11 0 510 KB
TUGAS FARMAKOKINETIK DOSEN: DOSEN : Prof. Dr. Teti Indrawati, MS.Apt
Disusun oleh KELOMPOK 13 Kelas L
Disusun Oleh : Harsya Khaerudin
20334771
Natasya Melinda H
20334772
Petra Ngkoiveta Y
20334773
Nurhamida Thalib
20334774
Mirna Permatasari
20334775
Khoirunnisa
20334776
Zilulla Ajie W.
20334777
Hanifa Ashari
20334780
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2021
BUKU SHARGEL EDISI KELIMA HALAMAN 182 – 184 FARMAKOKINETIKA ABSORPSI ORAL
PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN 1.
Apakah yang dimaksud waktu paruh absorpsi dari suatu obat dan bagaimana ditentukan ? Jawab : Waktu paro eliminasi adalah waktu yang diperlukan agar kadar obat dalam sirkulasi sistemik berkurang menjadi separonya. Untuk obat yang diabsopsi melalui suatu proses orde kesatu, waktu paruh absopsi adalah 0,693/ka. Meskipun absopsi obat melibatkan beberapa tahap stokastik (system berbasis acak), keseluruhan proses laju sering didekati dengan sutau proses orde kesatu, terutama pada larutan oral dan produk obat pelepasan segera (immediate release) seperti tablet kompresi atau kapsul. Penentuan tetapan laju absopsi , Ka, paling sering dihitung dengan metode Wagner-Nelson untuk obat-obat
yang
mengikuti suatu model kompartemen satu dengan absorpsi orde kesatu dan eliminasi orde kesatu. 2.
Kapan seseorang mensimulasi absopsi obat dengan model kompertemen satu oral, apakah tetapan laju absospsi yang lebih besar akan mengakibatkan jumlah obat terabsopsi lebih besar ? Jawab : Fraksi obat terabsopsi F dan tetapan laju absopsi (Ka), adalah parameter bebas (independen). Suatu obat dalam larutan oral mungkin memiliki laju absorpsi yang lebih cepat dibandingkan dengan suatu produk obat padat. Jika obat dilepaskan dari produk obat secara lambat atau diformulasikan agar obat ini diabsorpsi secara lambat, obat mungkin mengalami efek lintas pertama, terdegradasi dalam saluran pencernaan, atau dieliminasi dalam fase sehingga sedikit obat (F yang lebih kecil) dapat diabsopsi secara sistemik dibandingkan dengan obat yang sama yang diformulasikan untuk diabsorpsi secara lebih cepat dari produk obat.
3.
Bagaimanakah anda menjelaskan bahwa ka sering lebih besar dari k pada sebagian besar obat? Jawab : Suatu obat dengan laju absorpsi lebih lambat dari laju eliminasinya tidak akan mampu memperoleh konsentrasi obat sistemik yang optimal untuk mencapai kemanjuran. Obatobat tersebut biasanya tidak dikembangkan menjadi produk.
4.
Klirens obat bergantung pada dosis dan area bawah kurva konsentrasi obat-waktu. Apakah klirens obat dipengaruhi oleh laju absorpsi? Jawab : Klirens obat umumnya tidak dipengaruhi oleh absorpsi obat dari sebagian besar site absorpsi. Dalam saluran pencernaan, suatu obat diabsorpsi melalui vena portal hepatica menuju hati dan dapat mengalami klirens hepatik.
5.
Pada pergantian suatu obat dari pendosisan IV ke oral, pertimbangan apakah yang terpenting? Jawab : Fraksi obat terabsorpsi mungkin kurang dari 1 (yaitu, 100% tersedia dalam sistemik) setelah pemberian oral.
PERTANYAAN PEMBELAJARAN 1.
Sampel plasma dari seseorang pasien di kumpulkan setelah dosis bolus oral 10 mg suatu larutan benzodiazepine baru sebagai berikut t ( jam )
Konsentrasi ( mg/ml )
0,25
2,85
0,50
5,43
0,75
7,75
1,00
9,84
2,00
16,20
4,00
22,15
6,00
23,01
10,00
19,09
14,00
13,90
20,00
7,97
Dari data diatas : a. Tentukan tetapan laju eliminasi b. Tentukan ka dengan feathering c. Tentukan persamaan yang menggambarkan konsentrasi obat dalam plasma dari benzodiazepine baru Jawab : Cpe Log Cp = -0,038X +
Cpa eliminasi
Cpe = - 0,152X + 1,667
1,667 Cp
Log Cp y = - 0,038X + 1,667
Cpe
Cpe-Cp
y = - 0,152X +1,667
0,25
2,85
0,445
1,658
45,45
42,60
1,629
0,50
5,43
0,735
1,648
44,46
39,03
1,591
0,75
7,75
0,8893
1,6385
43,501
35,75
1,5533
1,00
9,84
0,993
1,629
42,56
32,72
1,515
2,00
16,20
1,21
1,591
38,99
22,79
1,363
4,00
22,15
1,345
1,515
32,73
10,58
1,059
6,00
23,01
1,362
1,439
27,48
4,47
0,755
10,00
19,09
1,2808
1,287
19,364
0,27
0,147
14,00
13,90
1,143
1,135
13,65
-0,25
-0,46
20,00
7,97
0,9
0,91
8,07
0,10
-1,37
2
y = -0.038x + 1.667
1.
PROF
1
F. ELIMIN
0. 0 0.0
5.0
10.0
15.0
-1
y = -0.152x + 1.667
-
20.0
fs abs2o5r.p0 s0 abs Linear (F. ELIMIN) Linear
-2
Jawab : b(Slope) e = - 0.038 b(Slope) a = - 0.152 a) Ke = -2.303 X Slope = - 2.303 X (-0.038 ) = 0.087514 jam-1 ~ 0,1 jam-1 a) Ka = -2.303 X Slope = - 2.303 X (- 0.152 ) = 0.350056 jam-1 b) Persamaan yang menggambarkan konsentrasi obat dalam plasma : intercep y teramati menjadi 60 mg/ml, oleh karena itu persamaan yang sesuai dengan data yang diamati adalah Cp = 60 (e-0,1t – e-0,3t). c)
2. Konsentrasi Anggap obat dalam soal 1 terabsorpsi 80%,hitung (a) tetapan absorpsi ka (b) waktu paruh eliminasi,t1/2 (c) tmax atau obat puncak dan (d) volume distribusi Diketahui : Terabsorpsi 80% Ditanya : (a) tetapanabsorpsi ka (b) waktuparuheliminasi,t1/2 (c) tmaxataukonsentrasiobatpuncak dan (d) volume distribusi Jawab : t( Jam)
Cp
Log Cp
0.25
3
0.477
0.5
4.6
0.663
1
5.7
0.756
1.5
5.6
0.748
2
4.8
0.681
3
3.2
0.505
4
2
0.301
5
1.2
0.079
6
0.75
- 0.125
7
0.46
- 0.337
Peny : b(Slope) e = - 0.215 b(Slope) a = - 0.708 a) Ke = -2.303 X Slope = - 2.303 X (0.215 ) = 0.495 t1/2 = 0.693/Ke = 0.693/0.495 = 1.4 jam-1
b) t1/2 a
= 0.693 / ka = 0.693 /1.630 = 0.425 Jam-1
Ka
= 2.303 X Slope = 2.303 X 0.708 = 1.630
d) Tmax Grafik 1 jam Tmax = In ( Ka / K ) Ka – K = In ( 1.630 / 0.495 ) 1.630 – 0.495 = In 3.293 1.135 = 1.192 1.135 = 1.05 Jam
3. Bedakan metode persen tak terabsopsi untuk penentuan tetapan laju absorpsi ka, dalam hal (a) metode farmakokinetika, (b) rute pemberian obat dan (c) kemungkinan sumber kesalahan. Jawab : Metode persen obat tidak diabsorpsi berlaku untuk berbagai model dengan eliminasi orde kesatu, terlepas dari proses masukan obat. Jika obat diberikan melalui injeksi iv, tetapan laju eliminasi (k) dapat ditentukan secara akurat jika obat diberikan secara oral, k dan ka
dapat flip-flop,mengakibatkan suatu kesalahan kecuali tersedia data iv untuk menentukan k. Untuk suatu obat yang mengikuti model kompartemen-dua, suatu injeksi IV bolus digunakan untuk menentukan tetapan laju untuk distribusi dan eliminasi. 4. Kesalahan apa yang melekat yang terjadi dalam pengukuran ka untuk suatu pemberian obat secara oral yang mengikuti suatu model kompartemen-dua, jika suatu model kompartemen satu dipakai dalam perhitungan? Jawab : Setelah suatu injeksi iv bolus, suatu obat seperti teofilin mengikuti model kompartemendua dengan suatu fase distribusi yang cepat. Suatu absorpsi oral, obat disitribusikan selama fase absorpsi dan tidak teramati fase distribusi. Analisis farmakokinetik dari data konsentrasi obat dalam plasma yang diperoleh setelah pemberian obat oral akan menunjukkan bahwa obat mengikuti suatu model kompartemen-satu. 5. Parameter-parameter farmakokinetika utama apakah yang paling mempengaruhi (a) waktu konsentrasi puncak obat (b) konsentrasi puncak obat Jawab : Persamaan untuk suatu obat yang mengikuti kinetika model kompartemen satu dengan absorbsi dan eliminasi orde ke satu adalah Seperti yang ditunjukkan oleh persamaan : t maks dipengaruhi oleh ka dan k dan bukan oleh F, Do atau VD Cp dipengaruhi oleh F, Do, VD, ka dan k 6. Sebutkan suatu metode pemberian obat yang akan menghasilkan masukan orde nol Jawab : Suatu produk obat yang dapat memberikan suatu masukan orde nol adalah suatu tablet controlled release oral atau suatu sistem penghantaran obat transdermal (patch). Suatu infusi obat IV juga akan memberikan masukan obat orde nol. 7. Dosis oral tunggal 100 mg dari suatu antibiotik kepada seseorang pasien pria dewasa 45 Thn, 72 kg. Dari kepustakaan Farmakokinetika obat ini sesuai model Kompartemen satu terbuka persamaan yang paling sesuai dari Farmakokinetika obat adalah Cp = 45 (e -0,17 t- e-1,5 t ) Dari persamaan di atas, hitung (a) t maks (b) C maks dan (C) t ½ pada pasien ini dianggap Cp dalam Mg/ml dan tetapan laju orde satu dalam Jam -1
Diketahui : K = 0,17 Jam -1 Ka = 1,5 Jam -1 Cp = 45 (e-0,17t- e-1,5 t) 45 = FkaD0 VD(ka-k) Ditanya : a. t maks b. C maks c. t ½ Jawab : a. t maks = In(ka/k) = In (1,5/0,17) = 1,637 Jam ̰ ̴ 1.64 jamkak
1,5-0,17
b. C maks = 45 (e-0.17 (1.64) - c -(1.5) (1.64) = 45 (e-2788- e-2.46) = 45 (0.7567- 0.0854) = 45 (0.6713) a. t ½ = 0,693 = 4.076 Jam 0,17
8. Dua Obat A & B mempunyai parameter Farmakokinetika berikut setelah dosis oral tunggal 500 mg obat Obat A B
Ka (jam-1) 1,0 0,2
K (jam-1)
VD (ml)
0,2
10.000
1,0
20.000
Kedua obat mengikuti model kompartemen 1 dan 100 % dapat tersedia dalam sistemik Hitung t maks untuk tiap obat Hitung c maks untuk tiap obat Jawab : Diketahui : Ka obat A = 1.0 Jam -1
VD obat A = 10 ml
K obat A = 0.2 Jam -1 Ka obat B = 0.2 Jam -1
VD obat B = 20 ml
K obat B = 1.0 Jam -1 Do = 500 mg F = 1 (Kompartemen) Ditanya : a. t maks obat A t maks obat B b. C maks obat A C maks obat B Jawab : a. t maks Obat A = In (1,0/0,2) = 2,01Jam 1,0-0,2 t maks Obat B = In (0,2/1,0) = 2,01Jam 0,2/1,0 b. C maks =
FkaDO
(e–Ka maks-e–Ktmaks)
VD(ka-k) C maks obat A = (1)(500)(1)/(10)(1-0,2) (0.670-0.135)=33.44mcg/ml C maks obat B = (1)(500)(0,2)/(20)(0,2-1,0) (0.135-0.67) =3.34 mcg/ml 9. Bioavailabilitas fenil propanol amin hidroklorida diteliti pada 24 subjek pria dewasa. Data berikut menyatakan konsentrasi fenilpropanol amin hidroklorida rata – rata dalam darah (ng/ml) setelah pemberian oral dosis tunggal 25 mg larutan fenilpropanol amin hidroklorida. Waktu (jam)
Konsentrasi (mg/ml)
Waktu (jam)
Konsentrasi (mg/ml)
0
0
3
62,98
0,25
51,33
4
52,32
0,5
74,05
6
36,08
1,0
82,91
8
24,88
1,5
81,76
12
11,83
2
75,51
24
1,27
a. Dari data, dapatkan tetapan laju absorbsi, ka, dan tetapan laju eliminasi, k, dengan metode residual.
b. Apakah beralasan untuk menganggap bahwa ka>k untuk suatu obat dalam suatu larutan? bagaimanakah anda menentukan dengan tegas tetapan laju merupakan tetapan eliminasi k? c. Dari data, metode manakah, Wagner Nelson dan Loo-Riegelman, yang lebih tepat untuk menentukan order tetapan laju absorpsi ? d. Dari harga yang anda peroleh hitung tmaks teoritis. Bagaimana harga yang ada peroleh berkaitan dengan tmaks teramati pada subjek ? e. Apakah anda menganggap farmakokinetika fenilpropanol amin HCl mengikuti model kompartemen satu? mengapa ? Jawab : a. Metode residual menggunakan metode grafik manual dapat memberikan jawaban yang agak berbeda tergantung pada keterampilan pribadi dan kualitas kertas grafik. Nilai yang diperoleh dengan program komputer ESTRIP. Member pemikiran berikut : ka = 2,84 jam-1 k = 0,186 jam-1
t1/2 = 3,73 jam
b. Suatu obat dalam suatu larutan air adalah bentuk paling mudah diabsorpsi dibandingkan dengan pelepasan segera (immediate release) seperti tablet dan kapsul kompresi. Absorbsi obat dari sediaan extended – release mungkin ka>k. Untuk menunjukkan tegas mana bentuk sediaan oral lainnya. Asumsi bahwa ka>k umumnya benar untuk larutan obat dan bentuk sediaan slop yang menyatakan k sebenarnya, obat harus diberikan melalui IV bolus atau infusan IV, dan slop kurva eliminasi didapat. c. Metode Loo-Riegelman membutuhkan data IV. Oleh karena itu, hanya metode Wagner dan Nelson dapat digunakan pada data ini.
TUGAS DARI POWER POINT ABSORPSI ORAL
Jawaban : Diketahui :
t( Jam)
Cp
Log Cp
0.25
3
0.477
0.5
4.6
0.663
1
5.7
0.756
1.5
5.6
0.748
2
4.8
0.681
3
3.2
0.505
4
2
0.301
5
1.2
0.079
6
0.75
- 0.125
7
0.46
- 0.337
Ditanya : a. t1/2 Eliminasi dan Ke b. T1/2 Absorpsi c. Ka d. Tmax e. Cp max
1KOMPARTEME N
0
1
2
3
4
5
6
10
1
0.1
LANJUTKAN PERHITUNGAN DG KERTAS GRAFIK BIASA DATANYADI LOGKANBIASA
7
8
LURUS
Jawab : Fase Eliminasi
t( Jam)
Cp
Log Cp
0.25
3
0.5
4.6
0.663
1
5.7
0.756
a = 1,173
b(Slope) = - 0.215 R = 0,999 0.477 Persamaan : Log Cp = -0,215t + 1,173
Fase absorpsi
t( Jam)
Cp
Log Cp
5
1.2
6
0.75
b(Slope) = - 0.708 R = 0.079 -0,999 - 0.125
7
0.46
- 0.337
a) Ke = -2.303 X Slope = - 2.303 X (0.215 ) = 0.495 t1/2 = 0.693/Ke = 0.693/0.495 = 1.4 Jam-1 b) t1/2 a = 0.693 / ka = 0.693 /1.630 = 0.425 Jam-1 c) Ka = 2.303 X Slope = 2.303 X 0.708 = 1.630
a = 1,13
Persamaan : Log Cp = -0,708t + 1,13
d) Tmax Grafik 1 jam Tmax = In ( Ka / K ) Ka – K = In ( 1.630 / 0.495 1.630 – 0.495 = In 3.293 1.135 = 1.192 1.135 = 1.05 Jam
A
= e(1.173 x 2.303)
B = e(1.173 x 2.303)
= e(2.701)
= e(2.701)
= 14.595
= 14.595
= 14.595 A = 14.595 B t max = 1.00 Maka didapatkan :
a = Ka = 1.630 b = Ke = 0.495
(-0,495 x ( 1.00)
(-1.630 x (1.00)
Cpmax = (14.595 x e = 5.70 mg%
) – (14.595 x e
)
cPE elmns
LogCp= - 0.2111t+1.14
T
Cp
log Cp
Cpe
logCpe
y=-0.2111x+1.14
0.25
3
0.477121
1.08725
0.5
4.6
0.662758
1.0345
1
5.7
0.755875
0.929
1.5
5.6
0.748188
0.8235
2
4.8
0.681241
0.718
3
3.2
0.50515
3.72
0.505149978
0.507
4
2
0.30103
2
0.301029996
0.296
5
1.2
0.079181
1.62
0.079181246
0.085
6
0.75
-0.12494
0.75
-0.124938737
-0.126
7
0.46
-0.33724
0.546
-0.337242168
-0.337
Plasma concentration
7 6
1, 51.7.5,
5
2,
0.5, 4 3
Plasma concentration
3,
0.25,
2
4, 5,
1
6,
7,
0 0
2
4
6
8
TABEL 2.2
Diketahui:
Time
Plasma Concentration
( h)
( mg /% )
0.5
0.12
1
2.2
1.5
5.38
2
6.8
3
6.91
4
6.32
6
4.25
8
3.6
10
2.72
12
2.3
24
0.67
Ditanya : a. T1/2 Eliminasi b. K eliminasi c. T1/2 absorpsi d.
K Absorpsi
e. T max f.
Cp max
elmns Cp
log Cp
Cpe
cPE
CPa
Log Cp=
Log Cpe =
- 0.155x + 4.772
- 0.0164x + 0.5106
y = - 0.155x +
y = - 0.0164x +
4.772
0.5106
0.5
0.12
-0.920819
4.6945
0.5024
1
2.2
0.342423
4.617
0.4942
1.5
5.38
0.730782
4.5395
0.486
2
6.8
0.83250891
4.462
0.4778
3
6.91
0.83947805
4.307
0.4614
4
6.32
0.800717
14190.575
4.152
0.445
6
4.25
0.6283889
6950.2432
3.842
0.4122
8
3.6
0.556303
3404.082
3.532
0.3794
10
2.72
0.43457
1667.25
3.222
0.3466
12
2.3
0.36173
816.582
2.912
0.3138
24
0.67
-0.174
11.272
1.052
0.117
Plasma concentration 8 7
y = -0.155x + 4.772
6
Cp (25
5 4
LOG SCALE
3
Linear (LOG
2 1 0 0
5
Jawab :
b(Slope) e = - 0.155 b(Slope) a = - 0.0164 a) Ke = -2.303 X Slope = - 2.303 X (- 0.155 ) = 0.3569 t1/2 = 0.693/Ke = 0.693/0.3569 = 1.94 Jam-1 b) t1/2 a = 0.693 / ka = 0.693 / 0.0377 = 18.34 Jam-1
c) Ka = 2.303 X Slope
1
15 Time
2
2
3
= 2.303 X - 0.0164 = 0.0377 d) Tmax Grafik 1 jam Tmax = In ( Ka / K ) Ka – K = In ( 0.0377 / 0.3569) 0.0377 - 0.3569 = In 0.1056 - 0.3192 = - 2.2480 - 0.3192 = 7.04 Jam
8 7
2, 3,
6
Plasma concentration 25 Tmax 4,
1.5, 5 6, 4.25
4
8,
3 2
LO G 10, 2.72 12,
1,
1 24, 0
0.5, 0.12 05
1
1
2
2
3
elmns Cp
log Cp
Cpe
-
cPE
CPa
Log Cp=
Log Cpe =
- 0.155x + 4.772
- 0.0164x + 0.5106
y = - 0.155x + 4.772
y = - 0.0164x + 0.5106
7.72365
0.71595
0.5
0.26
1
3.62
0.558708571
7.6159
0.7112
1.5
6.65
0.822821645
7.50815
0.70645
2
10.74
1.031004281
7.4004
0.7017
3
12.54
1.098297536
7.1849
0.6922
4
11.2
1.049218023
6.9694
0.6827
6
8.54
0.931457871
6.5384
0.6637
8
6.48
0.811575006
1280560.201
6.1074
0.6447
10
4.85
0.685741739
474678.9795
5.6764
0.6257
12
4.05
0.60745502
175954.347
5.2454
0.6067
24
1.7
0.23045
456.457
2.6594
0.4927
0.585026652
Plasm a
1 4
y = -0.2155x + 7.831
Cp (50
1 0 8 Plasma Concentration Linear (Plasma
4 2
y = - 0.0095x +
0 0
5
1
15 Time
2
2
3
Plasma Concentration 1
Tmax 3, 12.54
1
4, 11.2
1
6,
8 6 4
1.5,
Plasma
8, 10, 4.85 12,
1,
2 0
24, 0.5, 0.26 05
1
1
2
2
3
Jawab : b(Slope) e = -0.2155 b(Slope) a = - 0.0095 a) Ke = -2.303 X Slope = - 2.303 X (- 0.2155 ) = 0.4962 t1/2 = 0.693/Ke = 0.693/0.4962 = 1.39 Jam-1 b) t1/2 a = 0.693 / ka = 0.693 / 0.0218 = 31.78 Jam-1 c) Ka = 2.303 X Slope = 2.303 X - 0.0095 = 0.0218 d) Tmax Grafik 1 jam Tmax = In ( Ka / K ) Ka – K = In ( 0.0218 / 0.4962) 0.0218 – 0.4962 = In 0.0439 - 0.4744 = - 3.1250 - 0.4744 = 6.58 Jam