Evaluasi Dan Kaitannya Dengan Fungsi Manajemen PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KETERKATAN EVALUASI DENGAN FUNGSI MANAJEMEN LAIN



Dosen Pengampu mata kuliah : Dr. Widodo,S.Pd.,M.Pd.



Oleh: 1. 2. 3. 4. 5.



Azizatul Marati Heny Ika Trisdiana Devi Oktaviana Lita Kristiana Aryansyah Putra B.T.



(17010034047) (17010034054) (17010034056) (17010034062) (17010034083)



PLS2017B



PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2020



i



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantinatikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kelompok kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Keterkaitan evaluasi dengan fungsi manajemen lain”. Kelompok kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb



Surabaya, 05 Maret 2020 Penyusun



ii



DAFTAR ISI



MAKALAH.................................................................................................................................................... i KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii BAB I.............................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 1 A.



Latar Belakang...................................................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah..............................................................................................................................1



C.



Manfaat.............................................................................................................................................. 2



BAB II........................................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN............................................................................................................................................3 A.



Peran Evaluasi dalam Manajemen Program PNF..............................................................................3



B.



Keterkaitan Evaluasi dengan Perencanaan........................................................................................ 8



C.



Keterkaitan evaluasi dengan pengorganisasian................................................................................. 9



D.



Keterkaitan evaluasi dengan pelaksanaan....................................................................................... 16



E.



Keterkaitan evaluasi dengan pengawasan....................................................................................... 17



F.



Evaluasi sebagai pijakan pengembangan........................................................................................ 20



BAB III........................................................................................................................................................23 PENUTUP................................................................................................................................................... 23 A.



Kesimpulan......................................................................................................................................23



B.



Saran................................................................................................................................................ 23



DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................25



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam



manajemen,



kita



mempelajari



beberapa fungsi



yaitu



perencanaan,



pengorganisasian atau pelaksanaan, pengawasan (monitoring) dan pengendalian. Ini merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang dibutuhkan untuk menjamin suatu progam agar berjalan dengan baik dan maksimal, akan tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah



keterkaitan evaluasi dengan fungsi manajen lainya. Evaluasi sama



pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka, baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya. Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsifungsi seperti fungsi pengawasan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar suatu lembaga tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali. Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi atas permasalahan yang ditemukan seperti pengembangan dalam progam PNF. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan melalui monitoring terhadap sistem yang ada. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran evaluasi dalam manajemen progam PNF 2. Bagaimana keterkaitan evaluasi dengan perencanaan 3. Bagaimana keterkaitan evaluasi dengan pengorganisasian 4. Bagaimana keterkaitan evaluasI dengan pelaksanaan 5. Bagaimana keterkaitan evaluasi dalam pengawasan 6. Bagaimana evaluasi sebagai pijakan pengembangan 7. Bagaimana implementasi evaluasi dalam pengembangan progam PNF



1



C. Manfaat 1. Untuk mengetahui peran evaluasi dalam manajemen progam PNF 2. Untuk mengetahui keterkaitan evaluasi dengan perencanaan 3. Untuk mengetahui keterkaitan evaluasi dengan pengorganisasian 4. Untuk mengetahui keterkaitan evaluaso dengan pelaksanaan 5. Untuk mengetahui keterkaitan evaluasi dalam pengawasan 6. Untuk mengetahui evaluasi sebagai pijakan pengembangan 7. Untuk mengetahui implementasi evaluasi dalam pengemBangan progam PNF



2



BAB II PEMBAHASAN A. Peran Evaluasi dalam Manajemen Program PNF Pengendalian mutu pendidikan pada hakikatnya adalah pengendalian mutu sumber daya manusia yang berada dalam sistem tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas pengendalian dibutuhkan informasi tentang keadaan peserta didik apakah ada perubahan, apakah guru berfungsi, apakah sekolah mendukung pelaksanaan program-program pendidikan sehingga hasilnya dapat dicapai secara optimal. Salah satu informasi dalam pengendalian mutu tersebut dapat diperoleh melalui evaluasi, penilaian, pengujian dan pengukuran pendidikan yang valid, kredibel, komparabel dan dilakukan secara profesional serta independen. Penilaian seperti diharapkan sebagai instrumen penjaminan mutu, pengendalian dan perbaikan sistem mutu pendidikan, baik ditingkat kelas, sekolah, regional, maupun ditingkat nasional, bahkan ditingkat internasional (Majid, 2014:1). Usaha peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaian. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong pengajar untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi pelajar untuk yang lebih baik. Evaluasi dapapt mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara terus menerus dan juga mendorong pengajaruntuk lebih meningktatkan kualitas proses pembelajaran serta menolong pendidikan untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas manajemen pendidikan (Dr.S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. evaluasi program pembelajaran). Istilah evaluasi sekarang sudah mempunyai pedanan kata dalam bahasa indonesia, yaitu penilaian. Sebagai komponen kurikulum, sebagai rencana, dan sebagai kegiatan, peran evaluasi sangat menentukan. Evaluasi bukan saja memberikan informasi mengenai tingkat pencapaian keberhasilan belajar siswa, tetapi juga dapat memberikan informasi mengenai komponen kurikulum lainnya (Sudaryono, 2012:36). Dalam bidang pendidikan, kegiatan evaluasi merupakan kegiatan utama yng tidak dapat ditinggalkan. Begitu juga proses evaluasi pada kegiatan belajar mengajar hampir terjadi disetiap saat, tetapi tingkat formalitas berbeda beda. Evaluasi berhubungan erat dengan tujuan intsruksional, analisiss kebutuhan dan proses belajar mengajar. 3



1. Penegrtian Evaluasi dalam Pengajaran Menurut KBBI evaluasi secara teknisnya adalah penilaian, namun apakah penilaian itu sama dengan evaluasi. Sedangkan suharsimi arikunto (2011) dalam bukunya, Dua langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil barang untuk kita, itulah yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran terlebih dahulu. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan asatu ukuran, pengukuran yang bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi harus meliputi kedua langkah diatas yakni mengukur dan menilai. Dalam kenyataannya, ada empat istilah yang berhubungan satu sama lain, tetapi pada dasarnya memiliki makna yang berbeda, yaitu Tes, Pengukuran, Pengujian, Penilaian dan Evaluasi. Istilah tes menurut mehrens dan lehman(2003) adalah menyatakan ppemberian suatu daftar pertanyaan yang standar untuk dijawab. Karakteristiknya tes merupakan suatu daftar pertanyaanm yang harus memenuhi persyaratan tertentu. Kemudian, pengukuran merupakan suatu deskripsi kuantatif tentang keadaan suatu hal sebagaimana adanya, perilaku yang tampak pada seseorang atau prestasi yang diberikan oleh seorang siswa.Sedangkan evaluasi (evaluation) mencakup pengertian ketiga istilah tersebut diatas, yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk mengukur sistem efektifitas sistem pembelajaran secara keseluruhan. Secara khusus ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar adalah sebagai berikut: a. Edwin Wandt dan Gerald W. Brown (1997) mengemukakan: istilah evaluasi menunjukkan pada suatu pengertian yaitu suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu. b. Ten Brink dan Terry D (1994) mengemukakan: evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi dan menggunakannya sebagai bahan untuk pertimbangan dalam membuat keputusan. c. Suharsimi arikunto (2004) mengemukakan: evaluasi adalah kegiatan mencari yang berharga tentang sesuatu, dalam kegiatan mencari sesutau tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, 4



prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, evaluasi berarti menentukan sampai seberapa jauh sesuatu itu berharga, bermutu, atau bernilai. 2. Fungsi Evaluasi dalam proses belajar mengajar Menurut suharsimi (2004) dan (2003) tindak lanjut dari kegiatan evaluasi sebagai suatu aktivitas untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkta pencapaian tujuan pembelajaran pada siswa merupakan fungsi evaluasi yang masing masing dapat dilakukan melalui pengadaan tes, antara lain sebagai berikut: a. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan (placement test) b. Evaluasi berfungsi formatif (formative test) c. Evaluasi berfungsi diagnostik (diagnosic test) d. Evaluasi berungsi sumatif (sumative test) e. Evaluasi berfungsi selektif f. Evaluasi berfungsi sebgai pengukur keberhasilan Penjelasan dibawah sebagai berikut adalah beberapa peran Evaluasi dalam Manajemen program PNF: a. Evaluasi berfungsi sebagai Penempatan Evaluasi jenis ini sebaiknya dilaksakan sebelum siswa mengikuti proses pembelajaran yang permulaan, atau siswa tersebut baru akan mengikuti pendidikan disuatu tingkat tertentu, yaitu pada awal tahun ajaran, untuk mengetahui keadaan siswa tersebut dan mengukur kesiapannya serta tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan diikutinya. Dengan tes ini siswa dapat ditempatkan pada posisi yang tepat, berdasarkan bakta, minat, kesanggupan, dan kepada yang lainnya, agar ia tidak mengalami hambatan dalam mengikuti setiap program atau bahan yang disajikan. b. Evaluasi berfungsi Formatif Evaluasi ini dilakukan ditengah-tengah program pembelajaran, yang bermaksud untuk memantau kemajuan belajar siswa guna memberikan umpan balik, baik kepada siswa maupun kepada guru. Berdasarkan hasil tes ini, guru dan siswa dapat mengetahui apa yang 5



masih perlu dijelaskan kembali agar materi pelajaran dapat dikuasai dengan baik. Siswa dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih belum dikuasainya agar dapat mengupayakan perbaikannya, sementara guru dapat melihat bagian bagian mana yang umumnya belum dikuasai siswa sehingga dapat menguapayakan penjelasan yang lebih baik dan luas agar bahan tersebut dapat dikuasai oleh siswa. c. Evaluasi berfungsi Diagnostik Evaluasi jenis ini berfungsi untuk mengetahui masalah-masalah apa yang dialami siswa sehingga ia mendapat kesulitan dalam belajar. Apabila alat yang diguakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa dan faktor faktor penyebab terjadinya hal tersebut. Dengan demikian, guru dapat membantu mengatasi kesulitan atau hambatan yang dialami oleh siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran pada suatu bidang studi atau keseluruhan



program



pengajaran. d. Evaluasi berfungsi Sumatif Evaluasi ini biasanya diberikan pada akhir tujuan ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan, yang dimaksud untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Hal ini tentunya tergantung pada berbagai faktor, faktor guru, siswa, kurikulum, metode mengajar, saran dan lain sebgainya. e. Evaluasi berfungsi Selektif Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penempatan terhadap siswanya. Penelitian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain: untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu, untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya, untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa dan untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan lain sebagainya. f. Evaluasi berfungsi sebagai Pengukur Keberhasilan Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode pembelajaran, kurikulum, sarana dan sistem administrasi yang berlangsung dalam proses pembelajaran. 6



3. Hubungan antara Program Pengajaran/pembelajaran dan Evaluasi Sebetulnya secara garis besar teradapat dua kegiatan evaluasi, yaitu evaluasi terhadap hasil belajar siswa dan juga proses pengajarannya. Inilah yang menjadi topik pembahasan dalam sub bab ini, tentang bagaimana kaitan dan hubungan antar pengajaran dan evaluasi. Pengajaran merupakan bagian dari program, maka dari itu kita akan membahas terlebih dahulu apa itu evaluasi program, mengapa guru perlu melakukan evaluasi program pengajaran, apa saja objek atau sasaran dala evaluasi program dan bagaimana cara melakukan evaluasi program. a. Apa itu evaluasi program? Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Dalam KBBI tertulis bahwa program adalah rencana. Program adalah kegiatan yang direncanakan secara seksama. Maka melakukan evluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Penyelenggaraan pendidikan bukan sesederhana mengadakan peralatan penikahan. Dampak pendidikan akan meliputi banyak orang dan menyangkut banyak aspek. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan harus di evaluasi agar dapat dikaji apa kekurangannya dan kekurangan tersebut akan dipertimbangkan untuk pelaksanaan pendidikan pada waktu lain.evaluasi program biasanya dilakukan untuk mengambil kebijaksanaan dan untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya. Langkah evaluasi tidak dilakukan dengan serampangan tetapi sistematis, rinci, dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat. b. Mengapa guru perlu melakukan evaluasi program? Guru adalah orang yang paling penting statusnya dalam kegiatan belajar mengajar karena guru memegang tugas yang amat penting yaitu mengatur dan mengemudikan bahtera kehidupan kelas. Didalam melaksanakan tugas yang penting mneciptakan suasana kelas tersebut guru berupaya sekuat tenaga agar kehidupan kelas dapat berjalan mulus. Untuk menjawab sebab apa guru melakukan evaluasi program, terlebih dahulu kita tahu tentang siapa saja yang dapat melakukan kegiatan evaluasi program tertentu (evaluator). Ada dua bentuk evaluator yakni internal evaluator dan eksternal evaluator. Masing masing keduanya memiliki kelemahan.



7



a) Evaluator dalam sangat memahami seluk beluk kegiatan, tetapi ada kemungkinan dapat dipengaruhi keinginan untuk dapat dikatakan programnya berhasil. Dengan kata lain evaluator dalam dapat diganggu oleh unsur subjektivitas. Jika hal itu terjadi, data yang terkumpul kurang benar dan kurang akurat meskipun barang kali cukup lengkap. b) Evaluator luar, mungkin menjumpai kesulitan dalam memperoleh data yang lengkap karena ada hal hal yang disembunyikan oleh para pelaksana program. Namun karena evaluator tidak berkepentingan akan nama baik program, maka data terkumpul dapat lebih objektif. Untuk memperbaiki proses pengajaran yang akan dilaksanakan lain waktu, guru perlu mengetahui seberapa tinggi tingkat pencapaian dari tugas yang telah dikerjakan selama kurun waktu tertentu. Dalam hal ini guru tidak dikhwatirkan tidak menutupi kekurangannya atau kurang objektif karena evaluasinya tidak akan dilaporkan dan diketahui oleh siapaundi luar dirinya. c. Objek atau Sasaran Evaluasi Program Untuk dapat mengenal sasaran evaluasi secara cermat, kita perlu memusatkan perhatian pada aspek-aspek yang bersangkut paut dengan keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Untuk itu ada baiknya kita mengenal kembali model transformasi proses pendidikan formal disekolah. Didalam proses transformasi, siswa yang baru masuk mengikuti proses pendidikan dipandang sebagai bahan mentah yang akan diolah melalui pengajaran. Siswa yang baru masuk (input) ini memiliki karakteristik atau kekhususan sendiri-sendiri, yang banyak mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Disamping itu ada masukan lain berpengaruh dalam keberhasilan belajar siswa, yaitu masukan instrumental adalah materi(kurikulum), guru, metode mengajar dan sarana pendidikan. Siswa yang dimmasukkan ke dalam alat pemroses yaitu transformasi dan sudah menjadi bahan jadi dikenal dengan istilah hasil atau keluaran (output). (Arikunto, 2011:290-294).



B. Keterkaitan Evaluasi dengan Perencanaan 1.Kedudukan evaluasi didalam kurikulum 8



Pengertian modern, kurikulum meliputi segala aspek kehidupan dan lapangan hidup manusia dalam masyarakat modern ini yang dapat dimasukkan ke dalam tanggungjawab sekolah, yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan pribadi murid serta memberi sumbangan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Pengertian kuirkulum dalam KBBI adalah perngkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan ataupun perangkat mata kuliah mengenai bidang keahllian khusus. Di Indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut sistem sentralisasi. Di Indonesia ini kurikulum disusun bersama oleh direktorat yang mengelola jenjang dan jenis sesuatu sekolah bersama dengan Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan (PusBangKurRanDik)



Balitbang



Dikbud.



Untuk



kurikulum



sekolah



dasar,



yang



bertanggungjawab menyusun dan mengembangkan kurikulumnya adalah Direktorat Pendidikan Dasar (Ditdikdas) yang bernaung dibawah direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah. Pusbangkurrandik balitbang yang mempunyai tugas meneliti dan mengembangkan kurikulum dan sarana pendidikan untuk semua jenjang dan jenis sekolah melakukan koordinasi, penyusunan dan pengembangan untuk SD tersebut. Untuk kurikulum SMP misalnya, Pusbangkurrandik balitbang juga mengkoordinasikan penyusunan dan pengembangan kurikulum bersama penanggungjawab sekolahnya, yaitu direktorat Pendidikan Menengah Umum (Ditdikmenum). Apa sebab Pusbangkurrandik mengkoordinasikan menyusun dan mengembangkan kurikulum semua jenjang dan jenis sekolah? Jika kita ingat bahwa tugas balitbang sebagai lembaga adalah melakukan penelitian dan mengembangkan hal hal yang berkaitan dengan pendidikan diseluruh negara, melakukan evaluasi program terhadap semua pelaksanaan pendidikan. Jika ruang lingkup yang dievaluasi oleh guru hanya sebatas pada kegiatan belajar mengajar dikelasnya sendiri, maka ruang lingkup dan wilayah yang di evaluasi oleh balitbang Dikbud meliputi berbagai jenis kegiatan pendidikan di departemen pendidikan dan kebudayaan. Dari kegiatan evaluasi inilah balitbang mempunyai data yang lengkap tentang tingkta keberhasilan tiap-tiap kegiatan pendidikan dan berdasarkan atas data ini pulalah balitbang bersama direktorat merevisi dan menggembangkan kurikulum (Arikunto, 2011:296). C. Keterkaitan evaluasi dengan pengorganisasian



9



Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa



Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran.Sedangkan menurut



pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggu nakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”. Tahap penyusunan indikator kinerja untuk menilai kemajuan program, hasil-hasil program, dan dampak program. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi mulai dari evaluasi proses atau evaluasi formatif (on going evaluation), evaluasi hasil atau evaluasi sumatif (evaluation of result), dan evaluasi dampak pro (evaluation of impact). Kegiatan evaluasi memang dibutuhkan dalam suatu organisasi guna menilai, mengumpulkan informasi bagaimana system, proses, cara dalam organisasi telah dikerjakan dengan baik atau belum oleh masing-masing anggota terhadap kebijakan yang telah ditentukan. Fungsi evaluasi sangat penting dalam manajemen karena evaluasi seperti yang diketahui dari arti dari Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya. Penilaian harus dikembangkan bersama perencanaan suatu program. Penilaian pada kegiatan evaluasi dilakukan pada komponen input, proses dan input. Penilaian selalu terkait dengan proses pengambilan keputusan. Menurut waktu pelaksanaan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : 1) Evaluasi Formatif, dilaksanakan pada saat pelaksanaan prioritas, fokus prioritas/ program prioritas, dengan tujuan memperbaiki tujuan pelaksanaannya. Temuan utama biasanya berupa masalah-masalah dalam pelaksanaannya. 2) Evaluasi Summatif, dilaksanakan pada saat prioritas fokus prioritas/ program prioritas sudah selesai diselenggarakan, bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan. Temuan utama berupa capaian-capaian prioritas dari pelaksanaan prioritas atau kegiatan prioritas Menurut tujuan dapat dilakukan 4 jenis evaluasi, yaitu : 10



1) Evaluasi Formulasi : mengkaji formulasi apakah formulasi desain kebijakan atau program yang dilakukan pada saat penyusunan awal telah menggunakan metode yang benar. 2) Evaluasi Proses : mengkaji apakah pelaksanaan focus prioritas/ program prioritas berjalan kearah pencapaian sasaran. 3) Evaluasi Biaya-Manfaat atau Efektivitas (cost-benefit) : mengkaji apakah biaya prioritas fokus prioritas/ program prioritas untuk mencapai capaian atau sasaran yang sudah ditetapkan. 4) Evaluasi Dampak : mengkaji apakah prioritas, fokus prioritas/ program prioritas memberikan pengaruh atau manfaat yang telah ditetapkan terhadapa penerima manfaat. Hubungan antara evaluasi dengan organisasi sangat erat, karena dalam organisasi membutuhkan evaluasi guna untuk menilai suatu awal, proses, dan akhir pelaksanaan program. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya Dengan demikian suatu program manajemen dalam organisasi tidak akan berjalan dengan lancar atau tepat sasaran, dengan cara mengevaluasi bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil keputusan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program. Jika suatu organisasi atau instansi melakukan evaluasi akan mempunyai manfaat yang cukup baik untuk organisasinya, salahsatunya untuk membantu menentukan kebijakan yang baik, membantu memperbaiki kesalahan- kesalahan dan kelemahan kelemahan yang ada, menganalisis masalah-masalah yang terjadi dengan penyelesaiannya; memperbaiki kinerja anggota/karyawan. Penghalang, Pedoman, Tahapan, Prinsip dan Penerapan Penggerakan a. Beberapa halangan dalam menjalankan penggerakan Kurangnya keahlian dalam menggunakan menajemen Beragam-ragam dalam memutuskan sesuatu Tidak adanya kerjasama yang kompak Tidak menepati janji Fungsi-fungsi penggerakan Tidak



adanya



dana



serta



fasilitas



yang



terbatas



dapat



menghasilkan



kedisiplinan dan kesetiaan dari anggota organisasi Kurangnya Komunikasi di Dalam Organisasi. 11



Tidak bisa membaca karakteristik setiap anggotanya Kurangnya Rasa Solidaritas yang tinggi b. Pedoman penggerakan Berdasarkan beberapa pengertian penggerakan, maka penggerakan terdiri dari beberapa langkah-langkah yang mempunyai peranan penting dalam proses penggerakan, diantaranya sebagai berikut : Motivasi Pembimbingan Penjalinan hubungan Penyelenggaraan pemberian komunikasi Pengembangan atau peningkatan pelaksana Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya : Kepemimpinan (leadership) Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha denganikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki kepemimpinantidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yangdemikian akan gagal dalam usahanya. Sikap dan Moril (attitude and morale) Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak.Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya. Tata hubungan (Communicatio) Komunikasi



membantu



perencanaan



managerial



dilaksanakan



dengan



efektif, pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalammanajemen ada beberapa macam diantaranya : ➢ intern yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan denganatasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya. 12



➢ Komunikasi Ekstern yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi. ➢ Horizontal yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama. ➢ Komunikasi Vertikal yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasandan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil. Perangsang (Incentive) Perangsang insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak. Supervisi (supervision) Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbulkekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry, Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan danmemberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan. Disiplin (Discipline) Disiplin (Discipline) ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dantingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua : ➢ Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya). ➢ Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah) Pada dasarnya sistem penggerakan dimulai pada diri manajer sendiri, seorang harus berusaha secara pribadi untuk mengembangkan kerja sama secara harmonisdan terarah dengan pihak lain, tanpa kesedian dan kemempuan kerja sama itu sulit baginya untuk menggerakan orang lain. Motivasi orang-orang dalam kelompok dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : Menjelaskan alasan memotivasi Memberikan pengakuan terhadap kegiatan dan orang yang dimotivasi.



13



Dimana pihak yang memotivasi harus mengakui kontribusi orang yang dimotivasi terhadap kegiatan kelompok atau organisasi. Seseorang sering keluar dari kelompok atau organisasi dengan alasan bahwa ia tidak di akaui dan tidak dihargai kehadiran dan kontribusinya. Pihak yang memotivasi harus menyadari pentingnya pengakuan dan penghargaan dalam kehidupan berorganisasi. Menjelaskan dan mengkomunikasikan tujuan motivasi. Suatu kelompok atau organisasi yang memiliki tujuan yang jelas, pipahami, disepakati dan doterima oleh setiap orang yang terlibat didalamnya maka tujuan itu memiliki landasan kuat ntuk tercapai. Dengan demikian, kejelasan tujuan dan dipahami oleh mereka akan menjadi suatu kekuatan dalam upaya memotivasi. Menyelenggarakan pertemuan untuk merangsah pihak yang dimotivasi Pengerak atau motivator yang baik adalah unsure paling penting untuk keberhasilan komunikasi, pengeraklah yang menantang dan merangsang anggota kelompok. Keberhasilan motivasi adalah tanggung jawab anggota kelompok dan penggerak. Memberikan penghargaan melalui komunikasi. Komunikasi dilakukan dengan cara menghargai kehadiranj dan pendapat orang lain, dan bukan dengan memberikan penilaian yang merendahkan pendapat tersebut. Pembinaan komunikasi yang baiik menjadi tanggung jawab pihak yang memotivasi dan pihak yang dimotivasi. Komunikasdi akan tidak evektif apabila tumbuh kebiasaan atau “budaya” malas, tidak teratur dan sikap tidak menghargai orang lain. Mendengarkan informasi dari yang dimotivasi Kesunguhan



dalam



mendengarkan



informasi



akan



meningkatkan



motivasi.



Kesunguhan tersebut akan menunjukkan penghargaan endengar terhadap pembicara dan terhadap isi pembicaraannya, walaupun mungkin ia tidak menyetujui informasi yang diterima. Selama mendengarkan isi pembicaraan, orang yang berbicarapun memperhatikan jalan pikiran orang yang mendengarkannya Melihat keadaan diri sendiri Terdapat hubungan yang positif antara tingkat pemahaman terhadap diri sendiri dengan tingkat pemahaman terhadap orang lain. Penampilan, rasa simpati, dan perilaku memperhatikan orang lain bermula dari pemahaman diri sendiri. Mengatasi situasi konflik 14



Konflik yang terbuka dan terarah pada tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kelompok, memiliki nilai yang tinggi sedangkan konflik yang tidak ditangani secara kreatif dapat menjadi faktor yang sangat merugikan kelompok. Untuk itu, seorang pengerak atau pimpinan kelompok perlu memahami : a) Pandangan orang-orang terhadap konflik b) Keterampilan khusus untuk mengatasi konflik. c) Teknik-teknik untuk mempengaruhi konflik dalam kelompok d) Cara memepertahankan diri dalam konflik Mengurangi resiko yang mungkin timbul Resiko dapat dikurangi dengan tumbuhnya saling pengertian dan saling mendukung diantara anggota kelompok. Resiko juga dapat dikurangi dengan cara memahami dan mengatasi situasi konflik.



c. Prinsip Penggerakan (Actuating) Prinsip- prinsip penggerakan, menurut Kurniawan (2009) : Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi Menghargai hasil yang baik dan sempurna Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya Dalam manajemen, penggerakan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia - manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada tiga prinsip, menurut Haris (2011) yaitu: Prinsip mengarah pada tujuan Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan anggota 15



terhadap usaha mencapai tujuan. Bisa saya contohkan dalam out bound adalah pada saat kita akan melakukan kegiatan out bound masing-masing. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri, artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain, seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan anggota. Prinsip keharmonisan dengan tujuan Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkin tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka menghendaki demikian dengan harapan tidak terjadinya penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi. Prinsip kesatuan komando Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tanggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal. Selain tiga prinsip diatas, hal yang tidak kalah pentingnya adalah ketika dalam menggerakkan orangorang dalam suatu organisasi, perlu diingat prinsip-prinsip lain sebagai berikut Efisien, Komunikasi, Jawaban terhadap pertanyaan 5W+1H (Who, Why, How, What, When, Where), dan Perhargaan / insentif D.



Keterkaitan evaluasi dengan pelaksanaan Hubungan antara evaluasi dengan pelaksanaan yakni saling berkaitan, karena dalam



pelaksanaan membutuhkan evaluasi guna untuk menilai suatu awal, proses, dan akhir 16



pelaksanaan program. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya Dengan demikian suatu program manajemen tidak akan berjalan dengan lancar atau tepat sasaran, dengan cara mengevaluasi bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil keputusan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program. Jika setelah pelaksanaan ada evaluasi akan mempunyai manfaat yang cukup baik untuk kegiatan kedepannya, salahsatunya untuk membantu menentukan kebijakan yang baik, membantu memperbaiki kesalahan- kesalahan dan kelemahan kelemahan yang ada, menganalisis masalah-masalah yang terjadi dengan penyelesaiannya; memperbaiki program kerja. E.



Keterkaitan evaluasi dengan pengawasan Di dalam setiap organisasi terdapat tujuan yang ingin dicapai secara bersama, sehingga



dalam setiap anggota harus bekerja berdasarkan arahan dan orientasi tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, di dalamnya tentu dibutuhkan pengawasan, evaluasi dan masukan dari setiap anggota (umpan balik), sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pengawasan atau kontrol merupakan fungsi di dalam manajemen fungsional yang harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan atau manajer atau satuan unit kerja terhadap pelaksanaan pekerjaan di lingkungannya. Setiap kegiatan pengawasan memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam bekerja, yang dalam penilaian kinerja (evaluasi) disebut Standar Pekerjaan. Tanpa tolok ukur, maka tidak satupun sistem kontrol yang dapat dilakukan secara efektif. Oleh karena itu, pengukuran suatu sistem kontrol terdiri dari standar (tolok ukur), proses pengukuran (penilaian), koreksi dan umpan balik yang diberlakukan dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan kinerja dalam organisasi. Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.



17



Kesimpulannya, pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Menurut Kadarman langkah-langkah proses pengawasan, yaitu: 1)



Menetapkan Standar Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka secara logis hal ini berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud di sini adalah menentukan standar.



2)



Mengukur Kinerja Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.



3)



Memperbaiki Penyimpangan Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.



Oleh karena itu, dalam analisis penulis proses pengawasan hendaknya dilaksanakan ke dalam empat tahapan, yakni : 1) Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan, 2) Mengukur pelaksanaan, 3) Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada, 4) Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat. Tipe-Tipe Pengawasan Donnelly mengelompokkan pengawasan menjadi 3 (Tiga) tipe pengawasan yaitu: a) Pengawasan Pendahuluan (preliminary control) Pengawasan



yang



terjadi



sebelum



kerja



dilakukan.



Pengawasan



Pendahuluan



menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yang diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan Pendahuluan mencakup semua



18



upaya manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan. b) Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control) Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran telah dicapai. Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka. c) Pengawasan Feed Back (feed back control) Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar. Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakantindakan masa mendatang. Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh dunia bisnis yaitu a) Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis), b) Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis), c) Pengawasan Kualitas (Quality Control), dan d) Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation). Evaluasi Pengawasan Evaluasi strategi adalah tahap proses penilaian dari hasil kinerja perusahaan yang sesungguhnya merupakan implementasi strategi yang diterapkan perusahaan dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan. Para manajer di semua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali.



19



Berdasarkan hasil kinerja, manajemen harus melakukan penyesuaian terhadap perumusan strategi atau implementasi strategi. Dengan mendasarkan pada kerangka proses perumusan strategi maka dengan kerangka yang sama dapat dibuat evaluasi apakah suatu strategi yang telah disusun akan dan masih cocok untuk mencapai tujuan yang akan datang. Sangat tidak mungkin untuk menunjukkan bukti bahwa sebuah strategi telah optimal atau bahkan menjamin ia akan bekerja dengan baik, yang bisa dilakukan adalah mengevaluasinya untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) kejelasan tujuan dan hasil yang dicapai dari monitoring dan evaluasi; 2) pelaksanaan dilakukan secara obyektif 3) dilakukan oleh petugas yang memahami konsep,teori, proses serta berpengalaman dalam melaksanakan pengawasan dan evaluasi agar hasilnya sahih dan handal 4) pelaksanaan dilakukan secara transparan, sehingga pihak bersangkutan mengetahui hasilnya dan hasilnya dapat dilaporkan kepada stakeholders (pihak berkepentingan/ pihak berkewenangan) melalui berbagai cara. 5) melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan secara proaktif (partisipatif) 6) pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal (akuntabel), 7) mencakup seluruh obyek agar dapat menggambarkan secara utuh kondisi dan situasi sasaran monitoring dan evaluasi yang komprehensip 8) pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan padasaat yang tepat agar tidak kehilangan momentum yang sedang terjadi 9) dilakukan secara berkala dan berkelanjutan 10) berbasis indikator kinerja, dan 11) dilakukansecara efektif dan efisien, artinya target monitoring dan evaluasi dicapai dengan menggunakan sumberdaya yang ketersediaannya terbatas dan sesuai dengan yang direncanakan F.



Evaluasi sebagai pijakan pengembangan 20



Pada prinsipnya tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan program yang akan dievaluasi (Dwiyogo, 2006: 50). Ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada tiap-tiap komponen dari program. Evaluasi yang telah dilakukan oleh penilai di dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan perlu dikembangkan dan diadministrasikan. Data yang dihasilkan akan sangat berguna bagi pengambil keputusan dalam menentukan apakah program diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan. menurut Tayipnapis (1989: 3): Evaluasi dapat mempunyai dua kegunaan, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif : evaluasi digunakan untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dsb). Fungsi sumatif : evaluasi digunakan untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari pihak yang terlibat. G.



Implementasi evaluasi dalam pengembangan progam PNF Evaluasi program diimplementasikan dalam program PNF misalnya progam kursus



dilakukan untuk menjaga kualitas dan mutu program kursus dengan metode interview oleh instruktur terhadap peserta kursus. Dilakukan dengan pelaporan dari instruktur kepada pengelola mulai dari evaluasi input hingga evaluasi outcome. Dalam dimensi input pada lingkungan, tempat belajar, kurikulum atau Standar Kompetensi Lulusan, sarana dan prasarana, dan instruktur, evaluasi yang dilakukan hanya fokus pada kurikulum serta sarana dan prasarana. Dalam dimensi process difokuskan pada evaluasi hasil belajar, evaluasi hasil belajar siswa dapat diketahui melalui hasil ujian baik lokal maupun nasional serta penilaian kegiatan harian peserta kursus.



21



Dalam dimensi output dinilai pada kuantitas dan kualitas program kursus. Pada dimensi outcome dinilai pada lulusan yang sudah membuka usaha sendiri. Semua kegiatan tersebut diatas dilaksanakan tiap semester dan pada akhir tahun pelajaran, dalam upaya untuk meningkatkan mutu serta kualitas para lulusannya. Faktor penghambat implementasi evaluasi program dalam implementasi evaluasi program kursus dalam pelaksanaannya ada pada peserta didik yang kurang aktif menyampaikan kekurangan dalam pelaksanaan program. Padahal dari keteranganketerangan tersebut menjadi data untuk mengevaluasi. Selain itu hambatan lain dapat dilihat dari keterbatasan sarana untuk mengevaluasi.



22



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Seperti yang telah dijelaskan bahwa evaluasi itu dapat diterapkan pad unsur kegiatan pendidikan, yang ada pada tahap perncenaan, pelaksanaan dan cakupan kegiatan yang kekcil maupun nasional. Hal ini terbukti bahwa peranan evaluasi pad hakikatnya sangat luas. Dengan demikian manfaat utama evaluasi dalam bidang pendidikan dapat disimpulkan antara lain meliputi: 1. Tingkat Mutu Program Intruksional 2. Meningkatkan Motivasi setiap Siswa 3. Mengkomunikasikan Hasil Belajar 4. Akreditasi Sekolah 5. Perbaikan sistem administrasi 6. Pembuatan keputusan Dengan demikian tujuan utama melakukan evaluasi dalam pembelajaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran



pada



siswa



sehingga



dapat



diupayakan



tindak



lanjutnya.



Pengevaluasian dapat dilakukan melalui pengadaan tes, sebagai berikut: 1.



Evaluasi berfungsi sebagai penempatan (placement test)



2.



Evaluasi berfungsi formatif (formative test)



3.



Evaluasi berfungsi diagnostik (diagnosic test)



4.



Evaluasi berungsi sumatif (sumative test)



5.



Evaluasi berfungsi selektif



6.



Evaluasi berfungsi sebgai pengukur keberhasilan



B. Saran



23



Sebagai seorang mahasiswa, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami sebagai penulis mengaharapkan adanya kritik yang membangun dari seluruh pihak yang terkait demi kesempurnaan tulisan kami. Saran bagi pembaca kami himbau untuk membaca buku asli yang kami jadikan referensi agar dapat mengambil kesimpulan langsung dari sumber asli.



24



DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Daryanto, Drs. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya Sudaryono, Ir. M.Pd. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu Dr.S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. evaluasi program pembelajaran. https://historicallthinking.blogspot.com/2016/08/hubungan-evaluasi-didalam-kurikulumdan.html?m=1 http://www.indopubadmi.com/2014/12/fungsi-evaluasi-dalam-manajemen.html http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/download/3489/3273



25