Madu ara-ara yang memiliki arti madu yang berada di tanah yang lapang. Sedangkan sejarah dari Bangkalan berasal dari kata “Bangkah” dan “la’an” yang artinya “mati sudah”. Istilah ini diambil dari legenda tewasnya pemberontak sakti Ke’ Lesap yang tewas di Madura Barat. Ke’ Lesap merupakan putra Madura keturunan dari pangeran Sosro Diningrat/Pangeran Tjokro Diningrat III/Pangeran Cakraningrat III. Nama bangkalan berawal ketika suatu malam pangeran Cakraningrat V bermimpi agar Ke’ Lesap dikirimi seorang perempuan yang memegang bendera putih (Bangkalan akan menyerah). Tipu muslihat itu kemudian dijalankan oleh pangeran Cakraningrat V dan dikirimkan kepada Ke’ Lesap. Ke’ Lesap menerima pemberian wanita itu dengan keyakinan bahwa (Bangkalan) sudah menyerah. Pada waktu Cakraningrat V menunggu reaksi dari Ke’ Lesap, tiba-tiba melihat sebuah tombak pusaka Bangkalan yang bernama Ki Nenggolo yang kemudian Cakraningrat V berdiri dan mengambil tombak tersebut, kemudian mengajak pasukannya berangkat berperang guna menumpas pemberontakan Ke’ Lesap. Sesampainya di desa Tonjung, Ke’ Lesap terkejut karena Cakraningrat V datang dan akan menyerang secara tiba-tiba. Kemudian Cakraningrat V langsung menghunuskan tombaknya, dan seketika Ke’ Lesap meninggal. Rakyat Bangkalan mengikuti Rajanya berseru “Bangkah” dan “la’an” yang artinya “mati sudah”. Menurut hari jadi Bangkalan, sejarah Bangkalan dimulai pada abad ke XV, datang dua orang keturunan Prabu Brawijaya, Raja Majapahit ke Madura, yaitu Lembu Petteng dan Menak Senoyo. Setelah menginjak dewasa, Lebu Petteng berkeinginan untuk merantau ke wilayah Madura Barat dan akhirnya sampailah beliau menemukan jodohnya, yaitu bunga desa Plakaran Arosbaya yang bernama Nyi Sumekar. Mereka dikaruniai 5 orang anak dan salah satunya bernama Ki Pragolbo yang akhirnya menjadi penguasa di Plakaran Arosbaya. Setelah Ki Pragolbo wafat digantikan oleh anaknya yang bernama Ki Pratanu. Pada tahun 10



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



1531 ia membangun sebuah kraton yang dinamakan Kraton Lemah Duwur. Pada saat masa pemerintahan Ki Pratanu banyak mengalami kepesatan, terutama penyebaran agama Islam dan hubungan baik antara Ampel, Gresik, dan Tuban semakin lancar. Hubungan dengan kerajaan Pajang daerah Jawa Tengah menjadi semakin erat setelah Ki Pratanu menikah melalui perkawinan Triman dengan seorang Putri Pajang. Masa kejayaan Ki Lemah Duwur (Ki Pratanu) di Madura Barat dengan pusat pemerintahan yang terletak di Arosbaya pada tahun 1531 menjadi momentum yang paling tepat untuk dijadikan sebagai hari jadi Bangkalan (Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan, 2017). Sejarah nama Kamal konon menurut masyarakat desa Kamal, dari nenek moyang, kata Kamal berasal dari kotak amal. Hal ini dipercaya bahwa masjid di pelabuhan Kamal berdirinya sudah lama dan dibangun dari dana kotak amal serta dana yang berasal dari masyarakat setempat. Dahulu, masyarakat Kamal merupakan masyarakat maju, berkecukupan, dan dikenal dermawan. Kamal berasal dari kata amal, yang dimaksud amal di sini adalah dahulu masyarakat Kamal suka tolong menolong. Setiap orang yang berlayar atau menangkap ikan selalu singgah di desa Kamal untuk mengambil air yang disediakan masyarakar Kamal. Filosofi hidup masyarakat Kamal seperti kebanyakan filosofi hidup orang Madura. Karena sejatinya, masyarakat Kamal lahir dan dibesarkan di Pulau Madura. Falsafah hidup yang pertama, yaitu Abantal sadhat, apajung Allah, asapo’ salawat artinya sejak bayi orang Madura telah berbantalkan syahadat, berpayungkan perlindungan Allah, dan berselimutkan shalawat. Kedua, yaitu Manossa coma darma, artinya manusia hidup di dunia sebagai pemimpin dan pemelihara alam, maka dalam kehidupannya, mereka harus melakukan kebaikankebaikan di dunia. Ketiga, yaitu Bhuppa’, Bhabu, Guru, Rato artinya pertama kita harus ta’dhim kepada kedua orang tuanya, taat dan patuh kepada guru, kiai, ustaz yang mengajarkan ilmu pengetahuan, dan mereka pun harus setia serta patuh kepada pemerintah. Keempat, yaitu Ango’ poteah tolang etembheng poteah matah artinya lebih baik putih tulang daripada putih mata. Maksudnya, yaitu lebih baik mati daripada malu. Kelima, yaitu Rampak Naong Bringin Korong artinya jadi orang besar itu harus bisa menaungi, seperti pohon beringin yang rimbun yang memberi manfaat (keteduhan) bagi orang lain. Keenam, yaitu Lakonah dheging bedeh obeddheh, lakonah ateh dhere tambenah artinya lukanya badan ada obatnya, lukanya hati darahlah penawarnya. Hal ini berkaitan dengan sensitifnya orang Madura. Ketujuh, yaitu Lakonah lakone, kennengnga kennengnge artinya kerjanya kerjakan, tempatnya tempati. Maksudnya, orang Madura memiliki satu prinsip hidup dan tujuan yang jelas dan tidak akan ikut campur urusan orang lain.



11



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



3. Hasil Kajian Etnosains Tabel 1. Tabel Hasil Kajian Etnosains Bidang Kesehatan No.



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



Orang beranggapan bahwa meminum air mawar dapat meredakan sakit tenggorokan dan membuat badan menjadi lebih wangi



Seduhan bunga mawar segar berfungsi untuk mempercepat proses pemulihan dalam mengatasi tenggorokan. Selain itu, air rendaman mawar dapat meningkatkan aliran cairan empedu, yang bisa membantu mengatasi gejala keluhan pencernaan umum, termasuk perut kembung dan sakit perut. Rendaman mawar juga bisa sebagai pencahar untuk memperlancar urusan BAB dan mencegah sembelit.



Orang beranggapan bahwa daun sirih dapat menghentikan darah mimisan yang keluar lagi dari hidung.



Daun sirih memiliki kandungan tannin dan berbagai zat lainnya yang dapat mempercepat respon tubuh tersebut, sehingga pendarahan pada hidung akan berhenti dalam waktu yang cepat. Selain itu, dalam sebuah penelitian, daun sirih dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.



3.



Ngobete Herpes Masyarakat Sareng Deun beranggapan bahwa Binahong daun binahong yang sudah dihaluskan (Mengobati Herpes dengan dapat mempercepat proses pengeringan Daun pada herpes. Binahong)



Penelitian membuktikan, daun binahong mengandung senyawa alkoloid, flavonoid, saponin, dan minyak asiri. Alkoloid, misalnya, berperan sebagai antioksidan, yang mengandumng regenerasi sel dan membasmi radikal bebas. Sementara saponoin berperan memacu pembentukan kologen, sejenis protein yang berperan dalam penyembuhan luka, sedangkan minyak atsiri berperan dalam melancarkan proses metabolisme.



4.



Bekam



1.



Objek Kajian Ngenom Mawar



Aeng



(Minuman Mawar)



2.



Air



Deun Sere Kaangguy Memesan (Daun Sirih untuk Mimisan)



Sareng Orang



beranggapan 12



Bekam dengan lilin dan korek



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Lilin



bahwa bekam dengan lilin dan korek yang dimasukkan dalam gelas dapat mengeluarkan darah kotor dari permukaan kulit dengan teknik hisap.



dimasukkan dalam gelas adalah cara lama untuk menghilangkan oksigen yang terperangkap dalam gelas kaca dan membakarnya dengan api. Selain mengeluarkan darah kotor yang berada di bawah permukaan, bekam ini juga bisa mengobati masuk angin.



Orang beranggapan bahwa dengan kecap dan jeruk nipis dapat menyembuhkan tenggorakkan bermasalah, seperti, batuk atau tenggorokan gatal.



Larutan air perasan jeruk nipis yang dicampur kecap manis telah menjadi resep warisan turun temurun untuk mengatasi batuk membandel. Jeruk nipis banyak dipakai sebagai salah satu bahan obat herbal karena buah yang punya nama latin Citrus aurantifolia ini mengandung minyak atsiri dan berbagai zat yang bisa melemaskan otot-otot pada saluran pernapasan. Jeruk nipis juga berkhasiat sebagai obat penurun panas dan mengatasi suara serak akibat tenggorokan gatal, yang mungkin menjadi gejala lain yang mengikuti batuk. kecap pada air jeruk hanya berguna untuk mengurangi keasaman dari air jeruk nipis.



Ngennom Aeng Orang beranggapan Nyeor Manabi bahwa minum air Keraconan kelapa dapat menyembuhkan (Minum Air Kelapa Saat pada saat keracunan.



Air kelapa mengandung jumlah elektrolit yang lebih banyak daripada air putih sehingga dapat mempercepat pemulihan ketika keracunan. Selain itu, kandungan zat dalam air kelapa dapat membantu proses detoksifikasi untuk membuang racun dalam saluran pencernaan makanan akibat keracunan makanan



(Bekam dengan Lilin)



5.



Ngobete Sakek RungGerrungan Sareng Kecap ban Jeruk (Mengobati Sakit Tenggorokan dengan Kecap dan Jeruk Nipis)



6.



Keracunan)



7.



Abegge de’ Aeng Tasek Manabi Lastarennah Sonnat



Orang beranggapan bahwa berendam di air laut ketika selesai sunat akan 13



Karena air laut mengandung Magnesium, Kalsium, Pottasium, dan Iodine yang semua unsur tersebut adalah



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



8.



(Rendam di Air mempercepat Laut Setelah pengeringan pada Sunat) bagian yang di sunat.



sebagian dari mineral yang terkandung dalam air laut. Sodium dan Iodine bersifat antiseptik yang dapat membantu proses penyembuhan luka. Saat terluka, air laut dapat membantu mengeluarkan racun dan membantu mengeringkan nanah pada luka, air laut juga memiliki kemampuan anti inflamasi.



Pijat dapat menghilangkan pegal-pegal dan meluruskan otot-otot yang kaku karena aktivitas sehari-hari yang membuat badan terasa lelah.



Pijat adalah terapi yang bersifat holistik. Pijat melancarkan peredaran darah dan aliran getah bening. Efek langsung yang bersifat mekanis dengan tekanan secara berirama dan gerakan-gerakan yang digunakan secara dramatis dapat meningkatkan tingkat aliran darah. Rangsangan yang ditimbulkan dari reseptor saraf juga mengakibatkan pembuluh darah melebar secara reflek. Hal ini melancarkan aliran darah yang sangat berpengaruh pada kesehatan.



Air rebusan daun sirih untuk mengurangi keputihan pada wanita. Air rebusan daun sirih membuat vagina keset dan menyebabkan bakteri-bakteri mati. Selain itu, dengan rebusan daun sirih dapat membuat vagina menjadi lebih bersih dan harum.



Daun sirih dapat dijadikan sebagai obat penyembuhan keputihan karena mengandung zat zamak yang memiliki daya mematikan kuman. Ekstrak daun sirih pada semua konsentrasi (20%-100% dapat menghambat pertumbuhan sel Candida albicans). Minyak astiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betlephenol), seskuiterpen, pati, diates, gula dan zat zamak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidan, dan fungisida/ anti jamur. Daun sirih telah teruji klinis memiliki kandungan polevanolad sangat



Apelet Kaangghuy Ngelangen Lessoh Neng Bhadan (Pijat Tradisional untuk Menghilangkan Rasa Lelah pada Badan)



9.



Aeng Sere Se Ekellah Kaangghuy Ngorangen Kepotean (Rebusan Air Sirih untuk Mengurangi Keputihan)



14



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



tinggi. Palevanolad adalah senyawa yang sangat besar pengaruhnya pada kecantikan kulit. Fungsi terbesarnya adalah untuk menjaga kesehatan kulit, mencegah dari penuaan dini yang membuat kulit menjadi lebih halus. 10.



Perressen Aeng Lemon Kangghuy Ngorangen Kepotean Bik Kaangghuy Kacantekan (Perasan Lemon dapat Mengurangi Keputihan dan Bermanfaat untuk Kecantikan).



11.



12.



Perasan lemon mengandung vitamin C yang dapat menyegarkan kulit dan mencegah adanya bakteri dan membunuh kumankuman serta mengurangi keputihan. Perasan air lemon diminum dengan dicampur air hangat, agar tubuh menjadi lebih rileks.



Remmesan Deun Sembukan se Ebaluren ka Tabu’ Kaangghuy Sake’ Tabu’



Lemon kaya akan zat gizi seperti magnesium, kalsium, fosfor, vitamin B, dan vitamin C. Kandungan vitamin C yang tinggi pada lemon dapat meningkatkan imunitas sehingga dapat membunuh kuman pathogen dan membantu penyembuhan luka lebih cepat karena dapat merangsang produksi kolagen. Karotenon dalam perasan buah lemon memiliki aktivitas antibakteri, salah satunya Candida albicans yang merupakan penyebab keputihan fisiologis.



Dapat Kandungan daun sembukan menyembuhkan sakit mengandung perut Deacetylasperuloside, Scandoside, Paederosid, Asam Paederosidic, Gamasitosterol, Arbutin, Asam oleanolat, dan minyak menguap. Selain itu, (Remasan Daun daun sembukan mengandung Kesimbukan senyawa metabolit sekunder yang antara lain Alkaloid, Tanin, dan Dibalurkan di Flavonoid. Oleh karena itu, daun Perut Untuk sembukan memiliki khasiat Mengatasi Sakit antiinflamasi, stomakik, Perut) antirematik, diuretik, dan karminatif. Kapor Dapat meredakan Daun sirih mengandung minyak Ebungkos Deun sakit kepala atsiri yang dapat berkhasiat Sere Etekket untuk mematikan kuman, Dha’ Pelepes antioksidasi, dan fungisida. Manabi Nyello Selain itu, daun sirih Cetak mengandung senyawa yang 15



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



(Kapur Dibungkus dengan Daun Sirih dan Ditekan pada Pelipis Ketika Sakit Kepala)



13.



Nyeker Kleker



dapat meredakan nyeri, menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit hingga menyembuhkan saluran pencernaan. Kapur memiliki rumus kimia CaCo3 yang banyak berguna bagi kehidupan sehari-hari. Adapun manfaat dari kapur, yaitu mulai dari bahan pembuatan kosmetik, mengobati luka bakar, mengatasi encok, hingga mengatasi sakit tenggorokan.



dha’ Agar tubuh mudah nyeri



tidak



Berjalan tanpa alas kaki pada jalan yang tidak rata (berupa seperti kerikil) dapat meningkatkan sirkulasi darah pada kaki, mengurangi peradangan, mengurangi resiko sakit jantung, dan dapat untuk merefleksi pada bagian kaki sehingga aliran darah pada tubuh akan menjadi lancar dan tidak rentan terkena penyakit otot.



Air dalam kendi menjadi lebih segar



Kendi umumnya terbuat dari tanah liat yang dibakar, namun tidak diglasir sehingga permukaan luarnya kasar. Akan tetapi, justru proses alami tanpa glasir inilah yang menjadi keunggulan kendi. Tidak adanya proses pengglazuran menyebabkan pori-pori tanah liat bahan kendi tetap terbuka lebar. Pori-pori yang lebar inilah yang menyebabkan udara luar yang mengandung oksigen mampu menembus masuk ke dalam kendi dan mempengaruhi kualitas air yang ada di dalam kendi. Poripori kendi yang tetap terbuka lebar menyebabkan air di dalamnya merembes keluar.



(Tidak Menggunakan Alas Kaki Saat Berjalan Di Atas Kerikil)



14.



Ngenom Kendhi



Aeng



(Meminum Air dalam Kendi)



16



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Rembesan air yang membasahi permukaan luar kendi mengalami proses penguapan, yang diutuhkan sejumlah kalor. Kebutuhan akan kalor itu yang diambil dari air di dalam kendi. Proses penyerapan kalor inilah yang menyebabkan air menjadi dingin. Jika ada bahan asing di dalam air seperti kotoran dan mineral, bahan-bahan asing tersebut akan terserap oleh pori-pori bahan kendi sehingga berfungsi sebagai filter alami. Tanah liat memiliki fungsi insulasi sehingga air yang disimpan di dalamnya menjadi sejuk dan segar. 15.



Baluraghi Aeng Agar luka Kapor Sere dha’ kering Loka Keobber



cepat Kandungan antioksidan di dalam kapur sirih dapat berkhasiat untuk mempercepat pengeringan pada luka bakar (melepuh)



(Membalurkan Air Kapur Sirih ke Luka Melepuh) 16.



Netesaghi Gettana Geddhang dha’ Loka



Agar luka kering



cepat Getah pisang diketahui mengandung tiga unsur kandungan metabolit sekunder yang dapat berfungsi untuk penyembuh luka, yaitu Saponin, Flavonoid dan Asam askorbat.



(Meneteskan Getah Pisang Pada Luka Terbuka)



Saponin dalam getah pisang berfungsi untuk meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru pada luka sehingga suplai oksigen dan nutrisi lebih banyak. Asam askorbat pada getah pisang berfungsi untuk memperkuat dan mempercepat pertumbuhan jaringan ikat (kolagen) baru. Flavonoid pada getah pisang berfungsi untuk memperpendek waktu peradangan (inflamasi) yang dapat menghambat



17



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



penyembuhan. 17.



Ajamo Konye’ Accem Kaangghuy Panas Delem



Mengatasi dalam



panas Kunyit memiliki kandungan Metabolit sekunder, yaitu Kurkumin dan minyak atsiri. Minyak atsiri berperan sebagai antibakteri dengan cara membantu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena minyak atsiri memiliki gugus hidroksil yang berkaitan melalui proses absorbsi melalui ikatan hidrogen. Kurkumin merupakan salah satu jenis metabolit sekunder jenis Flavonoid. Aktivitas farmakologi dari Flavonoid adalah sebagai anti inflamasi, antibakteri, analgesik, dan antioksidan. Mekanisme antiinflamasi terjadi melalui efek penghambatan pada jalur metabolisme Asam arakhidonat, pembentukan Prostaglandin, pelepasan Histamin pada radang.



Jamu Kunyit Asam untuk Mengatasi Panas Dalam)



Senyawa utama dalam Metabolit sekunder dalam daun asam jawa, yaitu berupa Flavonoid, Tanin, Saponin, dan Alkaloid membuat daun asam jawa dapat berkhasiat antibakteri. 18.



Ajamo Berres Kencor Kaangguy Dhujan Ngakan



Jamu menambah makan



untuk Bahan utama jamu beras nafsu kencur, yaitu beras yang dihaluskan dan rimpang kencur. Kombinasi antara beras dan kencur banyak mengandung vitamin B yang dapat merangsang lambung memberikan rasa lapar. Selain itu, jika jamu beras kencur diminum secara rutin dapat menebalkan dinding perut untuk menyembuhkan penyakit



(Jamu Beras Kencur untuk penambah nafsu makan)



18



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



maag. 19.



Ajamo Sinom Kaangghuy Lancaraghi Deteng Bulen, Panas Delem, ban Sariawan (Jamu Sinom untuk Memperlancar Haid, Panas Dalam, dan Sariawan)



20.



Ngenom Koddhu’



Aeng



Mengatasi panas Sinom berbahan dasar asam dalam, sariawan, dan jawa, daun asam jawa muda, memperlancar haid gula asli dan kunyit. Sinom berkhasiat untuk melancarkan haid, melangsingkan tubuh, mengurangi ngilu dan memperlancar sembelit. Daun asam jawa yang masih muda dapat disebut sinom. Hal ini yang menjadi bahan utama pembuatan jamu sinom. Senyawa utama dalam metabolit sekunder dalam daun asam jawa, yaitu berupa Flavonoid, Tanin, Saponin, dan Alkaloid membuat daun asam jawa dapat berkhasiat antibakteri. Dan pada kunyit memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu kurkumin dan minyak atsiri. Minyak atsiri berperan sebagai antibakteri dengan cara membantu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena minyak atsiri memiliki gugus hidroksil yang berkaitan melalui proses absorbsi melalui ikatan hidrogen. Kurkumin merupakan salah satu jenis metabolit sekunder jenis flavonoid. Aktivitas farmakologi dari flavonoid adalah sebagai anti inflamasi, antibakteri, analgesik, anti-oksidan. Mekanisme anti-inflamasi terjadi melalui efek penghambatan pada jalur metabolisme asam arakhidonat, pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin pada radang Mengatasi perut kembung dan asam



19



Pada buah mengkudu terdapat banyak kandungan yang



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Kaangghuy lambung Tabu’ Kembung dan Peddhi Osos Raja



bermanfaat seperti nutrisi yang terdapat dalam buah mengkudu, yaitu protein, vitamin, dan mineral. Terdapat Metabolit sekunder seperti Terpenoid yang berperan sebagai sintesis organik serta sebagai zat pemulihan sel-sel tubuh. Scolopetin yang berfungsi sebagai zat antiperadangan. Zat antibakteri, zat antikanker, dan zat asetil yang berperan untuk mematikan kuman. Zat Moridon berperan untuk memperlancar BAB. Zat Soranjidiol berperan untuk melancarkan proses buang air kecil, dan zat Terpenes berperan untuk meremajakan berbagai sel-sel yang ada dalam tubuh.



(Minum Air Mengkudu untuk Perut Kembung dan Asam Lambung)



21.



Negnom Aeng Dapat mengurangi Daun kumis kucing bersifat Lakellah Komes rasa nyeri rematik diuretik, kumis kucing juga Koceng pada persendian. digunakan sebagai antibakteri. Sebagai antibakteri kumis (Minum Air kucing dijadikan sebagai obat Rebusan Kumis herbal untuk melawan infeksi Kucing) bakteri, seperti pada luka di kulit atau gusi yang bengkak. Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan untuk menanggulangi berbagai penyakit. Daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik). Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk, encok, masuk angin, asam urat, keputihan, diabetes, kencing batu, hipertensi, sipilis, albuminuria, radang ginjal, dan sembelit. Di samping itu, daun tanaman ini juga bermanfaat untuk pengobatan radang 20



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis, reumatik dan menurunkan kadar glukosa darah. 22.



Ngenom Sarengannah Buwe Koddu’ sareng Aeng Angak



Mengatasi dalam



penyakit



(Minum saringan buah mengkudu bersama dengan air hangat)



23.



Perresan Konye’ Kangghuy Deteng Bulen (Perasan kunyit untuk meredakan rasa nyeri saat haid )



Mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, vitamin, dan mineral penting tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu antara lain Xeronine, Plant Sterois, Alizarin, Lycine, Sosium, Caprylic, Acid, Arginine, Proxernine, Antra Quinines, Trace Elemens, Phenylalanine, Magnesium dan lain-lain. Pada buah mengkudu juga terdapat zat antikanker. Zat antikanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.



Meredakan rasa Kunyit memiliki efek nyeri pada saat haid farmakologis seperti, terjadi melancarkan darah dan vital energi , menghilangkan sumbatan peluruh haid, antiradang (anti-inflamasi), mempermudah persalinan, antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), peluruh kentut (carminative) dan pelembab (astringent). Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit, senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak asturi) mempunyai peranan sebagai



21



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



antioksidan, antitumor, antikanker, antipikun, menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan hati, antimikroba, antiseptik dan antiinflamasi. 24.



Accem Jebeh Ekellah, Eyenom Ngak Angak Kokoh



Memperlancar BAB



(Seduhan Asam Jawa Diminum Saat Hangat)



Senyawa utama dalam Metabolit sekunder dalam daun asam jawa, yaitu berupa Flavonoid, Tanin, Saponin, dan Alkaloid membuat daun asam jawa dapat berkhasiat antibakteri. Asam Jawa memiliki khasiat memperlancar BAB, memperlancar peredaran darah, mendinginkan, menurunkan peningkatan kolesterol melalui mekanisme pengikatan kolesterol dan asam empedu kemudian mendorong dan mengeluarkannya dari saluran pencernaan, penghilang rasa sakit, antiradang, membantu pengeluaran keringat, antiseptik, dan mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh.



Hutan Geger Bangkalan 1. Deskripsi Hutan Geger Bukit Geger (Gunung Geger) merupakan salah satu bukit yang berada di Pulau Madura yang letaknya di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur. Lokasi Bukit Geger sendiri terletak sekitar 30 km dari kota Bangkalan sebelah tenggara. Bukit Geger tersebut terletak antara 150 hingga 200 m dari atas ketinggian permukaan laut, yang memiliki luas sekitar 44 hektar, dan merupakan kawasan hutan kayu Mahoni yang dilindungi oleh negara. Untuk dapat sampai di atas puncak bukit, harus melewati atau menaiki puluhan anak tangga yang telah tersedia. Arah jalan yang harus ditempuh dan dilalui apabila ingin berkunjung dari Pulau Jawa, yaitu setelah turun dari jembatan Suramadu hingga sampai pada pertigaan Jalan Raya Tangkel, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke arah timur hingga melewati dua pasar tradisional, yaitu pasar Patemon dan pasar Tanah Merah. Setelah 1 km



22



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



dari pasar Tanah Merah, kemudian pengunjung berbelok arah ke kiri dan melanjutkan kembali perjalanan sekitar 15 km hingga sampai di depan pintu gerbang Bukit Geger. Jika ingin sampai pada anak tangga bukit, pengunjung harus melanjutkan perjalanan sekitar 1,5 km dari pintu gerbang tersebut. Di Bukit Geger terdapat hutan lindung. Hutan tersebut dilindungi oleh negara. Masyarakat sekitar juga berpartisipasi dalam melindungi dan menjaga kelestarian hutan tersebut mengingat fungsi dari hutan yang berada di bukit, terutama bagi masyarakat di sekitar. Terdapat keanekaragaman tumbuhan atau pepohon yang tumbuh dan dijumpai dalam hutan, beberapa di antaranya, yaitu pohon Mahoni, Akasia, Jati yang mendominasi di Hutan Geger. Selain itu, terdapat pula tumbuhan lain yang dijumpai dalam hutan di bukit tersebut. Di hutan juga sering dijumpai keanekaragaman hewan yang di antaranya kawanan monyet hutan, di sela dedaunan pohon atau semak belukar juga sering dijumpai ular pecut, ular viper hijau, ular bandotan puspa, serta binatang berbisa lainnya, seperti kala jengking, ketonggeng (lipan), dan lainnya. Pada puncak pepohonan juga sering dijumpai keanekaragaman burung seperti burung hantu, gagak, elang laut, rajawali laut, dan lainnya. Bukit Geger selain kaya akan keanakaragaman hayatinya, juga terdapat beberapa potensi di dalamnya seperti halnya gua alam yang menarik di bukit. Gua yang terdapat di bukit terdiri dari 5 gua di antaranya Gua Petapan, Gua Potre, Gua Pelanangan, Gua Pancong Pote, dan Gua Ular. Di atas bukit juga terdapat pasarean (makam) dari tokoh yang disegani masyarakat sekitar seperti tokoh Potre Koneng, Pangeran Jokotole, dan lainnya. Pasarean tersebut oleh masyarakat sekitar dijadikan sebagai salah satu tempat ziarah, serta dapat dijadikan bukti dari peninggalan sejarah yang berupa bangunan yang ada di Pulau Madura. 2. Filosofi Sejarah Hutan Daerah Geger



Gambar 3. Peta Topografi Dilihat dari peta topografi maka daerah Kabupaten Bangkalan berada pada ketinggian 2-100 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang terletak di pesisir pantai, seperti Kecamatan Sepuluh, Bangkalan, Socah, Kamal, Modung, Kwanyar, Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang, dan Kecamatan Burneh mempunyai ketinggian antara 2-100 m di atas permukaan air laut. Di bagian tengah, memiliki ketinggian antara 19-100 m di atas permukaan air laut, sedangkan Kecamatan Geger tertinggi dengan ketinggian 100 m di atas permukaan air laut. Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, berkali-kali mendapatkan penghargaan nasional bidang lingkungan hidup. Perhargaan pertaman kali berupa Kalpataru pada tahun 1988 kemudian tahun 2004 kembali mendapat penghargaan serupa. Ada pula 23



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



tokoh lingkungan yang mendapatkan Satya Lencana Pembangunan Lingkungan Hidup dari desa Kombangan, yakni H. Gosali pada tahun 2009. Pada tahun 2010 Kelompok Tani Gunung Mereh mendapatkan Ecolabel (Standarisasi Luasan Hutan Rakyat) dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Karakteristik sifat petani pada umumnya menunjukkan sedikit minat untuk memanen kayu dan hanya melakukannya jika menghadapi keadaan yang disebut filosofi “tebang butuh”. Mereka memperlakukan hutan sebagai asset jangka panjang layaknya rekening bank yang dapat sewaktu-waktu diuangkan. Kecamatan Geger terdiri dari 13 desa, yaitu desa Lerpak, Geger, Togubang, Batubella, Teber Priyah, Campor, Kompol, Kombangan, Dabung, Katol Barat, Banyoneng laok, dan desa Banyoneng Dhejeh. Dari tiga belas desa tersebut, kelompok tani yang relatif maju terdapat di desa Geger, Kombangan, dan desa Togubang. Jenis tanaman hasil hutan nonkayu berupa tanaman holtikultura, seperti alpukat, mangga, papaya, rambutan, jeruk, dan lain-lain. Wilayah Kecamatan Geger relatif subur, sedangkan untuk hasil hutan kayu, khususnya kayu jati di Kecamatan Geger ini sulit diharapkan hasilnya. Padahal kawasan ini merupakan kawasan penyangga yang harus dijaga kelestarian hutannya. Dengan kata lain, perlu dilakukan rehabilitasi terhadap lahan di kawasan hutan tersebut. Akan tetapi, di sisi lain masyarakat terbentur masalah permodalan. Untuk mendapatkan permodalan diperlukan adanya kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait sebagai pembina dan penyandang dana. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 yang telah diubah berdasarkan Undnag-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Perpu Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 41 tahun 1991 tentang Kehutanan menjadi Undang-undang (selanjutnya UU Ketuhanan), mengatur tentang rehabilitasi hutan. Pasal 43 ayat (1) UU Kehutanan menentukan bahwa setiap orang yang memiliki, mengelola, dan atau memanfaatkan hutan yang kritis atau tidak produktif, wajib melaksanakan rehabilitasi hutan untuk tujuan perlindungan dan konservasi. Selanjutnya, dalam ayat (2) ditegaskan bahwa dalam melaksanakan rehabilitasi setiap orang dapat meminta pendampingan, pelayanan, dan dukungan kepada lembaga swadaya masyarakat, pihak lain atau pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan, dalam Pasal 84 mengatur pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui: (1) hutan desa; (2) hutan kemasyarakatan; (3) kemitraan (Wartiningsih, 2013). Dengan demikian, dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra maka solusi yang ditawarkan adalah a. Sosialisasi pentingnya koperasi dan pelatihan-pelatihan terkait pemberdayaan masyarakat sekitar hutan berupa pembukuan dan keuangan sederhana. b. Pembentukan koperasi dan mendaftarkan ke kantor Notaris sehingga menjadi koperasi yang berbadan hokum. c. Pembuatan proposal kegiatan dengan model kemitraan ke UMN atau pihak swasta.



24



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



3. Hasil Kajian Etnosains dalam Bentuk Tabel Pengetahuan masyarakat mengenai Hutan Geger dan kehidupan masyarakatnya dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan melalui observasi ke lokasi Hutan Geger dan tanya jawab yang dilakukan pada masyarakat sekitar di desa Geger sebagai narasumber atau subjek dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019, yang meliputi bapak kepala desa Geger beserta jajarannya. Hasil data yang diperoleh dari wawancara dituliskan pada tabel berikut. Tabel 2. Hasil Kajian Etnosains di Hutan Geger Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat)



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



1.



Hutan Geger merupakan kawasan hutan kayu mahoni (hutan lindung) di bawah perlindungan Negara.



Hutan bagi masyarakat sekitar adalah bermanfaat untuk mencegah air dan bebatuan turun ke pemukiman masyarakat.



Menurut pandangan ilmiah, hutan bermanfaat bagi masyarakat sebagai: penyedia oksigen untuk makhluk hidup bernapas, mencegah banjir karena pohon dapat menyerap air, mencegah terjadinya angin, peran penyeimbang lingkungan, menjadi tempat hidup flora dan fauna, dan mencegah pemanasan global.



2.



Tanggapan masyarakat mengenai daya tarik Hutan Geger



Keanekaragaman hewan seperti kera yang dapat meresahkan masyarakat di sekitar Hutan Geger.



Keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di Hutan Geger seperti halnya hewan dan hutan lindung berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang ada, serta berpotensi sebagai tempat wisata dengan suasana hutan yang masih asri dan udaranya yang segar.



3.



Kearifan lokal yang dikeramatkan



Terdapat beberapa tempat ziarah kubur dan gua yang dikeramatkan di antaranya: Gua Petapan, Gua Potre, Gua Pelanangan, Gua



Berpotensi sebagai wisata religi dan berpotensi terhadap pertambahan ekonomi masyarakat sekitar Hutan Geger.



No.



25



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat)



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



Pancong Pote, dan Gua Ular. 4.



Cara masyarakat melestarikan hutan



Dalam menjaga kelestarian Hutan Geger dapat dilakukan dengan cara sosialisasi dengan masyarakat sekitar dan melakukan tebang pilih atau tidak melakukan penebangan secara illegal.



Cara melestarikan hutan, yaitu dengan melakukan reboisasi, menerapkan sistem tebang pilih, menerapkan sistem tebang tanam, memberikan sanksi bagi penebang yang melakukan penebangan sembarangan, menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan.



5.



Dampak kerusakan hutan terhadap masyarakat sekitar Hutan Geger



Dampak kerusakan hutan seperti hutan gundul tidak hanya merugikan masyarakat sekitar Desa Geger melainkan berdampak pada pemukiman yang berada di sekitar Hutan Geger.



Dampak kerusakan hutan dapat menimbulkan perubahan iklim, kehilangan berbagai spesies, mengakibatkan banjir dan erosi tanah. Selain itu, adanya dampak tersebut menumbuhkan sikap bekerja sama dan peduli terhadap lingkungan sehingga masyarakat dapat mencegah terjadinya kerusakan hutan dan dampak yang ditimbulkan.



6.



Kehidupan masyarakat di sekitar Hutan Geger



Mayoritas masyarakat yang tinggal di sekitar Hutan Geger adalah bertani karena memiliki lahan yang subur untuk ditanamkan berbagai jenis tumbuhan, seperti biji-bijian, ubi, dan lain sebagainya.



Pekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu dengan peduli lingkungan, tanggung jawab, dan ramah.



7.



Padatnya penduduk



Bertambahnya penduduk



Bertambahnya penduduk berpengaruh terhadap



populasi terhadap



26



tidak



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat) kelestarian hutan



Sains Masyarakat berpengaruh Hutan Geger.



pada



Sains Ilmiah lingkungan di antaranya ketersediaan udara bersih karena semakin banyak penduduk berarti semakin banyak oksigen yang dibutuhkan sehingga oksigen yang dihasilkan tumbuhan berkurang; ketersediaan lahan; kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan baik lahan untuk tempat tinggal; sarana penunjang kehidupan (berjualan, bertani); dan lain sebagainya. Pencemaran lingkungan dan kepadatan populasi manusia berpengaruh terhadap kondisi ekosistem. Aktivitas manusia untuk memenuhi aktivitas hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan, contohnya pembakaran sampah.



Nelayan dan Hasil Laut di Sepulu Bangkalan 1. Filosofi Daerah Bangkalan adalah salah satu dari 4 Kabupaten yang ada di Pulau Madura setelah Sampang, Pamekasan dan Sumenep, yang letaknya berada di sebelah ujung Barat Pulau Madura. Jika kita akan mengunjungi Pulau Madura melalui Pelabuhan Perak Surabaya dan sampai di Pelabuhan Ujung Kamal, maka kita sudah menginjakkan kaki di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Untuk mencapai Kota Bangkalan dari Pelabuhan Ujung Kamal, diperlukan perjalanan jauh sekitar 43 km melewati pedesaan dan pemandangan alam berupa persawahan. Ketika sampai pada Kota Bangkalan, akan terlihat hiruk pikuk kehidupan, lalu lalang berbagai kendaraan umum, dan ramainya toko berderet-deret menjual berbagai kebutuhan. 27



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Bangkalan terdiri dari 18 Kecamatan dengan 273 Desa dan 8 Kelurahan dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Bangkalan. Banyak hal yang akan kita temui ketika sampai di Kota kecil ini. Sebelum itu, kita akan membahas tentang asal usul tentang Kebupaten Bangkalan. Cerita ini tidak lepas dengan Kabupaten Bangkalan sebagaimana di Kabupaten Madura lainnya. a. Asal-usul Kabupaten Bangkalan Bangkalan berasal dari kata “bangkah” dan “la’an” yang artinya “mati sudah”. Istilah ini diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang tewas di Madura Barat. Menurut beberapa sumber, disebutkan bahwa Raja Majapahit, yaitu Brawijaya ke V telah masuk Islam (data kekunoan di Makan Putri Cempa di Trowulan, Mojokerto). Namun demikian, siapa sebenarnya yang dianggap Brawijaya V ini? Hal itu dimuat di dalam buku “Madura en Zijin Vorstenhuis” dimuat antara lain Stambun van het Geslacht Tjakraningrat. Latar belakang penamaan Bangkalan berasal dari kata “bangkah” dan “la’an” yang artinya “mati sudah”. Istilah ini diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang tewas di Madura Barat. Perkembangan Bangkalan diawali dari sejarah perkembangan Islam di daerah itu pada masa pemerintahan Panembahan Pratanu yang bergelar Lemah Duwur. Ki Lesap juga pernah memerintah Karang Toroy kurang lebih satu tahun (Haboddin, 2016). Berdasarkan stambun tersebut, tercatat bawa Prabu Wijaya ke V memerintah pada tahun 1468-1478. Dengan demikian, maka yang disebut dengan gelar Brawijaya ke V (Madura en Zijin Vorstenhuis) adalah Bhre Krtabhumi dan mempunyai 2 orang anak dari dua istri selir. Dari istri yang bernama Endang Sasmito Wati melahirkan Ario Damar dan dari istri yang bernama Ratu Dworo Wati atau dikenal dengan sebutan Putri Cina melahirkan Lembu Peteng. Selanjutnya, Ario Damar (Adipati Palembang) mempunyai anak bernama Menak Senojo. Menak Senojo tiba di Proppo Pamekasan dengan menaiki bulus putih dari Palembang kemudian meneruskan perjalanannya ke barat (Bangkalan). Saat dalam perjalanan di taman mandi Sara Sido di Sampang pada tengah malam, Menak Senojo mendapati banyak bidadari mandi di taman itu. pakaian salah satu dari bidadari itu diambil oleh Menak Senojo. Kemudian bidadari itu tidak bisa kembali ke kayangan dan akhirnya menjadi istri Menak Senojo. Bidadari tersebut bernama Nyai Peri Tunjung Biru Bulan atau disebut juga Putri Tunjung Biru Sari. Menak Senojo dan Nyai Peri Tanjung Biru Bulan mempunyai anak Ario Timbul. Ario Timbul memiliki anak Ario Kudut. Ario Kudut mempunyai anak Ario Pojok. Sementara itu, di pihak Lembu Peteng yang bermula tinggal di Madegan Sampang kemudian pindah ke Ampel (Surabaya) sampai meninggal dan dimakamkan di Ampel. Lembu Peteng memiliki anak bernama Ario Manger yang menggantikan ayahnya di Madegan Sampang. Ario Manger mempunyai anak Ario Pratikel yang semasa hidupnya tinggal di Gili Mandangin (Pulau Kambing). Ario Partikel mempunyai anak Nyai Ageng Budo.



28



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Nyai Ageng Budo inilah yang kemudian menikah dengan Ario Pojok. Dengan demikian, keturunan Lembu Peteng menjadi satu dengan keturunan Ario Damar. Dari perkawinan tersebut lahirlah Kiai Demang yang selanjutnya menjadi cikal bakal Kota Baru. Kemudian disebut Plakaran Arosbaya dan Ibukota Kota Baru (Kota Anyar) yang terletak di sebelah Timur Daya Arosbaya. Dari perkawinannya dengan Nyai Sumerkar, ia mempunyai 5 orang anak, yaitu  Kiai Adipati Pramono di Madegan Sampang  Kiai Pratolo disebut juga Pangeran Parembusan  Kiai Pratali disebut juga Pangeran Pesapen  Pangeran Paningkan disebut juga Pangeran Suka Sudo  Kiai Pragalbo yang dikenal dengan nama Pangeran Plakaran karena bertahta. Di Plakaran, setelah meninggal dikenal sebagai Pangeran Islam Onggu’. Namun, perkembangan Bangkalan bukan berasal dari legenda ini, melainkan diawali dari sejarah perkembangan Islam di daerah itu pada masa pemerintahan Panembahan Pratanu yang bergelar Lemah Dhuwur. Beliau adalah anak Raja Pragalba, pendiri kerajaan kecil yang berpusat di Arosabaya, sekitar 20 km dari Kota Bangkalan kearah utara. Panembahan Pratanu diangkat sebagai Raja pada 24 Oktober 1531 setelah ayahnya, Raja Pragalba wafat. Jauh sebelum pengangkatan itu, ketika Pratanu masih dipersiapkan sebagai Pangeran, dia bermimpi didatangi orang yang menganjurkan dia memeluk agama Islam. Mimpi ini diceritakan kepada ayahnya yang kemudian memerintahkan Patih Empu Bageno untuk mempelajari Islam di Kudus. Perintah ini dilaksanakan sebaik-baiknya, bahkan Bageno bersedia masuk Islam sesuai saran Sunan Kudus sebelum menjadi santrinya selama beberapa waktu lamanya. Ia kembali ke Arosbaya dengan ilmu keislamannya dan memperkenalkannya kepada Pangeran Pratanu. Pangeran ini sempat marah setelah tahu bahwa Bageno masuk Islam mendahului dirinya. Akan tetapi, setelah dijelaskan bahwa Sunan Kudus mewajibkan masuk Islam sebelum mempelajari agama itu, pangeran Pratanu menjadi maklum. Setelah ia masuk Islam dan mempelajari agama Islam dari Empu Bageno, ia kemudian menyebarkan agama itu ke seluruh warga Arosbaya. Namun. ayahnya, Raja Pragalba belum tertarik untuk masuk Islam sampai wafat dan digantikan oleh Pangeran Pratanu. Perkembangan Islam itulah yang dianut oleh pimpinan di Kabupaten Bangkalan ketika akan menentukan hari jadi Kota Bangkalan, bukan perkembangan kekuasaan kerajaan di daerah itu. Jauh sebelum Pangeran Pratanu dan Empu Bageno menyebarkan Islam, sejumlah kerajaan kecil di Bangkalan diawali dari Kerajaan Plakaran yang didirikan oleh Kyai Demang dari Sampang yang diperkirakan merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit yang sangat berpegaruh pada saat itu. Kyai Demang menikah dengan Nyi Sumekar yang di antaranya melahirkan Raden Pragalba. Pragalba menikahi tiga wanita. Pratanu adalah anak Pragalba dari istri ketiga yang dipersiapkan sebagai putra mahkota dan kemudian dikenal



29



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



sebagai Raja Islam Pertama di Madura. Pratanu menikah dengan putri dari Pajang dan memperoleh 5 anak di antaranya  Pangeran Sidhing Gili yang memerintah di Sampang  Raden Koro yang bergelar Pangeran Tengah di Arosabaya, Raden Koro menggantikan ayahnya ketika Pratanu wafat  Pangeran Blega yang diberi kekuasaan di Blega  Ratu Mas di pasuruan dan Ratu Ayu Kerajaan Arosbaya runtuh diserang oleh Mataram pada masa pemerintahan Pangeran Mas pada tahun 1624. Pada pertempuran ini, Mataram kehilangan panglima perangnya, Tumenggung Demak, beberapa pejabat tinggi kerajaan dan sebanyak 6000 prajurit gugur. Korban yang besar ini terjadi pada pertempuran mendadak pada hari Minggu, 15 September 1624, yang merupakan perang besar. Beberapa pejuang laki-laki sebenarnya masih tertolong jiwanya. Ketika para wanita akan menolong mereka, para wanita melihat luka laki-laki itu berada di punggungnya, mereka justru malah membunuhnya. Luka di punggung itu menandakan mereka melarikan diri, yang dianggap menyalahi jiwa kesatria. Saat keruntuhan kerajaan Arosbaya, Pangeran Mas melarikan diri ke Giri. Sedangkan Prasena (putra ketiga Pangeran Tengah) dibawa oleh Juru Kitting ke Mataram, yang kemudian diakui sebagai anak angkat oleh Sultan Agung dan dilantik menjadi penguasa seluruh Madura yang berkedudukan di Sampang dan bergelar Tjakraningrat I. Keturunan Tjakraningrat I inilah yang kemudian mengembangkan pemerintahan kerajaan baru di Madura, termasuk Bangkalan. Tjakraningrat I menikah dengan adik Sultan Agung. Selama pemerintahannya, ia tidak banyak berada di Sampang, sebab ia diwajibkan melapor ke Mataram seka li setahun ditambah beberapa tugas lainnya. Sementara kekuasaan di Madura diserahkan kepada Sontomerto. Dari perkawinannya dengan adik Sultan Agung ini, Tjakraningrat I tidak mempunyai keturunan sampai istrinya wafat. Baru dari pernikahanya dengan Ratu Ibu (Syarifah Ambami, keturunan Sunan Giri), ia memperoleh 3 orang anak dan beberapa orang anak lainnya diperoleh dari selirnya (tertera pada silsilah yang ada di Asta Aer Mata Ibu). Bangkalan mulai berkembang pada tahun 1891 sebagai pusat kerajaan di Madura. Pada masa pemerintahan Pangeran Tjakraningrat II yang bergelar Sultan Bangkalan II, Raja ini banyak berjasa kepada Belanda dengan membantu mengembalikan kekuasaan Belanda di beberapa daerah di Nusantara bersama tentara Inggris. Karena jasa-jasa tersebut, Belanda memberikan izin kepadanya untuk mendirikan militer yang disebut “corps barisan” dengan berbagai persenjataan resmi modern saat itu. Bisa dikatakan bahwa Bangkalan pada waktu itu merupakan gudang senjata, termasuk gudang bahan peledak. Namun, perkembangan kerajaan di Bangkalan justru mengkhawatirkan Belanda, setelah kerajan itu semakin kuat, meskipun kekuatan itu merupakan hasil pemberian Belanda atas jasa-jasa Tjakraningrat II membantu memadamkan pemberontakan di beberapa daerah.



30



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Belanda ingin menghapuskan kerajaan itu ketika Tjakraningrat II wafat. Kemudian digantikan oleh Pangeran Adipati Setjodiningrat IV yang bergelar Panembahan Tjokroningrat VIII, Belanda belum berhasil menghapuskan kerajaan itu. Baru setelah panembahan Tjokrodiningrat wafat, sementara tidak ada putra mahkota yang menggantikannya. Saat itulah, Belanda memiliki kesempatan menghapus kerajaan yang kekuasaannya meliputi wilayah Madura itu. Raja Bangkalan dari tahun 1531-1882:  Tahun 1531-1592: Kiai Pratanu (Panembahan Lemah Duwur)  Tahun 1592-1620: Raden Koro (Pangeran Tengah)  Tahun 1621-1624: Pangeran Mas  Tahun 1624-1648: Raden Prasmo (Pangeran Cakraningrat I)  Tahun 1648-1707: Raden Undakan (Pangeran Cakraningrat II)  Tahun 1707-1718: Raden Tumenggung Suroadiningrat  (Pangeran Cakraningrat III)  Tahun 1718-1745: Pangeran Sidingkap (Pangeran Cakraningrat IV)  Tahun 1745-1770: Pangeran Sidomukti (Pangeran Cakraningrat V)  Tahun 1770-1780: Raden Tumenggung Mangkudiningrat  (Panembahan Adipati Pangeran Cakraadiningrat VI)  Tahun 1780-1815: Sultan Abdu/ Sultan Bangkalan I  (Panembahan Adipati Cakraadiningrat VII)  Tahun 1847-1862: Raden Yusuf (Panembahan Cakraadiningrat VII)  Tahu 1862-1882: Raden Ismael (Panembahan Cakraadiningrat VIII) b. Asal-usul Desa Sepulu Bangkalan terdiri dari 18 Kecamatan dengan 273 Desa dan 8 Kelurahan, salah satunya terdapat sebuah Desa Sepulu yang terletak di wilayah Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan. Desa ini berada di utara setelah Kecamatan Klampis dari arah Bangkalan. Luas Wilayah Sepulu sekitar 178,938 ha. Jarak Desa Sepulu dengan Kabupaten Bangkalan adalah sekitar 30 km, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit bila menggunakan kendaraan bermotor, sedangkan jarak ke Ibu Kota Provinsi sekitar 60 km dengan waktu tempuh +/-1,5 jam dengan kendaraan bermotor. Sepulu merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Daerah ini terletak di Pulau Madura. Dari sejarah nama Desa Sepulu sendiri terdapat 2 versi. Versi pertama mengatakan bahwa Sepulu berasal dari 1 pulau kecil ( se pulau) yang konon di daerah ini jika air laut pasang maka membentuk pulau kecil sehingga masyarakat memberi nama Sepulau (Sepulu). Sementara itu, versi kedua mengatakan bahwa Sepulu berasal dari jumlah sumur-sumur yang dulunya dikeramatkan dan biasa dijadikan sumber air minum oleh masyarakat, rasanya enak dibandingkan sumber air lainnya. Sepanjang tahun air di sumur ini tak pernah kering. Sumursumur itu berjumlah sepuluh (Sepulu) sumur (sumber). Karena air merupakan sumber kehidupan manusia maka dinamakanlah desa tersebut Desa Sepulu. 31



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Sampai saat ini, sumur-sumur tersebut masih dijadikan sebagai sumber air minum, sebagian masih ada dan berfungsi dengan baik. Batas wilayah Desa Sepulu sebagai berikut.  Sebelah Utara: Laut Jawa  Sebelah Selatan



: Desa Kalabetan Kecamatan Sepulu



 Sebelah Barat: Desa Maneron Kecamatan Sepulu  Sebelah Timur



: Desa Prancak kecamatan Sepulu



Desa Sepulu terdiri dari 4 Dusun:  Dusun Jlauk  Dusun Pesisir  Dusun Candi  Dusun Lebak Barat Berdasarkan data Desa Sepulu tahun 2013, jumlah penduduknya 6.018 orang. Dengan rincian jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 3.073 orang, perempuan sebanyak 2.945 orang, dan jumlah penduduk tersebut terbagi menjadi 1.188 kepala keluarga. Berdasarkan data Desa Sepulu tahun 2013 mata pencaharian di Desa Sepulu terbagi atas 3 macam mata pencaharian sebagai berikut.  Petani dan peternak sebanyak 1.041 orang  Wiraswasta/ pedagang sebanyak 802 orang  Nelayan sebanyak 297 orang Keadaan pendidikan secara formal masyarakat Desa Sepulu saat ini cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan kesadaran warga akan pentingnya pendidikan untuk menunjang masa depan. Sarana dan prasarana sudah mulai bisa menunjang kebutuhan pendidikan di Desa Sepulu. Terdapat sekolah TK hingga SMA di Kecamatan Sepulu. Dengan demikian, masyarakat sudah tidak lagi kesulitan dalam menyekolahkan anak-anak mereka. Namun, untuk pendidikan agama (nonformal) memang masih tergolong kurang. Meskipun demikian, masyarakat di sana khususnya anak usia sekolah banyak yang belajar ilmu agama di pondok pesantren seperti di Kota Bangkalan, Jombang, dan Pasuruan. Hal ini terbukti dengan sarana pendidikan agama di sana masih tergolong minim. Pondok pesantren atau lembaga pendidikan agama yang ada di sana justru mayoritas santrinya berasal dari luar Desa Sepulu. Salah satu faktornya adalah pengaruh perbedaan fanatisme terhadap guru atau seseorang yang dianggap lebih berilmu dari masyarakat Sepulu. Kemudian kurangnya kesadaran dari masyarakat Sepulu untuk belajar ilmu agama, khususnya kaum muda. Mereka lebih suka mencari pekerjaan atau sesuatu yang bisa dibuat sebagai mata pencaharian daripada belajar ilmu agama, walaupun semuanya tidak demikian, hanya sebagian saja. Pada Desa Sepulu terdapat 2 pondok pesantren, yaitu di Dusun Tanjung dan PP. Baitun Hairus dimana keduanya banyak santri dari luar desa yang belajar di sana, bukan dari masyarakat Sepulu sendiri. Pendidikan agama yang 32



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



dilakukan oleh masyarakat Sepulu untuk anak kecil biasanya hanya belajar mengaji di musala yang tenaga pengajarnya ala kadarnya karena memang materi yang diajarkan hanya sebatas untuk kebutuhan sehari-hari seperti salat, mengaji, dan lain sebagainya. Tabel 4. Hasil Kajian Etnosains Bidang Kelautan 2. Nelayan TAHAP PERSIAPAN Membawa es batu



SAINS MASYARAKAT “Male jukok nah lok bheuh bik budhuh” Terjemahan: Membuat ikan tetap segar dan tidak berbau.



33



SAINS ILMIAH Penurunan temperatur akan membuat aktivitas metabolisme mikroba dan enzim autolisis dapat dikurangi atau dihentikan. Hal ini dapat dilakukan dengan pendinginan yang temperaturnya diturunkan hingga menjadi dingin atau beku. Metode ini banyak digunakan pada kapal penangkap ikan untuk menjaga kesegaran ikan yang ditangkap sehingga kapal dapat berada di laut lebih lama sebelum berlabuh. Efisiensi energi dan ukuran ruang penyimpanan merupakan faktor penting dalam mendesain pendingin di dalam kapal penangkap ikan. Berbagai jenis es digunakan, seperti pecahan es, kepingan es, balok es, merupakan salah satu metode pendinginan yang paling efektif dengan menggunakan kristal es berukuran mikro dan memiliki perilaku,seperti air sehingga mampu dipompa. Titik beku dari es ini diturunkan lebih jauh lagi dengan menggunakan larutan, misalnya garam.



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Meski metode pendinginan dapat menjaga kesegaran ikan mentah, namun produk ikan kemungkinan mengalami perubahan kualitas. Seperti penelitian yang dilakukan terhadap bakso ikan yang didinginkan, perubahan kualitas terdapat pada sifat rheologi bahan, seperti kekenyalan, kemampuan lipat, dan warna. Perubahan rasa juga terjadi. Menggunakan Solar



“Ngangguy solar polanah mode bik asapnya lok pateh celleng”



Minyak solar merupakan salah satu hasil produksi proses cracking distillate dari minyak pelumas bekas Terjemahan : dan mempunyai keunggulan menggunakan bahan sebagai berikut. bakar solar karena  Cetane Number dan solar harganya lebih Cetane Index yang tinggi murah dan asapnya sehingga menghasilkan tidak terlalu hitam. kualitas pembakaran yang sempurna pada mesin.  Water Content dan Sulphur Content yang sangat rendah karena bahan baku sebelum diproses telah melalui tahap dewatering (pemisahan air dari minyak pelumas bekas). Dengan demikian, dapat mencegah dan mengurangi timbulnya korosi serta terbentuknya endapan pada ruang bakar mesin.



Menggunakan umpan palsu dari bulu ayam



“Ngangguy umpan palsu polanah male lok usa melleh jukok kenek teros bulunah ajem padheh bhik jukok kenduy”



34



Kondisi umpan ini sebenarnya mengambang di permukaaan air sungai. Hal ini dikarenakan bulu ayam tersebut terbilang ringan. Untuk menyiasatinya, angler inipun harus menggunakan



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Menyiapkan pancing



Terjemahan mengganti dengan umpan yang terbuat dari bahan pengganti, seperti bulu ayam agar tidak usah membeli dan itu sudah mirip dengan ikan teri.



pemberat yang umumnya berbahan timah. Fungsi pemberat tentunya untuk memudahkan umpan tenggelam ke dalam air sungai dan berfungsi sebagai penyeimbang.



“Pancing gebey mancing jukok nah, pan jukoknah rajeh pakek panceng se ukurannah rajeh kiyah pan jukok nah kenek ngangguy panceng se kenek”.



Karena menggunakan alat pancing tidak merusak ekosistem ikan di laut. Besar kecilnya pancing disesuaikan dengan jenis ukuran ikan yang akan ditangkap



Terjemahan: pancing digunakan untuk memancing. Apabila ingin memancing ikan yang besar maka ukuran pancing juga harus menyesuaikan. Membawa bekal



“Ngebeh sangon Bekal dimanfaatkan untuk takok lapar etenga menggantikan energi yang tase” hilang ketika menangkap ikan di laut. Biasanya bekal Terjemahan: dibawa adalah membawa bekal yang makanan yang mengandung karena pasti lapar di karbohidrat (sumber tengah lautan. energi).



Berangkat Pada Malam Hari



“Mangkat malem polanah kennengah jheu bik male lok depak siang gelluh” Terjemahan: berangkat pada malam hari karena tempatnya yang jauh dan agar tidak kesiangan.



35



Pada malam hari daratan lebih dingin dibandingkan lautan, karena sifat daratan yang cepat menerima panas dan cepat menerima dingin. Angin darat dan Angin laut. Daratan menjadi daerah yang mempunyai tekanan tinggi (maksimum), sedangkan laut menjadi daerah yang mempunyai tekanan rendah (minimum). Angin darat biasanya



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



digunakan oleh nelayan untuk berangkat mencari ikan ke laut. Oleh karena itu, kita sering melihat nelayan pergi menangkap ikan malam hari dan kembali dari menangkap ikan siang hari Menentukan Arah Angin



“Nengngok aranah angin polanah male taoh jukok se bennyak bedeh bun dhimmah. Pan angen dhek dheret jukok bedheh e dheret bik sebeliggheh”. Terjemahan: melihat arah angin untuk menentukan posisi memancing yang memungkinkan banyak ikan. Jika anginnya ke arah daratan maka ikannya ada di darat karena tertiup angin.



36



Kecepatan angin juga mempengaruhi kegiatan ikan karena besar tidaknya ombak adalah akibat dari tiupan angin. Dari tiupan angin akan mengakibatkan adanya ombak dan juga bisa berpengaruh kepada ada atau tidaknya awan. Jika memancing di tengah teluk yang curam pada saat ombak besar, ikan-ikan yang lebih kecil biasanya akan menuju ke teluk yang mengakibatkan ikan-ikan besar juga mengikuti ke dalam teluk untuk mencari mangsa. Aliran angin juga tergantung dari cuaca dan musim. Jika mendung dan matahari terhalang atau redup, ikan laut biasanya akan berenang lebih dalam air atau bahkan ke dasar laut. Pada saat hujan atau musim hujan, ikan laut cenderung lebih sedikit karena salinitas air laut atau kadar garam pada air laut berkurang. Hal ini disebabkan oleh banyaknya air tawar yang terbuang ke permukaan laut dan air tawar terbuang ke tengah laut. Hal ini mengakibatkan ikan bergerak menuju ke tengah laut, ke dasar laut, atau bersembunyi di karang.



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Apabila hujan terjadi di tengah laut dan hanya sebentar maka ikan akan bertambah lapar. Melihat Desir Ombak



“Nyelling ombak jiyah penting, pan ombak rajeh bhik aeng kettho berarti adek jukok rajeh bedhenah odheng bik lok olle ketenga se nyareh jhuko’ takok esapo’ ombak” Terjemahan: Melihat ombak itu penting. Sebab, ombak berfungsi untuk menentukan ikan apa yang biasanya didapatkan. Jika ombak besar dan airnya keruh berlumpur biasanya banyak udang dan tidak disarankan untuk pergi melaut terlalu ke tengah lautan karena berbahaya.



Menggunakan Jaring



“Ngangghuy jaring polanah se ngalak jukok riyah dhelem settong kapal bennyak bisa 3 sampek 4 oreng. Biasanah eyangghuy pan nyareh jukok kenek”



Karena besar tidaknya ombak adalah akibat dari tiupan angin. Dari tiupan angin akan mengakibatkan adanya ombak dan juga bisa berpengaruh kepada ada atau tidaknya awan. Jika memancing di tengah teluk yang curam pada saat ombak besar, maka ikan-ikan yang lebih kecil biasanya akan bergerak menuju ke teluk yang mengakibatkan ikanikan besar juga turut bergerak ke dalam teluk untuk mencari mangsa.



Supaya ikan mudah terjerat pada mata jaring, maka bahan jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari sintetis. Twine yang dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku, pliancy, Terjemahan: menggunakan jaring suppleness”. karena jumlah orang Dengan demikian, twine yang digunakan adalah yang ikut mencari cotton, hennep, linen, ikan disitu banyak antara 3 sampai 4 amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya. Twine orang dan biasanya digunakan untuk ini mempunyai fibres yang 37



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



menangkap kecil.



Menggunakan Pancing



ikan



“Ngangghuy panceng polanah se manceng juwah neng 1 atau 2 oreng teros biasanah nyareh jukok se rajeh kadih buambuh, kocol bik sebedenah” Terjemahan: Menggunakan pancing karena orang yang mencari ikan sedikit, yaitu antara 1 atau 2 orang dan biasanya digunakan untuk mencari ikan yang besar seperti ikan tongkol, kocol, dan sebagainya.



Menggunakan Kawat



“Aruwah pan ngangghuy kabe’ gebey nyareh jukok tengereh polanah kabe’ ruwah lok nganmbeng kadik tasi segebey bik panceng juwah. Teros biasanah jukok tengereh juwah okorannah rajeh bisa ghene 9 kg mon olle ongghu”



38



lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang fibresnya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twine yang lembut, ditempuh dengan cara memperkecil diameter twine ataupun jumlah pilin per satuan panjang dikurangi. Karena menggunakan alat pancing tidak merusak ekosistem ikan di laut. Besar kecilnya pancing disesuaikan dengan jenis ukuran ikan yang akan ditangkap. Semakin besar alat pancingnya maka semakin besar hasil tangkapan ikannya.



Menggunakan kawat karena kawat berfungsi sebagai penyeimbang. Kawat akan tenggelam. Hal ini berhubungan dengan konsep hukum archimedes, yaitu kawat yang tenggelam menunjukkan massa jenis benda (kawat) lebih besar daripada massa jenis cairan (air di lautan).



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Terjemahan: menggunakan kawat karena yang diincar adalah ikan tengiri. Menggunakan kawat karena kawat sendiri tidak ngambang di air melainkan akan lebih tenggelam. Dan biasanya ikan tengiri tersebut mempunyai ukuran hingga 9 kg dalam sekali pancing. Maka dari itu, nelayan menggunakan kawat agar tidak putus dan lebih kuat ketika mendapatkan ikan yang ukurannya besar. Pemasaran



“Jukok se mareh ekalak dheri tase’ ajuwah ejuwel epasar lan bennyak pan egebey jukok kabbhi leggik thobuk” Terjemahan: Hasil tangkapan ikan yang telah didapatkan sebagian dijual ke pasar karena kalau hanya dikonsumsi semua tidak baik dan masyarakat bosan makan ikan setiap hari.



Pengolahan



“Biasanah rengoreng pan jukok bennyak bhik mode eola deddih gerreng polanah male lebbi



39



Mengonsumsi ikan memang bagus karena mengandung protein yang mencegah penyakit kolesterol dan omega 3 yang bagus untuk perkembangan otak anak. Namun, ibu hamil tidak disarankan mengonsumsi ikan setiap hari khususnya ikan laut dengan ukuran yang besar dengan usia yang cenderung lama karena akan merusak beberapa fungsi organ dan menurunkan fungsi neurologis.



Pengawetan ikan tradisional di Indonesia meliputi pengasinan, pemindangan, pembuatan peda, terasi, petis, dan lain-



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



awet bik nyaman pan eghuring otabheh ghebey pendeng. Aengngah pendneg je’ buweng bisa ghebey pettes jukok nyaman pan ghebey arojek” Terjemahan: biasanya orangorang akan mengolah ikan hasil tangkapan tersebut menjadi olahan ikan asin dan petis. Selain bisa lebih tahan lama petis juga merupakan bahan dasar rujak yang sangat diminati masyarakat.



lainnya. Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini, daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun harus ditutup rapat. Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristalkristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu, partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Proses ini berlangsung hingga tercapai keseimbangan. Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan proses autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan. Ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi untuk meningkatkan keawetannya



40



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



c. Proses Pembuatan Ikan Asin Tabel 5. Proses Pembuatan Ikan Asin TAHAP PEMBELAHAN Membelah ikan pada bagian perut



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



“E pekka polanah ebersennah marenah riyah. Epekka neng tabuen loros deddhih degik deddhinah genteng bik lok melarat se ejemor lekkas kerren”



Ikan yang diasinkan dibelah terlebih dahulu agar mempercepat proses pengeringan sehingga pengawetannya lebih mudah dan larutan garam menyerap ke semua bagian ikan sehingga membunuh bakteri dan memperlambat pembusukan.



Terjemahan: ikan yang akan diasinkan harus dibelah dulu pada bagian perutnya agar ketika dijemur lebih mudah untuk kering. Mengeluarkan organ “Bhei’ dhelemmah buweng dalam ikan untuk male jukok eng lok bheuh bik dibuang lekkas kerreng. Polanah pan ejemor bik bhei’ delemmah jiyah bheunah lok nyaman bik lakar jukok jiyah pan ekakan ekalak daging ngah tok”



Bagian dalam ikan dibuang karena sebagian besar bagian perut ikan terdapat cacing parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.



Terjemahan: bagian organ dalam ikan dibuang karena bagian ikan yang dikonsumsi hanya bagian dagingnya saja. Kalau dijemur dengan organ dalamnya ikan akan bau. Mencuci dengan air bersih



“Ebesso bhik aeng male berse bheunah agak elang bhik dherenah jukok en adek“ Terjemahan: ikan dicuci untuk menghilangkan bau dan bekas darah yang ada pada ikan.



Memberikan pada ikan



garam



“Eberrik buje male accen kanak, nyamanah bhein jukok gerreng teros selaen male accen male awet maggih esabe’ abit bhik male lok bheuh jukok eng teppak en ejemor”



41



Mencuci agar menghilangkan kotoran dan bakteri pada ikan yang apabila dikonsumsi akan menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. Ditambahkan garam agar menghambat pertumbuhan mikroba dan bakteri pembusuk dan patogen karena hal tersebut garamdapat



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Terjemahan: Memberikan garam pada ikan bertujuan untuk menghilangkan bau, memberikan rasa asin pada garam dan sebagai pengawetan dari ikan. Mengunakan besar



garam



“Ngangghuy buje panen juwah polanah lebbhi mode tembeng buje e toko. Teros lebbi accen buje se asli tembheng se e tok” Terjemahan: menggunakan garam panen langsung dikarenakan lebih murah dan rasanya lebih asin daripada garam yang dijual di toko.



Mendiamkan ikan “Jukok se mareh eberrik buje selama kurang lebih marenah penneg 2 areh male 2 hari bujenah nyerrep dek jukokeng” Terjemahan: ikan yan sudah diberi garam didiamkan selama 2 hari agar garam yang sudah diberikan tadi menyerap kedalam daging ikan. Meniriskan Ikan



“Pan mareh epenneng 2 areh langsong kalak jukok eng male lok cen accen pan epenneng bik buje nah tok bheuh degik lok deddhih gerreng” Terjemahan: selanjutnya, setelah ikan didiamkan 2 hari ikan ditiriskan agar rasa dari ikan tidak terlalu asin dan biasanya jika terlalu lama ikan akan menjadi busuk dan bau.



Mencuci ikan dengan air



“Mareh e kalak jukok eng pas becco ngangguy aeng male jukok eng berse pas male lok 42



mengawetkan makanan dan memberikan cita rasa pada makanan.



Menggunakan garam karena masih primitif karena hasil panen langsung yang masih belum diolah akan lebih asin dibandingkan garam yang sudah di olah oleh pabrik dan mudah dijangkau. Ikan yang sudah di kasih garam didiamkan selama 2 hari supaya larutan garam meresap pada semua bagian ikan sehingga dapat memperlambat bakteri dan membunuh mikroba sehingga ikan asin bertahan awet dan tidak mudah busuk. Meniriskan ikan asin yang akan di awetkan agar tidak ada air yang menggenang yang menyebabkan tempat tumbuhnya bakteri dan mikroba pada ikan tersebut dan penirisan dapat mempercepat proses pengeringan.



Ikan yang tercampur garam yang masih belum larut dibersihkan



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



acampor bik buje pole lan bujenah le adek kiyah lemareh nyerrep” Terjemahan: selanjutnya, ikan yang sudah ditiriskan dicuci dengan air agar ikan menjadi bersih karena garam yang sudah diberikan tadi sudah hilang karena terserah oleh daging ikannya. Pengeringan ikan



“Jukok semareh ebecco bik aeng gellek ajuwah pas jemor 2 sampek 3 areh mon bedheh panas male kerreng bik deddhih gerreng” Terjemahan: Ikan yang sudah dibersihkan dengan air kemudian dijemur untuk mengeringkan ikan dan menjadi ikan asin.



Pengemasan ikan



“Jukok se lemareh kerreng epemasok dek renjeng pas totop bhik koran male lok kenneg angen. Pan ekenneng angen deggik leggis rosak bhik nambuh jemur pole” Terjemahan: Ikan yang sudah kering dimasukkan ke dalam renjeng atau bak yang ditutupi koran agar tidak terkena angin. Karena kalau terkena angin akan mudah rusak ikannya dan harus dijemur lagi.



43



menggunakan air bersih karena kandungan garam yang tinggi agar tidak menjadikan ikan asin yang rasanya sangat asin.



Ikan yang sudah ditiriskan maka dikeringkan atau diawetkan, yaitu agar mengurangi kandungan air pada jaringan ikan asin sebanyak mungkin sehingga menghambat aktivitas bakteri.



Ikan yang sudah di keringkan maka di taruh di wadah dan ditutup agar ikan tidak terkena angin atau suhu yang menyebabkan ikan lembab kembali dan mempercepat pertumbuhan bakteri



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



d. Proses Pembuatan Petis Asin Tabel 6. Proses Pembuatan Petis Asin TAHAP PEMBUATAN Memanaskan air pindang hingga kental



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



“Aeng pendeng jiyah eapoyen sampek deddih kentel biasanah sampek 10 jam apaan ruwah. Sampek kentel polanah egebeyeh pettes pan lok kentel deddhih kuwa benne pettes”



Pemanasan air sari ikan ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang ada pada sari ikan karena pada proses pembuatan ini terkontaminasi dengan udaradan mikroorganisme dapat mati jika dipanaskan.



Terjemahan: memanaskan air pindang sampai kental biasanya hingga 10 jam agar air pindang tadi menjadi kental dan enak ketika dikonsumsi. Menambahkan penyedap rasa



“Marenah jiyah sambih geluy sampek kentel sambih bherrik guleh bik buje le jen nyaman rassanah” Terjemahan: Kemudian menambahkan gula dan dan garam sebagai penyedap rasa agar hasilnya nanti lebih gurih dan enak.



Mengoleskan minyak pada wadah petis



“Segilok en ebeddhein ke beddhenah beriik menyak lun male lok cekkak pan ekalak pettesseh” Terjemahan: Sebelum dimasukkan kedalam wadah petis. Wadah tersebut dioleskan sedikit minyak agar tidak lengket ketika petis ingin dikonsumsi.



44



Menambahkan gula dan garam merupakan suatu upaya untuk membuat masakan lebih bercita rasa, yaitu menggunakan penyedap rasa alami yang aman dan memberikn rasa gurih.



Minyak tidak dapat menempel pada petis karena minyak mempunyai struktur sendiri, yaitu bersifat nonpolar sehingga minyak tidak mudah bercampur dengan jenis lain yang mempunyai sifat dan bahan dengan kecenderungan tertentu, seperti mempunyai kutub positif dan negatif seperti air.



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Menutup wadah dengan tutupnya



“San mareh epemasok pettesseh pas totop le genteng bhik lok kenning angen deggik lok pateh nyaman” Terjemahan: selanjutnya, menutup wadah petis dengan tutup yang telah disediakan agar tidak terkena angin dan untuk mempertahankan rasa gurih.



Pencemaran pada makanan dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang ditularkan melalui udara. Jumlah mikroorganisme diatur oleh tingkat kelembaban, ukuran, tingkat partikel debu, suhu, kecepatan udara, dan resistensi mikroorganisme terhadap pengeringan. Secara umum, udara kering dengan kadar debu rendah dan suhu yang lebih tinggi memiliki tingkat mikroba yang rendah dan begitupun sebaliknya. Sehingga ketika wadah petis ditutup merupakan bentuk strelisasi dan menjaga kandungan makanan dari kontaminasi udara.



e. Potensi Kelautan di Sepuluh Kecamatan sepulu merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bangkalan. Letak astronomis Kecamatan Sepulu terletak di antara 6.889635 LS – 112.942965 BT. Penelitian yang kami laksanakan terletak di desa Candi, Dusun Biyong dan desa ini terletak di pesisir pantai. Potensi utama di Desa Candi ini adalah ikan tongkol karena terletak di area pantai di dekat laut yang mana di perairan tersebut banyak terdapat ikan tongkol. Para nelayan sebagian besar memperoleh ikan tongkol dengan memancing ikan secara tradisional sehingga tidak merusak ekosistem laut yang ada. Semua hasil laut maupun hasil tambak sebagian besar dijual di pasar pagi dan pasar sore. Di Desa Candi ini, mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan komoditas utama yang dihasilkan di desa ini berupa ikan tongkol (Euthynnus affinis). Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, di Desa Candi memiliki cara yang inovatif dalam mengolah ikan tongkol menjadi berbagai macam panganan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi antara lain dibuat ikan asin, petis dan lain sebagainya. 1) Ikan asin Ikan yang diasinkan atau dibelah terlebih dahulu agar mempercepat proses pengeringan sehingga pengawetannya lebih mudah dan larutan 45



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



garam menyerap ke semua bagian ikan sehingga membunuh bakteri dan memperlambat pembusukan. Ikan yang diasinkan ini diperoleh dari ikanikan yang ditangkap oleh nelayan di Desa Candi. Sebelum dijadikan ikan asin, organ dalam ikan asin tersebut dibelah dan dibuang kemudian ikan asin tersebut ditaburi garam dengan tujuan agar ikan tersebut tidak mudah mengalami pembusukan (pengawetan menggunakan garam). Setelah itu, ikan didiamkan selama 2 hari agar larutan garam meresap pada semua bagian tubuh ikan. Ikan yang sudah dikeringkan di taruh di wadah dan ditutup agar ikan tidak terkena angin atau suhu yang menyebabkan ikan lembab kembali dan mempercepat pertumbuhan bakteri 2) Petis Petis dibuat dengan cara memanaskan air pindang (sari ikan) sampai kental biasanya hingga 10 jam agar air pindang tadi menjadi kental. Setelah itu, ditambahkan gula dan garam untuk memberikan rasa gurih dan membuat masakan lebih bercita rasa. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah petis, wadah tersebut diolesi sedikit minyak agar tidak lengket kemudian wadah petis ditutup. 3) Nelayan Mayoritas profesi masyarakat di Desa Candi sebagai nelayan karena lokasinya terletak di pesisir pantai. Nelayan di sini menangkap ikan dengan cara tradisional, yaitu menggunakan jaring dan umpan sehingga tidak merusak ekosistem biota laut yang ada.



Budaya Burdah Arosbaya Bangkalan 1. Deskripsi Wilayah Wilayah madura merupakan tempat dengan tingkat religi yang cukup tinggi, dengan masyarakatnya yang mayoritas beragama Islam sehingga membuat wilayahnya penuh dengan kebudayaan islami, khususnya wilayah Bangkalan sebagai obyek penelitian. Dengan berfokus terhadap kegiatan burdah yang merupakan suatu budaya religi di Kecamatan Arosbaya. 2. Filosofi Daerah Karena wilayah madura memiliki tingkat religi yang tinggi, yang sejak zaman dulu masyarakat mengikuti tokoh agama mereka (kiai) sehingga kaya akan budaya religinya hingga sampai saat ini. 3. Hasil Kajian Etnosains Tabel 7. Hasil Kajian Etnosains Konsep



Hubungan Sains



Berjalan menyehatkan tubuh karena Berjalan mengelilingi desa untuk tubuh bergerak sehingga metabolisme menghindarkan dari mara bahaya dan tubuh lancar dan kotoran ada tubuh penyakit keluar melalui keringat. Berjalan tidak menggunakan alas kaki



Saraf pada telapak kaki akan tertekan 46



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Konsep



Hubungan Sains sehingga melancarkan aliran darah dan saraf yang terhubung dengan organ tubuh.



Tidak minum dan makan ketika berjalan di ritual burdah



Melancarkan dan membantu kesehatan pencernaan karena makan atau minum ketika berdiri atau jalan tidak baik terhadap pencernaan.



Menebarkan hawa dan rasa kebaikan Berdoa dan memohon ampunan kepada akan meningkatkan hormon yang sang maha pencipta ketika kegiatan ritual menyebabkan metabolit dan burdah antibiotik tubuh meningkat. Makan bersama setelah kegiatan ritual burdah akan mengembalikan glikogen tubuh yang hilang ketika berjalan serta memulihkan dehidrasi. Makan bersama setelah melakukan ritual Mengonsumsi daging kambing setelah burdah dengan menyembelih kambing kegiatan, daging kambing gendih mengandung vitamin B yang dapat membakar lemak serta mengandung selenium dan kolin yang bermafaat mencegah kanker serta peradangan lainnya.



Budaya Rokat Tasek, Menyalakan Dupa dan Hari Raya di Bangkalan 1. Deskripsi Wilayah a. Luas dan Batas Wilayah Pemerintah Kabupaten Bangkalan berkedudukan di Jalan Sekarno – Hatta No.35 Kelurahan Mlajah Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan. Luas wilayah Kabupaten Bangkalan 1.260,14 km2 terbagi dalam 18 kecamatan 8 kelurahan dan 273 desa. Batas wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Bangkalan: Sebelah Utara



: Laut Jawa



Sebelah Timur



: Kabupaten Sampang



Sebelah Selatan : Selat Madura Sebelah Barat



: Selat Madura



b. Letak dan Kondsi Geografis Kabupaten Bangkalan teletak di antara koordinat 1120 40’06” – 1130 08’04” Bujur Timur serta 60 51’39” – 70 11’39” Lintang Selatan.



47



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



c. Topografi a. Daerah Kabupaten Bangkalan berada diketinggian 2 – 200 M 1. Datar (0-2 Derajat) 56.738 Ha (45,43%) 2. Bergelombang (2 – 15 Derajat) 63.002 Ha (50,45%) 3. Curam (15-40 Derajat) 4.427 Ha (3,54%) 4. Sangat curam (>40 Derajat) 721 Ha (0,58%) a. Kemiringan Tanah 1. 0% - 2%



: 56.738 Ha



(45,43%)



2. 2% - 15% : 63.002 Ha



(50,45%)



3. 15% - 40%



: 4.427 Ha



4. 40% Lebih : 721 Ha



(3,54%)



(0,53%)



2. Filosofi Daerah Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang terletak paling barat di Kepulauan Madura. Pulau Madura merupakan bagian dari Propinsi Jawa Timur yang terpisah dari kabupaten-kabupaten lain yang masuk dalam Propinsi Jawa Timur. Bangkalan sebagai bagian dari kota Surabaya Metropolitan Area, masuk kategori kota Ordo Illa yang memiliki ketentuan sebagai wilayah dapat melayani penduduk dengan kapasitas sebesar 150.000-500.000 jiwa. Kota Bangkalan menjadi salah satu pusat kegiatan skala regional kabupaten dalam SWP GKS plus dengan cre wilayah SWP di Kota Surabaya. Salah satu pusat kegiatan untuk mendukung proses pembangunan dan pengembangan wilayah kota Bangkalan adalah dengan adanya Jembatan Suramadu, juga pengembangan pembangunan pascajembatan Suramadu bagian barat. Pengembangan tersebut meliputi pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa, pelayanan umum (transportasi, kesehatan, peribadatan, pendidikan dan lainnya) dengan skala regional Kabupaten Bangkalan. Adapun potensi pengembangan wilayah Bangkalan dapat berfungsi sebagai kegiatan perdagangan skala regional dan lokal, pertanian, perkebunan, peternakan, industri dan pergudangan, jasa transportasi angkutan darat, jasa pemerintahan umum skala regional, perikanan pariwisata serta industri kecil dan kerajinan rakyat. Sedangkan potensi unggulan dalam bidang pertanian, yaitu padi dan jagung. Dalam bidang hortikultura, yaitu jambu mete, alpukat, durian, blimbing, jambu biji, mangga, nangka, dan pisang. Sementara dalam bidang perkebunan, yaitu kelapa, kapuk randu, siwalan, dan kencur. Potensi pariwisata yang ada di Bangkalan, yaitu wisata Makam Syaihona Cholil, wisata Pesarean Aermata, wisata Bukit Geger, wisata Taman Rekreasi Kota, wisata Mercusuar, wisata Pantai Rongkang, wisata Taman Rekreasi Kota, dan wisata Pantai Siring Kemuning.



48



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



3. Hasil Kajian Etnosains Tabel 8. Hasil Kajian Etnosains NO.



DAFTAR BUDAYA



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



Memberikan sesaji berupa makanan, seperti ayam panggang, nasi, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk memberikan umpan balik terhadap hasil nelayan yang telah diperolehnya, kepada Nabi Khidzir.



Memberikan makanan kepada biota laut, seperti ikan-ikan, anemon, dan lain sebagainya, sehingga dapat menyeimbangkan ekosistem yang ada di laut. Ikan-ikan dapat berkembang biak lagi sehingga nelayan dapat memperoleh ikan lagi saat berlayar.



1.



Rokat Tasik



2.



Pada dupa mengandung zat tertentu yang dapat memberikan aroma harum di dalam ruangan. Dupa dibagi menjadi dua jenis, yaitu dupa alami dan dupa sintesis. Aroma alami dupa berasal dari resin, minyak atsiri serta Menyalakan dupa Menyalakan dupa guna serbuk tanaman yang untuk memperingati untuk memanggil harum. Bahan-bahan ini wafatnya orang arwah keluarga yang dicampurkan ke dalam meninggal sudah wafat komponen utama dupa dan wanginya akan keluar saat dupa di bakar. Aroma dupa sintesis berasal dari parfum kimia. Biasanya dupa sintesis dicelupkan ke dalam atau disemprot dengan parfum kimia.



3



Dapat membantu upaya menjaga kesehatan tubuh dan berkaitan dengan sistem pencernaan.



Tradisi hari raya



Memberikan makanan ke tetangga.



49



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Budaya Tanean Lanjheng Bangkalan 1. Deskripsi Wilayah Bangkalan Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang secara geografis berada di Provinsi Jawa Timur bagian utara dan merupakan pintu gerbang menuju Pulau Madura. Luas wilayah Kabupaten Bangkalan adalah 1.260,14 km², yang secara administratif pemerintahan terbagi dalam 18 kecamatan, 8 kelurahan, dan 273 desa. Selain itu, dapat dikemukakan pula bahwa posisi Kabupaten Bangkalan ditinjau dari letak geografis, secara eksistensial, berada dikawasan Pulau Madura dengan titik koordinat berada pada posisi 112° 40’ 06” - 113° 08’ 04” Bujur Timur dan 6° 51’ 39” - 7° 11’ 39” Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa; b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sampang; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Madura; d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Madura Kondisi fisik ditinjau dari kemampuan tanah di Kabupaten Bangkalan dilihat dari kemiringannya sebagian besar memiliki kemiringan 2-15°, yaitu sekitar 50,45% atau 63.002 Ha. Kemiringan 0-2° sekitar 45,43% atau 56.738 Ha sedangkan tekstur tanah sebagian besar bertekstur sedang, yaitu seluas 116.267 Ha atau sekitar 93,10% dan untuk kedalaman spektip tanah di Kabupaten Bangkalan memiliki kedalaman >90 cm, yaitu seluas 64.130/64.131 Ha atau 51,35%. Dilihat dari topografi, Kabupaten Bangkalan berada pada ketinggian 2100 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang terletak di pesisir pantai, seperti Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Socah, Kamal, Modung, Kwanyar, Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang dan Kecamatan Burneh mempunyai ketinggian antara 2-10 m di atas permukaan air laut. Sementara itu, wilayah yang terletak pada bagian tengah mempunyai ketinggian antara 19-100 m di atas permukaan air laut. Lokasi tertinggi terletak di Kecamatan Geger dengan ketinggian 100 m diatas permukaan laut. Sebagai bagian dari siklus hidrologi, di Kabupaten Bangkalan terdapat sejumlah mata air, waduk, dan sungai. Pola aliran permukaan dapat dilihat dari pola aliran sungai yang ada di Kabupaten Bangkalan. Sungai-sungai utama dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangkalan bermuara di Selat Madura dan Laut Jawa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangkalan. 2. Filosofi Daerah Bangkalan Bangkalan berasal dari kata “bangka” dan ”la-’an” yang artinya sudah matilah. Kemudian diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang tewas di Madura Barat. Menurut cerita, setelah kejayaan Arya Wiraraja sebagai adipati pertama di Madura maka pada dekade berikutnya perubahan zaman mulai membentuk karakter orang-orang Madura. Zaman yang penuh pergulatan dan perjuangan kala itu dan yang paling mengenaskan ialah saat kolonial Belanda bercokol di Madura. Saat itulah banyak timbul pemberontakan-pemberontakan yang kerap dikenal dengan pemberontakan Trunojoyo, Ke’ (Pak) Lesap, Sakerah, dan lainnya. Tampilnya Pangeran Trunojoyo sebagai pahlawan melawan penjajah 50



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



merupakan awal kebangkitan Madura sebagai langkah menuju pemberontakan berikutnya. Trunojoyo putra Pangeran Waluyo yang pada dasarnya berjuang untuk membasmi ketidakadilan disambut gegap gempita oleh rakyat Madura setelah meninggalkan Mataram yang kemudian menaklukkan seluruh Madura. Pada perjuangan berikutnya, Trunojoyo mendapat bantuan dari orang-orang Makasar yang melakukan perampokan-perampokan di lautan sekitar Jawa Timur setelah Makasar jatuh. Dari persekutuan Makasar-Madura itulah yang kemudian diperkuat perkawinan Putri Trunojoyo dengan tokoh dari Makasar, Karaeng Galesong dan menjadikan keterpaduan wilayah yang berjarak jauh itu. Keterpaduan itu dapat dibuktikan, bahwa banyak hal persamaan antara keduanya baik secara hidup masyarakatnya, watak, maupun sikap kesehariannya. Bahkan, di Madura sendiri (pulau Kangean-Sumenep), bahasa yang dipergunakan adalah bahasa daerah yang dipengaruhi oleh bahasa Madura, Bugis, Jawa, dan Melayu. Tokoh lain yang kerap menjadi kebanggan orang Madura ialah Ke’ Lesap. Dalam cerita disebutkan, bahwa Ke’ Lesap memiliki sebuah golok dan dapat disuruh mengamuk sendiri tanpa ada yang memegangnya. Karena kesaktiankesaktian yang dimiliki, ia semakin menjadi kesohor sampai seluruh pelosok Madura. Pada akhirnya, Ke’ Lesap merasa yakin bahwa ia sudah cukup mampu untuk mulai mengobarkan api pemberontakan. Keahlian dan kemasyhurannya, banyak membawa simpati kepada rakyat, sehingga pada saat turun dari pertapaan (Gunung Payudan) dengan sangat mudah dapat menaklukkan desa-desa yang didatangi. Setelah menaklukkan wilayah dari Timur, Sumenep, Pamekasan dan Sampang, maka Ke’ Lesap beserta pasukannya menuju Bangkalan. Pertempuran dimulai, sebab pasukan Cakraningrat V sebagai penguasa di Bangkalan mengadakan perlawanan yang cukup hebat. Namun, akhirnya kekuatan Bangkalan dapat dipukul mundur. Bantuan kompeni didatangkan dari Surabaya dan pertempuran berlangsung kembali. Meskipun demikian, dengan bantuan tersebut, Ke’ Lesap masih bertahan dan dapat memukul mundur dan Cakraningrat V mengungsi ke Malaja. Sedang benteng dipertahankan oleh kompeni. Namun, pada akhirnya, Ke’ Lesap jatuh di tempat asalnya, yaitu ketika Cakraningrat V melancarkan tipu muslihat dengan mengirim wanita ke tempat pesanggrahan Ke’ Lesap di Dea Tonjung. Wanita Tanda’ (ronggeng) yang berbusana keraton itu memegang bendera putih dan menyerahkan kepada Ke’ lesap. Bagi Ke’ Lesap tanda bendera putih itu pertanda Cakraningrat menyerah. Namun, apadaya titik kelemahan Cakraningrat terletak di rambutnya. Konon wanita yang menyamar sebagai putri keraton (bernama nyi Marpuah) sesuai perintah Cakraningrat V berkesempatan memotong rambut Ke’ Lesap. Saat itu pula, hilang kekuatannya termasuk kekuatan senjata goloknya yang bernama Kodhi’ Crangcang. Pada saat yang bersamaan, Cakraningrat V beserta bala tentaranya menyerang dan menusukkan tombak pusaka Bangkalan yang bernama Si Nenggolo Gemetar dan bersinar seolah mengeluarkan api. Pada akhirnya, Ke’ Lesap beserta bala tentaranya banyak yang binasa. Maka berteriaklah rakyat yang mengikuti rajanya bersama-sama berteriak ”Bangka-la’an” artinya sudah matilah. Sebagaimana diabadikan dengan nama Bangkalan.



51



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



3. Hasil Kajian Etnosains Pada penelitian ini dilakukan observasi dan tanya jawab terhadap subyek penelitian yang meliputi tata ruang yang ada di Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019, yang mana penelitian ini melakukan observasi tentang tata ruang bangunan rumah yang ada di daerah Bangkalan. Hasil pengamatan dan studi dokumentasi maka teridentifikasi beberapa kearifan lokal pada tata ruang di Kabupaten Bangkalan. Pada tabel 1 disajikan sains ilmiah dan sains masyarakat yang berhubungan dengan tata ruang. Tabel 9. Deskripsi Sains Masyarakat dan Sains Ilmiah Tentang Tata Ruang di Kabupaten Bangkalan No.



Nama Lokal



Nama Indonesia



Sains Masyarakat



Sains ilmiah



1.



Ghejjuk



Dinding kayu



Penggunaan kayu sebagai konstruksi bangunan mempermudah pembuatan rumah pada jamannya. Karena berdasarkan bahannya sendiri, kayu sangat mudah didapatkan pada zaman dahulu karena banyak dikuasai oleh tukang lokal serta untuk dibentuk sebagai bahan bangunan rumah sangat mudah dibentuk. Karena keterbatasan alat pada zaman dahulu sehingga bahan dasar kayu digunakan sebagai bahan utama pembuatan rumah dan segala perabotan rumah.



Kayu tersusun dari selsel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (nonkarbohidrat). Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifatsifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial, tangensial). Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekelilingnya.



2.



Ngadeppeh roma



Arah hadap rumah



Pembuatan rumah menghadap ke



Hal ini berhubungan langsung dengan



52



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



3.



Nama Lokal



Tanean lanjheng



Nama Indonesia



Halaman rumah yang luas



Sains Masyarakat



Sains ilmiah



arah selatan dan membelakangi arah utara karena berhubungan langsung dengan arah terbit dan tenggelamnya matahari. Ketika matahari terbit dari arah timur maka cahaya otomatis terhalangi oleh dinding kayu rumah sehingga penghuni rumah tidak takut silau terkena pancaran sinar matahari ketika duduk di teras rumah. Begitu pula sebaliknya, ketika matahari mulai terbenam di arah barat maka penghuni rumah juga tidak terkena silau dari pancaran sinar matahari.



dinding kayu pada rumah. Kerika dinding kayu melindungi penghuni rumah dari silau akibat sinar matahari. Hal tersebut juga berhubungan dengan sifat fisik kayu, yaitu sebagai isolator panas sehingga dapat menghambat proses penyerapan panas akibat sinar matahari.



Halaman rumah yang luas berfungsi sebagai tempat sosialisasi antaranggota keluarga, tempat bermain anakanak, melakukan kegiatan seharihari. seperti menjemur hasil panen, tempat melakukan ritual keluarga, dan



Halaman rumah yang luas tentunya persediaan lahan sebagai daerah hijau dan resapan air juga semakin banyak. Sehingga penetrasi udara ke dalam rumah akan lebih optimal. Hal ini terjadi karena pada halaman rumah yang luas, pastinya terdapat tumbuhan-tumbuhan yang dapat meresap air



53



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



4.



Nama Lokal



Langgher



Nama Indonesia



Musala



Sains Masyarakat



Sains ilmiah



kegiatan lain yang melibatkan banyak orang. Selain itu, juga digunakan sebagai tempat untuk berkomunikasi dan mengikat hubungan satu keluarga dengan keluarga yang lain



dengan baik sehingga kadar oksigennya pun lebih baik karena terdapat banyak tumbuhan di sekitar rumah. Hal ini yang akan menciptakan rumah yang sehat.



Musala menghadap ke arah timur karena arah kiblat adalah barat sehingga ketika sholat tidak panas, karena musala menghadap ke arah timur dan kita yang salat menghadap ke arah barat.



Musala menghadap ke timur dikarenakan di Indonesia letak arah kiblatnya adalah barat. Kabah juga merupakan pusat poros bumi. Pembuktian bahwa Kakbah merupakan poros bumi dapat kita buktikan dengan adanya zero magnetism, yaitu area pada kutub utara dan selatan bumi ini. Di tempat itulah sebuah kompas tidak akan menunjukkan arah utara karena telah berada di zero magnetism area. Seseorang yang tinggal lama di Makkah dan senang melakukan thawaf (mengelilingi kabah) akan lebih sehat, karena tidak banyak dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Jadi, salat yang menghadap kiblat ini bukanlah untuk menyembah Kakbahnya atau untuk



54



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Nama Lokal



Nama Indonesia



Sains Masyarakat



Sains ilmiah memanifestasikan bentuk fisik Tuhan tetapi karena di sanalah letak poros bumi. Umat Islam menjadikannya sebagai acuan tempat untuk menentukan arah salatnya di seluruh dunia. Jadi, ada persamaan visi dalam salat, dalam konteks menyatukan kekuatan umat. Tempat dimana bumi berpusat dan penemuan para astronot bahwa bumi mengeluarkan semacam radiasi yang bersifat infinity (tidak berujung) dari salah satu bagian tubuhnya dan pusat dari radiasi itu adalah Kakbah. Radiasi ini bahkan tertangkap kamera dari pengambilan gambar di planet Mars. Ilmuwan muslim yakin inilah radiasi yang menghubungkan Kakbah dunia di Makkah dengan Kakbah akhirat.



5.



Sanggher



Lantai bambu pada musala



Bambu mudah diperoleh dan jika pun harus beli, bambu dijual dengan harga yang murah. Sifat ruasruas bambu yang cukup lentur 55



Bambu dapat menghasilkan oksigen lebih banyak dan lebih baik daripada tanaman lainnya. Produksi biomassa bambu yang lebih banyak daripada pohon lainnya



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Nama Lokal



Nama Indonesia



Sains Masyarakat



Sains ilmiah



sehingga mudah membuat bambu dapat dibentuk ketika menghasilkan oksigen dijadikan lantai. lebih baik juga. 6.



Bhetton



Lantai bambu musala yang tinggi seperti panggung



Agar kolong yang terdapat di bawah lantai bambu musala dapat digunakan sebagai tempat menyimpan barang-barang.



Lantai bambu musala yang tinggi, seperti panggung dapat mengalirkan udara dari segala penjuru melalui celah-celah yang terdapat pada bambu dan ventilasi yang ada sehingga akan memberikan kesejukan.



KABUPATEN SAMPANG Hasil Laut Kota Sampang 1. Deskripsi Kepulauan Sampang Kepulauan Sampang merupakan daerah yang berada di pulau Madura yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Sampang terletak pada 113o 08’ 113o 39’ Bujur Timur dan 06o 05’ - 07o13’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.233,33 Km2. Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1233,30 km2. Salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Sampang, yaitu Kecamatan Camplong. Kecamatan Camplong berjarak sekitar 10 km dari Ibu kota Kabupaten Sampang ke arah timur. Camplong merupakan kecamatan dengan penduduk terpadat kedua di Kabupaten Sampang. Secara administrasi luas wilayah dari kecamatan Camplong, yaitu 69,93 km2 di dalamnya terdapat 14 desa/kelurahan dan terdapat 81.812 jiwa. 2. Filosofi Daerah Sampang Berawal dari masa kerajaan Majapahit di Sampang ditempatkan seorang Kamituwo yang pangkatnya sebagai patih. Pada masa itu, dapat dikatakan sudah terdapat kepatihan yang berdiri sendiri. Setelah Majapahit mulai mengalami kemunduran, di Sampang berkuasa Ario Lembu Peteng atau terkenal dengan sebutan Bondan Kejawan atau Ki Ageng Tarub II atau Prabu Brawijaya VI, putera ke-14 dari Raja Majapahit Prabu Bhre Kertabhumi atau Prabu Brawijaya V atau Raden Alit dengan selirnya, yaitu Putri Champa yang bernama Ratu Dworo Wati atau Puteri Wandan Kuning. Lembu Peteng akhirnya pergi memondok di Masjid



56



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Ampel dan meninggal di sana. Pengganti Kamituwo di Sampag adalah putera yang tertua, yakni Ario Menger yang keratonnya tetap di Madekan. Menger memiliki 3 orang putra yaitu 1. Ario Langgar 2. Ario Pratikel (ia bertempat tinggal di Pulau Gili Mandangin atau Kambing) 3. Ario Panengah yang bergelar Pulang Jiwo bertempat tinggal di Karangantang. Ario Pratikel mempunyai anak perempuan yang bernama Nyai Ageng Budo yang menikah dengan Ario Pojok yang merupakan putra Ario kadut, Ario Kadut sendiri merupakan putra dari Ario Timbul. Ario Timbul merupakan putra dari hasil pernikahan antara Menak Senojo dengan Nyai Peri Tanjung Biru Bulan atau yang bergelar Putri Tunjung Biru Sari. Pernikahan antara Nyai Ageng Budo dengan Ario Pojok membuahkan keturunan yang bernama Kyai Demang (Demangan adalah tempat kelahirannya). Informasi di atas merupakan silsilah dari raja-raja yang memerintah di Sampang. Masyarakat Madura merupakan orang berbasiskan pada tingkat religius yang sangat tinggi dengan atribut-atribut budaya yang ada di dalamnya, misalkan pondok pesantren, masjid, surau, dan kerajaan-kerajaan. Salah satu bentuk adanya raja di Sampang yang memerintah pada suatu kerajaan di Sampang (Rachmad, T,H. 2017.p,121) , yaitu di temukannya: 1. Situs Makam Pangeran Santo Merto, beliau adalah pemangku pemerintahan di Pulau Madura yang berkedudukan di Sampang pada masa Pemerintahan Raja Cakraningrat I (Raden Praseno). 2. Situs Makam Bangsacara dan Rangapadmi terletak di Pulau Kambing. 3. Situs Pababaran Trunojoyo, situs ini berupa petilasan tempat lahirnya pahlawan Trunojoyo yang di dalamnya terdapat tempat untuk menanamkan ari-ari Pahlawan Trunojoyo. 4. Situs Rato Ebu merupakan objek wisata berupa makam para priyayi penguasaa kerajaan pada zaman dahulu di antaranya adalah makam Ibu Raja Sampang Raden Praseno. Sampang merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Madura yang termasuk dalam kawasan pesisir yang berada di sebelah utara bagian timur Pulau Jawa. Kabupaten Sampang secara adminitrasi terletak dalam wilayah Provinsi Jawa Timur yang mempunyai luas wilayah seluas 1.233,30 km2. Daerah Sampang juga merupakan wilayah pesisir, yaitu daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut (Marliana, D., Sarwono dan Mochammad, R. p.83).



57



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



58



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



3. Hasil Kajian Etnosains (Kelautan Sampang) Tabel 10. Hasil Kajian Etnosains KAJIAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



Kami berangkat mencari ikan di laut pada saat petang sekitar pukul 11 malam atau jam 2 pagi karena kalau petang ikannya banyak yang muncul



Ikan adalah makhluk berdarah dingin sehingga aktivitasnya bergantung pada temperatur air di sekitarnya. Ketika bersuhu dingin mereka tidak aktif. Jadi, nelayan melaut pada malam hari dikarenakan suhu udara laut lebih hangat dari pada udara darat. Karena air laut malam hari memiliki suhu udara panas karena masih menyimpan panas dari matahari di waktu siang karena kalor jenisnya besar.



Kami selalu berangkat pada petang sekitar pukul 23:00 – pukul 02:00 dan kembali pada saat pagi hari sekitar jam 6-7, kalau matahari sudah terbit kami kembali ke daratan



Karena pada malam hari terjadi angin darat, yaitu angin yang bertiup dari darat ke laut, nelayan menggunakannya untuk pergi melaut dan nelayan pulang pada saat pagi hari (mulai terang) karena terjadi angin laut, yaitu angin yang bertiup dari laut ke darat nelayan kembali ke daratan.



Penghasilan Nelayan



Pada bulan-bulan ini musimnya ikan fulus (selar kuning) tetapi muncul atau nampaknya pada malam hari jadi yang saya dapat dan nelayan lainnya pada bulanbulan ini bulan Maret dapatnya ikan itu.



Ikan selar kuning merupakan ikan yang tersebar di wilayah tropis. Selar kuning termasuk ikan yang Noktural, yaitu merupakan jenis ikan yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari. Ikan selar kuning pada bulan-bulan April-Maret proses reproduksinya cepat dibandingkan dengan bulan lain, para nelayan banyak mendapatkan ikan selar kuning.



Kondisi laut



Kondisi laut di sini banyak sampah terutama sampah dari plastik. Jadi, terkadang kita menjaring ikan malah yang terjaring sampah bahkan lebih banyak sampah dari pada ikannya. Jadi, ikan yang diperoleh dalam sekali



Adanya bahan berbahaya dan beracun dari sampah plastik akan mengakibatkan ikan dan biota laut mengalami gangguan bahkan pada konsentrasi yang tinggi sekali dapat terjadinya kematian ikan dan biota laut. Sampah plasik berpotensi untuk menurunkan



Keberangkatan nelayan mencari ikan



59



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



KAJIAN



SAINS MASYARAKAT jaring kadang hanya sedikit.



SAINS ILMIAH populasi ikan dan biota laut bahkan bisa berpotensi hilangnya keanekaragaman hayati ekosistem laut.



Kuliner Soto Sokobanah Sampang 1. Deskripsi Daerah Sokobanah Sokobanah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Daerah ini terletak di Pulau Madura. Sokobanah merupakan nama kampung di sisi utara kota Sampang. Kampung ini berjarak sekitar 61 km ke Kabupaten Sampang. Berdasarkan monografi kampung ini memiliki suhu udara 31ᵒC dan luas desa 10,47 km2. Batas wilayah, kampung ini dari sisi selatan berbatasan dengan kampung Tobai Timur, sisi barat Bira Timur dan sisi timur Tamberu Laok. Menurut masyarakat sekitar ataupun dari Kepala Desa, kampung ini memiliki sejarah panjang. Selain berada di atas perbukitan yang eksotis dan pohon-pohon besar berjajaran di pinggir jalan serta daerah alam perbukitan yang memukau, maka kampung ini secara tidak langsung menggambarkan keindahan sebuah kampung di sisi utara Kota Sampang. Sejarah kampung ini sudah dimulai saat Belanda masih mendiami beberapa daerah di Madura dan praktik kolonialisasi masih terjadi di mana-mana. Para leluhur di daerah ini, berjuang habis-habisan demi mempertahankan daerah dan kampung yang sudah mereka cintai dengan cara berperang melawan penjajah. Sejak terdapat jalan raya sebagai akses yang menghubungkan daerah ini dengan kabupaten Sampang dibuat di tahun 80-an maka daerah ini menjadi daerah yang bisa dilalui oleh berbagai jenis kendaraan roda empat. Para leluhur dan generasi berikutnya di daerah ini membangun jalan dengan penuh kerja keras karena harus membabat hutan luas tempat binatang luas mendiami daerah ini. 2. Folosofi Daerah Sokobanah Sokobanah merupakah sebuah kecamatan yang memiliki mata pencaharian masyarakat yang salah satunya adalah bertani. Bertani merupakan salah satu mata pencaharian yang sangat dominan bagi masyarakat Sokonah. Potensi tumbuhan hidup yang beraneka ragam dan tanahnya cukup bagus sangat menguntungkan bagi masyarakat Sokobanah. Sebagai salah satu daerah yang dekat dengan pantai mata air di daerah Sokobanah cukup tersedia sebagai kebutuhan sehari-hari maupun bertani. Sehingga masyarakat Sokobanah memiliki falsafah atau filosofi dalam bertani adalah sebagai berikut. a. Mun Tak Atanih Ye Tak Ngakan (kalau tidak bertani tidak makan) Sokobanah tergolong dalam masyarakat yang masih sangat mengandalkan bertani sebagai modal untuk bertahan hidup. Sehingga muncullah semboyan “mun tak atanih ye tak ngakan” yang maksudnya adalah apabila seseorang 60



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



hidup di Sokobanah malas untuk bertani maka hidup mereka akan kurang sejahtera atau dalam artian sulit untuk makan. Objek bertani di Sokobanah cukup beraneka ragam, seperti tembakau, cabe jamu, kacang mete, padi, dan lain-lain. Masyarakat Sokobanah yang tidak memanfaatkan lahannya untuk bertani dianggap sangat merugi karena potensi tanah di Sokobanah cukup subur sebagai lahan pertanian. b. Abecco Aeng Sprite (membasuh tangan dengan air sprite) Potensi pertanian di daerah Sokobanah yang lumayan bagus membuat masyarakat Sokobanah terkadang angkat kepala atau sombong. Namun, sombong dalam artian yang positif. Semboyan orang Sokobanah “abecco aeng seprite” merukapan semboyan yang dikatakan orang Sokobanah apabila hasil panen pertanian bagus dan sangat menguntungkan sehingga seakan-akan air sprite bukan lagi sebagai minuman akan tetapi sebagai air untuk membasuh tangan. Namun, keadaannya terbalik saat panen gagal. Jangankan air sprite sebagai membasuh tangan, untuk makanpun kadang susah. c. Asongkok Areh (bertopi matahari) Tidak dapat dipungkiri bagi seorang petani bahwa terik panas matahari menjadi suatu hal yang biasa sehingga muncul semboyan atau filosofi “asongkok areh” yang artinya bagi masyarakat Sokobanah tidak boleh takut yang namanya terik panas sinar matahari saat bertani dan dianggap sebagai topi. Semangat masyarakat Sokobanah yang kuat dan tak kenal lelah dalam bertani menjadikan motivasi tersendiri untuk mereka agar terus maju. 3. Hasil Kajian Etonosains Tabel 11. Pengertian Cabai Jamu SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



“Cabbhi jhemoh jiah ghebey Cabai jamu adalah jenis rempah yang masih camporennah jhemoh biasanah berkerabat dengan lada dan lengkuas, epaalos” termasuk dalam suku sirih-sirihan Terjemahan: cabai jamu itu buat campuran jamu, biasanya dengan dihaluskan. Tabel 12. Proses Penanaman Cabai Jamu TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



Cara menanam



“Cabbhi jhemoh jiah etanem neng tana se rata dek, polana mun tana se benyak betonah pas malarat odik”



SAINS ILMIAH



Tanaman cabai jamu yang masih muda harus ditanam pada tanah yang datar karena akar tanaman yang masih muda atau kecil tidak dapat masuk ke sela-sela Terjemahan: cabai jamu itu batu yang ada di dalam ditanam pada tanah yang datar tanah. karena kalau tanah yang berbatu



61



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



sulit untuk hidup. Jarak menanam



“Jarak nanam kodhu abek jheu Idealnya tanaman cabai jamu dek, polana mun semmak tak ditanam dengan jarak 1 – 1,5 pelak kadhang bisa mateh” meter agar akar cabe jamu dapat menjalar dengan leluasa di dalam tanah. Terjemahan: Jarak penanaman harus agak jauh karena kalau terlalu dekat jadi tidak bagus kadang mati.



Pohon rambatan



“Bhungka se etalarin lebbhi bhagus bhungka kenari dek, polana mun bhungkana maronggi lekkas buccok dilemma pas robbhu, Mun bhungkana kenari bhagus dek kuat”



Pohon kenari memiliki tinggi pohon mencapai 45 meter dengan lebar 1,5 meter sehingga lebih kuat menjadi media rambat cabai jamu dibandingkan dengan pohon kelor.



Terjemahan: Pohon yang dijadikan media rambat cabai jamu lebih bagus pohon kenari karena kuat tidak mudah roboh, berbeda dengan pohon kelor kalau sudah tua batangnya busuk lalu roboh. Tabel 13. Proses Pemeliharaan Cabe Jamu TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



Pemberian pupuk



“Bhutok tak olle ghutsegghut dek. Setaon sekali eberri’ bhutok. Mun ghutsegghut pas mateh dek, polana panas e dalem tana dek.”



Hama yang menyerang



“Chabbi jhemoh riah Cabai jamu dapat mati karena mateh kiah dek, kadang bakteri dan jamur yang biasanya polana esering caceng menempel pada tanaman cabai



Tumbuhan yang diberi pupuk secara berlebihan bisa mati karena adanya proses perpindahan air dan zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membrane sel. Jadi, berlebihan memberi dosis pupuk menjadikan air berpindah ke Terjemahan: kalau dikasih konsentrasi tinggi (hipertonik). pupuk sering bisa mati pohonnya karena panas di dalam tanah dek.



62



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



dek”



jamu dan menyerang batang, daun. Ada juga cacing tanah yang menyerang langsung pada akar Terjemahan: cabai jamu ini sehingga menghambat proses bisa mati juga karena pertumbuhan cabai jamu kadang diserang cacing berdampak negatif. Produksi cabai jamu musim penghujan



“Lebbhi ghamba’ musim nambhara’ dek, mon bhaktona nemor ye kodhu seram” Terjemahan: lebih lebat musim penghujan dek, kadang harus disiram kalau waktu kemarau



Pemberian pupuk



“Cabbhi jhamo parloh e bhutok dek angguy clattong atau kotoranna embek, makle buenah ghamba”



Cabai jamu memerlukan air, tetapi tidak boleh berlebihan. Saat berbuah, tanaman memerlukan banyak air. Idealnya tanaman cabai jamu memerlukan curah hujan rata-raata 1.250-2.500 mm/tahun



Kotoran sapi dan kotoran kambing mengandung nitrogen, kalsium, dan kalium yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat menyuburkan tanaman.



Terjemahan: Cabai jamu perlu diberi pupuk, kotoran sapi/kotoran kambing agar buahnya lebih lebat Pemberian pupuk kimia



“Cabbhi jhemo riah eberrik pernis dek mun la pertama kali musim nambhara’ ma’le buenah bhagus lanjhang”



Pernis (pupuk kimia urea) dapat menambah kandungan protein pada tanaman. Menjadikan tanaman lebih segar, lebat, dan hijau.



Terjemahan: Cabai jamu ini harus dikasih pernis (pupuk kimia) ketika turun hujan pertama kali. Biar buahnya bagus panjang” Tabel 14. Proses Panen Cabai Jamu TAHAPAN Pemilihan buah panen



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



“Cabbhi jhamo paleng Cabai jamu siap panen yang bhagus epanen mon berwarna agak kemerahan karena abernah agak mera dek” ketika terlalu merah atau terlalu matang buah akan mudah rusak baik 63



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



dalam bentuk basah atau dalam Terjemahan: Cabai jamu bentuk kering sehingga kualitas lebih bagus dipanen ketika kurang baik. warnanya agak kemerahan. Masa panen



“Cabbhi jhemo bisa panen sekitar 3-4 kg/minggu dek polana buenah bhagus ghambha’ “



Umumnya cabai jamu muda menghasilkan sekitar 2-3 kg buah basah, sedangkan untuk tanaman dewasa menghasilkan 4-5 kg buah basah.



Terjemahan: Cabai jamu ini bisa panen 3-4 kg/minggu karena buahnya yang bagus dan lebat.



Wisata Religi Kabupaten Sampang 1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Sampang Kabupaten Sampang adalah sebuah kabupaten yang berada di sebelah utara bagian timur dari Pulau Jawa, tepatnya di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Sampang. Secara geografis, Kabupaten Sampang terletak di antara 113o 08’ - 113o 39’ Bujur Timur dan 06o 05’ - 07o13’ Lintang Selatan dengan luas wilayah sekitar 1.233,08 km2 dan terbagi menjadi 14 kecamatan. Pada tahun 2017 diketahui bahwa populasi di daerah Sampang berjumlah 844.872 jiwa dengan kepadatan 685 jiwa/km2. Flora resmi Kabupaten Sampang adalah jambu mawar dan fauna resmi Kabupaten Sampang adalah kera nepa. 2. Filosofi Daerah Kabupaten Sampang Jauh sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan ke daratan Madura, sekitar abad ke 7 M atau tepatnya pada tahun 835 M, di wilayah Kabupaten Sampang sudah ditemukan adanya komunitas masyarakat. Komunitas ini masih belum berstruktur dan masih berupa padepokan agama Budha dengan seorang “resi” sebagai titik sentralnya. Hal ini dapat diketahui lewat temuan “Candra Sangkala” di situs sumur Daksan, Kelurahan Dalpenang, Sampang oleh para pakar sejarah dan arkeologi dari Mojokerto dan UGM Yogyakarta, yang dibantu oleh para pini sepuh dan ahli sejarah dari Sampang sendiri. Candra Sangkala yang ditemukan di situs sumur Daksan Kelurahan Dalpenang tersebut berbunyi: Kudok Alih Ngrangsang Ing Buto, artinya Kudok = 7 Alih = 5 Ngrangsang = 7 Ing = tahun dan Buto = tahun Caka. Berarti, 757 tahun Caka atau sama dengan 835 M. Menurut para pakar sejarah, komunitas masyarakat seperti ini terjadi pada masa pemerintahan Dinasti Cailendra abad ke 7 M. Waktu itu, komunitas masyarakatnya tidak berstruktur, berkelompok menjadi satu padu, dan biasanya dipimpin oleh seorang “resi” yang dijadikan sebagai titik sentral dalam 64



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



mengajarkan agama Budha kepada anggota kelompoknya. Candra Sangkala yang lain, ternyata juga ditemukan di situs bujuk Nandi, Desa Kemuning, Kecamatan Kedundung, Sampang. Situs itu berbunyi: Nagara Gata Bhuwana Agong, artinya Nagara = 1 Gata = 3 Bhuwana = 0 Agong = 1. Berarti, 1301 tahun Caka atau sama dengan 1379 M. Candra Sangkala yang ditemukan di situs bujuk Nandi ini menunjukkan paduan kelompok masyarakat yang menganut agama Syiwa. Mereka biasanya membangun pusat peribadatannya berbentuk candi, dengan lambang ‘nandi’ atau lembu sebagai kendaraan raja Syiwa yang diagungkan. Berdasarkan bukti-bukti sejarah, pengangkatan Raden Praseno menjadi raja Madura Barat dinobatkan langsung oleh Sultan Agung pada tanggal 12 Robiul Awal 1045 H atau bertepatan dengan tanggal 23 Desember 1624 M. Prosesi penobatannya, dilakukan bertepatan dengan acara “Grebek Maulid” sebagai acara sakral keagamaan setiap tahun yang selalu diadakan di lingkungan Keraton Surakarta. Biasanya dalam acara ini, dilakukan kirab pusaka kerajaan dan pejabatpejabat keraton yang akan dipromosikan menjadi penguasa di suatu daerah. Berdasarkan literatur itu, akhirnya kita bisa mengetahui bahwa momentum pengangkatan Raden Praseno menjadi raja Mataram di wilayah Madura Barat merupakan tonggak sejarah berdirinya sebuah pemerintahan pertama yang sah secara yuridis dan defakto menurut hukum ketatanegaraan. Dengan demikian, sampai saat ini setiap tanggal 23 Desember ditetapkan sebagai hari jadi Kota Sampang. 3. Hasil Kajian Etnosains Pada penelitian ini dilakukan wawancara terhadap salah satu warga di Kabupaten Sampang terkait dengan kebiasaan yang bernuansa religi. Berdasarkan hasil wawancara tersebut terdapat beberapa kebiasaan yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Sampang, seperti burdah dan penjagaan kuburan orang yang baru meninggal. Pada tabel berikut disajikan bagaimana keyakinan masyarakat terhadap dua kebiasaan tersebut serta penjelasan ilmiah berdasarkan Alquran ataupun Hadis. Tabel 15. Hasil Kajian Etnosains No. 1.



Pertanyaan



Kepercayaan Masyarakat



Mengapa diperlukan penjagaan untuk orang meninggal dengan ciri tersebut?



Biasanya takut ada orang yang bersekongkol dengan dengan setan (musyrik) untuk mengambil tali pocong atau jasad dari orang meninggal tersebut.



65



Sains Ilmiah Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha : ‫"لعي سسول‬ ‫اهلل صلى اهلل علٍه وسلن الوختف‬ "‫والوختفٍة‬ Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam melaknat orang yang membongkar kuburan, baik laki-laki maupun perempuan.



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No. 2.



3.



Pertanyaan Untuk apa orang mengambil tali pocong atau jasad tersebut?



Bagaimana cara menjaga kuburan tersebut? Apakah ada cara-cara tertentu yang khusus?



Kepercayaan Masyarakat



Sains Ilmiah



Untuk tali pocong dijadikan santet, jimad atau pesugihan. Untuk jasadnya, dijadikan sapi (jasad tersebut diubah menjadi sapi menggunakan ilmu hitam) dan bumbu dapur (sebagai panglaris). Untuk jasad yang dijadikan sapi ada pengapesnya (seperti pembuktian asli tidaknya sapi tersebut) dengan cara jika sapi dari jasad itu dipukul 3 kali di bokongnya bisa menjadi mayat lagi.



Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhulbuhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki” (Q.S Al– Falaq: 1 – 5)



Tidak ada cara khusus dalam penjagaan kuburan dari orang meninggal dengan ciri yang telah disebutkan. Orang menjaga di dekat kuburannya dan tidak tidur sampai terbitnya fajar. Penjagaan dilakukan mulai dari terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Karena orang musyrik akan mengambil dari terbenamnya matahari sampai fajar terbit



“Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita” (Q.S Al– Falaq: 3)



66



Buhul adalah benang halus/tali penghubung/ ikatan berupa kabel ghaib yang menghubungkan antara benda sihir sebagai pusat terhubung dengan target



Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah bila matahari telah tenggelam. Abu Mirzan mengatakan dari Abu Hurairah bahwa makna yang dimaksud ialah bintang.



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Pertanyaan



Kepercayaan Masyarakat



4.



Apakah ada ciri khusus yang membuat masyarakat melaksanakan burdah?



Biasanya kalau di suatu desa ada kejadiankejadian aneh semua warga berkumpul dan berkeliling desa sambil membaca selawat.



Burdah merupakan suatu kasidah yang berisi syair tentang pujian/selawat kepada Nabi Muhammad s.a.w.. Al-burdah menurut etimologi mengandung banyak arti, antara lain, yaitu baju (jubah) kebesaran khalifah.



5.



Kejadian aneh seperti apa?



Misalnya terdapat warga yang terkena musibah secara bergiliran di desa itu, seperti tabrakan, adanya penyakit menular, dan ada maling yang berskutu dengan setan.



Sebab khusus dikarangnya kasidah burdah, yaitu AlBushiri (pengarang burdah) menderita sakit lumpuh sehingga tidak dapat bangun dari tempat tidurnya.



6.



Apa kepercayaan warga tentang burdah?



Bisa menangkal kekuatan gaib yang ingin merusak warga dan desa supaya seluruh warga di desa tersebut selamat.



Kasidah burdah berisi syair pujian kepada nabi dengan maksud memohon syafaatnya. Al-Bushiri (pengarang) bermimpi berjumpa Nabi Muhammad setelah membaca burdah. Saat terbangun dari mimpinya, Al-Bushiri seketika itu juga sembuh dari lumpuhnya.



7.



Untuk maling yang bersekutu dengan setan apakah ada ciri khususnya? Atau terdapat wujud–wujud tertentu?



Iya, ada. Biasanya berupa tuyul, monyet atau babi. Untuk penangkapannya sulit dan butuh orang yang mempunyai ilmu juga.



Makhluk ghaib menurut AlQuran ada dua macam, yaitu malaikat dan jin. Malaikat selalu memiliki energi positif, selalu taat pada Allah dan bertasbih padanya (Q.S. AlShoffat :166). Sementara jin sama dengan manusia yang memiliki energi positif dan negatif. Ada jin muslim dan kafir. Ada jin yang melakukan dan mengajak pada kebaikan (Q.S. Al-Ahqaf :29-30) ada pula yang mengajak dan



No.



67



Sains Ilmiah



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Kepercayaan Masyarakat



Pertanyaan



Sains Ilmiah berbuat keburukan dan dosa (Q.S. Al-A'raf :24-25). Tuyul termasuk dalam kategori jin yang jahat yang berkongsi dengan manusia untuk melakukan kejahatan. Manusia memanfaatkan Tuyul untuk berbuat jahat, yakni mencuri uang sedangkan Tuyul bersedia membantu manusia karena mereka senang dapat mengajak manusia berbuat kejahatan. Tuyul dalam hal ini termasuk dalam kategori jin yang disebut setan (Arab: syaiton) .



Budaya Kerapan Sapi di Kabupaten Sampang 1. Deskripsi Kabupaten Sampang Kabupaten Sampang secara administrasi terletak dalam wilayah Provinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak di antara 113o 08’ - 113o 39’ Bujur Timur dan 6o 05’ - 7o 13’ Lintang Selatan. Kabupaten Sampang terletak ± 100 km dari Surabaya, dapat dengan melalui Jembatan Suramadu kira-kira 1,5 jam atau dengan perjalanan laut kurang lebih 45 menit dilanjutkan dengan perjalanan darat ± 2 jam. Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1.233,30 Km2. Proporsi luasan 14 kecamatan terdiri dari 6 kelurahan dan 180 Desa. Kecamatan Banyuates dengan luas 141,03 Km2 atau 11,44 % yang merupakan Kecamatan terluas, sedangkan kecamatan terkecil adalah Pangarengan dengan luas hanya 42,7 km2 (3,46 %). Berikut daftar kecamatan daerah Sampang. Tabel 16. Daftar Kecamatan dan Jumlah Desa di Kabupaten Sampang KECAMATAN



JUMLAH DESA



Banyuates



20



Camplong



14



Jrengik



14



Karang penang



7



Kedungdung



18



Ketapang



14



68



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



KECAMATAN



JUMLAH DESA



Omben



20



Pangarengan



6



Robatal



9



Sampang



18



Sokobanah



12



Sreseh



12



Tambelangan



10



Torjun



12



Kabupaten Sampang mempunyai 1 buah pulau berpenghuni yang terletak di sebelah selatan Kecamatan Sampang. Nama pulau tersebut adalah Pulau Mandangin, luas Pulau Mandangin adalah 1,650 km2. 2. Filosofi Daerah Sampang Kata Sampang diambil dari perjalanan Jokotole melalui daerah-daerah utara sampai Omben belok ke selatan akhirnya ke Banyubenger (Nyubenger) dari perjalanan itu banyak daerah yang tak terlewati oleh Jokotole kata orang Madura “E’ESEMPANGEH”. Menurut cerita daerah-daerah yang dilewati, masyarakat waktu itu memberi nama “SAMPANG” itulah asal mula nama Sampang yang telah dikenal di tengah-tengah khalayak ramai dari jaman dahulu sampai saat ini. Pada jaman Majapahit ditempatkan seorang Kamituwo di kota yang pangkatnya hanya sebagai patih, jadi boleh dikatakan kepatihan yang berdiri sendiri. Sewaktu Majapahit mulai mundur dari Sampang, yang berkuasa Ario Lembu Peteng Putra Majapahit dengan Putri Campa. Ario Lembu meninggal di pondok Pesantren Ampel. Kemudian yang mengganti Kamituwo di Sampang adalah anak tertua Majapahit (Ario Manger) yang Kratonnya di Madegan dan memiliki tiga, yaitu Putra Ario Langgar, Ario pratikel, dan Ario Panengah. E’esempangeh menjadi kata Sampang. Versi atau daerah lain tidak ada. 3. Hasil Kajian Etnosains Pada penelitian ini dilakukan observasi dan tanya jawab terhadap beberapa subjek penelitian sebagai nara sumber; serta di bawah ini disertakan hasil wawancara dan observasi dari kegiatan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019, yang meliputi masyarakat kabupaten Sampang, pengunjung dari luar pulau, dan para pedagang di kabupaten Sampang. Hasil data wawancara dianalisis dan diinterpretasikan dan hasilnya disajikan Tabel 17.



69



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Tabel 17. Pengetahuan Masyarakat Mengenai Kerapan Sapi Sampang No. 1.



Kancah Penelitian Pengertian



Sains Masyarakat “Adduen sape ngangguy kaleles” Terjemahan: adu pacu sapi menggunakan kaleles.



2.



Jenis sapi



Jenis sapi yang digunakan itu biasanya sapi dari daerah Podei atau Sapudi karena dikenal kuat



3.



Pelatihan sapi



Latihan sapi ini secara rutin dimaksudkan agar sapi terbiasa berlari dan kenal medan lapangan pertandingan. Selain itu, agar pasangan sapi kompak dan serasi berlari di tengah lapangan.



4.



Jamu



Selama musim latihan, sapi diberi asupan jamu dan campuran lain untuk mempercepat larinya. Ramuan jamu yang digunakan, seperti kunyit, jahe, dan bahan ramuan lain, serta 100 butir telur.



5.



Pemecutan



Sapi dipecut dan ditusuk dengan paku, serta dioleskan balsem setiap pertandingan dimulai agar sapi dapat berlari dengan cepat.



6.



Pemandian sapi setelah pertandingan



Setelah pertandingan sapi dimandikan dan dipijat. Sapi dimandikan dengan menggunakan air hangat dan biasanya lebih suka memakai jahe saat sapi dimandikan.



Tabel 18. Deskripsi Sains Asli dan Ilmiah Kerapan Sapi di Sampang No.



Kancah Penelitian



Sains Ilmiah



1.



Pengertian



Kata kerapan berasal dari kata kerap atau kirap yang artinya berangkat dan dilepas bersama-sama atau berbondong-bondong.



2.



Jenis sapi



Menurut Smith yang disitasi oleh Kosim (2007) Sapi Madura merupakan hasil dari kawin silang antara banteng lokal (bos javanicus) dengan Zebu (bos indicus) yang sudah jinak dan secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan penyakit.



3.



Pelatihan sapi



Latihan merupakan suatu konsep seseorang dalam melaksanakan suatu aktivitas fisik melalui berbagai proses panjang karena dalam kegiatannya, memerlukan waktu yang lama,



70



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Kancah Penelitian



Sains Ilmiah sistematis, dan secara progresif. Hal ini bertujuan agar latihan itu dapat berpengaruh dan diambil manfaatnya secara spesifik dan prosesnya harus dilakukan secara rutin dan teratur. Semakin besar intensitas latihan maka semakin besar pula efek latihan yang ditimbulkan, khususnya meningkatkan kekuatan otot, dan menaikkan volume otot. Latihan sangat diperlukan untuk mempertahankan kebugaran jasmani serta berguna juga untuk meningkatkan kapasitas kerja fisik serta meningkatkan kemampuan gerak tubuh. Proses produksi di dalam sel otot yang digunakan untuk beraktivitas akan berlangsung tepatnya di dalam mitokondria sel. Mitokondria banyak terdapat pada sel otot makhluk hidup dan sel saraf. Dalam pembentukan energi terdapat 2 proses, yakni proses aerobic dan anaerobic.



4.



Jamu



Bahan-bahan jamu yang digunakan unruk asupan sapi kerrap memiliki kegunaan diantaranya: a. Konceh makan.



(Gastrochilus



panduratum);



Nafsu



b. Konye’ (Curcuma domestica); Energi vital, melancarkan pernafasan. c. Laos (Alpinia galanga); Penghangat tubuh, pelincah gerak. d. Pa’alah (Myristica fragram houttuyn); Tubuh jadi ringan, mencegah mencret. e. Nyeor (Cocos nucifera); Nafsu makan dan penghalus bulu. f. Ta’al (Borassus flabellier); Perasa dan nafsu makan. g. Bubuk kopi (Coffea arabica); Mempercepat laju gerak. h. Jheih (Zingiber officinale roscoe); Nafsu makan, penghangat. 5.



Pemecutan



Pada saat sapi dipecut dan ditusuk dengan paku, maka hal tersebut akan menimbulkan gerak refleks pada sapi, yang mana gerak refleks tersebut menurut Suharto dan Sudirman (2012) adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsangan. Dari penjelasan tersebut, maka sapi akan refleks berlari dengan kencang 71



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Kancah Penelitian



Sains Ilmiah karena adanya rangsangan dengan cara dipecut dan disodok dengan paku.



6.



Pemandian sapi setelah pertandingan



Jahe digunakan sebagai pengganti sabun saat memandikan sapi karena jahe memiliki antioksidan yang kuat sehingga dapat mengatasi stres. Begitupun dengan sapi yang ingin rileks kembali setelah pertandingan. air hangat dipilih untuk memandikan sapi karena dengan mandi air hangat dapat mengurangi rasa pegal dan kaku serta dapat merilekskan otot.



Budaya Lokal Mitigasi Bencana 1. Deskripsi Kabupaten Sampang Kabupaten Sampang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Madura selain Kabupaten Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Kabupaten Sampang secara adminitrasi terletak dalam wilayah Provinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak diantara 113°08´-113°39´ BT, 06° 05´-07° 13´ LS. Kabupaten sampang terletak ± 100 km dari Surabaya, dengan melalui jembatan Suramadu kira-kira 1,5 jam atau dengan perjalan laut kurang lebih 45 menit dilanjutkan dengan perjalanan darat ± 2 jam. Batas Wilayah Kabupaten Sampang secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1.233,30 km2. Proporsi luasan 14 kecamatan terdiri dari 6 kelurahan dan 18 Desa. Kecamatan Banyuates dengan luas 141,03 km2 atau 11,44% yang merupakan kecamatan terkecil adalah pangarengan dengan luas hanya 42,7 km2 (3,46%). 2. Hasil Wawancara dan Pengamatan Mitigasi Bencana (Banjir) di Kabupaten Sampang Pada penelitian ini dilakukan observasi dan tanya jawab beberapa subjek penelitian tentang banjir. Banjir Sampang merupakan banjir kiriman, yang disebabkan oleh luapan Sungai Kalikemuning yang tidak mampu lagi menahan debit air yang sangat tinggi. Untuk sampai ke Kecamatan Sampang sendiri air tidak langsung menggenangi daerah terdampak namun memerlukan waktu kurang lebih 6-8 jam. Karena dari sungai Kalikemuning, ada beberapa anak sungai yang bentuknya menyerupai akar pohon beringin dengan jumlah kurang lebih 72 anak sungai. Air sungai yang tinggi disertai dengan air laut pasang akan sangat cepat memicu terjadinya banjir. Menurut data yang diperoleh dari BPBD banjir di Kabupaten Sampang dari tahun ke tahun masyarakat di beberapa daerah terdampak selalu disapa oleh genangan yang tingginya tergantung dari intensitas curah hujan saat itu. Daerah terdampak banjir di Sampang ini pada tahun-tahun berikutnya semakin meluas, bukan hanya di daerah terdampak saja, melainkan yang biasanya tidak banjir menjadi terendam banjir bahkan sampai menelan korban jiwa. Sebelumnya hanya 8 Desa kemudian menjadi 13 desa/kelurahan yang terdampak banjir. Tercatat 72



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



banjir yang terjadi di Sampang pada tahun 2016 sampai bulan Oktober dengan lokasi terdampak masih sama, yaitu Desa Kamoning, Desa Tanggumung, Desa Pasean, Desa Panggung, Desa Gunung Maddah, Kelurahan Dalpenang, Kelurahan Rongtengah, Kelurahan Karangdalam, Kelurahan Polagan, Kelurahan Banyuanyar dan Kelurahan Gunung Sekar. Dari wilayah itu, dua wilayah yang mengalami ketinggian air tertinggi, yaitu Desa Gunung Maddah dan Kelurahan Dalpenang. Banyak kerugian, seperti kerusakan jalan, kerugian ekonomi masyarakat, dll. Kemudian mengenai masyarakat Sampang, mereka sudah mempunyai kesadaran dan kesiapan menghadapi bencana melalui komunikasi dengan kerabat dekat yang berada di Kecamatan Sokobanah dan sekitarnya. Dengan perkiraan ketinggian air banjir dan waktu datangnya banjir. Tidak heran jika masyarakat sudah terbiasa dengan keadaan banjir tersebut, bahkan tidak sedikit dari mereka yang tetap mengamankan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi dan tidak menatanya kembali. Karena jika curah hujan tinggi, banjir bisa saja terjadi dua kali dalam satu minggu. Kemudian pada pascabanjir mereka akan senantiasa melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan sekitar atau saling membantu mengamankan barang berharga ketika banjir datang lagi. Tabel 19. Hasil Wawancara Dengan Masyarakat dan Ketua BNPB No



Pertanyaan



Jawaban



1.



Bencana apa yang sering terjadi di Sampang ?



Banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, dan banjir.



2.



Kapan terjadi banjir di Sampang?



Pada tahun 2018 banjir setiap tahunnya sering terjadi 6 kali dan biasanya terjadi pada bulan Desember-Maret. Di Sampang pada saat terjadi banjir sudah dapat diketahui daripada di daerah lain. Banjir yang terjadi di Sampang karena luapan Sungai Kemuning dan kiriman dari daerah utara, yaitu Daerah Kedundung, Robatal, Karang Penang, dan Omben. Jadi jika di daerah tersebut intensitas air hujannya tinggi selama 4 jam maka air akan masuk dan mengalir di Daerah Sampang dan akan terjadi banjir. Sekarang pada tahun 2019 sudah mengurangi terjadinya banjir karena sudah ada mitigasi struktural dalam artian mitigasi fisik. Contohnya sudah dibuat 5 pompa di area sungai. Kedua, dengan pemasangan spen. Hal itu merupakan langkah pemerintah untuk mengurangi terjadinya banjir.



3.



Daerah mana saja yang sering terjadi banjir ?



Daerah yang sering terjadi banjir, Sampang, Ombeng, dan Karang Penang.



4.



Apa penyebab banjir yang terjadi di Sampang



Pertama, karena kiriman air hujan dari utara maka sungainya mengarah satu pintu ke selatan.



73



yaitu



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Pertanyaan ?



Jawaban Kedua karena Kota Sampang di bawah dataran air laut sehingga ketika air masuk ke Sampang dan laut pasang maka air tidak akan masuk, karena Kota Sampang datarannya cekung. Selain itu, di Sampang proses penghijauannya kurang merat. Hal ini disebabkan banyak lahan atau sawah warga yang saat ini menjadi ruko-ruko bangunan sehingga daerah peresaapan air di Sampang berkurang.



5.



Apa dampak positif dan Dampak positifnya, yaitu (1) pemerintah sudah negatif dari banjir melakukan langkah untuk mengurangi tersebut ? terjadinya banjir; (2) menjadi pelajaran bersama akan pentingnya merawat pohon dan (3) bekerja sama merawat pentingnya kebersihan. Dampak negatif, yaitu pendapatan dan perekonomian masyarakat rendah karena jika sudah banjir maka masyarakat yang di daerah Omben tidak bisa berjualan akibat banjir yang terjadi serta kerugian pada petani. ketika musim padi kemudian terkena banjir maka padinya rusak akibat lahan terkena banjir.



6.



Siapa yang bertanggung jawab ?



7.



Siapa yang ikut andil dan Yang ikut andil dalam bencana yaitu relawan, membantu pada saat tim reaksi cepat (TRC), dan tim trc ini yang akan terjadi banjir ? memberikan pemberitahuan kepada masayarakat dengan “woro-woro” bahwa akan terjadi banjir sehingga masyarakat menaikkan perekonomi yang dianggap sangat dibutuhkan oleh masyarakat, siap siaga untuk mengevakuasi warga yang berusia dini. Dinas sosial, pada saat banjir darurat memberikan bantuan seperi nasi maupun makanan lainnya.



8.



Apa solusinya saat terjadi banjir ? (langkah yang dilakukan sebelum,



Yang bertanggung jawab, yaitu 3 elemen segitiga antara lain pemerintah, masyarakat dan dunia usaha lainnya. Jadi, bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab tetapi semua ikut serta seperti pada dunia kesehatan dimana ketika ada banjir dapat menyebabkan kesehatan masyarakat terganggu, sehingga perlu adanya badan kesehatan. Serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bekerja sama atau bersosialisasi dengan dunia kesehatan.



Solusinya, yaitu sebelum: 1. bekerja sama dengan pemerintah dalam artian pembangunan fisik seperti pembangunan pompa dan spen, 2.



74



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Pertanyaan



Jawaban



pada saat bencana dan panca bencana)



melakukan sosislisasi untuk mengurangi resiko bencana dengan cara mengadakan gerakan penghijauan, meninggikan banggunan rumah agar terjauh dari bencana banjir yang masuk rumah, dan 3. masyarakat paham agar tangguh terhadap bencana. Pada saat bencana: 1. melakukan stimulasi bencana, 2. menggungsi jika banjirnya parah atau bahaya untuk kesehatan, dan 3. meminta pertolongan kepada tim sar atau masyarakat yang menjadi relawan penolong lainnya dan pada saat pascabencana: 1. memberikan air bersih kepada sekolahsekolah yang terkena banjir, 2. memberikan logistik yang diperlukan oleh masyarakat, dan 3. sigap dan tanggap apabila ada bencana susulan yang terjadi.



3. Hasil dan Pembahasan Tabel 20. Hasil Kajian Etnosains No 1.



Pertanyaan



Alasan Masyarakat



Bencana apa yang 1. Banjir, sering terjadi di 2. longsor, Sampang ? 3. puting beliung, 4. kekeringan, dan 5. banjir rob.



2.



Kapan terjadi banjir di Sampang?



Pada tahun 2018 banjir setiap tahunnya sering terjadi 6 kali dan biasanya terjadi pada bulan Desember‒Maret. Di Sampang pada saat terjadi banjir sudah dapat diketahui dari pada dengan di daerah lain. Banjir yang terjadi di Sampang karena luapan Sungai Kemuning dan kiriman dari daerah utara, yaitu Daerah Kedundung, Robatal, Karang Penang, dan Omben. Jadi, jika di daerah tersebut intensitas air hujannya tinggi selama 4 jam



75



Penjelasan Ilmiah Banjir adalah kondisi pada saat suatu wilayah terendam air karena luapan air yang berlebihan. Bisa dikatakan bahwa banjir adalah air dalam volume besar menggenangi suatu daerah atau area pemukiman, persawahan, dll. Banyak juga yang mengatakan kalau banjir merupakan aliran air yang tidak lagi bisa di tampung oleh sungai, danau, ataupun laut sekalipun sehingga air tersebut meluap kedaratan. Banjir di Sampang ini termasuk banjir air



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



3.



Pertanyaan



Alasan Masyarakat



Penjelasan Ilmiah



maka air akan masuk dan mengalir di daerah Sampang dan akan terjadi banjir. Sekarang pada tahun 2019 sudah mengurangi terjadinya banjir karena sudah ada mitigasi struktural dalam artian mitigasi fisik. Contohnya sudah dibuat 5 pompa di area sungai. Kedua pemasangan spen. Hal itu merupakanlangkah pemerintah untuk mengurangi terjadinya banjir.



laut atau yang sering disebut banjir rob yang terjadi di wilayah sekitar pantai atau lokasi yang dekat dengan air laut. Ketinggian dataran ang lebih rendah di bandingkan kedalaman air pada saat air laut pasang menyebabkan dataran pada lokasi tersebut akan tergenang dengan air laut. Selain itu, faktor lainnya seperti gelombang ombak yang besar pada saat badai air yang terbawa angin bisa masuk hingga menggenangi wilayah sekitar. Masalah utama yang paling umum disebabkan banjir Rob, yaitu air laut yang menggenang jalan pada wilayah lalu lintas sekitar daerah pesisir membuat banjir jenis ini bisa merusak mesin kendaraan karena kandungan garam air laut. Pemerintah Sampang sangat sigap dengan menggunakan alternatif pompa penyedot banjir yang digunakan untuk menanggulangi bencana banjir ini. Pompa akan beroperasi secara



Daerah mana saja Daerah yang sering terjadi yang sering terjadi banjir, yaitu banjir ? 1.Sampang, 2.Ombeng, 3. Karang Penang.



4.



Apa penyebab banjir Karena kiriman air hujan dari yang terjadi di utara karena sungainya sampang ? mengarah satu pintu ke selatan, yang kedua karena kota sampang dibawah dataran air laut sehingga ketika air masuk ke sampang dan laut pasang maka air tidak akan masuk, karena kota sampang datarannya cekung.



5.



Apa dampak positif Dampak positifnya yaitu 1. dan negatif dari pemerintah sudah banjir tersebut ? melakukan langkah untuk mengurangi terjadinya banjir, 2. menjadi pelajaran bersama akan kepentingan merawat pohon dan 3. bekerja sama merawat pentingnya kebersihan. Dampak negatif, yaitu pendapatan, perekonomian masyarakat rendah karena jika sudah banjir maka 76



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Pertanyaan



Alasan Masyarakat



Penjelasan Ilmiah



masyarakat yang di daerah Omben tidak bisa berjualan akibat banjir yang terjadi, serta kerugian pada petani dimana ketika musim padi karena terkena banjir maka padinya rusak akibat lahan yang terkena banjir.



otomatis ketika ada air dalam jumlah tertentu masuk melalui saluran air ke kolam penampungan khusus. Air hujan yang tergenang masuk lewat lubang lalu di tampung ke kolam buatan. Ketika air sudah berada pada volume tertentu, pompa akan menyala secara otomatis lalu pompa menyedot semua air dari kolam penampungan ke saluran air terdekat.



6.



Siapa yang Yang bertanggung jawab bertanggung jawab ? yaitu 3 elemen segitiga yaitu 1.pemerintah, 2.masyarakat dan 3. dunia usaha lainnya. Jadi bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab tapi semua ikut serta seperti pada dunia kesehatan. Ketika ada banjir dapat menyebabkan kesehatan masyarakat terganggu, sehingga perlu adanya badan kesehatan. Serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bekerja sama atau bersosialisasi dengan dunia kesehatan.



7.



Siapa yang ikut andil Yang ikut andil dalam dan membantu pada bencana yaitu 1. relawan, 2. saat terjadi banjir ? tim reaksi cepat (TRC), dan 3. tim trc ini yang akan memberikan pemberitahuan kepada masayarakat dengan “woro-woro” bahwa akan terjadi banjir, sehingga masyarakat menaikkan perekonomi yang dianggap sangat dibutuhkan oleh masyarakat, siap siaga untuk mengevakuasi warga yang berusia dini. Dinas sosial, disaat banjir darurat memberikan bantuan seperi nasi maupun makanan lainnya.



8.



Apa solusinya saat Solusinya yaitu sebelum: 1. terjadi banjir ? bekerja sama dengan 77



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Pertanyaan



Alasan Masyarakat



(langkah yang dilakukan sebelum, pada saat bencana dan panca bencana)



pemerintah dalam artian pembangunan fisik seperti pembangunan pompa dan spen, 2. melakukan sosislisasi untuk mnegurangi resiko bencana dengan cara mengadakan gerakan penghijauan, meninggikan banggunan rumah agar terjauh dari bencana banjir yang masuk rumah dan 3. masyarakat paham agar tangguh terhadap bencana. Pada saat bencana: 1. Melakukan stimulasi bencana, 2. Menggungsi jika banjirnya parah atau bahaya untuk kesehatan dan 3. Meminta pertolongan kepada tim sar atau masyarakat yang menjadi relawan penolong lainnya dan pada saat pasca bencana: 1. memberikan air bersih kepada sekolahsekolah yang terkena banjir, 2. Memberikan logistic yang di perlukan oleh masyarakat, 3. Sigap dan tanggap apabila ada bencana susulan yang terjadi.



78



Penjelasan Ilmiah



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



KABUPATEN PAMEKASAN Pertanian Kota Pamekasan 1. Deskripsi Kabupaten Pamekasan Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu dari 4 kabupaten yang ada di Pulau Madura seperti Bangkalan, Sampang, dan Sumenep. Kabupaten Pamekasan terletak pada 113o19-113o58 Bujur Timur dan 6o51-7o31 Lintang Selatan, memiliki luas 792.2 km2, dengan batas wilayah Utara: Laut Jawa, Selatan: Selat Madura, Barat: Kabupaten Sampang, Timur: Kabupaten Sumenep. Kabupaten Pamekasan terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi atas 18 desa, dan 11 kelurahan. Jumlah penduduk di Kabupaten Pamekasan sebanyak 854.194 jiwa, yang terdiri laki-laki sebanyak 415.217 jiwa dan perempuan 438.977 jiwa, dengan sex rasio 95,00%. Dengan kata lain, jumlah penduduk laki-laki adalah 95.00% dari jumlah penduduk perempuan (Rahardjo, 2018). Nashar (2014), dalam penelitiannya menyatakan bahwasanya pertanian merupakan tulang punggung masyarakat Madura khususnya pada masyarakat Pamekasan. Karakteristik pertanian di Pamekasan memiliki ciri khas yang berbeda dengan wilayah-wilayah lain karena ada dua musim dalam pertanian, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Sebagian besar penduduk Kabupaten Pamekasan bermata pencaharian di sektor pertanian, yang terdiri dari pertanian tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Pada tahun 2013, peranan sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Pamekasan mencapai 47,71 persen. Persentase tersebut terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun tergeser oleh sektor perdagangan dan jasa-jasa. Dari penurunan ini maka didapat secara kuantitatif mata pencaharian masyarakat Pamekasan, yaitu, 45 % petani, 20.34 % pedagang, 11.86 % pegawai, 9.12 % karyawan swasta, 5.98 % nelayan, dan selebihnya 7.70 % belum memiliki pekerjaan tetap. Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman. Lahan pertanian di Kabupaten Pamekasan seluas 64.919 Ha atau 81,94% dari total luas wilayah, sedangkan sisanya, yaitu 18,06 % berupa lahan bukan pertanian. Wilayah seluas 26.84% berupa lahan sawah yang terdiri dari sawah tadah hujan 11.284 ha dan lahan sawah teknis seluas 7.500 ha. Sebagian besar lainnya, yakni 73.55% areal pertanian di Pamekasan, Pamekasan dalam Angka, 203.191 Kabupaten Pamekasan berupa tegalan, ladang, perkebunan, hutan rakyat dan kolam/tebat/empang. Sembilan Jenis tanaman pertanian yang umum diusahakan oleh petani di Pamekasan, yaitu padi dan jagung dengan luas tanam untuk padi (sawah dan ladang) 10.491 ha dan luas panen 17.876 ha, sedangkan luas tanaman jagung adalah 6.038 ha dengan luas panen sekitar 8.725 ha. Kabupaten Pamekasan juga termasuk salah satu wilayah penghasil gabah (Iswahyudi, 2018). Gabah adalah butir padi yang sudah lepas dari tangkainya dan masih berkulit dan merupakan bahan pangan pokok yang berasal dari padi dan digiling setelah kulitnya keluar menjadi beras. 79



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



80



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



2. Hasil Wawancara dan Pengamatan di Kabupaten Pamekasan Penelitian yang kami lakukan bertepatan di Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini kami lakukan pada tanggal 23 Maret 2019. Tujuan kami melakukan penelitian, yaitu untuk mengetahui sains masyarakat dan sains ilmiah tentang pertanian. Teknik yang kami gunakan saat penelitian, yaitu observasi, tanya jawab, dan dokumentasi. Tanya jawab kami lakukan secara langsung kepada narasumber. Narasumber kami, yaitu seorang petani di Kabupaten Pamekasan. Hal yang kami teliti meliputi pertanian, yaitu cara bercocok tanam tumbuhan padi (Oryza sativa) dan tumbuhan bayam (Amaranthus). Kami menemui salah satu petani yang mempunyai sawah dan kebetulan sawah yang beliau miliki cukup luas. Setelah melakukan wawancara kepada narasumber, kami dapat mengetahui sains masyarakat dan sains ilmiah di bidang pertanian khususnya dalam cara bercocok tanam tumbuhan padi (Oryza sativa) dan tumbuhan bayam (Amaranthus). Sains masyarakat merupakan pengetahuan masyarakat tentang konteks tertentu. Sementara sains ilmiah merupakan pengetahuan yang telah diuji secara empiris dan sesuai dengan kajian ilmiah. Setelah melakukan penelitian kita mengetahui bahwa ada perbedaan antara sains masyarakat dengan sains ilmiah. Berikut hasil data wawancara dianalisis dan di interpresikan dan hasilnya kami sajikan dalam bentuk tabel. Tabel 21. Hasil Wawancara Tentang Pertanian di Kabupaten Pamekasan TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



BERCOCOK TANAM PADI A. Proses Pencarian Bibit Bibit harus dicari Agar saat di tanam yang besar (bulir cepat tumbuh. besar).



Karena di dalam padi yang berbulir besar terdapat protein, vitamin, mineral, dan air yang banyak daripada padi yang kecil (keping). Kandungan tersebut memudahkan bibit padi untuk tumbuh dengan optimal.



Calon bibit dijemur ± 5 hari (sampai benar benar kering).



Karena kalau tidak di jemur dulu calon bibit tidak bisa tumbuh dengan maksimal.



Hal tersebut di lakukan untuk mencegah padi agar tidak mudah menjamur atau membusuk. Karena jamur atau patogen lebih menyukai kondisi yang lembap. Pleh karena itu, bibit dipanaskan menggunakan sinar matahari.



Calon bibit yang kering direndam



Mempermudah calon bibit untuk tumbuh



 Proses perendaman dilakukan dengan tujuan untuk mematahkan



81



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



dalam air (yang dengan baik. tenggelam diambil sebagai bibit).



SAINS ILMIAH masa dormasi benih.  Benih yang diambil adalah benih yang tenggelam karena benih tersebut mempunyai kandungan senyawa dan nutrisi yang banyak dari pada bibit yang mengapung.



Bibit yang sudah dipilih tadi, dimasukkan dalam sak dan dibiarkan selama 2 hari.



Agar bibit tersebut mempunyai suhu yang hangat (optimal) sehingga bibit mudah tumbuh.



Dalam proses pertumbuhan benih membutuhkan suhu yang optimal dan perlindungan dari serangan hama. Oleh karena itu, dimasukkan dalam karung dan setelah masuk di dalam karung suhu yang dihasilkan bisa berubah menjadi hangat.



Setelah 2 hari maka akan muncul tunas dan siap untuk ditanam di petak



Setelah bibit padi bertunas akan mudah tumbuh di tanah saat proses penanaman.



Karena setelah tunas muncul., tunas akan mudah beradaptasi pada tanah yang disediakan dan mempercepat proses pertumbuhan.



B. Pembuatan Petak Persemaian Tanah digemburkan dengan cangkul.



Karena biar bisa Jika di gemburkan dengan traktor menghemat ekonomi kemungkinan bahan bakar traktor keluarga dapat jatuh ke tanah dan menghambat proses kesuburan tanah. Alangkah lebih baiknya menggunakan cara alami, yaitu memakai cangkul.



Dibuat petak dengan ukuran panjang10 m dan lebar 1,5 m.



Karena jika terlalu luas atau terlalu sempit berpengaruh pada pertumbuhan bibit tersebut.



Jika terlalu sempit akan menghambat proses pertumbuhan atau fotosintesis tanaman padi karena jumlah nutrisi yang di perlukan tanaman tersebut kurang. Jika terlalu luas juga tidak baik bagi tanaman karena bisa jadi tanaman tersebut mati.



Kemudian tanah dipupuk menggunakan pupuk Sp dan di aliri air selama 2



Hal tersebut dilakukan biar tanahnya subur.



 Pemberian pupuk dilakukan untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi bibit yang akan di tanam.  Dialiri air agar tanah semakin berlumpur dan racun tanah



82



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



minggu



SAINS ILMIAH ternetralisasi oleh air. Karena air mempunyai fungsi untuk menertralisasi.



Dalam keadaan Re lekas tombu. tanah masih basah, bibit ditaburkan di Terjemah: Biar cepat persemaian. tumbuh



Persemaian benih padi dapat dilakukan dengan dua bentuk persemaian, yakni persemaian kering dan persemaian basah. Persemaian kering dilakukan pada lingkungan lahan yang kering dan tidak ada genangan air atau salinitas air. Lahan kering awalnya digemburkan terlebih dahulu agar dapat dilakukan penyemaian benih padi pada lahan tersebut. Sedangkan Persemaian basah, persemaian benih yang dilakukan pada lahan yang memiliki cukup air untuk kebutuhan benih. Biasanya pada persemaian basah ini lahan semaian digunakan pada bagian lahan yang relatif tinggi untuk menghindari dari adanya genangan air yang berlebihan atau dengan membuat lahan bedengan.



Setelah ± 3 hari, bibit mulai muncul tunas



Pada awal persemaian, mulai muncul akar seminal hingga kemunculan akar sekunder membentuk sistem perakaran tersebut permanen dengan cepat menggantikan radikula dan akar seminal sementara. Di sisi lain, tunas terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus berkembang pada kecepatan 1 daun setiap 4-3 hari selama tahap awal pertubuhan sampai terbentuknya 5 daun sempurna yang menandai akhir fase ini.



Biasannah monlah oleh 3 areh tombu.



Terjemah: biasanya kalau sudah ± 3 hari , bibit mulai muncul tunas



Hari ke 4 tanah diberi sedikit pupuk Poska dengan cara ditaburkan



Re lekas tombu ben Pupuk phonska adalah pupuk ollennah padi benyak. majemuk yang terdiri dari beberapa unsur Terjemah: Biar cepat Nitrogen (N) ; 15% tumbuh dan hasil Phosphat (P) ; 15% Kalium (K) : 15% panen padi banyak. Sulfur (S) ; 10% Kadar air maksimal : 2%



83



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH yang dibutuhkan oleh tanaman. Masing-masing dari unsur hara yang terdapat pada pupuk phonska memiliki peran dan fungsi yang berbeda pula. Manfaat pupuk phonska untuk tanaman; 1. Memacu pertumbuhan vegetatif dan generatif; 2. Menguatkan batang tanaman sehingga tidak mudah roboh; 3. Memperlancar proses pembentukan gula dan pati; 4. Memacu pertumbuhan tanaman; dan



akar



5. Membuat tanaman lebih hijau dan sehat. Setelah berumur 17 hari, bibit siap untuk dipindah-kan ke lahan yang sudah disediakan.



Biasannah mon olle 17 are, tombo jen rajeh, ghella beg beg raje alle ka panjeen.



Pada usia 17 hari bibit biasanya sudah memiliki daun. Hal itu menandakan bahwa bibit sudah siap untuk dipindahkan ke media atau lahan yang lebih permanen.



Terjemah: biasanya kalau sudah dapat 17 hari, tumbuh semakin besar, ketika agak besar pindah ke lahan yang sudah disediakan. C. Pembuatan Lahan Pertanian Tanah dibajak menggunakan traktor sampai rata.



Re gempang nanammah.



Pengolahan tanah adalah proses agar tanah digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber tenaga, seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor). Melalui proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara dan cahaya matahari menyentuh tanah lebih dalam dan meningkatkan kesuburannya



Terjemah: biar mudah 84



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



nanamnaya Dibuat batas dengan ukuran jarak tanam ± 30 cm dan dibuat lubang dengan menggunakan telunjuk/alat yang seukuran jari telunjuk



Re gempang tombu.



Tiap lubang diisi bibit 2-3 buah



Re tak petmepet gellu, Tanaman akan mudah tumbuh jika mon petmepet ben tanaman memiliki ruang untuk esse benyak tak jlulli tumbuh. rajeh tak tombu bigi padinnah, esse lebih deri 1 re gebey cadangan takok bede seng mateh.



Terjemahan: mudah padinya.



biar tunbuh



Persiapan awal yang harus dilakukan sebelum menanam selain persiapan bibit yang baik adalah persiapan pembuatan lubang tanam yang kelihatannya merupakan hal yang sangat sepele. Namun, kesalahan kecil dalam pembuatan lubang tanam akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman selanjutnya. Pengaruh tersebut akan berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang dan sangat mungkin dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan (pertumbuhan lambat, mal nutrisi, waktu tunggu tanaman berproduksi menjadi lebih lama, tanaman rentan terhadap serangan hama penyakit, dan sebagainya).



Terjemahan: biar tidak terlalu dekat kalau dekat-dekat dan isi banyak tidak akan besar-besar biji padinya, lebih dari 1 biar ada cadangan takunya ada bibt yang mati D. Perawatan Setelah ± 7 hari dari penanaman awal



Membantu tanaman agar tumbuh subur



85



Cara memupuk dengan menaburkan ini dilakukan karena pupuk berupa



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



tanah dipupuk dan hijau. menggunakan urea dengan cara ditaburkan



butiran atau serbuk. Padi sawah merupakan jenis tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal sehingga penaburannya dilakukan ke seluruh lahan yang akan dipupuk. Selain itu, pupuk urea tidak langsung diserap oleh akar tanaman. Pupuk urea yang berbentuk CO(NH2)2 harus diurai dulu sebelum diserap oleh akar tanaman. Dengan bantuan air dan udara terjadi beberapa kali proses ilmiah sehingga CO(NH2)2 akan berubah menjadi nitrit kemudian terurai menjadi nitrat.



Setelah 1 bulan, Kalau tidak dicabut rumput yang nanti bisa lebih tumbuah dicabut/ banyak rumput dari dibuang pada padinya. Kita kan mau makan beras, bukan rumput. Selain itu, juga memperlihatkan unsur estetika pada tanaman agar terlihat rapi dan terawat.



Rumput adalah tanaman liar yang tumbuh di pertanaman padi sawah. Rumput termasuk pada kategori gulma, yakni tanaman yang tumbuh liar di antara tanaman utama. Jika gulma harian tumbuh, akan menjadi pesaing tanaman utama memperoleh nutrisi tanah dan sinar matahari. Selain itu, pencabutan rumput juga berfungsi sebagai cara untuk pencegahan hama atau masalah lain yang terkait dengan tanaman liar dan memastikan tanaman tumbuh dengan optimal tanpa memperoleh gangguan dari rumput atau tanaman liar.



Kondisi tanah harus Pengelolaan air selalu cukup air berperan penting dan (basah) merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi padi di lahan sawah.



Tanaman padi membutuhkan air yang volumenya berbeda untuk setiap fase pertumbuhannya. Produksi padi akan menurun jika tanaman padi menderita cekaman air (water stress). Air merupakan sumber daya alam yang vital karena keberadaanya sangat dibutuhkan dan menjadi basic-need bagi kehidupan makhluk hidup. Air yang berasal dari alam



86



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH mengandung zat-zat tertentu dan terlarut gas-gas yang ada di udara (seperti oksigen, karbon dioksida). Air juga mampu melarutkan garamgaram alkali, garam transisi dan beberapa senyawa karbon yang ada di tanah sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air merupakan faktor pembatas utama dalam pertumbuhan tanaman. Kekurangan air bagi tanaman untuk melangsungkan proses evapotranspirasi akan menghambat pertumbuhannya. Gejala umum akibat kekurangan air antara lain daun padi menggulung, daun terbakar, anakan berkurang, tanaman kerdil, pembungaan tertunda, dan biji hampa.



Pada bulan ke 2, Tanaman akan dipupuk kembali tumbuh lebih bagus menggunakan Za perkembangannya, lebih stabil daya serap tanaman.



Pupuk ZA mengandung belerang yang sangat membantu perkembangan pucuk, akar, dan anakan.



Memasuki usia ± 70 hari, padi siap untuk dipanen (ditandai dengan bulir padi yang padat dan keras)



Pertumbuhan tanaman padi terbagi menjadi 3 fase, yaitu fase vegetatif, fase reproduksi, dan fase pematangan. Pada usia padi ± 70 hari padi sudah keluar malai. Bulir padi pada usia lebih dari 70 hari masuk fase pematangan karena bulir padi yang terbungkus oleh sekam sudah menua dan siap dipanen.



Pada usia padi ± 70 hari padi sudah sudah cukup tua dan bila tidak dipanen nanti bisa rontok.



BERCOCOK TANAM BAYAM A. Pembuatan Lahan Tanah diolah menggunakan cangkul dan diratakan



Mengolah tanah dengan mencangkul jauh lebih murah daripada menggunakan traktor, tidak butuh lahan luas untuk menanam bayam jadi cukup 87



Persiapan lahan yang baik akan berpengaruh besar pada produktivitas tanaman. Mencangkul merupakan teknik dasar dalam mempersiapkan media tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. Dengan mencangkul manual kita bisa belajar melihat lebih dekat



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



Dibuat bedengan/petak dengan ukuran lebar 1 m, dan panjang menyesuaikan dengan ukuran lahan yang ada



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



dicangkul.



bagaimana tanah.



struktur



dan



tekstur



Petak akan melindungi benih bayam agar dapat tumbuh dengan baik.



Dibuat bedengan/petak dengan ukuran lebar 1 m dengan tujuan agar biji bayam yang sangat kecil tidak berpindah tempat terlalu jauh apabila terbawa air atau angin karena benda yang ringan pada dasarnya mudah begerak apabila ada gaya dari luar. Selain itu, juga mengatur ketersediaan air, sinar matahari dan kelembaban yang akan diperoleh bayam agar sesuai dengan kebutuhan.



Biji bayam itu sangat kecil, lebih mudah langsung ditabur daripada harus memasukkan pada lubang-lubang tanah.



Cara menanam biji bayam dilakukan dengan ditabur agar tumbuhnya bayam dapat merata pada semua petak tidak terkumpul menjadi satu pada satu titik karena dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan menghambat pertumbuhan bayam.



B. Penanaman Bibit Bibit yang sudah dipersiapkan (dibeli di toko Pertanian), ditaburkan secara merata pada lahan yang sudah dipersiapkan



Tanah diberi pupuk Dengan diberi pupuk, Pupuk kandang mengandung unsur organik/ pupuk tanah akan subur dan hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan kandang akan membantu proses pertumbuhan bayam. C. Perawatan Lahan disiram setiap hari



Agar tanaman bayam Lahan disiram setiap hari, karena bisa tumbuh maka bayam merupakan tanaman yang perlu disiram setiap membutuhkan air yang lumayan hari. banyak



Setelah ± 5 hari bibit mulai tampak



Bibit bayam akan tumbuhsetelah ditanam beberapa hari kemudian.



Pada usia ± 7 hari tanah diberi pupuk urea yang sudah dicampur dengan air kemudian disiramkan



Tanah perlu diberi Pupuk urea dicampur dengan air pupuk agar menjadi supaya dapat larut dan dapat dengan subur dan membantu mudah diserap oleh tanah. proses pertumbuhan bayam.



88



Bibit memerlukan waktu sekitar sepekan untuk berkecambah



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



Rumput/ tanaman pengganggu dibuang dengan cara dicabut



Kita kan mau makan Tanaman pengganggu akan dicabut bayam, bukan makan supaya tidak menyerap zat hara yang rumputnya jadi harus dibutuhkan oleh tanaman utama. dicabut.



Setelah ± 15 hari dipupuk kembali menggunakan Urea yang sudah dicampur dengan air



Pupuk urea diberikan Pupuk urea dicampur dengan air agar tanaman bayam supaya dapat larut dan dapat dengan tumbuh semakin mudah diserap oleh tanah. besar.



Tambak Garam Kabupaten Pamekasan 1. Filosofi Sejarah Tambak Di Desa Pandan.



Gambar 4. Topografi Tambak Garam di Desa Pandan Dilihat dari peta topografinya maka daerah Kabupaten Pamekasan tepatnya Kecamatan Galis, Desa Pandan, berada pada ketinggian 6 meter di atas permukaan air laut. Wilayah desa tersebut terletak di pesisir pantai Kecamatan Galis. Luas daerah Kecamatan Galis ini berkisar 7190 hektar. Desa Pandan ini merupakan salah satu desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani garam dan nelayan. Tambak garam di Desa Pandan ini merupakan salah satu tambak garam yang terdapat di Kabupaten Pamekasan yang berasal di antaranya dari 15 desa dari 3 kecamatan, salah satunya adalah kecamatan Galis. Garam yang berkualitas akan didistribusikan ke daerah-daerah di Madura maupun di luar Pulau Madura banyak yang dihasilkan dari petani garam di desa Pandan kecamatan Galis ini. Karakteristik sifat petani garam pada umumnya mereka tetap berupaya kukuh bermata pencaharian sebagai petani garam. Menjadi petani 89



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



garam tidak menjadikan mereka sebagai beban pekerjaan yang berat, melainkan pekerjaan yang menjajikan dan menjadi hobi serta kebiasaan masyarakat sekitar. Hal ini dipicu oleh tempat tinggal mereka yang memang berada di daerah pesisir sehingga menjadi petani garam merupakan salah satu tindakan positif dari pemanfaatan alam, yakni air laut. Garam yang dihasilkan dari Desan Pandan ini sudah banyak mendapatkan apresiasi yang bagus dari para konsumen baik di Madura maupun di luar pulau Madura. Tambak garam yang terdapat di desa Pandan kecamatan Galis ini tidaklah sedikit. Setidaknya 60% lahan kosong di desa tersebut dimanfaatkan sebagai tempat tambak garam. Luas tambak garam di kecamatan Galis adalah 458,6 hektare yang tersebar di empat desa, yakni Desa Lembung, Polagan, Konang, dan Desa Pandan. Pantas saja julukan penghasil garam terbesar di Madura adalah Pamekasan. Produksi yang dihasilkan pada masing-masing tambak garam di desa Pandan ini dapat mencapai ribuan ton per musimnya. Jenis garam pada tambak garam desan Pandan ini berbeda-beda. Petani garam yang kreatif cenderung memanfaatkan garam untuk dimodifikasi menjadi bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan selera konsumen yang paling banyak di pasaran. Selain itu, tambak garam di desa Pandan kecamatan Galis ini sudah msuk ke dalam ranah internasional. Garam-garam yang diproduksi oleh masyarakat setempat tidak hanyak didistribusikan ke daerah-daerah yang ada di Indonesia, melainkan juga di impor ke luar negeri. Dua diantaranya adalah Malaysia dan Brunei Darussalam adalah konsumen tetap dari garam asli asal Indonesia ini. Tidak hanya kedua negara tersebut, negara-negara tetangga seperti negara di Kawasan Asia Tenggara juga kerap mengimpor garam dari Pamekasan Madura. 2. Hasil Kajian Etnosains dalam Bentuk Tabel Pengetahuan masyarakat mengenai Tambak Garam dan kehidupan masyarakatnya dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan melalui observasi ke lokasi Tambak Garam desa pandan kecamatan galis dan tanya jawab yang dilakukan pada masyarakat sekitar di desa pandan sebagai nara sumber atau subyek dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019, yang meliputi masyarakat sekitar dan pekerja pengelola pengolahan lahan tambak garam. Hasil data yang diperoleh dari wawancara di tuliskan pada tabel berikut. No.



1.



Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat)



Pandangan Masyarakat



Pandangan Ilmiah (nilai soft skill sebagai kearifan lokal)



Tambak garam di Desa Pandan merupakan kawasan pengelolaan garam dari air laut diproses menjadi garam.



Bertani garam merupakan salah satu pekerjaan masyarakat di Desa Pandan.



Menurut pandangan ilmiah, garam adalah salah satu sumber daya alam yang sangat banyak sekali manfaatnya, baik bagi kelangsungan hidup



90



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat)



Pandangan Masyarakat



Pandangan Ilmiah (nilai soft skill sebagai kearifan lokal) masyarakat, baik itu ditinjau dari segi bahannya yang sangat dibutuhkan bagi penyedap rasa makanan, dan manfaatmya sangat baik bagi kesehatan karena mengandung bahan alami, yakni dari air laut. Garam juga bisa dimanfaatkan untuk pengawet makanan.



2.



Tanggapan masyarakat mengenai daya tarik tambak garam.



Bertani garam sangat penting bagi kelangsungan hidup karena pemasukan terbesar dalam keuangan sampai masyarakat bisa mendirikan rumah penghasilannya dari bertani garam.



Bertani garam merupakan salah satu profesi. Lahan garam dimanfaatkan untuk mengelola proses pembuatan garam. Tidak semua tempat bisa dikelola menjadikan tambak garam dan hal inilah yang membuat wilayah ini menjadi unik.



3.



Kearifan lokal yang dikeramatkan



Setiap tahun masyarakat mengadakan selamatan desa dan laut sebagai wujud uacapan terimakasih kepada Tuhan atas sumber daya alam yang melimpah baik itu berupa garam maupun hal lainnya yang berhubungan dengan laut sekitar.



Dijadikan tempat wisata edukasi dalam mengembangkan pengetahuan ilmiah untuk menambah pengetahuan ilmiah dari pengunjung.



4.



menjaga Cara masyarakat Dalam melestarikan tambak kelestarian tambak garam. garam masyarakat tetap menjaga tempat



Cara melestarikan pengelolaan garam, yaitu dengan menjaga tempat



91



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat)



Pandangan Masyarakat



Pandangan Ilmiah (nilai soft skill sebagai kearifan lokal)



tersebut agar tetap steril dan konflik lahan akan dialihkan menjadi lahan budidaya rumput laut.



tersebut agar konsisten tetap dijadikan pengelohan garam, aliran air tetap bersiklus agar air tidak tua, dan terhindar dari kekeringan.



5.



Dampak kerusakan Dampak kerusakan lahan garam lahan garam bagi terhadap masyarakat masyarakat bisa menghentikan roda sekitar. perputaran mata pencaharian masyarakat karena penghasilan terbesar masyarakat adalah garam.



Dampak kerusakan lahan garam, yakni bisa membuat ekosistem yang ada di sekitarnya bisa terganggu. Selanjutnya, jika berpikir ke arah yang lebih luas lagi maka akan menggangu sirkulasi tatanan kehidupan karena begitu pentingnya garam bagi kelangsungan hidup.



6.



Kehidupan masyarakat di sekitar tambak garam



Mayoritas masyarakat yang tinggal di sekitar tambak garam kebanyakan adalah petani garam. Namun, hanya sebagai buruh karena pemilik lahan dari luar.



Karakter masyarakat yang ada di sekitar sedikit keras karena dipengaruhi oleh subjek alam. Lebih tangguh dalam bekerja karena kebiasaan yang menuntut agar bisa memenuhi hidup.



7.



Padatnya populasi Bertambahnya penduduk terhadap penduduk berpengaruh kelestarian tambak pada penghasilan dari garam masyarakat karena semakin banyak penduduk akan semakin ketat persaingannya.



Bertambahnya penduduk berpengaruh terhadap lingkungan di antaranya, yaitu semakin banyak penduduk berpengaruh pada oksigen yang ada di



92



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat)



Pandangan Masyarakat



Pandangan Ilmiah (nilai soft skill sebagai kearifan lokal) sekitar. Semakin banyak penduduk maka akan mempengaruhi keberlangsungan pengelolaan SDA yang ada di sekitar, salah satu contohnya pengelolaan garam.



Budaya Religi di Kabupaten Pamekasan 1. Deskripsi Wilayah Pamekasan Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu di antara empat kabupaten di Pulau Madura dengan luas 972,30 km2. Secara astronomis berada pada 6051’ – 7031’ Lintang Selatan dan 113019’ - 113058’ Bujur Timur dengan ketinggian antara 6-312 meter dari permukaan laut (dpl). Berdasarkan batas-batasnya, Kabupaten Pamekasan berada di sebelah Utara Laut Jawa, batas Selatan terdapat Selat Madura, sebelah Barat bersebelahan dengan Kabupaten Sampang, dan bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumenep. Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 79.230 ha atau sekitar 1,71% dari total luas wilayah Propinsi Jawa Timur. Pamekasan merupakan kabupaten terkecil di antara empat kabupaten di Pulau Madura lainnya seperti Sumenep, Sampang, dan Bangkalan. Wilayah tertinggi di Pamekasan, yaitu Kecamatan Pegantenan dengan ketinggian 312 meter dpl dengan luas wilayah 86,04 km², sedangkan wilayah terendah terletak di Kecamatan Galis, yaitu dengan ketinggian 6 meter dpl. Kecamatan Galis merupakan daerah pesisir dan merupakan satu di antara enam kecamatan di Kabupaten Pamekasan yang berbatasan dengan laut. Ketinggian wilayah yang cukup bervariasi, menyebabkan masing-masing kecamatan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari sisi potensi maupun mata pencaharian penduduknya. Secara umum, Kabupaten Pamekasan yang mempunyai luas wilayah ± 972,30 terdiri dari dua dataran, yakni dataran tinggi dan dataran rendah. Dataran rendah berposisi di bagian Selatan dan Utara, sedangkan letak dataran tinggi ada pada bagian tengah. Pada bagian Utara Kabupaten Pamekasan, mencakup Kecamatan Batu Marmar dengan ketinggian 0 – 100 meter dan sebagian mencapai ketinggian 250 meter di atas permukaan laut. Pada bagian selatan wilayahnya relatif lebih datar, meliputi Kecamatan Tlanakan, Pademawu serta Pamekasan dengan ketinggian ± 50 meter di atas permukaan laut. Untuk bagian Barat Daya Km2



93



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



yang meliputi wilayah Kecamatan Proppo, sebagian wilayah Kecamatan Tlanakan ketinggiannya mencapai 250 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian tengah merupakan perbukitan atau dataran tinggi dengan ketinggian hingga 477 meter di atas permukaan laut. Seperti daerah lain di Indonesia, Pamekasan mengalami dua jenis musim setiap tahunnya, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan terjadi pada bulan Oktober–April, sedangkan musim kemarau jatuh pada bulan April–Oktober. Meskipun curah hujan dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan di Jawa, namun struktur tanahnya yang tidak kedap air menyebabkan sektor pertanian masih banyak menggantungkan kelangsungannya pada hujan. Kondisi semacam ini secara drastis akan menyebabkan kekurangan suplai air pada saat musim kemarau. Pada saat kondisi cuaca mengalami anomali, maka bisa jadi musim hujan lebih panjang dari musim kemarau atau sebaliknya. Sebagaimana yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, musim hujan lebih panjang dari kemarau. Situasi seperti ini membawa dampak negatif bagi petani garam dan tembakau, mengingat keduanya merupakan komoditas unggulan Pamekasan yang berproduksi pada musim kemarau. Dengan tidak stabilnya musim hujan ataupun kemarau, berakibat pada penurunan produksi bahkan sama sekali tidak berproduksi. Data indikator iklim meliputi curah hujan dan hari hujan. Curah hujan merupakan besarnya volume/intensitas air hujan dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan alat penakar hujan dengan satuan mm. Hari hujan adalah suatu hari terjadi hujan dalam satu tahun. Data curah hujan ditampilkan dalam bentuk intensitas curah hujan di setiap stasiun penakar hujan per bulan selama dalam kurun waktu satu tahun pengamatan. Data jumlah hari hujan dan curah hujan diperoleh dari 12 stasiun pencacatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Pamekasan. Sepanjang tahun 2013, rata-rata hari hujan tertinggi tiap bulan terjadi di wilayah Kecamatan Pakong yang mencapai 11,1 hari dengan rata-rata curah hujan 7,4 mm. Sementara wilayah yang paling jarang di guyur hujan adalah Kecamatan Galis, yaitu rata-rata hari. 2. Filosofi Daerah Pangbatok (Batu Ampar) Bagi warga Pamekasan nama Pasarean Batu Ampar sangat melekat karena pusara Batu Ampar yang terletak di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo (15 Km dari kota) merupakan pusara yang mempunyai sejarah tersendiri. Istilah Batu Ampar berasal dari bahasa Madura yang artinya Bato dan Ampar. Bato, yaitu batu, sedangkan Ampar artinya berserakan tetapi teratur ibarat permadani yang dihampar, batu-batuan yang meluas dan merata. Beberapa kesan menyatakan kekeramatan pusaran Batu Ampar yang tidak putus-putusnya dikunjungi oleh masyarakat dari segala penjuru tempat, baik masyarakat Madura, Jawa, dan Luar Jawa. Pada umumnya, orang-orang yang mempunyai niat baik bila masuk ke lingkungan Batu Ampar akan merasakan ketenangan batin dan merasa betah tinggal di tempat tersebut. Kesan ini timbul karena pusara Batu Ampar merupakan makam para ulama yang memiliki Karamatullah yang besar setara dengan Waliyullah atau Walisongo.



94



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Sarana peribadatan dan penginapan serta suasana tenang cukup mendukung bagi peziarah. Prasarana jalan dan angkutan umum menuju tempat tersebut cukup memadai dan tersedia. 3. Hasil Kajian Etnosains Pada penelitian ini dilakukan wawancara terhadap beberapa Juru Kunci Makam. Hasil wawancara pada ketiga responden dari Juru Kunci Makam Batu Ampar diragkum dan disajikan pada tabel 22. Tabel 22. Pengetahuan Asli Masyarakat Mengenai Religi di Batu Ampar No.



1.



Fokus Pelitian



Pengetahuan Sains Asli Masyarakat



(Pengetahuan Batu Ampar)



(Pengetahuan Masyarakat Batu Ampar)



Berkunjung ke pemuka agama



Datang ke makam untuk bertabaruk (berharap doanya dijabah untuk kepentingan dunia semata), seperti sembuh dari penyakit.



makam



2.



Pemakaian pakaian saat berkunjung ke makam



Menggunakan pakaian yang menutup aurat saat berkunjung ke makam yang ada di Batu Ampar. Apabila pengunjung wanita sedang mengalami menstruasi dilarang untuk ikut masuk ke dalam ruang masjid dan daerah makam.



3.



Shalat sunah 2 rakaat di makam



Pengunjung disarankan untuk melakukan salat 2 rakaat sebagai syarat dari ibadah dan keinginannya akan dikabulkan.



4.



Apabila ada seseorang yang mempunyai keinginan tertentu biasanya orang tersebut datang berziarah ke Batu Ampar Berziarah ke Batu Ampar insyaAllah keinginannya dapat dapat megabulkan terkabulkan. Apabila seseorang tersebut keinginan terdapat penyakit di dalam tubuhnya maka dengan membaca Al-Quran di Batu Ampar insyaAllah sembuh.



5.



Meminum air sumber dari Batu Ampar



Meminum air yang berada di Batu Ampar harus sedikit demi sedikit dan juga bertahap. Hal ini diyakini akan menyembuhkan penyakit dan membuat tubuh menjadi sehat.



6.



Terdapat Bhujuk Tumpeng dan Bhujuk Kesambi sebagai tempat untuk bertapa



Bhujuk tumpeng dan bhujuk kesambi merupakan nama-nama makam yang berada di Batu Ampar yang diambil berdasarkan dari tempat bertapanya Syeh. Bhujuk tumpeng, tempat 95



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Fokus Pelitian



Pengetahuan Sains Asli Masyarakat



(Pengetahuan Batu Ampar)



(Pengetahuan Masyarakat Batu Ampar) bertapanya berada di gunung tumpeng atau yang bertingkat-tingkat, sedangkan bhujuk kesambi tempat bertapanya berada di bawah pohon kesambi. Tujuan dari bertapa adalah diyakini akan mendapatkan kesaktian.



Melalui tabel di atas, menurut pemaparan masyarakat di Batu Ampar dapat dikaitkan dengan konsep Ilmu Pengetahuan Alam, misalnya dengan berdoa, membuat diri menjadi tenang. Kesembuhan bisa didapat dengan mengandalkan metode pikiran dan tubuh atau mind-body. Metodenya dengan mengandalkan pikiran dan emosi untuk mempengaruhi kesehatan tubuh. Apabila seseorang dalam keadaan tenang, fungsi sel kekebalan tubuhnya itu baik. Hal tersebut terjadi karena hyphotalamus (hormon pembawa pesan antara pikiran dan tubuh) akan mengontrol nafsu makan, level gula darah, temperatur tubuh, adrenal, jantung, paru – paru, pencernaan dan sistem peredaran darah dengan baik. Menurut masyarakat sekitar, air yang berasal dari Batu Ampar dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan mengabulkan keinginan. Hal ini dapat dikaitkan dengan konsep Ilmiah IPA bahwa setiap makhluk hidup harus mencukupi kebutuhan air setiap harinya karena air memiliki peran penting bagi kesehatan tubuh. Namun, tetap saja, meminum air juga tidak boleh langsung dalam jumlah yang banyak karena hal ini justru akan membahayakan tubuh. Air yang berada di Batu Ampar ini mengandung berbagai mineral yang tentunya sangat penting untuk tubuh. Selain mengandung mineral, air di daerah Pamekasan juga mengandung: 1. Silika Silika adalah salah satu zat gizi yang berguna dalam pemeliharaan kesehatan tulang dan jaringan. Silika bersama kalsium bermanfaat untuk mencegah keropos tulang (osteoporosis) dan memperkokoh jaringan serta peremajaan kulit. Silika banyak terkandung dalam jaringan pembuluh darah, kulit, dan rambut. Silika berfungsi penting bagi integritas/keutuhan jaringan pembuluh darah untuk mengurangi risiko atereosklerosis (Santoso et al, 2012). 2. Magnesium dan Kalsium Kalsium dan magnesium memiliki peran penting dalam struktur tulang, kontraksi otot, transmisi impuls saraf, pembekuan darah, dan pengiriman sinyal pada sel. Kekurangan magnesium berdampak pada fungsi saraf, yang dapat mengakibatkan anoreksia, kelemahan otot, kelelahan, dan ketidakseimbangan dalam berjalan (WHO, 2009). 3. Natrium dan Kalium Cairan dalam tubuh dibagi dalam dua kompartemen utama, yaitu cairan ekstrasel dan cairan intrasel. Dalam dua kompartemen tersebut terdapat zat



96



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



terlarut berupa elektrolit, antara lain natrium dan kalium, yang penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan fungsi sel (Santoso et al, 2012). 4. Zink dan Selenium Zink berperan penting dalam pembentukan inti sel (DNA) dan protein, perkembangan sel serta turut bekerja dalam 300 enzim manusia. Zink juga penting bagi pertumbuhan dan saraf otak. Selain zink, zat selenium dapat memperbaiki sistem imunitas (Santoso et al, 2012). Sebuah penelitian oleh Ferencik et al pada tahun 2003 menekankan pentingnya peran kedua zat ini dalam pembentukan sistem imun tubuh. Dengan meminum air ini, para peziarah akan sedikit banyak mencukupi kebutuhan airnya yang bagus untuk kesehatan tubuhnya. Para peziarah juga akan merasa segar kembali setelah meminum air tersebut sehingga nantinya menambah semangat mereka untuk berdoa kepada Tuhannya. Selain itu, pengunjung disarankan menggunakan pakaian yang menutup aurat hakikatnya memiliki nilai medis, yakni melindungi kesehatan manusia dari berbagai penyakit atau gangguan hewan. Dengan mengenakan pakaian, tubuh manusia akan lebih terlindungi dan terjaga dari terik matahari dan dinginnya suhu udara. Hal lain pula menggunakan pakaian menutup aurat saat berziarah guna sebagai rasa hormat kita saat berkunjung ke makam tersebut dan rasa hormat terhadap orang meninggal yang dikunjungi. Apabila terdapat pengunjung wanita sedang menstruasi maka tidak diperbolehkan masuk ke dalam area makam dan dalam masjid karena dikhawatirkan darah kotor (haid) dapat merembes dan mengotori (menyisakan darah) di lantai makam maupun dalam masjid yang merupakan tempat suci. Hal tersebut diingat najisnya dari darah kotor (haid) tersebut. Gerakan-gerakan saat salat itu memiliki banyak sekali manfaat untuk menyehatkan tubuh sebagai berikut. 1. TAKBIRATUL IHRAM. Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas. 2. RUKUK. Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian 97



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot–otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat. 3. IKTIDAL Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaat: Iktidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar. 4. SUJUD Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen dan bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa–gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan. 5. DUDUK Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostat), dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur ini dapat mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. 6. SALAM Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. Bertapa atau meditasi merupakan suatu kegiatan relaksasi dengan melepaskan segala pikiran dari hal-hal yang menarik hingga yang membebani hidup. Meditasi dilakukan selama jangka waktu tertentu. Biasanya meditasi juga dilakukan di tempat tertentu. Untuk kedua syeh ini melakukan meditasi atau bertapa di tempat yang berbeda, namun pada intinya tempat yang digunakan ialah tempat yang sepi agar terhindar dari keramaian yang dapat mengganggu kegiatan relaksasi dan kehilangan fokus. Selanjutnya, kedua



98



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



tempat yang dipilih sangatlah sejuk, yaitu di gunung dan juga di bawah pohon sehingga akan menambah konsentrasi dalam proses meditasi yang dilakukan.



Budaya Petik Laut, Kerapan Sape, Pelet Petteng, Sabellesen, dan Batik Pamekasan 1. Deskripsi Wilayah Pamekasan Kabupaten Pamekasan memiliki daerah seluas 792,30 km², dan merupakan salah satu kota di kawasan Madura. Secara astronomis berada pada 6°51´-7°31´ Lintang Selatan dan 113°58´ Bujur Timur. Dari sisi geografis, sebelah Utara dibatasi Laut Jawa, batas selatan terdapat Selat Madura, sebelah Barat bersebelahan dengan Kabupaten Sampang, dan bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumenep. Secara administratif Kabupaten Pamekasan terbagi dalam 13 kecamatan, yaitu Pamekasan, Proppo, Tlanakan, Galis, Larangan, Pademawu, Palengaan, Pagantenan, Pakong, Waru, Batumarmar, Pasean, Kadur, dan 178 buah desa. Berdasarkan ketinggian tempat, wilayah terendah sebesar 6 meter dan tertinggi sebesar 300 meter dari permukaan laut. Luas daerah berdasarkan ketinggian tempat ini dapat terbagi pada ketinggian 1-100 meter dengan luas 39.609 ha, dan 101-300 meter dengan luas 39.621 ha. Daerah bagian selatan lebih rendah dibandingkan dengan bagian tengah dan utara. Daerah Pakong berada di dataran tertinggi dengan ketinggian 360 m, sedangkan daerah Galis merupakan dataran terendah dengan ketinggian sekitar 6 m dari permukaan laut. 2. Filosofi Daerah Pamekasan Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Istilah Pamekasan baru dikenal pada sepertiga abad ke-16, ketika Ronggosukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari Kraton Lambangan Daja ke Kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses pemindahan pusat pemerintahan sehingga terjadi perubahan nama wilayah ini. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya. Tulisan-tulisan yang kemudian mulai memperkenalkan sejarah pemerintahan Pamekasan ini. Pada awalnya lebih banyak ditulis oleh penulis Belanda dan kemudian mulai diterjemahkan atau ditulis kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah ataupun Abdurrahman. Kemunculan sejarah pemerintahan lokal Pamekasan, diperkirakan baru diketahui sejak pertengahan abad ke-15 berdasarkan sumber sejarah tentang lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sunoyo yang mulai merintis pemerintahan lokal di daerah Proppo atau Parupuh. Jauh sebelum munculnya legenda ini, keberadaan Pamekasan tidak banyak dibicarakan. Diperkirakan Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 31 Oktober 1268 oleh Kertanegara.



99



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, etelah Ronggosukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di wilayahnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan jalan sejimat, yaitu jalan di Alunalun kota Pamekasan dan mendirikan masjid Jamik Pamekasan. Terungkapnya sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya penyerangan Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal di bawah pengawasan Mataram. Pergaulan tokoh-tokoh Pamekasan pada tingkat nasional baik secara perorangan ataupun melalui partai-partai politik yang bermunculan saat itu. Ditambah dengan kejadian-kejadian historis sekitar persiapan kemerdekaan yang kemudian disusul dengan tragedi-tragedi pada zaman pendudukan Jepang yang ternyata mampu mendorong semakin kuatnya kesadaran para tokoh Pamekasan akan pentingnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian, sebagian besar rakyat Madura termasuk Pamekasan tidak bisa menerima terbentuknya Negara Madura sebagai salah satu upaya pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai raja Pamekasan yang pertama beragama Islam, Ronggosukowati banyak membangun bangunan yang bercirikan Islam. Beliau membangun Masjid raja yang hingga saat ini telah berkembang menjadi masjid modern dan megah. Bangunan masjid yang bergaya Timur Tengah ini diberi nama masjid Agung Asy Syuhada yang telah mempercantik kota Pamekasan. Di depan masjid, Ronggosukowati membangun kebun kota yang di dalamnya dibuat jalan saling melintang dan berpencar ke berbagai arah yang pada zamannya jalan tersebut di namakan jalan Se Jhimat. Jalan Se Jhimat tersebut dianggap menyerupai lafaz Allah. Dinamakan demikian, sebab semuanya merupakan doa raja Ronggosukowati agar rakyat Pamekasan selalu berada di jalan Allah, jalan yang lurus Syiratal Mustaqim. De Graaf (2002) menyebutkan bahwa Pamekasan termasuk Madura Timur yang juga memiliki kekeramatan. Kekeramatan itu tampak berporos dari Kraton Mandilaras yang sejak dibangunnya dikenal sebagai tempat titah raja dan saat itu titah raja merupakan sabdo pendito ratu yang harus dipatuhi. Sebagai sabdo pendito ratu, titah raja dianggap tak pernah salah. Titahtitah raja harus ditaati oleh segenap rakyatnya, yaitu rakyat Pamekasan yang mekkas jhatna paksa jhenneng dhibi’ (pesan atau titah raja agar melaksanakan kewajiban selalu berhati-hati dan teliti sebagai usaha untuk hidup mandiri). Ronggosukowati merupakan raja Pamekasan keturunan Majapahit sekaligus sebagai raja Pamekasan yang pertama beragama Islam. Melihat hal tersebut, sudah sepantasnya menghargai kedudukan beliau dari kedua sisi tersebut. Dengan kata lain, arah sasaran pembudayaan arus jadi Pamekasan patut disesuaikan dengan festival citra palguna serta menyelaraskan materi dengan bernapaskan agama yang mana Pamekasan telah mengikrarkan sebagai daerah Gerbang Salam di Madura.



100



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



3. Hasil Kajian Etnosains Tabel 23. Hasil Kajian Etnosains 1.



2



Materi



Jaring-Jaring Makanan dan Rantai Makanan



Kompetensi Dasar



Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut.



Indikator



Menganalisis interaksi pada lingkungan dalam bentuk rantai makanan dan jarring-jaring makanan yang didasarkan pada kearifan lokal misalnya pada daerah pesisir



Jenis Kearifan Lokal



Petik laut



Alasan Masyarakat



Masyarakat melakukan tradisi ini untuk selamatan atas apa yang mereka peroleh dari laut serta berharap isi laut semakin subur.



Penjelasan Ilmiah



Saat melakukan selamatan dengan menaruh sesajen di laut maka ada interaksi di laut tersebut, yakni jaring-jaring makanan atau proses makan dan dimakan sehingga hal ini sebagai sumber makanan bagi biota laut. Hal ini bisa menyuburkan isi laut atau menambah populasi laut dengan tersedianya produsen.



Materi



Sumber Energi dan Perubahan Bentuk Energi



Kompetensi Dasar



Menganalisis konsep energi, berbagai sumber energi, dan perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari termasuk fotosintesis.



Indikator



Menganalisis sumber energi dan perubahan bentuk energi yang berkaitan dengan kearifan lokal, yakni keraban sapi.



Jenis Kearifan Lokal



Keraban Sape



Alasan Masyarakat



Karapan sapi merupakan sebuah perlombaan pacuan sapi, bagi masyarakat di Madura. Karapan sapi bukan hanya pesta rakyat atau acara turuntemurun tetapi karapan sapi adalah sebagai simbol untuk dapat mengangkat harga martabat masyarakat Madura dengan menggunakan sapisapi yang berkualitas.



Penjelasan Ilmiah



Hewan ruminansia dapat mendapatkan sari-sari makanan yang dapat memberi nutrisi dari tumbuhan. Selain itu, hewan ruminansia dibantu mikroorganisme di dalam perutnya dalam proses pencernan. Mengapa dikatakan sapi berkualitas karena sapi dirawat sebaik mungkin agar sehat dan mempunyai tenaga yang kuat untuk dikerab, 101



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



dari makanan pada sapi memperoleh energi untuk dikerab seperti 1) Rumput mengandung nutrisi yang tinggi, protein kasar, lemak, dan serat kasar. 2) Kuning telur kaya akan nutrisi, protein, vitamin, dan mineral. 3) Jamu (kencur) mampu meningkatkan nafsu makan dan meredakan kelelahan. 4) Air kelapa terdapat bakteri-bakteri baik yang dapat membantu proses pencernaan makanan. 5) Kopi hitam mampu untuk menjaga agar konsumen tetap terjaga dan waspada. 6) Anggur ketan hitam menambah stamina, menyehatkan jantung, dan baik untuk pencernaan. 3



4



Materi



Perkembangan Embrio



Kompetensi Dasar



Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sistem reproduksi, serta penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi.



Indikator



Mengidentifikasi perkembangan embrio berkaitan dengan kearifan lokal.



Jenis Kearifan Lokal



Pelet Petteng



Alasan Masyarakat



Masyarakat percaya bahwa dengan melakukan ritual pelet petteng akan diberikan keselamatan pada ibu dan calon buah hati dan diberikan kemudahan saat proses bersalin. Selain itu, juga untuk melestarikan tradisi dan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur zaman dahulu.



Penjelasan Ilmiah



Embrio merupakan sel atau organisme yang hidup pada masa di awal pertumbuhan yang tidak bisa bertahan hidup sendiri. Perkembangan janin di usia ketujuh, yakni bayi menjadi aktif sehingga si ibu dapat merasakan dengan jelas gerakan janin. Pada tahap ini merupakan tahap pekembangan otak telah tiba. Bayi bisa merasakan sakit, seperti bayi cukup umur. Pada usia yang ketujuh bulan posisi bayi di rahim berubah seiring perkembangan mental dan fisiknya. Kehamilan trimester ketiga membawa banyak perubahan fisik pada bayi dan rahim



Materi



Bentuk Simbiosis dan Dinamika Populasi



Kompetensi Dasar



Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut.



Indikator



Menganalisis pertumbuhan populasi terhadap ketersediaan ruang dan lahan pertanian serta 102



yang



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



interaksi yang terjadi di dalamnya yang berkaitan dengan kearifan lokal.



5



Jenis Kearifan Lokal



Sebellasan



Alasan Masyarakat



Sabellasen ini dipercaya oleh masyarakat mampu menimbulkan dampak positif karena dengan diadakannya kegiatan ini mampu membuat masyarakat lebih damai, rukun, dan tentram melalui musyawarah yang dilakukan setiap bulan.



Penjelasan Ilmiah



Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik merupakan komponen hidup, contoh manusia, tumbuhan, dan hewan. Sementara komponen abiotik merupakan komponen mati, contoh air, udara, tanah, dan lain sebagainya. Selain terdiri dari komponen biotik dan abiotik, terdapat juga interaksi di dalamnya yakni interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sehingga tradisi ini menjadikan bagaimana suatu lingkungan tersebut tentram dan sejahtera. Dengan diadakannya pengajian/istighosah atau doa kepada Tuhan, diskusi, dan kerja sama.



Materi



Unsur Senyawa



Kompetensi Dasar



Menjelaskan konsep dan zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika dan kimia, perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari.



Indikator



Mengidentifikasi unsur dan senyawa pembuatan batik dikaitkan dengan kearifan lokal.



Jenis Kearifan Lokal



Batik



Alasan Masyarakat



Pada pembuatan batik menggunakan minyak camplong. Minyak camplong ini digunakan agar serat kain lebih rapat dan lembut atau halus, dan proses pemberian kanji pada kain bertujuan untuk melembekkan kain. Pewarnaan biru menggunakan daun tarum/tarom, dan pewarnaan merah menggunakan kulit kayu secang/soccang.



Penjelasan Ilmiah



Di dalam pembuatan batik mengandung suatu unsur senyawa yang membantunya, seperti minyak camplong ini merupakan jenis tanaman pesisir yang kaya akan kandungan antimicrobial, antibakteri, dan antiinflamasi. Jadi, sangat aman jika kita menggunakan batik ini. Oleh sebab kandungan tersebutlah yang membuat kain 103



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



menjadi rapat dan lembut, proses pemberian kanji mengisi dan mengikat serat-serat di dalam benang pada benang yang lemah dan menutup bulu-bulu benang agar saling mengikat. Hal ini dikarenakan kanji mengandung pati atau zat amilum. Daun tarum merupakan tumbuhan penghasil warna biru alami, ini dihasilkan karena tarum memiliki senyawa C16H10N2O2 yang berbentuk bubuk kristal berwarna biru gelap, dan kulit kayu soccang merupakan tumbuhan yang mengeluarkan zat pewarna merah alami karena memliki senyawa brazilin.



Posisi Rumah di Kabupaten Pameksan 1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Pamekasan



Gambar 5. Deskripsi Wilayah Pamekasan Kabupaten Pamekasan Merupakan salah satu Kota di kawasan Madura. Secara astronomis berada pada 6051’ – 7031’ Lintang Selatan dan 113019’ - 113058’ Bujur Timur. Dari sisi geografis, sebelah Utara dibatasi Laut Jawa, batas selatan terdapat Selat Madura, sebelah Barat bersebelahan dengan Kabupaten Sampang dan bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumenep. Dataran tertinggi di Kabupaten Pamekasan mencapai 350 meter dari permukaan laut dan yang terendah berada di Kecamatan Galis setinggi 6 meter. Seperti daerah lain di Indonesia, dalam satu tahunnya berlaku dua musim. Musim penghujan pada bulan Oktober–April dan musim kemarau bulan April– Oktober. Meskipun curah hujan dapat dikatakan tidak jauh berbeda dengan di Jawa, namun struktur tanahnya yang tidak kedap air menyebabkan sektor pertanian. masih banyak berharap belas kasih sang hujan. Kondisi ini secara drastis akan menyebabkan kekurangan suplai air pada saat musim kemarau. Data indikator iklim meliputi curah hujan dan hari hujan. Curah Hujan merupakan besarnya volume/intensitas air hujan dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan alat penakar hujan dengan satuan mm. Hari 104



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Hujan adalah suatu hari dimana terjadi hujan dalam satu tahun. Data curah hujan ditampilkan dalam bentuk intensitas curah hujan di setiap stasiun penakar hujan per bulan selama dalam kurun waktu satu tahun pengamatan. 2. Filosofi Daerah Kabupaten Pamekasan Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Istilah Pamekasan sendiri baru dikenal pada abad ketiga-ke-16, kompilasi Ronggosukowati mulai diatur pusat pemerintahan dari Kraton Labangan Daja ke Kraton Mandilaras. Memang tidak cukup bukti tertulis yang mengajukan proses transisi pusat pemerintahan dilakukan perubahan nama wilayah ini. Begitu juga mengenai sejarah pemerintahan di Pamekasan, sangat jarang ditemukan buktibukti yang diterbitkan prasasti yang menjelaskan tentang kapan saja dan bagaimana menjawabnya. Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad ke-15, tidak dapat dipisahkan bahwa kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit, yaitu pada saat daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah kegelapan Majapahit, tentu tidak bisa dimungkiri tentang kemiskinan data sejarah karena di Majapahit juga harus sibuk dengan mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya yang sangat besar, menghabiskan saat itu sastrawan-sastrawan memperoleh setingkat Mpu Prapanca dan Mpu Tantular tidak banyak menghasilkan karya sastra. Sementara pada kehidupan masyarakat Madura sendiri, mendukung lebih berkembang sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulis. Tulisan-tulisan yang kemudian mulai diterbitkan sejarah pemerintahan Pamekasan ini pada awalnya lebih banyak ditulis oleh penulis Belanda dan kemudian banyak menggunakan Bahasa Belanda. Kemudian tulisan tersebut mulai diterjemahkan atau ditulis kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah atau Abdurrahman. Memang masih ada bukti-bukti tertulis yang dikembangkan di masyarakat, seperti tulisan pada daun lontar atau Layang Madura. Meskipun demikian, tulisan pada lipatan ini lebih banyak membahas sejarah kehidupan para Nabi (Rasul) dan sahabatnya, termasuk juga agama dan pengajaran agama sebagai salah satu sumber pelajaran agama bagi masyarakat luas. Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar abad ke-16, kompilasi pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, sebelumnya lagi kompilasi Ronggosukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di wilayahnya. Bahkan, raja ini disebut-sebut sebagai raja Pertama di Pamekasan yang terang-terangan mulai mengembangkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan jalan Se Jhimat, yaitu jalan-jalan di Alun-alun kota Pamekasan dan mendirikan Masjid Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum dapat diketemukan ada inskripsi atau prasasti di beberapa situs peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia menyelesaikan Pamekasan. yaitu jalan-jalan di Alun-alun kota Pamekasan dan mendirikan Masjid Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum dapat diketemukan ada inskripsi atau prasasti di beberapa situs peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia menyelesaikan Pamekasan, yaitu jalan-jalan di Alun-Alun Kota Pamekasan dan mendirikan Masjid Jamik Pamekasan. Namun, sampai saat ini masih belum dapat ditemukan adanya 105



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



inskripsi atau prasasti di beberapa situs peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia menyelesaikan Pamekasan. Bahkan, zaman pemerintahan Ronggosukowati mulai dikenal sejak berkembangnya legenda Kiai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggosukowati yang diceritakan mampu membunuh Pangeran Lemah Duwur dari Aresbaya melalui penelusuran masalah. Temuan ini sangat penting karena mempertimbangkan nilai sejarah untuk menentukan Hari Jadi Kota Pamekasan. Terungkapnya sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasil masuknya Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal di bawah pengawasan Mataram. Babad Mataram dan Sejarah Dalem juga memiliki beberapa penelitian sejarah oleh sarjana barat yang lebih banyak membahas tentang perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH. Pigeaud tentang Kerajaan Islam pertama di Jawa dan Benda tentang Matahari Terbit dan Bulan Sabit, termasuk juga beberapa karya penelitian lain yang membahas sejarah Madura. Masa-masa berikutnya adalah masa-masa yang lebih cerah sebab telah lebih banyak tulisan yang menghasilkan hasil penelitian yang pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari masuknya (Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang terhalang pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan menimbulkan peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke 'Lesap, dan yang terakhir pada saat membahas pemerintahan kolonial Belanda di Madura. Termasuk juga beberapa karya penelitian lain yang membahas sejarah Madura. Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda inilah, disetujui Pamekasan untuk pembangunan politik nasional tidak menguntungkan. Akan tetapi di sisi lain, para pimpinan Pamekasan suka diibaratkan pada pepatah Buppa ', Babu', Guru, Rato telah semakin banyak digunakan oleh pemerintah Kolonial untuk memanfaatkan politiknya. Hal ini terbukti dengan banyaknya penguasa Madura yang digunakan oleh Belanda untuk memadamkan beberapa pemberontakan di Nusantara yang dipertanggungjawabkan dengan pemerintah kolonial dan penggunaan tenaga kerja untuk pengembangan ekonomi Kolonial di beberapa perusahaan Barat yang ada di Jawa, khususnya Jawa Timur di bagian timur (Karisidenan Basuki). Tenaga kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga kerja di beberapa perkebunan Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak yang hijrah dan menetap di daerah Bondowoso. Terlepas dari sisi lain, seperti yang ditulis oleh peneliti Belanda masa Hindia Belanda telah menyebabkan terbukanya Madura dengan dunia luar yang menyebabkan orang-orang kecil mengetahui sistem komersialisasi dan industrialisasi yang sangat bermanfaat untuk pergerakanpergerakan politik masa depan. Kemudian muncul kebangsaan, masa Hindia Belanda telah menorehkan sejarah tentang pedihnya luka akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing. Pemberlakukan dan persetujuan terhadap sistem apanage telah membuat orang-orang kecil di pedesaan tidak bisa menikmati hakhaknya dengan bebas. Begitu juga kompilasi politik etis diberlakukan, rakyat Madura akan memperkenalkan pendidikan dan industri. Akan tetapi di sisi lain, keuntungan politik yang diterima oleh rakyat Madura termasuk Pamekasan harus ditebus dengan hancurnya ekologi Madura berkepanjangan, atau diselesaikan sampai masa pemulihan keadaan yang dipelopori oleh Residen R. 106



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Soenarto Hadiwidjojo. Mereka meminta pencabutan hak apanage yang diberikan kepada para bangsawan dan raja-raja Madura memiliki tujuan untuk menghancurkan prestise pemegangnya yang selama beberapa abad disandangnya. Perkembangan Pamekasan, meskipun tidak terlalu banyak memiliki catatan sebagai manuskrip atau inskripsi yang memiliki peran yang cukup penting bagi pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional. Banyak tokoh-tokoh Pamekasan yang kemudian bergabung dengan partai-partai politik nasional yang mulai bangkit, seperti Sarikat Islam dan Nadhatul Ulama sebagai tokoh nasional. Kita mengenal Tabrani, sebagai pencetus Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang mulai dihembuskan pada saat menghadiri Kongres Pemuda pertama pada tahun 1926. Namun, terjadi perselisihan paham dengan tokoh nasional lainnya di kongres tersebut. Pada Kongres Pemuda tahun 1928 antara Tabrani dengan tokoh lain, seperti Mohammad Yamin sudah tidak lagi bersilang pendapat. Pergaulan tokoh-tokoh Pamekasan pada tingkat nasional baik oleh perorangan atau melalui partai-partai politik yang bermunculan pada saat itu, ditambah dengan peristiwa-peristiwa bersejarah yang membahas disabilitas dengan tragedi-tragedi pada zaman pendudukan Jepang, tokoh Pamekasan akan berperan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian mereka mewakili sebagian besar rakyat Madura termasuk Pamekasan bahwa mereka tidak dapat menerima terbentuknya negara Madura sebagai salah satu upaya Pemerintahan Kolonial Belanda untuk memecah belah persatuan dan hubungan bangsa. Melihat dari perdebatan, bahkan kebanyakan tidak ada sama sekali prasasti atau inskripsi sebagai sumber persetujuan ini. Oleh karena itu, data-data atau fakta yang digunakan untuk menganalisis fakta yang terjadi tetap diupayakan menggunakan data-data sekunder menggunakan buku-buku sejarah atau Layang Madura yang diharapkan memiliki manfaat peristiwa dengan peristiwa sejarah yang ada. Selain itu, diupayakan pula dengan menggunakan data primer dari beberapa informan kunci, yaitu para sesepuh Pamekasan. 3. Hasil Kajian Etnosains a. Kondisi umum: Geografis Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, berada pada koordinat 113019’-113058’ Bujur Timur dan 6051’-7031 Lintang Selatan, dengan luas wilayah 48,10 km2. Berada pada 22 mdpl, kelembaman udara rata-rata 80%, temperatur maksimum 30o dan minimum 28o C. b. Batas wilayah: 1) Sebelah utara : Kecamatan Pamekasan, Proppo 2) Sebelah selatan



: Selat Madura



3) Sebelah barat : Kabupaten Sampang 4) Sebelah timur



: Kecamatan Pademawu.



107



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



c. Keadaan penduduk Kecamatan Tlanakan merupakan desa berklasifikasi desa swasembada dengan luas wilayah 49,18 km2 dan penduduknya berjumlah 50.691 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 24.515 jiwa dan perempuan 26.176 jiwa. Sementara pada desa Larangan Tokol luas desa 4,55 km2 dengan jumlah penduduk 8,177 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 4.043 jiwa dan perempuan 4.143 jiwa (hasil sensus penduduk, 2003). d. Hasil Observasi di Pedesaan Larangan Tokol Berdasarkan hasil observasi di daerah Pamekasan tepatnya di daerah pedesaan Larangan Tokol, menunjukkan bahwa penataan ruang dan posisi bangunan rumah juga menggunakan prinsip-prinsip sains. Berikut hasil wawancara kami terhadap penduduk Desa Larangan Tokol, Pamekasan. Tabel 24. Hasil Kajian Etnosains Fokus Pertanyaan



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



Posisi pintu utama rumah



 Posisi pintu utama rumah sebaiknya tidak boleh lurus dengan pintu gerbang rumah/pintu pagar.



Pintu utama rumah dianalogikan seperti halnya mulut. Manusia menginginkan makanan yang lezat dan bergizi masuk melalui mulut dan gizinya terserap melalui sistem metabolisme tubuh. Sementara itu, ampas dari makanan tersebut dibuang melalui saluran pembuangan. Jika makanan keluar dari mulut sebagai tempat yang tidak semestinya, maka tidak akan nyaman dan dapat menyebabkan orang tersebut sakit.



 Posisi pintu utama rumah tidak boleh lurus dengan pintu belakang rumah.  Posisi pintu utama rumah tidak boleh lurus akses jalan masuk. Kesalahan dalam posisi pintu utama rumah dapat menyebabkan penghuninya sakitsakitan dan boros dalam hal keuangan. Posisi salat



tempat



 Tempat salat harus berkedudukan lebih tinggi dari pada tempat lainnya karena tempat salat lebih mulia dan agar terhindar dari najis atau kotoran



108



Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Jadi, posisi tempat salat berkedudukan lebih tinggi



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Fokus Pertanyaan



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah agar saat melaksanakan ibadah kita merasakan ketenangan dengan tekanan udara rendah (dingin), begitupun sebaliknya.



Posisi dapur



 Dapur jangan diletakkan di bagian depan rumah karena kurang begitu baik. Sebaiknya, dapur diletakkan di bagian belakang agar tidak terlihat oleh tamu atau orang yang datang berkunjung.



Posisi dapur yang diletakkan di belakang dan tempat yang tertutup bertujuan agar makanan yang dibuat di dalam dapur dapat terhindar dari bakteri-bakteri yang menyerang makanan dan nantinya apabila makanan yang kita makan mengandung bakteri maka dapat menyebakan timbulnya berbagai macam penyakit.



Posisi tidur



 Tidak boleh menempatkan tempat tidur dengan posisi kepala ke arah barat



Pakar Geografi Fisik, Geologi, dan Geomorfologi mengatakan bahwa Bumi dalam putarannya mengelilingi matahari dari arah barat menuju ke arah timur. Dengan demikian maka tempat tidur yang posisi kepala menghadap ke arah barat akan membuat orang yang tidur diatasnya berada dalam posisi melawan arah perputaran bumi. Oleh sebab itu, orang yang tidur di atas ranjang tersebut akan menerima lebih sedikit energi yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi tubuh melalui tidur.



tempat



Arah bangunan rumah



 Kebanyakan orang Arah dari bangunan sebuah harus membangun rumahnya rumah menghadap ke utara atau memperhatikan arah cahaya, mata angin, dan sebagainya selatan agar rumah mendapatkan cukup penerangan dan 109



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Fokus Pertanyaan



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah sirkulasi udara yang baik sehingga dapat menghemat energi dan lebih efisien.



Namun, pada dasarnya sebagian masyarakat Pamekasan tidak terlalu percaya anggapan terhadap pemahaman tentang pengetahuan sains asli tata ruang tersebut. Sebab, sebagian masyarakat mengatakan hal tersebut merupakan suatu mitos belaka. Namun, terdapat pula sebagian masyarakat yang masih mempercayainya. Kepercayaan tersebut turun dari orang tua terdahulu. Di era modern seperti ini, kebanyakan orang membangun rumah diposisikan sesuai dengan luas tanah, selera/keinginan orang tersebut, dan kebutuhan orang tersebut dalam membangun rumah sebab modal banyak akan menghasilkan model atau posisi serta penataan ruang yang bagus.



KABUPATEN SUMENEP Obat Tradisional Lenteng Sumenep 1. Deskripsi Desa Lenteng Desa Lenteng Timur terbagi atas 6 teritorial atau dusun yang setiap dusun memiliki batas-batas yang telah ditentukan. Curah hujan rata-rata cukup rendah, sebesar 1.112,4 mm per tahun. Desa Lenteng Timur beriklim tropis dengan tingkat kelembapan udara kurang dari 65% dan suhu udara rata-rata 23-32 ˚C. Desa Lenteng Timur secara geografis berjarak ± 15 km dari Kabupaten Sumenep dengan jarak tempuh 30 menit dan ± 5 Km dari Kecamatan Lenteng dengan jarak tempuh 10 menit. Desa Lenteng Timur memiliki luas wilayah sekitar 413 hektar atau 4.13 km2 dan 5.67% Luas kecamatan Lenteng. Dengan batas desa yang meliputi sebelah utara berbatasan dengan Desa Ellak Laok, sebelah timur berbatasan dengan Desa Lembung Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Poreh, dan sebelah barat berbatasan dengan Lenteng Barat. Secara umum, mata pencaharian warga masyarakat Desa Lenteng Timur dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang pencaharian, seperti petani, buruh tani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, perdagangan, pedagang, pensiunan, transportasi, konstruksi, buruh harian lepas, guru, nelayan, wiraswasta yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan konstribusi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Desa Lenteng Timur. Dalam perspektif agama, masyarakat di Desa Lenteng Timur termasuk dalam kategori masyarakat yang homogen. Hal ini dikarenakan masyarakat Desa Lenteng Timur 100% penduduknya beragama Islam. Secara kultural, pegangan agama ini didapat dari hubungan kekeluargaan ataupun kekerabatan yang kental di antara mereka. Selain itu, perkembangan agama berkembang berdasarkan turunan orang tua ke anak ke cucunya. Tak hanya agama, tetapi juga kebudayaan yang masih melekat erat di masyarakat setempat desa Lenteng. 110



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



111



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



2. Filosofi Desa Lenteng



Gambar 6. Peta Topografi Desa Lenteng Lenteng merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sumenep, Pulau Madura. Jarak dari Kota Sumenep ke Kecamatan Lenteng ini kurang lebih 10 km. Letak geografisnya berada pada sebelah Timur Kabupaten Pamekasan. Berdasarkan situs pemerintah Kabupaten Sumenep, Lenteng termasuk dataran tinggi dan rendah yang terdiri dari sebagian besar tanah daratan dan pesawahan. Batas wilayah kecamatan Lenteng sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Rubaru. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bluto. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Batuan. Kemudian sebelah barat Kecamtan Ganding. Jumlah desa yang ada di Kecamatan Lenteng ada 18. Di Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep terdapat sentra para pandai besi di Sumenep Madura. Para pandai besi di Sumenep tersebar di berbagai penjuru kabupaten, tepatnya di Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng yang terkenal sebagai kampung para pandai besi. Terdapat satu dusun yang menjadi sentral para pandai besi, yaitu Dusun Jambu Monyet yang kemudian dikenal sebagai Kampung Pandhian. Makanya rang yang mandhi besi disebut "Tokang Pandhi" (Bahasa Madura). Kata Pandhian diambil dari bahasa Madura pandhi dengan asal kata mandhi yang artinya menempa besi. Sementara pandhian sendiri berarti tempat menempa besi. Kampung Pandhian ini memiliki mayoritas penduduk yang menjadi pandai besi, baik menjadi bos, atau hanya sekedar jadi kuli pukul. Belum ada sejarah yang menjelaskan scara pasti tentang bagaimana terbentuknya asal usul penamaan. Namun, akhir-akhir ini, Lenteng menjadi salah satu objek wisatawan setelah adanya wisata baru yang diberi nama Bukit Tinggi. Desa Lenteng Timur terbagi atas 6 teritorial atau dusun yang setiap dusun memiliki batas-batas yang telah ditentukan. Curah hujan rata-rata cukup rendah, sebesar 1.112,4 mm per tahun. Desa Lenteng Timur beriklim tropis dengan tingkat kelembapan udara kurang dari 65% dan suhu udara rata-rata 23-32 ˚C. Desa Lenteng Timur secara geografis berjarak ± 15 Km dari Kabupaten Sumenep dengan jarak tempuh 30 menit dan ± 5 km dari Kecamatan Lenteng dengan jarak tempuh 10 menit. Desa Lenteng Timur memiliki luas wilayah sekitar 413 hektar atau 4.13 km2 dan 5.67% Luas kecamatan Lenteng. Dengan batas desa yang meliputi sebelah utara berbatasan dengan Desa Ellak Laok, sebelah timur berbatasan dengan Desa Lembung Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Desa



112



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Poreh, dan sebelah barat berbatasan dengan Lenteng Barat. Secara umum, mata pencaharian warga masyarakat Desa Lenteng Timur dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang pencaharian, seperti petani, buruh tani, Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, perdagangan, pedagang, pensiunan, transportasi, konstruksi, buruh harian lepas, guru, nelayan, wiraswasta yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan konstribusi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Desa Lenteng Timur. Dalam perspektif agama, masyarakat di Desa Lenteng Timur termasuk dalam kategori masyarakat yang homogen. Hal ini dikarenakan masyarakat Desa Lenteng Timur 100% penduduknya beragama Islam. Secara kultural, pegangan agama ini didapat dari hubungan kekeluargaan ataupun kekerabatan yang kental di antara mereka. Selain itu, perkembangan agama berkembang berdasarkan turunan orang tua ke anak ke cucunya. 3. Hasil Kajian Etnosains Pengetahuan masyarakat mengenai obat-obatan tradisional yang ada di Desa Lentang Timur dapat dilihat dari penelitian ini dari tahap observasi dan tanya jawab dengan salah satu masyarakat setempat yang asli dari Desa Lenteng tersebut, sebagai subjek atau narasumber untuk mendapatkan data. Berikut merupakan hasil dari penelitian yang kami lakukan yang berlangsung pada tanggal 3 Mei 2019. Tabel 25. Hasil Observasi Etnomedisin dalam Kesehatan No.



Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat)



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



1.



Daun jambu merupakan salah satu mayoritas tumbuhan yang ada di Desa Lenteng. Hampir seluruh masyarakat desa Lenteng menanam pohon jambu di pagarpagar rumanya.



Daun jambu bagi masyarakat Desa Lenteng dijadikan sebagai bahan obat tradisional. Masyarakat percaya bahwa daun jambu mampu menyembuhkan penyakit diare.



Obat tradisional merupakan obatobatan yang dibuat dari bahan alami secara tradisional. Obat Diare merupakan obat buang air besar dengan konsistensi cair sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari.



2.



Kecambah



Kecambah oleh masyarakat Lenteng digunakan sebagai alternatif, yaitu obat penyakit diabet basah.



Obat diabet basah merupakan obat bagi penderita yang memiliki kadar gula tinggi, saat ia mengalami luka, luka ini akan susah



113



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat)



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



sembuh. 3.



Jeruk nipis



Jeruk nipis oleh masyarakat lenteng digunakan sebagai alternatif obat batuk. Hal tersebut dilakukan dengan cara mencampurkan jeruk nipis dan kecap manis.



Obat batuk merupakan respon alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan untuk mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan, serta mencegah benda asing masuk kesaluran napas bawah.



4.



Mengkudu



Oleh masyarakat Lenteng mengkudu digunakan sebagai alternatif obat Stroke.



Obat stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.



5.



Daun sukarno



Daun sukarno oleh masyarakat Lenteng digunakan sebagai obat alternatif penyembuh gatal-gatal



Obat gatal-gatal merupakan rasa tidak nyaman pada kulit yang memicu penderitanya untuk melakukan garukan.



6.



Daun panasilin



Oleh masyarakat Lenteng daun panasilin digunakan sebagai alternatif obat pengering luka.



Obat luka-luka merupakan terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cidera atau pembedahan.



114



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No.



7.



Kancah Penelitian (tokoh, lokasi dan masyarakat) Temulawak



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



Oleh masyarakat Lenteng digunakan sebagai alternatif obat penambah nafsu makan.



Obat penambah nafsu makan merupakan obat yang biasanya digunakan pada seseorang yang nafsu makannya rendah.



Tabel 26. Proses Pembuatan Obat Tradisional TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



OBAT DIARE Dihaluskan Daun Jambu



Direbus Daun Jambu



“obet sakek tabuk enggik panika Sebagai proses awal obette bisana ekagebey dari deun agar kandungan zat jembu seepaalos”. yang ada pada daun jambu cepat terserap air. Terjemahan: Obat diare dibuat dari penghalusan daun jambu proses “samarena epaalos deunna jembu Agar saterrossa emassak ngangguy penyerapan zat pada aeng”. daun jambu lebih cepat. Terjemahan: Setelah dihaluskan maka tahap selanjutnya direbus dengan menggunakan air.



Disaring



“samarena emassak sampek Untuk memisahkan ngalkan saterrossa esareng ka endapan atau serat geles”. daun jambu dengan air. Terjemahan: Setelah direbus sampek mateng maka tahap selanjutnya disaring pada gelas



Pemakaian



“Obet diare seap kaagunagi delemma due kale saare”. Terjemahan: obat diare siap digunakan dalam 2 kali sehari



115



Obat diminum berdasarkan pengalaman masyarakat setempat, normalnya digunakan dua kali sehari.



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



Dicuci Kecambah



“obet diebet beccah enggik panika Menghilangkan obette bisana ekagebey deri kotoran yang ada pada cambeh se ebecco”. kecambah, agar kecambah tetap bersih dan kandungan zat di Terjemahan: Obat diabet basah dalamnya tidak itu dibuat dari kecambah yang tercampur dengan dicuci kotoran.



Diredam Kecambah



“samarena ebocco kacambena saterrossa esabek kedelem aeng.”



Agar nutrisi yang ada dalam kecambah bisa terserap oleh air.



Terjemahan: Setelah dicuci maka tahap selanjutnya diredam dengan menggunakan air Disaring



“samarena esabek kadelem aeng saterrossa esareng ka geles.”



Memisahkan kecambah dengan air rendaman.



Terjemahan: Setelah diredam maka tahap selanjutnya disaring pada gelas Pemakaian



“Obet Diabet beccah seap Obat diminum kaagunagi delemma due kale berdasarkan saare.” pengalaman masyarakat setempat, normalnya digunakan Terjemahan: obat diabet basah dua kali sehari. siap digunakan dalam 2 kali sehari



OBAT BATUK Dicuci Jeruk Nipis



“obet betok enggik panika obette Menghilangkan bisana ekagebey deri jerruk nepes kotoran yang ada pada se ebecco ngangguy aeng. ” jeruk nipis, agar jeruk Terjemahan: Obat Batuk itu nipis tetap bersih dan zat di dibuat dari jeruk nipis yang kandungan dalamnya tidak dicuci pakek air tercampur dengan kotoran.



Diperas Jeruk Nipis



“samarena ebocco jerruk nepesna Agar gizi (vitamin C, saterossa jerrukna eperes esabek dll) yang ada di dalam gelles.” jeruk nipis bisa keluar. Terjemahan: setelah dicuci jeruk



116



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



nipis maka selanjutnya jeruk nipis diperas ke dalam gelas Dicampurkan



“samarena eperes jerruk nepes Penambahan kecap saterossa ecampor moso kecap.” pada perasan jeruk nipis berguna untuk mengurangi keasaman Terjemahan: setelah diperas dari air jeruk nipis. jeruk nipis maka selanjutnya Kecap pada dasarnya dicampurkan sama kecap tidak memiliki manfaat tertentu untuk batuk dan gangguan pernapasan lainnya.



Pemakaian



“Obet Betok seap kaagunagi delemma due kale saare.” Terjemahan: Obat Betok siap digunakan dalam 2 kali sehari



Obat diminum berdasarkan pengalaman masyarakat setempat, normalnya digunakan dua kali sehari.



OBAT STROKE Dicuci Buah Mengkudu



“Obet seterok enggik panika Menghilangkan obette bisana ekagebey deri buena kotoran yang ada pada pace se ebecco ngangguy aeng. ” buah mengkudu, agar buah mengkudu tetap bersih dan kandungan Translate: Obat stroke itu dibuat zat di dalamnya tidak dari buah mengkudu yang dicuci tercampur dengan pakai air kotoran.



Dikeringkan Buah Mengkudu



“samarena ebeccok buena pace saterrossa epakereeng ka panassa are sampek kaluar aengga buenan pace.” Terjemahan: setelah dicuci buah mengkudu maka selanjutnya dikeringkan di bawah matahari sampai keluar air dari buah mengkudu.



Disaring



Agar air yang terkandung dalam buah mengkudu dapat keluar setelah dipanaskan di bawah sinar matahari.



“samarena epakerreng buena Agar buah mengkudu pace saterossa esareng kadelem dan air mengkudu bisa gelles.” terpisah secara sempurna. Terjemahan: Setelah dikeringkan buah mengkudu maka selanjutnya disaring ke dalam 117



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



“Obet setrok seap kaagunagi delemma due kale saare.”



Obat diminum berdasarkan pengalaman masyarakat setempat, normalnya digunakan dua kali sehari.



gelas Pemakaian



Terjemahan: Obat stroke siap digunakan dalam 2 kali sehari OBAT LUKA-LUKA Ditumbuk



“Obet loka-loka enggi paneka obette biasana ekagebey deri deunna panasilin se etette.”



Sebagai proses awal agar kandungan zat yang ada pada daun panasilin cepat keluar.



Terjemahan: Obat Luka-luka itu dibuat dari daun Panasilin yang ditumbuk Digosokkan



“Samarena etette deunna panasilin saterossa egosok agi ka beden se loka.” Terjemahan: setelah ditumbuk daun panasilin selanjutnya digosokkan ke badan yang luka



Dibilas



“Samrena egosok agi deunna panasilin ka se beden loka saterossa e bilas deri aeng.”



Agar zat yang terkandung pada daun panasilin lebih cepat terserap langsung ke luka.



Membersihkan sisasisa serat tumbuhan yang ada pada luka.



Terjemahan: setelah digosokkan daun panasilin pada badan yang luka selanjutnya di bilas menggunakan air Pemakain



“Obet loka-loka seap kaagunagi delemma due kale saare” Terjemahan: Obat luka-luka siap digunakan dalam 2 kali sehari



Obat dioleskan berdasarkan pengalaman masyarakat setempat, normalnya digunakan dua kali sehari.



OBAT GATAL-GATAL Dicuci



“Obet getel-getel enggik panika obette bisana ekagebey deri deunna mimbe se ebecco ngangguy aeng.” 118



Menghilangkan kotoran yang ada pada daun Sukarno, agar daun Sukarno tetap



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



Dikeringkan



SAINS MASYARAKAT



SAINS ILMIAH



Terjemahan: Obat gatel-gatel itu dibuat dari daun sukarno yang dicuci pakek air



bersih dan kandungan zat di dalamnya tidak tercampur dengan kotoran.



“samarena ebecco deunna mimbe saterosssa epakerreng ka panassa are.”



Agar kandungan zat pada daun Sukarno lebih awet.



Terjemahan: setelah dicuci daun sokarno maka selanjutnya dikeringkan dibawah matahari. Dihaluskan



“Samarena epakerreng deunna mimbena saterossa epaalos.”



Mempercepat proses pengeluaran zat.



Terjemahan: Setelah dikeringkan daun sokarno maka selanjutnya dihaluskan daun sukarno. Direbus



“Samarena epaalos deunna mimbena saterossa emassak ngangguy aeng.”



Mempercepat penyerapan zat yang ada pada daun Sukarno



Terjemahan: Setelah dihaluskan daun sokarno maka selanjutnya direbus menggunakan air. Disaring



“Samarena emassak edeunna mimbena saterossa esareng ka delem gelles.”



Memisahkan serat atau endapan dengan air.



Terjemahan: setelah direbus daun sukarno maka selanjutnya disaring ke dalam gelas Pemakaian



“Obet getel-getel seap kaagunagi delemma due kale saare.” Terjemahan: Obat gatel-gatel siap digunakan dalam 2 kali sehari



Obat diminum berdasarkan pengalaman masyarakat setempat, normalnya digunakan dua kali sehari.



OBAT PENAMBAH NAFSU MAKAN Dicuci



“Obet nambei oreng setakendek ngakan enggik panika obette 119



Menghilangkan kotoran yang ada pada



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



TAHAPAN



SAINS MASYARAKAT bisana ekagebey deri temulawak se ebecco ngangguy aeng.” Terjemahan: Obat penambah nafsu makan itu dibuat dari temulawak yang dicuci pakai air



Ditumbuk



“Samrena e becco temulawakna saterrossa etette sampek kasar.” Terjemahan: setelah dicuci, temulawaknya selanjutnya ditumbuk sampai kasar



Direbus



“Samrena e tette temulawakna saterrossa emassak ngangguy aeng.”



SAINS ILMIAH temulawak, agar temulawak tetap bersih dan kandungan zat di dalamnya tidak tercampur dengan kotoran. Sebagai proses awal agar kandungan zat yang ada pada temulawak cepat keluar. Agar kandungan zat pada temulawak bisa cepat larut dalam air.



Terjemahan: setelah ditumbuk temulawaknya selanjutnya direbus menggunakan air. Disaring



“Samrena emassak temulawakna saterrossaesareng ka delem gelles.”



Memisahkan setar atau endapan temulawak dengan air rebusan temulawak.



Terjemahan: setelah temulawaknya direbus selanjutnya disaring ke dalam gelas . Pemakaian



“Obet nambei oreng setakendek Obat diminum ngakan seap kaagunagi delemma berdasarkan due kale saare.” pengalaman masyarakat setempat, normalnya digunakan Terjemahan: obat penamabah dua kali sehari. nafsuh makan siap digunakan dalam 2 kali sehari



Kebiasaan di Kampung Pasir Sumenep 1. Deskripsi Wilayah Desa Legung Timur merupakan salah satu daerah dengan luas wilayah sebesar 368,63 ha yang terletak sekitar kurang lebih 6,7 km dari kecamatan Batang-Batang dan sekitar 27,7 km dari Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa 120



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Timur. Wilayah Desa Legung Timur berada pada ketinggian 0-19 m dari atas permukaan laut dan beriklim tropis dengan kelembaban udara kurang lebih 65%, dan suhu udara rata-rata 24-32°C. Angka curah hujan rata-rata cukup rendah, yaitu 93,00 mm per tahun dan curah hujan terendah terjadi antara bulan Juni sampai bulan Oktober. Desa Legung Timur berbatasan dengan beberapa daerah, sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Desa Dapenda, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Nyabakan Barat, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Legung Barat. 2. Filosofi Daerah Desa Legung berasal dari kata agung atau dalam bahasa madura memiliki art bujhu’ (buyut). Pada masa penjajahan Belanda terdapat agung atau nenek moyang Legung yang bernama Syafi’e (biasa disebut Gung Walli) yang menjadi panutan masyarakat karena memiliki kesaktian dan merupakan seseorang yang sangat menjunjung tinggi nilai sopan santun. Pada zaman dahulu, terjadi pertempuran sengit antara Gung Walli dengan Raja Bali dalam perebutan Putri Mahkota yang konon katanya putri tersebut akan dipersunting oleh Raja Bali. Namun, karena faktor perbedaan kepercayaan menyebabkan sebuah permusuhan anatara Gung Walli dengan Raja Bali. Pertempuaran antara kedua belah pihak tersebut dimenangkan oleh Gung Walli. Kemenangan tersebut menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat, telinga Raja Bali putus ditangan Gung Walli. Hal tersebut menjadi simbol kemenangan bagi masyarakat Legung sampai saat ini, yaitu dengan dijadikan jajanan sesajen dalam beberapa acara-acara penting, jajanan tersebut disebut kopeng beli (Telinga Raja Bali). 3. Hasil Kajian Etnosains Berdasarkan hasil observasi pada masyarakat tentang kesehatan dan pengobatan pada ibu hamil, berikut tabel perbandingan sains masyarakat dan sains ilmiah dalam kesehatan dan pengobatan pada ibu hamil. Tabel 27. Hasil Kajian Etnosains Kajian Makan makan pedas



Sains Masyarakat



nanas dan Ibu hamil tidak boleh makan makanan nanas karena khawatir menimbulkan rasa panas dan tidak boleh makan pedas karena khawatir bayinya sakit mata



Duduk di pintu dan duduk di lantai



Ibu hamil tidak boleh duduk di tengah pintu dan tidak boleh duduk di lantai tanpa alas tikar. Masyarakat masih percaya pada adanya gangguan jin yang dapat mengancam keselamatan



121



Sains Ilmiah Pada buah nanas mengandung bromelain, tidak disarankan dikonsumsi selama kehamilan. Kandungan ini dapat memecah protein dalam tubuh dan pendarahan abnormal. Duduk di tengah pintu terbuka akan memperbesar potensi ibu hamil untuk terpapar penyakit yang ditularkan melalui udara, atau yang biasa disebut dengan airborne



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Kajian



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



bayi dalam kandungan



disease.



Minum jamu



Orang hamil harus minum jamu supaya sehat bayinya.



Jamu tidak hanya diandalkan sebagai obat alternatif saja, tetapi dipercaya juga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan stamina tubuh.



Membunuh binatang



Ibu hamil dan suami tidak boleh membunuh binatang karena khawatir bayinya cacat.



Cacat janin disebabkan oleh kekurangan gizi, penyakit, keturunan, atau pengaruh radiasi kimia.



Menguburkan ari-ari atau plasenta



Ari-ari atau plasenta harus dimasukkan ke dalam kendi dan dikubur agar ari-ari dingin.



Plasenta atau ari-ari merupakan bagian tubuh yang harus dibuang setelah persalinan.



Pemakaian gurita



Ibu yang baru melahirkan harus memakai gurita dan minum jamu serta tidak keluar rumah 40 hari.



Pemakaian gurita pada ibu setelah melahirkan agar perut kembali kencang dan langsing.



Pemakaian bayi



Bayi dibedong agar kakinya tidak bengkok



Membedong bayi dapat mengurangi risiko SIDS (Suden Infant Death Syndrome). Bedong bayi dapat membuat bayi lebih tenang dan akan mengingatkannya pada suasana dalam rahim yang hangat. Pergerakan tangan dan kaki bayi yang dibedong akan membantu bayi mengembangkan keterampilan motoriknya.



Bayi sakit,ibunya minum jamu



Bayi belum bisa minum jamu, sehingga jamu tersebut diminum oleh ibunya dan jamu akan masuk ke anak melalui ASI



bedong



Obat untuk bayi



122



yang



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Kajian



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



Kelahiran



Bayi yang lahir pada usia 7 Ketika bayi berumur 7 bulan lebih kuat bulan dalam kandungan dibandingkan 8 bulan posisi kepala bayi berapa dibawah sehingga jika bayi lahir kemungkinan besar masih dapat bertahan walau dilahirkan secara alami dan harus dirawat dalam inkubator dalam bebarapa hari. Sedangkan bayi berumur 8 bulan dalam kandungan posisi bayi akan bertukar tempat menjadi kaki berada dibawah (menghadap ke tanah) sehingga ketika dilahirkan secara normal maka yang akan keluar pertama adalah kaki.



Mandi 7 bulanan



Mandi 7 bulanan dilakukan Pada usia 7 bulan bayi untuk memberikan dalam kandungan ketenangan bagi calon ibu banyak perubahan dan perkembangan lebih pesat



Penentuan kelamin



Persiapan perlengkapan



jenis



Jenis kelamin bayi Bentuk perut ibu hamil berdasarkan bentuk perut dipengaruhi oleh ibu struktur otot rahim, kekuatan otot perut dan jumlah kelahiran Tidak boleh mempersiapkan Karena mempersiapkan perlengkapan bayi sebelum peralatan sebelum lahir lahir jika tidak sesuai dengan jenis kelamin bayi maka perlengkapan bayi yang sudah dibeli mubazir



123



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Kajian Tidur di Pasir



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



Ketika tidur di pasir saat musim panas maka akan terasa dingin, begitu juga sebaliknya sehingga terasa terapi alami.



Tekstur pasir yang dapat menyesuaikan pada bentuk lekukan tubuh membuat badan rileks sehinnga sirkulasi aliran darah menjadi lancer.



Wisata Religi di Guluk-Guluk Sumenep 1. Deskripsi Wilayah Batu Ampar, Guluk-Guluk, Sumenep Wilayah Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura yang terletak di antara 113°32'54"-116°16'48" Bujur Timur dan di antara 4°55'-7°24' Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut. a. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura b. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa c. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan d. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores Wilayah Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan kepulauan. Sebanyak 126 pulau tersebar membentuk gugusan pulau-pulau baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 kecamatan, 4 kelurahan, dan 330 desa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep, 2018). Salah satu desa di Kabupaten Sumenep adalah Desa Batu Ampar yang berada di Kecamatan Guluk-Guluk. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep (2018), Desa Batu Ampar memiliki luas 7,89 km2 yang terdiri 5 dusun, yaitu Perengan Laok, Perengan Daya, Brumbung, Somalang, dan Semah, serta terdiri dari 5 Rukun Warga dan 12 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 5.906 yang terdiri dari 2.928 berjenis kelamin laki-laki dan 3.175 berjenis kelamin perempuan. Secara geografis, desa ini merupakan daerah paling barat (bagian tengah Pulau Madura) dari Kabupaten Sumenep yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pamekasan. Jarak yang jauh tersebut, membentuk tatanan sosial dan budaya yang berbeda dengan masyarakat Sumenep pada umumnya. Perbedaan yang sangat jelas bisa kita temukan pada aksen bahasanya. Namun, desa ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kerajaan Kota Sumenep maka budaya Sumenep masih sering dijumpai dalam berbagai kesehariannya.



124



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Gambar 7. Lokasi Desa Batu Ampar, Guluk-Guluk, Sumenep 2. Filosofi Daerah Batu Ampar, Guluk-Guluk, Sumenep Secara umum, budaya Desa Batu Ampar tersebut lebih didominasi oleh budaya Islam. Hal ini terjadi karena 100% masyarakat Batu Ampar menganut agama Islam sehingga kegiatan setiap harinya tidak jauh dari syariat dan norma keislaman. Bahkan, tempat ibadah seperti musala atau langghar adalah tempat yang paling sering digunakan untuk bersosial seperti menerima tamu dan acara lainnya. Dengan demikian, sangat wajar jika kita akan menjumpai musala hampir di depan setiap rumah masyarakat. Religiusitas dibangun oleh para petinggi agama seperti kiai, ustad, dan kaum santri. Karena kekentalan agama di desa ini maka pengaruh petinggi agama menjadi besar. Namun, desa Batu Ampar masih mempunyai kekerabatan erat dengan Kerajaan Sumenep, maka aktor penting lainnya yang juga sangat berpengaruh, yaitu keturunan kerajaan atau sering disebut ‘Kelauarga dhalam’. Bahkan pengaruhnya lebih besar dari kiai sekalipun. Hal ini terbukti dengan cacatan sejarah pemegang kekuasaan Desa Batu Ampar yang masih didominasi oleh keluarga dhalam. Dalam konteks perekonomian, dominasi penggerak ekonomi di Madura adalah dari sektor pertanian, peternakan, dan buruh migran. Desa Batu Ampar juga tak jauh beda dengan daerah lainnya. Masyarakatnya juga bertani tembakau dan padi sebagai komoditas andalan, berternak walau hanya sepasang hewan, berdagang di pasar dan toko, menjadi PNS, merantau sebagai buruh migran, dan lain-lainnya. Hal yang menarik adalah salah satu dusun ada yang masyarakatnya memiliki kecenderungan yang sangat tinggi untuk berwirausaha. Hal ini tercermin dari dominasi masyarakatnya sebagai pedagang di berbagai pasar tradisional, seperti Pasar Pakong, Pasar Ganding, Pasar Prenduan, Pasar Guluk-guluk, dan tentu saja Pasar Batu Ampar.



125



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



3. Hasil Kajian Etnosains Tabel 28. Hasil Kajian Etnosains Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



1. Shadaqah



1. Dalil tentang shadaqah



Q : Ketika bulan muharrom (sora) dan shofar di Nabi saw. bersabda; daerah sumenep kebiasaan membuat bubur, itu ‫الصدقة ت ُس ُُد سبعني بابا من السوء‬ filosofinya bagaimana? “Sedekah menutup 70 pintu keburukan.” (HR. Thabrani). A : Itu semua diniati sedekah atau selamatan, Sedangkan kutipan dari agar tidak mengganggu atau menyalahi aqidah narasumber diambil dari kita. Baik bubur atau tajin sorah ataupun tajin kitab “Tathrîz Riyâdhish sappar, semuanya untuk shodaqah li daf’il bala’ Shâlihîn” dan “Dalîlul Fâlihîn (menolak bala’) li-Thuruqi Riyâdhish Shâlihîn”—keduanya syarah (penjelasan) kitab Riyadhus Shalihin—terdapat penjelasan: ُُ ‫إ ُُن ال‬ ُ‫ص ُدقُةُ تُ ُدفُ ُع اُلبُالُء‬ Sesungguhnya sedekah dapat menolak malapetaka. 2. Dalil tentang kubur 2. Ziarah Kubur Q : Kemudian bagaimana dengan kebiasaan nyalase atau ziarah kubur, Bapak? A : Di daerah sini dibiasakan nyalase atau zirah ke kuburan orang-orang sholeh, dengan maksud mengikuti apa yang di sampaikan rosul yang artinya “Ziarahlah kamu ke kuburan, karena sesungguhnya ziarah kubur mengingatkan kematian.” Kemudian dalam syair arab juga disebutkan “Wahai saudaraku, singsingkan lengan bajumu janganlah berhenti mengingat kematian. Karena sesungguhnya orang yang lupa mati itu adalah sesat yang nyata.” Jadi, setiap kita ziarah kubur dengan maksud:



126



ziarah



Seperti yang telah disampaikan oleh narasumber bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: ‫زوروا القبور فإهنا تذكركم املوت‬ “Berziarahlah kalian ke kuburan, karena ziarah kubur mengingatkan kalian akan kematian.” (HR. An Nasai dan lainnya)



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



1. Mengingat kematian, bukan dalam maksud memohon pertolongan pada orang yang telah meninggal 2. Bentuk cinta kepada orang-orang yang sholeh dengan mendoakan beliau. 3. Nadzar



Dalil tentang Q : Bagaimana dengan kebiasaan masyarakat di 3. desa ini dalam hal sering meletakkan uang di nadzar Dari ‘Aisyah radhiyallahu atas kuburan saat berziarah? A : Sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan, akan ‘anha, dari Nabi shallallahu tetapi biasanya orang yang meletakkan uang ini ‘alaihi wa sallam, beliau punya nadzar, misalnya “Jika keinginan saya bersabda, tercapai, maka saya akan meletakkan uang di ُ‫ُم ُن نُ ُذ ُر أُ ُن يُ ُطي ُع اللُُهُ ف‬ atas kuburan beliau” yang tujuannya bukan ‫ ُوُم ُن نُ ُذ ُر أُ ُن‬، ُ‫ُليُ ُط ُعه‬ diberikan kepada kuburan tapi diberikan kepada ُ ‫صي ه فُالُ ي ُع‬ ُ ‫ص ُه‬ ُ ُ ‫يُ ُع‬ ُ orang yang menjaga, merawat, membersihkan kuburan tersebut. Jadi, setelah itu oleh penjaga “Barangsiapa yang bernazar untuk taat pada Allah, maka uang tersebut akan diambil. Terutama di desa ini terdapat pasarean atau asta penuhilah nazar tersebut. atau kuburan dari K. Abdullah yang salah satu Barangsiapa yang bernazar raja Sumenep. Beliau memiliki putra yang untuk bermaksiat pada Allah, dikenal dengan nama Bindhere Saot yang maka janganlah memaksiatiNya. ” (HR. Bukhari no. 6696) kuburannya ada di Asta Tinggi Sumenep. 4. Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani Q : Bagaimana dengan kebisaan religius lainnya di daerah ini? A : Di desa ini terdapat kebisaan sabelesen (Sebelasan), yakni dilaksanakan tiap tanggal 11 dalam kalender Hijriah, tradisi diisi dengan tahlil dan sholawatan yang dihadiri oleh bapak-bapak ataupu remaja/anak-anak lelaki desa, dalam rangka menghormati dan mengenang Syeikh Albdul Qodir Jailani. Dalam sabelesen terdapat tradisi menyembelih ayam jantan dan dimasak oleh kaum adam di desa ini. Hal ini untuk mengingat cerita karomah Syeikh Abdul Qodir Jailani, sebagai penghormatan kepada beliau sebagai waliyullah. Salah satu kisah tentang



127



4. Tentang Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani dan karomahnya Nama lengkap Sulthanul Auliya ini adalah Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Salih bin Janki Dusti bin Yahya Muhammad bin Daud bin Musa bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Beliau termasuk ahlul bayt atau keturunan Rasulullah



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



karomah beliau adalah:



Saw.



Suatu ketika ada seorang perempuan datang menghadap Syeikh Abdul Qodir Jailani mengantarkan anaknya untuk berguru pada Syeh untuk mempelajari ilmu. Syeikh memerintahkan agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkan di ruang khalwat. Beberapa hari kemudian, si ibu datang menengok anaknya dan dilihat tubuh anaknya itu menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum. Si ibu kemudian masuk ke ruang Syeikh dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa makanan daging ayam yang sudah bersih.



Tokoh sufi ini dilahirkan di Kota Jilan pada pertengahan bulan Ramadan tahun 471 H dari pasangan suami-istri Ali bin Abi salih Abdullah Janki Dusti dengan Umul Khoer Fatimah binti Abi Abdullah As-Sawma’i. Ibundanya termasuk ahlul bayt juga, ayahandanya adalah Abi Abdullah As-Sawma’i anak dari Sayyid Abi Jamaluddin Muhammad bin Abi Al-Ata Abdullah bin Kamalauddin Isa bin Muhammad AlJawwad bin Ali Ridha bin Musa Al-Kadzim bin Ja’far Shodiq bin Muhammad bin Al-Baqir bin Zaenal Abidin bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib.



Ibu itu berkata, "Kalau saya perhatikan, Tuan Syeikh makan dengan makanan serba enak, sedang anak saya badannya kurus karena makanannya hanya bubur gandum dan roti kering, untuk hal itu apa makananya sehingga Sulthonul Auliya ini menetap di kota kelahirannya hanya ada perbedaan?" sampai umur 18 tahun. Kemudian hijrah ke kota Mendengar pertanyaan itu lalu Syeikh Baghdad hingga wafatnya. meletakkan tangannya di atas tulang-belulang Menurut Syeikh Al-Baghdadi ayam sambil berkata: dalam kitabnya “AlMarasyid” nama Jailani ‫قوه بارى اهلل تعالى الزي ٍح العظام وهٍ سهٍن‬ sebenarnya bukan nama Quumii bi-idznillahi ta'alaa alladzii yuhyil kota, tetapi nama suatu 'idzhooma wa hiya romiim. (Berdirilah dengan kawasan yang terletak di izin Allah yang menghidupkan tulang belulang seberang daerah Tabaristan, yang sudah hancur.) yaitu sebuah kawasan yang terletak antara pegunungan dan pantai Lalu berdirilah tulang belulang itu menjadi ayam Tabaristan Laut Kaspiya. kembali, sambil berkokok : ‫ ال اله اال اهلل هحوذ سسول اهلل‬selatan ‫( الشٍخ عبذ القادس ول اهلل‬Tidak ada Tuhan selain Alloh, Sekarang wilayah ini menjadi Muhammad utusan Alloh, Syekh Abdul Qodir salah satu Provinsi Replubik Islam Iran. kekasih Alloh) Syeikh Abdul Qadir, belajar Setelah itu kemudian Syeikh berkata kepada ibu membaca Al-Quran dan memperdalam tafsirnya anak itu, "Kalau anakmu sudah dapat berbuat 128



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asal pada Syeikh Abi Al-Wafa Ali yang halal." bin Aqil dan Abi Al-Khatab Mahfud Al-Kalwajani. Kedua ulama tersebut mengikuti Ibu itu merasa malu oleh Syeh dan mohon maaf mazhab Hanbali. Sedangkan atas prasangka yang buruk. Dengan keyakinan memperdalam hadis dan bulat, ibu itu menyerahkan anaknya kepada ilmu hadis berguru pada Syeikh untuk dididik. beberapa ulama, di antaranya: Abi Ghalib Tarbiyah itu adalah untuk membina dan melatih Muhammad bin Abi Al-Hasan pikiran yang merupakan hal paling sulit. Itulah Al-Balaqalani. yang diperlukan seseorang yang ingin senang Ilmu fiqih beliau dibimbing tentu harus berusaha keras untuk mencapainya. oleh ulama-ulama Demikian juga orang yang ingin berhasil maka ia bermazhab Hanbali dari Jilan harus belajar dengan sungguh-sungguh yakni Abi Said Alsebagaimana dikatakan Syeikh Abdul Qodir Makharami. Mempelajari Jailani. ilmu tasawuf dan kerohaniyahan Syeikh Abdul Qadir nyantri kepada Muhammad Al-Dabbas. Oleh karena itu, Syeikh sufi besar ini menjadi salah seorang ulama yang sangat mumpuni dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan Islam sehingga beliau menjadi salah seorang ulama yang sangat berpengaruh dan menjadi tokoh panutan umat Islam, dan Dikenal banyak memiliki karamahkaramah. Salah satu contoh kisah karamah beliau adalah kisah yang disampaikan oleh narasumber.



129



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Jamu di Kabupaten Sumenep 1. Deskripsi Wilayah Sumenep Wilayah Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura yang terdapat 27 Kecamatan, 19 Kecamatan daratan, dan 8 Kecamatan kepulauan. Kabupaten Sumenep memiliki 126 pulau. Pulau paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 mil laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala dengan jarak ±165 miI laut dari Pelabuhan Kalianget. Posisi geografis Kabupaten Sumenep terletak di antara 113º 32’ - 116º 16’ Bujur Timur dan 4º 55’ - 7º 24’ Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut.  Sebelah Selatan : Selat Madura  Sebelah Utara



: Laut Jawa



 Sebelah Barat



: Kabupaten Pamekasan



 Sebelah Timur



: Laut Jawa dan Laut Flores



Secara administratif Kabupaten Sumenep termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Sumenep terdiri dari 27 wilayah kecamatan, 332 desa/kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 2,093.47 km2. Pusat pemerintahan kabupaten berada di Kota Sumenep tepatnya di Kecamatan Kota Sumenep. Nama-nama kecamatan di kabupaten Sumenep, yaitu Bluto, Pragaan, Kalianget, Kota Sumenep, Guluk-guluk, Pasongsongan, Manding, Batu Putih, Nonggunong, Gayam, Kangayan, Masalembu, Saronggi, Giligenting, Talango, Batuan, Lenteng, Ganding, Ambunten, Rubaru, Dasuk, Gapura, Batang-batang, Dungkek, Raas, Sapeken, dan Arjasa. 2. Filosofi Daerah Sumenep Diceritakan dalam sejarah Madura bahwa cucu Bukabu mempunyai anak bernama Dewi Saini alias Puteri Kuning (disebut Puteri Kuning karena kulitnya yang sangat kuning) dan ia senang bertapa. Dengan perkawinan batin dengan Adipoday (juga suka bertapa) putra kedua dari Penembahan Blingi bergelar Ario Pulangjiwo, lahirlah dua orang putra masing-masing bernama Jokotole dan Jokowedi. Kedua putra tersebut ditinggalkan begitu saja di hutan. Putra yang pertama, Jokotole diambil oleh seorang pandai besi bernama Empu Kelleng di Desa Pakandangan dalam keadaan sedang disusui oleh seekor kerbau putih, sedangkan putra yang kedua Jokowedi ditemukan di Pademawu oleh seorang Empu. Kesenangan Jokotole sejak kecil ialah membuat senjata-senjata, seperti keris, pisau, dan perkakas pertanian. Bahannya cukup dari tanah liat tetapi Jokotole dapat merubahnya menjadi besi, demikian menurut cerita. Pada usianya yang mencapai 6 tahun bapak angkatnya mendapat panggilan dari Raja Majapahit (Brawijaya VII) diminta untuk membantua membuat pintu gerbang. Diceritakan selama 3 tahun keberangkatannya ke Majapahit Empu Kelleng belum juga ada kabarnya sehingga mengkhawatirkan Nyai Empu Kelleng Pakandangan karena itu Nyai menyuruh anaknya, Jokotole untuk menyusul dan 130



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



membantu ayahnya. Ketika dalam perjalanannya melewati Pantai Selatan Pulau Madura ia berjumpa dengan seorang yang sudah tua di desa Jumiang yang tak lain adalah pamannya sendiri saudara dari Ayahnya yaitu Pangeran Adirasa. Pangeran Adirasa sedang bertapa dan iapun memanggil Jokotole untuk menghampirinya. Lalu Jokotolepun menghampiri Adirasa dan menceritakan permulaan sampai akhir hal ihwal hubungan keluarga. ia memperkenalkan adik Jokotole yang bernama Jokowedi. Selain itu, Jokotole menerima nasihat-nasihat dari Adirasa dan ia juga diberi bunga melati. Bunga melati itu disuruhnya untuk dimakan sampai habis yang nantinya dapat menolong bapak angkatnya itu yang mendapat kesusahan di Majapahit dalam pembuatan pintu gerbang. Pembuatan pintu gerbang itu harus dipergunakan alat pelekat, pelekat yang nantinya akan dapat keluar dari pusar Jokotole sewaktu ia dibakar hangus. Oleh karena itu, nantinya ia harus minta bantuan orang lain untuk membakar dirinya dengan pengertian jika Jokotole telah hangus terbakar menjadi arang pelekat yang keluar dari pusarnya supaya cepat-cepat diambi. Jika sudah selesai, ia harus segera disiram dengan air supaya dapat hidup seperti sediakala. Jokotole diberi petunjuk bagaimana cara untuk memanggil pamannya (Adirasa) apabila ia mendapat kesukaran. Selain mendapat nasihat-nasihat, ia juga mendapat kuda hitam bersayap (Si Mega) sehingga burung itu dapat terbang seperti burung Garuda dan sebuah Cemeti dari ayahnya sendiri, Adipoday. Setelah Jokotole pamit untuk ke Majapahit, sesampainya di Gresik ia mendapat rintangan dari penjaga-penjaga pantai karena ia mendapat perintah untuk mencegat dan membawa dua saudara itu ke istana. Pperintah raja itu berdasarkan mimpinya untuk mengambil menantu yang termuda di antara dua sesaudara itu. Dua sesaudara itu datanglah ke istana, ketika dua orang bersaudara itu diterima oleh Raja dan kemudian diadakan ramah tamah. Kemudian diutarakan niatan Raja menurut mimpinya. Oleh karena itu, dengan iklas Jokotole meninggalkan adiknya dan melanjutkan perjalanannya menuju Majapahit. Setelah mendapat izin dari ayah angkatnya untuk menemui Raja Majapahit, ia lalu ditunjuk sebagai pembantu empu-empu. Pada saat bekerja dengan empuempu, Jokotole minta kepada empu-empu supaya dirinya dibakar menjadi arang. Bila telah terbakar supaya diambilanya apa yang dibakar dari pusarnya dan itulah nantinya yang dapat dijadikan sebagai alat pelekat. Apa yang diminta Jokotole dipenuhi oleh empu-empu sehingga pintu gerbang yang tadinya belum bisa dilekatkan maka sesudah itu dapat dikerjakan sampai selesai. Setelah bahan pelekatnya diambil dari pusar Jokotole ia lalu disiram dengan air supaya dapat hidup kembali. Selanjutnya, yang menjadi persoalan ialah pintu gerbang tadi tidak dapat didirikan oleh empu-empu karena beratnya. Dengan bantuan Jokotole yang mendapat bantuan dari pamannya Adirasa yang tidak menampakkan diri, pintu gerbang yang tegak itu segera dapat ditegakkan sehingga perbuatan tersebut menakjubkan bagi Raja, Pepatih, menteri-menteri, dan juga bagi empu-empu. Bukan saja di bidang teknik, Jokotole memberi jasa-jasanya pula melalui bantuannya, misalnya dalam penaklukan Blambangan. Atas jasa-jasanya itu, Raja Majapahit berkenan menganugerahkan Putri mahkota yang bernama Dewi Mas Kumambang. Akan tetapi, karena hasutan patihnya maka keputusan untuk 131



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



mengawinkan Jokotole dengan Putrinya ditarik kembali dan diganti dengan Dewi Ratnadi yang pada waktu itu buta karena menderita penyakit cacat. Sebagai seorang kesatria, Jokotole menerima saja keputusan Rajanya. Setelah beberapa lama tinggal di Majapahit, Jokotole minta izin untuk pulang ke Madura dan membawa istrinya yang buta itu. Dalam perjalanan kembali ke Sumenep, sesampainya di Pantai Madura istrinya minta izin untuk buang air. Karena di tempat itu tidak ada air,maka tongkat Istrinya diambil oleh Jokotole dan ditancapkan ke tanah yang kebetulan mengenai mata istrinya yang buta itu. Akibat dari percikan air itu, maka tiba-tiba Dewi Ratnadi dapat membuka matanya sehingga dapat melihat kembali. Oleh karena itu, tempat itu dinamakan "Socah" yang artinya mata. Dalam perjalanannya ke Sumenep, banyaklah kedua suami istri itu menjumpai hal-hal yang menarik dan memberi kesan yang baik. Misalnya sesampainya mereka di Sampang, Dewi Ratnadi ingin mencuci kainnya yang kotor karena ia menstruasi. Lalu, kain yang dicucinya itu dihanyutkan oleh kain sehingga tidak ditemukan. Kain tersebut oleh orang Madura disebut "Amben." Setelah istrinya kehilangan Amben maka Jokotole berkata mudah-mudahan sumber ini tidak keluar dari desa ini untuk selama-lamanya. Sejak saat itu, desa itu disebut desa "Omben". Ketika Jokotole menjumpai ayahnya di tempat pertapaan di Gunung Geger, diberitahunya bahwa ia nantinya akan berperang dengan prajurit yang ulung dan bernama Dempo Abang (Sampo Tua Lang), seorang panglima perang dari negeri Cina yang menunjukkan kekuatannya kepada Raja-raja di tanah Jawa, Madura, dan sekitarnya. Pada suatu ketika, waktu Jokotole bergelar Pangeran Setyodiningrat III memegang pemerintahan di Sumenep kurang lebih 14‒15 tahun, datanglah musuh dari negeri Cina yang dipimpin oleh Sampo Tua Lang dengan berkendaraan kapal yang dapat berjalan di atas Gunung di antara bumi dan langit. Di dalam peperangan itu Pangeran Setyoadiningrat III mengendarai kuda terbang sesuai petunjuk dari pamannya (Adirasa). Pada suatu saat, ketika mendengar suara dari pamannya yang berkata "pukul" maka Jokotole menahan kekang kudanya dengan keras sehingga kepala dari kuda itu menoleh ke belakang dan ia sendiri sambil memukulkan cambuknya yang mengenai Dempo Abang beserta perahunya sehingga hancur luluh ke tanah tepat di atas Bancaran (artinya, bâncarlaan), Bangkalan. Sementara Piring Dampo Abang jatuh di Ujung Piring yang sekarang menjadi nama desa di Kecamatan Kota Bangkalan. Sementara itu, jangkarnya jatuh di Desa/Kecamatan Socah. Dengan kejadian inilah maka kuda terbang yang menoleh ke belakang dijadikan lambang bagi daerah Sumenep. Sebenarnya sejak Jokotole bertugas di Majapahit sudah memperkenalkan lambang kuda terbang. Di pintu gerbang yang ikut dibuat oleh Jokotole terdapat gambar seekor kuda yang bersayap dua kaki belakang ada di tanah sedang dua kaki muka diangkat ke belakang. Demikian pula di Asta Tinggi Sumenep, di salah satu Congkop (koepel) terdapat kuda terbang yang dipahat di atas marmer. Begitu pula pintu gerbang rumah Kabupaten (dahulu Keraton) Sumenep, ada lambang kuda terbang. Di Museum Sumenep juga terdapat lambang kerajaan yang ada kuda terbangnya.



132



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika pemerintahan Kota Sumenep memakai lambang kuda terbang. Perang Melawan Dempo Abang Di negeri Kelleng ada seorang raja bernama Bermana yang sangat diberani sampai-sampai tidak mempunyai musuh karena keberaniannya itu. Ia mempunyai putra bernama Dempo Abang. Baginda Raja menyuruh putranya itu untuk segera mencari istri. Akan tetapi, Dempo Abang menolak karena ia meminta untuk tidur dengan gadis perawan tanpa harus menikahinya. Akhirnya permintaan Dempo Abang dipenuhi oleh baginda raja. Dempo Abang juga meminta untuk dibuatkan perahu terbang. Permintaan itu juga dikabulkan karena ia adalah putra kesayangan raja. Dempo Abang pun terbang ke negeri Cina. Di sana ia juga berniat untuk merenggut semua perawan. Raja Cina menolak dan akhirnya terjadilah peperangan yang hebat. Akan tetapi, Cina bisa dikalahkan dan keperawanan gadis Cina bisa direnggutnya. Dempo Abang melanjutkan perjalanan dan sampailah di Jawa. Sebagian kerajaan berhasil dikuasai hingga sampailah di Majapahit. Ia menyuruh pengawalnya untuk mengirim surat pada raja Sumenep. Dengan adanya surat itu, Jokotole marah dan menyatakan perang. Mendengar hal itu, Dempo Abang sangat marah dan bergegas ke Sumenep. Melihat kedatangan Dempo Abang, Jokotole memanggil Megaremeng, kuda pemberian Adipoday. Di angkasa Jokotole dan Dempo Abang berperang dengan sangat dahsyat. Dalam peperangan itu, Adirasa dan Adipoday datang untuk membantu Jokotole tetapi dalam keadaan tidak terlihat. Jokotole mengejar Dempo Abang hingga berada di lauatan. Di sana ia melemparkan cemeti dan hancurlah perahu Dempo Abang. Mendengar kekalahan putranya Raja, Bermana datang dengan pasukannya untuk melawan Jokotole. Peperangan bertambah ramai, sekali lagi Jokotole melemparkan cemetinya hingga terlemparlah Dempo Abang ke lautan dan kemenangan di pihak Jokotole. Mendengar kemenangan ini, banyak kerajaan yang bangga pada Jokotole karena bisa mengalahkan musuh yang sangat berat. 3. Hasil Kajian Etnosains Hasil observasi “JAMU” 1. Pengertian Tabel 29. Hasil Kajian Etnosains Jamu (Pengertian) Sains Masyarakat Sains Ilmiah Jemuh adalah obat se e enom ben ekagebey deri bu tombhuen se bedeh e sakalenglengah.



Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran bahan-bahan tersebut Terjemahan: Jamu adalah obat yang belum dibekukan dan dipergunakan yang diminum dan terbuat dalam upaya pengobatan berdasarkan dari tumbuh-tumbuhan yang pengalaman. Bentuk sediaan berwujud sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk ada di sekitar kita. seduhan dan sebagainya. 133



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



2. Proses Tabel 30. Hasil Kajian Etnosains Jamu (Proses 1) Jenis Racikan dan Manfaatnya



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



Pahitan (godhongan)



Penurun kolesterol, gula Pahitan banyak darah, cuci perut, dan mengadung senyawa nambah nafsu makan flavonoid dan alkaloid sebagai penurun kolesterol dan gula darah



Beras Kencur



Masuk angin, obat capek, Senyawa kurkumin dari menambah daya tahan, kencur bermanfaat batuk penambah stamina



Cabe Puyang



Penyembuh dan capek



Ekstrak Sirih



Daun



Keputihan, bau Ekstrak daun sirih badan/keringat, dan gatal- mengandung terpenoid gatal yang bermanfaat sebagai pengurang bau badan, gusi berdarah, dan sakit gigi



Ekstrak Pepaya



Daun



Penambah nafsu makan, obat cacing, dan ASI.



Ekstrak Temulawak



pegal-pegal



Cabe puyang mengandung terpenoid dan atsiri sebagai karminatif untuk mengatasi disentri, mencret, kecapekan



Pepaya mengandung alkaloid papain sebagai obat cacing dan penambah nafsu makan, sedangkan sebagai penambah produksi ASI belum ditemukan peneliti



Penyembuh liver, nafsu Temulawak berkhasiat makan, kebugaran dan dalam mengatasi bersih darah masalah empedu, sembelit, dan ambeien



134



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Tabel 31. Hasil Kajian Etnosains Jamu (Proses 2) Cara Membuat Pahitan (godhongan)



Beras kencur



Cabe puyang



Ekstrak sirih



daun



Ekstrak pepaya



daun



Ekstrak temulawak



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah



300 gram daun sambiloto, brotowali 0,5 ons, serai 3 ons (15 batang), lengkuas 2 ons, babakan pule 1 ons, daun sambiloto 3 ons (30 pohon), daun meniran 2 ons (15 pohon), lempuyang 2 ons, temulawak 4 ons, temu ireng 3 buah



Proses peracikan atau pembuatan jamu secara ilmiah sebagai berikut.



Beras disangrai, kencur, jahe, kunyit ditumbuk halus, kemudian ditambah gula aren, kayu manis, cengkeh, dilanjutkan direbus lalu disaring Cabe jawa, lempuyang, botrowali, kedawung, kapulogo, cengkeh, kayumanis, gula aren dihaluskan, direbus dan disaring



1. Penyortiran: Semua bahan baku simplisia dipilih yang berkualitas baik. 2. Bahan baku simplisia (Hyginitas). 3. Perajangan, penghalusan, dan penggilingan bahan baku. 4. Pencampuran atau peracikan bahan simplisia 5. Pengolahan bahan baku, misalnya diekstrak, digodog (dimasak), dikukus, atau diolah cara lain.



6. Pengemasan dengan Daun sirih direbus dimasukan pada botol sebanyak tujuh lembar untuk jamu gendong, atau dengan kencur secukupnya dikemas dalam plastik, kertas pembungkus untuk Daun pepaya digiling, serbuk. ditambah gula jawa dan Penjualan atau gula pasir, kemudian 7. distribusi ke pelanggaan, disaring terutama pada ibu-ibu Temulawak diambil pasca persalinan, atau ekstraknya dengan cara bapak pekerja kasar, diparut kemudian diperas tukang ojek, dan dan disaring, ditambahkan masayarakat umum. sedikit gula



Tanean Lanjheng di Kabupaten Sumenep 1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Sumenep Sumenep adalah sebuah kabuapaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093 km2 dan populasi 1.041.915 jiwa. Ibu kotanya ialah Kota Sumenep. Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura yang terdapat 27 Kecamatan, 19 Kecamatan daratan, dan 8 Kecamatan 135



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



kepulauan. Kabupaten Sumenep memiliki 126 pulau (sesuai dengan hasil sinkronisasi luas Kabupaten Sumenep Tahun 2002), tersebar membentuk gugusan pulau-pulau baik berpenghuni (48 pulau) maupun tidak berpenghuni (78 pulau). Pulau paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 mil laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala dengan jarak ±165 miI laut dari Pelabuhan Kalianget. Posisi geografis Kabupaten Sumenep terletak diantara 113º 32’ - 116º 16’ Bujur Timur dan 4º 55’ - 7º 24’ Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut. a) Sebelah Selatan



: Selat Madura



b) Sebelah Utara



: Laut Jawa



c) Sebelah Barat



: Kabupaten Pamekasan



d) Sebelah Timur



: Laut Jawa dan Laut Flores



Di kota ini terdapat beberapa bangunan bersejarah yang erat hubungannya dengan karaton (kerajaan). Sumenep pada masa lampau, antara lain Asta Tinggi Sumenep (makam raja – raja dan keluarga), Karaton Sumenep (istana, saat ini terletak di kompleks kediaman resmi Bupati Sumenep), Benteng Kali Mo’o (saat ini hanya tersisa pagarnya), dan Taman sare (dahulu kolam pemandian di kompleks istana, saat ini terbuka untuk umum). 2. Filosofi Daerah Sumenep Filosofi Kabupaten Sumenep adalah sebuah monarki yang pernah menguasai bagian timur Pulau Madura (Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep) termasuk kepulauan-kepulauan di lepas pantai Selat Madura dan Laut bali. Pusat pemerintah berada di Kota Sumenep sekarang. Didirikan pada tahun 1269 oleh seseorang adipati bawahan Prabu Kertanegara dari Shinghasari bernama Arya Wiraraja. Wilayah ini berada di bawah pengawasan langsung kerajaan Majapahit. Pada tahun 1559, pada masa pemerintahan kanjeng temunggung Ario Kanduruwan, wilayah yang terletak di Madura Timur ini berada pada kekuasaan penuh Kesultanan Demak dan baru pada pemerintahan pangeran Lor II yang berkuasa pada tahun 1574, wilayah Kabupaten Sumenep berada di bawah pengawasan langsung kesultanan Mataram. Peninggalan Kabupaten Sumenep yang terkenal dan masih dapat disaksikan sampai saat ini antara lain Keraton Sumenep, Masjid Jamik Sumenep, dan Asta Tinggi yang berada di pusat Kota Sumenep. Keraton Sumenep maupun di lingkungan masyarakat Sumenep pada umumnya. Walaupun Keraton Sumenep saat ini sudah tidak fungsi lagi sebagai istana resmi Adipati Sumenep ataupun pusat pengembangan budaya Madura, tetapi kebiasaan peninggalan masa kejayaan Kabupaten Sumenep masih sangat terasa. Tidak heran jika banyak orang menjuluki Sumenep sebagai solo of Madura.



136



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



3. Hasil Kaian Etnosains No



Kearifan Lokal



Sains Masyarakat



1



Tanean Lanjhang



1. Tanean Lanjhang merupakan halaman rumah yang dibuat karena posisi tanah yang datar dan luas (karena di daerah pegunungan tidak dapat dibentuk pola Tanean Lanjhang).



2



Jarak/celah antar rumah



Pada konsep Tanean Lanjhang rumah dibangun berbaris kanan kiri dan selalu diberi jarak satu meter atau lebih.



Sains Ilmiah



1. Tanean lanjhang dibuat karena letak geografis yang ada di daerah dataran rendah yang memiliki permukaan tanah yang datar sehingga dapat membangun dalam satu tanah yang panjang. Sementara pada daerah pegunungan tidak bisa dibuat Tanean Lanjhang karena permukaan tanah yang tidak rata sehingga tidak bisa membangun rumah dalam satu tanah 2. Halaman rumah luas yang panjang. dan panjang yang 2. Sosialisasi adalah digunakan sebagai tempat suatu proses interaksi dan sosialisasi antarpemilik pembelajaran yang rumah dalam satu kawasan dilakukan seseorang sejak (konteks keluarga) Tanean lahir hingga akhir Lanjhang. hayatnya di dalam suatu budaya masyarakat. Dengan adanya sosialisasi ini maka komunikasi akan terus berjalan dan hubungan antaranggota masyarakat akan terus baik. Memberi jarak/celah antarrumah dapat mengatasi rembesan air hujan dan dapat memberi ruang udara sehingga Tujuannya digunakan kesan bangunan tidak sebagai jalan dan supaya menjadi sempit dan sesak. air pun rumah tidak pengap atau Pembuangan menjadi lebih mudah. panas. Karena terdapat jarak antarrumah maka jendela dapat dibuka lebih leluasa untuk diaplikasikan. Banyaknya jendela akan 137



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Kearifan Lokal



Sains Masyarakat



Sains Ilmiah memperlancar aliran udara dan angin di dalam rumah. Hawa di dalam pun bebas pengap dan menjadi lebih segar.



3



Posisi/hada p rumah



Rumah di pedesaan umumnya menghadap keselatan dan utara. Hal ini bertujuan untuk menghindari sinar matahari secara langsung supaya tidak panas.



Posisi rumah yang menghadap ke utara ataupun keselatan tidak akan mendapatkan pancaran sinar matahari secara langsung sehingga terbebas dari silau. Dengan demikian, dapat membuka pintu dan jendela secara optimal tanpa perlu cemas kesilauannya. Begitupun dengan sirkulasi udara yang mudah berganti.



4



Model atap rumah masih terdapat model joglo



Dalam pembangunan rumah di daerah Madura (Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan) masih terdapat beberapa penduduk yang mempertahankan budaya atap rumah joglo. Atap rumah model joglo dibuat dengan tujuan agar ruangan tidak panas.



Model atap rumah joglo desain agak tinggi dan penggunaan genteng yang bergelombang sehingga bermodel ventilasi. Sistem ventilasi atap digunakan pada daerah tropis lembap karena dapat menghasilkan proses sirkulasi udara ke dalam bangunan secara optimal. Model atap rumah joglo juga dibuat untuk mengurangi perpindahan di luar ruangan ke dalam bangunan.



5



Langgar



Setiap rumah berkonsep Tanean Lanjhang pasti memiliki langgar yang terletak di ujung tengah bagian barat rumah. Langgar dibuat sebagai tempat berkumpulnya keluarga dalam acara-acara besar, seperti hari raya,



Setiap rumah pasti memilki langgar yang dibuat perkumpulan keluarga, acara-acara, dll. Langgar sangat terbuka tidak ada pintu dan jendela dikarenakan agar memperlancar aliran udara dan angin di dalam



138



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Kearifan Lokal



Sains Masyarakat tempat lainnya.



beribadah,



Sains Ilmiah dan



langgar. Hawa di dalam pun bebas pengap dan menjadi lebih segar.



6



Posisi/tata letak pintu



Dalam membangun rumah masyarakat mempercayai bahwa tata letak pintu tidak boeh lurus dengan pintu ke dapur. Hal tersebut dapat memberikan dampak buruk dalam kehidupan keluarga tersebut seperti sakitsakitan.



Pintu merupakan tempat keluar masuknya udara pada rumah. Udara mengandung beberapa unsur yang berguna bagi tubuh dan ada juga yang berbahaya bagi tubuh, seperti debu, mikroorganisme (virus, jamur, bakteri), dan zat-at berbahaya lainnya. Sedangkan dapur merupakan tempat untuk memasak dan banyak bahan-bahan makanan yang akan dikonsumsi. Oleh karena itu, apabila letak pintu lurus dengan dapur maka unsur-unsur udara yang tidak baik bagi tubuh langsung menuju kearah dapur sehingga bahan-bahan makanan akan terkontaminasi dengan unsur yang tidak baik tersebut.



7



Bagian depan rumah menggunak an kayu ukiran



Pada beberapa rumah bagian depan rumah tidak menggunakan bata tetapi menggunakan kayu ukiran. Hal tersebut dipercaya masyarakat dengan menggunakan kayu ukiran memerikan keindahan tersendiri bagi rumahnya dan dipercaya yang menempati rumah akan diberi kesehatan.



Bagian depan rumah tidak menggunakan bata tetapi menggunakan kayu ukir karena kayu merupakan bahan insulator alami dan merupakan materi yang sangat efektif dalam mencegah penghantaran panas. Artinya, dengan menggunakan kayu akan menghemat banyak energi panas dibandingkan dengan menggunakan bata sehinga rumah akan lebih sejuk tidak panas.



139



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Budaya Lokal Mitigasi Bencana di Kabupaten Sumenep 1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Sumenep Wilayah Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura dengan luas 2.093,45 km2 yang terletak di antara 11332’54” - 11616’48” Bujur Timur dan di antara 455’ - 724’ Lintang Selatan dengan batas-batas sebagai berikut. 1) Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura 2) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa 3) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan 4) Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores Wilayah Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan kepulauan. Sebanyak 126 pulau tersebut, tersebar membentuk gugusan pulau-pulau baik pulau berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Pulau paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di Kecamatan Masalemba dengan jarak ± 151 mil laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala dengan jarak ± 165 mil laut dari Pelabuhan Kalianget. 2. Filosofi Daerah Kabupaten Sumenep Berdirinya Kabupaten Sumenep mengacu pada pelantikan Arya Wiraraja sebagai adipati Sumenep yang pertama. Artinya, sebelum Arya Wiraraja dilantik menjadi adipati Sumenep, belum ada penguasa lokal yang bergelar adipati. Kabupaten Sumenep didirikan pada tahun 1269. Wilayah ini berada di bawah pengawasan langsung Kerajaan Singhasari dan selanjutnya kerajaan Majapahit. Pada tahun 1559, pada masa pemerintahan Kanjeng Tumenggung Ario Kanduruwan, wilayah yang terletak di Madura Timur ini berada pada kekuasaan penuh Kesultanan Demak dan baru pada pemerintahan Pangeran Lor II yang berkuasa pada tahun 1574. Wilayah Kabupaten Sumenep berada di bawah pengawasan langsung Kesultanan Mataram. Sejarah Sumenep zaman dahulu diperintah oleh seorang Raja. Ada 35 Raja yang telah memimpin kerajaan Sumenep dan sekarang ini telah dipimpin oleh seorang Bupati. Ada 14 Bupati yang telah memerintah Kabupaten Sumenep (Hernawan, 2016). Arya Wiraraja dilantik sebagai Adipati pertama Sumenep pada 31 Oktober 1269. Selama dipimpin Wiraraja, banyak kemajuan yang dialami Sumenep. Dari silsilah keturunan, Wiraraja adalah seorang pria yang berasal dari Nangka, Jawa Timur. Setelah dewasa tumbuh menjadi seorang ahli dalam ilmu strategi militer dan penasihat militer. Pada usianya yang diperkirakan menginjak 35 tahun, beliau mulai dari sebagai Demung Kerajaan Singhasari, kemudian dipromosikan oleh Kertanagara (Raja Singhasari) menjadi Adipati Sumenep. Meskipun masih berada di Sumenep, keraton yang asalnya bertempat di Batuputih kemudian dipindahkan oleh Bangah ke Banasare. Selanjutnya, penguasa Sumenep diganti oleh anak Arya Bangah, yaitu Arya Danoerwendo. Pada masa pemerintahannya, Keraton Sumenep dipindahkan lagi ke Desa Tanjung. Arya Danurwendo selanjutnya digantikan oleh anaknya yang bernama Arya Asparati. Asparati kemudian diganti pula oleh anaknya, bernama Panembahan Joharsari (Hernawan, 2016).



140



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Setelah Panembahan Joharsari, pemerintahan Sumenep dilanjutkan oleh putranya bernama Panembahan Mandaraja. Panembahan Mandaraja mempunyai dua orang putra bernama Pangeran Bukabu dan Pangeran Baragung. Pangeran Bukabu kemudian menggantikan ayahnya sebagai penguasa Sumenep. Pada masa pemerintahan Bukabu, keraton yang semula berada di desa Tanjung kemudian dipindahkan lagi ke Bukabu (sekarang termasuk wilayah Kecamatan Ambuten). Pada masa selanjutnya, pangeran Baragung naik tahta menggantikan kakaknya. Pada massa pemerintahannya, keraton dipindahkan lagi dari Bukabu ke Desa Baragung (sekarang termasuk wilayah Kecamatan Guluk-Guluk) (Hernawan, 2016). 3. Hasil Kajian Etnosains Narasumber : 1. Moh. Ishak. Ama (60 tahun) 2. Syofiyana Anggun Rakhilda (21 tahun) 3. Firda Ramadiyanti (20 tahun) 4. Deddi Dores (20 tahun) Alamat : 1. Batuampar, Guluk-Guluk, Sumenep. 2. Jalan Imam Bonjol, Pamolokan, Sumenep 3. Perum Bumi Dikejar Asri, Gang Delima No. 06/07, Kolor, Sumenep 4. Kmp. Kasur Pasir, Legung-Timur, Sumenep. No



Jenis Kearifan Lokal



Tanggapan Masyarakat



1



Mitigasi bencana (Angin puting beliung)



Penyebab terjadinya Bencana angin puting beliung angin puting beliung biasanya terjadi ketika Menurut Ishak (60) Angin memasuki musim pancaroba, puting beliung datang bisa terjadi pada siang atau sore ketika ada suatu hari. Fase terjadinya puting permasalahan atau beliung memiliki kaitan yang adanya kesalahan yang erat dengan fase tumbuh awan telah diperbuat oleh cumulonimbus. Adapun fase terjadinya puting beliung adalah warga sekitar daerah. fase tumbuh, fase dewasa, dan Namun, menurut Shofi fase punah. (21) menganggap bahwa angin puting beliung Dalam segi ilmiah pembuatan terjadi pada saat cuaca rumah bertembok beton dapat yang buruk dan sering mengurangi kerusakan yang hujan. Kota Sumenep juga diakibatkan karena terjadinya merupakan kota yang angin puting beliung. Tembok banyak terdapat pantai beton memiliki massa yang 141



Penjelasan Ilmiah



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Jenis Kearifan Lokal



Tanggapan Masyarakat



Penjelasan Ilmiah



sehingga berisiko tinggi lebih besar dibandingkan terjadinya angin puting dengan rumah yang terbuat dari beliung. bambu atau kayu sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerusakan. Cara penanggulangan bencana Menurut Dores (20) cara menghadapi ketika terjadinya bencana ini dapat menggunakan beberapa cara. Salah satunya dari segi struktural (pembangunan) di daerah yang sering terjadi angin puting beliung biasanya memperhatikan dalam pembangunan tempat tinggal. Rumah di daerah sana rata-rata bertembok sehingga mengurangi risiko kerusakan pada rumah pada saat terjadi angin puting beliung. Menurut Firda (20) dari pihak pemerintahan kota sering mengarahkan tim untuk membantu pada saat bencana terjadi maupun pascabencana seperti membersihkan sisa-sisa dampak bencana dan penyelamatan terhadap korban bencana. 2



Mitigasi bencana (Banjir)



Cara penanggulangan Pada saat terjadi bencana banjir, bencana masyarakat membuat lumbung Menurut Ishak (60) di atas yang berfungsi untuk Masyarakat daerah menyediakan bahan pokok Sumenep yang lebih pada makanan ketika terjadi bencana daerah pedesaan biasanya banjir. membuat lumbung di Banjir adalah peristiwa yang 142



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Jenis Kearifan Lokal



Tanggapan Masyarakat



Penjelasan Ilmiah



bagian atas dapur untuk menimbun bahan pokok makanan, seperti beras, jagung, dan untuk menyimpan barangbarang berharga agar tidak ikut terendam banjir.



terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Air yang merendam daratan akan menyebabkan semua kebutuhan pokok masyarakat akan hanyut sehingga cara masyarakat menanggulanginya, yaitu dengan membuat lumbung Menurut Firda (20), di atas dapur. beberapa masyarakat Sumenep juga melakukan pembuatan lubang serapan air untuk menghadapi bencana banjir tiba. Selain itu, upaya dari pemerintah kota, yaitu dengan menyiapkan tim khusus untuk membersihkan goronggorong untuk mengurangi risiko terjadinya banjir kembali. Pemerintah juga mengeluarkan peraturan tentang larangan membuang sampah sembarangan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bencana banjir kembali (Shofi, 21). 3



Mitigasi bencana (Tanah Longsor)



Penyebab bencana



terjadinya Terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air secara Bencana tanah longsor mekanis yang dibuat untuk biasanya terjadi pada memperpendek panjang lereng atau memperkecil daerah dataran tinggi dan (pegunungan). Di kemiringan lereng dengan jalan Sumenep pernah terjadi penggalian dan pengurugan tanah longsor di Desa tanah melintang lereng. Guluk-Guluk, Sumenep. Salah satu penyebabnya adalah pada bagian daerah dengan kondisi



143



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Jenis Kearifan Lokal



Tanggapan Masyarakat



Penjelasan Ilmiah



tanah yang miring dan kurang adanya tanamantanaman besar yang dapat mengurangi terjadinya abrasi tanah ketika turun hujan. Cara menanggulangi bencana Masyarakat melakukan pencegahan berupa pembuatan terasering untuk mengurangi terjadinya kembali bencana tanah longsor Ishak (60). 4



Mitigasi bencana (Gempa)



5



Kemarau panjang/ kekeringan



Cara penanggulangan Menurut Shofi (21) pada saat gempa terjadi masyarakat berbondongbondong untuk berlarian keluar rumah. Hal lain yang dilakukan adalah mencari tanah lapang dan tidak mendekati bangunan atau pohonpohon besar yang ada di sekitarnya.



Penanggulangan bencana Menurut Ishak (60) masyarakat melakukan persiapan untuk menghadapi kemarau panjang dengan melakukan penyimpanan air di dalam tangki air yang sudah disiapkan oleh pemerintah di beberapa 144



Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Getara-getaran tersebut dapat mengakibatkan terjadinya runtuhan bagian bangunan atau segala komponen yang ada di wilayah yang terkena pengaruh getaran gempa tersebut. Penyebab dari kekeringan adalah musim kemarau yang terlalu lama. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada jenis hujan yang turun dalam waktu yang lebih lama daripada biasanya. Lamanya masa kemarau berdampak pada jumlah air yang tersedia sehingga banyak petani yang mengalami gagal panen.



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



No



Jenis Kearifan Lokal



Tanggapan Masyarakat



desa yang ada di Kabupaten Sumenep. Selain itu, ada beberapa desa di Sumenep yang membuat waduk buatan untuk menampung air. Masyarakat juga melakukan penyimpanan bahan makanan pokok untuk persiapan menghadapi musim kemarau panjang.



145



Penjelasan Ilmiah



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



DAFTAR PUSTAKA Adi, Seno. (2013). Karakterisasi Bencana Banjir Bandang Di Indonesia. Jurnal Sain Dan Teknologi Indinesia. Vol. 15. No. 1. Alamsyah, V. K. (2014). Penciptaan Program Televisi Dokumenter “Manusia Pasir” Dengan Gaya Expository. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Anggito, A. dan Johan S. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV. Jejak. Arlianovita, D., Beni, S & Elok, S. (2015). Pendekatan Etnosains dalam Proses Pembuatan Tempe terhadap Kemampuan Literasi Sains. Seminar Nasional Fisika dan Pembelajarannya. p.103. Amrullah, Afif. (2015). Islam di Madura. Jurnal Islamuna. Vol. 2(1). Diakses dari ejournal.stainpamekasan.ac.id Bappeda.jatimprov.go.id Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan. (2018). Kecamatan Kamal dalam Angka 2018. Bangkalan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan. Creswell, W. J. (2009). Research Desaign (Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dianto, I et al. (2015). Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat Obat pada Suku Kaili Ledo Di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tenngah. GALENIKA. 1. 85-91. Diakses dari http://jurnal.untad.ac.id. Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan. (2018). Statistik Daerah Bangkalan 2017. Bangkalan: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan. Duitt, R. (2007). Science Education Research Internationally: Conception, Research Methods, Domains of Reasearch. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 3(1), 3-15. Online: www.ejunste.com diakses tanggal 9 Mei 2019. Endraswara, S. (2018). Penelitian Kebudayaan. Tangerang: PT Agromedia Pustaka. Evizal, Rusdi. (2013). Status Fitofarmaka dan Perkembangan Agroteknologi Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl.). Jurnal Agrotropika, 18(1): 34-40. Frake, C.O. (1962). The Ethnographic Study of Cognitive Systems, dalam Anthropology and Human Behavior, T. Gladwin dan W.C. Sturtevant (eds.). Washington: Anthropological Society Washington. Fitria, dkk. (2017). Perubahan Perilaku Masyarakat Jawa dalam Penyelenggaraan Resepsi Pernikahan di Kota Surakarta. Jurnal Analisa Sosiologi.Vol.6.No.1 Goodenough, W.H. (1964). Cultural Anthropology and Linguistics in Language in Culture and Society, D. Hymes (ed.). New York: Harper and Row. Haboddin, N. (2016). Dinamika Pilkada dan Demokrasi Lokal di Indonesia. Malang: UB Press.



146



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Handayani, B. L. 2018. Memperkuat Modal Sosial Perempuan dalam Menghadapi Bencana. Journal ofUrban Sosiologi.Vol.1. No.1. Hal: 01-02. Diakses dari http://repository.unej.ac.id. Har, E. (2013). Karakter Budaya Sains Asli dan Karakter Budaya Sains Modern pada Pelajar Sekolah Menengah Atas di Smuatera Barat, Indonesia. Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan. 13-26. Hernawan,W. (2016). Menelusuri para Raja Madura dari Masa Pra-Islam hingga Masa Kolonial. Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya.1(2).P,239-252. Iswayudi, dkk. (2018). Evaluasi Mutu Gabah Pamekasan Madura Jawa Timur Evaluation of Quality of Gabah Pamekasan Madura, East Java. Jurnal Ikhsanudin, M. (2014). Pendekatan Fenomenologi untuk Riset, Sosial, Budaya, dan Agama. Jurnal An-Nur. Vol. 6, No. 1. Imran, Suwitno Y. (2013). Fungsi Tata Ruang dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Kota Gorontola. Jurnal Dinamika Hukum. 13(3). 457-467. Indeswari, Ayu, dkk. (2013). Pola Ruang Bersama pada Pemukiman Madura Medalungan di Dusun Baran Randugaging. Jurnal RUAS. 11(1). 1693-3702. Indrawati, M., & Qosyim, A. (2017). Keefektifan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Etnosains pada Materi Bioteknologi untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas IX. E-Journal UNESA. 5(02). Iswidayati, Sri. (2007). Fungsi Mitos dalam Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pendukungnya. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, 8(2). Kosim, M. 2007. Karapan Sapi: “Pesta” Rakyat Madura (Perspektif Historis-Normatif). Karsa. Vol. 11, No. 01. 68-76. Kuswanya.2016. “Badan” Pelestarian Tradisi Bulan Syawal Pada Masyarakat Muslim Kembangarum Kota Salatiga. Jurnal Penelitian.Vol.13.No.1. Kutwa, dkk. (2004). Pamekasan Dalam Sejarah. Pamekasan: Pemda Kabupaten Pamekasan. Kuswarno, Engkus. (2009). Metode Penelitian Komunikasi: Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitiannya, Widya Padjajaran, Perpustakaan Pusat UII. Lasabuda, R. (2013). Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Pratax, 1(2). Marliana,D. Sarwono. Rozikin,M. (2016). Kebijakan Pengolahan Wilayah Pesisir Brbasis Sustainable Development di Kabupaten Sampang (Studi pada Bappeda Kabupaten Sampang). Jurnal Administrasi Publik, 1(3). 80-86. Maulana, Khoironi, et, al. (2017). Peningkatan Kualitas Garam Bledung Kuwu Melalui Proses Rekristalisasi dengan Pengikat Pengotor CaO2. Jurnal Of Creativity Student. Vol. 2, No. 1. (42-46). Moore, N.G. (1999). Center for Business Ethics at Bentley College. Oxford: Blackwell Publishers. Majid, Ach Nurcholis. Tanean Lanjang sebagai Strategi Dakwah Antisipasi Konflik di Masyarakat. Jurnal Dakwah dan Komunikasi. 2(2). 1-11. Mudjijono, D. (2014). Kearifan Lokal Orang Madura Tentang Jamu Untuk Kesehatan 147



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Ibu dan Anak. Yogyakarta : Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB). Novi, S. (2018). Evaluasi Perbaikan Tanggul Sungai Anjuk Dengan Metode Bronjong Di Desa Sendir Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Jurnal Wiraraja Library. Vol.1. No. 1. Hal.1 Diakses dari http://repository.wiraraja.ac.id Novitasari Linda, dkk. (2017). Fisika, Etnosains, dan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sains. E-Journal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika III. 81-85. Nurmalasari, Y. (2013). Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat. Stmikim. ac.id Nashar. (2014). Reformasi Usaha Tani Masyarakat Madura (Studi Tentang Prilaku Petani Tembakau ke Pertanian Tebu Lahan Kering di Kabupaten Pamekasan). Iqtishadia, 1(2), 276-305. Nazir, Moh. (2013). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Ningsih, I. Y. (2016). Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Suku Tengger Di Kabupaten Lumajang dan Malang Jawa Timur. PHARMACY. 13. 1020. Diakses dari http://jurnalnasional.ump.ac.id. Nurkhasanah, N., Wicaksono, K. P., & Widaryanto, E. (2013). Studi Pemberian Air dan Tingkat Naungan terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Cabe Jamu (Piper retrofractum vahl. Jurnal Produksi Tanaman, 1(4), 325–332. Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum. Pradana, A. G. P., dkk. (2015). Karakteristik Sapi Madura Betina Berdasarkan Ketinggian Tempat di Kecamatan Galis dan Kadur Kabupaten Pamekassan. Jurnal Ternak Tropika. Vol. 16, No. 2. 64-72. Puji,dkk. (2016). Karakterisasi Emisi PAHs Hasil Pembakaran Dupa dalam Ruang Eksperimen. Jurnal Ecolab.Vol.10.No.1. Pradipta, G. D., Kusumawardhana, B., & Herlambang, T. (2018). Kandungan Ekstrak Cabe Jawa Untuk Alternatif Energi Dalam Aktivitas Olahraga. Jurnal Ilmiah PENJAS, 4(1), 23–32. Rachman, M. (2012). “Konservasi Nilai Dan Warisan Budaya”. Indonesian Journal of Conservation, Vol 1 (1), hal 30-39. Rachmad, T,H. (2017). Strategi Branding Wisata Syariah Pulau Madura. Jurnal Komunikasi dan Media. 1(02).p,121. Rahardjo, T. W. (2018). Strategi Pemasaran dan Penguatan Daya Saing Produk Batik UMKM. Surabaya: CV. Jakad Publishing. Rini, D. A. S., Pratikto, A. W., dan Sambodo, K. (2015). Identifikasi Potensi Kawasan Sumberdaya Pulau Kangean Kabupaten Sumenep Madura Sebagai Kawasan Wisata Bahari. Jurnal Kelautan, 8(2). Rochana, T. (2012). Orang Madura: Suatu Tinjauan Antropologis. Humanus, 11 (1).



148



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Rositawati, Agustina. (2013). Rekristalisasi Garam Rakyat Dari Daerah Demak Untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 2, No. 4. (217-225). Rahayu, W. E., & Sudarmin. (2015). Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Etnosains Tema Energi dalam Kehidupan untuk Menanamkan Jika Konservasi Siswa. Unnes Science Education Journal. 4 (2) : 919 – 926. Rani, D.P. (2014). Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus : Pantai Lombang).Jurnal Politik Muda. 3(3).P,412-421. Rifai, M. A. (2007). Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta : Pilar Media. Sari, F. M. W. & Annis, C. A. (2016). Ketahan Pangan dan Coping Strategy Rumah Tangga di Pulau Terisolir Gili Labak Kabupaten Sumenep Madura. Jurnal Media Gizi Indonesia. Vol. 11. No. 2. Hal:153-159. Diakses dari https://ejournal.unair.ac.id Sawiji,dkk. (2017). Petik Laut Dalam Tinjauan Sains dan Islam. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol. 2. No.2. Sudarmin, M.Z. dan Priyono. (2014). Model Pembelajaran Sains Ilmiah Berbasis Etnosains (MPSBE) untuk Menanamkan Nilai Karakter Konservasi dan Literasi Sains Bagi Siswa Sekolah Menengah. Laporan Penelitian Hibah PPs Unnes Semarang. Suharto, A. dan Sudirman. (2012). Sistem Latihan Gerak Refleks Berbasis Mikrokontroler Studi Kasus Atlet Bulu Tangkis. Jurnal Teknologi Informasi ESIT. Vol. 08, No. 02. 33-46. Sudarmin. (2014). Pendidikan Karakter, Etnosains dan Kearifan Lokal (Konsep dan Penerapannya dalam Penelitian dan Pembelajaran Sains). Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Spradley, J.P. (1972). Adaptive Strategies of Urban Nomads; Beating the Drunk Charge, dalam Culture and Cognition: Rules, Maps and Plas, J.P. Spradley (ed). San Fransisco: Chandler. Sturtevant, W.C. (1964). “Studies in Ethnoscience” dalam Transcultural Studies in Cognition, A.K.Romney dan R.G.A.D’Andrade (eds.) American Anthropologist Special Publication 66 (3). Part.2. Sudarmin, Febu, R., Nuswowati, M., & Sumarni, W. (2017). Development of Ethnoscience Approach in The Module Theme Substance Additives to Improve the Cognitive Learning Outcome and Student's Entrepreneurship. Journal of Physics: Conferebce Series, 824(1). doi:10.1088/1742-6596/824/1/012024. Setyowati, Abidah Setyowati. (2008). Konservasi Indonesia, Sebuah Potret Pengelolaan & Kebijakan. Bogor: Pokja Kebijakan Konservasi. Siswanto,A.D & Nugraha,W.A. (2016). Permasalahan dan Potensi Pesisir di Kabuoaten Sampang (Sampang’s Coastal Problems And Potentials). Jurnal Kelautan, 9(1). 12-16.



149



ETNOSAINS KEARIFAN LOKAL MADURA



Subadi, T. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta : Muhammadiyah University Press. Sukandar, dkk. (2016). Profil Desa Pesisir Provinsi jawa Timur Volume 3 (Kepulauan Madura). Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Suparmoko, Mohd. (2014). Ekonomi Sumber Daya Alam dari Lingkungan. Universitas Terbuka. Tresnawati, Nailah. (2018). Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya Peningkatan Konservasi Lingkungan Pada Mahasiswa PGSD. Jurnal Pendidikan Guru MI. vol. 5, No.1. Hal 69-82. Tyler, S. (ed.). (1969). Cognitive Anthropology. New York: Holt, Rinehart and Winston. Taufiqurrahman. (2007). Identitas Budaya Madura. KARSA. XI (1) : 1 – 11. Wikantiyoso, R., & Tutuko, P. (2009). Kearifan Lokal dalam Perencanaan dan Perancangan Kota; Untuk Mewujudkan Arsitektur Kota yang Berkelanjutan (1 ed.). Malang: Group Konservasi Arsitektur dan Kota. Wikantioso, Respati. (2010). Mitigasi Bencana Di Perkotaan; Adaptasi Atau Antisipasi Perencanaan Dan Perancangan Kota ? (Potensi Kearifan Lokal Dalam Perencanaan Dan Perancangan Kota Untuk Upaya Mitigasi Bencana). Jurnal Lokal Wisdom. Vol. 2. No.1. Werner, O. dan J.Fenton. (1970). “Method and Theory in Ethnoscience or Ethnoepistemology” dalam Handbook of Method in Cultural Anthropology, R.Naroll dan R. Cohen (eds.). New York: Natural History Press. Wartiningsih dan Nuswardani, Nunuk. (2013). IbM Masyarakat Sekitar Hutan Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan yang Menghadapi Masalah Hukum untuk Pemberdayaan dan Kesejahteraan. Rechtidee Jurnal Hukum. Vol. 8, No. 1. Hal 44-48. https://www.pulaumadura.com. Wilarso, D. (1996). Peningkatan Kadar NaCl Pada Proses Pencucian Garam di Pabrik. Semarang: Bulletin Penelitian dan Pengembangan Industri. Yuliana, I. (2017). Pembelajaran Berbasis Etnosains dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar. 1 (2) : 98 – 106. Zuchri, Amin. (2008). Habitus dan Pencirian Tanaman Cabe Jamu (Piper reftrofractum Vahl.) Spesifik Madura. Agrovigor. 1. 39-44. Diakses dari hattp://journal.trunojoyo.ac.id.



150