Faktor Internal Dan Eksternal Penyebab Terjadinya Korupsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENYEBAB BERKEMBANGNYA PERILAKU KORUPTIF



FAKTOR PENYEBAB KORUPSI Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi baik berasal dari dalam diri pelaku atau dari luar pelaku. Sebagaimana dikatakan Yamamah bahwa ketika perilaku materialistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik yang masih “mendewakan” materi maka dapat “memaksa” terjadinya permainan uang dan korupsi “ Dengan kondisi itu hampir dapat dipastikan seluruh pejabat kemudian *terpaksa* korupsi kalau sudah menjabat”. Nur Syam memberikan pandangan bahwa penyebab seseorang melakukan korupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu ditahannya. Ketika dorongan untuk menjadi kaya tidak mampu ditahan sementara akses kearah kekayaan bisa diperoleh melalui cara berkorupsi. maka jadilah seseorang akan melakukan korupsi. Secara umum faktor penyebab korupsi dapat terjadi karena faktor politik,hukum, dan ekonomi. Perilaku korupsi menyangkut berbagai hal yang bersifat kompleks. Faktor-faktor penyebabnya bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi, tetapi bisa juga bisa berasal dari situasi lingkungan yang kondusif bagi seseorang untuk melakukan korupsi. Dengan demikian secara garis Besar penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor internal, merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat dirinci menjadi ; a. Aspek Perilaku Individu • Sifat tamak/Rakus manusia. Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan karena mereka membutuhkan makan. Korupsi adalah kejahatan orang profesional yang rakus. Sudah berkecukupan, tapi serakah. Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri. Unsur penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus. Maka tindakan keras tanpa kompromi wajib hukumnya. • Moral yang kurang kuat. Seorang yang moralnya kurang kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau pihak yang lain yang memberi kesempatan untuk itu. • Gaya hidup yang konsumtif



Gaya hidup di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup seseorang konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai akan membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi. b. Aspek Sosial Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya. 2. Faktor Eksternal, pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor diluar diri pelaku. a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yang dilakukan oleh segelintir oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup ini pelanggaran korupsi justru terus berjalan dengan berbagai bentuk. Oleh karena itu sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak korupsi terjadi karena : • Nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi. • Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat sendiri. • Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi. b. Aspek Ekonomi Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas Diantaranya dengan melakukan korupsi. c. Aspek Politis Menurut Rahardjo bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. d. Aspek Organisasi • Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan • Tidak adanya kultur organisasi yang benar • Kurang memadainya sistem akuntabilitas • Kelemahan sistem pengendalian manajemen • Lemahnya pengawasan