Makalah Farmakoekonomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Dewasa ini di berbagai negara khususnya negara Indonesia, biaya pelayanan kesehatan dirasakan semakin meningkat, sehingga diperlukan pemikiran-pemikiran khusus dalam peningkatan efisiensi atau penggunaan dana secara lebih rasional. Farmakoekonomi dalam kaitan ini memiliki peranan penting sebagai deskripsi dan analisis biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang proses identifikasi, mengukur dan membandingkan biaya, resiko dan keuntungan dari suatu program pelayanan dan terapi serta determinasi suatu alternatif terbaik (Andayani, 2013). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang membutuhkan perawatan yang lama bahkan sampai seumur hidup. Pada tahun 2000, lebih dari 25% populasi dunia merupakan penderita hipertensi, atau sekitar 1 miliar orang, dan dua pertiga penderita hipertensi ada di negara berkembang. Bila tidak dilakukan upaya yang tepat, jumlah ini akan terus meningkat, dan pada tahun 2025 yang akan datang, jumlah penderita hipertensi diprediksikan meningkat menjadi 29%, atau sekitar 1,6 miliar orang di seluruh dunia. Di Indonesia, angka kejadian hipertensi masih



berkisar



banyak



terutama



di



6-15%



penderita daerah



dari yang



pedesaan



240.000.000 belum



jiwa



terjangkau



(Tedjasukmana,



penduduk oleh



2012).



Indonesia



pelayanan Menurut



dan



kesehatan, data



riset



kesehatan Republik Indonesia dasar tahun 2013, provinsi Sulawesi Tengah termasuk ke dalam 10 besar provinsi dengan penyakit hipertensi menempati peringkat ke-6 dengan total kasus sebanyak 28,7%. Data rekam medik di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu, menunjukkan bahwa mulai dari tahun 2012 penderita penyakit hipertensi rawat jalan sebanyak 1.078 pasien, mengalami peningkatan pada tahun 2013 dengan penderita sebanyak 1.123 pasien. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam. Federasi Diabetes Internasional (IDF) melaporkan bahwa prevalensi diabetes pada orang berusia 1



20-79 tahun adalah 10,6% pada tahun 2015 dengan China yang memiliki jumlah penderita diabetes mellitus tertinggi (109.600.000) di seluruh dunia. Namun, kontrol glikemik tetap sulit dipahami bagi mayoritas penderita diabetes di Cina. Hanya 25,8% pasien menerima perawatan yang berhubungan dengan diabetes; dan hanya 39,7% dari mereka yang dirawat memiliki kontrol glikemik yang memadai. Kematian pada diabetes tinggi, dengan 1,3 juta kematian terkait diabetes pada tahun 2015 Dengan diabetes melitus tipe 2 (T2DM) berjumlah 90% dari kasus-kasus ini. Selain itu, pengeluaran kesehatan yang berhubungan dengan diabetes di Cina adalah tinggi (51 billionUS dolar) pada tahun 2015, peringkat kedua di seluruh dunia ( Chinese diabetes society, 2013 ). 2.1 Rumusan Masalah 1. Apakah metode yang digunakan dalam Analisis Biaya Pengobatan Hipertensi? 2. Apakah metode yang digunakan dalam Analisis Biaya Pengobatan Diabetes mellitus? 3. Bagaimana hasil dari Analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Hipertensi? 4. Bagaimana hasil dari Analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Diabetes Mellitus?



2.2 Tujuan 1.



Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam analisis biaya pengobatan hipertensi.



2.



Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam analisis biaya pengobatan diabetes mellitus.



3.



Untuk mengetahui hasil dari analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Hipertensi.



4.



Untuk mengetahui hasil dari analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Diabetes Mellitus.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.2. ACER dan ICER Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan menggunakan rumus Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) dan Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER). Harga ACER diperoleh dari perbandingan antara biaya total terapi ratarata per bulan dengan efektivitas terapi. Efektivitas terapi yang diukur adalah penurunan tekanan darah yang mencapai target terapi yaitu