Final - Case Ich Ivh Ardhi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS



INTRACEREBRAL HEMORAGIC DAN INTRAVENTRIKULAR HEMORAGIC (ICH & IVH)



Pembimbing: dr. Haryo Teguh, Sp.S., Msi. Med Disusun oleh: Arifinnanda Auliya Ardhi 03014020



KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH KOTA TEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI PERIODE 25 MARET -27 APRIL 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang serta nikmat-Nya, sehingga penulis sebagai dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “ICH & IVH”. Laporan Kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas dan pembelajaran dalam menempuh kepaniteraan klinik ilmu penyakit saraf di Rumah Sakit Umum Kardinah Kota Tegal. Penyusunan laporan kasus ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Haryo Teguh, Sp.S, Msi. Med sebagai pembimbing dalam penyusunan laporan kasus ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf atas kekurangannya. Kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



Tegal, 9 April 2019 Penulis



i



HALAMAN PENGESAHAN REFERAT



Judul: ICH & IVH



Diajukan untuk memenuhi salah satu persayaratan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Umum Kardinah Kota Tegal - Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Periode 25 Maret – 27 April 2019



Telah diterima dan disetujui oleh dr. Haryo Teguh, Sp.S, Msi. Med selaku pembimbing Ilmu Penyakit Saraf di Rumah Sakit Umum Kardinah Kota Tegal.



Tegal, 9 April 2019 Pembimbing



dr. Haryo Teguh, Sp.S, Msi. Med



ii



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR..................................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................ii DAFTAR ISI................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1 BAB II LAPORAN KASUS...................................................................................................2 2.1 Identitas Pasien



2



2.2 Anamnesis 2 2.3 Pemeriksaan Fisik 4 2.4 Status Neurologis 7 2.5 Pemeriksaan Penunjang 12 2.6 Resume



19



2.7 Diagnosis 19 2.8 Penatalaksanaan 20 2.9 Status Follow Up 21 2.10 Prognosis27 BAB III ANALISIS KASUS.................................................................................................28 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................39



iii



BAB I PENDAHULUAN



Stroke merupakan salah satu penyakit kegawatdaruratanh neurologi yang bersifat akut dan salah satu penyebab kecacatan dan kematian tertinggi di beberapa negara di dunia. Pada tahun 2013, terdapat sekitar 25,7 juta kasus stroke dengan hampir separuh kasus (10,3 juta kasus) merupakan stroke pertama. Sebanyak 6,5 juta pasien mengalami kematian dan 11,3 juta pasien mengalami kecacatan. Kecacatan dapat berupa defisit neurologi yang berdampak pada gangguanm emosional danm sosial, tidak hanyak bagi pasien namun juga bagi keluarganya. Hal ini diperberat dengan tingginya serangan stroke berulang, jika faktor risiko stroke tidak teratasi dengan baik. Perdarahan intra serebral (ICH) adalah disfungsi neurologi fokal akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan, bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. Perdarahan intra serebral merupakan 33% dari semua jenis stroke, tetapi persentase kematian lebih tinggi disebabkan oleh stroke. Sekitar 60% terjadi di putamen dan kapsula interna, dan masing-masing 10% pada substansia alba, batang otak, serebelum dan talamus. Pada kasus perdarahan intra serebral (ICH), tekanan intra kranial dapat meningkat. Hal ini disebabkan karena terjadi penambahan volume relatif jaringan otak. Pada orang dewasa, volume intra kranial normalnya sekitar 1500 ml, dimana 85-90% merupakan jaringan otak, 10% volume darah intravaskular serebral, dan sisanya 70o



>70o



Kernig Brudzinsky I



>135o (-)



>135o (-)



Brudzinsky II



(-)



(-)



Brudzinsky III



(-)



(-)



Brudzinsky IV



(-)



(-)



e. Nervus Kranialis



:



N.I ( Olfaktorius )



Tes Menghidu



Tidak ada kelainan



N. II ( Optikus ) Tajam penglihata (visus bedside)



Normal



Normal



Lapang penglihatan



Sulit Dilakukan



Sulit Dilakukan



Melihat warna (Buta Warna)



Tidak Dilakukan



Tidak Dilakukan



Ukuran



Isokor, D 3-4mm



Isokor, D 3-4mm



8



Fundus Okuli (Funduskopi)



Tidak dilakukan



Tajam Penglihatan (Visus Bedside)



ODS: 6/60



N.III, IV, VI ( Okulomotorik, Trochlearis, Abduscen ) Nistagmus



horizontalis



horizontalis



Pergerakan bola mata



Baik ke segala arah



Baik ke segala arah



Kedudukan bola mata



Ortoforia



Ortoforia



Reflek Cahaya Langsung & Tidak Langsung



+



+



Diplopia



-



-



Ptosis



-



-



N.V (Trigeminus) Membuka mulut



+



+



Menggerakan Rahang



+



+



Oftalmikus



+



+



Maxillaris



+



+



Mandibularis



+



+



N. VII ( Fasialis ) Perasa lidah ( 2/3 anterior )



Tidak Dilakukan



Motorik Oksipitofrontalis



Baik



Baik



Motorik orbikularis okuli



Baik



Baik



Motorik orbikularis oris



Baik



Baik



N.VIII ( Vestibulokoklearis ) Tes pendengaran - Rinne, Swabach, Weber -



Gesekan Jari



Tes Keseimbangan



Tidak dilakukan Baik Tidak dilakukan



9



N. IX,X ( Vagus ) Perasaan Lidah ( 1/3 belakang )



Tidak Dilakukan



Refleks Menelan



Baik



Refleks Muntah



Tidak dilakukan



Arkus faring dan uvula



Baik ditengah



N.XI (Assesorius) Mengangkat bahu



1/4



Menoleh



5/5



N.XII ( Hipoglosus ) Pergerakan Lidah



Baik



Disatria



Tidak ada



Deviasi Lidah



Tidak ada



Atrofi Lidah



Tidak ada



f. Sistem Motorik Tubuh



:



Ekstremitas Atas



Kanan



Kiri



Atrofi Otot



Eutrofik



Eutrofik



Tonus Otot



Normotonus



Normotonus



Gerak involunter



(-)



(-)



Kekuatan Otot



1111



5555



Ekstremitas Bawah



Kanan



Kiri



Atrofi Otot



Eutrofik



Eutrofik



Tonus Otot



Normotonus



Normotonus



Gerak involunter



(-)



(-)



Kekuatan Otot



1111



5555



10



g. Refleks



:



Refleks Fisiologis



Kanan



Kiri



Bisep



+



+



Trisep



+



+



Patela



+



+



Achiles



+



+



Refleks Patologis



Kanan



Kiri



Babinski Chaddok



-



-



Oppenheim Gordon



-



-



Klonus



-



-



Hoffman Tromer



-



-



h. Gerakan Involunter



:



Indikator



Kanan



Kiri



Tremor



-



-



Chorea



-



-



Athetosis



-



-



Distonia



-



-



i. Tes Sensorik



: hemihipestesi dextra



j. Fungsi Autonom



:



Miksi



: Lancar, pasien menggunakan kateter



Defekasi



: Terakhir buang air besar tidak diketahui



Sekresi Keringat



: Dalam Batas Normal



11



k. Keseimbangan & Koordinasi : Hasil Percobaan telunjuk-hidung Percobaan jari-jari



Baik Baik



Percobaan tumit-lutut



Tidak dilakukan



Disgrafia



Tidak dilakukan



Tes romberg



Tidak dilakukan



Tes melangkah di tempat



Tidak dilakukan



2.5 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Darah tanggal 27 Maret 2019 di RSUD Brebes Pemeriksaan



Hasil



Satuan



Nilai Rujukan



DAAH LENGKAP Hemoglobin



11.6



g/dL



11.0-14.0



Hematokrit



33.3



%



37.0-43.0



Leukosit



12.88



ribu/uL



4.50-12.50



Eritsosit



3.87



Juta/uL



4.00-5.50



Trombosit



128



ribu/uL



150-400



MCV



86.0



fL



78-95



MCH



30.0



Pg



27.0-31.0



MCHC



34.8



g/dL



32.0-37.0



HITUNG JENIS Neutrofil



92.8



%



50-70



Limfosit



3,6



%



25-50



Monosit



3,5



%



1-6



Eosinofil



0,0



%



1-4



Basofil



0,1



%



0-1



12



LED 1 Jam



40,1



Mm/jam



6 secara nyata berhubungan dengan hidrosefalus akut, sedangkan nilai 12 pada saat datang. Diketahui bahwa nilai Graeb >6 secara nyata berhubungan dengan hidrosefalus akut, yang tidak terdapat pada pasien ini, sehingga berdasarkan jawaban



konsul



dari



bedah



saraf



tidak



dilakukannya



tindakan



vp/ventrikuloperitoneal shunt pada pasien ini bisa diakibatkan karena tidak adanya hal tersebut. Penatalaksanaan Penanganan emergency •



Kontrol tekanan darah Rekomendasi dari American Heart Organization/ American Strouke Association guideline 2015 merekomendasikan terapi tekanan darah bila > 180 mmHg. Tujuan yang ingin dicapai adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg, dimaksudkan agar tidak terjadi kekurangan perfusi bagi jaringan otak. Pendapat ini masih kontroversial karena mempertahankan tekanan darah yang tinggi dapat juga mencetuskan kembali perdarahan. Nilai pencapaian CPP 60 mmHg dapat dijadikan acuan untuk mencukupi perfusi otak yang cukup.



33







Terapi anti koagulan Dalam 24 jam pertama stroke hemoragic ditegakkan dapat diberikan antikoagulan. Pemberian yang dianjurkan adalah fres frozen plasma diikuti oleh vitamin K oral. Perhatikan waktu pemberian antikoagulan agar jangan melebihi 24 jam. Dimasudkan untuk menghindari tejadinya komplikasi.



Penanganan peningkatan TIK: •



Elevasi kepala 300C Dimaksudkan untuk melakukan drainage dari vena-vena besar di leher seperti vena jugularis







Trombolitik Dimaksudkan untuk mencegah terjadinya clotting yang dapat menyumbat aliran LCS di sistem ventrikel sehingga menimbulkan hidrosefalus. Trombolitik yang digunakan sebagai obat pilihan untuk stroke hemoragic adalah golongan rt-PA ( recombinant tissue plasminogen activator ). Obat golongan ini bekerja dengan mengubah plaminogen menjadi plasmin, plasmin akan melisis fibrin clot atau bekuan yang ada menjadi fibrin degradation product. Contoh obat yang beredar adalah alteplase yang diberikan bolus bersama infus.







Pemasangan EVD ( Eksternal Ventrikular Drainage) Teknik yang digunakan untuk memantau TIK ataupun untuk melakukan drainase pada LCS dan darah yang ada di ventrikel. Indikasi dilakukannya teknik ini bila didapatkan adanya obstruksi akut hidrosefalus. Dapat diketahui dengan melakukan penilaian graeb score. Setelah pemasangan EVD dilakukan dilakukan tindakan pemantauan. Dilakukan tindakan imaging kepala secara berkala serta pengukuran tekanan intrakranial. Bila didapatkan adanya pertambahan volume dari perdarahan serta adanya peningkatan tekanan intrakranial, maka dilakukan tindakan pemasangan VP shunt.



34



Rekomendasi AHA Guideline 2015: o



Pasien dengan nilai GCS