Evaluasi Coping [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Evaluasi Coping Larissa Permata Shany, 1506669091



Metal koping adalah bagian penting dari restorasi metal-ceramic. Desain memiliki efek penting pada keberhasilan atau kegagalan restorasi. Untuk menyediakan fungsi structural, coping harus mencerminkan hubungan yang unik dari dua bahan yang berbeda digunakan untuk membuat restorasi metal-ceramic.



Hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan evaluasi coping yaitu: 1. Fitness atau kecekatan a. Dapat dilihat dari: restorasi coping harus bisa terpasang pada posisinya (tanpa disementasi, self-retention). b. Penyebab ketidakakuratan fit pada margin dapat diakibatkan oleh distorsi pada saat penghilangan wax dari die, atau peningkatan ekspansi saat setting diikuti dengan ekspansi yang tidak merata dari mold. c. Stabilitas: Kedudukan pada gigi tetap, tepat, tidak goyang, dan tidak berputar. d. Jika metal coping tidak sesuai dengan ukuran semula, perhatikan detil pada mold yang ekspansi dan ikuti prosedur dengan benar, seperti rasio powder dan liquid, spatulasi, dan pemanasan mold.



2. Ketebalan coping a. Kekuatan maksimum dan ketahanan restorasi didapatkan dari rigidity (kekakuan) coping. b. Coping metal tidak boleh memiliki fleksi dibawah gaya oklusal, karena jika metal mengalami flexure akan membuat porselen tertekan dan shearing, serta agar tidak terdistorsi selama pembakaran. c. Untuk kekuatan dan rigidity yang cukup, metal coping setidaknya harus setebal 0,3mm sampai 0,5mm. Base metal alloy dengan yieldh strength dan melting temperatur yang tinggi setebal 0,2mm.



3. Bentuk Coping a. Sudut: Sudut yang tajam atau lubang pada permukaan yang akan dilapisi porselen harus dihindari karena dapat menyebabkan stres internal pada porselen. b. Permukaan: Permukaan metal harus dibuat cembung dan kontur yang membulat sehingga porselen dapat disokong tanpa adanya stress untuk porselen. Permukaannya juga harus halus agar memudahkan wetting untuk porselen. c. Masalah yang ditemukan: 



Permukaan kasar: Jika permukaan yang kasar berada pada seluruh permukaan mungkin menunjukkan kerusakan investment akibat temperature permbakaran yang terlalu tinggi. Area tersebut harus diidentifikasi dan dihilangkan dengan menggunakan bur kecil highspeed. Sprue yang digunakan juga dihilangkan dengan carborundum disk yang bersih dan baru. Aluminium oxide stone juga digunakan untuk penyelesaian kasar pada area veneer.







Nodul: Perhatikan juga apakah ada nodul/tidak. Nodul terbentuk jika ada kumpulan gas terperangkap antara wax pattern dan investment. Jika besar / terletak di margin, maka perlu dibuat ulang. Jika kecil, maka bisa dihilangkan dengan bur nomor ¼ atau ½ round bur. Hasil coping logam sebelum dipasangkan porselen harus selesai sepenuhya untuk memastikan adanya ikatan kuat dan estetis.



4. Ketersediaan ruang untuk porselen (Oklusal dan kontak proksimal) a. Oklusal Posisi kontak oklusal harus ditempatkan pada metal untuk menurunkan oklusal wear pada gigi antagonis dan tidak dekat dari porcelain-metal junction line, yaitu 1mm dari kontak oklusal pada posisi interkuspasi maksimum. Jika kontak terjadi dekat dengan porcelain-metal junction line maka akan terjadi metal flow dan porselen akan fraktur. b. Proksimal Coping logam tidak boleh mencapai daerah titik kontak. Kontak proksimal pada gigi anterior harus berada pada porselen (preparasi proksimal harus



adekuat) agar estetis. Fungsi Estetis: Coping harus menyediakan ruang yang cukup untuk facing porselain.



5. Adaptasi servikal Tepi servikal coping terlalu pendek/panjang/terbuka. Pengecekan dapat dilakukan dengan menggunakan sonde half-moon yang digerakkan secara serviko-oklusal dan mengelilingi servikal gigi. a. Apabila tepi servikal terlalu panjang sehingga menekan gusi, ditandai dengan gusi terlihat pucat. Coping dapat dikurangi dengan menggunakan stone yang halus, dengan tekanan ringan dari arah oklusal ke servikal secara diagonal. b. Apabila tepi servikal terbuka, ditandai dengan terlihatnya leher gigi atau pemasangan mahkota tiruan sementara yang tidak benar sehingga terjadi resesi gingiva.



Setelah pencobaan coping logam menunjukkan hasil yang baik, maka coping dikembalikan ke dental laboratorium untuk penyelesaian bagian porselennya.



Referensi: 



Shillingburg HTJ, Hobo S, Whitsett LD, Jacobi R, Brackett SE. 2012. Fundamental of Fixed Prosthodontics 4th Edition. Chicago : Quintessence Publishing Co. Inc







Rosentiel