Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan Pelarutan Compatibility Mode PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BERPENGARUH TERHADAP PROSES PELEPASAN, PELARUTAN, DAN ABSOPRSI 1



Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed @Dhadhang WK @Dhadhang_WK



10/3/2012



FAKTOR-FAKTOR YANG



10/3/20 012



Faktor sifat fisiko-kimia zat aktif. | Faktor formulasi dan teknologi. | Faktor fisiopatologi. |



2



PERTIMBANGAN FISIKOKIMIA 10/3/20 012



Suatu obat y yang g mempunyai p y kelarutan dalam air sangat kecil akan sulit sekali untuk diformulasi sebagai suatu bentuk sediaan intravena, akan menjadi lebih mudah jika diformulasi dalam suatu bentuk sediaan intramuskular. | Beberapa faktor fisikokimia yang penting untuk dipertimbangkan dalam formulasi dapat dilihat pada Tabel berikut. |



3



10/3/20 012



4



SIFAT FISIKA KIMIA BAHAN OBAT | Ukuran



partikel | Kristalin atau amorf | Bentuk garam | Hidrasi, misal: ampisilin anhidrat lebih larut dari pada trihidrat | Kelarutan dalam air/lipid | pH dan pKa | Luas permukaan



PKA BEBERAPA BAHAN OBAT |







Bahan obat y yang g bersifat asam - asetosal - benzil penisilin - dikumarol



3,5 2,8 5,7



Bahan obat yang bersifat basa - atropin - codein d i - quinine



9,7 79 7,9 8,4



EFEK PH PADA IONISASI ELEKTROLIT LEMAH pH  mediu um sem makin a  asam



PKa-pH



% tdk terionisasi Asam lemah



Basa lemah



-3,0



0,10



99,9



-2,0



0,99



99,0



-1,0 10



9 09 9,09



90 9 90,9



-0,5



24,0



76,0



-0,2



38,7



61,3



0



50,0



50,0



+0,2



61,3



38,7



+0 5 +0,5



76 0 76,0



24 0 24,0



+1,0



90,9



9,09



+2,0



99,0



0,99



+3,0



99,9



0,10



STRUKTUR KRISTAL: KRISTALIN/AMORF | Kristalin:



mempunyai bentuk bangun



tertentu | Amorf: tidak teratur



Contoh kasus: - Novobiocin dan kloramfenikol palmitat tidak aktif jika diberikan dalam bentuk kristalin - Penisilin G lebih stabil dalam bentuk amorf - Sediaan insulin injeksi berbentuk kristalin Zink-insulin yang durasi efeknya lebih lama



KELARUTAN, PH, H DAN ABSORBSI OBAT 10/3/20 012



Profil pH-kelarutan merupakan suatu gambaran dari kelarutan obat pada berbagai pH fisiologis. fisiologis | Informasi ini digunakan dalam rancangan formulasi karena sifat p pH lingkungan g g dari saluran cerna berbeda, dari bersifat asam (di dalam lambung) sampai sedikit bersifat basa (dalam usus halus). halus) | Suatu obat yang bersifat basa akan larut dalam media asam karena pembentukan garam yang larut. | Suatu obat yang bersifat asam akan menjadi larut dalam usus dengan membentuk suatu garam yang larut pada pH yang lebih basa. |



9



KELARUTAN, PH, DAN ABSORBSI OBAT 10/3/20 012



Kelarutan dapat p diperbaiki p dengan g p penambahan suatu bahan tambahan yang bersifat asam atau basa. | Contoh: C t h k kelarutan l t aspirin i i dapat d t dinaikkan di ikk dengan penambahan dapar alkali. | Dalam formulasi obat pelepasan terkendali, bahan pendapar dapat ditambahkan untuk memperlambat atau memodifikasi laju pelepasan dari suatu pelarutan obat yang cepat. cepat | Bahan pendapar dapat dilepaskan secara lambat gg obat tidak melarut dengan g segera g sehingga dalam cairan pencernaan yang mengelilinginya. |



10



STABILITAS, PH, DAN ABSORPSI OBAT 10/3/20 012



Profil pH-stabilitas obat merupakan suatu gambaran b d darii tetapan laju l j reaksi k i terhadap h d pH. H | Jika peruraian obat terjadi baik melalui katalisis asam atau basa, maka dapat dibuat beberapa prakiraan untuk kerusakan obat dalam saluran cerna. | Contoh: C eritromisin mempunyai suatu profil f stabilitas yang bergantung pH. Dalam suatu media y yang g bersifat asam ((lambung), g), p peruraian terjadi secara cepat, sedangkan pada pH netral atau alkali obat relatif stabil Æ untuk melindungi kerusakan terhadap asam lambung, lambung tablet eritromisin disalut enterik. |



11



UKURAN PARTIKEL DAN ABSORPSI OBAT 10/3/20 012



Studi ukuran p partikel dan distribusi ukuran partikel penting untuk obat-obat yang mempunyai kelarutan rendah di dalam air. | Beberapa B b obat b t hidrofobik hid f bik sangatt aktif ktif secara intravena tetapi sangat tidak efektif jika diberikan secara oral, disebabkan oleh absorpsi yang sangat kecil. | Griseofulvin, nitrofurantoin, dan beberapa steroida merupakan obat-obat obat obat yang memiliki kelarutan rendah Æ pengecilan ukuran partikel dapat menaikkan jumlah obat terabsorpsi. |



12



WAKTU TRANSIT OBAT DALAM SALURAN CERNA 10/3/20 012



Usus halus, terutama mukosa duodenum, mempunyaii lluas permukaan k yang besar b untuk k absorpsi obat. | Untuk memastikan absorpsi cepat suatu obat setelah pemberian oral, maka obat tersebut harus mencapai duodenum secara cepat. | Secara S anatomik, obat yang ditelan pertama kali akan mencapai lambung. | Selanjutnya lambung mengosongkan isinya ke dalam usus halus, yang mempunyai kapasitas terbaik untuk absorpsi obat Æ berbagai faktor yang mempengaruhi hi motilitas tilit pencernaan dapat d t mempengaruhi laju absorpsi obat. |



13



ALIRAN (PERFUSI) DARAH DARI SALURAN CERNA 10/3/20 012



Aliran darah ke saluran cerna merupakan p hal yang penting untuk membawa obat ke sirkulasi sistemik dan kemudian ke tempat kerja. | Daerah D h usus diperfusi di f i oleh l h pembuluh-pembuluh b l h b l h darah mesentrika. | Obat dilepaskan ke dalam hati melalui vena porta hepatik dan kemudian ke sirkulasi umum atau sirkulasi sistemik. | Berbagai B b i penurunan aliran li darah d h mesentrika, ik seperti pada kegagalan jantung kongestif, akan j pemindahan p obat dari saluran menurunkan laju usus Æ menurunkan laju bioavailabilitas obat. |



14



10/3/20 012



15



10/3/20 012



16



10/3/20 012



17



10/3/20 012



18



10/3/20 012



19



FAKTOR | Waktu



FISIOLOGIS



pengosongan lambung | Waktu transit pada usus | Abnormalitas saluran cerna | Isi lambung: obat lain, makanan, cairan | pH saluran cerna | Metabolisme pada hepar (first pass)



SALURAN PENCERNAAN | Pengosongan



pada kondisi normal: lambung 2-4 jam, usus 4-10 jam | Obat y yang g mempercepat p p p pengosongan g g lambung: laksansia, | Obat y yang g memperlama p p pengosongan g g lambung: amitriptilin-HCl | Contoh obat yang berkurang dengan percepatan pengosongan lambung: digoxin



METABOLISME HEPAR



LOW O First-Pass: i | Analgesik | Antiangina | Calcium chanel bloker



aspirin nitrogliserin verapamil



PADA LANSIA | Keasaman



lambung meningkat | Aliran darah pada saluran cerna berkurang | Jumlah sel untuk absorpsi berkurang | Peristalitik usus dan lambung berkurang



FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ABSORPSI



FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ABSORPSI



LANJUTAN



(2)



ABSORPSI OBAT PADA EPITELIAL USUS



UJI PERMEASI IN VITRO • • •



Uji permeasi dengan usus terisolasi Metode usus terbalik (Everted gut sac) Studi permeasi melalui Caco Caco-2 2 monolayer



STUDI PERMEASI OBAT MELALUI CACO-2 MONOLAYER | Caco Caco-2 2



monolayer Æ selapis sel yang diperoleh dari kultur sel “human colon carcinoma” | Mempunyai karakteristik yang menyerupai sel absorptif pada epitel usus | Dewasa ini menjadi bagian penting proses skrining terhadap potensi obat untuk penghantaran h secara orall



STUDI PERMEASI OBAT MELALUI CACO-2 MONOLAYER | Proses



transpor/difusi melalui Caco Caco-2 2 sel dianggap lebih relevan dengan transport/difusi in vivo | Parameter permeabilitas dapat ditentukan berdasarkan persamaan Hukum Fick I



Q = Papp .CD0 .t A



Q : Kumulatif transport A : Luas membran difusi Papp: Permeabilitas apparent CD0: Konsentrasi obat pada donor Phase t : waktu



STUDI PERMEASI OBAT MELALUI CACO-2 2 MONOLAYER



PERBANDINGAN KORELASI PERMEABILITAS IN VITRO – IN VIVO