FEBRIS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FEBRIS



6. Dehidrasi 7. Kehilangan nafsu makan



A. Pengertian Demam Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan



D. Patofisiologi Demam



oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi



Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point,



pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau



tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan



dehidrasi. (Guyton, 1990).



tetapi tidak disertai peningkatan set point. (Julia, 2000)



Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau



Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak



lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan



terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada



bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) .



infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan



(Julia, 2000)



tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar



B. Etiologi Demam



tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh



Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam



mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing



dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit



(non infeksi).



metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990)



Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)



demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat



yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di



toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit



hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan



bakteri, tumor otak atau dehidrasi.



asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin C. Manifestasi klinis



(PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara



Tanda dan gejala demam antara lain :



menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar



1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)



keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan



2. Kulit kemerahan



pembentukan dan pengeluaran panas.



3. Hangat pada sentuhan



Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan



4. Peningkatan frekuensi pernapasan



merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T)



5. Menggigil



untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang



1



menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi



ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.



atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003)



e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya



Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.



Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare



Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari



menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh



tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari



yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.



kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya



f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang



memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.



g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk



Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak



menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh



disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai



dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk



rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999)



menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat



E. Patways.



keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi



F. Penatalaksanaan Demam



(keracunan).



1. Secara Fisik



h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-



a. Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala



suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar



setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau



terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar



mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas



cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur



atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang



suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di



yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena



samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah



oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak



tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat



akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat



pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas



seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.



dari tubuh.



b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan



2. Obat-obatan Antipiretik



c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan



Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur



d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen



suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga



2



set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana



Tempat pengukuran



diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.



Aksila



I. DEFINISI, KLASIFIKASI DAN POLA DEMAM 1.1. Definisi International Union of Physiological Sciences Commission for Thermal Physiology mendefinisikan demam sebagai suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang sering (tetapi tidak seharusnya) merupakan bagian dari respons pertahanan organisme multiselular (host) terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau dianggap asing oleh host. El-Rahdi dan kawan-kawan mendefinisikan demam (pireksia) dari segi patofisiologis dan klinis. Secara patofisiologis demam adalah peningkatan thermoregulatory set point dari pusat hipotalamus yang diperantarai oleh interleukin 1 (IL-1). Sedangkan secara klinis demam o adalah peningkatan suhu tubuh 1 C atau lebih besar di atas nilai rerata suhu normal di tempat pencatatan. Sebagai respons terhadap perubahan set point ini, terjadi proses aktif untuk mencapai set point yang baru. Hal ini dicapai secara fisiologis dengan meminimalkan pelepasan panas dan 1,2 memproduksi panas.



Rentang; rerata o suhu normal ( C)



Jenis termometer



Sublingual



Air raksa,



34,7 – 37,3;



elektronik



36,4



Air raksa,



35,5 – 37,5;



elektronik



36,6



Air raksa,



Rektal



36,6 – 37,9; 37



elektronik



Telinga



35,7 – 37,5;



Emisi infra merah



o



o



o



36,6



Demam o



( C) 37,4



37,6



38



37,6



o



Suhu rektal normal 0,27 – 0,38 C (0,5 – 0,7 F) lebih tinggi dari suhu oral. o o 5 Suhu aksila kurang lebih 0,55 C (1 F) lebih rendah dari suhu oral. Untuk kepentingan klinis praktis, pasien dianggap demam bila suhu rektal o o o mencapai 38 C, suhu oral 37,6 C, suhu aksila 37,4 C, atau suhu membran o 1 tympani mencapai 37,6 C. Hiperpireksia merupakan istilah pada demam o o 5 yang digunakan bila suhu tubuh melampaui 41,1 C (106 F).



Suhu tubuh normal bervariasi sesuai irama suhu circardian (variasi diurnal). Suhu terendah dicapai pada pagi hari pukul 04.00 – 06.00 dan tertinggi pada awal malam hari pukul 16.00 – 18.00. Kurva demam 1,2 biasanya juga mengikuti pola diurnal ini. Suhu tubuh juga dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan, meliputi usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan suhu udara ambien. Oleh karena itu jelas bahwa tidak ada nilai tunggal untuk suhu tubuh normal. Hasil pengukuran suhu tubuh bervariasi 3,4 tergantung pada tempat pengukuran (Tabel 1).



Pola demam Demam memiliki pola-pola tertentu. Dari pola-pola demam ini bisa diketahui kemungkinan suatu penyakit yang diderita. Informasi tentang pola demam yang terjadi pada anak sangat bermanfaat untuk menjadi petunjuk diagnosis dokter yang merawatnya. Ada beberapa pola demam yang dikenal dalam literatur medis, yaitu:



Tabel 1. Suhu normal pada tempat yang berbeda



3



1.



2.



3.



4.



5.



6.



7.



Demam kontinyu Demam kontinyu atau sustained fever ditandai oleh peningkatan suhu tubuh terus menerus dan menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4 derajat Celcius selama periode 24 jam. Demam septik Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat besar. Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun hingga di atas normal, sering disertai menggigil dan berkeringat. Demam remitten Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal. Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak pernah mencapai normal. Perbedaan suhu mungkin mencapai 2 derajat namun perbedaannya tidak sebesar demam septik. Demam intermiten Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada siang hari. Suhu badan turun menjadi normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam terjadi dua hari sekali disebut tertiana dan apabila terjadi 2 hari bebas demam diantara 2 serangan demam disebut kuartana. Demam quotidian Demam quotidian disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme demam yang terjadi setiap hari. Demam quotidian ganda memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus 12 jam). Demam rekuren Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular pada satu penyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus urinarius) atau sistem organ multipel. Relapsing fever dan demam periodik Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan interval regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang



dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila demam terjadi setiap hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4). Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia dan ditularkan oleh kutu (louse-borne RF) atau tick (tick-borne RF). Berikut adalah pola-pola demam dan penyakit yang menyertainya. Pola Demam Kontinyu Remitten Intermitten Septik atau Hektik Quotidian Double quotidian



Relapsing atau periodik Demam rekuren







4



Penyakit Demam tifoid, malaria falciparum malignan Sebagian besar penyakit virus dan bakteri Malaria, limfoma, endokarditis Penyakit kawasaki, infeksi pyogenik Malaria karena P. Vivax Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin) Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis Familial mediterranean fever



Demam kontinyu (Gambar 1.) atau sustained fever ditandai oleh peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal o 0,4 C selama periode 24 jam. Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.



Gambar 3. Demam intermiten







Gambar 1. Pola demam pada demam tifoid (memperlihatkan bradikardi relatif)







Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak o mencapai normal dengan fluktuasi melebihi 0,5 C per 24 jam. Pola ini merupakan tipe demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik untuk penyakit tertentu (Gambar 2.). Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.



 



Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat besar. Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme demam yang terjadi setiap hari. Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus 12 jam)



Gambar 4. Demam quotidian Gambar 2. Demam remiten  



Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada siang hari (Gambar 3.). Pola ini merupakan jenis demam terbanyak kedua yang ditemukan di praktek klinis.



5



Undulant fever menggambarkan peningkatan suhu secara perlahan dan menetap tinggi selama beberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi normal.



















Gambar 5. Pola demam malaria



Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit dengan lama demam melebihi yang diharapkan untuk penyakitnya, contohnya > 10 hari untuk infeksi saluran nafas atas. Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular pada satu penyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus urinarius) atau sistem organ multipel. Demam bifasik menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda (camelback fever pattern, atau saddleback fever). Poliomielitis merupakan contoh klasik dari pola demam ini. Gambaran bifasik juga khas untuk leptospirosis, demam dengue, demam kuning, Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever (Spirillum minus), dan African hemorrhagic fever (Marburg, Ebola, dan demam Lassa). Relapsing fever dan demam periodik: o Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan interval regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila demam terjadi setiap hari ke3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar 5.)dan brucellosis.



o



Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia (Gambar 6.)dan ditularkan oleh kutu (louse-borne RF) atau tick (tick-borne RF).



Gambar 6. Pola demam Borreliosis (pola demam relapsing) Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara tiba-tiba berlangsung selama 3 – 6 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan durasi yang hampir sama. Suhu maksimal dapat mencapai o o 40,6 C pada tick-borne fever dan 39,5 C pada louse-borne. Gejala penyerta meliputi myalgia, sakit kepala, nyeri perut, dan perubahan kesadaran. Resolusi tiap episode demam dapat disertai Jarish-Herxheimer reaction (JHR) selama beberapa jam (6 – 8 jam), yang umumnya mengikuti pengobatan antibiotik. Reaksi ini disebabkan oleh pelepasan endotoxin saat organisme dihancurkan oleh antibiotik. JHR sangat sering ditemukan setelah mengobati pasien syphillis. Reaksi ini lebih jarang terlihat pada kasus leptospirosis, Lyme disease, dan brucellosis. Gejala bervariasi dari demam ringan dan fatigue sampai reaksi anafilaktik full-blown.



6



o



o



Contoh lain adalah rat-bite fever yang disebabkan oleh Spirillum minus dan Streptobacillus moniliformis. Riwayat gigitan tikus 1 – 10 minggu sebelum awitan gejala merupakan petunjuk diagnosis. Demam Pel-Ebstein (Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada 1887, pada awalnya dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya sedikit pasien dengan penyakit Hodgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada, sugestif untuk LH. Pola terdiri dari episode rekuren dari demam yang berlangsung 3 – 10 hari, diikuti oleh periode afebril dalam durasi yang serupa. Penyebab jenis demam ini mungkin berhubungan dengan destruksi jaringan atau berhubungan dengan anemia hemolitik.



Tabel 3. Tiga kelompok utama demam yang dijumpai pada praktek pediatrik



Klasifikasi Demam dengan localizing signs



Penyebab tersering



Infeksi saluran nafas atas



Demam tanpa localizing



Infeksi virus, infeksi



signs



saluran kemih



Fever of unknown origin



Infeksi, juvenile idiopathic arthritis



Lama demam pada umumnya