File Gabungan PDF Soon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN PERILAKU SULIT MAKAN PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PERUMAHAN CENDANA RT/01 RW/36 KELURAHAN BELIAN KECAMATAN BATAM KOTA TAHUN 2017



SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran



RANDA PRASETIA RUMANA 61114152



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM 2017



ii



PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN



Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama



: Randa Prasetia Rumana



NPM



: 61114152



Program Studi



: Program Studi S1 Kedoktersn Fakultas Kedokteran Universitas Batam



Dengan ini menyatakan bahwa dalam proposal skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.



Batam,



Februari 2018



Randa Prasetia Rumana NPM. 61114152



iii



BIODATA PENULIS



Nama



:Randa Prasetia Rumana



NPM



: 61114152



Tempat/ Tanggal Lahir



: Palangki, 17 September 1995



Agama



: Islam



Jenis Kelamin



: Laki-Laki



Alamat



: Asrama Polisi Blok B Sitiung 1 Kabupaten Dharmasraya



Nama Orang Tua Ayah



: Nasrul



Ibu



: Ermaniati S.pd



RIWAYAT PENDIDIKAN TK



: Muaro Bodi (2000 - 2001)



SD



: SDN 08 Sitiung (2000 – 2007)



SMP



: Mahad Islami Bording School Payakumbuh (2007-2010)



SMA



: SMAN 3 Payakumbuh (2010 -2013)



iv



MOTTO



“Belajar Dari Kemarin, Hidup Untuk Hari Ini, Berharap Untuk Hari Esok, Dan Yang Terpenting Jangan Berhenti Bertanya”



v



ABSTRAK Randa Prasetia Rumana, 61114152, 2017, Hubungan Pendidikan dan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia Prasekolah 3-5 tahun di perumahan cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecematan Batam Kota tahun 2017. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Batam. Latar Belakang : Anak pada usia prasekolah biasanya mengalami perkembangan psikis menjadi balita yang lebih mandiri, autonom, dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya, serta dapat lebih mengekspresikan emosinya yang dapat mempengaruhi perilaku makan anak. Pendidikan ibu penting untuk dapat mengoptimalkan gizi yang diberikan untuk anak. Pada usia ini, pola asuh ibu juga berperan dalam pembentukan perilaku makan anak. Metode : penelitian kuantitatif analitik observasional menggunakan pendekatan cross sectional, penelitian dilakukan di perumahan cendana RT/01 RW/36 kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan sampel berjumlah 84 ibu. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik chi-sqare. Hasil : Ada 11 orang ibu yang lulusan SD memiliki anak dengan perilaku sulit makan, ada 40 orang ibu yang lulusan SMP/SMA memiliki 12 anak dengan perilaku tidak sulit makan dan 28 anak dengan perilaku sulit makan, ada 33 orang ibu yang lulusan perguruan tinggi memiliki 28 anak dengan perilaku tidak sulit makan dan 5 anak dengan prilaku sulit makan. Ada 36 ibu yang menerapkan pola asuh baik memiliki 30 anak yang tidak sulit makan dan 6 anak mengalami perilaku sulit makan, dan 48 ibu yang menerapkan pola asuh buruk memiliki 10 anak yang tidak sulit makan dan 38 anak mengalami sulit makan. Berdasarkan uji statistik, analisis pendidikan ibu dengan perilaku sulit makan anak diperoleh nilai p = 0,000 dan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan anak diperoleh p = 0,000 Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pola asuh ibu dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia Prasekolah 3-5 tahun di perumahan cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecematan Batam Kota tahun 2017 Kata Kunci : Pendidikan ibu, pola asuh ibu, perilaku sulit makan pada anak



vi



ABSTRACT



Randa Prasetia Rumana, 61114152, 2017. The relation between mother parenting with difficulty in eating behavior in Preschoolers at the age of 3-5 year in Perumahan Cendana RT/01 RW/36 kelurahan belian kecamatan batam kota in 2017. Essay. Medical faculty of Universitas Batam Background : preschoolers usually experiencing psychic development to be more independent, autonomy and capable of interaction with their environtment, and they can expressed their emotion which will affects their eating behavior. Mother’s parenting is important to optimized the nutrition given to children. At this age, mother’s parenting have a role in children eating behavior. Method: this is a quantitative observational analytic research, using crosssectional approach, this research is done in Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota. The sampling method is total sampling with sample number of 84 mothers. The data is gathered using questioner. Analysis is tested using chi-square statistic test. Results: there are 11 mothers that primary school graduate have children with difficulty in eating behavior, there are 40 mothers that high school graduate have 12 children with normal eating behavior and 28 children with difficulty in eating behavior, there are 33 mothers that college graduate have 28 children with normal eating behavior and 5 children with difficulty in eating behavior. There are 36 mothers with a good parenting have 30 children with normal eating behavior and 6 children with difficulty in eating behavior, and there are 48 mothers with poor parenting have 10 children with normal eating behavior and 38 children with difficulty in eating behavior. Based on the statistic test, based on analysis, mothers cognition with difficulty in eating behavior have p value of p = 0,000 and mother parenting with difficulty in eating have p value of p = 0.000. Summary : there are a significant relation between cognition and parenting with difficulty in eating behavior Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota in 2017 Keywords : Education’s mother, the foster mother and the way it is difficult to eat in children.



vii



KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Hubungan Pendidikan dan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Kedokteran Umum pada Fakultas Kedokteran Universitas Batam. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, penulisan menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ketua Yayasan Griya Husada Universitas Batam H. Rusli Bintang yang telah menerima saya untuk menuntut ilmu serta menyelesaikan penelitian ini. 2. Prof. Dr. Ir. H. Novirman Jamarun, M.Sc, Rektor Universitas Batam, beserta jajarannya. 3. Dr. dr. Ibrahim, SH., M.Sc., M.Pd.Ked, M.Kn, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Batam. 4. dr. Oscar Sp.A selaku dosen pembimbing I yang telah menyediakan waktu dan memberikan bimbingan, kritik serta saran selama pembuatan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. 5. dr. Sukma Sahreni, M.Gz selaku dosen pembimbing II yang telah menyediakan waktu dan memberikan bimbingan, kritikan serta saran selama pembuatan skripsi sehingga dapat terselesaikan dengan baik. 6. dr. Leonardo Wibawa Permana, MARS selaku dosen penguji I yang telah menyediakan waktu dan memberikan bimbingan, kritikan serta saran selama pembuatan skripsi sehingga dapat terselesaikan dengan baik. 7. Kedua orang tua saya ayahanda Nasrul dan ibunda Ermaniati tercinta beserta keluarga besar penulis yang mendo’akan dan memberikan dukungan baik moral maupun material kepada saya selama menjalani pendidikan dan penelitian. viii



8. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Kedokteran Universitas Batam angkatan 2014 yang telah membantu dalam penulisan skripsi, memberikan do’a, dukungan dan masukan yang berguna dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan. Penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan pihak yang telah membantu. Semoga skripsiini dapat disetujui dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.



Batam, 13 Februari 2018 Randa Prasetia Rumana NPM. 61114152



ix



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................x DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................4 C. Tujuan Penelitian .........................................................................................4 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................4 BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Anak Prasekolah...........................................................................................6 1. Pengertian .............................................................................................6 2. Tahap Perkembangan Anak Prasekolah................................................6 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah.............................................................................................7 B. Perilaku Sulit Makan ....................................................................................8 1. Definisi Sulit Makan ..............................................................................8 2. Konsep Makan .......................................................................................8 3. Gejala Sulit Makan ...............................................................................10 4. Faktor-faktor Penyebab Sulit Makan ...................................................10 5. Bentuk Sulit Makan .............................................................................12 6. Dampak Sulit Makan...........................................................................12 7. Upaya Mengatasi Sulit Makan. ............................................................14



x



C. Pola Asuh ...................................................................................................15 1. Definisi Pola Asuh...............................................................................15 2. Jenis-jenis Pola Asuh...........................................................................16 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh....................................18 D. Pendidikan Ibu...........................................................................................20 1. Defenisi Pendidikan.............................................................................21 2. Landasan Pendidikan...........................................................................21 3. Jenjang Pendidikan...............................................................................22 4. Jalur Pendidikan...................................................................................22 E. Kerangka teori ............................................................................................23 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep .......................................................................................24 B. Hipotesis Penelitian....................................................................................24 C. Desain Penelitian ........................................................................................25 D. Populasi Dan Sampel .................................................................................25 E. Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................................25 F. Variabel Penelitan ......................................................................................25 G. Definisi Operasional...................................................................................26 H. Pengumpulan Data .....................................................................................27 I. Pengolahan Data.........................................................................................28 J. Analisis Data ..............................................................................................29 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi penelitian .............................................................31 B. Hasil analisis univariat...............................................................................32 C. Hasil analisin bivariat.................................................................................33 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan analisis univariat....................................................................36 B. Pembahasan analisis bivariat......................................................................40 C. Keterbatasan penelitian..............................................................................42



xi



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................43 B. Saran..........................................................................................................43 DAFTAR PUSTAKA JADWAL PENELITIAN LAMPIRAN



xii



DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................26 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu.....................................................32 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Ibu.......................................................32 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku sulit makan anak usia 3-5 tahun...........33 Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Tahun 2017........................................................................................................................33 Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan Hubungan Antara Pola Asuh Ibu Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Tahun 2017................34



xiii



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................................23



xiv



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembaran Persetujuan Menjadi Respoden (Informed Consent) Lampiran 2. Lembar Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 3. Lembar Kuesioner Lampiran 4. Lembar Konsul Lampiran 5. Surat Izin Pengambilan Data



xv



DAFTAR SINGKATAN BB



: Berat Badan



KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia KKP



: Kurang Kalori Protein



KMS



: Kartu Menuju Sehat



TB



: Tinggi Badan



WHO : World Health Organization SPSS



: Statistical Product and Service Solutions



SD



: Sekolah Dasar



SMP



: Sekolah Menengah Pertama



SMA



: Sekolah Menengah Atas



xvi



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia tiga sampai lima tahun. Masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan biologis, psikososial, kognitif dan spiritual yang begitu signifikan. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah dipengaruhi oleh nutrisi, masalah tidur, kesehatan gigi, pencegahan cidera serta cara orang tua dalam merawat anak yang sakit (Wong, 2008). Anak pada usia prasekolah biasanya mengalami perkembangan psikis menjadi balita yang lebih mandiri, autonom, dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya, serta dapat lebih mengekspresikan emosinya. Disamping itu anak usia tersebut juga cenderung senang bereksplorasi dengan hal-hal baru. Sifat perkembangan khas yang terbentuk ini turut mempengaruhi pola makan anak. Pada usia ini anak mengalami proses perubahan pola makan dimana anak pada umumnya mengalami kesulitan untuk makan (Hidayat, 2012). Masalah makan pada anak umumnya adalah masalah kesulitan makan. Hal ini penting diperhatikan karena dapat menghambat tumbuh kembang optimal pada anak. Tujuan memberi makan pada anak diantaranya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang cukup dalam kelangsungan hidupnya, pemulihan kesehatan sesudah sakit, untuk aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan. Pelaksanaannya ternyata seringkali timbul kesulitan makan anak yaitu kurangnya nafsu makan anak karena kesulitan makan pada balita (Santoso, 2009). Angka kejadian masalah kesulitan makan dibeberapa Negara termasuk cukup tinggi. Sebuah penelitian oleh The Gateshead Millenium Baby Study pada tahun 2006 di Inggris menyebutkan 20% orang tua melaporkan anaknya mengalami masalah makan, dengan prevalensi tertinggi anak hanya mau makan makanan tertentu. Studi di Italia mengungkapkan 6% bayi mengalami kesulitan makan, kemudian meningkat 25-40% pada saat fase akhir 1



2



pertumbuhan. Survey lain di Amerika Serikat menyebutkan 19-50% orang tua mengeluh anaknya sangat pemilih dalam makan sehingga terjadi defesiensi zat gizi ( Nafratilawati, 2014). Status gizi menurut Departemen Kesehatan (Depkes) RI dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2013 yang didapat dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), terdapat 19,6% balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi kurang. Pada tahun yang sama terdapat 37,2% balita dengan tinggi badan dibawah normal yang terdiri dari 18,0% balita sangat pendek dan 19,2% balita pendek. Indikator antropometri lain untuk menilai status gizi balita yaitu berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), pada tahun 2013 terdapat 12,1% balita wasting (kurus) yang terdiri dari 6,8% balita kurus dan 5,3% sangat kurus. Secara nasional prevalensi kurus pada anak balita masih 12,1%, yang artinya masalah kurus di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan yang serius. Mendidik anak pada hakekatnya merupakan usaha nyata dari pihak orang tua untuk mengembangkan totalitas potensi yang ada pada diri anak. Masa depan anak dikemudian hari akan sangat tergantung dari pengalaman yang didapatkan anak termasuk termasuk faktor pendidikan dan pola asuh orangtua (Habibi,2015). Pola asuh merupakan suatu model atau cara mendidik anak yang merupakan suatu kewajiban dari setiap orang tua dalam usaha membentuk pribadi anak yang sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya. Pola asuh tebagi tiga, yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan permisif. Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturanaturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung pada orang tua. Pola asuh permisi ditandai dengan cara orang tua mendidik anak yang cenderung bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa atau muda, ia diberi



3



kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki (Soetjiningsih, 2013). Pola asuh merupakan interaksi anak dengan orang tua dalam mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak mencapai kedewasaan sesuai norma-norma yang ada dalam masyarakat. Penerapan pola asuh orang tua sangat penting karena seorang ibu merupakan lingkungan pertama dan menjadi pembentuk awal hubungan interpersonal dengan anak (Wong, 2008). Namun saat ini masih banyak orang tua menerapkan pola asuh yang kurang baik pada anaknya, terbukti adanya tindakan otoriter seperti orang tua yang bersikap keras dan tidak peduli akan kebutuhan anak di lingkungan keluarga. Hal tersebut dapat mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik maupun mental di kemudian hari. Berbagai alasan yang mendasari kurangnya pola asuh tersebut, diantaranya faktor sosial budaya, pengetahuan, pendidikan dan kesadaran orang tua tentang pola asuh yang baik. Peranan orang tua di sini sangatlah penting pada aktifitas pemberian pola asuh pada anaknya pada dasarnya orang tua adalah pembentuk akhlak dan dasar tingkah laku yang nantinya akan berperan pada fase perkembangan selanjutnya, sehingga sangatlah penting wawasan dan pendidikan orang tua dalam upaya peletakan pola asuh di dalam keluarga. Adapun pendidikan tersebut, tidaklah harus dilihat dari pendidikan formal yang di peroleh, pendidikan non formal pun (pendidikan agama) sangatlah diperlukan dalam pemberian pola asuh yang sesuai dengan kebutuhannya pada masa fase perkembangannya. (Gazali,2007) Peneliti sudah melakukan penelitian pendahuluan di kelurahan Cendana Kota Batam pada hari minggu, tanggal 13 agustus 2017. Hasil tanya jawab dengan 8 ibu yang memiliki anak usia prasekolah, ada 7 ibu yang menerapkan pola asuh tidak baik,1 ibu menerapkan pola asuh baik. Dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan kajian penelitian ini sekaligus menggali “Hubungan Pendidikan dan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia Prasekolah 3-5 tahun di



4



Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”.



B. Rumusan masalah “Hubungan Pendidikan dan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia Prasekolah 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pendidikan dan pola asuh ibu terhadap prilaku sulit makan pada anak yang berumur 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota.. 2. Tujuan khusus a. Diketahuinya pengaruh pendidikan ibu terhadap anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. b. Diketahuinya pola asuh ibu terhadap anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. c. Diketahuinya perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. d. Diketahuinya hubungan pendidikan dan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai



pengembangan



diri,



menambah



wawasan



dan



ilmu



pengetahuan, dan mengaplikasikan ilmu dalam bentuk kegiatan penelitian



5



tentang hubungan pendidikan dan pola asuh Ibu dengan prilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun, serta menambah pengalaman selama penelitian.



2. Bagi Ibu Diharapkan dapat memberikan wawasan dan sebagai bahan masukan bagi seorang Ibu yang belum memahami pengetahuan tentang pendidikan dan pola asuh ibu terhadap prilaku sulit makan pada anak umur 3-5 tahun. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat menjadi acuan awal untuk peneliti selanjutnya.



BAB II LANDASAN TEORI A. Anak prasekolah 1. Pengertian Anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun saat dimana sebagian besar sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri dengan stres dan perubahan yang moderat. Selama periode ini sebagian besar anak sudah menjalani toilet training (Wong, 2008). Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah. Karakteristik pertumbuhan fisik anak usia prasekolah yaitu bertambah besarnya ukuran antropometri, sedangkan kemampuan motorik dan emosional anak mencakup sikap anak dalam lingkungan, gerakan anggota badan serta kemampuan intelektual anak (Sutomo, 2010). Pada usia prasekolah anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan karakteristik sebagai berikut, berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa ingin tahu, imajinasi, belajar menimbang rasa, munculnya



kontrol



internal



(tubuh),



belajar



dari



lingkungannya,



berkembangnya cara berfikir, berkembangnya kemampuan berbahasa, dan munculnya perilaku (Wong, 2008). 2. Tahap Perkembangan anak prasekolah. Menurut Wong (2008), priode prasekolah dimulai dari usia 3-6 tahun periode ini dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi. Pada masa ini merupakan perkembangan fisik dan kepribadian yang pesat, kemampuan interaksi sosial lebih luas, memulai konsep diri, perkembangan motorik berlangsung terus menerus ditandai keterampilan motorik seperti berjalan, berlari dan melompat.



6



7



3. Faktor-Faktor



Yang



Mempengaruhi



Tumbuh



Kembang



Anak



Prasekolah. Menurut Hidayat (2008) Proses Percepatan dan Perlambatan Tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor : a. Faktor Herediter Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan alam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. b. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan postnatal, dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin, pengunaan obat-obatan, alkohol atau kebiasaan merokok. Faktor lingkungan pasca lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak meliputi budaya lingkungan, sosial ekonomi, keluarga, nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan. Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain somatotropin (growth Hormon) yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya poliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, glukokortikoid menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen selanjutnya hormon tersebut menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya.



8



B. Prilaku Sulit makan. 1. Definisi prilaku sulit makan. a) Definisi Prilaku. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masingmasing. (Notoatmodjo, 2007). b) Definisi perilaku sulit makan. Masalah makan pada anak umumnya adalah masalah kesulitan makan. Hal ini penting diperhatikan karena dapat menghambat tumbuh kembang optimal pada anak. Tujuan memberi makan pada anak diantaranya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang cukup dalam kelangsungan hidupnya, pemulihan kesehatan sesudah sakit, untuk aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan. Pelaksanaannya ternyata seringkali timbul kesulitan makan anak yaitu kurangnya nafsu makan anak karena kesulitan makan pada anak. (Santoso, 2009). Perilaku sulitan makan adalah ketidakmampuan untuk makan dan menolak makanan tertentu dan gangguan kesulitan makan pada anak sering kita jumpai pada masyarakat awam yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak. Masyarakat awam masih banyak yang belum memahami pentingnya nutrisi pada anak. (Santoso, 2009). 2. Konsep Makan Makan merupakan salah satu naluri yang diperoleh manusia sejak lahir. Setiap orang mempunyai selera dan faktor sesuai pergaulan dan kebiasaan makan sehari-hari. Balita juga akan makan makanan yang diberikan oleh ibu atau pengasuhnya, sesuai dengan menu yang biasa diberikan sehari-hari (Waryana, 2010).



9



Maulana (2007) menyatakan bahwa proses makan terjadi melalui 2 fase yaitu : a. Fase pra makan Proses makan yang baik dimulai dari ketika anak merasa lapar dan memberikan sinyal ingin makan. Pusat lapar di otak menerima sinyal dari banyak sel dalam tubuh. Ketika sinyal ini dirasakan nafsu makan anak akan meningkat, hal ini ditandai dengan memberikan tanda pada orang dewasa melalui menangis, rewel, murung bahkan balita yang sudah bisa bicara akan mengatakan bahwa dia ingin makan. b. Fase makan Proses ini dimulai dari proses mekanik membawa makanan kemulut, mengisi mulut dengan makanan, menguyah, dan kemudian menelan. Diperlukan koordinasi sensoris dan juga gerakan motorik kasar dan halus. Fase ini dibagi lagi menjadi tiga yaitu fase oral (di mulut), fase faring (di tenggorokan) dan fase esofagus (di pipa saluran makanan). Fase oral umumnya dibagi menjadi 2 bagian yaitu fase persiapan dan fase transfer makanan. Fase persiapan makanan padat dihancurkan secara mekanis dan dibasahi oleh air ludah untuk membuat bolus makanan yang bisa siap untuk ditelan. Fase transfer makanan dimulai dari gerakan bolus dari lidah sampai ke farings. Fase ini diperlukan pengaturan otot-otot di rongga mulut yang baik. Fase farings terjadi proses menelan, yang secara tidak disadari. Fase ini terjadi pemberhentian pernafasan sejenak agar makanan tidak masuk ke saluran nafas, hingga melewati esofagus dan masuk ke lambung. Jika terdapat kelainan di esofagus ini dapat menyebabkan kesulitan makan, misalnya, esofagitis yang menimbulkan rasa nyeri dan menyebabkan anak sulit makan.



10



3. Gejala Kesulitan makan Menurut Maulana (2007) menyatakan bahwa gejala kesulitan makan pada balita diantaranya adalah: a. Kesulitan menguyah, menghisap, menelan makanan atau hanya bisa makan makanan lunak atau cair b. Memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut anak c. Makan berlama-lama dan memainkan makanan d. Sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau menutup mulut rapat e. Memuntahkan atau menumpahkan makanan dan menepis suapan f. Tidak banyak menyukai variasi makanan. g. Kebiasaan makan yang aneh dan ganjil. 4. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Makan Suatu masalah pasti dipengaruhi oleh beberapa hal. Termasuk juga kesulitan makan pada balita juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah kesulitan makan yaitu faktor organik, faktor nutrisi dan faktor psikologi (Zaviera, 2008). a. Faktor organik Proses makan terjadi mulai dari memasukkan makan di mulut, mengunyah, dan menelan. Kemampuan koordinasi pergerakan motorik kasar di sekitar mulut sangat berperan dalam proses makan tersebut. Pergerakan motorik tersebut berupa koordinasi gerakan menggigit, mengunyah, dan menelan yang dilakukan oleh otot lainnya di sekitar mulut. Proses makan melibatkan berbagai organ tubuh turut berperan mulai dari unsur-unsur pada rongga mulut (bibir, gigi geligi, palatum dan lidah) sampai ke usus yang dipengaruhi oleh sistem saraf. Gangguan



11



saluran pencernaan tampaknya merupakan faktor penyebab terpenting dalam gangguan proses makan di mulut. Jika terdapat gangguan saluran cerna maka hal itu akan mempengaruhi fungsi susunan saraf pusat, sehingga terjadi gangguan fungsi susunan saraf pusat. Gangguan fungsi susunan saraf pusat tersebut berupa gangguan neuroanatomis dan neurofungsional. Salah satu manifestasi klinis yang terjadi adalah gangguan koordinasi motorik kasar pada mulut. Berbagai kelainan atau penyakit pada organorgan tersebut pada umumnnya akan mengakibatkan gangguan yang menyebabkan gangguan makan. Gangguan bisa berupa anak mengalami sariawan, sakit tenggorokan atau adanya penyakit di organ pencernaan. b. Faktor nutrisi Balita merupakan golongan konsumen semipasif atau semiaktif sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi masih bergantung pada orang lain, khususnya ibu atau pengasuhnya. Perlu diketahui saat ini terjadi perubahan pola makan dari makanan bayi ke dewasa. c. Pengetahuan Ibu Pengetahuan ibu dalam kemampuan menentukan jenis harus jumlah makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai perkembangan usianya. Ketepatan jenis dan jumlah makanan sangat menentukan pemenuhan gizi pada balita. d. Faktor pola asuh ibu Seringkali terjadi kelainan psikologi yang disebabkan kekeliruan pengelolaan orang tua dalam hal mengatur makan anaknya. Ada orangtua yang bersikap terlalu melindungi dan ada orang tua yang terlalu memaksakan anaknya makan terlalu banyak melebihi keperluan anak. Keadaan saat anak jauh dari ibunya dan perasaan takut berlebihan pada makanan juga dapat menyebabkan anak tidak mau makan. Sikap suka memaksakan makanan menyebabkan bayi atau anak merasakan proses makan sebagai saat yang tidak menyenangkan, hal ini berakibat



12



menimbulkan sikap anti terhadap makanan. Sikap yang terlalu obsesif dan over protektif akan berakibat negatif pada anak (Santoso, 2009). Sifat yang menonjol pada balita adalah rasa ingin tahu segala hal di sekitarnya. Sifat ini menyebabkan perhatian terhadap makanan berkurang dan sering kali menolak diberi makan. Perilaku makan yang sering tampak adalah membiarkan makanan tetap dalam mulut tapi tidak dikunyah, melepeh, atau justru lebih menyukai makanan yang cair atau yang diminum agar lekas habis (proses makan lebih cepat selesai). 5. Bentuk Kesulitan Makan Balita yang mengalami kesulitan makan umumnya menunjukkan sikapsikap tertentu. Balita tersebut mungkin menunjukkan sikap yang memperlihatkan salah satu dari bentuk kesulitan makan. Beberapa bentuk kesulitan makan adalah psikogenik anoreksia, dawling dan menolak untuk menguyah makanan (Maulana, 2008) : a. Psikogenik anoreksia. Psikogenik



anoreksia



adalah



berkurangnya



nafsu



makan



yang



disebabkan oleh faktor psikologis. Hal ini perlu dibedakan dengan anoreksia yang disebabkan oleh adanya penyakit organik. Berkurangnya nafsu makan yang disebabkan oleh penyakit organik biasanya timbul mendadak dan pada seluruh makanan. b. Dawling. Dawling adalah makan dengan cara lambat sekali yang disebabkan karena faktor psikologis dan bukan faktor bawaan. Biasanya anak akan membiarkan makanan dalam mulut tanpa dikunyah. Makanan akan dibiarkan tetap dalam mulut sekalipun dikunyah akan membutuhkan waktu yang sangat lama. c. Menolak untuk Menguyah Makanan. Balita sering kali menunjukkan sifat menolak makan. Sesekalinya balita mau membuka mulutnya makanan tersebut tidak dikunyah, namun hanya didiamkan didalam mulut. Makanan yang sudah dimasukkan dalam



13



mulut enggan untuk dikunyah hanya didiamkan dalam mulut, bahkan makanan yang sudah ditelan dikeluarkan kembali lewat mulut setelah adanya usaha untuk mengeluarkannya. 6. Dampak Kesulitan Makan Komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat kesulitan makan bermacammacam. Salah satu yang dapat ditimbulkan adalah kekurangan kalori dan protein, yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan atau gagal tumbuh. Tampilan klinisnya adalah terjadi gangguan dalam peningkatan berat badan, bahkan terjadi kecenderungan berat badan tetap dalam keadaan yang cukup lama. Normal anak usia di atas 2 tahun seharusnya terjadi peningkatan berat badan 2 kilogram dalam setahun, namun pada anak yang sulit makan peningkatan berat badan itu sulit ditempuh. Kesulitan makan pada anak banyak mengakibatkan dampak negatif (Maulana, 2007). Dampak dari kesulitan makan mengakibatkan beberapa hal yang berkaitan dengan kekurangan gizi. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan, akibat lain adalah terjadinya penurunan produktifitas, menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. Waryana (2010) menyatakan bahwa beberapa dampak yang bisa diakibatkan karena kesulitan makan pada balita yaitu sebagai berikut : a. Kekurangan Gizi Kesulitan makan pada anak yang berkepanjangan bisa mengakibatkan kekurangan protein, karbohidrat dan beberapa vitamin dan mineral. Kekurangan beberapa zat gizi tersebut akan membuat anak jatuh dalam keadaan Kurang Kalori Protein (KKP). KKP merupakan penyakit gangguan gizi yang cukup sering di Indonesia. Di Indonesia angka kejadiannya cukup tinggi pada anak di bawah 5 tahun. Untuk menentukan klasifikasi berat ringannya kurang kalori protein (KKP)



14



dapat menggunakan beberapa cara, yang paling sering digunakan dan cukup mudah adalah dengan melihat berat badan dan umur anak disesuaiakan dengan grafik Kartu Menuju Sehat (KMS). b. Menurunnya Daya Intelegensi Anak usia 1-5 tahun merupakan usia yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan sel–sel otak. Secara garis besar ada tiga jenis faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan, salah satunya adalah pertumbuhan fisik biomedik otak. Faktor fisik biomedis otak memerlukan peran penting nutrisi. Nutrisi ini akan terkandung di dalam makanan. Makanan dengan kualitas kadar gizi dan kuantitas yang optimal akan mendukung pertumbuhan otak yang optimal. Kekurangan salah satu atau beberapa zat gizi yang diperlukan akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak anak, sehingga anak berkurang daya kecerdasannya. c. Menurunnya daya ketahanan anak Tubuh anak terdapat suatu zat yang berfungsi untuk menjaga ketahanan tubuh anak dari berbagai penyakit. Zat-zat tersebut akan diproduksi dengan baik pada kondisi kecukupan gizi. Balita yang kekurangan zat gizi maka akan menjadi rentan terhadap serangan penyakit oleh karena menurunnya daya imunitas anak. 7. Upaya Mengatasi Kesulitan Makan Kesulitan makan pada balita jelas berakibat akan mempengaruhi terhadap keadaan gizi seorang anak. Perlu diusahakan upaya untuk mengatasi kesulitan makan agar tidak terjadi efek yang buruk dari kesulitan makan tersebut. Upaya tersebut meliputi menghilangkan penyebab kesulitan makan tersebut, pengobatan, dan cara-cara lainnya. Secara garis besar upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesulitan makan pada balita adalah upaya dietik dan upaya psikologis (Santoso, 2009). a. Upaya dietik



15



Upaya ini berhubungan dengan pengaturan makanan yaitu merancang makanan. Adapun faktor–faktor yang perlu diperhatikan dalam pengaturan makanan yaitu, umur dan berat badan anak, keadaan penyakit anak, keadaan alat penerima (mulut, gigi geligi, usus dan sebagainya), kebiasaan makan, selera, kesukaan, aneka ragam atau variasi hidangan, penerimaan dan toleransi anak terhadap makanan yang diberikan. Bantuan seorang ahli gizi dapat membantu untuk merancang makanan anak yang memenuhi persyaratan dengan memperhatikan jumlah kebutuhan anak. Setiap nutrien disesuaikan dengan daftar kebutuhan nutrien dan jumlah makanan. Jenis bahan makanan yang akan dipilih untuk menentukan nutrien yang diperlukan dengan menggunakan daftar komposisi. Bentuk makanan yang akan diberikan bisa dengan kreiteria khusus yaitu dalam bentuk biasa, lunak, saring atau cair. jadwal waktu makan dalam sehari dan cara pemberian makanan dengan cara biasa atau memakai alat juga bisa ditentukan. b. Upaya psikologis Hubungan emosional antara anak dan ibu hendaknya baik. Ibu perlu sabar, tenang, dan tekun. Adakan suasana yang menyenangkan untuk anak. Berikan pujian apabila anak melakukan cara makan dengan baik serta cukup makan. Gunakan alat makan yang menarik, disukai anak, dan sesuai dengan kondisi anak sehingga memudahkan anak untuk makan. C. Pola Asuh. 1. Definisi Pola Asuh. Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) bahwa “pola adalah model, sistem, atau cara kerja”. Asuh adalah “menjaga, merawat,



mendidik, membimbing,



membantu, melatih, dan sebagainya” Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008). Pola asuh menurut Handayani (2008) adalah konsep dasar tentang cara memperlakukan anak. Perbedaan dalam konsep ini adalah ketika anak



16



dilihat sebagai sosok yang sedang berkembang, maka konsep pengasuhan yang diberikan adalah konsep psikologi perkembangan. Ketika konsep pengasuhan mempertahankan cara-cara yang tertanam di dalam masyarakat maka konsep yang digunakan adalah tradisional. Casmini (2007) menyebutkan bahwa: Pola asuh sendiri memiliki definisi



bagaimana



orang



tua



memperlakukan



anak,



mendidik,



membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan norma - norma yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang meliputi kegiatan seperti memelihara, mendidik, membimbing serta mendisplinkan dalam mencapai proses kedewasaan baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Jenis-Jenis Pola Asuh Ibu Pola asuh menurut Stewart dan Koch (Aisyah, 2010) terdiri dari dua kecenderungan pola asuh orang tua yaitu : 1. Pola Asuh Baik a. Pola Asuh Demokratis Baumrind & Black (Aisyah, 2010) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa teknik-teknik asuhan orang tua demokratis yang menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab. Stewart dan Koch (Aisyah, 2010) menyatakan bahwa orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua dan anak. Secara bertahap orang tua memberikan tanggung jawab bagi anak-anaknya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa. Mereka selalu berdialog dengan anakanaknya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan



17



keluhankeluhan dan pendapat anak-anaknya. Dalam bertindak, mereka selalu memberikan alasannya kepada anak, mendorong anak saling membantu dan bertindak secara objektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian. Menurut Hurlock (Aisyah, 2010) pola asuhan demokratik ditandai dengan ciri-ciri bahwa anak-anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internalnya, anak diakui keberadaannya oleh orang tua, anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Sutari Imam Barnadib (Aisyah, 2010) mengatakan bahwa orang tua yang demokratis selalu memperhatikan perkembangan anak, dan tidak hanya sekedar mampu memberi nasehat dan saran tetapi juga bersedia mendengarkan keluhankeluhan anak berkaitan dengan persoalanpersoalannya. Pola asuhan demokratik memungkinkan semua keputusan merupakan keputusan anak dan orang tua. Di samping itu, remaja yang orang tuanya menggunakan pola asuh demokratis memiliki hubungan yang lebih harmonis antara anak dengan anak dan dengan orang tua. 2. Pola Asuh Tidak Baik a. Pola Asuh Otoriter Menurut Stewart dan Koch (Aisyah, 2010), orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri antara lain: kaku, tegas, suka menghukum, kurang ada kasih sayang serta simpatik. Orang tua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka, serta mencoba membentuk lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak. Orang tua tidak mendorong serta member kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian. Hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa. Orang tua yang otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik. Orang tua yang otoriter amat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaaan



18



tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada perintah-perintahnya. Dengan berbagai cara, segala tingkah laku anak dikontrol dengan ketat. Sutari Imam Barnadib (Aisyah, 2010) mengatakan bahwa orang tua yang otoriter tidak memberikan hak anaknya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarakan perasaan-perasaannya, sehingga pola asuh otoriter berpeluang untuk memunculkan perilaku agresi. b. Pola Asuh Permisif Tipe orang tua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali. Anak sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa. Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Menurut Spock (Aisyah, 2010) orang tua permisif memberikan kepada anak untuk berbuat sekehendaknya dan lemah sekali dalam melaksanakan disiplin pada anak. Hurlock (Aisyah, 2010) mengatakan bahwa pola asuhan permisif bercirikan adanya kontrol yang kurang, orang tua bersikap longgar atau bebas, bimbingan terhadap anak kurang. Ciri pola asuh ini adalah semua keputusan lebih banyak dibuat oleh anak daripada orang tuanya. Sutari Imam Banadib (Aisyah, 2010) menyatakan bahwa orang tua yang permisif, kurang tegas dalam menerapkan peraturan peraturan yang ada, dan anak diberikan kesempatan



sebebas-bebasnya



untuk



berbuat



dan



memenuhi



keinginannya. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua. Dalam pola pengasuhan sendiri terdapat banyak faktor



yang



mempengaruhi serta melatar belakangi orang tua dalam menerapkan pola pengasuhan pada anak-anaknya.



19



1) Menurut Manurung (2010) beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pola pengasuhan orang tua adalah : 1) Latar belakang pola pengasuhan orang tua. Maksudnya para orang tua belajar dari metode pola pengasuhan yang pernah didapat dari orang tua mereka sendiri. 2) Tingkat pendidikan orang tua. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi berbeda pola pengasuhannya dengan orang tua yang hanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. 3) Status ekonomi serta pekerjaan orang tua. Orang tua yang cenderung sibuk dalam urusan pekerjaannya terkadang menjadi kurang memperhatikan keadaan anak-anaknya. Keadaan ini mengakibatkan fungsi atau peran menjadi “orang tua” diserahkan kepada pembantu, yang pada akhirnya pola pengasuhan yang diterapkanpun sesuai dengan pengasuhan yang diterapkan oleh pembantu. 2) Sedangkan Santrock (2010) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pola pengasuhan antara lain : 1) Penurunan metode pola asuh yang didapat sebelumnya. Orang tua menerapkan pola pengasuhan kepada anak berdasarkan pola pengasuhan yang pernah didapat sebelumnya. 2) Perubahan budaya, yaitu dalam hal nilai, norma serta adat istiadat antara dulu dan sekarang. 3) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola asuh orang tua dalam keluarga, diantaranya: 1) Budaya setempat. Dalam hal ini mencakup segala aturan, norma, adat dan budaya yang berkembang di dalamnya. 2) Ideologi yang berkembang dalam diri orangtua.



20



Orangtua yang mempunyai keyakinan dan ideologi tertentu cenderung untuk menurunkan kepada anak-anaknya dengan harapan bahwa nantinya nilai dan ideologi tersebut dapat tertanam dan dikembangkan oleh anak dikemudian hari. 3) Letak geografis dan norma etis. Penduduk pada dataran tinggi tentu memiliki perbedaan karakteristik dengan penduduk dataran rendah sesuai tuntutan dan tradisi yang dikembangkan pada tiap-tiap daerah. 4) Orientasi religius. Orangtua yang menganut agama dan keyakinan religius tertentu senantiasa berusaha agar anak pada akhirnya nanti juga dapat mengikutinya. 5) Status ekonomi. Dengan perekonomian yang cukup, kesempatan dan fasilitas yang diberikan serta lingkungan material yang mendukung cenderung mengarahkan pola asuh orangtua menuju perlakuan tertentu yang dianggap orangtua sesuai. 6) Bakat dan kemampuan orangtua. Orangtua yang memiliki kemampuan komunikasi dan berhubungan dengan



cara



yang



tepat



dengan



anaknya



cenderung



akan



mengembangkan pola asuh yang sesuai dengan diri anak. 7) Gaya hidup. Gaya hidup masyarakat di desa dan di kota besar cenderung memiliki ragam dan cara yang berbeda dalam mengatur interaksi orangtua dan anak. Soekanto secara garis besar menyebutkan bahwa “ada dua faktor yang mempengaruhi dalam pengasuhan seseorang yaitu faktor eksternal serta faktor internal.” Faktor eksternal adalah lingkungan sosial dan lingkungan fisik serta lingkungan kerja orang tua, sedangkan faktor internal adalah model pola pengasuhan yang pernah didapat sebelumnya.



21



4) Secara lebih lanjut pembahasan faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pola pengasuhan orang tua adalah : 1) Lingkungan sosial dan fisik tempat dimana keluarga itu tinggal Pola pengasuhan suatu keluarga turut dipengaruhi oleh tempat dimana keluarga itu tinggal. Apabila suatu keluarga tinggal di lingkungan yang otoritas penduduknya berpendidikan rendah serta tingkat sopan santun yang rendah, maka anak dapat dengan mudah juga menjadi ikut terpengaruh. 2) Model pola pengasuhan yang didapat oleh orang tua sebelumnya.



D. Pendidikan Ibu 1. Definisi Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiannya. Sebagai Humanisasi pendidikan adalah upaya pengembangan potensi manusia (sudut pandang Psikologi) baik kecerdasan spiritual ( supaya tindakannya dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa) kecerdasan emosi kecerdasan intelegensi ataupun kecerdasan social sehingga menjadi pribadi individu yang mantap. Pendidikan bisaanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan



22



memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran. (Gazali, 2007) 2. Landasan Pendidikan. Menurut Sugiyono (2008) landasan pendidikan terbagi: (1) Landasan religius pendidikan : asumsi yang bersumber dari agama dan religi (2) Landasan filosofis pendidikan : asumsi-asumsi yang berlandaskan dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam dalam rangka praktek pendidikan. (3) Landasan Ilmiah Pendidikan : asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai cabang disiplin ilmu, sehubungan dengan landasan ini yang tergolong landasan ilmiah pendidikan landasan psikologi pendidikan, landasan historis pendidikan, landasan sosiologi pendidikan, landasan antropologis pendidikan adapun landasan pendidikan di kenal pula dengan landasan faktual pendidikan. (4) Landasan Yuridis atau hukum pendidikan : Asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan.



3. Jenjang Pendidikan. (1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. (2) Pendidikan menengah, pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. (3) Pendidikan tinggi, pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. 4. Jalur Pendidikan.



23



Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.(Sugiyono,2008). Dibawah ini secara singkat di jelaskan mengenai jalur pendidikan, yaitu; (1) Pendidikan formal Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolahsekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. (2) Pendidikan nonformal Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja. (3) Pendidikan informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. E. Kerangka Teori Faktor Pola Asuh Ibu - Latar belakang pola pengasuhan Ibu - Status ekonomi - Budaya setempat - Orientasi religius - Gaya hidup



pendidikan ibu



Faktor yang mempengaruhi - Faktor Organik -Faktor Nutrisi



Pola Asuh Ibu



- Pola asuh otoriter - Pola asuh permisif



Perilaku sulit makan pada Anak usia 3-5 tahun



Asupan nutrisi ↓



24







- Memuntahkan / menyemburkan makanan - Makan berlama-lama - Memainkan makanan - Tidak mau memasukan makanan kemulut - Menutup mulut rapat-rapat - Menumpahkan/menepis suapan



glukoneogenesis



Lemak subkutis ↓



kurus



Keterangan : Diteliti



Tidak diteliti



Gambar 2.1 Kerangka Teori



Kurang gizi



BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pendidikan Ibu



Perilaku Sulit Makan Anak Usia 3-5 Tahun



Pola Asuh Ibu Variabel Independen



Variabel Dependen



Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Hipotesis Nol (Ho) a. Tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. b. Tidak ada hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. 2. Hipotesis Alternatif (Ha) a. Ada hubungan pendidikan ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. b. Ada hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017”. 25



26



C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif analitik observasional menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota yang berjumlah 84 orang. 2. Sampel Penelitian c.



Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota yang berjumlah 84 orang.



E. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di perumahan cendana RT/01 RW/36 kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota. 2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada bulan desember 2017. F. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan dan pola asuh ibu. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku sulit makan pada anak 3. Anak usia 3-5 tahun.



27



G. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel



Definisi



Cara Ukur



Alat Ukur



Operasional Pendidikan



Pendidikan



ibu



usaha



dan



terencana



Hasil Ukur



Ukur



adalah



sadar



Skala



untuk



Membagikan lembar kuesioner akan



pembelajaran



diisi



oleh



0



=



pendidikan ibu



pendidikan



yang



peserta didik secara



Ordinal



tentang



mewujudkan proses agar



Kuesioner



SD



ibu



1



=



pendidikan ibu



responden.



SMP/SMA



aktif



2



mengembangkan



pendidikan ibu



potensi



perguruan



dirinya



untuk



memiliki



kecerdasan, diperlukan dan



=



tinggi



yang



(Gazali, 2007)



dirinya



masyarakat.



(Gazali, 2007) Pola



asuh



Pola



Ibu



pada



bagaimana



anak



usia



prasekolah



asuh



yaitu



Membagikan



Kuesioner



lembar



tentang



baik



memperlakukan



kuesioner



pola



nilai



anak,



yang



akan



diisi



oleh



ibu



mendidik,



membimbing,



dan



mendisiplinkan



Ordinal



asuh



ibu.



0 = pola asuh :



jika total ≤



responden 25.



responden.



1 = pola asuh



serta



melindungi



buruk : jika



anak



dalam



nilai



mencapai



proses



responden



total



kedewasaan



25



(Casmini , ( 2007).



(srilestari,



>



2010) Perilaku



Kesulitan



sulit makan



makan



Membagikan



Kuesioner



adalah



lembar



tentang



mengalami



ketidakmampuan



kuesioner



perilaku



perilaku



untuk makan dan



yang



sulit



makan ( 25, maka pola asuh ibu buruk. c. Kuesioner perilaku sulit makan Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat perilaku sulit makan pada anak yang akan di isi oleh ibunya yang terdiri dari 7 pertanyaan terkait. Setiap item pertanyaan terdiri dari 5 pilihan jawaban. Jika responden menjawab “Sangat Setuju” diberi skor 5,“Setuju” diberi skor 4, “kurang Setuju” diberi sekor 3, “Tidak Setuju” diberi sekor 2 dan jika responden menjawab “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 1. Jika nilai total hasil kuesioner responden ≤ 14, maka perilaku sulit makan ringan. Jika nilai total hasil kuesioner responden 15-30, maka perilaku sulit makan sedang. Jika nilai total hasil kuesioner responden > 30, maka perilaku sulit makan berat. I. Pengolahan Data Dalam penelitian ini peneliti mengolah data dengan: 1.



Editing (mengedit data) Melakukan pemeriksaan pada setiap formulir atau pengecekan kembali isi kuesioner.



2.



Coding (mengode data) Memberi kode tertentu berupa huruf atau angka untuk mempermudah pengolahan data. a. Untuk variabel pendidikan ibu (1)Pendidikan terakhir SMP/SMA dengan kode “0” (2)Pendidikan terakhir perguruan tinggi dengan kode “1”



30



b. Untuk variabel pola asuh ibu (1)Pola asuh baik dilakukan dengan kode “0” (2)Pola asuh buruk dilakukan dengan kode “1” c. Untuk variabel perilaku sulit makan (1)Anak perilaku sulit makan ringan dengan kode “0”. (2)Anak perilaku sulit makan sedang dengan kode “1” (3)Anak perilaku sulit makan berat dengan kode “2” 3.



Entry (memasukkan data) Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau data base komputer.



4.



Cleaning (pembersihan data) Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah selesai dimasukkan, untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan koreksi.



J. Analisis Data 1. Analisis Univariat Pada penelitian ini analisis univariatnya adalah: a. Distribusi frekuensi pola asuh ibu b. Distribusi frekuensi perilaku sulit makan 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini dapat melihat hubungan antara dua variabel yakni variabel independen yaitu pola asuh ibu dan variable dependen yaitu perilaku sulit makan anak usia 3-5 tahun. Untuk mengetahui adanya hubungan kedua variabel digunakan uji chi square. Bila p value < 0,05 maka Ho gagal diterima berarti ada hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Begitu sebaliknya bila p value ≥ 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara variable independen dengan variabel dependen.



31



Rumuschi-square (Notoatmodjo, 2010), sebagai berikut:



𝑋2 = ∑



(0 − 𝐸)2 𝐸



Keterangan: X2 = Nilaichi-square O = Frekuensi yang diamati (observed) E = Frekuensi yang di harapkan (expected) Batas kemaknaan besar 5% (α=0,05)



BAB IV HASIL PENELITIAN



A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kelurahan Belian Penelitian ini dilakukan di perumahan cendana RT 01/RW 36 kelurahan belian kota batam yang memiliki kepala keluarga sebanyak 198 orang, yang mana ibu di daerah ini kebanyakan merupakan ibu rumah tangga. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 januari 2018 di perumahan Cendana RT 01/RW 36 kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota. Penelitian dilakukan pada saat d iadakannya posyandu di RW ini. Kelurahan Belian terdiri dari 4 RW, yaitu RW 04, 09, 23, dan 36. Berdasarkan data dari posyandu di kelurahan tersebut, terdapat 282 anak yang berusia 3-5 orang tahun. Penelitian dilakukan di RT 01/RW 36 karena memiliki anak usia 3-5 tahun lebih banyak dari RT/RW lain yaitu 84 anak. terdapat 9 anak yang mendapat bantuan dari pemerintah karena mengalami gizi buruk.



32



33



B.



Hasil Analisis Univariat Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu No



Pendidikan Ibu



1 2 3



SD SMP/SMA Perguruan Tinggi Total



Frekuensi (f) 11 40 33 84



Persentase (%) 13,1 47,6 39,3 100,0



Dari hasil Tabel 4.1 diketahui hampir setengah jumlah responden berpendidikan SMP/SMA. 2. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Ibu Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Ibu No 1 2



Pola Asuh Pola Asuh Baik Pola Asuh Buruk Total



Frekuensi (f) 36 48 84



Persentase (%) 42,9 57,1 100,0



Dari hasil Tabel 4.2 diketahui lebih dari setengah jumlah responden menerapkan pola asuh buruk.



34



3. Distribusi Frekuensi prilaku sulit makan. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku sulit makan anak usia 3-5 tahun



Tidak sulit Sulit



Frekuensi (f) 40 44



Persentase (%) 47,6 52,4



Total



84



100,0



No



Perilaku makan



1 2



Dari hasil Tabel 4.3 diperoleh hasil lebih dari setengah jumlah reponden memiliki anak yang sulit makan.



C. Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Tahun 2017 Pendidikan Ibu



SD SMP/SMA Perguruan tinggi Total



Perilaku Makan Tidak sulit Sulit F % F % 0 0 11 100



F 11



% 100



12



30



28



70



40



100



28



84,8



5



15,2



33



100



40



44



Total



pValue



0,001



84



Dari Tabel 4.4 di atas diketahui lebih dari setengah jumlah responden yang berpendidikan perguruan tinggi memiliki anak tidak sulit makan.



35



Tabel 4.4 di atas tidak memenuhi syarat untuk uji Chi Square maka peneliti menggabungkan kategori Ibu yang berpendidikan SD dan Ibu berpendidikan SMP/SMA menjadi satu kategori yaitu ibu berpendidikan SD s.d SMA. Dengan pengelompokan ini didapatkan hasil sebagai berikut.



Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Tahun 2017 Pendidikan Ibu



SD/SMP/SMA Perguruan tinggi Total



pValue Perilaku Makan Tidak sulit Sulit F ( %) F ( %) 12 30 39 70



F ( %) 51 100



28 84,8



33 100



40



5 44



15,2



Total



0,001



84 100



Dari Tabel 4.5 4 di atas diketahui lebih dari setengah jumlah responden yang berpendidikan perguruan tinggi memiliki anak tidak sulit makan. Analisis data pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji statistik dengan chi square didapatkan nilai p = 0,001. Angka tersebut menunjukkan angka yang signifikan karena nilai p lebih kecil dari taraf signifikasi () = 5% (0,05). Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Hₐ diterima atau terdapat hubungan yang bermakna antara Pendidikan ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT 01/RW 36 Kelurana Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017.



36



Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Hubungan Antara Pola Asuh Ibu Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Tahun 2017



Pola asuh Ibu



Baik Buruk Total



Perilaku makan



Total



PValue



Sulit F % 6 16,7



F % 36 100



0,001



10 20,8



38 79,2



48 100



40



44



Tidak sulit F % 30 83,3



84



Dari Tabel 4.6 di atas diketahui lebih dari setengah jumlah responden yang menerapkan pola asuh buruk memiliki anak sulit makan. Analisis data pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji statistik dengan tes chi square didapatkan nilai p = 0,001. Angka tersebut menunjukkan angka yang signifikan karena nilai p lebih kecil dari taraf signifikasi () = 5% (0,05). Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Hₐ diterima atau terdapat hubungan yang bermakna antara Pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun di Perumahan Cendana RT 01/RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota tahun 2017.



BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Analisis Univariat 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 84 orang ibu yang memiliki anak usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Tahun, didapatkan ibu yang lulusan



perguruan



tinggi



sebanyak



33



orang



(39,3%),



lulusan



SD/SMP/SMA sebanyak 51 orang (60,7%). Pendidikan mempengaruhi pemahaman orang tua terhadap anak usia prasekolah sehingga mempengaruhi kesiapan mereka dalam menjalankan pengasuhan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Karlie Bellafily tahun 2016 yang berjudul hubungan pola asuh ibu dengan prilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di taman kanak-kanak desa palelon kecamatan modoinding minahasa selatan, didapatkan hasil bahwa responden memiliki pendidikan terakhir tingkat SMA/sederajat sebanyak 20 responden (57,1%), responden yang memiliki pendidikan terakhir tingkat SMP sederajat sebanyak 13 responden (37,1%) dan responden yang memiliki pendidikan terakhir tingkat SD sebanyak 2 responden (5,7%). Hal ini menyatakan bahwa pendidikan ibu yang lulusan SMA lebih banyak dibandingkan yang lulusan SMP dan SD.



37



38



Tingkat pengetahuan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh ibu dalam mengatasi anak yang sulit makan. Pengetahuan gizi ibu yang baik akan mempermudah ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak. Tingkat pengetahuan diperoleh berdasarkan hasil penilaian kuesioner yang telah diisi oleh responden pada saat penelitian. Ibu yang lulusan perguruan tinggi sebagian adalah ibu yang bekerja. Ibu yang bekerja mendapat informasi terbaru tentang perilaku makan anak dengan bervariasinya orang dan tempat yang ia kunjungi. Hal ini menyebabkan ibu yang lulusan perguruan tinggi cendrung akan menerapkan pola asuh baik pada anaknya. Selain itu, wawasan tentang perilaku makan anak juga di dapatkan pada saat di jenjang pendidikan perguruan tinggi yaitu dari teman yang sudah menikah. Ibu yang lulusan SD/SMP/SMA Sebagian besar ibu rumah tangga lulusan SD/SMP/SMA akan mendapat informasi tentang perilaku makan anak dari orang tuanya, sehingga ibu yang lulusan SD/SMP/SMA menerapkan pola asuh yang sama dengan yang diterapkan orangtuanya yang sebagian besar adalah pola asuh buruk. 2. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Ibu Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 84 orang ibu yang memiliki anak usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Tahun, ibu dengan pola asuh baik ada 36 (42,9%) orang dan ibu dengan pola asuh buruk ada 48 (57,1%) orang.



39



Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Karlie Bellafilly Karaki (2016) yang berjudul hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di taman kanak-kanak desa palelon kec. modoinding minahasa selatan, didapatkan lebih banyak ibu menerapkan pola asuh yang kurang baik kepada anaknya sebanyak 20 responden (57,1 %) dan yang menerapkan pola asuh yang baik sebanyak 15 responden (42,9%). Menurut peneliti pola asuh adalah sikap dan perilaku orang tua dalam mendidik anak, membimbing anak, berkomunikasi dengan anak dan melakukan berbagai banyak hal dengan anak untuk pengetahuan dasar anak serta ikut mempengaruhi dalam membangun karakteristik anak. Menurut Wibowo (2012), Pola asuh atau parenting style adalah salah satu faktor yang secara signifikan turut membentuk karakter anak. Hal ini didasari bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak.Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dalam berinteraksi, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan anak selama mengadakan kegiatan pengasuhan (Yusuf, 2013). Dari pengamatan saat penelitian, sebagian besar ibu yang menerapkan pola asuh baik juga memiliki orientasi religius yang baik juga, dimana ibu menerapkan nilai-nilai agama dalam mengasuh anaknya. Selain itu sebagian besar ibu yang menerapkan pola asuh baik merupakan ibu yang pendidikan nya tinggi. Sebab sebagian besar ibu yang lulusan perguruan



40



tinggi adalah ibu yang bekerja sehingga informasi tentang pola asuh baik banyak di peroleh ibu dari luar rumah. 3. Distribusi Frekuensi Perilaku Sulit Makan



Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan kuesioner tentang perilaku sulit makan anak pada 84 orang ibu yang memiliki anak usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Tahun, terdapat



anak usia 3-5 tahun dengan



perilaku sulit makan berjumlah 44 (52,4%) orang , dan tidak sulit makan berjumlah 40 (47,6%) orang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ainun Najib Febrya Rahman (2016) yang berjudul Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia Prasekolah di Taman Kanak-Kanak AlIkhwah Pontianak, bahwa anak pada usia prasekolah di TK Al-Ikhwah memiliki perilaku sulit makan sebanyak 61 anak (50,4%) dan perilaku tidak sulit makan sebanyak 60 anak (49,6%). Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Martina Nafratilawati (2016) yang berjudul hubungan antara pola asuh dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (3-5 tahun) di tk leyangan kabupaten semarang, dimana lebih banyak yang tidak mengalami kesulitan makan, yaitu sejumlah 34 anak (56,7%) dari 60 orang responden. Menurut judarwanto (2009) perilaku sulit makan adalah perilaku anak yang menolak untuk makan, hanya makan makanan tertentu saja, dan menghabiskan porsi makan dengan lambat bahkan sering tidak



41



menghabiskan porsi makan setiap jam makan. Kesulitan makan merupakan ketidak mampuan untuk makan dan menolak makanan tertentu. Pada kesulitan makan mempunyai gejala berupa memenuhkan atau menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk didalam mulut, sama sekali tida mau memasukkan makan ke dalam mulut, makan berlama-lama dan memainkan makanan, tidak mengunyah tetapi langsung menelan makanan dan kesulitan makan dan lain sebagainya (Rohmasari, 2013). Pada penelitian ini terdapat anak usia 3-5 tahun mengalami perilaku sulit makan, hal ini disebabkan oleh salahnya pola asuh orangtua. Pada tabel 4.7 diperoleh hasil, bahwa dari 48 orang ibu dengan pola asuh buruk 15 anak mengalami perilaku sulit makan. Selain itu jajanan di warung menjadi pilihan anak-anak saat mulai merasa lapar atau pun haus. B. Pembahasan Analisis Bivariat 1. Hubungan antara pendidikan ibu dengan perilaku sulit makan anak Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 84 orang ibu yang memiliki anak usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota. terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan perilaku sulit makan anak usia 3-5 tahun dengan nilai p = 0,000 Dari hasil penelitian, ada 33 ibu yang lulusan perguruan tinggi, 28 diantaranya memiliki anak yang tidak sulit makan, ada 51 ibu yang lulusan SD/SMP/SMA, 12 diantaranya memiliki anak yang tidak sulit makan.



42



Dari hasil penelitian di atas didapatkan bahwa Ibu yang lulusan perguruan tinggi lebih mengetahui prilaku makan anak yang baik dari pada ibu yang lulusan SD/SMP/SMA. Maka tingginya pendidikan ibu akan mempengaruhi prilaku makan anak, Semakin tinggi pendidikan ibu maka prilaku makan anak semakin baik. Namun dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa tidak semua ibu yang perguruan tinggi memiliki anak yang tidak sulit makan, 5 diantara ibu yang lulusan perguruan tinggi memiliki anak dengan prilaku sulit makan, ibu yang lulusan perguruan tinggi adalah ibu yang bekerja, Hal ini menjadikan ibu memiliki stress kerja yang mempengaruhi sikap ibu dalam mendidik anak yang mempengaruhi prilaku makan anak. 2. Hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan anak Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ainun Najib Febrya Rahman (2016) di Taman Kanak-Kanak Al-Ikhwah Pontianak bahwa anak pada usia prasekolah di TK Al-Ikhwah memiliki perilaku sulit makan sebanyak 61 anak (50,4%) dan perilaku tidak sulit makan sebanyak 60 anak (49,6%), yang menunjukan hubungan yang bermakna antara Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia Prasekolah dengan p = 0,00 (p < 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Karlie Bellafilly Karaki (2016) didapatkan lebih banyak ibu menerapkan pola asuh yang kurang baik kepada anaknya sebanyak 20 responden (57,1 %) dan yang menerapkan pola asuh yang baik sebanyak 15 responden (42,9%) di taman kanak-kanak desa palelon kec. modoinding minahasa selatan



43



yang menu njukan hubunganyang bermakna antara pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) dengan p = 0,00 (p < 0,05). Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa dari ibu yang menerapkan pola asuh buruk, ternyata terdapat anak yang tidak mengalami perilaku sulit makan. Hal ini menunjukan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi perilaku makan anak. Sementara itu, dari ibu yang menerapkan pola asuh baik ternyata masih ada anak yang mengalami perilaku sulit makan. Hal ini di sebabkan oleh kelainan organ pencernaan anak seperti sariawan dan gigi anak yang sudah rusak karena banyak makan yang manis-manis sehigga gigi anak sakit saat mengunyah nasi dan lauk pauknya. Selain itu, perilaku sulit makan anak juga di pengaruhi oleh fisiologi anak yang mengalami perubahan pola makan dari balita ke anak-anak. Kebiasaan anak-anak yang senang bermain juga mempengaruhi perilaku sulit makan pada anak, karena ketika diminta makan oleh ibunya, namun anak masih ingin bermain bersama teman-temannya, dan saat merasa lapar pun anak-anak lebih memilih pergi jajan bersama teman-temannya ke warung. C. Keterbatasan Penelitian Di dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah :



44



1. Pada saat pengumpulan data pada kuesioner yang diisi oleh responden sangat ditentukan oleh kejujuran dalam mengisi kuesioner.



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Perumahan Cendana RT 01/ RW 36 Kelurahan Belian Kecamatan Batam Kota Tahun 2017 dengan sampel sebanyak 84 ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun, dapat disimpulkan bahwa: 1. Lebih dari setengah responden adalah ibu lulusan SD/SMP/SMA yaitu 60,7% 2. Lebih dari setengah jumlah responden menerapkan pola asuh buruk yaitu 57,1% 3. Lebih dari setengah anak mengalami perilaku sulit makan yaitu 52,4% 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun dengan nilai p value = 0,001 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia 3-5 tahun dengan nilai p value = 0,001. B. Saran 1. Bagi Ibu Diharapkan dengan mengetahui pentingnya pendidikan ibu, ibu bisa mencari wawasan tentang gizi yang dibutuhkan anak sesuai usianya. Selain itu diharapkan dengan mengetahui pentingkan pola asuh ibu untuk



45



46



perilaku makan anak, dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran ibu untuk meerapkan pola asuh baik yaitu pola asuh demokratis pada anaknya. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat mempertimbangkan dan meneliti faktor-faktor lain dari ibu yang merupakan penyebab dari perilaku sulit makan pada anaknya.



DAFTAR PUSTAKA



Aisyah. 2010. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengenmabngan Anak Usia Dini. Jakarta : Univesitas Terbuka. Casmini. 2007. Emotional Parenting Dasar-Dasar Pengasuhan Kecerdasan Emosi Anak. Yogyakarta: P _Idea (Kelompok Pilar Media) Anggota IKAPI. Depdiknas, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Habibi, M. 2015. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Deepublish. Handayani. (2008). Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia Prasekolah. Jakarta : Universitas Indonusa Esa Unggul. Hidayat, A. (2008). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Surabaya : Salemba medika. Hidayat, A. (2012) Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes RI. Manurung. (2010). Manajemen Keluarga. Bandung : Indonesia Publishing House. Maulana. (2007). Anak Autis, Mendidik Anak Autis Dan Gangguan Mental Lain Menuju AnakCerdas Dan Sehat. Yogyakarta : AR. Russ Media Group. Nafratilawati. 2014. Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Kesulitan Makan Pada Anak Prasekolah di TK Leyangan Kabupaten Semarang. Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Santoso, S. 2009. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Santrock, John W. (2011). Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2. (Terjemahan: Sarah Genis B) Jakarta: Erlangga.



Soetjiningsih. (2013). Tumbuh Kembang Anak. Edisi ke-2 Jakarta : EGC Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Sutomo, B & Anggraeni, D. Y. (2010). Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta : Demedia. Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama : Yogyakarta. Wong, D. L. (2008) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Jakarta: ECG. Yusuf, A.ST.H. 2013. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Kooperatif Anak usia 3-5 Tahun Dalam Perawatan Gigi Dan Mulut. Makassar: Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin. http://repository.unhas.ac.id Zaviera, F. (2008) Mengenali dan Memahami Tumbuh Kembang Anak, Yogyakarta: Kata Hati: 15-17.



LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPODEN (INFORMED CONSENT)



Kepada Yth. ............................... Di Tempat Dengan Hormat, Sehubung dengan penyelesaian tugas akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Batam maka saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Randa Prasetia Rumana NPM : 61114152 Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia Prasekolah 3-5 tahun di Kelurahan Cendana Kota Batam tahun 2017”. Adapun segala informasi yang Saudara/Saudari berikan akan dijamin kerahasiaannya dan saya bertanggug jawab apabila informasi yang diberikan merugikan Saudara/Saudari. Maka dari itu Saudara/Saudari tidak perlu mencantumkan nama atau identitas lainnya. Apabila Saudara/Saudari bersedia untuk menjadi responden maka akan diberikan lembar persetujuan untuk ditanda tangani. Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Peneliti



(Randa Prasetia Rumana)



LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN



Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Inisial Nama



:



Umur



:



Setelah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dan tujuan mengenai penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak Usia Prasekolah 3-5 tahun di Kelurahan Cendana Kota Batam tahun 2017”. Bersedia berpartisipasi dengan menjadi responden penelitian ini. Saya berjanji akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun.



Batam,



2017



Yang Membuat Pernyataan



(



)



LEMBAR KUESIONER A. Data Demografi Petunjuk Pengisian Isilah pertanyaan berikut secara langsung dan dengan memberikan tanda ( √ ) pada kotak yang telah disediakan 1. Karakteristik Responden (ibu) Inisial nama : Usia ibu :



18-23



24-29



Pekerjaan ibu :



30-35



IRT



36-41



Karyawati



wirausaha PNS



lain-lain



................... 2. Karakteristik Anak Nama : Umur : B. Variabel Pendidikan Ibu SMP/SMA



perguruan tinggi



(Gazali, 2007) C. Variabel Independen : Pola Asuh Orang tua Keterangan : 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = kurang setuju 4 = setuju 5 = sangat setuju



NO



Pernyataan



Sangat Tidak



Kurang



tidak



setuju



setuju



setuju



Setuju Sangat setuju



1.



Saya tegas dalam mendidik anak



2.



Saya meberitahu anak untuk patuh perintah orangtua



3.



Saya cendrung memberikan hukuman jika anak berbuat salah



4.



Saya memberi tanggung jawab pada anak untuk membantu saya di dapur ataupun membereskan rumah.



5.



Saya memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri, seperti makan, mandi berpakaian, mengerjakan tugas-tugasnya



6.



saya mengontrol anak dengan ketat



7.



Saya memberikan tanggung jawab kepada anak saya tentang segala sesuatu yang diperbuatnya



8.



Saya tidak banyak mengatur anak



9.



Saya memberikan kebebasan kepada anak saya



10.



Saya kurang tegas dalam menerapkan peraturan pada anak saya



(Sri Lestari,2010) D. Variabel Dependen : perilaku sulit makan Keterangan : 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = kurang setuju 4 = setuju 5 = sangat setuju



No



Pernyataan



Sangat Tidak



Kurang



tidak



setuju



setuju 1.



Anak saya menyukai makanan tertentu saja (seperti ayam )



2.



Anak saya sering makan belama-lama (lama dalam menghabiskan makanan/ nasinya)



3.



Anak saya suka menolak saat di suruh makan



4.



Anak saya suka menutup mulut atau menyemburkan makanan jika saya suapi



5.



Anak saya suka memilihmilih makanan (seperti tidak suka sayur/maunya makan dengan ayam)



6.



Ketika makan anak saya suka memain-mainkan makanan/nasinya



setuju



Setuju Sangat setuju



7.



Jika sedang makan anak saya suka mengemut makanannya lama-lama



8.



Anak saya tidak habiskan makannya (sering bersisa jika makan/makannya sedikit)



(Sri Lestari,2010)



Lampiran Master Tabel Hubungan Pendidikan dan Pola Asuh Ibu Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Perumahan Cendana RT/01 RW/36 Kelurahan Belian Kecamata Batam Kota Tahun 2017 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32



Inisial Ibu DI JH FT MR RA NR SD IW ET SH MD SS SA RK DL NL UL AI DN YY YA SP DW JY KS ND BM FT RY EV SR SM



Inisial Anak AM AR AD AA AZ AS AT AK AQ AL AH AB AN AG AF AW AY BK CS DU DA DS DZ DP DL DU DK DF DN EP FA FR



L/P L L L P P P P L P L P L P P L L P L P P P L L L L P L L P P L L



Tanggal Lahir 28/03/2014 09/09/2013 05/10/2014 18/09/2013 19/03/2014 02/10/2014 11/01/2013 05/05/2013 09/09/2014 03/11/2013 14/06/2013 19/06/2013 26/10/2013 19/01/2014 07/04/2013 08/08/2014 10/11/2013 10/06/2014 27/07/2013 09/10/2014 17/08/2013 19/01/2013 24/02/2013 21/12/2013 18/10/2013 06/12/2013 02/04/2014 08/12/2012 17/12/2013 06/06/2014 14/01/2014 30/06/2013



Umur Anak 3,9 4,3 3,2 4,3 3,9 3,2 4,11 4,7 3,3 4,1 4,6 4,6 4,2 3,11 4,8 3,4 4,1 3,6 4,5 3,2 4,4 4,11 4.10 4 4,2 4.10 3,8 5 4 3,6 3,11 4,6



33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73



HN SN TT SY NN NS SU NH IR UM JN KM YT NY NU LS RW HR MG AP NI NL RN AW LA ML EK DS FT UY SR LN NA RI NV YL NG US RK MH ME



FY FM FW GP GM HA HS HW HF HM IM JT YP KN KB KR KS KF KV LH MB MA MR MY MN MF MS MQ MH MD MU MK MW NA NN PA PT QN RS RW RM



L L L L P L L L L P P L L L P L P P L P L L L L L L L L L L L P L P P P L P P P L



22/09/2014 25/06/2014 13/11/2014 02/03/2013 23/09/2013 25/09/2014 19/03/2014 11/07/2013 23/07/2014 06/02/2014 05/09/2013 19/06/2013 17/03/2014 20/12/2012 27/08/2013 27/11/2013 22/07/2014 20/08/2013 11/11/2014 12/03/2013 16/05/2014 08/08/2014 14/12/2014 30/06/2013 14/12/2014 16/11/2014 01/06/2014 27/06/2014 18/07/2014 08/12/2012 03/11/2013 26/11/2013 08/08/2014 13/03/2014 09/09/2013 28/10/2014 15/12/2014 14/05/2014 22/12/2014 14/06/2014 09/04/2014



3,3 3,6 3,1 4,9 4,3 3,3 3,9 4,5 3,5 3.10 3,4 4,6 3,9 5 4,4 4,1 3,5 4,4 3,1 4,9 3,7 3,4 3 4,6 3 3,1 3,6 3,6 3,5 5 4,1 4,1 3,4 3,9 4,3 3,2 3 3,7 3 3,6 3,8



74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84



EF IN RR EH FI HN RU LS EI NL DM



RA RN SY SR SM SA TI UK VA VG YA



P L P P P L P P L P L



06/07/2014 22/10/2014 22/12/2014 07/10/2014 24/03/2013 12/06/2014 07/10/2014 13/10/2013 27/07/2014 17/03/2014 19/10/2013



3,5 3,2 3 3,2 4,9 3,6 3,11 4,2 3,5 3,9 9,2



Tabulasi Jawaban Kuesioner Responden No



Inisial Ibu



1



DI



2



JH



3



FT



4



MR



5



RA



6



NR



7



SD



8



IW



9



ET



10



SH



11



MD



12



SS



13



SA



14



RK



15



DL



16



NL



17



UL



18



AI



19



DN



20



YY



21



YA



22



SP



1 2



3 4



5 6



7



8 9 10 jmlh



kode



5 4



4 4



5 3



5



1 3



3



37



1



4 4



3 4



4 4



4



2 1



1



31



1



4 5



3 4



5 4



4



3 3



4



39



1



3 4



2 4



4 4



4



2 3



2



32



1



4 4



2 3



4 4



4



4 4



4



37



1



5 5



4 4



5 5



5



2 2



2



39



1



4 5



3 3



4 3



3



3 1



1



30



1



4 4



3 4



4 4



4



4 4



4



39



1



3 3



3 4



4 4



2



2 2



2



29



1



2 3



2 3



2 3



3



3 2



3



26



1



4 4



4 3



2 2



2



3 2



2



28



1



5 5



4 3



3 2



3



3 1



1



30



1



4 4



4 3



2 1



1



2 2



3



26



1



2 2



2 3



2 1



1



2 3



3



21



0



2 2



3 3



3 2



3



3 2



1



24



0



1 2



1 1



2 3



2



1 1



1



15



0



3 3



3 2



3 2



3



1 1



1



22



0



3 3



2 2



3 3



3



2 1



1



23



0



3 3



3 3



4 1



1



1 1



1



21



0



3 3



3 3



2 2



1



1 3



3



24



0



2 2



3 3



2 4



2



1 4



1



24



0



2 3



3 2



3 3



2



2 2



3



25



0



23



DW



24



JY



25



KS



26



ND



27



BM



28



FT



29



RY



30



EV



31



SR



32



SM



33



HN



34



SN



35



TT



36



SY



37



NN



38



NS



39



SU



40



NH



41



IR



42



UM



43



JN



44



KM



45



YT



46



NY



2 2



3 3



3 2



2



2 2



2



23



0



4 3



2 2



2 3



2



2 2



2



24



0



4 4



2 4



4 4



4



4 4



3



37



1



4 4



2 2



4 3



4



2 3



2



30



1



2 3



4 2



1 1



1



3 2



2



21



0



5 5



1 1



1 5



1



1 1



1



22



0



2 1



2 2



2 3



3



2 1



1



19



0



2 4



1 1



1 2



2



1 2



2



18



0



2 1



2 2



2 3



3



3 3



3



24



0



2 2



2 2



2 1



1



2 3



3



20



0



3 3



3 3



3 2



2



1 2



2



24



0



4 4



3 2



2 2



2



2 2



3



26



1



4 4



3 4



4 4



4



3 3



3



36



1



5 4



4 2



4 4



4



4 4



3



38



1



5 5



4 4



5 5



4



3 3



1



39



1



4 4



3 3



1 5



5



5 1



1



32



1



4 4



3 3



3 4



4



4 4



3



36



1



4 4



3 3



5 4



3



4 2



1



33



1



4 5



2 2



5 5



4



3 3



2



35



1



4 5



5 4



4 4



4



4 4



3



41



1



4 4



2 3



5 4



4



3 3



2



34



1



4 3



4 4



4 5



4



3 4



3



38



1



4 4



4 3



4 4



4



2 2



2



33



1



3 4



3 4



4 4



4



3 3



3



35



1



47



NU



48



LS



49



RW



50



HR



51



MG



52



AP



53



NI



54



NL



55



RN



56



AW



57



LA



58



ML



59



EK



60



DS



61



FT



62



UY



63



SR



64



LN



65



NA



66



RI



67



NV



68



YL



69



NG



70



US



4 5



2 2



5 5



4



3 3



3



36



1



5 5



4 2



5 4



4



2 1



1



33



1



5 5



5 2



1 2



1



2 1



2



26



1



4 4



3 2



5 3



3



3 3



1



31



1



5 5



4 4



4 4



5



3 3



3



40



1



4 4



3 4



4 4



4



1 1



2



31



1



2 2



1 1



3 4



1



2 1



1



18



0



3 3



3 2



2 1



2



1 1



1



19



0



3 3



3 3



3 2



2



2 2



2



25



0



3 3



3 3



3 1



1



1 2



3



23



0



2 2



2 3



3 3



1



1 4



3



24



0



4 5



4 4



4 4



4



3 3



3



38



1



4 5



4 4



4 4



4



3 3



3



38



1



1 4



1 3



4 4



4



1 3



2



27



1



2 2



2 2



3 3



3



3 3



3



26



1



2 3



3 3



3 2



4



3 2



2



27



1



3 2



2 1



2 2



1



3 2



2



20



0



4 4



4 4



2 1



1



2 1



1



24



0



4 4



4 2



2 2



1



1 1



1



22



0



2 2



3 2



2 2



2



4 1



2



22



0



4 3



4 1



1 4



2



1 1



3



24



0



3 3



2 1



1 3



2



1 1



1



18



0



2 2



1 1



1 2



2



1 2



2



16



0



1 1



2 1



2 2



1



1 1



2



14



0



71



RK



72



MH



73



ME



74



EF



75



IN



76



RR



77



EH



78



FI



79



HN



80



RU



81



LS



82



EI



83



NL



84



DM



3 1



2 3



3 3



2



2 2



2



23



0



3 3



3 2



2 2



2



3 1



1



22



0



4 4



3 3



2 2



1



1 2



1



23



0



3 3



3 3



3 1



2



3 1



2



24



0



2 2



3 2



3 2



3



2 2



2



23



0



3 3



2 2



2 3



3



2 3



4



27



1



3 3



4 4



3 3



2



2 1



1



26



1



4 4



3 3



2 2



3



3 1



1



26



1



4 4



3 2



3 2



3



2 2



2



27



1



4 3



5 3



2 3



2



2 3



2



29



1



2 3



3 2



2 4



3



2 3



3



27



1



3 5



4 3



2 4



2



2 2



2



29



1



2 3



2 3



2 4



2



3 3



3



27



1



2 3



2 2



3 4



2



3 2



3



26



1



Lampiran Analisis Statistik Analisis univariat



pendidikan ibu Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



perguruan tinggi



33



39.3



39.3



39.3



SMP/SMA



40



47.6



47.6



86.9



SD



11



13.1



13.1



100.0



Total



84



100.0



100.0



pola asuh



Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



baik



36



42.9



42.9



42.9



buruk



48



57.1



57.1



100.0



Total



84



100.0



100.0



perilaku makan Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



tidak sulit makan



40



47.6



47.6



47.6



sulit makan



44



52.4



52.6



100.0



Total



84



100.0



100.0



umur ibu



Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



23-33



44



52.4



52.4



52.4



34-44



40



47.6



47.6



100.0



Total



84



100.0



100.0



pekerjaan ibu



Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



PNS/guru



10



11.9



11.9



11.9



wiraswasta



7



8.3



8.3



20.2



wirausaha



7



8.3



8.3



28.6



IRT



60



71.4



71.4



100.0



Total



84



100.0



100.0



jenis kelamin anak



Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Cumulative Percent



perempuan



36



42.9



42.9



42.9



laki-laki



48



57.1



57.1



100.0



Total



84



100.0



100.0



usia anak



Frequency Valid



3-4



Percent 47



56.0



Valid Percent 56.0



Cumulative Percent 56.0



4-5



37



44.0



44.0



Total



84



100.0



100.0



100.0



pola asuh * pendidikan ibu Crosstabulation pendidikan ibu perguruan tinggi SMP/SMA pola asuh



baik



Count % within pola asuh



buruk



Total



16



2



36



50.0%



44.4%



5.6%



100.0%



15



24



9



48



31.3%



50.0%



18.8%



100.0%



33



40



11



84



39.3%



47.6%



13.1%



100.0%



Count % within pola asuh



Total



18



Count % within pola asuh



SD



Analisis Bivariat Pendidikan Ibu Dan Perilaku Makan Anak Case Processing Summary Cases Valid N pendidikan * perilaku



Missing



Percent 84



100.0%



N



Total



Percent 0



N



.0%



Percent 84



100.0%



makan



pendidikan * perilaku makan Crosstabulation perilaku makan tidak sulit pendidikan



perguruan tinggi



Count % within pendidikan



SMP/SMA



Count % within pendidikan



SD



Count % within pendidikan



Total



Count



sulit



Total



28



5



33



84.8%



15.2%



100.0%



12



28



40



30.0%



70.0%



100.0%



0



11



11



.0%



100.0%



100.0%



40



44



84



pendidikan * perilaku makan Crosstabulation perilaku makan tidak sulit pendidikan



perguruan tinggi



Count % within pendidikan



SMP/SMA



SD



5



33



84.8%



15.2%



100.0%



12



28



40



30.0%



70.0%



100.0%



0



11



11



.0%



100.0%



100.0%



40



44



84



47.6%



52.4%



100.0%



Count % within pendidikan



Total



Count % within pendidikan



Total



28



Count % within pendidikan



sulit



Chi-Square Tests



Value



df



Asymp. Sig.



Exact Sig.



Exact Sig.



Point



(2-sided)



(2-sided)



(1-sided)



Probability



33.315a



2



.000



.000



Likelihood Ratio



39.317



2



.000



.000



Fisher's Exact Test



35.679



Pearson Chi-Square



Linear-by-Linear



31.813b



.000 1



.000



.000



.000



Association N of Valid Cases



84



a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,24. b. The standardized statistic is 5,640.



.000



Analisis Bivariat Pola Asuh Dan Perilaku Makan Case Processing Summary Cases Valid N pola asuh * perilaku makan



Missing



Percent 84



N



Total



Percent



100.0%



0



N



.0%



Percent 84



100.0%



pola asuh ibu * perilaku makan Crosstabulation perilaku makan tidak sulit pola asuh ibu



pola asuh baik



Count % within pola asuh ibu



pola asuh buruk



Total



6



36



83.3%



16.7%



100.0%



10



38



48



20.8%



79.2%



100.0%



40



44



84



47.6%



52.4%



100.0%



Count % within pola asuh ibu



Total



30



Count % within pola asuh ibu



sulit



Chi-Square Tests



Value



Df



Asymp. Sig.



Exact Sig.



Exact Sig.



Point



(2-sided)



(2-sided)



(1-sided)



Probability



32.216a



1



.000



Continuity Correctionb



29.759



1



.000



Likelihood Ratio



34.691



1



.000



Pearson Chi-Square



Fisher's Exact Test Linear-by-Linear



31.832c



1



.000



.000



.000



.000



.000



.000



.000



.000



.000



Association N of Valid Cases



84



a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,14. b. Computed only for a 2x2 table c. The standardized statistic is 5,642.



.000



Dokumentasi



Gambar 1. Pengisian data kehadiran dan pembagian kuesioner



Gambar 2. Responden membaca kuesioner



Gambar 3. Tanya jawab dengan responden.



Gambar 4. Pengembalian kuesioner dari responden.



Gambar 5. Foto bersama Ibu-Ibu Kader posyandu Cendana