Filum Rotifera [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FILUM ROTIFERA avZvbm 1.



Amati sediaan di bawah mikroskop. Gambar dan berilah keteranngan pada kertas gambar !



Jawab: 1. Branchionus plicatilis Ngzwafngnggdfhdmnmbngnbgvdgcbnfnmnxb



Klasifikasi Kingdom



: Animalia



Filum



: Rotifera



Kelas



: Eurotatoria



Ordo



: Ploima



Famili



: Brachionidae



Genus



: Brachionus



Spesies



: Brachionusplicatilis (http://yusranbaim.blogspot.com).



Deskripsi dan fungsi ekologis Tubuh panjang; corona mengecil; ovary sepasang; jantan berkembang biak; hanya ada satu genus dengan dua sepesies laut, hidup komensal pada Nebila , kelas Crustacea. Bentuk badannya bulat atau silindris.



Pada bagian badan terdapat 3 buah tonjolan kecil yaitu sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Di ujung posterior terdapat sebuah kaki yang langsing. Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sinsitidal, dengan jumlah nuklei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan kutikula, tipis sampai tebal, tergantung jenisnya, bahkan ada yang mengeras seperti cangkang disebut lorica. Lorica adakalanya dihiasi galur-galur, duri yang pendek, atau panjang dan dapat digerakkan, misalnya pada Filinia. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid



bercabang-cabang



yang



tersusun



seperti



jala



sinsitial



(http://duniakurika.blogspot.com). Reproduksi selalu seksual. Individu jantan selalu lebih kecil daripada induk betina, biasanya mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai alat pencernaan, hanya memiliki alat reproduksi saja. Perkawinan rotifera biasanya dengan jalan “hipoderm impregnation”, di mana sperma masuk melalui dinding tubuh. Tiap nukleus pada ovari menjadi sebuah telur. Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas, kemudian akan mati. Bila tidak menemukan rotifera betina, maka rotifera jantan akan mati pada umur 2-7 hari, tergantung pada jenisnya (http://duniakurika.blogspot.com). Rotifera memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan tawar. Di satu pihak memakan serpihan-serpihan organic dan ganggang bersel satu, dilain pihak rotifera merupakan makan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing dan crustacea. Branchionus merupakan rotifera yang benyak dibudidayakan sebagai makanan alami untuk larva ikan dan udang. Karena berukuran kecil sekitar 3000 mikron, dan berkembang biak secara cepat,membuatnya cocok untuk makanan larva ikan mas yang baru habis kuning telurnya (http://artikel-tugas-sekolah.blogspot.com). Skala gambar:



2 : 0,0072



Asal sampel dari air tawar, yaitu rawa yang terletak di jalan Pramuka. Sampel diambil pada hari Rabu tanggal 24 Oktober 2012.



2. Chromogaster



Klasifikasi Domain



: Eukaryota



Kingdom



: Animalia



Subkingdom : Bilateria Branch : Protostomia Infrakingdom : Platyzoa Superphylum : Gnathifera Phylum



: Rotifera



Class



: Monogononta



Order



: Ploimida



Family



: Gastropodidae



Genus



: Chromogaster



Species



: Chromogaster ovalis (http://zipcodezoo.com).



Deskripsi dan fungsi ekologis Panjang tubuh sekitar 113-128 µm dengan lenar 75 µm. Tubuh bulat sampai lonjong, atau agak pipih; loricaad atau tidak ada; apendik ada atau tidak ada; apendik ada atau tidak ada; berenang bebas atau merayap sebagai aufwuchs; keratella, synchaeta , dan Branchionus di laut dan air tawar, chromogaster



di



laut



hanya



(http://rosabiologialba.blogspot.com).



memakan



dinoflagelata



Memiliki sebuah ovary, individu jantan ada namun mengalami degenerasi. Pada kelas Monogonta,yang dalam keadaan tertentu ada jantannya ,terdapat 3 macam



telur.Tipe



pertama



partenogenesis,bercangkang menetas



menjadi



betina



adalah



telur



tipis,diploid,tidak amictic.Tipe



amictic,hasikan



dapat kedua



dibuahidan ialah



telur



mictic,bercangkang tipis ,tetapi haploid.Bila telur mictic dibuahi secara partenogenetik akan menetas menjadi jantan yang haploid.Bila telur mictic dibuahi oleh sperma jantan yang haploid tersebut,akan menjadi telur dorman,bercangkang tebal dan keras ,resisten terhadap kekeringan dan lingkungan buruk,dan memerlikan istirahat beberapa bulan sebelum dapat menetas.Dalam lingkungan yang baik,telur dorman menetas menjadi betina amicic,diploid (http://akutresno.wordpress.com).



Rotifera merupakan salah satu hewan mikroskopis yang sangat berperan dalam bidang Kelautan sebagai : 1. Sebagai pakan alami bagi pemeliharaan ikan. 2. Sebagai campuran dari bahan baku pakan ikan. Seperti: ragi roti (indrodiwarungkopi.wordpress.com).



Skala gambar :



2:0,09



Sampel berupa air laut dari Balai Budidaya Laut yang diambil pada hari Selasa, 22 Oktober 2012.



2.



Tulis catatan tentang rotifer menyangkut hal-hal berikut : a. Bentuk tubuh b. Dinding tubuh c. Pergerakan d. Ekskresi e. Reproduksi



Jawab: Pembahasan Bentuk tubuh



Rotifera Bentuk badannya bulat atau silindris. Pada bagian badan terdapat 3 buah tonjolan kecil



yaitu sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Di ujung posterior terdapat sebuah kaki yang langsing. Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sinsitidal, dengan jumlah nuklei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan kutikula, tipis sampai tebal, tergantung jenisnya, bahkan ada



yang



mengeras



seperti



cangkang



disebut lorica. Lorica adakalanya dihiasi galur-galur, duri yang pendek, atau panjang dan dapat digerakkan, misalnya pada Filinia. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabang-cabang yang tersusun seperti jala sinsitial 1.



Kelas Seisonacea



Tubuh



panjang,



corona



mengecil,



mempunyai



sepasang ovari. Jantan berkembang biak. Hanya ada satu genus Seison, dengan dua spesies laut, hidup komensal pada Nebalia, filum Crustacea 2.



Kelas Bdelloidea



Tubuh silindris dan retraktil. Corona seperti dua roda yang berputar. Mempunyai sepasang ovari. Mempunyai kaki dengan dua sampai empat jari atau tidak ada. Jantan tidak dikenal reproduksi secara partenogenesis, berenang atau merayap.



Contoh



: Philodina, Embata,



dan Rotaria 3.



Kelas Monogononta



Hanya mempunyai sebuah ovari, jantan biasanya ada



dan



mengalami



degenerasi



(http://duniakurika.blogspot.com).



Tubuh rotifera dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu



bagian anterior yang pendek, badan yang besar dan kaki. Dibagian anterior terdapat corona dan mastax yang merupakan ciri khas filum Rotifera.



Corona terdiri atas daerah sekitar mulut yang bercilia, dan cilia ini melebar di seputar tepi anterior hingga seperti bentuk mahkota. Gerakan cilia pada trochal disk..Mastax terletakantara mulut dan pharynx. Mastax ialah pharynx yang beretot yang berotot, bulat atau lonjong dan bagian dalamnya terdapat trophy, semacam rahang berkhitin. Trophi terdiri atas 7 buah gigi yang saling berhubungan.Mastax menangkap



dan



berfungsi menggiling



untuk makanan,



bentuknya beraneka asesuai dengan tipe kebiasaan



makan



rotifera.



Bentuk badan bulat atau selindris. Pada bagian badan(trunk) terdapat tiga buah tonjolan kecil yaitu sebuah atau sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Pada unjung antena biasanya terdapat terdapat bulu-bulu sebagian alat indera.



Sebuah kaki yang langsing terletak di ujung posterior.



Kultikula



berkerut-kerut



pada



sehingga



kaki tampak



acapkali seperti



beruas-ruas, yang dapat memendek dan dimasukkan ke dalam badan. Pada ujung kaki biasanya terdapat satu sampai empat buah jari, di dalam kaki terdapat kelenjar kaki (pedal gland) yang menghasilkan bahan perekat



untuk menempel pada subtrat.



Selain empat buah jari, jenis Bdelloidea



mempunyai sepanjang taji (spur). Pada jenis yang



sessile



seperti Cotheca dan Floscularia, kelenjar kaki



menghasilkan



bahan



pembentuk



selubung seperti vas bunga. Kakipada jenis plankton adakalanya mengecil, lenyap atau di



bagian



ventral



(http://artikel-tugas-



sekolah.blogspot.com). Dinding tubuh



Bentuk badannya bulat atau silindris. Pada bagian badan terdapat 3 buah tonjolan kecil yaitu sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Di ujung posterior terdapat sebuah kaki yang langsing. Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sinsitidal, dengan jumlah nuklei yang selalu tetap. Epidermis



menghasilkan



kutikula,



tipis



sampai tebal, tergantung jenisnya, bahkan ada



yang



mengeras



seperti



cangkang



disebut lorica. Lorica adakalanya dihiasi galur-galur, duri yang pendek, atau panjang dan dapat digerakkan, misalnya pada Filinia. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabang-cabang yang tersusun seperti jala sinsitial (http://artikeltugas-sekolah.blogspot.com). Pergerakan



Rotifer ada yang bersifat sesil dan berenang bebas. Rotifera bergerak menggunakan flagel atau silia



yang



terdapat



pada



permukaan



tubuhnya untuk verpindah tempat. Ekskresi



Brachionus sp. Umumnya bersifat omnivora dan suka memakan



jasad-jasad renik



yang



mempunyai ukuran tubuh kecil dari dirinya,



seperti



:



alga,



ragi,



protozoa. Brachionus



bakteri



dan



plicatilis bersifat



penyaring tidak selektif (non selective filterfeeder). Pakan diambil secara terus menerus sambil berenang (Isnansetyo & Kurniastuty, 1995). Makanan utama dari rotifera adalah phytoplankton dan plankton lainnya, detritus dan bahan-bahan organik terutama yang mengendap di dasar perairan. Brachionus plicatilis juga pemakan segala dan partikelpartikel yang berukuran sesuai dengan besar alat



penghisapnya



(http://pande-



artana.blogspot.com). Terdiri dari massa protonephridia nyala lampu yang bermuara kantung umum (kandung kemih). Kandung



kemih



menyebabkan



saluran



sperma pada pria dan bagian terminal dari rahim



pada



wanita



(http://rosabiologialba.blogspot.com).



Pada



tiap



sisi



lateral



terdapat



sebuah



protonephridium dengan 2-8 flame bul. Kedua protonephrida tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang bermuara pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan jalan kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit. Pembuangan yang demikian cepat membuktikan bahwa fungsi protonephrida osmoregulator,



adalah osmoregulator



sebagai yaitu



membuang kelebihan air didalam tubuh. Dalam beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara dengan berat tubuh rotifera



tersebut



(http://artikel-tugas-



sekolah.blogspot.com). Reproduksi



Semua



rotifera



dioecious.



Reproduksi



selalu



seksual. Individu jantan selalu lebih kecil daripada



betina,



degenerasi



yaitu



biasnya tidak



mengalami



mempunyai



alat



pencernaan, hanya memiliki alat reproduksi saja.



Partogenesis



yang



umum



merupakan



terjadi.



peristiwa



Perkawinan



pada



rootifera biasanya dengan jalan”hypodermic impregnation”,



dimana



sperma



masuk



melalui dinding tubuh. Tiap nukleus pada ovari menjadi sebuah telur. Kebanyakan spesies mempunyai ovari dengan sepulu sampai dua puluh nuklei, maka telur yang dihasilkan selama hidupnya tidak lebih dari jumlah



tersebut.



Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas, kemudian akan mati. Bila tidak



menemukan



rotifera



betina



maka



rotifera jantan akan mati pada umur 2-7 hari, tergantung pada jenisnya. Pada Bdelloidea, dimana



tidak



reproduksi



pernah selalu



ada



jantannya



dengan



cara



partenogenesis, yaitu betina menghasilkan telur



yang



menetas



menjadi



Pada



kelas



Monogononta,



yang



betina. dalam



keadaan tertentu ada jantannya, terdapat tiga macam telur. Tipe pertama adalah telur amictic,



hasil



bercangkang



tipis,



dari



partenogenesis,



diploid,



tidak



dapat



dibuahi dan menetas menjadi betina amictic. Tipe kedua ialah telur mictic, bercangkang tipis, tetapi haploid, bila tidak dibuahi secara



partenogenik akan menetas menjadi jantan yang haploid. Bila telur mictic dibuahi oleh sperma dari jantan yang haploid tersebut maka



akan



bercangkang



menjadi tebal



telur



dank



dorman.,



eras,



resisten



terhadap kekeringan dan lingkungan yang buruk, dan memerlukan istirahat beberapa bulan sebelum menetas. Dalam lingkungan yang baik, telur dorman menetas menjadi betina amictic dan diploid (http://artikeltugas-sekolah.blogspot.com).



Kelas Seisonoida



Kelas Bdelloidea



● tubuh panjang







● corona mengecil ● ovari sepasang







● jantan berkembang baik







● hanya



bentuk



Kelas Monogononta tubuh



- Memiliki sebuah ovari



silindris dan retraktil



- Individu



Corona seperti dua



namun



roda yang berputar



degenerasi



Memiliki



jantan



ada



mengalami



Ordo ovari 1. Plomia, yaitu tubuhnya



sepasang



bulat sampai lonjong atau



mempunyai satui ●



Kaki



genus



dua sampai empat tidak ada, berenang bebas



● dengan



dua ●



spesies dilaut ● hidup



komensal



pada



Nebalia



(http://kartaj09.st



mempunyai agak pipih, lorica ada atau



jari atau tidak ada



atau merayap



Reproduksinya Ordo



2.



dengan



udent.ipb.ac.id).



Bergerak



cilia yang konsentrik dan di



dengan tengahnya terdapat sebuah



cara berenang atau galur ●



corona



cara terdiri dari dua rangkaian



partenogenesis ●



Floscularicea,



bercilia,



biasanya



merayap



terdapat



Contoh



bersifat soliter atau koloni,



genus:Philodina,Em



berenang



bata, dan Rotaria



sessile,



(http://kartaj09.student.ipb.a c.id).



1-2



antena,



bebas dan



bebas.



Ordo 3. Collothecacea



atau



berenang



Mempunyai corona yang besar sekali,



mastax



uncinate



atau kurang berkembang dan



acapkali



sessile,



misalnyaColotheca (http://duniakurika.blogspot.com). 3.



Banyak metazoan yang hidup di daerah-daerah ekstrim seperti lumut, kolam musiman dan tanah becek. Beberapa hewan sering memiliki adaptasi reproduksi telur-telur yang resisten terhadap kondsi ekstrim. Buatlah metazoan (seperti misalnya rotifer, nematode dan terdigrade) unutk bertahan hidup pada kondisi ekstrim.



Jawab: Adaptasi Metazoa Pada Kondisi Ekstrim



Banyak metazoa yang hidup di daerah ekstrim, seperti suhu tinggi ataupun rendah. Beberapa hewan yang hidup di lingkungan ekstrin ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi untuk bertahan hidup. Beberapa hewan metazoan yang mmapu untuk bertahan hidup pada kondisi ekstrim ini antara lain dari filum Rotifera, Nematoda, dan Tardigrade. Collembola Hewan darat yang terbesar di benua tersebut adalah yang disebut "Gajah Antartika," yaitu collembola, atau



lebih



nama, springtail.



dikenal Tidak



dengan seperti



sebagian besar tetangga mereka, mereka dapat terlihat dengan mata telanjang. Biasanya berukuran panjang dalam milimeter,, arthropoda kecil berkaki enam yang mirip dengan serangga, tetapi lebih primitif, dan mungkin menyerupai leluhur kuno serangga zaman modern. Mereka hidup di bawah batu dekat daerah pesisir, dan bertahan pada diet dari jamur dan bakteri. mereka telah ditemukan hingga ke selatan sejauh 86 derajat lintang (http://versesofuniverse.blogspot.com).



Meskipun springtail ditemukan di seluruh planet ini, namun yang hidup di Antartika memiliki beberapa trik untuk bertahan hidup dengan kondisi yang brutal. Mereka dapat memperlambat metabolisme mereka untuk menghemat energi, dan ketika mendekati musim dingin, mereka mulai menghasilkan gliserol, yang menurunkan titik beku mereka. Tapi bahkan springtail dapat menyerah dalam kondisi Antartika yang keras. Jika mereka mengalami suhu yang terlalu dingin, mereka akan membeku padat, dan itulah akhir hidup mereka (http://versesofuniverse.blogspot.com). Nematoda



Raja



Kecil:



Plectus



murrayi



nematode Namun bagi hewan darat yang paling melimpah di Antartika, nematoda, cacing-cacing kecil, pembekuan tesebut tidaklah fatal. Cacing Hardy adalah salah satu makhluk yang paling berlimpah di Bumi, dan dalam ekosistem yang sederhana Antartika, mereka adalah raja. Mereka adalah penguasa benua. Sejauh hewan bisa pergi, kita lebih mungkin untuk menemukan nematoda daripada hewan apa pun. Mungkin cacing ini kecil, tetapi mereka memiliki kekuatan biologis gabungan dari MacGyver dan Lazarus. Pertama, cacing menggunakan proses fisiologis inventif untuk mencegah efek dari dingin yang ekstrim. Seperti springtail, nematoda Antartika ini dapat menurunkan titik beku mereka. Mereka juga memiliki mekanisme untuk melindungi sel-sel mereka dari bahaya air beku, yang memungkinkan mereka



untuk



bertahan



hidup



pada



(http://versesofuniverse.blogspot.com).



suhu



di



bawah



titik



beku



Tertangguh dari yang tangguh, nematoda Scottnema lindsayae tinggal di tanah Antartika yang parah - dingin, asin dan kering. Dalam konteks sel, es dapat mematikan. Setetes air, akan halus dan bulat, namun ketika berubah menjadi es, maka bentuknya akan menjadi seperti bintang senjata rahasia ninja, dengan runcing yang tajam dapat membunuh sel. Proses yang sama menyebabkan radang dingin dan semua efek buruknya. Saat sel-sel mati, jaringan pun rusak. Untuk mencegah hal ini, nematoda



memproduksi



protein



yang



bertindak



sebagai



kemasan,



melindungi sel sel nya dari tajamnya kristal es yang pada gilirannya dapat menyebabkan kematian. Ketika kondisi terlalu kering (cacing memerlukan kelembaban untuk hidup), cacing memiliki kemampuan untuk jatuh ke keadaan seperti mati suri dimana mereka dapat hidup kembali berbulan-bulan, bahkan puluhan tahun kemudian, ketika kondisi membaik. Ketika air datang kembali, nematoda menyedot air kembali ke dalam tubuh mereka dan mereka kembali hidup. Strategi ini tidak unik untuk nematoda Antartika saja. Nematoda yang hidup di



tempat



yang



panas,



gurun kering



(http://versesofuniverse.blogspot.com).



Tardigrades



melakukan hal



yang



sama



Tardigrades (dikenal dengan Water Bears / Beruang Air) merupakan bagian dari supefilum Ecdysozoa, filum Tardigrada. Ukurannya sangat kecil, hidup di air, dengan kaki berjumlah delapan. Tardigrades pertama kali dideskripsikan oleh Eprhaim Goeze pada tahun 1773.



Hal yang paling menarik dari hewan ini adalah kemampuan untuk beradaptasi di lingkungan yang sangat ekstrim. Tardigrades dapat bertahan di lingkungan yang beku (0oC) hingga di tempat yang bertemperatur tinggi (151oc) (http://versesofuniverse.blogspot.com). Bahkan dapat bertahan terhadap radiasi 1.000 kali lebih tinggi dibandingkan jumlah radiasi di mana makhluk hidup lain dapat bertahan. Oleh karena itu, tardigrades dikenal sebagai hewan yang polyextremeophiles.



Dengan kemampuan tersebut, tardigrades merupakan makhluk hidup yang dapat bertahan bila terjadi perang nuklir atau bencana alam lain yang ekstrim. Bahkan tardigrades dapat hidup selama 120 tahun dalam kondisi kering. Hal yang paling menarik dari hewan ini adalah kemampuan untuk beradaptasi di lingkungan yang sangat ekstrim. Tardigrades dapat bertahan di lingkungan yang beku (nol derajat Celcius) hingga di tempat yang bertemperatur tinggi (151derajat Celcius). Bahkan dapat bertahan terhadap radiasi 1.000 kali lebih tinggi dibandingkan jumlah radiasi di mana makhluk hidup lain dapat bertahan. Oleh karena itu, tardigrades dikenal sebagai hewan yang polyextremeophiles



(http://versesofuniverse.blogspot.com).



Dengan kemampuan tersebut, tardigrades merupakan makhluk hidup yang dapat bertahan bila terjadi perang nuklir atau bencana alam lain yang ekstrim. Bahkan tardigrades dapat hidup selama 120 tahun dalam kondisi



kering. Kemampuan unik lainnya dari tardigrades adalah dapat bertahan di keadaan angkasa luar yang hampa udara. Pada suatu penelitian tardigrades dapat hidup selama10 hari di lingkungan luar angkasa. Tardigrades yang mengangkasa menggunakan pesawat luar angkasa FOTON-M3 oleh European Space Agency, dapat bertahan hidup dalam keadaan hampa udara, terpapar sinar kosmik, dan bahkan dapat bertahan terhadap radiasi UV matahari 1000 kali lebih tinggi dibandingkan radiasi di permukaan bumi (http://versesofuniverse.blogspot.com).



Dua lagi hewan utama Antartika adalah warga tungau - arachnida kecil yang hidup dibawah batu bersama springtail - danrotifera, mikroskopis, mahluk sepertiSlinky yang tinggal bersama nematoda dan tardigrades di lingkungan yang lebih lembab. Meskipun ada banyak spesies dari masing-masing hewanhewan tersebut, namun tetap cukup menakjubkan bagi kita karena pada dasarnya kita dapat menghitung dengan jari jenis hewan darat dari sebuah benua.



Kista Rotifer dihasilkan selama fase aseksual dalam sirklus hidupnya. Kista rotifer melindungi embrio dengan menekan proses metabolisme sehingga mampu bertahan selam beberapa tahun. Kista yang dihasilkan hampir sama dengan besar telur yang dihasilkan melalui fase seksual. Namun bedanya mereka ditutupi oleh cangkang yang keras serta mereka dapat bertahan dalam lingkungan yang ekstrim. Ketika berada dalam lingkungan yang sesuai kista tersebut dapat menetas pada usia 24 atau 48 jam pada suhu 25◦C dengan pencahayaan yang cukup.



Hewan-hewan metazoan yang dapat hidup pada kondisi ekstrim tersebut memiliki cara adaptasi yang khusus dimiliki oleh mereka untuk bertahan hidup pada



lingkungan ekstrim, misalnya rotifer yang telurnya dilindungi cangkang yang keras dan Hal yang paling menarik dari hewan ini adalah kemampuan untuk beradaptasi di lingkungan yang sangat ekstrim. Tardigrades dapat bertahan di lingkungan yang beku (0oC) hingga di tempat yang bertemperatur tinggi (151oc).



4.



Carilah beberapa literature, sebut dan gambarlah paling sedikit 5 jenis rotifer, dan jelaskan peranannya bagi Budidaya Perikanan



Keratella sp



Keratella merupakan zooplankton yang memiliki 4-6 bantukan seperti tanduk di bagian anterior, memiliki 1 atau 2 bentukan seperti tanduk di bagian posterior yang panjangnya berbeda dan tubuh terlihat ada bentukan segi 6 atau polugonal yang terlihat jelas dan terkadang samar. Klasifikasi spesimen ini meurut Edmonson (1959) adalah: Kingdom : Animalia Filum : Rotifera Kelas : Monogononta Ordo



: Ploima



Famili : Branchionidae Subfamili : Branchioninae Genus : Keratella Species



Polyathra



: Keratella sp (http://lib.uin-malang.ac.id).



Polyathra memiliki bentuk tubuh mirip lalat, memiliki sekitar 4 bentukan seperti sayap, di bagian anterior terdapat 2 bentukan seperti tanduk dan terdapat bulu-bulu sayap di ujung-ujungnya.



Klasifikasi spesimen ini menurut Edmonson (1959) adalah: Kingdom : Animalia Filum : Rotifera Kelas : Monogononta Ordo



: Ploima



Famili : Synchaetidae Genus : Polyarthra Species



: Polyarthra sp (http://lib.uin-malang.ac.id).



Collotheca



Collotheca merupakan zooplankton yang memiliki alat penyaringmakanan di bagian anterior berupa cilia, memepunyai kaki yang digunakan untuk melekat pada substrat, tubuh tidak berwarna atau transparan dan bertubuh elastic atau dapat memanjang dan memendek. Edmondson (1959) menjelaskan bahwa Collotheca memiliki kaki yang dapat memanjang atau memendek. Kaki ini biasanya digunakan untuk menempel pada substrat kayu maupun tumbuhan



air. Pada bagian anterior memiliki lobus yang memiliki korona pendek dan terkadang tanpa lobus.



Klasifikasi Cllotheca menurut Edmunson (1959) adalah: Kingdom : Animalia Filum : Rotifera Kelas : Monogononta Ordo



: Collothecaceae



Famili : Collothecacidae Genus : Collotheca Species



: Collotheca sp (http://lib.uin-malang.ac.id).



Lepadella sp



Lepadella merupakan zooplankton yang memliki alat penghisap makanan di bagian anterior menyerupai tanduk, mempunyai ekor bercabang dua, lancip dan bersegmen, tubuh tidak berwarna atau transparan dan bertubuh elastic.



Klasifikasi spesimen ini menurut Edmondson (1959) adalah: Kingdom : Animalia Filum : Rotifera Kelas : Monogononta Ordo



: Ploima



Famili : Branchionidae Subfamili : Colurinae Genus : Lepadella Species



: Lepadella sp (http://lib.uin-malang.ac.id).



Floscularia sp



Floscularian merupakan zooplankton yang memiliki tubuh tidak berwarna atau bening, berbentuk seperti kantung, memiliki kaki untuk menempel pada substrat, multiseluler, mempunyai alat penyaring air berbentuk seperti roda dan dapat dimasukka dalam tubuh. Menurut Omori Ikeda (1984), cirri khas yang merupakan dasar pemberian nama Rotatoria atau Rotifera adalah terdapatnya suatu bangunan yang disebut korona. Korona ini benuknya bulat dan berbulu-bulu getar, yng memberikan gambaran seperti sebuah roda.



Klasifikasi spesimen ini menurut Edmonson (1959) adalah: Kingdom : Animalia Filum : Rotifera Kelas : Monogononta Ordo



: Flosculariaceae



Famili : Flosculariidae Subfamili : Flosculariidae Genus : Floscularia Species



: Floscularia sp (http://lib.uin-malang.ac.id).



Branchionus plicatilis



Tubuh panjang; corona mengecil; ovary sepasang; jantan berkembang biak; hanya ada satu genus dengan dua sepesies laut, hidup komensal pada Nebila , kelas Crustacea. Bentuk badannya bulat atau silindris. Pada bagian badan terdapat 3 buah tonjolan kecil yaitu sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Di ujung posterior terdapat sebuah kaki yang langsing. Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sinsitidal, dengan jumlah nuklei yang selalu tetap (http://duniakurika.blogspot.com). Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum



: Rotifera



Kelas



: Eurotatoria



Ordo



: Ploima



Famili



: Brachionidae



Genus



: Brachionus



Spesies



: Brachionusplicatilis (http://yusranbaim.blogspot.com).



Peran Rotifera bagi budidaya perikanan Rotifera memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan tawar. Di satu pihak memakan serpihan-serpihan organic dan ganggang bersel satu, dilain pihak rotifera merupakan makan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing dan crustacea. Branchionus merupakan rotifera yang benyak dibudidayakan sebagai makanan alami untuk larva ikan dan udang. Karena berukuran kecil sekitar 3000 mikron, dan berkembang



biak secara cepat,membuatnya cocok untuk makanan larva ikan mas yang baru habis kuning telurnya (http://artikel-tugas-sekolah.blogspot.com). Rotifera memegang peranan penting dalam rantai makanan pada ekosistem perairan air tawar. Di satu pihak memakan serpihan-serpihan organik dan ganggang bersel satu, di lain pihak rotifera merupakan makanan bagi hewan yang lebih besar seperti cacing dan crustacean. Brachionus merupakan rotifera yang banyak dibudidayakan sebagai makanan alami untuk lurva ikan dan udang. Karena berukuran kecil seperti 300 µ, dan berkembang biak dengan cepat, hingga cocok untuk makanan burayak ikan mas yang baru habis kuning telurnya. Di daerah tropis, Brachionus mulai bertelur pada umur 28 jam, dan setelah 24 jam telur menetas. Selama hidupnya yang 11 hari, seekor brachionus menghasilkan 20 butir telur. Pada habitat yamg tercemar bahan organic dan berlumut, biasanya banyak di jumpai Bdelloidea seperti Philodina dan Rotatoria (http://gezzagusthanzah.blogspot.com). Rotifera merupakan salah satu hewan mikroskopis yang sangat berperan dalam bidang Kelautan sebagai : 1. Sebagai pakan alami bagi pemeliharaan ikan. 2.



Sebagai



campuran



dari



bahan



baku



pakan



ikan.



Seperti:



ragi



roti



(indrodiwarungkopi.wordpress.com). Untuk mengatasi tingginya kematian ikan pada stadia larva perlu disediakan makan tambahan yang sesuai bagi larva ikan (Haris, 1993). Menurut Mujiman, 1998 agar benih ikan yang dipelihara dapat tumbuh sehat dan bertahan hidup hingga dewasa harus diberi pakan alamain. Salah satu jenis pakan alami yang banyak digunakan dalam usaha budidaya ikan adalah Rotifera terutama dari jenis Branchionus plicatilis (Dahril, 1996).



DAFTAR PUSTAKA



Dahri, T. 1996. Biologi Rotifera dan Pemanfaatannya. Pekan Baru: Penerbit UNRI Press. Haris, E. 1983. Beberapa Usaha Dalam Peningkatan Produksi Benih. Jakarta: Direktorat Jendral Perikanan Departemen Pertanian.



http://akutresno.wordpress.com/2012/02/25/rotifera/. Diakses tanggal 31 Oktober 2012. http://artikel-tugas-sekolah.blogspot.com/2012/09/rotifera.html. Diakses tanggal 31 Oktober 2012.



http://duniakurika.blogspot.com/2012/07/rotifera.html. Diakses tanggal 31Oktober 2012. http://gezzagusthanzah.blogspot.com/2009/04/rotifera-rotifera-atau-rotatoria.html. Diakses tanggal 31 Oktober 2012.



http://kartaj09.student.ipb.ac.id/2010/09/28/filum-rotifera/. Diakses tanggal 31 Oktober 2012.



http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_iv/07620034-sutaji.ps. Diakses tanggal 31 Oktober 2012. http://pande-artana.blogspot.com/2012/01/rotifera-brachionus-plicatilis-dan.html. Diakses tanggal 31 Oktober 2012.



http://versesofuniverse.blogspot.com/2012/01/hewan-hewan-asli-daratanantartika.html. Diakses tanggal 31 Oktober 2012.



http://yusranbaim.blogspot.com/2011/04/rotifera.html. Diakses tanggal 31 Oktober 2012.



http://zipcodezoo.com/Animals/C/Chromogaster_ovalis/. Diakses tanggal 31 Oktober 2012.



Mujiman, A. 1998. Makanan Ikan. Jakarta: Penerbit PT. Penebar Swadaya. 3. Anatomi dan morfologi Rotifera Pembahasan Bentuk tubuh



Rotifera Bentuk badannya bulat atau silindris. Pada bagian badan terdapat 3 buah tonjolan kecil yaitu sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Di ujung posterior terdapat sebuah kaki yang langsing. Tubuh tertutup



epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sinsitidal, dengan jumlah nuklei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan kutikula, tipis sampai tebal, tergantung jenisnya, bahkan ada yang mengeras seperti cangkang disebut lorica. Lorica adakalanya dihiasi galur-galur, duri yang pendek, atau panjang dan dapat digerakkan, misalnya pada Filinia. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan selsel ameboid bercabang-cabang yang tersusun seperti jala sinsitial 1.



Kelas Seisonacea



Tubuh panjang, corona mengecil, mempunyai sepasang ovari. Jantan berkembang biak. Hanya ada satu genus Seison, dengan dua spesies laut, hidup komensal pada Nebalia, filum Crustacea 2.



Kelas Bdelloidea



Tubuh silindris dan retraktil. Corona seperti dua roda yang berputar. Mempunyai sepasang ovari. Mempunyai kaki dengan dua sampai empat jari atau tidak ada. Jantan tidak dikenal reproduksi secara partenogenesis, berenang atau merayap. Contoh : Philodina, Embata, dan Rotaria 3.



Kelas Monogononta



Hanya mempunyai sebuah ovari, jantan biasanya ada dan mengalami degenerasi (http://duniakurika.blogspot.com). Tubuh rotifera dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian anterior yang pendek, badan yang besar dan kaki. Dibagian anterior terdapat corona dan mastax yang merupakan



ciri



khas



filum



Rotifera.



Corona terdiri atas daerah sekitar mulut yang bercilia, dan cilia ini melebar di seputar tepi anterior hingga seperti bentuk mahkota. Gerakan cilia pada trochal disk..Mastax terletakantara mulut dan pharynx. Mastax ialah pharynx yang beretot yang berotot, bulat atau lonjong dan bagian dalamnya terdapat trophy, semacam



rahang berkhitin. Trophi terdiri atas 7 buah gigi yang saling berhubungan.Mastax berfungsi untuk menangkap dan menggiling makanan, bentuknya beraneka asesuai dengan



tipe



Bentuk



badan



kebiasaan bulat



atau



makan



selindris.



Pada



rotifera. bagian



badan(trunk) terdapat tiga buah tonjolan kecil yaitu sebuah atau sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Pada unjung antena biasanya terdapat terdapat bulu-bulu



sebagian



alat



indera.



Sebuah kaki yang langsing terletak di ujung posterior. Kultikula pada kaki acapkali berkerut-kerut sehingga tampak seperti beruas-ruas, yang dapat memendek dan dimasukkan ke dalam badan. Pada ujung kaki biasanya terdapat satu sampai empat buah jari, di dalam kaki terdapat kelenjar kaki (pedal gland) yang menghasilkan bahan perekat untuk menempel pada subtrat. Selain empat buah jari, jenis Bdelloidea mempunyai sepanjang taji



(spur).



Pada



jenis



yang



seperti Cotheca dan Floscularia, kelenjar



sessile kaki



menghasilkan bahan pembentuk selubung seperti vas bunga. Kakipada jenis plankton adakalanya mengecil, lenyap



atau



di



bagian



ventral



(http://artikel-tugas-



sekolah.blogspot.com). Dinding tubuh



Bentuk badannya bulat atau silindris. Pada bagian badan terdapat 3 buah tonjolan kecil yaitu sepasang antena dorsal dan 2 buah antena lateral. Di ujung posterior terdapat sebuah kaki yang langsing. Tubuh tertutup epidermis yang merupakan lapisan tipis dan sinsitidal, dengan jumlah nuklei yang selalu tetap. Epidermis menghasilkan kutikula, tipis sampai tebal, tergantung jenisnya, bahkan ada yang mengeras seperti cangkang disebut lorica. Lorica adakalanya dihiasi galur-galur, duri yang pendek, atau panjang dan dapat digerakkan, misalnya pada Filinia. Antara dinding tubuh dan organ



dalam terdapat pseudocoelom yang berisi cairan dan selsel ameboid bercabang-cabang yang tersusun seperti jala sinsitial (http://artikel-tugas-sekolah.blogspot.com). Pergerakan



Rotifer ada yang bersifat sesil dan berenang bebas. Rotifera bergerak menggunakan flagel atau silia yang terdapat pada permukaan tubuhnya untuk verpindah tempat.



Ekskresi



Brachionus sp. Umumnya bersifat omnivora dan suka memakan jasad-jasad renik yang mempunyai ukuran tubuh kecil dari



dirinya,



seperti



:



alga,



ragi,



bakteri



dan



protozoa. Brachionus plicatilis bersifat penyaring tidak selektif (non selective filter-feeder). Pakan diambil secara terus



menerus



sambil



berenang



(Isnansetyo



&



Kurniastuty, 1995). Makanan utama dari rotifera adalah phytoplankton dan plankton lainnya, detritus dan bahanbahan organik terutama yang mengendap di dasar perairan. Brachionus plicatilis juga pemakan segala dan partikel-partikel yang berukuran sesuai dengan besar alat penghisapnya (http://pande-artana.blogspot.com). Terdiri dari massa protonephridia nyala lampu yang bermuara kantung



umum (kandung kemih). Kandung kemih



menyebabkan saluran sperma pada pria dan bagian terminal



dari



rahim



pada



wanita



(http://rosabiologialba.blogspot.com). Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium dengan 2-8 flame bul. Kedua protonephrida tersebut bersatu pada kantung kemih (bladder), yang bermuara pada bagian ventral kloaka. Isi bladder dikosongkan melalui anus dengan jalan kontraksi, dengan kecepatan satu sampai empat kali per menit. Pembuangan yang demikian



cepat



protonephrida



membuktikan



adalah



sebagai



bahwa



fungsi



osmoregulator,



osmoregulator yaitu membuang kelebihan air didalam tubuh. Dalam beberapa menit dikeluarkan sejumlah cairan yang setara dengan berat tubuh rotifera tersebut



(http://artikel-tugas-sekolah.blogspot.com). Reproduksi



Semua rotifera dioecious. Reproduksi selalu seksual. Individu jantan selalu lebih kecil daripada betina, biasnya mengalami degenerasi yaitu tidak mempunyai alat pencernaan,



hanya



memiliki



alat



reproduksi



saja.



Partogenesis merupakan peristiwa yang umum terjadi. Perkawinan



pada



rootifera



biasanya



dengan



jalan”hypodermic impregnation”, dimana sperma masuk melalui dinding tubuh. Tiap nukleus pada ovari menjadi sebuah telur. Kebanyakan spesies mempunyai ovari dengan sepulu sampai dua puluh nuklei, maka telur yang dihasilkan selama hidupnya tidak lebih dari jumlah tersebut.



Rotifera jantan siap melakukan perkawinan satu jam setelah menetas, kemudian akan mati. Bila tidak menemukan rotifera betina maka rotifera jantan akan mati pada umur 2-7 hari, tergantung pada jenisnya. Pada Bdelloidea, dimana tidak pernah ada jantannya reproduksi selalu dengan cara partenogenesis, yaitu betina menghasilkan telur



yang



menetas



menjadi



betina.



Pada kelas Monogononta, yang dalam keadaan tertentu ada jantannya, terdapat tiga macam telur. Tipe pertama adalah



telur



amictic,



hasil



dari



partenogenesis,



bercangkang tipis, diploid, tidak dapat dibuahi dan menetas menjadi betina amictic. Tipe kedua ialah telur mictic, bercangkang tipis, tetapi haploid, bila tidak dibuahi secara partenogenik akan menetas menjadi jantan yang haploid. Bila telur mictic dibuahi oleh sperma dari jantan yang haploid tersebut maka akan menjadi telur dorman., bercangkang tebal dank eras, resisten terhadap kekeringan dan lingkungan yang buruk, dan memerlukan istirahat beberapa bulan sebelum menetas. Dalam lingkungan yang baik, telur dorman menetas



menjadi betina amictic dan diploid (http://artikel-tugassekolah.blogspot.com).