FARMAKOEKONOMI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A.



Pengertian Farmakoekonomi Farmakoekonomi merupakan salah satu cabang dalam bidang farmakologi yang



mempelajari mengenai pembiayaan pelayanan kesehatan, dimana pembiayaan dalam hal ini mencakup bagaimana mendapatkan terapi yang efektif, bagaimana dapat menghemat pembiayaan, dan bagaimana dapat meningkatkan kualitas hidup. Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh dihubungkan dengan pengunaan obat dalam perawatan kesehatan. Analisis farmakoekonomi menggambarkan dan menganalisa biaya obat untuk sistem perawatan kesehatan. Studi farmakoekonomi dirancang untuk menjamin bahwa bahan-bahan perawatan kesehatan digunakan paling efisien dan ekonomis (Orion, 1997). Farmakoekonomi di defenisikan juga sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang proses identifikasi, mengukur dan membandingkan biaya, resiko dan keuntungan dari suatu program, pelayanan dan terapi serta determinasi suatu alternatif terbaik. Evaluasi farmakoekonomi memperkirakan harga dari produk atau pelayanan berdasarkan satu atau lebih sudut pandang. Tujuan dari farmakoekonomi diantaranya membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama selain itu juga dapat membandingkan pengobatan (treatment) yang berbeda untuk kondisi yang berbeda. Adapun prinsip farmakoekonomi sebagai berikut yaitu menetapkan masalah, identifikasi alternatif intervensi, menentukan hubungan antara income dan outcome sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat, identifikasi dan mengukur outcome dari alternatif intervensi, menilai biaya dan efektivitas, dan langkah terakhir adalah interpretasi dan pengambilan kesimpulan. Farmakoekonomi diperlukan karena adanya sumber daya terbatas misalnya pada Rumah Sakit pemerintah dengan dana terbatas dimana hal yang terpenting adalah bagaimana memberikan obat yang 5



efektif dengan dana yang tersedia, pengalokasian sumber daya yang tersedia secara efisien, kebutuhan pasien, profesi pada pelayanan kesehatan (Dokter, Farmasis, Perawat) dan administrator tidak sama dimana dari sudut pandang pasien adalah biaya yang seminimal mungkin. Empat jenis metode analisis farmakoekonomi yang telah dikenal dan karakteristik yaitu: Metode analisis



Karakteristik Analisis



Analisis minimalisasi biaya (AMiB)



Efek dua intervensi sama (atau setara),



Cost Minimalis Analysis (CMA)



valuasi/ biaya dalam rupiah.



Analisis efektivitas biaya (AEB)



Efek dari satu intervensi lebih tinggi, hasil



Cost-Effectiveness Analysis (CEA)



pengobatan



diukur



dalam



unit



alamiah/indikator kesehatan, valuasi/biaya dalam rupiah. Analisis utilitas-biaya (AUB)



Efek dari satu intervensi lebih tinggi, hasil



Cost Utility Analysis (CUA)



pengobatan dalam quality-adjusted life years (QALY), valuasi/ biaya dalam rupiah.



Analisis manfaat-biaya (AMB)



Efek dari satu intervensi lebih tinggi, hasil



Cost Benefit Analysis (CBA)



pengobatan



dinyatakan



dalam



rupiah,



valuasi/biaya dalam rupiah.



B.



Pengertian Cost Utility Analysis Analisis utilitas-biaya (AUB – Cost Utility Analysis, CUA) adalah teknik analisis



ekonomi untuk menilai utilitas (daya guna) atau kepuasan atas kualitas hidup yang diperoleh dari suatu intervensi kesehatan. Kegunaan diukur dalam jumlah tahun dalam keadaan sehat sempurna, bebas dari kecacatan, yang dapat dinikmati umumnya diekspresikan dalam Quality Adjusted Life Years (QALY), atau „jumlah tahun berkualitas yang disesuaikan‟. Cost-Utility Analysis (CUA) mirip dengan Cost-Effectiveness Analysis (CEA), tetapi hasil (outcome)-nya dinyatakan dengan utilitas yang terkait dengan peningkatan kualitas atau perubahan kualitas akibat intervensi kesehatan yang dilakukan, karena itu sering juga dianggap sebagai suatu bentuk CEA . Hal yang membedakan adalah bahwa CUA lebih mengukur utilitas pada berbagai program. 6



Menurut Bootman (1996), hasil pengobatan dalam bentuk kuantitas dan kualitas hidup itu mencerminkan keadaan berikut: 1. Apakah penyakit yang diderita atau pengobatan terhadap penyakit yang diberikan secara kuantitas akan memperpendek usia pasien? 2. Apakah kondisi penyakit yang diderita pasien atau pengobatan terhadap penyakit tersebut tidak seperti yang diinginkan? Kalau jawabannya “ya”, sebesar apa? 3. Apakah dampaknya terhadap usia? Berapa banyak berkurangnya usia (kuantitatif) dan kepuasan (kualitas) hidup? Dalam praktek, CUA hampir selalu digunakan untuk membandingkan alternatif yang memiliki tujuan (objective) sama, seperti: 1. Membandingkan operasi versus kemoterapi 2. Membandingkan obat kanker baru versus pencegahan (melalui kampanue skrining). Beberapa istilah yang lazim digunakan dalam AUB, termasuk: a. Utilitas (Utility). Analisis utilitas-biaya (AUB) menyarrtakan hasil dari intervensi sebagai utilitas atau tingkat kepuasan yang diperoleh pasien setelah mengkonsumsi suatu pelayanan kesehatan, misalnya setelah mendapatkan pengobatan kanker atau penyakit jantung. Unit utilitas yang digunakan dalam Kajian Farmakoekonomi biasanya „Jumlah Tahun yang Disesuaikan‟ (JTKD) atau quality-adjusted life years (QALY). b. Kualitas hidup (Quality of Life, QOL). Kualitas hidup dalam AUB diukur dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitas (duration of life) dan pendekatan kualitas (quality of life). (Bootman et al., 1996). Kualitas hidup merupakan sebuah konsep umum yang mencerminkan keadaan yang terkait dengan perubahan dan peningkatan aspek-aspek kehidupan, yaitu fisik, politik, moral dan lingkungan sosial. c. QALY (Quality-Adjusted Life Years). Quality-Adjusted Life Years (QALY) atau „Jumlah Tahun yang Disesuaikan‟ (JTKD) adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu intervensi kesehatan yang terkait erat dengan besaran kualitas hidup. Secara teknis, JTKD diperoleh dari perkalian antara nilai utilitas dan nilai time preference, dimana nilai utilitas menggambarkan penilaian pasien terhadap kualitas hidupnya saat itu. Penilaian yang dilakukan secara subyektif oleh pasien didasarkan pada berbagai atribut kualitas hidup yang terkait dengan kesehatan, sementara time preference 7



menggambarkan perkiraan pertambahan usia (dalam tahun) yang diperoleh karena pengobatan yang diterima. Terkait teknis perhitungan, pengertian “adjusted” atau “disesuaikan” pada JTKD adalah penyesuaian pertambahan usia yang akan diperoleh dengan utilitas. Dengan penyesuaian ini, diperoleh jumlah tahun pertambahan usia dalam kondisi sehat penuh. Nilai utilitas berkisar dari 1 (hidup dalam keadaan sehat sempurna) sampai 0 (mati). Jadi, jika seorang pasien menilai bahwa keadaannya setelah periode terapi yang diperoleh setara dengan 0,8 keadaan sehat sempurna dan pertambahan usianya 10 tahun, pertambahan usia yang berkualitas bukanlah 10 tahun, melainkan 0,8 x 10 tahun = 8 tahun (Drummond et al., 1987).



C.



Keuntungan dan Kerugian Cost Utility Analysis Keuntungan dari analisis ini dapat ditujukan untuk mengetahui kualitas hidup.



Kekurangan analisis ini bergantung pada penentuan QALYs pada status tingkat kesehatan pasien.



D.



Tujuan Cost Utility Analysis Tujuan dari CUA adalah untuk memperkirakan perbandingan antara suatu biaya



intervensi yang berhubungan dengan kesehatan dan menghasilkan keuntungan dalam hal kualitas hidup dalam setahun oleh para penerima manfaat kesehatan.



E.



Manfaat Cost Utility Analysis Dalam skala kecil dapat menentukan terapi terhadap pasien dalam suatu pengobatan



yang dipilih sehingga dengan biaya yang minimal berdampak manfaat yang maksimal. Dalam sekala besar pemerintah dapat menentukan kebijakan dalam hal pemberian subsidi terhadap obat atau program kesehatan.



F.



Prinsip Cost Utility Analysis Analisa biaya dilakukan untuk menentukan biaya yang dikeluarkan dalam kurun waktu



satu tahun anggaran. Pelayanan kesehatan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan tercapainya hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. 8



G.



Contoh Kasus Cost Utility Analysis Berikut dapat dilihat contoh perhitungan CUA yang diambil dari kasus pengobatan



Kanker Malignant Melanoma Stadium II di suatu Rumah Sakit. Dibandingkan 2 (dua) jenis intervensi, yaitu program A yang dilakukan tanpa uji skrining dan tanpa pemberian interferon, dengan program B yang dilakukan dengan uji skrining dan pemberian interferon. Contoh Perhitungan Analisis Utilitas-Biaya (AUB) Skenario: Guna mengendalikan biaya pelayanan kesehatan, coba dikembangkan program skrining dengan uji Sentinel Lymph-node Biopsy (SLN). Mereka yang ditemukan positif mikrometastase (terkena malignant melanoma stadium II) diberi pengobatan interferon. Pada kasus ini akan dibandingkan utilitas-biaya dari: 1.



Program A: Tanpa uji, tanpa interferon



2.



Program B: Uji SLN, interferon untuk mereka yang positif



No 1



Langkah



Contoh



Tentukan tujuan



Menentukan alternatif program untuk penanggulangan malignant melanoma yang memberikan utilitas -biaya, dalam QALY tertinggi. Program A : Tanpa uji, tanpa interferon Program B : Uji SLN, interferon untuk pasien yang positif



2



Buat



daftar



cara



untuk Membandingkan:



mencapai tujuan tersebut.



Program A : Tanpa uji, tanpa interferon Program B : Uji SLN, interferon untuk pasien yang positif Data yang dari produsen interferon dan/atau literatur



3



Identifikasi utilitas masing masing alternatif.



menunjukkan bahwa utilitas masing masing program adalah:  Program A → QALY = 3,06  Program B → QALY = 3,37 Biaya yang teridentifikasi menunjukkan:



4



Identifikasi dan hitung biaya 9



● Biaya rerata Program A = Rp 184.000.000/pasien



pengobatan



● Biaya rerata Program B = Rp 242.000.000/ pasien a. Hitung 5



Hitung pengobatan.



dan



lakukan



utilitas



-biaya



(“RUB”)



setiap



pengobatan



interpretasi



utilitas-biaya dari pilihan



rasio



Rumus: Biaya / Utilitas  RUB Program A =Rp 184.000.000 / 3,06 = Rp 50.130.719  RUB Program B =Rp 242.000.000 / 3,37 =Rp 71.810.089



b.



Hitung rasio inkremental utilitas-biaya (“RIUB”) pengalihan program. RIUB Program B terhadap A = (Rp 242.000.000 –Rp 184.000) / (3,37 – 3,06) = Rp 187.096.774/QALY



Program 6



Interpretasi



B



memerlukan



tambahan



biaya



Rp



187.096.774/QALY, namun masyarakat mendapat tambahan usia 0,31 (survival years) atau 3,72 bulan.



Lakukan analisis sensitivitas Analisis dilakukan dengan mengukur kualitas hidup 7



dan ambil kesimpulan.



pasien setelah pengobatan sampai meninggal, dengan memperhitungkan variasi utilitas dan variasi biaya. Selain itu, perlu dipertimbangkan perubahan nilai inflasi biaya dan hasil pengobatan.



10



BAB III PENUTUP



A.



Kesimpulan Analisis utilitas-biaya (AUB – Cost Utility Analysis, CUA) adalah teknik analisis



ekonomi untuk menilai utilitas (daya guna) atau kepuasan atas kualitas hidup yang diperoleh dari suatu intervensi kesehatan. Kegunaan diukur dalam jumlah tahun dalam keadaan sehat sempurna, bebas dari kecacatan, yang dapat dinikmati umumnya diekspresikan dalam quality-adjusted life years (QALY) atau „jumlah tahun berkualitas yang disesuaikan‟. Quality-Adjusted Life Years (QALY) atau „Jumlah Tahun yang Disesuaikan‟ (JTKD) adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu intervensi kesehatan yang terkait erat dengan besaran kualitas hidup.



11



DAFTAR PUSTAKA 



http://www.slideshare.net/NellyKardi/pedoman-farmakoekonomi#







http://www.scribd.com/doc/191689336/Cost-Utility-Analis







http://fendhyuhamka.wordpress.com/2011/10/06/farmakoekonomi/







http://apoteker-istn.blogspot.com/2010/03/analisa-biaya-utilitas.html







http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/ANALISA-BIAYAPENGGUNAAN-ANTIBIOTIK.pdf



12