Faktor-Faktor Penyebab Konflik, Frustasi, Stress Dan Trauma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan anugerah terbesar yang telah Tuhan berikan untuk umatnya. Hanya saja, manusia terkadang lalai untuk menjaganya. Terutama dalam menjaga kesehatan fisik. Padahal bukan hanya fisik saja yang harus di jaga, tapi kesehatan mental pun harus dijaga. Kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain: kepribadian, kondisi fisik, perkembangan dan kematangan, kondisi psikologis, keberagamaan, sikap menghadapi problema hidup, kebermaknaan hidup, dan keseimbangan dalam berfikir. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain keadaan ekonomi, budaya, dan kondisi lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pendidikan. Dalam mempelajari kesehatan mental terdapat penyesuaian diri antara diri sendiri dengan dirinya sendiri, maupun diri sendiri dengan orang lain ataupun lingkungan. Mental yang tidak dijaga maka akan menjadi terganggu. Sepanjang masa perkembangan dari lahir hingga dewasa, kebutuhan-kebutuhan seseorang tidak selalu dapat terpenuhi dengan lancar.Seringkali terjadi hambatan dalam pemuasan suatu kebutuhan, motif dan keinginan.Keadaan terhambat dalam mencapai tujuan dinamakan frustasi, yang merupakan salah satu gangguan mental B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam yang menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana konflik dan penyebabnya? 2. Bagaimana stress dan penyebabnya? 3. Bagaimana trauma dan penyebabnya? 4. Bagaimana frustasi dan penyebabnya?



1



BAB II PEMBAHASAN A. Konflik dan Penyebabnya Konflik dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi ketidaksamaan persepsi, pandangan, perspektif antara satu pihak dengan lainnya yang kemudian masing-masing pihak berusaha untuk membenarkan pendapatnya dengan cara menyingkirkan pihak lawannya. Konflik lebih sering terjadi dalam hubungan sosial bukan personal/intim. Ini bisa terjadi karena masing-masing pihak dalam hubungan personal menekankan perasaan-perasaan yang bisa mempertajam perbedaan. Secara umum konflik disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur. 2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadipribadi yang berbeda Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. 3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbedabeda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. 4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat



2



Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan prosesproses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada. B. Stress dan Penyebabnya Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang , tuntutan , atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri , sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.



3



Secara umum stress disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Faktor Lingkungan Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh lingkungan yang tidak sehat terhadap seseorang. Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya. 2. Faktor Organisasi Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role demand, interpersonal demands, dan organizational leadership. Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut : a. Role Demands Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut. b. Interpersonal Demands Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyeba bukan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya. c. Organizational Leadership



4



Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja. C. Trauma dan Penyebabnya Luka jiwa atau kadang disebut juga dengan trauma dapat terjadi pada semua insan. Saat mencapai dewasa maka kemampuan untuk mengatasi luka jiwa akan semakin lengkap dan komplit, sehingga luka jiwa yang terjadi dapat cepat sembuh atau bahkan sembuh sama sekali. Disadari atau tidak jiwa yang terbentuk sampai dewasa seperti sekarang ini dipengaruhi oleh luka-luka yang terjadi waktu masih kecil atau remaja. Masa yang sangat rawan dikarenakan seorang anak kecil belum dilengkapi dengan kemampuan secara sempurna untuk mengobati luka jiwa yang dialami. Trauma adalah keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani. Selain itu trauma juga dapat diartikan sebagai luka yang ditimbulkan oleh faktor ekternal. Jiwa yang timbul akibat peristiwa traumatik. Peristiwa traumatik bisa sekali dialami, bertahan dalam jangka lama, atau berulang-ulang dialami oleh penderita. Trauma psikologis bisa juga timbul akibat trauma fisik atau tanpa ada trauma fisik sekalipun. Penyebab trauma psikologis antara lain pelecehan seksual, kekerasan, ancaman, atau bencana. Namun tidak semua penyebab tersebut punya efek sama terhadap tiap orang. Ada orang yang bisa mengatasi masalah tersebut, namun ada pula yang tidak bisa mengatasi emosi dan ingatan pada peristiwa traumatik yang dialami. Penyebab dari trauma meliputi 2 faktor, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal (psikologis) Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan keteganganketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur



5



dari satu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental. Merupakan totalitas kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor penyebab sekunder lainnya. Secara sederhana, trauma dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang mengatasi persoalan hidup yang harus dijalaninya, sehingga yang bersangkuan bertingkah secara kurang wajar. Sebab-sebab timbulnya trauma dalam diri yaitu : a. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri b. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat c. Pemahaman yang salah sehingga memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial (overacting) dan juga sebaliknya terlalu rendah diri (underacting). 2. Faktor eksternal (fisik) a. Faktor orang tua dalam bersosialisasi dalam kehidupan keluarga, terjadinya penganiyayaan yang menjadikan luka atau trauma fisik. b. Kejahatan atau perbuatan yang tidak bertanggung jawab yang mengakibat kan trauma Fisik dalam bentuk luka pada badan dan organ pada tubuh korban. D. Frustasi dan Penyebabnya Kata frustasi mempunyai banyak arti dan pemahaman. Bahkan para psikolog (ahli ilmu jiwa) sendiri bersilang pendapat tentang arti frustasi. Ada yang menyebutnya pembatas eksternal yang menyebabkan seseorang tidak dapat mencapai tujuan, sementara ada pula yang menganggap frustasi sebagai reaksi emosional internal yang disebabkan adanya suatu penghalang. Secara etimologi (bahasa) frustasi berasal dari bahasa Yunani, frustatio yang berarti perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam mencapai tujuan. Frustration (Inggris), yang berarti kekecewaan. Frustasi tidak timbul dengan sendirinya tanpa ada sebab awalnya. Woodworth dalam bukunya psychology, mengemukakan bahwa penyebab frustasi itu dapat dibagi menjadi 4 golongan besar: 1. Penyebab yang berasal bukan dari manusia



6



Frustasi itu terjadi akibat adanya hasrat/motif yang tidak terpenuhi dan hal itu mengakibatkan kekecewaan yang mendalam. Kecewaan yang mungkin dialami itu timbulnya bukan karena hubungan dengan manusia saja, tapi mungkin timbul dari adanya hubungan dengan hewan, tumbuhan, benda dan lain-lain yang berinteraksi. Seperti contoh Seorang kusir ingin cepet-cepat mengemudikan delmannya menuju ke Station kereta api untuk mengambil penumpang yang turun dari kereta api yang sebentar lagi datang. Namun, tiba-tiba saja kudanya mogok tidak mau berjalan karena kelelahan dan lapar. Lama sang sais berusaha dan mencambuki kudanya dengan maksud kudanya kembali berjalan dan lekas lari, namun hal itu sia-sia belaka kudanya tidak mau berjalan apalagi berlari. Sementara itu kereta api telah tiba di Station dan tidak lama kemudian beragkat lagi. Dan kusir tersebut tidak mendapatkan penumpang satu orang pun. 2. Penyebab dari orang lain sesama manusia Frustasi yang disebabkan oleh seseorang umumya lebih mengganggu atau lebih terasa dari pada yang disebabkan oleh sesuatu yan bukan manusia seperti permasalahan yang pertama. Hal itu mungkin karena manusia itu lebih mudah mengeluarkan pendapatnya, dan lebih dapat merasakan daripada hewan, tumbuhan atau benda yang tidak mempunyai pemikiran atau mungkin tidak bernyawa. Seperti contoh Seorang pemain bola dengan asiknya membawa bola menuju ke daerah pertahan lawan yang sebentar lagi sampai ke daerah finalti, dengan dibarengi keinginan/hasrat memasukan bola ke gawang lawan. Namun, tidak disangka tiba-tiba datang lawan yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan akhirnya berhasil merebut bola yang padahal tinggal beberapa langkah lagi bersarang di gawang lawan. 3. Penyebab yang berasal dari dalam diri seseorang Frustasi juga akan timbul akibat dihadapkan kepada dua pilihan atau lebih yang keduanya bersifat fositif dan akhirnya menimbulkan banyak pertimbangan. Seperti contoh Seorang anak perempuan mempunyai keinginan untuk pergi ke acara konser salah satu band



7



favoritnya. Tetapi malam itu juga ia berhasrat untuk menyenangakan ibunya yang ia sayangi, yang sebenarnya tidak menyukai kepergiannya ke acara konseritu. Jika kedua motif itu sangat kuat dan seimbang, maka sukarlah bagi anak perempuan itu memilih mana yang akan dilaksanakan. Kedua motif itu sama baiknya. Apabila pergi ke acara concert berarti ia akan mengecewakan ibunya, kalau tidak, berarti tidak melihat grouf band favoritnya. Betulah pertimbangan yang akan dipikirkannya. Demikian pula di dalam diri ibunya terjadi suatu perasaan yang tidak enak karena sudah melarang anaknya. Sebagai seorang ibu yang baik ia harus menyenangkan anaknya, tapi disisi lain ia juga harus bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya, karena ia menganggap membiarkan anaknya pergi ke acara itu tidak baik bagi anaknya. Pertentangan antara keinginan untuk menyenangkan ibunya kalau si anak dan menyenangkan anaknya kalau si ibu akan menimbulkan pemikiran dan akhirnya akan menimbulkan frustasi dalam diri si anak dan si ibu. 4. Pertentangan antara motif positif dan motif negatif yang terdapat dalam diri orang itu Motif-motif negatif biasanya menimbulkan pertentangan dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan (motif positif), diantara motif negatif kemalasan, takut akan hukuman, merasa bersalah atau berdosa. Sebagai contoh pada suatu malam, Amir ingin sekali menonton pergelaran wayang golek di suatu hajatan yang tidak jauh dari rumahnya. Tetapi karena malam itu bukan malam minggu jadi harus belajar sebagaimana biasanya. Akan tetapi keinginan untuk menonton itu tetap kuat. Mau minta ijin kepada ayahnya tidak berani (takut), karena sudah tentu ayahnya tidak mengijinkan. Kalau pergi secara sembunyi-sembunyi takut ketahuan. Akhirnya dengan hati gelisah ia tetap belajar di rumahnya. Dengan demikian, penyebab frustasi itu timbul bukan hanya dari dalam dirinya saja (internal), tetapi bisa juga timbul dari luar dirinya (eksternal) yang berinteraksi dengan dirinya. Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan dirinya sendiri, seperti kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi pencapaian tujuan. 8



Konflik juga dapat menjadi sumber internal dari frustasi saat seseorang mempunyai tujuan yang saling berinterferensi satu sama lain. Sedangkan penyebab eksternalnya mencangkup kondisi-kondisi di luar dirinya, seperti jalan macet, tidak punya uang, cinta ditolak, atau tidak kunjung mendapatkan jodoh.



9



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik,trauma, stress dan frustasi pada dasarnya terjadi akibat interaksi sosial yang tidak kondusif antara masing-masing individu. Interaksi sosial yang tidak kondusif melahirkan stimulus negatif pada setiap individu, yang kemudian pada gilirannya akan mempengaruhi kondisi kejiwaan setiap individu. B. Saran Problematika sosial yang dihadapi manusia seringkali disebabkan oleh manusia itu sendiri, oleh karena itu manusia pada abad ke-20 ini mestinya mampu membangun sebuah tatanan kehidupan yang mampu menjaga stabilitas emosional dan mental dirinya.



10



DAFTAR PUSTAKA Atikison, Pengantar psikologi, (Jakarta : Erlangga, 2003) Bimo Wargito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Ombak, 1999) Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, 1992) https://www.academia.edu/8510035/gejala-dan-sebab-stress http://vhivie89.blogspot.co.id/2010/03/artikel-tentang-trauma.html http://herisukmawati.blogspot.co.id/2013/09/makalah-konflik-sosial.html



11