Filosofi Keperawatan Kritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Filosofi Keperawatan Kritis 1. Filosofi Keperawatan Kritis Definisi dari Perawatan Karitis yang dijabarkan oleh Department of Health and Human Service (2001) sebagai pemberian perawatan medis secara langsung kepada pasien yang berada dalam kondisi kritis atau cedera. Hal yang dimaksudkan dengan ‘kritis’ adalah harus ada kerusakan atau gangguan pada satu organ atau lebih yang mengancam jiwa penderita. Pada tahun 2003, Society of Critical Medicine (SCCM) membuat panduan mengenai penyediaan tingkatan perawatan pada pelayanan kritis, yang merupakan:  Level 1 Pelayanan yang komprehensif untuk berbagai macam gangguan. Peralatan yang modern, perawat spesialis, dan tenaga medis spesialis selalu tersedia. Pelayanan dukungan komprehensif dari farmasi, nutrisi dan sebagainya dapat dijangkau/dekat. Biasanya terdapat pada rumah sakit pendidikan.  Level 2 Pelayanan komprehensif untuk beberapa gangguan tersedia, tapi unitnya mungkin tidak dapat memberi perawatan kepada beberapa pasien spesifik, misal pasien post-op kardiotoraks. Alur transfer ke level 1 harus sudah diatur.  Level 3 Stabilisasi awal untuk pasien dengan penyakit kritis tersedia, tapi terbatas pada kemampuan pelayanan komprehensif yang harus dilakukan. Menurut American Association of Critical –Care Nurses (AACN), pelayanan keperawatan kritis adalah spesialisasi yang secara spesifik menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah seorang perawat professional yang memiliki izin yang bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pasien penyakit kritis dan akut serta keluarganya menerima pelayanan yang optimal. Menurut AACN, pelayanan keperawatan kritis harus didefinisikan lebih sesuai berdasarkan pada kebutuhan pasien. AACN merumuskan model yang disebut dengan Synergy Model for Patient Care yang berasumsi bahwa tujuan optimal perawatan pada pasien dapat tercapai berdasar pada karekteristik pasien dan kompetensi perawat, serta tiga tingkatan tujuan yang diturunkan dari pasien, perawat dan sistem pelayanan kesehatan diantaranya: 



Pasien



Yang mempengaruhi pasien adalah perubahan fungsional dan perilaku yang di alami oleh pasien, kepercayaan pasien kepada orang disekitarnya termasuk pada perawat, tingkat kepuasan atas kinerja perawatan, kenyamanan yang dirasakan oleh pasien, serta kualitas hidup pasien. 



Perawat



Yang mempengaruhi perawat adalah perubahan fisiologis, ada atau tidaknya komplikasi pada pasien, perpanjangan waktu pemberian perawatan sampai tujuan dari perawatan tercapai. 



System pelayanan kesehatan Factor ini tergantung pada kepulangan pasien, biaya dan sumbernya dan pemanfaatan sarana prasarana kesehatan yang dipakai oleh pasien.



Filosofi keperawatan kritis di ruang ICU (Intensive Care Unit) menurut scutcliffe (1994) antara lain: 



Mengakui bahwa setiap pasien adalah individu yang harus di hormati kepercayaan kebudayaan, personal, dan spiritualnya dan keluarganya.







Setiap pasien berhak untuk mengharapkan standar perawatan yang tinggi dan sama antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan individu tersebut. Setiap tenaga kesehatan harus mempertahankan martabat pasien.







Lingkungan dari unit kritis terdiri dari berbagai profesi dan teknik penginputan membutuhkan pendekatan multidsiplin dalam kerjasama tim yang di butuhkan.







Sebagai salah satu aspek yang ilegal, peran perawat meliputi pemberian keterampilan keperawatan berdasarkan pada penelitian yang berorientasi pada pengetahuan dan pengalaman.







Tujuan utama adalah untuk menyediakan perawatan dalam hal peningkatan kualitas hidup pasien dan orang terdekat sehingga dapat memandirikan pasien.







Peran perawat juga mencakup dalam mempertahankan komunikasi dan dukungan yang efektif, empati dan sensitifitas kepada pasien, orang terdekat dan lainnya.







Mendukung hal-hal terkait dengan pengembangan personal dan mutual support yang berguna untuk menstimulasi dan memberikan kepuasan pada lingkungan kerja.