Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemilihan Strategi Dan Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2.3 Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran Dalam proses kegiatan belajar mengajar, sudah pasti yang diharapkan adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai adalah memilih strategi pembelajaran yang efektif. Strategi pembelajaran yang efektif adalah strategi pembelajaran yang sesuai dengan komponen pembelajaran lainnya, seperti tujuan, bahan pelajaran, alat, siswa dan guru. Jadi,adapun faktor-faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran adalah Tujuan Pembelajaran, Bahan Pelajaran, Siswa, Guru, dan Sarana (alat dan sumber, waktu, dan ruangan) 2.3.1 Tujuan Pembelajaran Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran ialah tujuan. Berkaitan dengan kategori tujuan pembelajaran, Gagne, Brigs, dan Wager (1992) mengelompokkan kemampuan-kemampuan sebagai hasil belajar ke dalam lima kelompok, yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. 1.



Keterampilan Intelektual Keterampilan intelektual merupakan keterampilan pikiran, yang jika dihubungkan



dengan pendapat Bloom termasuk ranah kognitif. Keterampilan intelektual terbagi atas Diskriminasi-diskriminasi, konsep-konsep konkret, konsep terdefinasi, aturan-aturan, aturanaturan tingkat tinggi-pemecahan masalah. a. Diskriminasi-diskriminasi Diskriminasi merupakan kemampuan membandingkan benda-benda secara fisik. Apakah benda-benda yang diamati itu sama atau berbeda satu dengan yang lain. Kemampuan diskriminasi lebih banyak diberikan kepada anak-anak. Dalam hal ini anak diminta untuk membedakan dua benda, misalnya gambar lingkaran dan segi empat, atau anak diminta untuk mengambil balok-balok yang sama warnanya. Kemampuan diskriminasi merupakan kemapuan awal yang harus dimiliki lebih duluuntuk memperoleh keterampilan intelektual yang lenih tinggi tahapannya. b. Konsep-konsep konkret Konsep konkret menunjukkan suatu sifat objek atau atribut objek, seperti warna, bentuk, ukuran. Konsep-konsep ini disebut konkret karena menyangkut objek yang konkret seperti benda-benda yang ada di sekitar kita. Seorang siswa dapat dikatakan telah mengenal konsep konkret bila siswa tersebut dapat menunjukkan sifat-sifat objek yang diminta.



Umpamanya siswa diminta menunjukkan benda-benda yang memiliki warna yang sama, bentuk yang sama, ukuran yang sama, dan sebagainya. Kemampuan dalam menentukan konsep-konsep konkret merupakan dasar untuk mempelajari konsep-konsep terdefinisi dan aturan-aturan yang abstrak. c. Konsep terdefinisi Bila seseorang dapat menjelaskan dengan cara memberikan contoh atau mendemonstrasikan atrubut-atribut objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan, maka orang tersebut telah memahami suatu konsep terdefinisi. Pemahaman tentang konsep terdefinisi diperlukan sebagai kemampuan awal untuk memahami dan menggunakan aturan-aturan. d. Aturan-aturan Aturan terbentuk berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari. Seseorang dikatakan telah dapat menggunakan aturan-aturan, apabila prilakunya atau ia melakukan pekerjaan telah sesuai dengan aturan perbuatan tersebut. Aturan merupakan pernyataan verbal, dalam matematika misalnya sifat-sifat, hukum/ dalil, dan rumus, atau dalam bahasa misalnya struktur kalimat. Salah satu contoh aturan-aturan misalnya guru meminta anak untuk menentukan sisi miring sebuah segitiga dengan sisi siku-sikunya berturut-turut adalah 3cm dan 4 cm. Untuk menghitung Panjang sisi miringnya anak memerlukan suatu aturan Pythagoras yang berbunyi “pada suatu segitiga berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya dengan menggunakan aturan di atas diperoleh panjang sisi miringnya adalah 5cm. Jadi, tujuan akhir pelajaran mengenai aturan-aturan termasuk prinsip, dalil, dan rumus ialah tingkat penerapan, tetapi siswa mestinya telah memahami terlebih dahulu aturan-aturan tersebut. e. Aturan-aturan tingkat tinggi-pemecahan masalah Belajar memecahkan masalah adalah tipe belajar yang lebih tinggi derajatnya dan lebih kompleks. Dalam tingkatan ini seseorang telah belajar aturan-aturan terlebih dahulu untuk membuat solusi penyelesaian masalah. Penyelesaian atau pemecahan masalah inilah yang dimaksud sebagai tingkat tinggi dari keterampilan intelektual. 2. Strategi kognitif Strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir (Gagne, Briggs, dan Wager, 1992). Keterampilan intelektual seseorang dipengaruhi oleh strategi kognitif yang dimilikinya. Jika seseorang



memiliki strategi kognitif yang baik, maka orang itu dapat menghadapi masalah dengan cepat tanggap serta mampu memilih cara-cara penyelesaian dengan cepat dan tepat. 3. Informasi verbal Seorang anak dianggap telah menguasai informasi verbal apabila anak tersebut telah mampu mengingat objek yang dilihat atau didengarnya. Jadi informasi verbal ini dapat diperoleh seseorang melalui pendengaran dan membaca. 4. Keterampilan motorik Keterampilan motorik mencakup kegiatan-kegiatan fisik yang digabung dengan keterampilan-keterampilan psikis. Sebagai contoh pada saat siswa melaksanakan ekstrakurikuler menari, selain fisik yang terjadi, pikiran mereka juga jalan. 5. Sikap Sikap (afektif) merupakan ranah perilaku siswa yang merupakan bagian dari tujuan Pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari ranah kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (keterampilan). Sikap yang dimiliki seseorang mempengaruhi pilihan tindakan orang tersebut terhadap suatu objek, orang, atau peristiwa. Berdasarkan kemampuan-kemampuan dari hasil belajar di atas, dapat dikatakan bahwa setiap jenis tujuan pembelajaran menuntut proses pembentukan yang berbeda. Tujuan yang bersifat penguasaan pengetahuan menuntut kegiatan pengkajian. Tujuan yang bersifat penguasaan keterampilan menuntut kegiatan berlatih, sementara itutujuan yang bersifat sikap dan nilai menuntut kegiatan pengahayatan terhadap sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai. Hal tersebutlah yang mendasari tujuan pembelajaran menjadi salah satu faktor penentu dalam pemilihan strategi pembelajaran. 2.3.2 Bahan Pelajaran Selain tujuan peembelajaran, bahan pelajaran merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih strategi pembelajaran yang efektif di kelas. Bahan pelajaran merupakan seperangkat informasi yang harus diserap dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik harus benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau materi setelah peserta dididk mempelajarinya. Oleh karena itu, seorang guru harus menganalisis bahan pelajaran sebelum



pelajaran dimulai. Setiap jenis dan tingkat bahan pelajaran menuntut kegiatan yang berbeda untuk mencapainya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih baham pelajaran adalah: a. Kesesuaian materi dengan tujuan b. Kompleksitas materi c. Siswa sudah familiar dengan materi atau belum d. Penjelasan makna yang terkandung dalam materi. 2.3.3



Siswa



Mengingat tujuan yang harus dicapai dari proses pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa, maka yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran adalah siswa. Jadi, sebaiknya faktor siswa perlu dijadikan pertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran. Yang perlu dipertimbangkan dari factor siswa di dalam memilih strategi pembelajaran antara lain: a. Siswa sebagai pribadi sendiri memiliki perbedaan-perbedaan dari siswa lain. b. Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran. 2.3.4 Guru Faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran ialah kemampuan menguasai bahan pelajaran dan kemampuan membelajarkan siswa. Untuk itu, guru perlu memaksimalkan potensi dan kemampuan yang dimiliki, selalu belajar dan mengupgrade skill, bersikap open minded atau terbuka dan menerima perkembangan ilmu pengetahuan. Demikian pula kondisi fisik guru juga harus diperhatikan, terutama pada saat akan mengajar. 2.3.5 Sarana (Alat dan Sumber), Waktu, dan Ruangan Adapun faktor fasilitas, ruang, dan waktu yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran adalah: a. Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga b. Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran c. Ketersediaan ruangan yang dibutuhkan d. Jumlah waktu yang tersedia