Fisdas Indeks Bias [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM KIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI FIKES UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN ALAUDDIN MAKASSAR



LAPORAN LENGKAP FISIKA DASAR PERCOBAAN INDEKS BIAS



OLEH: KELOMPOK



: III (TIGA)



GELOMBANG



: 1 (SATU)



ASISTEN



: REZKY AYU ANDIRA SAMATA-GOWA 2012



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan disipiln ilmu yang kompleks dan konsepkonsenya banyak diterapkan sebagai dasar berbagai bidang ilmu. Salah satu konsep yang diterapkan dalam bidang ilmu lain adalah indeks bias. Definisi dari indeks adalah perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengan kecepatan cahaya di dalam zat tersebut pada suhu tertentu. Indeks bias diperoleh dengan membagi kelajuan gelombang datang dalam medium pertama dengan kelajuan gelombang bias dalam medium kedua. Indeks bias ditentukan dengan refraktometer. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk menetapkan nilai indeks bias. Refraktometer merupakan alat yang tepat dan cepat untuk menetapkan nilai indeks bias dan merupakan suatu metode yang sederhana dan hanya digunakan sampel yang relatif sedikit. Dalam dunia farmasi, indeks bias sangat dibutuhkan penerapannya. Karena dengan indeks bias dapat diketahui kadar dan konsentrasi obat atau bahan obat sebelum dipasarkan. Atas dasar itulah mengapa percobaan indeks bias ini dilakukan. Dengan memahami konsep indeks bias diharapkan mahasiswa jurusan farmasi dapat mengaplikasikannya di dunia farmasi.



B. Maksud & Tujuan Percobaan 1. Maksud Percobaan Mengetahui dan menentuka persen glukosa dan indeks bias aqua®, teh gelas, dan teh kotak dengan menggunakan alat refraktometer. 2. Tujuan Percobaan a. Menentukan persen glukosa pada aqua®, teh gelas, dan teh kotak. b. Menentukan indeks bias pada aqua®, teh gelas, dan teh kotak.



C. Prinsip Percobaan Penentuan indeks bias dan % kadar glukosa yang terdapat dalam larutan glukosa (teh kotak dan teh gelas) serta air mineral (aqua®) menggunakan refraktometer dengan cara meneteskan larutan (sampel) pada kaca prisma refraktometer kemudian tutup alat untuk memulai pengukuran. Tekan tombol “method 2” untuk mengukur % kadar glukosa, dan “method 4” untuk mengukur indeks biasnya, tekan enter lalu measure, dan tunggu sampai terdengar bunyi dari alat sebagai tanda pengukuran telah selesai. Catat hasil yang tertera pada monitor refraktometer.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Teori Umum Laju cahaya (c) sebagaimana biasanya diukur bervariasi antara satu medium dengan medium lainnya. Cahaya (diperlukan secara makroskopik) bergerak paling cepat dalam keadaan vakum, di mana lajunya adalah c = 2,998 x 108 m/s. Lajunya di udara adalah c/1,0003. Didalam air, lajunya adalah c/1,33, dan di dalam kaca biasa adalah sekitar c/1,5. Meskipun demikian pada tingkat mikroskopik cahaya tersusun atas foton-foton, dan foton hanya ada dengan laju c. Perlambatan dalam medium muncul karena (penyerapan atau absorpsi) dan hamburan saat cahaya bergerak dari atom ke atom (Frederick dan Eugene. Fisika Universitas Kesepuluh: 245) Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya adalam hampa udara terhadap kecepatan cahaya dalam zat tersebut, atau perbandingan sudut sinus datang terhadap sinus sudut bias. Harga indeks bias berubah-ubah tergantung pada panjang gelombang cahaya dan suhu (Apakah Indeks Bias Itu. www.scribd.com/29535809/) Indeks bias nDt adalah indeks bias terhadap udara yang diukur pada suhu t 0c, menggunakan sinar natrium. Jika tidak dinyatakan lain, gunakan refraktrometer abbe. Indeks bias diukur dalam batas suhu ± 0,2 0c dari suhu yang dinyatakan pada masing-masing monografi atau jika suhu tidak



dinyatakan, indeks bias diukur pada suhu 200c + 0,2 0c (Apakah Indeks Bias Itu. www.scribd.com/29535809/) Indeks bias (n) absolut dari suatu medium didefinisikan sebagai: n= atau n= untuk dua medium sembarang, indeks bias relative medium 1 terhadap medium 2, adalah: indeks relatif:



dimana n1 dan n2 indeks-indeks bias absolut kedua medium (Frederick dan Eugono, Fisika Universitas: 167) Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n



) dan



nilainya untuk berbagai materi diberikan pada tabel 23-1. Sebagaimana akan kita lihat selanjutnya, n sedikit bervariasi terhadap panjang gelombang cahaya, kecuali di hampa udara, sehingga suatu panjang gelombang tertentu ditentukan, yaitu untuk cahaya kuning dengan panjang gelombang



= 589 nm (Giancoli. Fisika Dasar Edisi Kelima: 127).



Tabel 23-1 Indeks bias Medium



n = c/v



Udara Hampa



1,0000



Udara pada STP



1,0003



Air



1,333



Alkohol Etil



1,36



Kaca Kuarsa lebur



1,46



Kaca korona



1,52



Api cahaya



1,58



Waite/pleksiglass



1,51



Garam dapur (Nacl)



1,53



Berlian



2,42 Λ = 589



Contoh 23-7: Laju cahaya pada berlian. Hitung laju cahaya pada berlian. Penyelelesaian : Dari table 23-1, n = 2,42 untuk berlian, sehingga laju perambatan cahaya di dalamnya adalah: v= =



= 0,413c



atau v=



= 1,24 x 108 m/s



Bahwa cahaya merambat lebih lambat pada suatu zat dibandingkan dengan di udara hampa dapat digelaskan pada tingkat atomik sebagai serapan dan pemancaran kembali cahaya oleh atom-atom dan molekul pada bahan tersebut (Giancoli. Fisika Dasar Edisi Kelima: 127).



Indeks refraksi larutan gula tergantung jumlah zat-zat yang terlarut dan densitas suatu zat cair, meskipun demikian dapat digunakan untuk mengukur kandungan gula. Cara ini valid untuk pengukuran gula murni karena adanya zat selain gula mempengaruhi refraksi dapat digunakan untuk memperkirakan penentuan kandungan zat kering larutan terutama sukrosa (Refraktometer.www.chemistry.org) Refraktrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur bias satu larutan dan juga kadar. 1) Refraktrometer Abbe 2) Refraktrometer Tangan (Hand Refraktrometer) a. Refraktrometer Salt 0-28% 0-10% b. Refraktrometer Brik 0-32% Refraktrometer Abbe 1) Dapat digunakan untuk mengukur bermacam-macam indeks bias suatu larutan 2) Dapat juga digunakan untuk mengukur kadar tetapi kita harus membuat kurva standar. Refraktrometer Abbe merupakan alat untuk determinasi secara cepat konsentrasi, kemurnian, kualitas-kualitas dispers dari sampel cair, padat, dan plastik. Syaratnya: hanya bahan yang jernih, transparan dan opaque dapat diukur pada sinar yang ditransmisikan dan direfleksikan (Refraktrometer.www.ankesog.blogspot.com)



Contoh sampel: -



Larutan: Alkohol, Eter



-



Minyak: Wax



-



Makanan: Sari buah, Sirup, gula, dll.



-



Resin: Bahan Sintetik



-



Kaca: Optik



Prinsip pengukuran dengan sinar yang ditransmisikan sinar kasa / sumber sinar prisma sampel teleskop. Hand Refraktrometer 1) Indeks bias sudah dikonversikan hingga dapat langsung dibaca kadarnya. 2) Hanya untuk mengukur kadar zat tertentu saja dan terbatasi jika kadar tidak terbaca misalnya: terlalu pekat maka harus diencerkan. Hasil akhir dikalikan dengan pengenceran. Macam-macam Hand refraktrometer: 1) Hand Refraktrometer brik untuk gula 0-32% 2) Hand refraktrometer salt untuk NaCl 0-28% Penggunaan Refraktrometer Larutan yang diukur indeks bias / kadar diteteskan pada prisma refrak langsung dibaca hasilnya. Catatan: pada waktu meneteskan, jangan sampai ada gelembung udara . Pemeliharaan refraktrometer 1) Refraktrometer Abbe



a. Setelah dipakai: prisma dibersihkan sampai kering. b. Perlu ditera / kalibrasi dengan: -



Larutan bromonophtalehe yang sudah diketahui indeks biasnya.



-



Prisma.



2) Hand refraktrometer a. Setelah dipakai, bagian prisma dibersihkan sampai kering. b. Perlu ditera dengan aqudes, sampai batas putih yang menunjukkan skala 0. c. Sebaiknya sebelum dipakai ditera dulu. Dapat dipakai: kapas / kertas tissue untuk membersihkan prisma. (Refraktrometer.www.ankesog.blogspot.com)



B. Uraian Bahan a.



Teh Kotak % AKG Lemak total



0 gr



0%



Protein



0 gr



0%



Karbohidrat total



17 gr



6%



Gula



17 gr



-



Natrium



10 mg



0%



Energi total



70 kkal



Komposisi b.



% DV



Air, gula, teh melati



Teh Gelas % AKG* Lemak total



0 gr



0%



Protein



0 gr



0%



Karbohidrat total



17 gr



6%



Gula



17 gr



-



Natrium



10 gr



0%



Energi total



70 kkal



Komposisi



Air, gula, daun teh, perisa teh, pengawet makanan (Natrium Benzoat, Kalium Sorbat)



1) Aqua® (Dirjen POM. 1979: 96) Nama Resmi



: AQUA DESTILLATA



Nama Lain



: Air Suling



Rumus Molekul



: H2O



Berat Molekul



: 18,02



Rumus Bangun



:H–O-H



Pemerian



: Cairan Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik.



Kegunaan



: Sebagai sampel



2) Glukosa (Dirjen POM. 1979: 268) Nama Resmi



: GLUCOSUM



Nama Lain



: Glukosa



Berat Molekul



: 198,17



Rumus Molekul



: C6H12O6



Rumus Bangun



Pemerian



:



: Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis.



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik.



Kegunaan



: Sebagai sampel penyusun komposisi larutan



3) Natrium Benzoat (Dirjen POM.1979:395) Nama Resmi



: NATRII BENZONAS



Nama Lain



: Natrium Benzoat



Rumus Molekul



: C7H5NaO2



Pemerian



: Butiran atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau hampir tidak berbau.



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik



Kegunaan



: Sebagai sampel penyusun komposisi larutan



4) Kalium Sorbat (http://en.wikipedia.org/wiki/Potassium_sorbate) Nama Kimia



: KALIUM SORBAT



Rumus Molekul



: C6H7KO2



Berat Molekul



: 150,22



Pemerian



: Berbentuk kristal putih atau berbentuk tepung dan berbau khas.



Kelarutan



: Sangat mudah larut dalam air



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik



Kegunaan



: Sebagai sampel penyusun komposisi larutan



5) Natrium (http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium) Nama Resmi



: NATRII



Nama Lain



: Natrium, sodium



Nomor Atom



: 11



Lambang Unsur



:N



Ar Unsur



: 14



Ciri-ciri



: Logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.



Kegunaan



: Sebagai sampel penyusun komposisi larut sampel.



6) Protein (http://id.wikipedia.org/wiki/Protein) Asal kata



: Protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama"



Penyusun



: Polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta



fosfor. Struktur



: Berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (alpha helix, beta-sheet, beta-turn, gamma-turn), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (enzim Rubisco dan insulin).



Sumber



: Daging, Ikan, Telur, Susu, dan produk sejenis Quark, Tumbuhan berbiji, Suku polong-polingan, dan kentang.



Manfaat



: Sumber energi, Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan, Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi, Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel.



7)



Lemak (http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak) Asal Kata



: Bahasa Inggris: fat



Penyusun



: Asam lemak (dalam 100 gram lipid terdapat 95% asam lemak) dan C, H, O, P, dan N



Kelarutan



: Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, CHCl3, benzen, alkohol / aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari sel hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut.



Struktur



: Kaya akan rantai unsur karbon (-CH2-CH2-CH2-)



Fungsi



: Pembawa zat makanan esensial, asam lemak, lemak pelarut vitamin A, D, E, K Sumber energi



tetap, 1 gram menghasilkan energi 9,3 kalori, Penyedap makanan sehingga enak rasanya, Penahan rasa lapar, Pelindung alat-alat tubuh, melindungi tubuh dari kedinginan dan luka 8) Karbohidrat (http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat) Asal kata



: 'Hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula".



Penyusun



: Gugus fungsi karbonil (sebagai aldehidaatau keton) dan banyak gugus hidroksil.



Struktur



: Rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.



Manfaat



: Sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.



C. Prosedur Kerja 1) Siapkan sampel yang akan diperiksa (aqua®, teh kotak dan teh gelas). 2) Buka prisma refraktometer, bersihkan dengan menggunakan tissue atau kapas. 3) Sesudah kering teteska zat yang akan diperiksa. 4) Pada refraktometer, pilih method 2 untuk menentukan kadar glukosa suatu sampel dan method 4 untuk menentukan indeks bias suatu larutan. 5) Baca angka atau nilai yang tertera pada layar. 6) Untuk menentukan kadar gula suatu larutan dan nilai indeks bias larutan



berikutnya,



bersihkan



kembali



prisma



refraktometer



menggunakan tissue. 7) Dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali untuk masing-masing sampel. (Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2011)



BAB III METODE KERJA



A. Alat Dan Bahan 1) Alat a. Cawan porselin digunakan untuk wadah sampel sebelum dituangkan ke tabung. b. Pipet tetes digunakan untuk mengambil dan meneteskan larutan sampel. c. Rak tabung digunakan untuk menyimpan sementara tabung reaksi yang sedang digunakan dalam praktikum. d. Refraktometer sebagai alat untuk mengukur indeks bias dan kadar glukosa sampel. e. Tabung reaksi digunakan untuk menyimpan larutan sampel. 2) Bahan a. Aqua®, teh kotak, teh gelas sebagai sampel yang akan diuji dan diketahui nilai indeks bias dan % kadar glukosanya. b. Tissue digunakan untuk membersihkan prisma refraktometer.



B. Cara Kerja 1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2) Dimasukkan sampel aqua®, teh kotak dan teh gelas ke dalam cawan porselin.



3) Dipindahkan sampel dari cawan porselin ke dalam tabung reaksi kemudian disimpan pada rak tabung reaksi. 4) Dinyalakan refraktometer dengan menekan tombol ON/OFF 5) Dibuka penutup refraktometer, dibersihkan lalu dimasukkan aqua® pada wadah sampel yang ada direfraktometer menggunakan pipet tetes, saat memasukkan sampel, ujung sampel tidak boleh menyentuh kaca pada prisma refraktometer. 6) Dipilih method 2 pada layar, ditekan enter kemudian ditekan tombol meas, method 2 digunakan untuk mengukur % glukosa pada sampel. Ditunggu beberapa saat hingga ada berbunyi suara dari refraktometer sebagai tanda proses measuring selesai. 7) Setelah itu ditekan tombol reset, lalu tombol method kemudian pilih method 4, ditekan enter dan tombol meas untuk proses measuring. Method 4 ini untuk mengukur indeks bias sampel. 8) Jika proses measuring selesai ditekan tombol reset. Kemudian dibersihkan wadah sampel pada refraktometer dengan tissue. 9) Dilakukan langkah 5-8 dengan sampel teh gelas dan teh kotak. Setiap pengukuran % glukosa dan indeks bias sampel diulangi sebanyak 3 kali. 10) Setelah selesai, dimatikan refraktometer.



BAB IV HASIL PENGAMATAN



A. Tabel Pengamatan Indeks bias (nd)



Kadar glukosa (%)



Sampel I



II



III



I



II



III



Aqua®



1,33298 1,33294 1,33297



-0,02



-0,02



-0,01



Teh Kotak



1,34633 1,34633 1,34635



9,03



9,03



9,04



Teh Gelas



1,34708 1,34706 1,34714



9,52



9,52



9,56



B. Perhitungan 1) Indeks Bias Rata-rata a. Aqua® = 1,3329633 b. Teh Kotak = 1,3463367 c. Teh Gelas = 1,3470933 2) % Glukosa Rata-rata a. Aqua® (



) (



) (



)



= -0,0167 %



b. Teh Kotak = 9,03 % c. Teh Gelas = 9,53 %



BAB V PEMBAHASAN



Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut . Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 200c dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Alat yang digunkan untuk mengukur indeks bias adalah refraktrometer. Refraktrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar / konsentrasi bahan tersebut. Misalnya garam, gula, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktrometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktrometer



dapat



membaca



data



dari



suatu



sampel



karena



refraktrometer mempunyai sebuah prisma cahaya yang dapat membiaskan cahaya. Prinsip kerjanya apabila cahaya masuk, pada prisma cahaya hanya dapat melewati bidang batas antara cairan dan prisma dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut bias antara cairan dan atas prisma refraktrometer. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain : 1. Pengaruh Jenis Zat Zat-zat yang struktur kimianya mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur. 2. Pengaruh Temperatur



Kelarutan gas umunya berkurang pada temperature yang lebih tinggi. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperature yang lebih tinggi. 3. Pengaruh Tekanan Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. 4. Ukuran Partikel Makin kecil partikel maka zat terlarut makin cepat larut. 5. Penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut menyebabkan kenaikan kelarutan. Dalam percobaan ini, alat-alat yang digunakan yaitu pipet tetes yang berfungsi untuk mengambil sejumlah larutan untuk diteteskan pada prisma refraktrometer, rak tabung untuk menyimpan tabung reaksi yang berisi sampel, tabung reaksi sebagai wadah sampel, refraktrometer sebagai alat pendeteksi nilai indeks bias maupun persen kadar glukosa yang terkandung dalam suatu larutan. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan yaitu aqua®, teh gelas, teh kotak, dan tissue. Cara kerja dari percobaan ini adalah yang pertama menyiapkan sampel. Kemudian tiga tabung reaksi yang akan digunakan diberi label. Kemudian dimasukkan tiap-tiap sampel pada masing-masing tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes dari cawan porselin, lalu letakkan tabung reaksi yang berisi sampel pada tabung reaksi. Kemudian buka tutup refraktrometer dan teteskan sampel aqua® pada prisma sampai batas garis yang ditentukan pada saat meneteskan sampel lakukanlah secara hati-hati dan jangan sampai mengenai



prisma refraktrometer, karena prisma refraktrometer sangat peka dan mudah tergores. Setelah itu ditekan “method-2” untuk menentukan kadar glukosa dalam sampel, lalu tekan “enter” lalu “meas” tunggu beberapa saat hingga muncul angka dan bunyi pada refraktrometer yang menandakan hasil kadar glukosa telah terbaca. Catat hasil lalu tekan tombol reset lalu tekan “method”. Pilih “method-4” untuk menentukan indeks bias, tekan “enter” lalu “meas”, dan tunggu beberapa saat hingga terdengar bunyi dan muncul angka pada layar lalu catat hasilnya. Kemudian ulangi percobaan untuk sampel teh gelas dan teh kotak, dan untuk tiaptiap sampel. Lakukan percobaan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kemudian catat hasil untuk tiap sampel lalu non-aktifkan alat refraktrometer. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil setelah dirata-ratakan, yaitu untuk aqua® nilai nd sebesar 1,3329633 dan kadar glukosa yaitu -0,0167%, untuk sampel teh gelas didapatkan nd sebesar 1,3470933 dan untuk kadar glukosa yaitu 9,53%, dan untuk sampel teh kotak nd sebesar 1,3463367 dan untuk kadar glukosa yaitu 9,03% Perbedaan indeks bias dari tiap-tiap sampel disebabkan karena kecepatan cahaya pada masing-masing medium atau sampel berbeda-beda, di mana laju cahaya pada keadaan vakum lebih cepat dari pada laju cahaya ketika sudah melewati suatu medium. Perlambatan ini terjadi karena dalam medium terjadi penyerapan atau absorpsi dan hamburan cahaya saat bergerak dari atom ke atom. Hal ini sesuai dengan teori umum yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa indeks bias berbanding terbalik dengan laju cahaya pada suatu medium. Artinya jika laju



cahaya nilainya besar, maka indeks bias masing-masing sampel di mana nilai indeks bias aqua lebih kecil dari pada glukosa. Adapun faktor-faktor kesalahan pada praktikum adalah kurang ketelitian serta kurang kehati-hatian pada saat menesteskan sampel pada prisma refraktrometer, yang menyebabkan cairan tidak sampai, melewati, atau terdapat gelembung.



Selain



itu



kurangnya



keterampilan



dalam



mengoperasikan



refraktrometer, sehingga percobaan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam hubungannya dengan farmasi, indeks bias digunakan untuk mengetahui kadar dan konsentrasi obat sebelum dipanaskan, sehingga apabila konsentrasi atau kadar obat tidak sesuai maka obat dapat digunakan untuk mengetahui apakah obat / produk layak dipasarkan atau tidak.



BAB VI PENUTUP



A. Kesimpulan Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil yaitu indeks bias aqua® adalah 1,3329633 dan kadar glukosa -0,016%, indeks bias teh gelas adalah 1,3470933 dan kadar glukosa 9,53%, dan indeks bias teh kotak sebesar 1,3463367 dan kadar glukosanya 9,03%



B. Saran 1) Laboratorium Agar menyiapkan alat praktikum lebih dari satu agar praktikum lebih efektif. 2) Asisten Pertahankan cara yang santai namun mudah dimengerti.



DAFTAR PUSTAKA



Apakah Indeks Bias Itu. www.scribd.com /29535809/ 28/01/12. Busche, J. Frederick dan Eugene Hecht. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh, Jakarta : Erlangga,



2006.



Dirjen. POM. Farmakope Indonesia Edisi 3. Jakarta : Depkes RI, 1979. Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Kelima Jilid Dua. Jakarta : Erlangga, 1999. Refraktrometer. www.chemistry.org. 28/01/12. Refraktrometer. www.ankesog.blogspot.com./28/01/12 Tim Penyusun Fisika Dasar UNHAS. Fisika Dasar. Makassar : UNHAS, 2010.



Lampiran SKEMA KERJA



AQUA®, TEH GELAS, TEH KOTAK DIPINDAHKAN



CAWAN PORSELIN DIMASUKKAN



TABUNG REAKSI DITETESKAN



REFRAKTOMETER



PILIH METHOD-2 UNTUK %GLUKOSA



PILIH METHOD-4 UNTUK INDEKS BIAS



ULANGI 3 KALI



ULANGI 3 KALI